Anda di halaman 1dari 48

PENDIDIKAN KESEHATAN

DAN PERUBAHAN PERILAKU


PROMOSI KESEHATAN
TM Ke-4
Pendidikan kesehatan dan perubahan
perilaku
1. Pengertian 2. Tujuan pendidikan
pendidikan kesehatan kesehatan 3. Proses pendidikan
kesehatanan

4. Ruang lingkup 5. Tingkat pelayanan 6. Peranan pendidikan


pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan

7. Pengertian perilaku
kesehatan 8.Teori teori
9.Domain perilaku
pembentukan perilaku
Tujuan pendidikan kesehatan
Secara umum, tujuan dari pendidikan
kesehatan ialah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik,
mental dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial
(Notoatmodjo S, 2003:21).
Pengertian pendidikan kesehatan
• Menurut Ottawwa Charter (1986) yang dikutip dari Notoatmodjo S,
memberikan pengertian pendidikan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan social, maka
masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dam mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial, budaya, dan sebagainya).
• Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara
operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (Notoatmodjo, 2003).
Proses pendidikan kesehatan
• Menurut Swanson dan Nies dalam Nursalam dan Efendi (2008) ada
beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan
pendidikan kesehatan, yaitu :
• Tahap I. Perencanaan dan pemilihan strategi
• Tahap II. Memilih saluran dan materi/media
• Tahap III. Mengembangkan materi dan uji coba
• Tahap IV. Implementasi
• Tahap V. Mengkaji efektifitas
• Tahap VI. Umpan balik
Tahap I. Perencanaan dan pemilihan strategi
• Tahap ini merupakan dasar dari proses komunikasi yang akan
dilakukan oleh pendidik kesehatan dan juga merupakan kunci penting
untuk memahami kebutuhan belajar sasaran dan mengetahui sasaran
atau pesan yang akan disampaikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan pada
tahap ini antara lain:
1) Review data yang 3) Bedakan kebutuhan
2) Cari data baru melalui
berhubungan dengan sasaran dan persepsi
wawancara, fokus grup
kesehatan, keluhan, terhadap masalah
(dialog masalah yang
kepustakaan, media massa, kesehatan, termasuk
dirasakan).
dan tokoh masyarakat. identifikasi sasaran.

5) Tulis tujuan yang


6) Kaji sumber- sumber
4) Identifikasi kesenjangan spesifik, dapat dilakukan,
yang tersedia (dana,sarana
pengetahuan kesehatan. menggunakan prioritas,
dan manusia)
dan ada jangka waktu.
Tahap II. Memilih saluran dan materi/media.
• Pada tahap pertama diatas membantu untuk memilih saluran yang
efektif dan materi yang relevan dengan kebutuhan sasaran.
• Saluran yang dapat digunakan adalah melalui kegiatan yang ada di
masyarakat.
• Sedangkan materi yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan
sasaran.
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan
adalah :

1) Identifikasi pesan dan media yang digunakan.

2) Gunakan media yang sudah ada atau menggunakan


media baru.

3) Pilihlah saluran dan caranya.


Tahap III. Mengembangkan materi dan uji
coba
• Materi yang ada sebaiknya diuji coba ( diteliti ulang ) apakah sudah
sesuai dengan sasarandan mendapat respon atau tidak. Tindakan
keperawatan yang perlu dilakukan adalah:
• 1) Kembangkan materi yang relevan dengan sasaran.
• 2) Uji terlebih dahulu materi dan media yang ada.

