Disusun oleh :
KELOMPOK 4
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sebagai media atau sarana belajar bagi pembaca untuk
mengetahui tentang KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA
PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kelompok 4
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4
C. TUJUAN MASALAH.................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1. KESIMPULAN.........................................................................................24
2. SARAN.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Masalah
a. Tujuan Umum
Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan
Harga Diri Rendah
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui bagaiaman konsep harga diri rendah
2. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada pasien harga
diri rendah
5
BAB II
PEMBAHASAN
b. Klasifikasi
Coopersmith (2002) membagi harga diri rendah kedalam 4 aspek
yaitu:
1. Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku
orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan
rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.
2. Keberatan (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima
individu dari orang lain.
6
3. Kebajikan (virtue)
Ikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk
menjauhi tingkah lau yang tidak diperbolehkan
4. Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi
d. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik
positif, kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan
ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system
keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, 2005).
a) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada oran glain, ideal diri yang tidak realistus.
7
b) Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas menurun.
Selain itu, faktor presipitasi dapat pula berupa:
1) Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami
dalam peran atau posisi.
2) Konflik peran.
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3) Peran yang tidak jelas.
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4) Peran yang berlebihan .
Menampilkan seperangkat peran yang kompleks
5) Perkembangan transisi.
Perubahab norma dengan nilai yang tak sesuai dengan diri
6) Situasi transisi peran.
Bertambah atau berkurangnya orang penting dalam
kehidupan individu
7) Transisi peran sehat-sakit.
Kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, fungsi,
penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan.
e. Pohon masalah
Isolasi Sosial
8
f. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Alasan hospitalisasi atau penanganan
2. Usia dan jenis kelamin
3. Tahap perkembangan
4. Sistem keluarga, yang meliputi status perkawinan, peran dalam
keluarga, posisi sibling kandung
5. Persepsi tentang masalah kesehatan
6. Pengalaman masa lalu dengan sistem perawatan kesehatan
7. Status mental, meliputi pemikiran abstrak, penilaian atau daya
titik diri, memori, alam perasaan, orientasi, persepsi, proses
pikir
8. Sistem kepercayaan (norma,agama,nilai)
9. Kemampuan kognitif
10. Pola interaksi sosial
11. Status sosial, meliputi ketrampilan interpersonal, tingkat
kepercayaan terhadap orang lain, hubungan dengan anggota
keluarga, tingkat harga diri, kemampuan berfungsi dalam peran
sosial dan pekerjaan
12. Persepsi diri, meliputi citra tubuh, mekanisme koping,
kemampuan mengatasi masalah, harga diri
13. Pengalaman krisis masa lalu
14. Riwayat penanganan untuk gangguan psikososial, meliputi
hospitalisasi, pengobatan, psikoterapi, ide bunuh diri, rencana
bunuh diri, usaha bunuh diri dimasa lalu
15. Tanda-tanda neurovegetatif, meliputi kemampuan untuk
mengalami kenikmatan, nafsu makan, tingkat energi, tidur.
g. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial :
menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan
kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif,
9
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,
1998;336) Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan
perilaku antara lain:
Data subjektif
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau
pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan masu lalu untuk berhubungan
dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penulakan oleh
orang lain
Data objektif
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun/tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata
saat berbicara.
10
B. ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
b. Faktor presipitasi
11
d) Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat
untuk menampilkan seperangkat peran yang
kompleks.
c. Perilaku
12
a) Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b) Produktifitas menurun
d) Gangguan berhubungan
g) Rasa bersalah
c) Perasaan kosong
13
j) Masalah buhungan intim
d. Manifestasi klinis
3) Merasa bersalah.
14
6) Ketegangan peran.
8) Keluhan fisik.
11) Menarik diri secara sosial dan menarik diri secara realistis.
(Suliswati, 2005)
e. Sumber koping
f. Manifestasi koping
1) Jangka pendek :
15
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari
krisis : pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonoton tv
terus menerus.
2) Jangka Panjang :
g. Penatalaksanaan
16
golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan
golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan
generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang termasuk
generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine,
Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan Ariprprazole.
17
5) Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri
rendah menurut Kaplan & Saddock, 2010 mengatakan,
tindakan keperawatan yang dibutuhkan pada pasien dengan
harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi
interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi
keluarga.Tindakan keperawatan pada pasien dengan harga
diri rendah bisa secara individu, terapi keluarga, kelompok
dan penanganan dikomunikasi baik generalis keperawatan
lanjutan. Terapi untuk pasien dengan harga diri rendah
yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya
yaitu dengan menerapkan terapi kognitif pada pasien
dengan harga diri rendah.
2. Analisa Data
18
Data obyektif :
3) Ekspresi malu.
3. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah Kronik
Batasan karakteristik :
a) Pasien menilai diri putus asa
b) Pasien memperlihatkan kecenderungan pasif
c) Pasien mengungkapkan rasa malu dan bersalah
d) Pasien mengalami masalah medis atau mental kronis
e) Pasien kesulitan mengambil keputusan
f) Pasien sangat bergantung pada pendapat orang lain
g) Pasien mencari kepastian yang berlebihan
h) Pasien mengungkapkan pikiran penyangkalan diri
19
1. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat
digunakan
3. Klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang
sesuai kemampuan
4. Klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih
sesuai kemampuanya
5. Klien mampu merencanakan kegiatan yang sudah
dilatihnya
Tindakan keperawatan
Tujuan 1 :Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang masih dimiliki klien
Kriteria evaluasi:
Pasien mampu mempertahankan aspek yang positif
Intervensi :
1) Mendiskusikan bahwa klien masih memiliki
sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan klien dirumah , adanya keluarga dan
lingkungan terdekat klien
2) Beri pujian yang realistis atau nyata dan
hindarkan penilaian yang negatif setiap kali
bertemu denhan klien
Kriteria evaluasi:
20
2. Pasien dapat melakukan aktivitas terarah
Intervensi :
1) Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang
masih dapat digunakan saat ini setelah
mengalami bencana
2) Bantu klien menyebutkannya dan beri
penguatan terhadap kemampuan diri yang
berhasl diungkapkan klien
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan jadilah
pendengar yang aktif
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
1) Mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas
yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan klien lakukan sehari-hari
2) Bantu klien menetapkan aktivitas yang dapat
dilakukan secara mandiri. Tentukan aktivitas-
aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dan
bantuan penuh dari keluarag atau lingkungan
terdekat klien. Berikan contoh cara pelaksanaan
aktivitas yang dapat dilakukan klien. Lakukan
penyusunan aktivitas bersama klien dan buatlah
daftar aktivitas atau kegiatan sehari – hari klien.
21
Tujuan 4 :Melatih kegiatan klien yang sudah di pilih sesuai
kemampuan
Kriteria evaluasi:
Pasien mampu beraktivitas sesuai kemampuan.
Intervensi :
1) Mendiskusikan dengan klien untuk menetapkan
ukuran kegiatan ( yang sudah dipilih klien ) yang
akan dilatihkan.
2) Bersama klien dan keluarga memperagaka bebrapa
kegiatan yang akan dilakukan klien.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata pada
setiap kemajuan yang diperlihatkan klien
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
1) Memberikan kesempatan pada klien untuk mencoba
kegiatan yang telah dilatih.
2) Beri pujian atas aktivitas atau kegiatanyang dapat
dilakukan klien setiap hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi
dan perubahan setiap aktivitas.
4) Menyusun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan
bersama klien dan keluarga.
5) Berikan kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannyasetelah melaksanakan
kegiatan
22
6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap
aktivitas yang dilakukan klien.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga
diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
Dalam melakukan perawatan jiwa sangat penting sekali membina
hubungan saling percaya dan juga mebutuhkan kolaborasi yang baik
dengan tenaga medis (dokter dan perawat), keluarga dan juga lingkungan
(tetangga dan masyarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan
klien dirawat maupun perawat yang merawat bisa tercapai.
B. SARAN
Karena penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan demi
kemajuan karya tulis kami, kami mengharap kritik dan saran.Apabila ada
kesalahan dalam penulisan bahasa, penyusunan makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.Akhir kata dari kami mengharap semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca pada umumnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anna. B & Akemat .(2010). Model keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Salemba Medika
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2155/mengenal-obat-obatan-jiwa-
psikofarmaka. Mengenal Obat-obatan Jiwa (Psikofarmaka) - Yankes
Kemkes. Diakses tanggal 3 Maret 2023.
https://rsjiwajambi.com/wp-content/uploads/2019/09/buku-ajar-keperawatan-
kesehatan-jiwa-Ah.-Yusuf-Rizky-Fitryasari-PK-Hanik-Endang-Nihayati-
1.pdf. KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA - RSJD PROVINSI
JAMBI. Diakses tanggal 3 Maret 2023.
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1796/3/T1_132007077_BAB
%20II.pdf. Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Harga Diri. Diakses tanggal 3
Maret 2023.
25
26