SKOR NILAI:
Disusun Oleh:
NIM :2203311036
Kelas : Reguler A
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH yang telah melimpahkan rahmat-Nya
, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Critical Jurnal Review ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampuh pendidikan kewarganegaraan yang telah
membimbing saya membuat makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah Critical Jurnal Review ini masih
banyak memiliki kekurangan baik dalam segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karna
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk
langkah-langkah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua ,khususnya
untuk pembaca Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak .
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
I. PENDAHULUAN/PENGANTAR......................................................1
IV. PENUTUP..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN.
direview.
jurnal penelitian.
1.4Identitas Jurnal Yang Direview
BAB II
RINGKASAN JURNAL
Abstrak
Pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural dapat diartikan sebagai suatu disiplin
ilmu yang menumbuhkan berbagai prinsip multikulturalisme yang diharapkan dapat
diaplikasikan kepada peserta didik di dalam lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan dalam
kehidupan bangsa Indonesia dengan tujuan dapat berdemokrasi. Kewarganegaraan yang
bertanggung jawab, menghormati dan menanggung keragaman. Kewarganegaraan yang berdasar
pada multikulturalisme menjelaskan mengenai paradigma atau sudut pandang keberagaman
dengan tetap memegang teguh perbedaan, baik individu (jenis kelamin, tubuh, warna kulit, usia),
maupun perbedaan sosial, budaya, bahasa, agama, etnis, serta kelompok. Kewarganegaraan
dalam lingkup multikulturalisme memainkan peran yang terpenting dalam mempromosikan
keberagaman bangsa Indonesia, oleh karena itu keberagaman bukan menjadi sumber atas konflik,
namun untuk toleransi sesama serta saling hormat menghormati dalam membangun fondasi
keberagaman etnis Indonesia.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah nation atau bangsa dengan kemajemukannya yang terdiri atas
berbagai ras, bahasa, suku bangsa, adat istiadat, budaya dan agama. Bangsa Indonesia disebut
juga sebagai bangsa atau masyarakat multikultural, hal ini dikarenakan masyarakatnya berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agamanya. Multikukturalisme dapat diartikan sebagai
kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya, yakni memiliki potensi yang harus dibina dan
dikembangkan. Tetapi tidak dimikian jika keanekaragaman ini tidak difungsikan dan dipupuk
dengan baik, akan tumbuh menjadi hal yang berbahaya. Oleh karenanya, pendidikan berdasar
multikulturalisme menjadi syarat yang diperlukan guna sebagai pendorongkeberagaman tersebut.
Saat ini, keberagaman lebih dianggap sebagai perbedaan yang diperparah dan
dimanfaatkan oleh beberapa orang dalam mewujudkan kepentingan pribadi dan ambisi
kelompoknya. Hal ini menumbuhkan konflik horizontal dan kemerosotan bangsa Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik horizontal, kekerasan etnis dan diskriminasi yang terjadi
belakangan ini dapat membawa bangsa Indonesia di ambang kehancuran. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya yang terencana untuk menginternalisasikan pemahaman tentang kedamaian,
kemakmuran, cinta, rasa hormat, dan bahkan saling melindungi, inilah peran orang- orang yang
baik hati dan berwawasan luas dalam mengisi kemerdekaan Indonesia.
Seperti apa yang tertulis di Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah nama mata
kuliah wajib untuk pendidikan dasar dan menengah, dan pendidikan tinggi adalah nama mata
kuliah wajib. Oleh karena masyarakat Indonesia yang sangat beragam, maka dalam proses
mengintegrasikan pendidikan multikultural Indonesia ke dalam masyarakat Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan memegang peranan penting dalam mendorong keberagaman
masyarakat Indonesia. Tujuan artikel yakni untuk menjelaskkan mengenai peran pendidikan
kewarganegaraan dalam pendidikan multikultural.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penulisan artikel ini merupakan studi literatur yang mana
dilakukan dengan cara penelitian dan pemahaman atas beberapa buku, dokumen atau sumber
tertulis lainnya yang berkaitan dan bersangkutan dengan peran pendidikan kewarganegaraan
dalam pendidikan multikultural.
Selain itu, peneliti juga mengumpulkan dokumen terkait peran pendidikan
kewarganegaraan dalam pendidikan multikultural. Arikunto (2010, p.201) mengatakan bahwa
dokumen mempunyai asal kata yaitu “dokumen” yang berarti benda tertulis. Sedangkan Sukardi
(2004: 34) menjelaskan mengenai jenis dokumen (sumber pustaka), antara lain laporan
penelitian, jurnal, jurnal ilmiah, buku terkait, surat kabar, hasil seminar, serta artikel ilmiah yang
tidak dipublikasikan, sumber, statuta, dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
Sebagai filosofi pembelajaran yang didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, spiritual serta emosional siswa, pendidikan kewarganegaraan mempunyai berbagai
macam pembelajaran dan dapat sebagai jawaban atas keinginan dan permasalahan zaman. Pada
lingkup pendidikan kewarganegaraan yang bersifat material, tentunya secara umum akan fokus
pada pembahasan pemikiran Pancasila, bela negara, kemasyarakatan dan politik, nilai dan moral,
multikulturalisme, hukum dan demokrasi, ketatanegaraan dan ketatanegaraan, dan hubungan
Internasional, Hak Asasi Manusia, budaya dan kearifan lokal, pertahanan dan keamanan negara,
dan muatan substantif lain terkait dengan tujuan dan penelitian pendidikan kewarganegaraan.
Dengan menjelaskan bahwa, “ruang lingkup atau substansi materi pendidikan kewarganegaraan
terfokus pada Pancasra, UUD 1945, demokrasi, nilai-nilai, moral, etika, politik, hukum, budaya,
kearifan lokal dan keragaman etnis” diperoleh penguatan. Tentunya selain menjadi penelitian
yang penting, esensi materi tentang kebudayaan nasional Indonesia juga menjadi modal
akademik yang dapat mengubah pandangan mahasiswa terhadap fenomena budaya bangsa atau
keragaman etnis.
Dalam filosofis, multikulturalisme negara Indonesia merupakan pemberian dari Tuhan Yang
Maha Esa, maka dari itu realitas ini harus disikapi dengan bijak lalu dimaksimalkan sebagai cara
memelihara jiwa bangsa dan menggiring bangsa Indonesia ke puncak peradabannya. Umumnya,
cara menyalurkan pemahaman menyeluruh kepada mahasiswa tentang perlunya menjaga
multikulturalisme pada negara.
Tentunya harus untuk memenuhi tiga aspek penting dalam pembelajaran yang terfokus
pada rangka afektif, kognitif dan psikomotorik melalui orientasi untuk menyalurkan pemahaman
yang benar, agar mahasiswa mau dan bertanggung jawab berperan dalam menerima dan
mengambil bagian dalam menjaga realitas bangsa Indonesia atas bangsa multikultural. Tidak
dimaksudkan dalam pemberian ajaran atau doktrin yang melenyapkan perilaku kritis dan pikiran
asli siswa. Namun pemberian pemahaman yang menyeluruh dan kontekstual tentang realitas
kebhinekaan bangsa, sehingga siswa mampu diakomodir oleh perasaan ingin tahunya, dan
bertindak sesuai pemahamannya.
Padahal, pendidikan multikultural merupakan penelitian yang bertujuan merasionalisasi
penerimaan perbedaan sosial, khususnya perbedaan sosial ras, agama, budaya, dan gender, dalam
mencapai perdamaian serta keadilan, dan juga mengurangi diskriminasi yang berdampak negatif
bagi sebagian besar masyarakat.
Selaku pendidikan berbasis multikultural, PKn harus dapat meningkatkan keyakinan dan
persepsi pelajar pada kejadian multikultural tanpa paksaan, namun tetap harus diinternalisasikan
berdasarkan dengan dasar negara dan Undang Undang Dasar 1945, karena nilai-nilai tersebut
pada dasarnya dapat menerima dan menjaga keberagaman, tentunya dalam konteks karakter dan
sikap.
Tidak dapat disangkal bahwa pembelajaran kewarganegaraan, sebagai pendidikan
multikultural, dapat mempengaruhi keberhasilan gerakan mental siswa, dan sebagian besar
bergantung pada arah, rencana, jenis, dan pembelajaran yang ditujukan untuk meningkatkan
kognisi budaya dan kemampuan emosional siswa. Inti dari gerakan spiritualnya pada ilmu sosial
lebih menitikberatkan pada pengetahuan profesional, kreativitas, perubahan, dan kreasi. Noviansah
mengungkapkan bahwa "gerakan psikis menghubungkan individu dengan saraf dan otot".
RINGKASAN JURNAL PEMBANDING
Abstract
Civic Education has a strategic role in strengthening multiculturalism in
Indonesia. However, the contents of civic learning at the elementary level up to
university level are showing lack of phenomenon that explores the multicultural values
based on local wisdom (local genius). This research is a literature study by finding
reference theories relevant to the cases or problems found. The reference theory
obtained by method of literature study was presented as the foundation. It was found
that: (1) The primordially knowledge, attitude and behavior of Indonesian society are
kinds of things that impede Civics Education as a medium for strengthening
multiculturalism in Indonesia; (2) Civic Education has great potential to become the
foundation for multicultural strengthening in Indonesia with attention to innovation and
development of the content, as well as the learning model. (3) Civic Education has a
philosophical meaning as the foundation of ligature strength in the establishment of
pluralism multicultural mentalities in order to realize national goals and nation’s
modernization without abandoning the local wisdom.
Keywords: civics education, multicultural citizenship, local wisdom
Pendahuluan
Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dan
adat istiadat, hal ini adalah karunia Tuhan yang wajib disyukuri. Kemajemukan yang miliki
Indonesia sejatinya merupakan suatu kekuatan yang apabila persatuan dan kesatuan ini goyah
dapat dijadikan kelemahan. Dewasa ini terdapat banyak sekali konflik yang terjadi dalam
keseharian kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Perang saudara antar
suku, agama, dan kepentingan lainnya dapat mengganggu jalannya pembangunan nasional. Hal
ini dibuktikan dengan adanya kerusuhan di Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara pada Tanggal
29 Juli 2016 yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) sehingga
menodai kerukunan antar umat beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Tempo, 2016).
Metode
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan sumber data pertama, sumber bahan
cetak (kepustakaan), meliputi buku, jurnal, makalah dan literatur hasil penelitian tentang
Pendidikan Kewarganegaraan.Kedua,sumber data berupa dokumen analisis yang meliputi hasil
dokumen-dokumen kenegaraan tentang kurikulum pendidikan kewarganegaraan sekolah
menengah atas dari tahun 1975-2013. Teknik pengumpulan data dan informasi yang
digunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang
meliputi studi dokumentasi, dan studi pustaka. Sementara itu proses analisis data yang
digunakan peneliti adalah reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan
(Miles &
Huberman, 1992).
Hasil dan Pembahasan
Perkembangan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia memiliki
sejarah panjang dalam peranannya mempersiapkan warga negara yang baik sesuai dengan hak dan
kewajibannya. PKn juga telah banyak mengalami pergantian nama dan kurikulum selama enam
dekade sejak awal berdirinya sebagai salah satu bidang studi tahun 1947 hingga saat ini.
Dari penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai fokus kajian pada kurikulum
pendidikan moral tahun 1945- 1964 berfokus pada pembahasan mengenai pengetahuan umum
yang di dalamnya digali dan dipilih dari mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, dan politik
yang berkaitan dengan pelajaran Tata Negara dan Tata Hukum.
Kompetensi kewarganegaraan multicultural yang dimaksudkan sebagaimana dikemukakan
Branson & Quigley (1998) yaitu: 1) Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan),
berkenaan dengan konten atau apa yang seharusnya diketahui oleh setiap warga negara;
2)Civicskill (kecakapan kewarganegaraan), adalah kemampuan intelektual dan
partisipatif setiap warga negara; dan 3) Civic disposition (watak kewarganegaraan) yang
mengisyaratkan pada karakter yang terdapat di dalam diri warga negara yang mendukung bagi
pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional Branson (1998, p. 16). Ketiga
kompetensi tersebut diolah menjadi sebuah formula yang dimiliki setiap siswa agar mampu
menjadi warga negara yang cerdas dan baik, khususnya menjadi warganegara yang mengerti,
memahami, serta mampu melaksanakan apayang seharusnya dilakukan oleh seorang warga negara
multikulturalisme, dan PPKn menjadi ujung tombak bagi siswa untuk mampu mempelajari
multikulturalisme di Indonesia.
Salah satu tujuan sentral pendidikan adalah menpersiapkan peserta didik untuk dapat terlibat
baik langsung maupun tidak langsung dalam tema-tema dialog yang berkaitan dengan nilai, adat,
kebiasaan, sosialisasi, enkulturasi, kolonialisme, praktik hak asasi, kedudukan perempuan,
keluarga, revolusi industri, kelas sosial, perang saudara, keragaman etnis, dan tema lainnya yang
berkaitan dengan kehidupan warga negara sebagai individu maupun sebagai masyarakat.
Selanjutnya untuk memperdalam pemahaman siswa guru harus mampu membawa siswa untuk
bisa menghargai kompleksitas atau keberagaman dari kebenaran penafsiran yang tidak mampu
disederhanakan. Untuk itu Pendidikan Kewarganegaraan seudah sepantasnya menjadi salah satu
mata pelajaran yang mampu mengemban tugas tersebut sebagai mata pelajaran yang di dalamnya
trdapat muatan ataupun konten multikulturalisme, karena Pendidikan Kewarganegaraan
khususnya di Indonesia mengajarkan bagaimana seorang warga negara untuk mampu menjadi
individu yang memiliki kecerdasan dan berkarater baik sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
BAB III
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
Jurnal Utama
Kelebihan
Memaparkan secara lengkap dan jelas mengenai latar belakang dari jurnal tersebut
Judul artikel sesuai dengan pemaparannya dalam artiannya tidak bertele-tele dalam
memaparkan jurnal tersebut
Menggunakan bahasa baku yang mudah dimengerti oleh para pembaca
Disertai dengan daftar pustaka yang lengkap
Kekurangan
Terdapat beberapa space yang tidak rapi sehingga mengurangi nilai kerapian dalam
penyusunan jurnal.
Jurnal kedua
Kelebihan
Penggunaan bahasanya baku sesuai dengan EYD
Tujuan yang dipaparkan cukup jelas
Dalam bagian abstrak yang ditulis dalam bahasa asing (inggris)diseertai dengan terjemahan
Disertai oleh daftar pustaka yang lengkap
Kekurangan
Terdapat beberapa space yang tidak rapi sehingga mengurangi nilai kerapian dalam
penyusunan jurnal.
Jurnal belum punya ISSN
Bahasa yang digunakan sulit dimengerti
Bahasa Terlalu bertele-tele.
Dalam bagian abstrak yang ditulis dalam bahasa asing (inggris)tidak disertai dengan
terjemahan
Kemutahiran Jurnal
Dalam kedua jurnal memuat pemaparan materi yang jelas dan bayak informasi yang bisa
kita dapat untuk menambahkan pengetahuan kita terkait Bahan Ajar .Dengan berdasarkan penelitian
yang sistematis dan desain juga cukup bagus dan menarik sehingga menarik minat pembaca untuk
membaca jurnal ini.dalam kedua jurnal ini juga terdapat sumber lokasi yang jelas pada saat
melakukan penelitian.
BAB IV
Penutup
A.Kesimpulan
Pendidikan PKn merupakan pendidikan yang berbasis multikultural dimana pendidikan ini
memuat ilmu yang menumbuhkan beberapa prinsip multikulturalisme. Beberapa prinsip tersebut
diharapkan dapat diaplikasikan pada kehidupan berbangsa Indonesia khususnya di lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dengan tujuan dapat melindungi demokrasi. Masyarakat
mempunyai tanggung jawab dalam menghargai keberagaman serta hidup dalam keberagaman.
Masyarakat yang bedasar multikulturalisme menumbuhkan paradigma atau sudut pandang akan
keberagaman dengan terus penghargaan bagi perbedaan, baik itu perbedaan individu (jenis
kelamin, warna kulit, usia dan tinggi), serta perbedaan agama, sosial budaya, bahasa, dan
kelompok etnis. Warga negara yang berdasar pada multikulturalisme mempunyai peran penting
dalam rangka mewujudkan keberagaman bangsa Indonesia, yang mana keberagaman tidak dapat
menyebabkan sumber konflik, namun dalam rangka toleransi serta hormat menghormati guna
memperkuat keberagaman bangsa negara Indonesia serta makna Bhinneka Tunggal Ika .
Dari pembahasan kelebihan dan kelemahan yang telah dijelaskan atau dipaparkan diatas
,setiap jurnal yaitu jurnal utama dan jurnal pembanding memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing baik itu dari segi penulisan ,tata bahasa dan juga kedalaman materi.maka dapat
disimpulkan bahwa kedua jurnal tersebut sudah baikdan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
pembaca,tetapi masih perlu perbaikan .maka dapat disimpulkan bahwa jurnal tersebut layak atau
sudah bagus digunakan pembaca sebagai referensi untuk penelotian-penelitian lainnya.
B.Saran
Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan ataupun kekurangan setiap jurnal
ini dapat diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan pembaca sebagai
referensi dalam penelitian-penelitian ataupun untuk kegunaan lainnya.saran untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya menggunakan referensi yang up to date karena perkembangan pengetahuan
selalu mengalami kemajuan seiring berkembangnya teknologi dan juga review jurnal ini bisa
sebagai rujukan namun harus menerima review lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barat Lara Sati, Dinie Anggareni. 2021. Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pendidikan
Miltikultural .Jurnal Pendidikan Tambusai.
Arif Prasetyo Wibowo dan Margi Wahono .2017.Pendidikan Kewarganegaraan: usaha konkret untuk
memperkuat multikulturalisme di Indonesia.Jurnal Civics.