DOSEN PEMBIMBING:
Ns.NURFADHILAH,S.KEP
OLEH :
WAHYUNI SYARIFUDDIN(P.18.014)
KATA PENGANTAR
i
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat-Nya dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatanMakalah ini yang berjudul “Gangguan Konsep Diri” oleh Saudari
Wahyuni Syarifuddin
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pembuatan makalah ini dan dapat memanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Semoga segala bantuannya dibalas oleh Allah SWT dengan sesuatu yang lebih
baik. Penulis menyadari akan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang ada pada
penulis, sehingga tidak menutup kemungkinan terhadap kekurangan, kelemahan
bahkan mungkin kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Sekian dan terima kasih atas kami
ucapannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................. 1
C. TUJUAN ......................................................................................... 2
D. MANFAAT ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN......................................................4
A. KESIMPULAN ........................................................................... 21
B. SARAN .........................................................................................21
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks
dari perasaan, sikap dan persepsi bawa sadar maupun sadar. Konsep diri
memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan
orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja
adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi
konsep diri. Jika seseorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman
dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan
aka sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan
konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan
aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagi organisme yang memiliki
dorongan untuk0berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaan dirinya.Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian
membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan
individu bahwa ia tidak memiliki kemampuan yang ia miliki. Padahal segala
keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi gangguan konsep diri?
2. Apa saja penyebab gangguan konsep diri?
3. Apa saja jenis gangguan konsep diri?
4. Bagaimana tanda dan gejala konsep diri?
5. Bagaimana mekanisme koping gaangguan konsep diri?
2
C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengerti definisi gangguan konsep diri
2. Agar mahasiswa mengerti penyebab gangguan konsep diri
3. Agar mahasiswa mengerti jenis gangguan konsep diri
4. Agar mahasiswa mengerti tanda dan gejala konsep diri
5. Agar mahasiswa mengerti mekanisme koping gaangguan konsep diri
D. MANFAAT
Kita sebagai mahasiswa harus mengetahui asuhan keperawatan pasien
dengan gangguan konsep diri dalam mengembangkan ilmu yang sudah kita
dapat. Agar pembaca mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan
gangguan konsep diri ilmu dengan benar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1) Definisi
2) Penyebab
a) Faktor predisposisi
4
2) Psikologi.Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang
tidak realistis. Stressor yang lain adalah konflik, tekanan, krisis dan
kegagalan
b) Kurang penghargaan.
5
a) Transisi peran yang sering terjadi pada proses
perkembangan, perubahan situasi dan keadaan sehat – sakit.
b) Faktor presipitasi
6
a) Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Pertumbuhan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma – norma budaya, nilai – nilai, serta
tekanan untuk menyesuaikan diri.
3) Jenis
a. Persepsi diri.
Persepsi seseorang tentang realitas dipilih dan didasarkan pada
pengalaman konsisten dengan pandangan seseorang saat ini terhadap
diri. Cara seseorang berperilaku adalah hasil dari bagaimana seseorang
mempersepsikan situasi. Bukan peristiwa itu sendiri yang memunculkan
respons tertentu melainkan pengalaman subjektif individu terhadap
peristiwa itu. Persepsi diri sulit untuk berubah namun ada cara untuk
mengubah persepsi, termasuk memodifikasi proses kognitif,
mengkonsumsi obat-obatan, mengalami gangguan sensorik, dan
menciptakan perubahan biokimia dalam tubuh (Stuart,2016:214).
b. Citra tubuh
Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar seseorang
terhadap tubuh sendiri. Hal ini termasuk persepsi sekarang dan masa
lalu serta perasaan tentang ukuran, fungsi, bentuk/penampilan, dan
potensi. Citra tubuh terus berubah saat persepsi dan pengalaman baru
terjadi dalam kehidupan. Eksistensi tubuh menjadi penting dalam
mengembangkan citra tubuh seseorang. Pakaia menjadi identitas tubuh,
seperti halnya barang milik seseorang (Stuart,2016:214).
c. Ideal diri
Merupakan persepsi seseorang mengenai bagaimana berperilaku
berdasarkan standar pribadi tertentu. Standar ini mungkin
menggambarkan tipe seseorang yang diinginkan atau aspirasi, tujuan,
atau nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri menimbulkan harapan diri
7
berdasarkan norma-norma masyarakat, yang dicobanya untuk
menyesuaikan diri (Stuart,2016:214-215).
d. Harga diri
Merupakan penilaian harga diri pribadi seseorang, berdasarkan
seberapa baik perilakunya cocok dengan ideal diri. Seberapa sering
seseorang mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi perasaan
kompeten (harga diri tinggi) atau rendah diri (harga diri rendah). Harga
diri tinggi adalah perasaan penerimaan diri, tanpa syarat, meskipun
salah, kalah dan gagal, sebagai pembawaan yang berharga dan penting.
Harga diri yang tinggi telah dikaitkan dengan ansietas yang rendah,
fungsi kelompok yang efektif, penerimaan, dan toleransi dari yang lain
(Stuart,2016:215-216).
d. Rasa bersalah
8
5) Akibat
2. Keputusasaan
3. Menarik diri
9
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
(misalnya ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok,
gerakan, atau geng ).
7) Penatalaksanaan
2) Menanamkan gagasan
10
3) Mendorong aspirasi
b. Penatalaksanaan Medis
11
B. ASKEP GANGGUAN KONSEP DIRI
A. PENGKAJIAN
1. Citra tubuh.
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang,
serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang
baru. Yang perlu dikembangkan dalam citra tubuh pasien sebagai berikut :
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Bentuk tubuh
d. Tanda-tanda pertumbuhan sekunder
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu. Yang perlu dikembangkan dalam ideal diri pasien sebagai berikut :
a. cita cita pasien
b. harapan pasien
c. identifikasi pada orang tua
d. Aspirasi pasien
e. Nilai-nilai yang ingin dicapai
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Yang
perlu dikembangkan dalam harga diri pasien sebagai berikut :
a. percaya diri
b. penghargaan dari orang lain
4. Peran
Penampilan peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok
sosial. Yang perlu dikembangkan dalam peran sebagai berikut :
a. Minat dan bakat
b. Aktualisasi diri
5. Identitas
12
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsisten dan
keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa
remaja. Yang perlu dikembangkan dalam identitas diri :
a. Nama pasien
b. Usia pasien
c. Agama pasien
d. Jenis kelamin pasien
e. Status pasien
B. DIAGNOSA
C. RENCANA INTERVENSI
13
Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan harga diri yang realistis
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
1. Peningkatan koping
2. Konseling
3. Bantuan emosi
14
Memberikan penenangan, penerimaan dan dorongan selama
periode stress
4. Peningkatan peran
Rasional :
15
5. Pasien dapat didukung dengan strstegi yang sudah
disiapkan seperti saat perawatan dirumah sakit, sebelum
pasien diizinkan pulang tanpa dukungan yang cukup untuk
keefektifan koping. Misalnya ; pelayanan kesehatan dapat
dilakukan oleh orang orang yang perduli dengannya seperti
perawat yang ada dirumah, komunitas, dan konseling
spiritual.
Aktifitas Kolaboratif:
16
Definisi :Kehilangan harapan dapat terjadi seiring dengan sakit yang di
derita. Itu dapat terjadi dua kali dengan kejadian yang lebih parah yang
dapat mengakibatkan keadaan yang permanen atau menjadikan
penyebab stress yang lebih akut, sehingga pasien tidak dapat membuat
keputusan dalam dirinya.
Tujuan Khusus :Dapat berperilaku yang sesuai dengan ideal diri yang
ia harapkanakan harapan yang tidak realistis
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
Rasional :
17
2. Kehilangan harapan pasien memungkinkan tidak
mempunyai energi atau ketertarikan untuk menjalankan
aktifitas
Definisi : Pola perilaku dan ekspresi diri yang tidak sesuai dengan konteks
lingkungan, norma, dan harapan.
Kriteria evaluasi :
18
4. Melaporkan strategi perubahan peran
Intervensi :
1. Peningkatan koping
2. Penumbuhan harapan
3. Peningkatan peran
Rasiolnal :
19
D. IMPLEMENTASI
- Mengevaluasi diri.
- Perencanaan realitas.
E. EVALUASI
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang
tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari
pengalaman seseorang terhadap dirinya. Terdapat beberapa penyebab
gangguan konsep diri yang dibagi atas jenis-jenisnya. Gangguan konsep diri
dibagi menjadi persepsi diri, citra tubuh, harga diri, penampilan peran, dan
identitas diri
B. SARAN
Kita harus mengerti, tahu dan memahami mengenai gangguan konsep
diri. Aga tindakan serta penanganan terhadap masalah ini dapat tercapai
sesuai dengan keinginan
21
DAFTAR PUSTAKA
Gulanict, M and Myers, J.L., 2011. Nursing Care Plans : Diagnoses, Interventions
and Outcomes. 7th edition. Mosby Elseiver.
NANDA, Intervensi NIC, & Kriteria Hasil NOC .2011. Edisi 9 Edisi Revisi.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
22