Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROPOSAL TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

DIRUANGAN PERAWATAN ANAK (TUMBUH KEMBANG)


RSIA. SITTI KHADIZAH KOTA GORONTALO

KELOMPOK B (KECIL) 1

MIS HARIYATI
HENDRA RADJULANI
SITI NUR AIN R. KUNDJI

MENGETAHUI :

PRESEPTOR Ns. Fitrian Rajak, S.Kep. TTD :


KLINIK

PRESEPTOR Ns. Andi Akifa Sudirman., M.Kep. TTD :


AKADEMIK

1. TANGGAL :………………
TANGGAL 2. TEPAT WAKTU
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT

SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB II DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik Sasaran
B. Prinsip Bermain Menurut Teori
C. Karakteristik Bermain Menurut Teori
BAB III PELAKSANAAN BERMAIN
A. Deskripsi Permainan
B. Tujuan Bermain
C. Keterampilan Yang Diperlukan
D. Jenis Permainan
E. Alat Bermain
F. Proses Bermain
G. Waktu Pelaksanaan
H. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai
I. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
J. Pengorganisasian
K. Sistem Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan
anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,
aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai
perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,
dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di
rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah
anak usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak
pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang
bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar
menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar
dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat
perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau
pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif
sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya
kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi
kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan
kreativitas anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang
selama berada di instalasi keperawatan anak di bangsal anak RSIA Sitti
Khadijah, dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh
kembang anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau
ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
a. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan
anak
b. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
c. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
d. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
C. Sasaran
Anak-anak yang berada di instalasi keperawatan anak RSIA Sitti
Khadijah usia toddler. Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak
usia toddler (1-3 tahun) yang sedang menjalani perawatan di bangsal anak
dengan kesadaran compos mentis, dan keadaan umum baik.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang kelas III
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang pensil warna
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
B. Prinsip Bermain Menurut Teori
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamananan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orang tua.

C. Karakteristik Bermain Menurut Teori


1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
                                             : Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja
menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan
keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan
bahasa meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal
anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak
lain.

b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :


Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang
tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan
merasa malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
1) Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil
benda kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan
secara sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
2) Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan
anak melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil,
melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh,
memberi kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
1) Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret
dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut
namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
2) Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari
anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah,
melatih anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau
ditinggalkan ibunya sementara waktu.

Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak


bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,
anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih
mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin
tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-pasang,
bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan
anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan
menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas
terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri,
sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat
melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat berkomunikasi
dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena kemampuan
berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat diberikan
adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk
benda macam-macam.
BAB III
PELAKSANAAN BERMAIN
A. Deskripsi Permainan
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah
satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan
rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam
menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong,
2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau
pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif
sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya
kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi
kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada
anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
B. Tujuan Bermain
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, diharapkan
kreativitas anak-anak berkembang baik anak merasa tenang dan senang
selama berada di instalasi keperawatan anak di bangsal anak RSIA Sitti
Khadijah, dapat bersosialisasi dengan teman sebaya sesuai tumbuh
kembang anak dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau
ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
a. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di instalasi keperawatan
anak
b. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
c. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
d. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat
C. Keterampilan Yang Diperlukan
1. Skill
2. Afektif
D. Jenis Permainan
Mewarnai, menempel gambar, bermain ular tangga, dan melipat kertas
origami. Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menempel dan
menyusun merupakan bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul
dari apa yang dilakukan anak, apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat
misalnya mewarnai gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel
gambar. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya
bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata (Hurlock, 1998).
Pada permainan ini anak akan di ajak bermain untuk menempel gambar yang
akhirnya akan seperti frame pemandangan atau benda.
Sedangkan menurut klasifikasi bermain merupakan permainan
keterampilan(skill play). Permainan ini akan menimbulkan keterampilan anak,
khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil akan
memegang benda-benda kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat
lain dan anak akan terampil dalam menyocokan gambar sesuai dengan
imajinasinya. Jadi keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan
kegiatan permainan yang dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan
mewarnai gambar.
E. Alat Bermain
1. Pensil warna
2. Kertas bergambar
3. Lembar penilaian
F. Proses Bermain
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan   Menjawab salam
mengucapkan salam.  
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi   Memperhatikan
bermain  
4. Kontrak waktu anak dan orang tua Memperhatikan
2. 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan   Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada
anak  
2. Memberikan kesempatan kepada Bertanya
anak untuk bertanya jika belum
jelas  
3. Membagikan kertas bergambar dan Antusias saat
crayon menerima peralatan
4. Fasilitator mendampingi anak dan   Memulai untuk
memberikan motivasi kepada anak mewarnai gambar
5. Menanyakan kepada anak apakah   Menjawab
telah selesai mewarnai gambar pertanyaan
6. Memberitahu anak bahwa waktu   Mendengarkan
yang diberikan telah selesai  
7. Memberikan pujian terhadap anak Memperhatikan
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
3. 10 menit Evaluasi :
1.  Memotivasi anak untuk   Menceritakan
menyebutkan apa yang diwarnai
2.   Mengumumkan nama anak yang   Gembira
dapat mewarnai dengan contoh
3.   Membagikan reward kepada   Gembira
seluruh peserta
4. 5 menit Terminasi:
1.  Memberikan motivasi dan pujian   Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah   Gembira
mengikuti program terapi bermain  
2.  Mengucapkan terima kasih kepada Mendengarkan
anak dan orang tua
3.  Mengucapkan salam penutup   Menjawab salam

G. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan bermain mewarnai gambar berkisar 40 menit
H. Hal-Hal Yang Perlu Diwaspadai
a. Menghindari penggunaan alat-alat tajam
b. Alat bermain
c. Tempat bermain
I. Antisipasi Meminimalkan Hambatan
a. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di
jadwalkan)
b. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
J. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep
2. Pembimbing Klinik : Ns. Fitrian Rajak, S.Kep
3. Leader : Mis Hariyati
4. Fasilitator : Siti Nur Ain R. Kundji
5. Observer          : Hendra Radjulani
6. Anak               : Anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Anggrek
K. Sistem Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang kelas III.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak  terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi
tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain
untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Pada permainan ini anak akan di ajak
bermain untuk menempel gambar yang akhirnya akan seperti frame
pemandangan atau benda.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada
: http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB


sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :


Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan rigami


Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak
Usia Pra Sekolah Di Rsud Dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga.
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada

Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai