Anda di halaman 1dari 12

LANDASAN FILOSOFIS,RELIGIUS,PSIKOLOGIS,SOSIAL

BUDAYA,ILMIAH DAN TEKNOLOGI SERTA


PAEDAGOGIS DALAM BIMBINGAN DAN KORSELING

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


LEONI DAME BUTARBUTAR 1202413009
HENNI ANASTASIA SIHOMBING 1203113043
RIZKYAH LATIFAH 1203113018
HANA YOVALIAN SITINJAK 1203313025
CINDY JULIA 1203113026
DOSEN PENAMPU :MISWANTO,M.Pd
Kajian teori

 LANDASAN FILOSOFIS
 LANDASAN RELIGIUS
 LANDASAN PSIKOLOGIS
 LANDASAN SOSIAL BUDAYA
 LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGI
 LANDASAN PAEDAGOGIS
LANDASAN FILOSOFIS
 Filosofs atau filsafat adalah bahasa arab yangberasal dari kata yunani filosofia ( philosofia )
Dalam bahasa yunani filosofia itu merupakan kata majemuk yang terdiri dari Filo ( philos )dan
sofia (shopos ).Filo artinya cinta dalam arti yang seluas luasnya,yaitu ingin mengetahui segala
sesuatu. Sementara sofia artinya kebijaksanaan atau hikmah. Dengan demikian filsafat itu
artinya cinta kepada kebijaksanaan atau hikmah ,atau ingin mengerti segala sesuatu dengan
mendalam.
 Sikun pribadi ( 1981 ) mengartikan filsafat ini sebagai suatu usaha manusia untuk memperoleh
pandangan atau konsepsi segala yang ada, dan apa makna hidup manusia di alam semesta ini.
Dapat juga diartikan sebagai perenungan atau pemikiran tentang kebenaran, kebaikan, keadilan,
religi atau sosial budaya.
 Fungsi filsafat :
• Setiap manusia harus mengambil Tindakan atau keputusan.
• Keputusan yang diambil adalah keputusan sendiri.
• Dengan berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik.
• Untuk menghadapi banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah.
Pembahasan tentang makna dan fungsi filsafat di atas dalam kaitannya
dalam layanan Bimbingan dan Konseling. Prayitno dan Erma Amti
mengemukakan pendapat Belkin 1975 yaitu bahwa pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang
semuanya diharapkan merupakan tindakan bijaksana. Untuk itu
diperlukan pemikiran filsafat tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran dan
pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan
bimbingan dan konseling pada umumnya, yaitu membantu konselor
dalam memahami situasi konseling dan mengambil keputusan yang
tepat. Disamping itu pemikiran dan pemahaman filosofis yang
memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri jadi mantap,
lebih fasilitatif, serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian
bantuannya.
Disini akan diuraikan beberapa pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Yaitu tentang hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan.
a.       Hakikat Manusia
Hakikat manusia menurut Viktor Frankl dalam bukunya Thompson dan Rudolph
yang dikutip oleh Prayitno dalam bukunya Bimbingan dan Konseling, menegaskan
bahwa:
“....Selain memiliki dimensi fisik dan psikologis manusia juga memiliki dimensi
spiritual. Ketiga dimensi itu harus dikaji secara mendalam apabila manusia itu hendak
dipahami dengan sebaik-baiknya. Melalui dimensi spiritualnsya itulah manusia mampu
mencapai hal-hal yang berada diluar dirinya dan mewujudkan ide-ide nya.
“....Manusia terutama akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan
manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupan tersebut.
“....Manusia adalah unik, dalam arti bahwa manusia itu mengarahkan kehidupannya
sendiri. Manusia adalah bebas, merdeka, dalam berbagai keterbatasannya, untuk
membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu,
b.      Tujuan dan Tugas Kehidupan
Menurut Jung tujuan hidup manusia adalah mencari keterpaduan, dan didalamnya terdapat
dorongan instingtual kearah keutuhan dan hidup sehat. Sedangkan tugas kehidupannya adalah:
spiritualitas, pengaturan diri, bekerja, persahabatan, dan cinta
1)      Spiritualitas
Dalam kategori ini terdapat agama sebagai sumber inti bagi hidup sehat. Artinya agama sebagai
sumber moral, etika, dan aturan-aturan formal yang berfungsi untuk melindungi dan melestarikan
kebenaran dan kesucian hidup manusia. Karakter dan gaya hidup seseorang dikembangkan dengan
memperhatikan keharmonisannya dengan Sang Maha Kuasa.
2)    Pengaturan Diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat artinya hidup yang benar, maka terdapat sejumlah ciri-
ciri termasuk rasa dri berguna, pengendalian diri, pandangan realistis, spontanitas, kepekaan
emosional, pemecahan masalah, dan kreativitas, kebugaran jasmani, serta hidup sehat dan lain-lain.
Dengan hal itu seseorang yang mampu mengkoordinasikan dirinya atau hidupnya bertingkah laku
yang bertujuan melalui pengaturan dirinya, pengarahan, pengelolaan dirinya maka akan terjadi
peningkatan pada dirinya sesuai dengan norma-norma masyarakat.
3)   Bekerja
Seseorang dengan bekerja akan mendapatkan keuntungan ekonomis untuk bekal hidupnya dan kesejahteraan
hidupnya. Biasanya orang yang memiliki semangat bekerja ia akan menimbulkan rasa percaya diri, siap
menghaapi tantangan, memiliki banyak teman, menggunakan waktu sebaik mungkin. Sebaliknya, bagi seseorang
yang tidak mau bekerja atau tidak mampu biasanya ia adalah orang yang kurang berani menghadapi tantangan
untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Ketidakmampuan menjalani tugas kehidupan seperti itu menurut Dreikurs dianggap sebagai suatu gejala
sakit yang cukup serius.
4)      Persahabatan
Persahabatan merupakan hubungan sosial baik antara individu maupun dalam masyarakat secara lebih luas,
yang idak adanya keterlibatan perkawinan.
Persahabatan memberikan tiga keutamaan kepada hidup yang sehat: a. Dukungan emosional (kedekatan,
perlindungan, rasa aman, kegembiraan), b. Dukungan keberadaan (penyediaan kebutuahan fisik sehari-hari,
bantuan keuangan), c. Dukungan informasi (pemberian data yang diperlukan, petunjuk, nasihat, peringatan).
5)      Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat intim, saling mempercayai,
saling terbuka, saing bekerjasama, dan saling memberikan komitmen yang kuat.
Penelitian Flanagan yang dikutip oleh Prayitno mengungkapkan bahwa pasangan hidup (suami istri), anak
dan teman-teman merupakan tiga pilar paling utama bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia, baik
laki-laki maupun perempuan. Perkawinan dan persahabatan secara signifikan menyumbang pada kebahagiaan
hidup.
LANDASAAN PSIKOLOGIS
Perlu kita ketahui bahwa psikologis berarti ilmu tentang jiwa, dimana dalam pandangan ini bahwa setiap
peserta didik atau individu memiliki berbagai macam keunikan  dibandingkan peserta didik yang lainnya.
Seperti halnya berbeda dalam potensi bakat, minat, tingkah laku, motivasi, perhatian, kecerdasan, dan lainnya.
Dan hal ini sangat penting kita ketahui sebagai konselor karena dalam pelayanan bimbingan dan konseling kita
akan membahas masalah prilaku siswa yang dikarenakan perkembangannya.
 Dalam perkembangan jiwa jasmani inilah seyogianya anak-anak belajar, sebab pada masa ini mereka peka
untuk belajar, punya waktu untuk belajar, belum berunah tangga, belum bekerja, dan belum bertanggung jawab
pada kehidupan keluarga. Masa belajar ini bertingkat-tingkat sesuai dengan fase-fase perkembangan mereka.
Oleh karena itu, layanan-layanan pendidikan terhadap mereka harus pula dibuat bertingkat-tingkat agar
pelajaran itu dapat dipahami oleh anak-anak. Sebagai konselor harus mengetahui tingkatan fase peserta didik,
agar bantuan bimbingannya lebih efektif dan efisien.
 Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling seorang konselor harus memahami beberapa aspek
dalam psikologi yakni:
 1). Motif dan motivasi,
 2). Pembawaan dasar dan lingkungan,
 3). Perkembangan individu,
 4). Belajar, balikan, dan penguatan,
 5). Kepribadian.
 
LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Manusia merupakan makhluk sosial. Maka dari itu, manusia membutuhkan kepada orang lain yang berarti tidak
bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Siswa atau klien juga sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial.
Dimensi sosial manusia harus dipertahankan serta dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling.
Selain itu, manusia juga merupakan makhluk budaya. Karena manusia hidup di lingkungan budaya, sehingga ia
harus memenuhi tuntutan budaya dimana ia hidup agar sesuai dan diterima dilingkungannya. Serta untuk
mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat diterima dalam budaya tersebut.
Manusia hidup berpuak-puak, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa. Relevan dengan pernyataan ini Al Qur’an
menegaskan bahwa “Allah SWT., menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling kenal-
mengenal”. Dan setiap suku dan bangsa memiliki lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Perbedaan itu bisa
menimbulkan subjektivitas budaya sehingga akan berpengaruh pula pada upaya pemberian bantuan (bimbingan
dan konseling). Proses bimbingan dan konseling merupakan proses komunikasi antara konselor dengan klien.
Proses konseling yang bersifat antarbuadaya (konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda) sangat peka
terhadap pengaruh dari sumber-sumber hambatan komunikasi seperti bahasa dll. Perbedaan dalam latar belakang
ras atau etnik, kelas sosial, ekonomi, dan bahasa bisa menimbulkan masalah dalam hubungan konseling. Oleh
sebab itu, konselor harus bisa menjaga netralitas sosial budaya dalam memberikan bantuan bimbingan dan
konseling.
LANDASAN RELIGIUS
Di dalam Undang-undang yang isinya tentang tujuan pendidikan Nasional diantaranya membentuk manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta manusia yang memliki kepribadian i. Maka dari itu, perlu
adanya bimbingan dan konseling yang berlandaskan religius.
Menurut Erman Amti, implementasi landasan religius dalam layanan bimbingan antara lain pembimbing diharapkan
mendesain dan memasukkan unsur-unsur agama dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Akan tetapi, memberikan
bimbingan dan konseling dengan unsur keagamaan haruslan dengan tataran wajar, jangan sampai membuat peserta
didik merasa bahwa dirinya ditentukan nasib. Oleh karena itu, peserta didik haruslah memiliki pemahaman tentang
nilai-nilai keagamaan, yang berlaku dalam kehidupan sosial, pribadi, belajar, dan karier.
Landasan religius bagi layanan bimbingan dan konseling setidaknya ditekankan pada tiga hal pokok:
1) keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allah.
2). Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-
kaidah agama.
3). Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya
(termasuk IPTEK), serta kemasyarakatan yang sesuai dan menentukan kehidupa beragama untuk membantu
perkembangan dan pemecahan masalah individu.
LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGI
Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan sifat keilmuan bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima
sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga bimbingan dan
konseling diharapkan semakin kokoh. Dan mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi.yang berkembang pesat. Disamping itu penelitian dalam bimbingan dan
konseling sendiri memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam perkembangan
bimbingan dan konseling yang berkelanjutan.
Peran ilmiah dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya ilmu
dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistik dan evaluasi
memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi karakteristik
individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu. Hal
itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling
LANDASAN PEDAGOGIS
Menurut Tirtaraharja dan La Sula, pendidikan merupakan transformasi sosial-budaya
bagi masyarakat peserta didik dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi manusia dan
budayanya. Pendidikan juga merupakan lembaga sosial yang berfungsi melakukan
reproduksi sosial. Selain itu, pendidikan juga memiliki fungsi pengembangan diri segenap
potensi yang dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi pijakan dan
dasar kegiatan bimbingan dan konseling. Karena pula antara pendidikan dan bimbingan dan
konseling memiliki hubungan yang saling mendukung. Sebab, pendidikan merupakan proses
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan atau upaya pengajaran, bimbingan, dan
pelatihan.
Landasan pedagogis pelayanan bimbingan dan konseling setidaknya berkaitan dengan:
1). Pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah
satu bentuk kegiatan pendidikan,
2). Pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling,
3). Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai