Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Kronis “.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang konsep dasar harga diri,
asuhan keperawatan gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis, serta
diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa semester V di
STIKes YARSI Pontianak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT. senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aaimin.
Kelompok IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Harga diri rendah kronik adalah salah satu respon maladaptif dan
rentang respon neurobiologi, proses terjadinya harga diri rendah kronik
pada pasien skizoprenia dapat dijelaskan dengan menganalisa stresor
predisposisi dan presipitasi yang bersifat biologis, psikologis, dan sosial
budaya sehingga menghasilkan respon bersifat maladaptif yaitu perilaku
harga diri rendah kronik.respon terhadap stresor dengan pasien harga diri
rendah memunculkan respon secara kognitif, afektif, fisiologis, perilaku
dan sosial, respon-respon tersebut akan dianalisis lebih lanjut, sehingga
memunculkan rentang respon (Stuart, 2009).
Harga diri merupakan perasaan berharga atau menghargai diri
sendiri. Sukar untuk mempertahankan harga diri yang tinggi ketika
seseorang menyadari pencapaiannya yang rendah dibandingkan dengan
ekspektasi budaya. Kurangnya kemampuan untuk mempertahankan
pekerjaan, hidup secara mandiri menikah, dan memiliki anak memberikan
kontribusi kepada harga diri yang rendah. Orang yang mengalami
gangguan jiwa berat seringkali merasa tertipu oleh pengalaman hidup yang
mereka harapakan untuk dinikmati sebelum mereka menjadi sakit (Keliat
& Pasaribu, 2016).
Peran perawat dalam pemberian terapi kognitif adalah untuk
membuat pikiran klien yang terselubung menjadi lebih terbuka dan ini
sangat penting untuk mengatasi harga diri rendah kronik (Gladding, 2009).
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Keperawatan Jiwa serta
untuk mengetahui asuhan keperawatan gangguan konsep diri: harga
diri rendah kronik.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui konsep diri harga diri rendah kronis
b. Agar mahasiswa mengetahui proses terjadinya harga diri rendah
kronis
c. Agar mahasiswa mengathui tentang asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.
C. Sistematika penulisan
BAB I: Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, sistematika
penulisan.
BAB II: tinjauan teoritis meliputi konsep dasar harga diri rendah kronis,
penatalasanaan
BAB III: Aplikasi asuhan keperawatan meliputi kasus, strategi
pelaksanaan komunikasi
BAB IV: Penutup meliputi kesimpulan, saran.
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemeriksaan diagnostic
1) Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang
bertujuan memberikan informasi penting tentang kerja dan
fungsi otak.
2) CT Scan, untk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi.
3) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT),
melihat wilayah otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak
dan menggambarkan perubahan-perubahan aliran darah yang
terjadi.
4) Magnetic Resonance Imaging (MRI), suatu tehnik radiologi
dengan menggunakan magnet, gelombang radio dan computer
untuk mendapatkan gambaran struktur tubuh atau otak dan
dapat mendeteksi perubahan yang kecil sekalipun dalam
struktur tubuh atau otak. Beberapa prosedur menggunakan
kontras gadolinium untuk meningkatkan akurasi gambar.
b. Terapi psikofarmaka/pengobatan
1) Acetylcholine (ACh), untuk pengaturan atensi dan mood,
mengalami penurunan.
2) Norepinephrine, mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian
dan orientasi; mengatur fight-flight dan proses pembelajaran
dan memori, mengalami penurunan yang mengakibatkan
kelemahan dan depresi.
3) Serotonin, mengatur status mood, mengalami penurunan yang
mengakibatkan klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran
negative dan tidak berdaya.
4) Glutamat, mengalami penurunan, terlihat dari kondisi klien
yang kurang energi, selalu terlihat mengantu. Selain itu
berdasarkan diagnosa medis klien yaitu skizofrenia yang sering
mengindikasikan adanya penurunan glutamat.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Pengkajian
Data yang perlu dikaji menurut (Fitria, 2009: 11) yaitu sebagai
berikut:
1) Data subjektif
a) Mengunggapkan dirinya merasa tidak berguna
b) Mengunggapkan dirinya merasa tidak mampu
c) Mengungkapkan dirinya merasa tidak semangat untuk
beraktivitas atau bekerja
d) Mengungkapka dirinya malas melakukan perawatan diri
(mandi, berhias, makan, atau toiletting).
2) Data objektif
a) Mengkritik diri sendiri
b) Perasaan tidak mampu
c) Pandangan hidup yang pesimistis
d) Tidak menerima pujian
e) Penurunan produktivitas
f) Penolakan terhadap kemampuan diri
g) Kurang memperhatikan perawatan diri
h) Berpakaian tidak rapi
i) Berkurang selera makan
j) Tidak berani menatap lawan bicara
k) Lebih banyak menunduk
l) Bicara lambat dengan nada suara lemah.
b. Pohon diagnosa & diagnosa keperawatan
Isolasi Sosial
Effect
Core Problem
Causa
c. Rencana keperawatan
1) Tindakan individu
Tindakan keperawatan pada klien harga diri rendah adalah
menurut (Keliat, dkk., 2010: 114) sebagai berikut:
a) Membina saling percaya
b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
c) Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d) Memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
e) Melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
2) Tindakan keluarga
Tindakan keperawatan keluarga pada klien harga diri rendah
bertujuan agar keluarga mampu merawat klien dengan harga
diri rendah. Tindakan keperawatan yang diberikan adalah
mendiskusikan bersama-sama keluarga mengenai masalah yang
dihadapi keluarga dalam merawat klien dengan harga diri
rendah. Selanjutnya mendiskusikan bersama-sama keluarga
faktor-faktor yang menyebabkan harga diri rendah dan
mendemonstrasikan cara merawat klien dengan harga diri
rendah. Keluarga diajarkan juga untuk memfasilitasi
pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki klien,
memotivasi klien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan klien dan menilai
perkembagan perubahan kemampuan klien. Dalam rangka
perencanan pulang pada klien, keluarga diharapkan dapat
merawat klien dengan harga diri rendah dirumah dan menjadi
sistem pendukunng yang efektif bagi klien (Keliat, dkk., 2010:
114).
3) Tindakan terapi aktivitas/kelompok
Tindakan keperawatan generalis untuk kelompok klien dengan
harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi untuk harga diri rendah. Terapi aktivitas
kelompok ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hal positif
yang ada pada diri klien serta melatih hal positif yang dapat
digunakan klien (Keliat, dkk., 2010: 115).
BAB III
A. Kasus
Seorang wanita yang bernama Ny. M berusia 44 tahun dating ke RSJ
dengan membawa rujukan dari puskesmas dengan keterangan depresi
berat dengan gejala psikotik. Keluarga pasien mengatakan pasien sering
menangis, sulit makan sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu
rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid sudah sejak satu
tahun yang lalu pasien sering terlihat sedih, merasa tidak berguna, merasa
tidak bisa berpikir dan bertenaga dan pasien pernah mengalami kejang,
biasanya kejang timbul pada siang hari.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut (Stuart, 2009) Harga diri rendah kronik adalah salah satu respon
maladaptif dan rentang respon neurobiologi, proses terjadinya harga diri
rendah kronik pada pasien skizoprenia dapat dijelaskan dengan
menganalisa stresor predisposisi dan presipitasi yang bersifat biologis,
psikologis, dan sosial budaya sehingga menghasilkan respon bersifat
maladaptif yaitu perilaku harga diri rendah kronik.
B. Saran
1. Perawat
Diharapkan perawat agar meningkatkan ketrampilan dalam
memberikan praktik asuhan keeprawatan pada pasien dengan harga
diri rendah kronis, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi klien maupun
keluarganya.
2. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu
dalam pembuatan asuhan keperawatan dan dapat melaksanakan asuhan
keperawatan dengan kemampuan dan teori teori berdasarkan sumber-
sumber, aktual dan dapat dipertanggungjawabkan sebenarnya.
3. Dunia keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan
kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih
baik dan luas bagi dunia keperawatan serta dapat diaplikasikan untuk
mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ackley, Betty J. & Ladwing, Gail B.. 2014. Nursing Diagnosis Handbook. USA:
Mobsy Elsevier.
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasat Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:
Salemba Medika.
Gladding, S.T. 2009. Family Therapy, History, Theory, and Practice. Jurnal
Keperawatan Jiwa. 1 (2): 161-196.
Keliat, Budi Ana & Pasaribu, Jesika. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart, Edisi Indonesia Pertama. Singapore: Elsevier.
Keliat, Budi Ana., dkk. 2010. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC.
Price, Ruth Wittman dkk. 2012. Nursing Concept Care Maps For Safe Patient
Care. USA
Stuart, Gail W. 2009. Principlex and Practice Of Psychiatric Nursing. St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Stuart, G.W. 2013. Principlex and Practice Of Psychiatric Nursing. St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Yusuf. AH. Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika