Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Diri
B. Dimensi Konsep diri
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
D. Perkembangan Konsep Diri Remaja
E. Karakteristik Konsep Diri
F. Konsep Diri dan Perilaku
G. Konsep Diri Dan Prestasi Belajar
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, ketika kita lahir, kita tidak
memiliki konsep diri, tidak memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak memiliki
pengharapan apa pun terhadap diri kita sendiri. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar
yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.
Konsep diri adalah pandangan atau kesan individu terhadap dirinya secara
menyeluruh yang meliputi pendapatnya tentang dirinya sendiri maupun gambaran diri orang
lain tentang hal-hal yang dapat dicapainya yang terbentuk melalui pengalaman dan
interpretasi dari lingkungannya.
Kini, di saat pendidikan menjadi tulang punggung untuk menciptakan individu yang
berkualitas, pembentukan konsep diri positif pada anak didik adalah suatu hal yang tak
dapat ditinggalkan, yang harus dilakukan secara kontinyu dan menyeluruh pada setiap
tahapan perkembangan anak didik. Di luar rumah, aktivitas kelas dan lingkungan sekolah
memberikan warna terhadap pembentukan imdividu anak didik, yang dalam prosesnya peran
guru adalah sangat vital. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh ada atau tidaknya
kesadaran, kemauan dan kreativitas guru untuk mengintegrasikan pembentukan konsep diri
yang positif ke dalam kegiatan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka timbul perumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep diri?
2. Apakah dimensi-dimensi dari konsep diri?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri?
4. Bagaimana karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA)?
5. Bagamanakah peran konsep diri dalam menentuka perilaku?
6. Bagaimanakah hubungan antara konsep diri denga prestasi belajar?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan konsep diri.
2. Untuk mengetahui dimensi-dimensi dari konsep diri.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.
4. Untuk mengetahui konsep diri remaja (SMP-SMA).
5. Untuk mengetahui konsep diri dalam menentuka perilaku.
6. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri denga prestasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Diri
Banyak pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai konsep diri. Fitts (dalam
Agustiani, 2006: 138) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan kerangka acuan (frame
of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Agustiani (2006: 138) menjelaskan
bahwa konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya yang
dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dia peroleh dari interaksi dengan lingkungan.
Konsep diri juga berarti kumpulan keyakinan dan persepsi diri mengenai diri sendiri yang
terorganisasi. Konsep diri merupakan pemahaman individu terhadap diri sendiri meliputi diri
fisik, diri pribadi, diri keluarga, diri sosial, dan diri moral etik, emosional aspiratif, dan
prestasi yang mereka capai.
Konsep diri merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang sangat
penting dipahami oleh seorang guru. Hal itu karena konsep diri merupakan salah satu variabel
yang menentukan dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, sudah seharusnya memahami
tentang konsep diri anak didiknya, bagaimana perkembangannya, bagaimana hubungan
konsep diri dengan perilaku dan bagaimana pengaruh konsep diri terhadap prestasi (Syarif,
2015 : 120).
Hurlock (dalam Gufron, 2011: 13) mengatakan bahwa konsep diri merupakan
gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik,
psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai. Konsep diri juga
berarti gambaran tentang dirinya sendiri dalam bandingannya dengan orang lain. Konsep diri
sebagai suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi
pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman psikologis inimerupakan hasil
eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi dari dirinya sendiri yang
diterima dari kebanyakan orang di lingkungannya.
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau
penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi lain menyebutkan bahwa Konsep diri
merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini
meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri.
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya sendiri yang dapat
bersifat psikologis, sosial dan fisik.
Adapun pengertian konsep diri menurut para ahli adalah sebagai berikut.
a) Rini (2004 : 12) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seorang manusia sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang
tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap
atau respon orang tua dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk
menilai siapa dirinya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup.
b) Menurut Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evolusi bidang
tertentu dari diri sendiri. Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah
keseluruhan konsep diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan,
dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirnya. Atwater mengidentifikasi konsep diri atas
tiga bentuk (dalam Syarif, 2015 : 120) yaitu :
1) Body image, kesadaran tentang tubuhnya, yakni bagaimana seseorang melihat dirinya
sendiri.
2) Ideal self, yatu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan seseorang mengenai dirinya.
3) Social self, yaitu bagaimana orang lain melihat dirinya.
Menurut Rini (2004 : 15) perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang
hidup.
a) Konsep Diri Remaja Yang Sehat
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari
masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau
meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa
menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak
membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku
yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain
sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri
sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik
agar diterima di lingkungannya.
b) Konsep Diri Dan Prestasi Sekolah
Konsep diri merupakan seperangkat instrument pengendali mental dan karenanya
mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Gunawan (dalam Nuryoto, 1993 : 58)
menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan menjadi invidu
yang mampu memandang dirinya secara positif, berani mencoba dan mengambil resiko,
selalu optimis, percaya diri, dan antusias menetapkan arah dan tujuan hidup. Konsep diri
dan pencapaian akademik siswa adalah dua hal yang saling memperngaruhi. Seseorang
dengan konsep diri yang positif cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih baik.
Langkah-Langkah Mempertahankan Konsep Diri adalah sebagai berikut.
1) Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah
dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua
orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
2) Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak
bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak
mampu meandang hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang
lain dan melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jika kita tidak bisa
menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita?
3) Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri
sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada
permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self).
Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah
dan negatif konsep dirinya.
4) Berpikir positif dan rasional
Semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu persoalan
maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita ika pikiran itu mulai menyesatkan
jiwa dan raga.
Individu yang mempunyai konsep diri positif, memiliki pengertian yang luas
dan bermacam-macam tentang dirinya, pengharapan yang realistis dan harga diri
yang tinggi. Individu ini akan mampu mengatasi dan mengarahkan dirinya,
memperhatikan dunia luar.
Kemampuan ini dalam berinteraksi dengan lingkungan sangat bagus. Inidvidu
berkonsep diri positif sangat menghargai dirinya dan orang lain, spontan dan
orisinil, bebas dan dapat mengantisipasi hal-hal negatif, bebas mengemukakan
pendapat, memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai prestasi serta mampu
mengaktualisasikan potensinya
1. Usia. Adaya perbedaan usia menentukan perbedaan bagaimana konsep diri akan
dibentuk. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman yang diperoleh
seseorang sehingga akan semakin mempengaruhi luasnya wawasan kognitif.
Selanjutnya akan menentukan bagaimana persepsi seseorang terhadap
pengalamannya dan akhirnya turut juga berpengaruh dalam mempersepsi dirinya.
2. Peran seksual. Peran seksual adalah pengetahuan individu sendiri apakah ia
termasuk laki-laki ataukah perempuan. Peran seksual akan mempengaruhi
perkembangan konsep diri individu. Itu berarti, peran seksual yang diterapkan
pada seorang anak lambat-laun akan membentuk konsep diri anak. Misalnya,
seorang anak perempuan tunggal yang mempunyai beberapa saudara laki-laki,
dapat dimungkinkan bahwa lambat laun akan berperilaku seperti layaknya laki-
laki, bahkan konsep dirinya juga dibangun dalam kerangka konsep laki-laki.
Perbedaan peran kedua jenis kelamin tersebut mengakibatkan adanya perbedaan
perilaku terhadap laki-laki dan perempuan. Perbedaan perilaku terhadap kedua
jenis kelamin ini telah diterapkan sejak diri pada kehidupan anak. Orangtua akan
memberikan perlakuan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.
Orangtua mengajarkan anak laki-laki untuk bersikap sebagai makhluk kuat,
mandiri, bertanggung jawab, dan harus melindungi perempuan dan anak-anak.
Orangtua mengajarkan anak perempuan untuk bersikap lemah lembut, emosional,
patuh, pasif, dan harus dilindungi. Perbedaan perilaku tersebut akan membentuk
konsep diri sesuai dengan jenis kelaminya.
3. Keadaan fisik. Keadaan fisik merupakan faktor yang dominan bagi seseorang,
khususnya bagi seorang wanita. Ini disebabkan keadaan fisik memegang peranan
penting dalam pembentukan konsep diri. Gambaran fisik dipahami melalui
pengalaman langsung dan persepsinya mengenai tubuhnya sendiri. Adanya
ketidaksempurnaan tubuh seseorang, akan mempengaruhi konsep diri secara tidak
langsung. Dengan kata lain, proses evaluasi tentang tubuhnya didasarkan pada
norma sosial dan umpan balik dari orang lain. Penilaian yang positif terhadap
keadaan fisik seseorang baik dari diri sendiri maupun dari orang lain sangat
membantu perkembangan konsep diri yang positif.
4. Sikap-sikap orang di lingkungan sekitarnya. Roger (1961) menyatakan bahwa
perkembangan konsep diri ditentukan oleh interaksi yang terbentuk antara individu
dengan lingkungan sekitarnya. Ini berhubungan dengan feed back atau umpan balik
yang diberikan oleh orang-orang disekitarnya terhadap perilaku individu tersebut.
Umpan balik yang diberikan orang dilingkungannnya akan mempengaruhi konsep
diri indvidu. Jika umpan balik yang diberikan orang-orang di lingkungannya
menunjukkan penerimaan maka individu merasa diterima dan akan membantu
perkembangan konsep diri ke arah positif. Tetapi jika umpan balik yang diberikan
oleh orang-orang dlingkungannya menunjukkan penolakan, individu akan merasa
terabaikan, terasing, merasa rendah diri, dan akan membentuk konsep diri yang
negatif.
5. Figur-figur bermakna. Banyak figur yang bermakna bagi individu yang pada intinya
memberi pengaruh pada dirinya, baik melalui umpan balik ataupun melalui
perilaku yang kemudian diinternalisasikannya. Figur-figur tersebut memberi
pengaruh yang sangat terasa dalam pembentukan dan perkembangan konsep diri.
Figur bermakna biasanya orang yang mempunyai arti khusus bagi individu meliputi
orangtua, angota keluarga, guru, teman, pacar dan tokoh idola.