Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Masta Marselina Sembiring S.Pd., M.Pd

Kelompok : 2

Apri Ulita : NIM. 2231111056


Nanda Claudia Pardede : NIM. 2231111061
Samuel Simamora : NIM. 2231111014
Siti Fadilah Aini Siregar : NIM. 2231111060

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya kami kelompok 2 (dua) bisa menyelesaikan dan mengumpulkan tugas makalah ini
dengan tepat waktu, makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari
pihak pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, serta makalah ini dapat
diselesaikan karena adanya kerja sama yang baik dari kelompok kami. Oleh karena itu kami
ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak – pihak yang ikut serta dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna dan masih masih banyak kesalahan dari makalah ini, baik dari segi penulisan,
bentuk, serta referensinya yang sekiranya masih kurang, kami meminta maaf, kepada semua
pembaca dan yang berkepentingan.
Kami sangat berharap biarlah makalah ini dapat berguna bagi semua pembaca dan yang
berkepentingan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca yang
berkepentingan dan dapat dijadikan sebagi acuan penulisan yang baik, serta kami berharap
makalan ini dapat bermanfaat sebagai referensi penulisan karya ilmiah yang lain. Terima
kasih banyak kepada semua pembaca dan yang berkepentingan yang mau membaca makalah
ini dan dijadikan referensi untuk penulisan makalah yang baik dan benar. Demikianlah kata
kata pengantar yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini kita dapat bersama –
sama mendapatkan pengetahuan. Terima kasih

Medan, 05 November 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan konsep diri merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
individu. Konsep diri mengacu pada persepsi dan pemahaman seseorang tentang
dirinya sendiri, termasuk penilaian terhadap karakteristik fisik, emosi, kepribadian,
dan keterampilan yang dimiliki. Konsep diri juga mencakup keyakinan, nilai-nilai,
dan tujuan hidup yang dimiliki individu.

Perkembangan konsep diri dimulai sejak masa kanak-kanak dan terus


berkembang sepanjang kehidupan. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk pengalaman pribadi, interaksi sosial, lingkungan, dan budaya. Selama masa
remaja, individu cenderung mengalami perubahan signifikan dalam konsep dirinya
karena mereka mulai mencari identitas mereka yang unik.

Pentingnya pemahaman yang baik tentang konsep diri adalah karena konsep diri
yang positif dan sehat dapat membantu individu dalam menghadapi tantangan dan
mencapai potensi penuh mereka. Sebaliknya, konsep diri yang negatif atau tidak sehat
dapat menghambat perkembangan individu, mempengaruhi hubungan sosial, dan
berkontribusi pada masalah kesejahteraan mental.

Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan secara mendalam tentang konsep diri,
faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan pentingnya perkembangan konsep diri
yang sehat. Kami juga akan membahas tentang karakterisitik konsep diri yang dialami
ada anak remaja. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan konsep
diri, kita dapat membangun identitas yang kuat dan positif untuk mencapai kehidupan
yang memuaskan dan berarti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep diri ?
2. Dimensi seperti apa yang harus ada agar mengembangkan konsep diri ?
3. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi konsep diri ?
4. Bagaimana karakteristik konsep diri pada anak remaja ?

C. Tujuan
1. Agar megetahui arti dari konsep diri
2. Agar mengetahui dimensi seperti apa untuk mengembangkan konsep diri
3. Agar mengetahui faktor - faktor yang mempegaruhi konsep diri ?
4. Agar mengetahui karakteristik konsep diri pada anak remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah persepsi seseorang tentang dirinya sendiri yang dibentuk
melalui pandangan atau perspektif mereka terhadap diri sendiri dan hubungan mereka
dengan obyek atau orang lain dalam lingkungannya . Konsep diri dapat terlihat ke
bertumbuh positif atau negatif, tergantung pada dukungan atau kritik yang diterima
dari lingkungan. Konsep diri yang positif memungkinkan individu untuk menerima
dan berdamai dengan diri mereka sendiri dan masa lalu mereka, yang mempengaruhi
perilaku mereka. Konsep diri terbentuk melalui pengalaman, perilaku pribadi, dan
penilaian orang lain. Disarankan untuk berbagi masalah dengan individu yang
dipercaya atau mencari bimbingan profesional untuk memiliki konsep diri yang
positif .
Konsep diri yang positif merupakan bentuk dari penerimaan diri. Orang dengan
konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali (Wicklund dan Frey
(Calhoun & Acocella, 1990). Orang dengan konsep diri positif bersifat stabil dan
bervasiasi. Mereka dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat
bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Berkaitan dengan pengharapan, orang
dengan konsep diri positif merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis.
Sedangkan konsep diri yang negatif menurut defenisinya meliputi penilaian negatif
terhadap diri. Apapun yang dilakukan tidak memberi kepuasan terhadap dirinya.
Apapun yang diperolehnya tampaknya tidak berharga dibandingkan dengan apa yang
diperoleh orang lain.
Menurut Santrock (1996) istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang
tertentu dari diri sendiri. Sedangkan menurut Atwater (1987) konsep diri adalah
keseluruhan gambaran diri yaitu meliputi presepsi seseorang tentang diri, perasaan,
keyainan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri dapat
diartikan gambaran yang kita lakukan atau pekembangan kita yang dilihat serta
dinilai orang lain, dan hal itulah yang akan kita gunakan sebagai perkembagan agar
menjadi acuan kita.
Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri sendiri
(Burns 1982). Lalu menurut Cawagas 1983 mengartikan bahwa konsep diri
merupakan suatu hal yang mencakup semua hal yang ada dalam diri dan sebuah
pandangan yang ada dalam diri baik itu dalam karakter, fisik, dan sebagainya.
Konsep diri dapat digambarkan sebagai sistem operasi yang menjankan komputer
mental mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang.
Dari beberapa defenisi yang dijelaskan bahwa dapat disimpulkan bahwa konsep
diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandanan dan
penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara
kita dapat melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri
sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana
yang diharapkan.
B. Dimensi Konsep Diri

Calhon dan Acocella (1990) mengungkapkan bahwa terdapat istilah yang dapat
disebutkan secara berbeda – beda yaitu dimana terdapat konsep diri; dimensi
pengetahuan, dimensi pengetahuan, dan dimensi pengharapan. dimensi konsep diri
terdiri dari tiga komponen utama: pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan
tentang diri, dan penilaian tentang diri. Pengetahuan tentang diri sendiri mencakup
pemahaman individu tentang karakteristik, kemampuan, dan kebutuhan pribadi
mereka. Pengharapan tentang diri mencerminkan harapan individu terhadap diri
mereka sendiri dalam hal prestasi, hubungan, dan kehidupan secara umum.
Sedangkan penilaian tentang diri adalah evaluasi individu terhadap diri mereka
sendiri berdasarkan standar internal dan eksternal. Ketiga dimensi ini saling
berinteraksi dan membentuk konsep diri seseorang

Berikut ketiga dimensi ini akan dibahas rinci :


a. Dimensi pengetahuan
Dimensi ini adalah tentang apa yang seseorang ketahui mengenai dirinya
sendiri seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan dan lainnya.
Faktor-faktor tersebut menempatkan individu kepada suatu kelompok sosial
seperti kelompok umur, suku bangsa, dan sebagainya. Akhirnya individu tersebut
mengidentifikasikan dengan kelompok sosial tersebut yang menambah daftar
julukan kita, seperti kelompok menengah atas, kelompok wanita karir dan
lainnya. Julukan-julukan ini berganti setiap hari dan setiap individu tersebut
menerima julukan baru, ada informasi baru yang diterima yang individu tersebut
masukan ke dalam potret diri mentalnya.
b. Dimensi pengharapan
Rogers (Calhoun dan Acocella 1990) mengemukakan bahwa pada saat
individu memiliki satu set pandangan tentang siapa kita, kita juga mempunyai
satu set pandangan lain yaitu tentang kemungkinan kita menjadi apa dimasa
mendatang. Artinya individu tersebut memiliki pengharapan bagi dirinya sendiri
dan pengharapan ini merupakan diri-ideal. Diri ideal ini berbeda setiap individu.
Apapun harapan setiap individu, semuanya membangkitkan kekuatan yang
mendorong menuju masa depan dan memandu kegiatan individu.
c. Dimensi penilaian
Ini merupakan penilaian terhadap diri sendiri (Marsh dkk., 1983). Setiap
individu berkedudukan sebagai penilaian tentangnya diri sendiri setiap hari,
mengukur apakah kita bertentangan dengan a) saya-dapat-menjadi-apa, yaitu
pengharapan individu bagi dirinya sendiri; b) saya-seharusnya-menjadi-apa. Hasil
pengukuran tersebut disebut rasa harga diri. Rogers menilai bahwa semakin besar
ketidaksesuaian antara gambaran kita mengenai siapa kita dan gambaran tentang
seharusnya kita menjadi apa atau dapat menjadi apa, akan semakin rendah rasa
dan harga diri.
Paul J. Centi (1993) juga menyebutkan ketiga konsep diri dengan istilah ; dimensi
gambaran diri ( self image ), dimensi penilaian diri ( self evaluation ), dan
dimensi cita – cita diri ( self ideal )

1. Dimensi gambaran diri ( self image )


Gambaran diri yang kita miliki tentang diri kita seringkali tidak sesuai
dengan gambar orang lain atau masyarakat tentang diri kita. Sebab, dihadapan
orang lain atau masyarakat kita seringkali berusaha menyembunyikan atau
menutupi segala-segi tertentu dari diri kita untuk menciptakan kesan lebih baik.
Akibatnya, di mata orang lain atau masyarakat kita tanpa sebagaimana kita
melihat diri sendiri.
2. Dimensi penilaian diri ( self evaluation )
Menurut centi (1963) , masih kita dapat memandang diri sebagai amat
berharga atas sama sekali tidak berharga, biasanya kita senang dengan beberapa
ciri atau sikap yang kita miliki atau rasa memiliki, dan tidak senang dengan
beberapa ciri dan sikap yang lain. Sebagai seorang gadis, misalnya kita bangga
atas percakapan studi, tetapi dalam waktu yang sama tidak bangga dengan
kemampuan perekonomian. Cara melihat diri kita sebagai memiliki ciri-ciri
positif dan negatif tersebut merupakan titik awal untuk menilai diri kita apa
adanya, secara realistis.
3. Dimensi cita – cita ( self ideal )
Dalam hal ini setiap individu harus memiliki cita-cita sendiri di mana ketika
kita sudah menetapkan cita-cita yang ingin kita capai kita akan berusaha agar
kita dapat meraih cita-cita tersebut. Sehingga dapat kita jadikan bahwa cita-cita
kita sebagai acuan atau motivasi dalam menjalani kehidupan.

Dari beberapa dimensi konsep diri yang sudah dijelaskan dapat kita
simpulkan bahwa semua dimensi-dimensi tersebut sangatlah berperan penting
dalam mengembangkan konsep diri setiap individu. Bahwasanya dimensi-
dimensi ini merupakan suatu hal yang sangat berhubungan dan sangat penting
dalam membangun sebuah konsep diri yang baik atau yang positif dan setiap
dimensi-dimensi ini memiliki keterkaitan antar satu dimensi dengan dimensi
lainnya karena setiap dimensi tersebut memiliki hubungan-hubungan tersendiri
dan memiliki kesinambungan dalam membentuk satu kesatuan dengan tujuan
mencapai mengembangkan konsep diri yang positif pada setiap individu.
Ketiga dimensi konsep diri sebagaimana yang sudah diuraikan bukanlah
sesuatu yang berdiri sendiri melainkan satu kesatuan yang saling berhubungan
dan saling tergantung satu sama lain. Konsep diri kita memang tidak pernah
terrumuskan secara jelas dan stabil, pemahaman diri selalu berubah-ubah,
mengikuti perubahan pengalaman yang terjadi hampir setiap saat. Seseorang
yang sesuai memiliki harga diri tinggi tiba-tiba dapat berubah menjadi rendah
diri ujian dalam suatu mata pelajaran penting. Sebaliknya, ada siswa yang
kurang berprestasi dalam studi dan dihinggapi rasa yang rendah diri, tiba-tiba
merasa memiliki harga diri tinggi ketika ia berhasil memenangkan suatu lomba
seni atau olahraga. Itu merupakan salah satu contoh mengenai sikap konsep diri
bahwa setiap konser diri memiliki individu masih berubah-ubah dan tidak jelas
atau dapat disimpulkan tidak stabil dalam ketentuannya.

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Anda mungkin juga menyukai