• Hasil uji coba akan membantu apakah meningkatkan pengetahuan,


dapat diterima, dan sesuai dengan individu.
Tahap IV. Implementasi
• Merupakan tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan. Tindakan
keperawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
• 1) Bekerjasama dengan organisasi yang ada di komunitas agar efektif
• 2) Pantau dan catat perkembangannya.
• 3) Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan.
Tahap V. Mengkaji efektifitas
• Mengkaji keefektifan program dan pesan yang telah disampaikan
terhadap perubahan perilaku yang diharapkan.
• Evaluasi hasil hendaknya berorientasi pada kriteria jangka waktu
(panjang / pendek) yang telah ditetapkan.
• Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah melakukan
evaluasi proses dan hasil
Tahap VI. Umpan balik
• untuk evaluasi program Langkah ini merupakan tanggung jawab
perawat terhadap pendidikan kesehatan yang telah diberikan.
• Apakah perlu diadakan perubahan terhadap isi pesan dan apakah
telah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
• Informasi dapat memberikan gambaran tentang kekuatan yang telah
digunakan dan memungkinkan adanya modifikasi.
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Kaji ulang tujuan, sesuaikan dengan kebutuhan.

2) Modifikasi strategi bila tidak berhasil.

3) Lakukan kerjasama lintas sektor dan program.

4) Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan kesehatan yang telah dilakukan.

5) Pertahankan alasan terhadap upaya yang akan dilakukan.

6) Hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan kesehatan.


Ruang lingkup pendidikan kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan


Dimensi sasaran Dimensi tempat pelaksanaan kesehatan
1) Pendidikan kesehatan 1) Pendidikan kesehatan di 1) Pendidikan kesehatan untuk
individu dengan sasarannya rumah sakit dengan promosi kesehatan (Health
adalah individu. sasarannya adalah pasien dan Promotion)
2) Pendidikan kesehatan keluarga 2) Pendidikan kesehatan untuk
kelompok dengan sasarannya 2) Pendidikan kesehatan di perlindungan khusus (Specific
adalah kelompok masyarakat sekolah dengan sasarannya Protection)
tertentu. adalah pelajar. 3) Pendidikan kesehatan untuk
3) Pendidikan kesehatan 3) Pendidikan kesehatan di diagnosis dini dan pengobatan
masyarakat dengan sasarannya masyarakat atau tempat kerja tepat (Early diagnostic and
adalah masyarakat luas. dengan sasarannya adalah prompt treatment)
masyarakat atau pekerja. 4) Pendidikan kesehatan untuk
rehabilitasi (Rehabilitation)
Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan

• Pendidikan kesehatan dapat dilakukan


berdasarkan lima tingkat pencegahan (five
levels of prevention) dari Leavel dan Clark
cit Herawani (2001), yaitu :
3) Diagnosa dini dan
1) Promosi 2) Perlindungan
pengobatan segera
kesehatan (Health khusus (Specific
(Early Diagnosis and
Promotion) Protection)
Prompt Treatment)

4) Pembatasan
5) Rehabilitasi
cacat (Disability
(Rehabilitation)
Limititato)
1) Promosi kesehatan (Health Promotion)
•Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan
misalnya dalam kebersihan perorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan
kesehatan berkala, peningkatan gizi dan
kebiasaan hidup sehat.
•2) Perlindungan khusus (Specific Protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai
cara perlindungan terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa.
Program imunisasi merupakan bentuk pelayanan perlindungan khusus.
•3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi
di masyarakat. Keadaan ini menimbulkan kesulitan mendeteksi penyakit yang
terjadi di masyarakat, masyarakat tidak mau periksa dan diobati penyakitnya.
Kegiatan pada tingkat pencegahan ini meliputi pencarian kasus, penyembuhan dan
pencegahan berlanjutnya proses penyakit, pencegahan penyebaran penyakit
menular, dan pencegahan komplikasi.
•4) Pembatasan cacat (Disability Limititato)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering
didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau
melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas atau tidak mau
melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakit secara tuntas. Hal ini terjadi
karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
penyakitnya.
Pada tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit,
pencegahan komplikasi lebih lanjut, mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
•5) Rehabilitasi (Rehabilitation)
• Pada tingkat pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh
dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat.
Untuk memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan-latihan. Untuk
melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang
ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari
masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ada rasa malu dan
takut tidak diterima untuk kembali ke masyarakat setelah sembuh dari
suatu penyakit atau mungkin masyarakat tidak mau menerima
anggota masyarakat lainnya yang baru sembuh dari suatu penyakit
Peranan pendidikan kesehatan
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri,
mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya,
dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan
taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
PERILAKU KESEHATAN ( Healthy
Behavior )
Adalah : Respons seseorang terhadap stimulus atau objek yg berkaitan

Sehat – Sakit, Penyakit, Faktor yg mempengaruhi Kesehatan
Klasifikasi Perilaku Kesehatan (Becker,
1979) :
1. Healthy Behavior  aktivitas yg berkaitan dgn upaya
mempertahankan & meningkatkan kesehatan
2. Illness Behavior  aktivitas seseorang / keluarganya yg sakit
dan/atau terkena masalah kesehatan u/ mengatasinya
3. The Sick Role Behavior  orang sakit punya peran (role), hak
(rights) & kewajiban (obligation)
PENGUKURAN & INDIKATOR
PERILAKU KESEHATAN
1. Health Knowledges  pengetahuan ttg cara-cara memelihara
kesehatan
2. Health Attitude  pendapat/penilaian thp hal-hal yg berkaitan
pemeliharaan kesehatan
3. Health Practice  kegiatan / aktivitas dlm rangka memelihara
kesehatannya
Teori teori pembentukan perilaku
1. Teori Lawrence Green
menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan (faktor
perilaku dan non perilaku)
2. Teori Snehandu B. Karr
menganalisis perilaku dari fungsinya: niat, dukungan
sosial,informasi atau fasilitas kesehatan, otonomi pribadi, situasi.
3. Teori WHO
perilaku terbentuk dari pemikiran dan perasaan berupa
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian
Domain perilaku

• Menurut Benyamin Bloom, perilaku mns dpt


dibagi ke dlm 3 domain :
–Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
–Affective Domain (Ranah Afektif)
–Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)
Pengukuran domain perilaku:
–Cognitive domain diukur dari knowledge
(pengetahuan)
–Affective domain diukur dari attitude (sikap)
–Psychomotor domain diukur dari
psikomotor/praktis (keterampilan)
DOMAIN PERILAKU (Benyamin Bloom)
1. Cognitive
Domain
(Ranah Kognitif)

3. Psychomotor
2. Affective
Domain
Domain PERILAKU (Ranah
(Ranah Afektif)
Psikomotor)

31
Promosi Kesehatan dan Perilaku

Faktor Perilaku

Masalah
Kesehatan Masyarakat

Faktor Non Perilaku


/ Faktor Fisik
Upaya Intervensi terhadap Faktor Perilaku melalui
pendekatan :
a. Pendidikan ( Education )
b. Paksaan atau Tekanan ( Coercion )

Hubungan Promosi Kesehatan dengan


Determinan Perilaku

Predisposing Factors

Health Health
Enabling Factors
Promotion Behavior
Reinforcing Factors
DIAGNOSIS PERILAKU SEHAT
• Identifikasi sistematis praktek-praktek kesehatan yang dapat
menyebabkan permasalahan Kesehatan

NON-BEHAVIORAL
CAUSES

HEALTH PROBLEMS

BEHAVIORAL
CAUSES
• Penyebab non-perilaku
Faktor-faktor personal dan lingkungan yang berkontribusi terhadap
permasalahan kesehatan tetapi tidak dikendalikan oleh perilaku populasi
sasaran

Contoh : genetik, umur, jenis kelamin, iklim

• Umumnya, bentuk penyebab non-perilaku :


• Lingkungan : air, udara, jalan
• Teknologi : fasilitas, pelayanan medis
TAHAPAN DIAGNOSIS
PERILAKU
1. Membedakan antara penyebab perilaku dan
non-penyebab perilaku dari masalah kesehatan
Contoh :
Di bawah ini adalah faktor resiko dari penyakit
kardiovaskuler

Merokok gender gaya hidup santai


Stres hipertensi kolesterol tinggi
Diabetes Obesitas umur
Konsumsi alkohol
Riwayat keluarga

36
2. Mengembangkan temuan atas perilaku

Prosedur dalam dua bentuk :


a. Identifikasi perilaku yang berhubungan dengan
pencegahan masalah kesehatan
Misal :
• Memelihara atau mencapai BB yang diinginkan
• Berhenti merokok atau jangan dimulai
• Berhenti minum-minuman beralkohol berlebihan atau jangan
dimulai
• Mulai atau lanjutkan olah raga

37
b. Identifikasi prosedur pengobatan atas masalah kesehatan
secara berurutan. Setiap langkah adalah perilaku
Misal :
• Membuat keputusan untuk pengobatan atau bedah
• Ikuti pengobatan yang diresepkan
• Mempertahankan atau mencapai berat yang ideal
• Berhenti merokok
• Berhenti minum minuman beralkohol yang berlebihan

38
Rangking perilaku berdasarkan urgensinya
Perilaku dikatakan penting jika :
a. Data yang ada secara jelas berhubungan dengan masalah kesehatan
b. Perilaku itu sering terjadi

Perilaku dikatakan kurang atau tidak penting jika:


c. Tidak berhubungan langsung dengan masalah kesehatan
d. Perilaku tersebut jarang muncul
Rangking Perilaku Berdasarkan Kemudahan
Diubah
Perilaku mudah diubah, jika :
a. Masih dalam tahap dini atau baru muncul
b. Tidak terkait kuat dengan gaya hidup atau budaya
c. Berhasil diubah oleh program lain

Perilaku sulit diubah, jika :


d. Sudah lama terjadi
e. Terkait kuat dengan gaya hidup atau budaya
f. Tidak dapat diubah oleh program lain
Memilih Perilaku Sasaran

Penting Tidak (kurang) penting

1. Prioritas tinggi untuk fokus 3. Prioritas rendah, kecuali untuk


Mudah diubah program tujuan “politis”

2. Prioritas untuk program 4. Tidak ada program


Sulit diubah inovasi : evaluasi penting
MENYATAKAN TUJUAN PERILAKU
Tujuan perilaku yang baik menyatakan :

• Siapa – orang yang diharapkan berubah

• Apa – tindakan atau perubahan dalam perilaku atau tindakan kesehatan


yang ingin dicapai

• Berapa besar – tingkatan kondisi yang akan dicapai

• Kapan – waktu di mana perubahan diharapkan terjadi

42
Contoh :
1. Remaja usia 15 – 20 tahun di Kabupaten A akan mengalami
penurunan kebiasaan merokok sebesar 20% selama dua tahun
program berhenti merokok dijalankan

2. Contoh lain ?
MENCARI PENYEBAB PERILAKU
SEHAT
FAKTOR PENCETUS
(PREDISPOSING)

FAKTOR PEMUNGKIN MASALAH PERILAKU


(ENABLING) SPESIFIK

FAKTOR PENGUAT
(REINFORCING)

Garis Solid : Pengaruh/kontribusi


Garis Putus-putus : Efek sekunder
Angka : Urutan kejadian

44
FAKTOR PENCETUS
• Faktor-faktor yang mendorong untuk berperilaku sebagai alasan atau
motivasi berperilaku

• Kecenderungan “personal” yang membawa individu atau kelompok


dalam pengalaman belajar

• Contoh : pengetahuan, sikap, keyakinan, norma, sosial demografi


FAKTOR PEMUNGKIN
• Faktor-faktor pendorong yang membuat motivasi atau alasan
berperilaku menjadi kenyataan

• Keahlian atau sumber daya untuk melaksanakan perilaku sehat

• Contoh : keahlian petugas, sumber daya masyarakat, aksesibilitas


pelayanan (biaya, jarak, transportasi dll)
FAKTOR PENGUAT
• Faktor-faktor yang muncul dari perilaku yang menyediakan ganjaran, insentif,
sanksi dan hukuman sehingga perilaku tetap ada

• Penguat positif  perilaku sehat tetap bertahan

• Penguat negatif  perilaku sehat menjadi berkurang

• Sumber-sumber penguat tergantung pada jenis program.


Misal :
dalam tatanan rumah sakit, faktor penguat dapat
berasal dari dokter, perawat dan keluarga
SEKIAN
TERIMA KASIH

48

Anda mungkin juga menyukai