Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS BERMAIN (TAB) MEWARNAI PADA ANAK

OLEH

KRISMEN P D. RIRY

19180100040

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA MAJU

BOGOR

2018

1
A. Latar Belakang

Mendapatkan perawatan di Rumah Sakit merupakan peristiwa yang

sering menimbulkan pengalaman traumatik pada anak, yakni ketakutan dan

ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai

faktor, diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol dan

perlakuan tubuh akibat tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibat

perpisahan pada anak akan menimbilkan berbagai reaksi seperti menolak

makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif terhadap

aktifitas sehari-hari serta menolak tindakan keperawatan yang diberikan.

Pada saat dirawat di rumah sakit akan anak merasa takut bila

mendapat perlukaan, karena ia menganggap bahwa tindakan dan prosedur

yang dilakukan di rumah sakit semuanya dapat mengancam integritas

tubuhnya. Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi

verbal dan dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur

suhu, mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur

lainnya tidak akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka

tindakan keperwatan dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah

anak tidak teratasi.

RSUD Cibinong merupakan tempat yang memfasilitasi pemeriksaan

dan perawatan bagi anak yangkemudian menjadi penyebab stres bagi anak,

orang tua atau pengasuh anak yang mendampinginya untuk dilakukan

pemeriksaan dan tindakan. RSUD Cibinong memiliki banyak ruangan untuk

pasien rawat inap, salah satunya yaitu Ruang anak yang terdiri dari ruang

2
Buogenvil atas dan bawah.Ruang anaksecara khusus merawat pasien anak

dengan berbagai macam penyakit.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada anak yaitu pada hari Selasa

tanggal 4 September 2018, terdapat beberapa anak yang menunjukkan

kecemasan atau mengalami trauma hospitalisasi dan tentu hal ini pada

akhirnya akan mempengaruhi kondisi anak dalam proses penyembuhan.

Berbagai cara dan metode telah banyak dikembangkan untuk

menghindari masalah di atas, salah satunya adalah dengan melakukan terapi

bermain kepada anak yang mengalami hospitalisasi. Selain merupakan

kegiatan dari dunia anak, bermain juga dipercaya mampu menurunkan stress

pada anak akibat lingkungan yang baru dan tindakan infasif salamaproses

perawatan di rumah sakit. Penerapan terapi bermain dalam penanganan anak

yang dirawat di rumah sakit juga dapat memudahkan anak mengalihkan rasa

kecemasan dan ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di

rumah sakit, anak dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit

sehingga tidk merasa terisolisir, anak mudah diajak bekerja sama dengan

metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

a. Mengurangi kecemasan dan trauma hospitalisasi pada anak

b. Mendorong Intraksi Antara Perawat Dengan Anak

3
2. Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan intelektual anak

b. Meningkatkan keterampilan sensori motorik halus

c. Meningkatkan keterampilan sensori motorik kasar

d. Meningkatkan kreativitas

e. Meningkatkan perkembangan sosial anak

f. Mengembangkan kebebasan dalam bereksplorasi

g. Mengembangkan kemandirian dan keyakinan anak

C. Sasaran

1. Anak usia toddler (1-3 tahun)

2. Anak yang dirawat di ruang Teratai 1

3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang

dapat menghalangi proses terapi bermain

4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

5. Anak yang dapat memegang crayon

6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

D. Prinsip Bermain

1. Defenisi bermain

Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak

dan salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena

hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena

4
situasi tersebut sering disertai stres berlebihan, maka anak-anak perlu

bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami

sebagai alat koping dalam menghadapi stress (Hurlok (2007). Bermain

sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak seperti

kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti

pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2008).

Landreth (2001) mendefinisikan terapi bermain sebagai

hubungan interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang

terlatih dalam prosedur terapi bermain yang menyediakan materi

permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan suatu

hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan

dan eksplorasi dirinya (perasaan, pengalaman dan perilakunya) melalui

media bermain.

2. Fungsi Bermain

Menurut Wong (2008) fungsi bermain meliputi :

a. Perkembangan sensori motorik

Bermain penting untuk mengembangkan otot dan

energi.Komponen yang paling utama untuk semua umur terutama

bayi. Anak mengeksplorasi alam sekitarnya dengan cara :

 Bayi melalui stimulasi taktil (sentuhan), audio, visual.

 Toddler dan prasekolah yaitu gerakan tubuh dan eksplorasi

lingkungan

5
 Sekolah dan remaja yaitu memodifikasi gerakan tubuh

lebih terkoordinasi dan rumit. Contoh berlari dan

bersepeda.

b. Perkembangan intelektual atau kognitif

Anak belajar berhubungan dengan lingkungannya, belajar

mengenal objek dan bagaimana menggunakannya, biasanya

dimulai dari teman-teman sekelasnya anak belajar berpikir

abstrak dapat meningkatkan kemampuan bahasa, dapat

mengatasi masalah dan menolong anak membandingkan antara

fantasi dan realita. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

membacakan kepada teman-temannya.

c. Sosialisasi

Dengan bermain akan mengembangkan dan memperluas

sosialisasi anak sehingga anak cepat mengatasi persoalan yang

akan timbul dalam hubungan sosial. Dengan sosialisasi akan

berkembang nilai-nilai norma dan etik. Anak belajar yang

benar dan salah serta bertanggung jawab atas kehendaknya.

Permainan membantu anak untuk membuka diri dan pengertian

kepada orang lain diluar keluarga melalui saling berbagi cerita

dan rahasia pribadi, mendengarkan pendapat teman dan saling

memberi.

 Bayi: perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran orang

lain dimana kontak sosial pertama anak adalah figur ibu

6
 Sampai usia 1 tahun: bayi memeriksa bayi lain, memeriksa

objek dilingkungan

 Usia 2-3 tahun: permainan pura-pura dengan ibu dan anak,

dokter dan pasien, penjual dan pembeli. Kemudian meluas

teman sementara dan teman sepermainannya

 Usia pra sekolah: sadar akan keberadaan teman sebaya,

mengidentifikasi ciri yang ada pada setiap bermainnya

 Usia sekolah: teman 1 atau 2 orang yang disukai, belajar

memberi dan menerima belajar peran benar atau salah, nilai

moral dan etik, mulai memahami tamggung jawab dari

tindakannya.

d. Kreativitas

Melalui bermain anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide

baru dalam bermain.Kalau anak merasa puas dari kreativitas

baru, maka anak akan mencoba pada situasi yang lain.

1) Nilai terapeutik

Untuk melepaskan stress dan ketegangan.

 Kesadaran diri

Anak akan sadar akan kemampuan dan kelemahanya

serta tingkah lakunya. Anak dapat meminta tolong

kepada teman bila mengalami kesulitan dengan

mengajak teman lain bergabung dalam permainan atau

tugas (case)

7
2) Nilai moral

Belajar salah atau benar dari kultur, rumah, sekolah dan

interaksi. Contoh bila ingin diterima sebagai anggota

kelompok, anak harus mematuhi kode perilaku yang

diterima secara kultur, adil, jujur, kendali diri dan

mempertimbangkan kepentingan orang lain.

e. Nilai terapeutik

Untuk melepaskan stress dan ketegangan

f. kesadaran diri

Anak akan sadar akan kemampuan dan kelemahannya serta

tingkah lakunya.

g. Nilai Moral

Belajar salah/benar dari kulutr, rumah, sekolah dan interaksi.

Contoh bila ingin diterima sebagai anggota kelompok, anak

harus mematuhi kode perilaku yang diterima secara kultur, adil,

jujur, kendali dir dan mempertimbangkan kepentingan orang

lain.

E. Karakteristik Permainan Berdasarkan Usia

1. Umur 0-3 bulan

a. Sentuhan, ocehan, kontak mata

b. Perhatian, tersenyum, warna dan suara

8
2. Umur 3 bulan

a. Sentuhan pensil pada punggung tangan dan ujung jari anak,

melatih menggenggam dan menggerakkan lengan tangan dan

tungkai ; gerak kasar.

b. Warna/cahaya digerakkan ke kiri dan ke kanan; visual dan gerak

halus.

c. Suara; berbicara, tape, dan lain-lain

d. Tertawa dan tersenyum; bergaul dan mandiri

e. Berbicara dengan lembut, memeluk dan mencium, membuai dan

menimang, memupuk cinta kasih sayang dan rasa aman

f. Melatih membalikkan badan dari telentang ke tengkurap

g. Melatih mengangkat kepala, menelungkupkan anak memberikan

benda-benda yang menarik dan digerak-gerakkan

h. Letakkan benda-benda kecil sebesar biji kacang di depan anak,

ambil benda itu sampai anak meniru, awasi.

i. Beri biskuit atau roti hingga anak dapat memasukkan makanan

kedalam mulut.

j. Melatih anak meraih benda

3. Umur 3-6 bulan

a. Gunakan mainan yang dapat menimbulkan suara

b. Pindahkan mainan ke posisi berubah-ubah, bergaul dan mandiri

c. Melatih mencari sumber suara

d. Mengoceh pada anak sehingga anak meniru

9
e. Melatih menyangga leher

f. Melatih untuk duduk

g. Melatih untuk menyangga badan dan kedua kaki

h. Memberi kesempatan pada anak untuk coret-coret

i. Melatih meniru kata-kata, mengenal suara, lingkungan sekitar,

bergaul

4. Umur 6-9 bulan

a. Anak didudukkan dan mempertahankan posisi dengan kepala tegak

b. Memindahkan benda dari tangan kanan ke tangan kiri

c. Sering diajak bicara

d. Perlihatkan bambar lucu dan menarik

e. Mengajak dirinya dikaca

f. Melatih merangkak, berdiri

g. Melatih memasukkan dan mengeluarkan benda, tepuk

tangan,menepuk beduk dan gendang

h. Mengajak anak mengikuti kegiatan keluarga. Contoh : makan

bersama, jalan-jalan dan rekreasi

5. Umur 9-12 bulan

a. Bermain merambat pada meja atau kursi

b. Meraup benda-benda kecil dengan kelima jari-jari

c. Berbicara ( melatih ) dengan dua suku kata

d. Bermain untuk melatih anak memanjat kursi atau tangga secara

bertahap

10
e. Bermain bola

f. Melatih atau bermain dengan berjalan

g. Menumpuk balok

h. Menggambar

i. Melatih membungkukkan badan saat mengambil sesuatu benda

j. Menyebutkan beberapa nama dari bagian tubuhnya

6. Umur 12-18 bulan

a. Bermain mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk

b. Makan dan minum

c. Berjalan mundur (dengan menarik mainan)

d. Menangkap, melempar dan menendang bola

e. Memakai dan melepas pakaian

f. Puzzle

g. Perintah sederhana

h. Bercerita (minta pada anak)

7. Umur 18-24 bulan

a. Menggambar dengan pola

b. Menunjukkan dan menyebut salah satu bagian tubuh yang benar

c. Rumah-rumahan, masak-masakan ( pekerjaan RT )

d. Melatih berjalan jinjit, melompat dan berdiri dengan satu kaki

e. Bermain dengan lilin atau tanah liat atau adonan kue

f. Memasukkan benda ke lubang yang sesuai

g. Menyebut nama benda-benda dan mengenal sifatnya

11
h. Cuci tangan dan kaki

i. Memilih baju

8. Umur 2-3 tahun

a. Berdiri dengan satu kaki

b. Menggambar

c. Menghitung jumlah benda

d. Mencocokkan gambar dengan benda sesungguhnya

e. Menyebut nama

f. Bercerita dengan dirinya

g. Menyebut lawan kata

h. Permainan dramatik, sopan santun, masak-masakan, mandi, dll.

9. Umur 3-4 tahun

a. Menggambar dan menulis

b. Jalan jinjit

c. Menyebutkan warna warni

d. Melompat dengan satu kaki

e. Melempar ke atas

f. Menggunting dan menempel

g. Mengenal huruf dan angka

h. Mengenal bentuk dan warna gambar

i. Membaca

j. Mengenal musim

k. Bermain kredit

12
10. Umur 4-5 tahun

a. Melompat dengan satu kaki

b. Mengancingkan baju

c. Bercerita dan mengingat

d. Mengenal tulisan

e. Pertanyaan “ mengapa “

f. Mengenal tanda, simbol dan lambing

g. Bergaul

11. Umur 5-6 tahun

1. Main bola ( jarak 1 m )

2. Menggambar ( segi tiga )

3. Angka, huruf, menghitung 0 – 10

4. Bersepeda

5. Bermain lilin atau tanah liat atau adonan kue

6. Menyebut nama hari, bulan, jumlah hari dalam 1 Minggu dan 1

bulan dan seterusnya

7. Waktu

8. Ukur panjang dan lebar dengan penggaris

9. Masak-masakan

F. Jenis permainan

Jenis permainan yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi dan

keadaan anak di ruang Teratai 1 adalah kegiataan merwarnai gambar

13
G. Deskripsi Permainan

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media.

Mewarnai gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media

yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan

yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan

komunikasi pada anak. Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang

disediakan dengan warna pilihnnya sendiri.

H. Alat Permainan

1. Pensil warna

2.  Karpet

3.  Kertas bergambar

I. Tata Tertib

1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)

2. Melakukan kerjasama orang tua untuk mendampingi anak selama

program terapi

3. Sebelum program di jalankan dipersilahkan untuk BAK dan BAK, jika

kegiatan sudah dimulai tidak ada yang masuk keluar

J. Strategi Pelaksanaan Bermain

Waktu Tahap Kegiatan perawat Kegiatan Peserta

5 Menit 1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam

14
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan

3. Menjelaskan tujuan dan penjelasan


Pembukaan
(perkenalan) peraturan kegiatan 3. Mendengarkan

4. Menjelaskan alat yang akan penjelasan

dijadikan media permainan 4. Mendengarkan

penjelasan

1. Meminta kepada setiap orang 1. Memperkenalkan diri

tua untuk menyebutkan nama 2. Mendengarkan

masing-masing anak penjelasan

2. Menjelaskan kembali tentang 3. Mulai bersiap-siap

15 permainan beserta alat-alatnya untuk memulai


Permainan
Menit 3. Meminta orang permainan

tua/pendamping anakuntuk 4. Bermain

bersiap-siap memulai

permainan

4. Melakukan/melaksanakan

permainan

10 Diskusi dan 1. Meminta kepada peserta untuk 1. Klien


Evaluasi
Menit mengemukakan perasaannya Mengemukakan

setelah bermain tentang perasaannya

2. Orang tua/ pendamping anak 2. Bertanya

dipersilahkan untuk bertanya 3. Mendengarkan.

3. Memberikan kesimpulan 4. Anak terlihat senang

15
tentang permainan 5. Menjawab salam

4. Memberikan hadiah kepada penutup

anak yang mengikuti terapi

bermain

5. Mengucapkan salam penutup

K. Waktu

1. Lama bermain : 30 menit (1 X bermain)

2. Hari/Tanggal : Kamis, 6 Agustus 2020

3. Jam : 10.00 WIB

L. Pengorganisasian dan Pembagian Tugas

1. Leader : Krismen P D. Riry

Tugas:

a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis

b. Menjelaskan tujuan terapi bermain.

c. Menjelaskan aturan terapi permainan

2. Co. Leader: Gilbert Soisa

Tugas:

a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan

b. Menyampaikan jalannya kegiatan

c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya

3. Observer :vicky Sanga

16
Tugas:

a. Mengevaluasi jalannya kegiatan

b. Mendokumentasikan kegiatan

4. Fasilitator: Mauren A Salamor

Tugas:

a. Memfasilitatori kegiatan yang diharapkan

b. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan

c. Sebagai Role Model selama kegiatan

M. Kriteria evaluasi

1.      Evalusi Struktur

a.     Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.

b.    Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang Bogenvil atas

c.     Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.

2.      Evaluasi Proses

a.     Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar

b.    Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c.     Tidak  terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai

gambar

3.    Kriteria Hasil

a. Anak terlihat senang dan gembira

b. Kecemasan anak berkurang

d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

e. Anak dapat mengekspresikan perasaan mereka setelah bermain.

17
f. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik.

g. Anak tidak takut lagi dengan petugas / perawat.

DAFTAR PUSTAKA

18
Narendra, Sularso, dkk. 2009. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta:

Sagung Seto

Anggani, Sudono. 2009. Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan

Usia Dini. Jakarta: Grafindo

Soettjiningsih. 2004. Tumbuh KembangAnak. Jakarta: EGC

Pusdiknakes. 2007. Asuhan Kesehatan Anak Dalam KonteksKeluarga. Jakarta:

Depkes.

DAFTAR NAMA PESERTA TERAPI BERMAIN DI RUANG ANAK

TERATAI I RSUD CIBINONG 2018

19
No Nama Anak Nama Ibu/Ayah Ket

LEMBAR OBSERVASI PENCAPAIAN ANAK

No Nama Anak Capaian anak Nilai

20
21

Anda mungkin juga menyukai