Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Balqhist Dwi Chindra. A (2020305011)

Maya Rahmadani (2010305006)

DOSEN PENGAMPU :

Umi Nur Holifah, M.Psi

MATA KULIAH :

Kesehatan Mental

PRODI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr. wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas izinnya kami dapat meyusun dan
menyelesaikan tugas makalah psikoterapi yang telah diberikan oleh dosen pengampu kami.
Semoga apa yang kami susun di makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca
dan kami sendiri.
Kami harap apa yang telah teman-teman pahami pada makalah ini dapat teman-teman
bagikan lagi kepada semua orang yang ingin memahami materi ini. Sekali lagi terimakasih
kepada dosen pengampu kami yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyusun
makalah ini. Kami yakin makalah ini masih penuh dengan kesalahan maka dari itu kepada
pembaca semuanya aya memohon maaf kepada Allah kami mohon ampun.

Wassalamuallaikum wr. wb

Palembang, 23 Agustus 2021

Hormat Kami

Kelompok 3
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
I.I Latar Belakang....................................................................................................
I.II Rumusan Masalah..............................................................................................
I.III Tujuan Penelitian..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
II.I Definisi Kepribadian Sehat................................................................................
II.II Teori – Teori Kepribadian Sehat......................................................................
II.III Ciri – Ciri Kepribadian Sehat.........................................................................
II.IV Definisi Konflik Stres.....................................................................................
II.V Bentuk – Bentuk Konflik Stres........................................................................
II.VI Penyebab Terjadinya Konflik Stres................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris “personality” dan kata “persona”
berasal dari bahasa Yunani yang berarti topeng. • Kepribadian adalah kata yang begitu umum
dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya
memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi
kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan
pandangan yang pernah dilontarkan.
Tetapi menurut G.W Allpont pengertian kepribadian adalah “Kepribadian adalah
suatu organisme yang dinamis dalam diri individual sistem psikofisiknya menentukan
karakteristik, tingkah laku serta berpikir seseorang” • Sedangkan A. Moslow berpendapat
bahwa setiap individu mempunai potensi-potensi. Sehingga dapat menampilkan
kemampuankemampuan yang unggul dalam berbagai bidang ( self actualizers).
Kepribadian sehat dan tidak sehat • Kepribadian Sehat Kepribadian sehat merupakan
kemampuan seseorang untuk memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai
keadaan sehat dan baik.

I.II Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kepribadian sehat?


2. Apa saja teori-teori kepribadian sehat?
3. Bagaimana dengan ciri-ciri kepribadian sehat itu?
4. Bagaimana penjelasan mengenai konflik stres?
5. Apa saja bentuk – bentuk konflik stres?
6. Apa saja penyebab terjadinya konflik stres?

I.III Tujuan Pembelajaran

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu
2. Untuk lebih memahami pengertian mengenai Mata Kuliah Kesehatan Mental dan cara
pencegahannya
3. Untuk memberikan wawasan kepada para pembaca mengenai Mata Kuliah ini
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Definisi Kepribadian Sehat

Fokus utama dari psikologi pertumbuhan adalah mempelajari kodrat manusia dari sisi
yang sehat, bukan yang sakit. Tujuannya adalah membuka potensi manusia agar dapat
mengaktualisasi diri dan bakat-bakatnya supaya menjadi pribadi yang utuh dan sehat. Berikut
ini adalah model-model k epribadian sehat menurut beberapa ahli yang dikutip dari buku
Duane Schultz (1991):

 Model Allport : Pribadi yang sehat adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang
tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa lalu. Pribadi ini didorong ke depan oleh
suatu visi dan visi itu mempersatukan kepribadiaannya serta membawanya melewati
tantangan demi tantangan yang terus berubah. Kebahagiaan bukan merupakan tujuan
utama. Kebahagiaan hanyalah merupakan hasil sampingan dari proses mencapai
tujuan. Pribadi ini akan terus berusaha mencari motif-motif dan tujuan baru begitu
tujuan lamanya tercapai. Kriteria kepribadian yang matang adalah: perluasan perasaan
diri, hubungan yang hangat dengan orang lain, keamanan emosional, persepsi yang
realistik, serta memiliki keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas.
 Model Rogers : Menurut Rogers pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu
berfungsi sepenuhnya. Mereka mampu mengalami secara mendalam keseluruhan
emosi, kebahagiaan atau kesedihan, gembira atau putus asa. Ciri-ciri dari pribadi sehat
ini adalah memiliki perasaan yang kuat, dapat memilih bertindak bebas, kreatif dan
spontan. Memiliki keberanian untuk menjadi ”ada” yaitu menjadi diri sendiri tanpa
bersembunyi dibalik topeng atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya.
 Model Fromm: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang
dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Ada empat segi tambahan dari
kepribadian sehat yaitu cinta, pikiran, kebahagiaan, dan suara hati yang produktif.
Cinta yang produktif adalah cinta yang memperhatikan serta membantu pertumbuhan
dan perkembangan orang lain. Pikiran yang produktif adalah pikiran yang berfokus
pada gejala-gejala dan mempelajarinya secara keseluruhan, bukan hanya dalam
potongan-potongan. Suara hati yang produktif adalah suara hati yang memimpin dan
mengatur dirinya sendiri.
 Model Maslow: Sejak lahir manusia didorong untuk memenuhi kebutuhannya yaitu
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki dan
kebutuhan cinta serta penghargaan. Kebutuhan itu harus dipenuhi sebelum muncul
kebutuhan aktualisasi diri. Dan pribadi yang sehat adalah pribadi yang
mengaktualisasi diri yaitu pribadi yang dapat menggunakan bakat, kualitas, dan
kapasitas dirinya secara penuh. Ada sejumlah sifat orang yang mengaktualisasi diri
antara lain: dapat mengamati realitas secara efisien, menerima orang lain dan diri
sendiri, spontan, sederhana, wajar, membutuhkan privasi dan independensi serta
memiliki perhatian terhadap masalah-masalah di luar diri mereka. Para
pengaktualisai diri memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan dan memikul tugas
tanggungjawab atas pekerjaan itu secara kreatif.
 Model Jung: pribadi yang sehat adalah pribadi yang terindividuasi, yaitu pribadi yang
menjadi dirinya sendiri. Mereka mampu mengungkapkan dirinya secara utuh.. Ciri-
ciri orang serupa itu adalah adanya penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia,
dapat menerima apa yang tidak diketahui dan misterius, serta memiliki kepribadian
universal.
 Model Frankl: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang mengatasi diri, yaitu
memberikan diri sepenuhnya pada suatu tujuan atau seseorang dan terus menerus
mencari bukan diri kita tetapi arti hidup kita. Dalam bukunya ”man’s search for
meaning” Frank menyatakan bahwa dorongan fundamental yang ada dalam diri
manusia adalah kemauan akan arti. Tanpa memperoleh arti dari kehidupan, tidak ada
alasan untuk meneruskan hidup. Sedang arti hidup itu bersifat unik dan khas bagi tiap
individu. Sifat-sifat pribadi yang mengatasi diri antara lain: memiliki orientasi ke
depan, memiliki komitmen terhadap pekerjaan, mampu memberi dan menerima cinta,
bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri dan bertanggung jawab terhadap
pilihan tersebut.
 Model Perls: Pribadi yang sehat adalah pribadi yang berpijak dengan aman pada
momen kehidupan sekarang. Mereka dikatakan sebagai orang ‘disini dan sekarang’.
Mereka bukan tawanan dari trauma masa lalu atau khayalan masa depan. Ciri-ciri
mereka antara lain: Memiliki kesadaran penuh dan penerimaan penuh terhadap siapa
dan apa mereka, dapat mengungkapkan perasaan secara terbuka, bersedia memikul
tanggungjawab atas kehidupannya sendiri, serta tidak dapat diatur dari luar

