SEKOLAH DASAR
Kelompok 2
A. Pengertian bermain
Bermain adalah hak setiap anak. Bermain merupakan lahan anak-anak dalam mengekspresikan
segala bentuk tingkah laku yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Pada mulanya, bermain dianggap
sebagai kegiatan yang dipandang sebelah mata. Awalnya kegiatan bermain belum mendapat perhatian
khusus dari. para ahli ilmu jiwa, mengingat masih kurangnya pengetahuan tentang psikologi
perkembangan anak dan kurangnya perhatian terhadap perkembangan anak pada masa lalu (Sugianto
1995:4). Namun, dengan kemajuan teknologi dan dukungan hasil penelitian mutakhir menjadikan
kegiatan bermain menempati urutan wahid pada kegiatan untuk anak-anak.
Kegiatan bermain selalu kita temui dimana ada anak-anak, baik disekolah, di rumah, maupun di
tempat fasilitas umum. Anak-anak dan bermain bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Anak-
anak tak akan lepas dengan kegiatan bermain dan bermain tidak akan terjadi ketika tidak ada anak-
anak yang ingin bersendau gurau. Bagi orang dewasa kegiatan bermain yang dilakukan anak-anak
merupakan hal sepele dan membuang waktu. Namun, tidak untuk anak-anak, dengan bermain mereka
dapat mengembangkan aspek sosial, membangun kreativitas, serta mengasah kemampuan fikir dan
kebahasaan anak dalam berkomunikasi. Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya
dan lingkungan sosialnya (Sugianto 1995:11).
B. Hakikat bermain
Bermain bagi anak usia dini dapat digunakan untuk mempelajari dan belajar banyak hal,
dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerja sama, dan
menjunjung tinggi sportivitas (Mulyasa 2014:166). Selanjutnya dituturkan oleh Ailwood (2003): Play
in early childhood educationforms a significant nodal point at which understanding and discourses of
childhood, motherhood, education, family, psychology, and citizenship coagulate and collide.
Penuturan dari Ailwood tersebut, bermakna bahwa bermain pada lembaga PAUD merupakan suatu
titik temu antara pemahaman dan percakapan yang terjadi pada anak, orang tua, pendidikan, keluarga,
psikologi dan penguatan terhadap kenegaraan.
Disimpulkan bahwa bermain merupakan aktivitas mendasar anak yang dilakukan sendiri,
bersama pendidik, keluarga, teman maupun orangtua yang mana kegiatan tersebut dilakukan secara
sukarela, menyenangkan, dan tanpa paksaan, dengan bermain anak-anak akan mampu memahami
aturan-aturan, bekerjasama, dan bersosialisasi. Bagi anak usia dini, bermain memiliki beberapa esensi
yaitu: 1) motivasi internal, dimana anak-anak melakukan kegiatan bermain atas kemauan diri sendiri
dan tanpa paksaan; 2) aktif, yakni ketika anak-anak melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan
fungsi fisik dan mental; 3) nonliteral, berarti anak-anak mampu melakukan apa saja sesuai keinginan,
terlepas dari realitas seperti berpura-pura memainkan sesuatu; dan 4) tidak memiliki tujuan eksternal
yang ditetapkan sebelumnya, merupakan esensi dari bermain bahwa bermain dilakukan atas dasar
partisipasi semata (Suyanto 2003:145-146).
3. Perkembangan psikomotorik
Merupakan perkembangan mengontrol gerakan gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoosdinasi antara saraf pusat dan otot. Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan
yang kaku dan lambat. Hal tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf belajar
untuk mengendalikan gerakan gerakanya. Dia harus berfikir sebelum melakukan suatu gerakan,
pada tahap tersebut siswa sering membuat kesalahan dan kadang terjadi tingkat frustasi yang
tinggi. Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk
memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang
dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. lalu Pada tahap ini gerakan yang dilakukan
secara spontan oleh karenanya gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajaran
untuk memikirkan tentang gerakanya.
D. Manfaat Bermain Bagi Anak
Bermain bagi anak, selain merupakan alat belajar juga merupakan kebutuhan bagi setiap anak.
Diperlukan waktu yang cukup banyak untuk bermain bagi anak terutama pada saat di usia SD,
menurut Laurence Tecik (dalam Satya, 2006) diperlukan 4-5 jam perhari bagi anak untuk bermain,
pada saat bermain anak dapat memenuhi kebutuhan geraknya. Penelitian oleh Kemper di negeri
Belanda dengan memasangkan alat pedometer (penghitung langkah) menyatakan bahwa anak
memerlukan aktifitas fisik perhari adalah 14.000 perhari atau setara dengan 3,5 jam.
Kebutuhan 3,5 jam tersebut tidak mungkin dipenuhi pada jam pelajaran di sekolah. Oleh sebab itu
guru pendidikan jasmani harus dapat memenuhi kebutuhan gerak anak didiknya dengan berbagai
alternatif permainan yang dapat dimainkan siswa saat jam istirahat atau dirumah, karena anak tidak
merasa betah bila duduk seharian diruang kelas, mereka butuh bergerak dan bermain yang lebih
banyak dan merasa gembira ketika menyongsong jam istirahat karena memiliki kesempatan untuk
bermain sambil melepaskan kepenatan dan memulihkan kondisinya.
Sedangkan menurut Claparade (dalam Satya, 2006) bermain bukan hanya memberikan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan organ tubuh anak yang disebabkan aktif bergerak tetapi bermain juga
berfungsi sebagai proses sublimasi artinya suatu pelarian dari perasaan tertekan yang berlebihan
menuju hal-hal positif, melalui sublimasi anak akan menuju kearah yang lebih mulia, lebih indah dan
lebih kreatif. Adapun manfaat lain dari bermain bagi anak :
a. Anak dapat kesempatan untuk mengembangkan diri, baik perkembangan fisik (melatih
keterampilan motorik kasar dan motorik halus), perkembangan psiko sosial (melatih pemenuhan
kebutuhan emosi) serta perkembangan kognitif (melatih kecerdasan)
b. Bermain merupakan sarana bagi anak untuk bersosialisasi
c. Bermain bagi anak adalah untuk melepaskan diri dari ketegangan
d. Bermain merupakan dasar bagi pertumbuhan mentalnya
e. Melalui bermain anak –anak dapat mengeluarkan energi yang ada dalam dirinya kedalam
aktivitas yang menyenangkan
f. Melalui bermain anak-anak dapat mengembangkan imajinasinya seluas mungkin
g. Melalui bermain anak-anak dapat berpetualang menjelajah lingkungan dan menemukan hal-hal
baru dalam kehidupan
h. Melalui bermain anak dapat belajar bekerjasama, mengerti peraturan, saling berbagi dan belajar
menolong sendiri dan orang lain serta menghargai waktu.
i. Bermain juga merupakan sarana mengembangkan kreatifitas anak
j. Bermain dapat mengembangkan keterampilan olahraga dan menari
k. Melatih konsentrasi atau pemusatan perhatian pada tugas tertentu
Permainan aktif
G. Karakteristik Bermain.
Dengan mengenali karakteristik bermain anak, kita akan lebih peka dan lebih tanggap lagi menilai
tentang kegiatan bermain yang diprogramkan dalam satuan kegiatan harian (SKH) sesuai dengan ciri-
ciri bermain anak sehingga dapat membuat penilaian bermain terhadap anak yang valid, adil dan
dapat mengukur kompetensi anak secara individual.
George W Maxim (dalam Satya, 2006) mengemukakan lima karakteristik yang dapat diidentifikasi
dalam bermain yaitu :
1. Motivasi interinsik, aktivitas bertujuan untuk kesenangan dan motivasi datang dari dalam diri
anak
2. Penekanan pada proses bukan hasil
3. Perilaku nonliteral, anak-anak menggunakan kekuatan yang luar biasa untuk berpura-pura selama
bermain
4. Kebebasan
5. Kesenanga
Secara singkat dapat dikatakan bahwa bermain memiliki ciri-ciri khas yang perlu diketahui oleh
guru dan orang tua. Kekhasan itu ditunjukkan oleh perilaku anak. Kegiatan disebut bermain apabila :
1. menyenangkan dan menggembirakan bagi anak; anak menikmati kegiatan bermain tersebut;
mereka tampak riang dan senang
2. dorongan bermain muncul dari anak bukan paksaan orang lain; anak melakukan kegiatan karena
memang mereka ingin.
3. anak melakukan karena spontan dan sukarela; anak tidak merasa diwajibkan; (anak begitu saja
berlari, mengejar, mengincar, merebut, dan menendang bola tanpa ada rencana sebelumnya.
Tidak ada seorang pun yang menskenario perilaku anak dalam bermain)
4. semua anak ikut serta secara bersama-sama sesuai peran masing-masing; (seperti contohnya
bermain bola di ari anak memiliki peran masing-masing yang membuat mereka disebut bermain
bola, seperti mengejar, merebut, memberi umpan, berusaha menguasai bola, bahkan ada yang
asyik dengan air karena tidak mendapatkan bola. Anak menciptakan sendiri “ulah” mereka untuk
mendukung kegiatan bermain mereka dan peran yang diambil);
5. anak berlaku pura-pura, tidak sungguhan, atau memerankan sesuatu; anak pura-pura marah atau
pura-pura menangis;
6. anak menetapkan aturan main sendiri, baik aturan yang diadopsi dari orang lain maupun aturan
yang baru; aturan main itu dipatuhi oleh semua peserta bermain;
7. anak berlaku aktif; mereka melompat atau menggerakkan tubuh, tangan, dan tidak sekedar
melihat;
8. anak bebas memilih mau bermain apa dan beralih ke kegiatan bermain lain; bermain bersifat
fleksibel. (contohnya seperti dalam bermain bola di air anak boleh pause sejenak dengan bermain
air, boleh sambil bergurau, boleh sambil bergaya).
Berikut ini merupakan ciri-ciri bermain yang ditampilkan secara visual
Anak-anak terlibat
Menyenangkan & aktif Bersama- Spontan dan
Menggembirakan sama sukarela
Aturan sesuai
Anak harus aktif
kebutuhan anak Fleksibel(anak
bergerak/berpikir
bebas memilih &
beralih bermain)
1. Membaca. Dari kegiatan membaca minat anak bisa dipupuk dan dapat memperoleh
pengetahuan baru, anak juga akan mendapatkan pemahaman yang baru
2. Melihat Komik. Komik yaitu cerita kartun bergambar dimana unsur gambarlebih penting dari
pada cerita.
3. Menonton film. Dengan adanya kemajuan teknologi, maka anak dapat menikmati film tidak
hanya di bioskop tapi juga di rumah. Televisi bisa dianggap pengganti “pengasuh anak” karena
anak menjadi asyik sendiri tanpa perlu terlampau banyak diawasi oleh orang tua
4. Mendengarkan radio.Mendengarkan radio kurang disukai oleh anak-anak kecil, tapi cukup
disukai oleh anak-anak lebih besar/ remaja awal.
5. Mendengarkan musik. Musik dapat didengar melaui Radio, TV dan Kaset. Dengan
meningkatnya usia, anak lebih gemar mendengarkan musik dan akan memuncak pada masa
remaja.
Kesimpulan
Bermain merupakan hak dan kebutuhan setiap anak. Sehingga, sudah semestinya sebagai guru
atau orangtua kita memfasilitasi kebutuhan bermain anak-anak dengan baik. Anak sekolah dasar yaitu
anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat yang mempunyai sifat individual serta aktif dan
tidak bergantung dengan orang tua. Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan yang
bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan mempengaruhi pemebentukan
karakteristik dan kepribadian anak. Perkembangan anak sekolah dasar meliputi Perkembangan kognitif
adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana indvidu mempelajari dan memimkirkan
lingkungannya, Merupakan proses perkembangan individu atau perubahan perubahan internal untuk
menjadi individu yang baik dan juga masyarakat sosial yang baik, dan Merupakan perkembangan
mengontrol gerakan gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoosdinasi antara saraf pusat dan otot.
Bermain bukan hanya memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan organ tubuh anak
yang disebabkan aktif bergerak tetapi bermain juga berfungsi sebagai proses sublimasi artinya suatu
pelarian dari perasaan tertekan yang berlebihan menuju hal-hal positif, melalui sublimasi anak akan
menuju kearah yang lebih mulia, lebih indah dan lebih kreatif. Anak dapat kesempatan untuk
mengembangkan diri, baik perkembangan fisik (melatih keterampilan motorik kasar dan motorik halus),
perkembangan psiko sosial (melatih pemenuhan kebutuhan emosi) serta perkembangan kognitif (melatih
kecerdasan). Selain itu ada bermain mempengaruhi pada perkembangan anak yakni bermain
mempengaruhi perkembangan fisik anak, diantaranya: Bermain dapat digunakan sebagai terapi, bermain
dapat mempengaruhi pengetahuan anak, Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, bermain
dapat mengembangkan tingkah laku social anak, dan bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak.
Untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari segi perkembangan otot kasar
dan otot halus anak, meningkatkan penalaran anak, dan memahami kebermaknaan lingkungannya,
membentuk daya imajinasi anak serta mengembangkan kreativitas.Adapun Fungsi Bermain selanjutnya
yaitu:1) Bermain dan Kemampuan Intelektual, 2) Bermain dan Berkembangan bahasa, 3) Bermain dan
Perkembangan Sosial, 4) Bermain dan Perkembangan Emosi, 4) Bermain dan Perkembangan Fisik, dan
5) Bermain dan Kreativitas.
Bermain memiliki karakteristik, diantaranya bermain adalah sukarela, bermaian adalah pilihan anak,
bermain adalah permainan yang menyenangkan, bermaian adalah simbolik dan bermain adalah aktif
melakukan kegiatan. Bermain juga memiliki tahapan perkembangan yakni secara umum tahap-tahap
perkembangan bermain ada lima tahap yaitu: 1). Tahap manipulatif, 2). Tahap simbolis, 3). Tahap
eksplorasi, 4). Tahap eksperimen,5). Tahap dapat dikenal. Selajutnya yaitu Bentuk bermain menurut
jenisnya terdiri atas bermain aktif dan bermain pasif (Tedjasaputra, 2001:50). secara umum bermain aktif
banyak dilakukan pada masa kanak-kanak awal sedangkan kegiatan bermain pasif lebih mendominasi
pada masa akhir kanak-kanak yaitu sekitar usia pra remaja karena adanya perubahan fisik,emosi,minat
dan lainnya. Permainan Aktif yaitu jenis permainan yang banyak melibatkan banyak aktifitas tubuh atau
gerakan-gerakan tubuh, sedangkan Permainan Pasif yaitu anak memperoleh kesenangan
bukanberdasarkan kegiatan yang dilakukannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA