Anda di halaman 1dari 2

Materi Ke-2

Objek Kajian Psikoterapi Islam

Oleh:

Maulani, M.Ag

Pada pertemuan pertama sudah dijelaskan bahwa psikoterapi Islam adalah


penyembuhan atau perawatan diri, jiwa, dan hati melalui ajaran-ajaran agama Islam. Untuk
membatasi serta memfokuskan kajian psikoterapi Islam perlu kiranya membahas tentang
objek kajian psikoterapi Islam. Adapun objek dari kajian psikoterapi Islam adalah mental,
spiritual, dan moral.1

Mental ialah bagian dari diri manusia yang berhubungan dengan akal dan pikiran,2
yang dimaksud dengan akal adalah daya pikir untuk memahami sesuatu,3 sedangkan pikiran
adalah cara untuk menyelesaikan sesuatu.4 Optimalisasi akal dan pikiran akan menghasilkan
intelektualitas. Intelektual adalah kecerdesan, berpikir jernih berdasarkan ilmu pegetahuan. 5
Berbekal kecerdasan dan kejernihan berpikir akan mengantarkan seseorang kepada
kemampuan untuk mengaktualkan bentuk-bentuk potensial yang dianugerahi oleh Allah
terhadap alam semesta,6 sebagaimana firman Tuhan; kemana pun engkau menghadap, disitu
wajah Tuhan.7

Objek kedua dalam kajian psikoterapi Islam ialah spiritual. Spiritual merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan jiwa, ruh, agama, keimanan, dan hal-hal yang bersifat
transendental.8 Aktifnya potensi spiritualitas atau tingginya keimanan akan memperindah cara
seseorang dalam mengekspresikan sikap keberagamaan, sehingga yang dipertontonkan
bukanlah sekumpulan ibadah yang sudah dilakukan, melainkan akhlak mulia yang
merupakan hasil pendidikan dari pengajaran Allah. Alhasil, orang-orang yang mampu
mengaktifkan dimensi spiritualnya akan menghasilkan ketajaman intuisi dalam hidupnya.

1
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Koseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Al Manar, 2008), h. 237.
2
Chaplin, terj. Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Jakarta: Grafindo Persada, 1995), h. 296.
3
Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Apollo Lestari, tt), h. 17.
4
https://kbbi.web.id/akal
5
https://kbbi.web.id/intelektual
6
Muhammad Nursamad Kamba, Kids Zaman Now Menemukan Kembali Islam, (Tanggerang: Iman,
2018), h. 23-24.
7
Q.S. Al-Baqarah: 115
8
Chaplin, terj. Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Jakarta: Grafindo Persada, 1995), h. 480.
Objek kajian terakhir dalam psikoterapi Islam ialah moral atau akhlak. Allah
berfirman; sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah SAW budi pekerti yang luhur, 9
dalam ayat lain Allah juga berfirman; sesungguhnya kamu memiliki budi pekerti yang
luhur.10 Berdasarkan kedua firman Tuhan tersebut tatacara untuk memiliki akhlak atau moral
yang baik adalah dengan cara meneladani akhlaknya Rasulullah SAW. Moral merupakan
ekspresi dari kondisi mental dan spiritual, dalam istilah lain dapat dikatakan bahwa moral
muncul secara spontan dan otomatis serta tidak dapat direkayasa. Moral yang baik akan
menciptakan kepribadian yang baik, begitu pun sebaliknya moral yang buruk akan
berdampak buruk terhadap dirinya dan orang lain. Dalam ajaran Islam perilaku buruk
merupakan perbuatan tercela, oleh karenanya Allah mengutus nabi Muhammad SAW untuk
memberikan solusi dari penyakit atau perbuatan-perbuatan tercela tersebut.11

9
Q.S. Al-Ahzab: 21.
10
Q.S. Al-Qalam: 4.
11
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Koseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Al Manar, 2008), h.
250.

Anda mungkin juga menyukai