7. Pengertian perilaku
kesehatan 8.Teori teori
9.Domain perilaku
pembentukan perilaku
Tujuan pendidikan kesehatan
Secara umum, tujuan dari pendidikan
kesehatan ialah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik,
mental dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial
(Notoatmodjo S, 2003:21).
Pengertian pendidikan kesehatan
• Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S,
memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
• Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara
operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (Notoatmodjo, 2003).
Proses pendidikan kesehatan
• Menurut Swanson dan Nies dalam Nursalam dan Efendi (2008) ada
beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan
pendidikan kesehatan, yaitu :
• Tahap I. Perencanaan dan pemilihan strategi
• Tahap II. Memilih saluran dan materi/media
• Tahap III. Mengembangkan materi dan uji coba
• Tahap IV. Implementasi
• Tahap V. Mengkaji efektifitas
• Tahap VI. Umpan balik
Tahap I. Perencanaan dan pemilihan strategi
• Tahap ini merupakan dasar dari proses komunikasi yang akan
dilakukan oleh pendidik kesehatan dan juga merupakan kunci penting
untuk memahami kebutuhan belajar sasaran dan mengetahui sasaran
atau pesan yang akan disampaikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan pada
tahap ini antara lain:
1) Review data yang 3) Bedakan kebutuhan
2) Cari data baru melalui
berhubungan dengan sasaran dan persepsi
wawancara, fokus grup
kesehatan, keluhan, terhadap masalah
(dialog masalah yang
kepustakaan, media massa, kesehatan, termasuk
dirasakan).
dan tokoh masyarakat. identifikasi sasaran.
4) Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan kesehatan yang telah dilakukan.
4) Pembatasan
5) Rehabilitasi
cacat (Disability
(Rehabilitation)
Limititato)
1) Promosi kesehatan (Health Promotion)
•Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
misalnya dalam kebersihan perorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan
kesehatan berkala, peningkatan gizi dan
kebiasaan hidup sehat.
•2) Perlindungan khusus (Specific Protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai
cara perlindungan terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa.
Program imunisasi merupakan bentuk pelayanan perlindungan khusus.
•3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi
di masyarakat. Keadaan ini menimbulkan kesulitan mendeteksi penyakit yang
terjadi di masyarakat, masyarakat tidak mau periksa dan diobati penyakitnya.
Kegiatan pada tingkat pencegahan ini meliputi pencarian kasus, penyembuhan dan
pencegahan berlanjutnya proses penyakit, pencegahan penyebaran penyakit
menular, dan pencegahan komplikasi.
•4) Pembatasan cacat (Disability Limititato)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering
didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau
melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas atau tidak mau
melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas. Hal ini terjadi
karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
penyakitnya.
Pada tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit,
pencegahan komplikasi lebih lanjut, mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
•5) Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Pada tingkat pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh
dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat.
Untuk memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan-latihan. Untuk
melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang
ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ada rasa malu dan
takut tidak diterima untuk kembali ke masyarakat setelah sembuh dari
suatu penyakit atau mungkin masyarakat tidak mau menerima
anggota masyarakat lainnya yang baru sembuh dari suatu penyakit
Peranan pendidikan kesehatan
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri,
mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya,
dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
PERILAKU KESEHATAN ( Healthy
Behavior )
Adalah : Respons seseorang terhadap stimulus atau objek yg berkaitan
Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg mempengaruhi Kesehatan
Klasifikasi Perilaku Kesehatan (Becker,
1979) :
1. Healthy Behavior aktivitas yg berkaitan dgn upaya
mempertahankan & meningkatkan kesehatan
2. Illness Behavior aktivitas seseorang / keluarganya yg sakit
dan/atau terkena masalah kesehatan u/ mengatasinya
3. The Sick Role Behavior orang sakit punya peran (role), hak
(rights) & kewajiban (obligation)
PENGUKURAN & INDIKATOR
PERILAKU KESEHATAN
1. Health Knowledges pengetahuan ttg cara-cara memelihara
kesehatan
2. Health Attitude pendapat/penilaian thp hal-hal yg berkaitan
pemeliharaan kesehatan
3. Health Practice kegiatan / aktivitas dlm rangka memelihara
kesehatannya
Teori teori pembentukan perilaku
1. Teori Lawrence Green
menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan (faktor
perilaku dan non perilaku)
2. Teori Snehandu B. Karr
menganalisis perilaku dari fungsinya: niat, dukungan
sosial,informasi atau fasilitas kesehatan, otonomi pribadi, situasi.
3. Teori WHO
perilaku terbentuk dari pemikiran dan perasaan berupa
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian
Domain perilaku
3. Psychomotor
2. Affective
Domain
Domain PERILAKU (Ranah
(Ranah Afektif)
Psikomotor)
31
Promosi Kesehatan dan Perilaku
Faktor Perilaku
Masalah
Kesehatan Masyarakat
Predisposing Factors
Health Health
Enabling Factors
Promotion Behavior
Reinforcing Factors
DIAGNOSIS PERILAKU SEHAT
• Identifikasi sistematis praktek-praktek kesehatan yang dapat
menyebabkan permasalahan Kesehatan
NON-BEHAVIORAL
CAUSES
HEALTH PROBLEMS
BEHAVIORAL
CAUSES
• Penyebab non-perilaku
Faktor-faktor personal dan lingkungan yang berkontribusi terhadap
permasalahan kesehatan tetapi tidak dikendalikan oleh perilaku populasi
sasaran
36
2. Mengembangkan temuan atas perilaku
37
b. Identifikasi prosedur pengobatan atas masalah kesehatan
secara berurutan. Setiap langkah adalah perilaku
Misal :
• Membuat keputusan untuk pengobatan atau bedah
• Ikuti pengobatan yang diresepkan
• Mempertahankan atau mencapai berat yang ideal
• Berhenti merokok
• Berhenti minum minuman beralkohol yang berlebihan
38
Rangking perilaku berdasarkan urgensinya
Perilaku dikatakan penting jika :
a. Data yang ada secara jelas berhubungan dengan masalah kesehatan
b. Perilaku itu sering terjadi
42
Contoh :
1. Remaja usia 15 – 20 tahun di Kabupaten A akan mengalami
penurunan kebiasaan merokok sebesar 20% selama dua tahun
program berhenti merokok dijalankan
2. Contoh lain ?
MENCARI PENYEBAB PERILAKU
SEHAT
FAKTOR PENCETUS
(PREDISPOSING)
FAKTOR PENGUAT
(REINFORCING)
44
FAKTOR PENCETUS
• Faktor-faktor yang mendorong untuk berperilaku sebagai alasan atau
motivasi berperilaku
48