Berdasarkan model-model kepribadian sehat menurut ahli-ahli dapat disimpulkan


bahwa. pribadi yang sehat adalah pribadi yang tidak pernah berhenti tumbuh. Setiap hari
manusia menjalani pengalaman-pengalaman baru dan akibatnya mereka berubah. Orang yang
memiliki kesempatan cukup besar mencapai kesehatan psikologis adalah orang-orang yang
cukup bebas dan aman dengan dirinya sendiri untuk mengadakan percobaan-percobaan
dengan petunjuk berbeda untuk melihat petunjuk mana yang berlaku dalam kehidupan
mereka. Model manakah yang paling pas dengan anda?

II.II Teori-teori kepribadian sehat

 Teori Eksistensi-Humanistik

Pembahasan kepribadian sehat adalah fungsi dari individu yang sehat secara
psikologis. Adapun karakteristiknya adalah:

a. Mengalami hidup saat ini & masa datang

b. Terbuka terhadap pengalaman baru

c. Mengekspresikan ide dan perasaannya

d. Terlibat dalam aktivitas yang bermakna, memiliki perasaan bermakna serta mengalami
pengalaman puncak

e. Mampu membuat perubahan besar dalam hidupnya, sehingga memiliki cara dalam
menginterpretasikan pengalaman, berjuang menuju tujuan baru, dan bertindak dengan bebas.

f. Saya adalah saya, yaitu memiliki nilai dan cara sendiri untuk membangun peristiwa, dan
memahami konsekuensi atau Resiko sehingga dapat mengantisipasi dan mengendalikan
situasi tersebut.
 Teori Psikodinamik

Teori Psikodinamik mejelaskan individu yang memiliki kepribadian sehat sebagai


individu yang memiliki :

1. ego strength (Freud),

2. creative self (Jung & Adler),

3. mampu melakukan kompensasi bagi perasaan inferiornya (Adler),

4. memiliki hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya dengan lingkungan
sosial

(Erikson).

1. Ego strength (Freud)

Ego dari individu yang berkepribadian sehat memiliki kekuatan mengendalikan dan
mengatur id dan superego-nya, sehingga ekspresi primitif id berkurang dan ekspresi yang
sesuai dengan situasi yang muncul tanpa adanya represi dari ego secara berlebihan.

2. Creative self (Jung & Adler)

Jung & Adler mengungkapkan bahwa individu yang berkepribadian sehat merupakan
self yang memiliki kekuatan untuk mengarahkan perilaku mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Adler berpendapat bahwa manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk
mengontrol kehidupan dirinya, bretanggungjawab mengenai tujuan finalnya, menentukan dan
memperjuangkan tujuan itu.

3. Mampu melakukan kompensasi bagi perasaan inferiornya (Adler).

Adler juga menambahkan bahwa individu haruslah menyadari ketidaksempurnaan


dirinya dan mampu mengembangkan potensi yang ada untuk mengimbangi kekurangannya
tersebut.

4. Memiliki hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya dengan


lingkungan sosial (Erikson).

Setiap keberhasilan dalam tiap tahap psikososial yang diungkap Erikson memberikan
kontribusi pada individu yang sehat kepribadiannya. Misal: bayi akan sangat baik apabila
memiliki kepercayaan dasar, sehingga akan dapat berkegiatan aktif ketika masa sekolah, dan
mampu memahami dirinya ketika remaja.

 Teori Trait

Teori Pensifatan memiliki asumsi bahwa faktor herediter mempengaruhi kepribadian


seseorang. Hal tersebut membuat teori trait menjelaskan kepribadian sehat sebagai bentuk
kompilasi antara sifatsifat yang diturunkan ke individu dengan kemampuan individu
menyesuaikan diri dengan sifat tersebut dan lingkungannya.

Pribadi yang sehat adalah individu yang mampu menemukan potensi positif dalam sifat-
sifat yang dimilikinya serta mengarahkan sifat-sifat yang ada untuk menjadi apa yang
diinginkannya.

Adapun bentuk-bentuk penyesuaian dalam perspektif teori trait, dicontohkan sebagai


mereka yang mampu mencari jenis pekerjaan dan aktivitas sosial yang sesuai dengan sifat-
sifat yang dimilikinya.

 Teori Belajar

Kepribadian sehat diartikan sebagai kemampuan individu untuk berperilaku adaptif, yaitu
perilaku individu yang tepat menurut lingkungan dalam proses belajarnya dan menghasilkan
reinforcement. Teori Sosial-kognitif mengungkapkan inidvidu dengan kepribadian sehat
adalah mereka yang memiliki variabel-variabel:

a. banyak melakukan proses belajar-pengamatan

b. mempelajari kompetensi (keterampilan tertentu)

c. akurat dalam melakukan pengkodean situasi tertentu

d. akurat dalam memiliki ekspetansi dan efikasi diri yang positif

e. dapat mengekspresikan emosi dengan baik

f. memiliki sistem regulasi diri yang efisien


 Teori Eksistensi-Humanistik

Pembahasan kepribadian sehat adalah fungsi dari individu yang sehat secara psikologis.
Adapun karakteristiknya adalah:

a. Mengalami hidup saat ini & masa datang

b. Terbuka terhadap pengalaman baru

c. Mengekspresikan ide dan perasaannya

d. Terlibat dalam aktivitas yang bermakna, memiliki perasaan bermakna serta mengalami
pengalaman puncak

e. Mampu membuat perubahan besar dalam hidupnya, sehingga memiliki cara dalam
menginterpretasikan pengalaman, berjuang menuju tujuan baru, dan bertindak dengan bebas.

f. Saya adalah saya, yaitu memiliki nilai dan cara sendiri untuk membangun peristiwa,
dan memahami konsekuensi atau Resiko sehingga dapat mengantisipasi dan mengendalikan
situasi tersebut.

II.III Ciri-Ciri Kepribadian Sehat

1. Bersikap realistis terhadap diri sendiri

Seseorang dengan kepribadian yang sehat, mau menilai diri sendiri disetiap keadaan.
Dia juga tidak bersikap egois dimana berusaha membela diri untuk terlihat benar dimata
semua orang. Dia akan melihat segala sesuatu dari kacamata yang realistis sehingga
menjadikannya pribadi yang bijak dan dewasa.

2. Menerima keadaan diri sendiri apa adanya

Seseorang dengan kepribadian yang sehat mau menerima keadaan diri sendiri apa
adanya dengan legawa tanpa banyak menuntut. Dirinya akan bersikap sewajarnya tanpa
menjalani jalan hidup yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Sehingga menjadikannya sosok
yang senantiasa menerima diri sendiri dengan rasa ikhlas dan syukur.
3. Bertanggung jawab

Seseorang dengan kepribadian yang sehat akan bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang menjadi tanggung jawabnya. Dirinya akan bersungguh-sungguh dan amanah memegang
segala tanggung jawab yang dilimpahkan padanya serta tidak berusaha untuk lepas tangan
atau lari darinya.

4. Tidak berekasi berlebihan atas kemenangan atau kegagalan sekalipun

Saat dirinya mendapat kesuksesan, ia akan bersikap sewajarnya dan tidak


menyombongkan diri atas apa yang telah ia wujudkan. Pun sebaliknya, kalaupun gagal tak
lantas menjadikannya merasa terpuruk dan depresi. Namun ia cepat bangkit dan optimis
kembali.

5. Tahu apa yang harus dan tidak dilakukan

Tahu bagaimana cara untuk mengarahkan diri sendiri dalam mengambil langkah
terbaik dalam hidupnya, termasuk dalam mengambil keputusan sekalipun. Dirinya tahu apa
yang harus dan tidak untuk dilakukan. Dan dirinya juga tidak akan mencoba untuk melanggar
norma-norma yang ada.

6. Matang dari segi emosional

Mampu mengendalikan diri sendiri disetiap siuasi dan kondisi, meski itu genting
sekalipun. Dan juga dirinya tidak mudah terpancing dalam emosi yang negatif serta mampu
menahan diri di setiap keadaan sehingga menjadikannya memiliki kontrol diri yang baik.

7. Merencanakan masa depan dengan matang

Dirinya adalah perencana yang matang. Punya skala prioritas dan pencapaian yang
ingin diraih dan semua itu sudah terstruktur dengan baik karena telah melalui hasil
pertimbangan yang matang tanpa mudah dipengaruhi atau dihasut oleh orang di sekitarnya
karena dirinya yakin dan percaya akan kemampuannya sendiri.

8. Memiliki rasa simpati dan empati pada sesama

Dirinya juga mau untuk turut serta merasakan emosi yang sedang dialami oleh orang
lain. Tidak berusaha untuk menjadi egois pada diri sendiri sehingga menjadikannya sosok
yang memiliki rasa simpati dan empati karena sikap pedulinya terhadap sesama.
9. Berjiwa sosial

Ciri lain dari mereka yang memiliki kepribadian sehat adalah mau turut serta
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, adanya gerakan hati untuk memberikan yang terbaik
bagi lingkungan dan masyarakat, dan berusaha selalu menjalin komunikasi yang baik pada
siapapun orang yang ditemuinya.

10. Memiliki pegangan hidup yang ia percaya dan yakini

Seseorang dengan kepribadian yang baik dan sehat tentu memiliki pegangan hidup yang
ia percayai dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dirinya menjalani kehidupan dengan
mengacu pada filsafat yang ia percayai tersebut.

11. Bahagia dalam menjalani kehidupannya

Karena punya kendali diri yang baik dan mau menerima diri sendiri tanpa banyak protes
dan menuntut, maka menjadikannya pribadi yang senantiasa menjalani kehidupannya dengan
rasa syukur. Sehingga perasaannya selalu stabil untuk menjadi tenang, damai dan bahagia.

II.IV Definisi Konflik Stres

Konflik yang sering terjadi di sekitar kita merupakan sebuah proses dimana nanti
proses tersebut menentukan bagaimana organisasi tersebut dapat bertahan. Namun sering
terdapat pengertian pengertian yang kurang tepat dalam arti konflik dan stress sehingga
terdapat perbedaan ideologi di tiap individu – individu Stress dapat didefenisikan sebagai
sebuah keadaan yang kita alami ketikaada sebuah ketidaksesuain antara tuntutan yang
diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Stress adalah keseimbangan antara bagaimana
kita memandangtuntutan dan bagaimana kita memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana
kita berpikir bahwa kita dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah kitatidak
merasakan stres, merasakan distress atau eutres. Distres adalah suatu keadaan dimana terlalu
sedikit tuntutan yang merangsang anda yang menyebabkan kebosanan dan frustasi.

1. Definisi Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai
hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau
kepentingan yang berbeda.

Konflik biasanya dilatarbelakangi oleh individu maupun kelompok karena


ketidakcocokan atau perbedaan pendapat dalam hal tujuan yang akan dicapai. Konflik atau
perbedan merupakan suatu hal yang sering terjadi didalam suatu organisasi. Bukan hanya
dalam hal berorganisasi tetapi hal ini juga sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
Dalam proses interaksi antara suatu hal dengan hal lainnya tidak ada jaminan akan selalu
terjadi kesesuaian antara individu atau kelompok pelaksananya.

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.

1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan
kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak
secara berterusan.

2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama,


hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-
masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak
bekerja sama satu sama lain.

3. Menurut Robbin (1996) , keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi


ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.
Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka
konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

4. Muchlas (1999), Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk


minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada
tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang
sangat dekat hubungannya dengan stres.

5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau
lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh
perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang
sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan
adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).

7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain,


kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian
menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat,
dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).

8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku


komunikasi (Folger & Poole: 1984).

2. Definisi Stres

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada
peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu
itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Secara lebih khusus, stres dikaitkan
dengan kendala dan tuntutan: Kendala adalah kekuatan yang mencegah individu dari
melakukan apa yang sangat diinginkan sedangkan tuntutan ialah hilangnya sesuatu yang
sangat diinginkan.

Luthans (2006:441) Stres adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang
menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.
Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga
perbuatan kurang terkontrol secara sehat, stres bukan hanya masalah kecemasan . Kecemasan
terjadi dalam lingkup emosional dan psikologis. Sementara stres terjadi dalam lingkup
emosional, psikologis dan juga fisik.

Stres bukan hanya ketegangan saraf . Ketegangan saraf mungkin dihasilkan oleh stres,
tetapi keduanya tidak sama dan stres tidak selalu buruk. Walaupun bisanya dibahas dalam
konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan
potensi hasil.
II.V Bentuk-Bentuk Konflik Stres

Secara umum, bentuk konflik sosial terdiri dari 6 bentuk, mulai dari konflik pribadi,
antar kelas, politik, rasial, internasional, serta antar suku bangsa. Nah berikut ini penjelasan
lebih lanjut.

1. Konflik Pribadi

Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yang mana sedang mengalami
sebuah masalah pribadi dan saling tidak ingin menyadari kesalahan masing-masing. Masalah
ini lah yang menjadi dasar dari konflik yang terjadi. Tak jarang, konflik pribadi ini terjadi
diantara dua orang yang baru saja berkenalan, meskipun kebanyakan terjadi pada orang-orang
yang sudah lama berkenalan.Dalam konflik pribadi, biasanya masing-masing orang akan
berusaha untuk mengalahkan lawannya.  Contoh nya dalam kehidupan sehari-hari adalah
perselisihan paham, tawuran pelajar, dan lainnya.

2. Konflik Antar Kelas

Konflik yang mana terjadi antar kelompok ataupun individu yang memiliki masalah
dengan individu lainnya yang berada di kelompok (kelas) lainnya. Yang dimaksud kelas
disini dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang ataupun kelompok di dalam lingkungan
masyarakat secara vertikal (kelas atas atau kelas bawah). Contoh yang sering terjadi misalnya
saja ketika buruh mengadakan unjuk rasa kepada pimpinan perusahaan untuk bisa menaikkan
gaji. Yang mana buruh disini dapat diartikan kelas bawah sedangkan pimpinan perusahaan
merupakan kelas atas.

3. Konflik Politik

Konflik sosial yang mana terjadi pada 2 kelompok atau individu yang satu sama
lainnya memiliki perbedaan serta pandangan berbeda mengenai prinsip dari masalah
ketatanegaraan yang akhirnya berdampak pada perselisihan pandangan. Masalah politik
sendiri memang menjadi masalah yang cukup mudah untuk memicu terjadinya
ketidaknyamanan serta ketidaktenangan di dalam lingkungan masyarakat. Konflik politik ini
bisa mengaitkan beberapa golongan-golongan tertentu dalam masyarakat hingga negara.
Contoh konflik politik misalnya terjadi perselisihan antara partai politik dengan partai politik
lainnya saat merumuskan undang-undang.
4. Konflik Rasial

Konflik rasial merupakan konflik yang terjadi diantara kelompok ras yang berbeda
dikarenakan adanya kepentingan serta kebudayaan yang bertabrakan satu sama lainnya.
Konflik rasial ini memang sudah berlangsung bahkan masuk ke dalam sejarah kehidupan
manusia. Konflik ini biasanya terjadi dikarenakan salah satu ras yang merasa lebih unggul
dibandingkan dengan ras lainnya. Salah satu contoh yang cukup populer dari konflik rasial ini
adalah yang terjadi di Afrika Selatan, yaitu Politik Apartheid. Konflik ini terjadi pada ras
kulit putih yang merupakan penguasan dengan ras kulit hitam yang menjadi golongan
mayoritas yang ingin dikuasai.

5. Konflik Internasional

Konflik internasional merupakan konflik yang terjadi dengan melibatkan beberapa


kelompok negara dikarenakan adanya perbedaan kepentingan di dalamnya. Banyak sekali
kasus konflik internasional yang terjadi berawal dari konflik dua negara yang mana
dikarenakan adanya masalah ekonomi dan politik. Lambat laun, konflik yang terjadi diantara
kedua negara ini berkembang dan menjadi konflik internasional. Hal ini dikarenakan masing-
masing negara mencari kawan (sekutu) yang memiliki visi serta tujuan yang sama mengenai
masalah yang sedang terjadi. Sehingga hal ini lah yang menyebabkan konflik ini menjadi
konflik internasional. Contoh dari konflik internasional misalnya saja pada Negara Indonesia
dan Malaysia yang memperebutkan perbatasn wilayah diantara kedua negara.

6. Konflik Antar Suku Bangsa

Konflik yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan di dalam kehidupan masyarakat,


antara suku bangsa yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan yang dimaksud adalah mulai
dari abhasa daerah, adat istiadat, kesenian daerah, seni bangunan rumah, serta tata susunan
kekerabatan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan-perbedaan tersebut terjadi, antara lain
adalah:

1. Wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau


2. Latar Belakang dari sejarah yang berbeda
3. Ketidaksamaan kondisi geografis
4. Lingkungan hukum adat serta garis kekerabatan yang beda.
Contohnya saja, adat pernikahan suku Jawa dengan Suku Minang yang berbeda satu sama
lainnya. Sehingga ketika dua orang yang berasal dari suku yang berbeda menikah, tentu saja
terkadang terjadi perdebatan mengenai adat yang akan digunakan.

7. Konflik Antar Agama

Bentuk-bentuk konflik sosial antara agama ini merupakan konflik yang terjadi pada
pemeluk agama satu sama lainnya. Seperti yang anda ketahui sendiri, Indonesia memiliki
beberapa agama yang dianut oleh masyarakat. Sehingga tak heran jika konflik ini dapat
terjadi di Indonesia. Perbedaan agama ini nantinya dapat membawa perbedaan ke dalam
kehidupan sehari harinya. Contohnya saja cara berpakaian, cara bersosialisasi, corak
kesenian, penerapan hukum warisan, dan lainnya.

Menurut Lazarus & Folkman (2013) stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:

a. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres
atau disebut juga dengan stressor.

b. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena
adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara
psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta respon psikologis seperti: takut,
cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.

c. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat
mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
II.VI Penyebab Terjadinya Konflik Stres

Penyebab Konflik

Ahli sosiologi di Indonesia, yaitu Soerjono Soekanto menyimpulkan bahwa ada empat
(4) faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Keempat faktor itu adalah perbedaan
antar kebudayaan, perbedaan antar perorangan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial
yang cepat.

 Perbedaan Antar Perorangan (individu)

Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lainnya tidak selalu sependapat mengenai
pandangan tertentu. Tentunya hal ini disebabkan setiap individu mempunyai sifat dan
karakter berbeda-beda, sehingga perbedaan inilah yang menjadi faktor terjadinya konflik di
masyarakat.

 Perbedaan Kebudayaan

Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam. Perbedaan ini dapat mendorong
terjadinya konflik. Hal ini disebabkan perbedaan pola pikir, watak, tabiat, dan tingkah laku
dari masing-masing kebudayaan berbeda. Selain itu, konflik yang diawali dari kebudayaan
umumnya dikarenakan tidak ada rasa saling menghormati satu sama lain.

 Perbedaan Kepentingan

Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup dari sisi politik,
sosial budaya, ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya. Kenapa bisa terjadi? Pasalnya
setiap orang memiliki maksud, tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu hal. Selain itu,
konflik juga dipicu rasa saling tidak mau mengalah satu sama lain. Inilah penyebab terjadinya
konflik di masyarakat.

 Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat

Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya selalu mengalami
pembaharuan dan perubahan. kedinamisan yang terlalu cepat dapat memicu terjadinya
disorganisasi serta ketidaksiapan masyarakat dalam menerimanya. Hal ini akan memantik
konflik sosial dilingkungan masyarakat.
Penyebab Stres

Penyebab stres sangat banyak dan ini biasanya dipicu oleh berbagai hal yang terjadi
dalam hidup seseorang, di antaranya adalah:

1. Berada di bawah banyak tekanan.


2. Perubahan besar.
3. Rasa khawatir terhadap sesuatu.
4. Tidak memiliki banyak atau kendali dari suatu situasi.
5. Tanggung jawab yang dianggap sangat berat.
6. Tidak memiliki pekerjaan, aktivitas, atau perubahan dalam hidup.
7. Dihadapkan dengan ketidakpastian.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pribadi yang sehat adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang tidak dikontrol
oleh trauma dan konflik masa lalu. Dan pribadi yang sehat adalah pribadi yang
mengaktualisasi diri yaitu pribadi yang dapat menggunakan bakat, kualitas, dan kapasitas
dirinya secara penuh. Ego strength (Freud) Ego dari individu yang berkepribadian sehat
memiliki kekuatan mengendalikan dan mengatur id dan superego-nya, sehingga ekspresi
primitif id berkurang dan ekspresi yang sesuai dengan situasi yang muncul tanpa adanya
represi dari ego secara berlebihan. Pribadi yang sehat adalah individu yang mampu
menemukan potensi positif dalam sifat-sifat yang dimilikinya serta mengarahkan sifat-sifat
yang ada untuk menjadi apa yang diinginkannya.

Berjiwa sosial Ciri lain dari mereka yang memiliki kepribadian sehat adalah mau turut
serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial, adanya gerakan hati untuk memberikan yang
terbaik bagi lingkungan dan masyarakat, dan berusaha selalu menjalin komunikasi yang baik
pada siapapun orang yang ditemuinya. Memiliki pegangan hidup yang ia percaya dan yakini
Seseorang dengan kepribadian yang baik dan sehat tentu memiliki pegangan hidup yang ia
percayai dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun sering terdapat pengertian pengertian yang kurang tepat dalam arti konflik dan
stress sehingga terdapat perbedaan ideologi di tiap individu – individu Stress dapat
didefenisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketikaada sebuah ketidaksesuain antara
tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Definisi Stres Stres adalah suatu
kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau
sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
dipandang tidak pasti dan penting.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Ginan, “Ini 11 Ciri Kepribadian yang Sehat, Sudahkah Kamu Memilikinya?,” IDN
Times, Sep. 19, 2018. https://www.idntimes.com/life/inspiration/dewinner93/11-ciri-
kepribadian-sehat-c1c2/11 (accessed Aug. 26, 2021).

“KONFLIK DAN STRESS,.” Accessed: Aug. 26, 2021. [Online]. Available:


http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/KONFLIK-DAN-STRESS.pdf.

“Apakah yang dimaksud Stres itu? - Direktorat P2PTM,” Direktorat P2PTM, 2013.


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/apakah-yang-dimaksud-stres-itu
(accessed Aug. 26, 2021).

M. Kuliah et al., “Konsep Kepribadian Sehat Menurut Teori Psikodinamik, Teori Trait, Teori
Belajar dan Teori Eksistensi-Humanistik,.” Accessed: Aug. 26, 2021. [Online].
Available: https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2018/03/3.-
Konsep-Kepribadian-Sehat-Menurut-Psikoanalisa-dll.pdf.

N. K. Suryani and G. A. D. Maha Yoga, “KONFLIK DAN STRES KERJA DALAM


ORGANISASI,” WIDYA MANAJEMEN, vol. 1, no. 1, pp. 99–113, Nov. 2018, doi:
10.32795/widyamanajemen.v1i1.209.

Anda mungkin juga menyukai