Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan
social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan
mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2008).
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik
fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat
kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah
berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain( Soetjiningsih, 2004). (artikel
yang telah melakukan TAB ini), referensi terlalu jauh, ganti
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah
satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan selama perawatan, sebelum dan sesudah tindakan operatif .
Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak,
terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan
keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.
( kenapa milih terapi menjahit blm tergambar)
(Kenapa memilih ini fenomena terapi bermain ini alenia 1)
(apa manfaat kebutuhan terapi bermain untuk anak sekolah alenia 2)
(alasan kenapa membuat TAB Ini sebutkan sesuai judul alenia3 )
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengurangi atau menghilangkan rasa takut anak terhadap rumah sakit
sebagai dampak hospitalisasi pada anak dan mengembangkan kreatifitas
pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan kesenangan kepada anak yang sedang sakit
b. Dapat merangsang rasa kreatif anak
c. Dapat mengekspresikan perasaan anak
d. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya
e. Agar anak dapat lebih efektif untuk beradaptasi terhadap stress karena
sakit dan lingkungan baru
3. Sasaran
Sasaran dari program terapi aktivitas bermain “Menjahit berpola dengan
kertas karton untuk anak usia prasekolah” adalah anak pra sekolah (yang
berusia 3 tahun sampai dengan 5 tahun) di sekitar lingkungan mahasiswa
yang secara pengobatan tidak ada pengaruh saat melakukan kegiatan terapi
bermain anak.
BAB II
KONSEP TEORI
Anak usia prasekolah atau awal masa kanak-kanak adalah anak yang
berusia antara 3-6 tahun. Usia prasekolah dikatakan sebagai masa bermain,
karena setiap waktu diisi dengan bermain. Mainan merupakan alat yang
sangat penting dari aktivitas bermain (Amida,2012).
Anak prasekolah merupakan anak yang berusia 3-6 tahun yang memiliki
kemampuan berinteraksi dengan social dan lingkungannya sebagai tahap
menuju perkembangan selanjutnya. Anak prasekolah adalah anak yang
berusia 3-6 tahun yang pada masa ini anak memiliki kemapuan
mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain dan sebagai dasar menuju
tahap perkembangan selanjutnya, yaitu tahap sekolah (Astarani, 2017).
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak, baik fisik,
emosi mental, intelektual, kreativitas maupun sosial (Soetjiningsih, 2014).
Terapi merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip belajar
terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap menyimpang
dengan tujuan melakukan perubahan. Terapi bermain adalah usaha
mengubah tingkah laku yang bermasalah dengan menempatkan anak
dalam situasi bermain (Adriana, 2011).
2. Fungsi Bermain
Fungsi bermain menurut Adriana (2011) berfungsi untuk merangsang
perkembangan sensorimotor, perkembangan intelektual, sosialisasi,
kreativitas, kesadaran diri, nilai moral dan manfaat terapeutik.
a. Perkembangan sensorimotor:
Aktivitas sensorimotor adalah komponen utama bermain pada semua
usia. Permainan aktif penting untuk perkembangan otot dan
bermanfaat untuk melepaskan kelebihan energi. Melalui stimulasi
taktil, auditorius, visual dan kinestetik, bayi memperoleh kesan. Todler
dan prasekolah sangat menyukai gerakan tubuh dan mengeksplorasi
segala sesuatu di ruangan.
b. Perkembangan intelektual
Melalui eksplorasi dan manipulasi, anak-anak belajar mengenal warna,
bentuk, ukuran, tesktur dan fungsi objek-objek. Ketersediaan materi
permainan dan kualitas keterlibatan orang tua adalah dua variabel
terpenting yang terkait dengan perkembangan kognitif selama masa
bayi dan prasekolah.
c. Sosialisasi
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui bermain, anak belajar membentuk hubungan
sosial dan menyelesaikan masalah, belajar pola perilaku dan sikap
yang diterima masyarakat.
d. Kreativitas
Anak-anak bereksperimen dan mencoba ide mereka dalam bermain.
Kreativitas terutama merupakan hasil aktivitas tunggal, meskipun
berpikir kreatif sering kali ditingkatkan dalam kelompok. Anak merasa
puas ketika menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
e. Kesadaran diri
Melaui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuan
diri dan membandingkannya dengan orang lain. Kemudian menguji
kemampuannya dengan mencoba berbagai peran serta mempelajari
dampak dari perilaku mereka terhadap orang lain.
f. Nilai moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama
dari lingkungan. Melalui aktivitas bermain anak memperoleh
kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat
diterima di lingkungannya. Anak juga akan belajar nilai moral dan
etika, belajar membedakan sesuatu dan bertanggung jawab.
g. Manfaat terapeutik
Bermain bersifat terapeutik pada berbagai usia. Bermain memberikan
sarana untuk melepaskan diri dari ketegangann dan stress yang
dihadapi di lingkungan. Dalam bermain, anak dapat mengekspresikan
emosi dan melepaskan impuls yang tidak dapat diterima dalam cara
yang dapat diterima masyarakat. Melalui bermain anak-anak mampu
mengkomunikasikan kebutuhan, rasa takut, kecemasan dan keinginan
mereka kepada pengamat yang tidak dapat mereka ekspresikan.
3. Kategori Bermain
Menurut Saputro dan Intan (2017), terapi bermain dikategorikan menjadi 2
yaitu:
a. Bermain Aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukaan anak,
apakah dalam bentuk kesenangan bemain alat misalnya mewarnai
gambar, melipat kertas origami dan menempel gambar. Bermain aktif
juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya bermain dokter -
dokteran dan bermain dengan menebak kata.
b. Bermain Pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati
temannya bermain atau menonton televisi dan membaca buku. Bermain
tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir sama
dengan bermain aktif.
4. Macam-Macam Permainan
Ada dua sifat bermain pada anak yaitu sifat aktif dan pasif. Bermain aktif
jika anak berperan secara aktif dalam permainannya memberikan
rangsangan dan melaksanakannya. Bermain pasif anak akan memberi
respon pasif terhadap permainan dan orang atau lingkungan yang
memberikan respon secara aktif (Hidayat , 2005). Bermain aktif antara lain
:
a. Bermain dengan mengamati atau menyelidiki (Exploratory) dimana
perhatian pertama anak tertuju pada alat bermain memeriksa alat
tersebut, memperhatikan, mengocok ngocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang membongkar.
b. Bermain Konstruktif (construction play)
c. Bermain drama bermain peran sesuai dengan tokoh idola, main boneka
bonekaan, mainan dokter-dokteran, bermain masak- masakan dengan
teman. Sedangkan bermain pasif melihat gambar di buku atau majalah,
mendengarkan cerita atau musik, menonton telivisi dan lain-lain.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bermain
Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak
dalam bermain yaitu:
a. Tahap perkembangan anak
Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya
permainan merupakan salah satu alat stimulasi untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Status kesehatan anak
Untuk dapat melakukan suatu permainan diperlukan energi, namun
bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
c. Jenis kelamin anak
Semua jenis alat permainan dapat digunakan oleh anak lakilaki
maupun anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi,
kreativitas, dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan dapat
dijadikan salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri
(laki-laki atau perempuan).
d. Lingkungan yang mendukung
Lingkungan yang mendukung dapat menstimulasi imajinasi anak dan
kreativitas anak dalam bermain.
e. Alat dan jenis permainan
Alat dan jenis permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak agar apa yang didapat anak dari kegiatan bermain tersebut dapat
diaplikasikan ke dalam dirinya.
6. Manfaat Dari Program Bermain Pada Anak Usia Pra Sekolah
a. Mengembangkan kreativitas anak
Manfaat bermain bagi anak balita yaitu mengasah otak kanannya, yang
dapat meningkatkan kreativitas, untuk mencoba hal-hal baru. Melalui
permainan, kemampuan berimajinasi anak akan terus berkembang.
Ketika anak dapat melakukan hal-hal yang baru dengan sendirinya,
berarti kreativitasnya mulai berkembang.
b. Mengenal diri sendiri
Sejak dini anakpun harus dilatih untuk mengenal dirinya sendiri yang
salah satunya bisa dilakukan melalui bermain. Dari permainan yang ia
lakukan, anak akan mengenal permainan apa yang ia sukai dan tidak
sukai. Dari situ ia akan mulai tahu apa saja hal-hal yang disukai dan
tidak disukai.
c. Meningkatkan rasa percaya diri
Jagan melarang anak untuk bermain selama permainan yang dilakukan
tidak berbahaya. Bermain dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri
pada diri anak, karena mereka memutuskan sendiri apa yang akan
dilakukan.
d. Melatih bersosialisasi
Bermain juga penting dilakukan untuk melatih bersosialisasi anak
sejak dini. Selama ini kebanyakan orang tua mendidik anaknya agar
menjadi anak yang berprestasi akademik. Hal tersebut memang bukan
hal yang salah, namun ketika anaknya hanya dituntut belajar sepanjang
waktunya, kemampuan bersosialisasi anak dengan banyak orang dan
lingkungan akan berkurang. Bermain sangat penting dilakukan, untuk
itu berilah waktu anak untuk bermain dan biarkan anak bermain
dengan teman sebayanya. Pentingnya bermain yaitu agar ia dapat
bersosialisasi dengan teman dan lingkungan.
e. Mengajarkan berbagi
Ketika anak bermain bersama, biarkan anak membagikan mainannya
dengan teman bermainnya, sehingga akan mengurangi sikap egois
dalam diri anak, dan menanamkan sikap berbagi sejak kecil. Bermain
merupakan salah satu cara penanaman nilai moral sejak dini. Anak
yang suka menyendiri, cenderung memiliki sikap individualis dan
egois dibandingkan anak yang suka bermain bersama teman-temannya.
Akrena dengan bermain bersama, mereka akan saling berbagi dan
menghargai.
f. Melatih beradaptasi dan berkomunikasi
Ketika bermain, khususnya ketika ia bermain diluar rumah, maka ia
akan mengenal lingkungan dan berusaha bergaul dengan anak-anak
lain. Ini dapat menjadi ajang untuk melatih anak beradaotasi dan
berkomunikasi dengan teman-temannya. Melalui permainan, mereka
akan saling bertanya dan mengobrol yang dapat melatihnya
kemampuan berbicara.
G. Melatih sensori Motik halus
A. Pengertian
Suatu kegiatan yang menyenangkan untuk anak usia pra sekolah dengan
menggunakan koordinasi mata dan tangan terutama melatih motorik halus
anak.
B. Tujuan
1. Melatih anak untuk bersabar dan memecahkan masalah
2. Melatih koordinasi mata dan ketrampilan tangan
3. Anak mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan konsentrasi
4. Anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan dengan teman sesamanya
5. Menurunkan perasaan hospitalisasi.
6. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat
7. Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan.
8. Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus
C. Karakteristik sasaran
1. Anak Sakit usia pra sekolah ( 5-6 th)
2. Keadaan umum mulai membaik
3. Klien dapat duduk
4. Tidak bertentangan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
D. Waktu dan tempat pelaksanaan
1. Tempat : Ruang Cempaka
2. Hari/ Tanggal : Kamis, 07 Oktober 2021
3. Waktu : 09.00-09.25 WIB
E. Setting tempat
Ket :
= Anak
= Perawat
= Meja
F. Jenis aktivitas
Menjahit dengan menggunakan pola baju dari kertas karton dan pita.
G. Metode
Metode yang digunakan antara lain: urutan yg dilakukan
1. Perkenalan antara pendemonstrasi dengan anak-anak yang akan melakukan TAB
2. Menjelaskan tujuan dilakukan Tab ini
3. Memperagakan langkah-langkah menjahit menggunakan kertas karton yang sudah
berpola dengan pita
4. Anak memperhatikan langkah-langkah yang di demonstrasikan oleh perawat
5. Anak-anak melakukan menjahit menggunakan kertas karton yang sudah berpola
dengan pita
6. Anak dapat memasukan pita kelubang karton sampai selesai
7. Anak-anak dapat menyelesaikan menjahit selesai 1 pola karton
8. Anak-anak terlihat senang
H. Media
1. Kertas karton yang sudah berpola
2. Pita berwarna
I. Proses Pelaksanaan
Adriana, Dian, 2011. Tumbuh Kembang dan Therapy Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Astrani, K. 2017. Hospitalisasi & Terapi Bermain Pada Anak . Nganjuk : Adjie Media
Nusantara
Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Donna L. Wong. ...... et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan pertama.
Jakarta :
EGC.
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. 2007. Wong’s nursing care of infant and children. (8 th
edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. 2009. Essentials of pediatric nursing. St.Louis: Mosby An
Affilite of Elsevier inc.
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling.
Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.