Anda di halaman 1dari 2

Nama: Elisabet meylisa Gafar

Nim: 858454498

Fakultas/prodi: FKIP/PGPAUD

Jelaskan tinjauan historis persepsi terhadap anak usia dini

Jawaban

1. Berdasarkan catatan sejarah, telah berlangsung beberapa abad lamanyaanak anak di


pandang sebagai miniatur orang dewasa.anak anak di anggap telah terbentuk sepenuhnya
sebagaimana orang dewasa pada umumnya di perkiraan. Paham ini telah merata dan
mendominasi abad pertengahan.pandangan tersebut tercermin pada lukisan lukisan yang di
buat pada abad pertengahan pandangan tersebut tercermin pada lukisan lukisan yang di
buat pada abad pertengahan,di mana secara umum anak anak bahkan,anak baru lahir di
ilustrasi kan dengan proporsi tubuh dan karakteristik wajah sebagaimana orang dewasa.anak
anak dan orang dewasa di bedakan hanya pada ukuran tubuh saja fakta ini merupakan bukti
bahwa anak anak telah mencapai bentuk sempurna.
2. Pengaruh pendidikan. TK terhadap pendidikan dasar
 Bentuk pendidikan anak usia dini bermacam macam,antara lain taman kanak kanak,
(tk) taman pendidikan anak (TPA) dan kelompok bermain (KB).direktur UNICEF untuk
Indonesia dan Malaysia pernah menyatakan kalau anak dari lahir sampai usia 7
tahun tidak di berikan apa apa anak ini akan terlambat dalam pertumbuhan dan
perkembangannya di lihat dari segi fisik keterlambatannya mungkin tidak begitu
terlihat.akan tetapi dari segi psikis,keterlambatan perkembangannya akan kelihatan
sekali.
Anak TK belum bisa di berikan pelajaran membaca,menulis, dan berhitung.akan
tetapi yang benar adalah mengenalkan huruf huruf dan angka supaya ketika masuk
ke SD anak tidak mengalami kesulitan dalam belajar
3. Pemikiran tokoh (Maria Montessori)
 Semua bentuk pendidikan adalah diri sendiri
 Pendidikan pedosentris
 Masa peka (pendidikan harus segera memberikan arahan atau simulasi yg berguna
bagi anak)
 Anak memperoleh kebebasan dan selalu senang dapat berkembang dan tumbuh
dengan baik
 Anak usia dini tidak seperti orang dewasa
 Anak usia dini senang belajar
 Pikiran anak yang masih kecil mempunyai kemampuan yang besar untuk menyerap
berbagai pengalaman.
 Anak belajar banyak dari gerakan gerakan yang di pelajari nya dari lingkungan
 Anak melewati masa masa tertentu dalam masa perkembangannya dan lebih mudah
untuk belajar

4.Karakteristik Bermain

Dengan mengenali karakteristik bermain anak, kita akan lebih peka dan lebih tanggap lagi menilai
tentang kegiatan bermain yang diprogramkan dalam satuan kegiatan harian (SKH) sesuai dengan ciri-
ciri bermain anak sehingga dapat membuat penilaian bermain terhadap anak yang valid, adil dan
dapat mengukur kompetensi anak secara individual.
Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah
sesuatu itu bermain atau bukan, yakni yang:

Bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara sula rela tanpa paksaan atau
tekanan dari orang lain.

Bermain itu spontan. Bermain kapan pun mereka mau.

Kegiatan lebih bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil atau akhir kegiatan.
Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu sendiri, bukan hasil atau akhir dari
kegiatannya Bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang mendorong anak untuk
melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar yang
bersifat ekstrinsik. Misalnya didorong orang tua, untuk mendapatkan hadiah,dll.Bermain itu pada
dasarnya menyenangkan. Bermain bisa memberikan perasaan-perasaan positif bagi para pelakunya.
Artinya semakin aktivitas itu menyenangkan, maka hal tersebut semakin merupakan
bermain.Bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para
pelakunya.Bermain fleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain memiliki kebebasan untuk
memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya Dengan tujuh karakteristik di atas, secara sederhana
bermain dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara voluntir, spontan, terfokus
pada proses, didorong oleh motivasi intrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel.

Anda mungkin juga menyukai