Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH (HDR)


Dosen Pengampu: Amin Aji Budiman, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok P21A
1. GITA TRISNA ANGGRAINI (P21002)
2. AFIFAH FITRI ANNISA NUR HADI (P21011)
3. ALDIRA AYU CAHYA ANGGRAINI (P21014)
4. BAGHIZA KHAUTAL TAJUDDIN (P21017)
5. DEWI PUSPITASARI (P21023)
6. LAILA NUR RAHMA (P21035)
7. NAWANG DWI PUSPITASARI (P21042)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan dengan tepat waktu makalah keperawatan jiwa
kami yang berjudul "HARGA DIRI RENDAH". Adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini yaitu guna memenuhi kewajiban kami terhadap tugas mata kuliah
keperawatan jiwa, sekaligus menambah wawasan mengenai harga diri rendah yang telah
diberikan.
Dalam proses penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses penyelesaian makalah ini baik secara
langsung dan tidak langsung. Tak luput atas kesalahan, kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang ada. Oleh karena itu, kami
menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Adanya kritik dan saran yang membangun kami terima guna memperbaiki
kualitas penulisan kami kedepannya. Semoga makalah yang kami buat dapat
memberikan banyak manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 16 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. LATAR BELAKANG......................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN....................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................
A. Konsep Harga Diri Rendah...............................................................................
1. Pengertian Harga Diri Rendah..........................................................................
2. Penyebab Harga Diri Rendah...........................................................................
3. Tanda Dan Gejala.............................................................................................
4. Akibat Terjadinya Masalah...............................................................................
5. Mekanisme Koping...........................................................................................
6. Penatalaksanaan ............................................................................................
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH.
1. Pengkajian.........................................................................................................
2. Pohon masalah .................................................................................................
3. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul................................................
4. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................
5. Rencanaa Asuhan Keperawatan.......................................................................
6. Implementasi.....................................................................................................
7. Evaluasi.............................................................................................................
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................
A. PENGKAJIAN.................................................................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ......................................................................
C. PERENCANAAN ..............................................................................................
D. IMPLEMENTASI..............................................................................................
E. EVALUASI.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP ................................................................................................
KESIMPULAN ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan harga diri rendah menggambarkan perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan, dan merasa gagal untuk mencapai keinginannya
(Muhith,A, 2016). Dengan gangguan harga diri yang rendah seseorang akan
menghadapi suasana hati dan ingatan tentang masa lalu yang negatif dan lebih
rentan mengalami depresi ketika menghadapi stress karena pola pikir yang buruk
tentang diri sendiri, tujuan hidup yang tidak jelas, dan masa depan yang lebih psimi,
semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan
kepribadian(Betty dkk. 2016).
Depresi merupakan bentuk satu ganguan jiwa yang ditandai dengan
kemurungan, kelesuan, tidak berhairah, putus asa, dan tidak berguna (Nasir dan
Muhith, 2011), depresi juga dapat menonaktifkan hubungan fungsional, sosial dan
fisik, dan meningkankan angka bunuh diri (Holm dan Severinsson dalam wood, E
atall, 2017) Gejala paling khas sering terjadi saat berduka cita dan individu yang
melaporkan keadaan depresi, seperti mengalami kesedihan, insomnia, penurunan
nafsu makan. Beberapa peneliti telah mencatat bahwa kesedihan tidak selalu
menghasikan gejala kognitif depresi, seperti halnya harga diri rendah atau perasaan
tidak berharga (Friedman, R A. 2012).

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa definisi dari harga diri rendah?
2) Apa penyebab dari harga diri rendah?
3) Apa saja tanda dan gejala dari harga diri rendah?
4) Apa akibat ternjadi nya masalah tersebut ?
5) Bagaimana mekanisme koping pada harga diri rendah?
6) Bagaimana penatalaksanaan pada harga diri rendah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa dengan harga diri
rendah

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari harga diri rendah
b. Untuk mengetahui penyebab dari harga diri rendah
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari harga diri rendah
d. Untuk mengetahui akibat ternjadinya masalah dari harga diri rendah
e. Untuk mengetahui mekanisme koping dari harga diri rendah
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari harga diri rendah
BAB II
KAJIAN TEORI

A. KONSEP HARGA DIRI RENDAH


1. DEFINISI HARGA DIRI RENDAH
Harga diri seseorang dapat mengalami penurunan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti,
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatifinilah yang disebut
dengan Harga Diri Rendah (Low self-esteem). Individu dengan harga diri rendah
memandang diri mereka sendiri sebagai seseorang yang tidak kompeten, tidak
dicintai, tidak aman, dan tidak layak (Townsend,2009 dalam Ns. Sutejo, 2018).
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999 dalam Nur Fajriyah,2012).
Menurut Damaiyanti (2012) harga diri rendah ada secara situasional
dankronik, yaitu :
a. Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu (korban
pemerkosaan).
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung lama yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada
klien gangguan jiwa.

2. PENYEBAB HARGA DIRI RENDAH


Dibawah ini penyebab terjadinya klien mengalami harga diri rendah :
a. Faktor Predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Menurut Satrio (2015) faktor predisposisi ini dapat dibagi
menjadi:
b. Faktor Biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala.
c. Faktor psikologis
Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan adanya
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti penolakan dan
harapan orang tua yang tidak realisitis, kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergan- tungan pada orang lain,
penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri, krisis identitas, peran yang
terganggu, ideal diri yang tidak re- alisitis, dan pengaruh penilaian internal
individu.
d. Faktor sosial budaya
Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan terhadap
pasien yang mempengaruhi penilaian pasien, sosial ekonomi rendah, riwayat
penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, dan tingkat
pendidikan rendah.
e. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum gangguan konsep diri harga diri
rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situsional
misalnya karena trauma yang muncul tiba- tiba, sedangkan yang kronik
biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah
memiliki pikiran negatif dan memingkat saat dirawat (Yosep, 2019).

3. TANDA DAN GEJALA HARGA DIRI RENDAH


Tanda dan Gejala ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu
tanda dan gejala harga diri rendah. Klien dengan harga diri rendahmemiliki
batasan karakteristik sebagai berikut :
a. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
b. Penurunan produktivitas
c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
d. Gangguan dalam berhubungan
e. Perasaan tidak mampu
f. Rasa bersalah
g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
h. Perasaan negatif yang berhubungan dengan tubuhnya sendiri
i. Ketegangan peran yang dirasakan
j. Pandangan hidup yang pesimis
k. Keluhan fisik
l. Pandangan hidup yang bertentangan
m. Penolakan terhadap kemampuan personal
n. Destruktif terhadap diri sendiri
o. Pengurangan diri
p. Menarik diri secara sosial
q. Penyalahgunaan zat
r. Menarik diri dari realitas
s. Khawatir
Beberapa batasan karakteristik tersebut berkesinambungan terdapat pada klien
dengan harga diri rendah (Stuart, 2013).

4. AKIBAT TERJADINYA MASALAH


Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial: menarik diri. Isolasi
sosial menarik diri merupakan gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan social.

5. MEKANISME KOPING
Seseorang dengan harga diri rendah memiliki mekanisme koping jangka pendek
dan jangka panjang. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberikan
hasil yang telah diharapkan individu, maka individu dapat mengembangkan
mekanis koping jangka panjang (Direja, 2011). Mekanisme tersebut mencakup
sebagai berikut :
a. Jangka Pendek
1) Aktivitas yang dilakukan untuk pelarian sementara yaitu : pemakaian
obat-obatan, kerja keras, nonton tv secara terus menerus.
2) Aktivitas yang memberikan penggantian identitas bersifat sementara,
misalnya ikut kelompok sosial, agama, dan politik).
3) Aktivitas yang memberikan dukungan bersifat sementara misalnya
perlombaan.
b. Jangka Panjang
1) Penutupan identitas : terlalu terburu-buru mengadopsi identitas yang
disukai dari orang-orang yang berarti tanpa memperhatikan keinginan
atau potensi diri sendiri.
2) Identitas Negatif : asumsi identitas yang bertentangan dengan nilai-nilai
dan harapan masyarakat.

6. PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmako
1) Cloppromazine (CPZ)Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat
dalam kemampuan menilairealistis, kesadaran diri terganggu, waham,
halusinasi, gangguan perasaandan perilaku aneh
2) Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
3) Haloperidol (HPL)Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai
realistis dalam fungsinetral serta fungsi kehidupan sehari-hariEfek
samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
4) Trihexypheridyl (THP)Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson,
termasuk pascaenchepalitis danidiopatikEfek samping : hpersensitive
terhadap trihexyphenidyl, psinosis berat, psikoneurosis, dan obstruksi
saluran cerna
b. Psikoterapi
1) Terapi okupasi/ rehabilitasiTerapi terarah bagi pasien, fisik maupun
mental dengan menggunakanaktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas
tersebut berupa kegiatan yangdirencanakan sesuai tujuan.
2) Terapi psikososialRencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada
kemampuan dankekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi
penurunan stress danmengenal masalah dan perlibatan kembali pasien
ke dalam aktivitas.
3) Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif
danindividual atau kelompok serta bimbingan yang praktis dengan
maksud untuk
c. Manipulasi lingkungan
1) Bersikap menerima psien dan negatifismenya
2) Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas di ruangan
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas
dantanggungjawabnya sendiri. Misalnya, menata tempat tidur,
membersihkanalat makan, dan minum obat.
4) Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang dilakukan
secara mandiri

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama Atau Alasan Masuk
1) Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di
rumah sakit
2) Apakah sudah tahu penyakit sebelumnya
3) Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini
b. Faktor Presdiposisi
1) Penolakan orang tua yang tidak realistis
2) Kegagalan berulang kali
3) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
4) Ketergantungan pada orang lain
5) Ideal diri yang tidak realistis (Fitria,2009)
c. Faktor Presipitasi
1) Hilangnya sebagian anggota tubuh
2) Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
3) Mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas (Fitria,2009)
d. Konsep Diri
1) Gambaran diri: persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian
yang disukai.
2) Ideal diri: persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu.
3) Harga diri: penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis sebagai seberapa perilaku dirinya dengan ideal diri.
4) Identitas : prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab
terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan individu.
5) Peran : serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.
2. POHON MASALAH
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif


Sumber : Nita Fitria, 2015

3. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Masalah keperawatan
1) Gangguan konsep diri : harga diri rendah (D.0086)
2) Isolasi sosial : menarik diri (D.0121)
3) Koping tidak efektif (D.0096)
b. Data yang perlu dikaji
1) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a) Data subjektif
Mengungkapkan perasaan malu pada diri sendiri dan mengkritik diri
sendiri
b) Data objektif
Klien lebih suka menyendiri
2) Isolasi sosial : menarik diri
a) Data subjektif
Klien mengatakan klien tidak mampu mengungkapkan perasaan
b) Data objektif
Klien menarik diri
3) Koping tidak efektif
a) Data sebjektif
Klien mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah
b) Data objektif
Klien tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada masalah harga diri rendah kronis
menurut SDKI (2018), yaitu :
a. Harga diri rendah (D.0086)
b. Isolasi Sosial (D.0121)
c. Koping tidak efektif (D.0096)

5. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan (SIKI)
Keperawatan Hasil (SLKI)
1. Harga Diri Setelah dilakukan Manejemen perilaku
Ren dah Kro intervensi (I.12463)
nis (D.0086) keperawatan selama
3 x 24 jam, maka Observasi :
Harga Diri  Identifiaksi harapan
meningkat dengan untuk mengendalikan
kriteria hasil: perilaku
Harga Diri ( L.09069)

 Penilaian diri
Terapeutik :
positif meningkat
(5)  Diskusikan tanggung
jawab terhadap perilaku
 Perasaan
memiliki  Jadwalkan kegiatan

kelebihan atau terstruktur

kemampuan  Ciptakan dan pertahankan

positif meningkat lingkungan dan kegiatan

(5) perawatan konsistem

 Penerimaan setiap di- nas

penilaian positif  Tingkatkam aktivitas

meningkat (5) fisik sesuai kemampuan

 Minat mencoba  Batasi jumlah

hal baru pengunjung

meningkat (5)  Bicara dengan nada

 Perasaan malu rendah dan tenang

menurun (5)  Lakukan kegiatan

 Perasaan bersalah pengalihan terhadap

menurun (5) sumber agitasi

 Perasaan tidak  Cegah perilaku pasif dan

mampu agresif

melakukan  Beri penguatan postif

apapun menurun terhadap keberhasilan

(5) mengendalikan perilaku


 Lakukan pengekangan
fisik sesuai indikasi
Kolaborasi :
 Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar perilaku yang telah
ditetapkan

2. Isolasi Sosial Setelah dilakukan Promosi Sosialisasi (I.13498)


(D.0121) intervensi keperawatan
selama 3 x 24 jam,
maka Keterlibatan Observasi :
Sosial meningkat ̶ Identifikasi kemampuan
dengan kriteria hasil: melakukan interaksi
Keterlibatan Sosial dengan orang lain
(L.13115) ̶ Identifikasi hambatan
 Minat interaksi melakukan interaksi
meningkat (5) dengan orang lain
 Verbalisasi isolasi
menurun (5) Terapeutik :
 Verbalisasi ̶ Motivasi meningkatkan
perasaan berbeda keterlibatan dalam suatu
dengan orang lain hubungan
menurun (5) ̶ Motivasi berinteraksi di

 Afek murung/sedih luar lingkungan

mnurun (5) ̶ Diskusikan kekuatan dan

 Kontak mata keterbatasan dalam

membaik (5) berkomunikasi dengan


orang lain

Edukasi :
̶ Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
̶ Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
̶ Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
3. Koping Setelah dilakukan Promosi koping (I.09312)
Tidak intervensi keperawatan Observasi :
Efektif selama 3 x 24 jam,  Identifikasi kegiatan
(D.0096) maka Status Koping jangka pendek dan panjang
membaik dengan sesuai tujuan
kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan
Status Koping yang dimiliki
(D.09086)  Identifikasi dampak dan
 Kemampuan situasi terhadap peran dan
memenuhi peran hubungan
sesuai usia  Identifikasi metode
meningkat (5) penyelesaian masalah
 Perilaku koping  Identifikasi kebutuhan dan
adaptif meningkat keinginan terhadap
(5) dukungan sosial
 Verbalisasi
kemampuan Terapeutik :
mangatasi masalah  Gunakan pendekatan yang
meningkat (5) tennag dan meyakinkan
 Verbalisasi  Diskusikan alasan
kelemahan diri mengkritik diri sendiri
meningkat (5)  Fasilitasi dalam
memperoleh informasi
yang dibutuhkan
 Motivasi terlibat dalam
kegiatan social
 Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
 Dukung penggunakan
mekanisme pertahanan
yang tepat

Edukasi :
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Anjurkan keluarga terlibat
 Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif

6. Implementasi
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata implementasi seringkali jauh berbeda dengan
rencana (Direja,2011).
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses asuhan keperawatan. Pada tahap ini kita
melakukan penilaian terakhir terhadap kondisi pasien dan disesuaikan dengan
kriteria hasil sebelumnya yang telah dibuat. Dalam evaluasi asuhan keperawatan
menggunakan format SOAP seperti :
S : Subjective ( pernyataan atau keluhan dari pasien)
O : Objective ( data yang diobservasi oleh perawat)
A : Analisys ( kesimpulan dari subjektif dan objektif)
P : Planning ( rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan analisis)
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
IDENTITASKLIEN
Inisial : Nn. S(P)
Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2023
Umur : 18 Th
No. RM : 338xxx

A. ALASAN MASUK
Ibu Nn. S mengatakan telah memiliki 2 anak, ibu klien mengatakan anaknya
awalnya biasa saja tidak mengalami penyakit apapun. Tetapi waktu sekolah online
anak tersebut selalu asyik dengan gudget nya sendiri. Tanpa disadari dia selalu
bermain HP hampir setiap hari non stop. Dan tiba – tiba anak itu jatuh sakit dan
disaat sekolah online itu HP anak tersebut diminta oleh kedua orang tuanya tetapi
anak itu selalu marah. Hampir setiap hari anak itu dikasih tahu tapi selalu marah
jika diperingatkan oleh kedua orang tuanya. Dan ayahnya juga memarahi anak
tersebut dengan keras dan sempat memukul pasien. Dari hal tersebut anak menjadi
murung suka menyendiri dan tidak ingin bertemu dengan siapa, disitu pasien
mengalami sedih yang berat dan ingin sendiri. Kemudian sang ibu membawa anak
tersebut ke RSJD Surakarta untuk diperiksakan mental dan kesehatan anak tersebut.
Setelah diperiksa oleh dokter spesialis jiwa pada remaja anak tersebut saat
berbicara dengan dengan lawan bicaranya, klien tampak menunduk dan
menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya. Serta tatapan anak tersebut
kosong, tidak ingin berbicara hanya bisa diam disaat ditanya dan anak ini sering
menangis. Maka dari itu Dokter Spesialis Jiwa mengatakan anak ini harus rawat
inap ke bangsal Kresna untuk penanganan lebih lanjut agar anak tersebut cepat
sehat seperti sedia kala.
B. FAKTORPREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil KurangBerhasil


tidak Berhasil
3. Tindakan Pelaku/Usia Korban/Usia
Aniaya Fisik Tn. th Nn. S 18 th

Aniaya Seksual

Penolakan

Tn. th Nn. S 18 th
Kekerasan dalam Keluarga

Tindakan Kriminal

Ibu pasien mengatakan tidak pernah melakukan kekerasan kepada


siapapun. Tetapi Ayahnya pernah melakukan kekerasan.
4. Adakahanggotakeluargayangmengalamigangguanjiwa:Ya Tidak
Ibu pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak pernah
ada yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Ibu Pasien mengatakan jika ayahnya sering memarahi pasien

C. PEMERIKSAANFISIK

a. Tandavital
TD : 102/72 mmHg, N : 113x/menit, T: 36,6C RR :20x/menit
b. Ukur TB : 150 cm, BB : 33Kg
c. Keluhanfisik Ya Tidak 

Ibu pasien mengatakan badan pasien sehat-sehat saja, tidak merasakan sakit
D. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Keterangan:
: Perempuan

: Laki-laki

: Klien

Ibu Pasien mengatakan hidup dan tinggaldi Cirebon dengan keluarga tetapi di saat
anak sakit dibawa ke karanganyar. Kemudian anak sakit semakin parah maka itu dibawa ke
RSJD SURAKARTA. Tetapi anak yang pertama sering menjenguk adiknya yang sedang
sakit.
b. Konsepdiri
1) Gambarandiri
Ibu Pasienmengatakan pasien tidak membenci anggota tubuhnya, pasien
mengatakan menerima tubuhnya apaadanya.

2) Identitas
Ibu Pasien mengatakan pasien belum menikah, seharusnya pasien ini masih
melanjutkan sekolah.
3) Peran
Ibu Pasienmengatakan perannya anak dalam keluarga yaitu hanya cukup
dengan fokus belajar untuk meriah cita – cita yang diharapkannya. Dan bisa
membanggakan kedua orang tuanya.Dan berkeinginan untuk sembuh.

4) Idealdiri
Ibu Pasien mengatakan ingin diri pada anaknya kembali seperti dulu,
berbaur dengan tetangga-tetangga dan teman – teman sekolahnya, tapi
pasien sekarang merasa malu dan selalu menyendiri.dan berkeinginan untuk
sembuh.

5) Harga diri
Ibu Pasien mengatakan pasien merasa malu dengan teman – temannya yang
seumurnya dengan anak tersebut.
c. HubunganSosial
1) Orang yang berarti :
Ibu pasien mengatakan pasien hanya dekat dengan ibunya saja.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Ibu pasien mengatakan tidak pernah keluar dari lingkungan rumah setelah
sembuh, dan hanya murung sedih menyendiri di kamar saja.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Ibu pasien mengatakan pasien sangat malu dan takut untuk bertemu dengan
orang lain maka dari itu anak tersebut hanya mengurung diri dikamar dan
terlihat sedih dengan tatapan yang kosong.
d. Spiritual
1) Nilai dankeyakinan
Ibu pasien mengatakan beragama Islam
2) KegiatanIbadah
Ibu pasien mengatakananaknya tidak menjalankan kewajiban sholat.
E. STATUSMENTAL

e. Penampilan
Tidakrapi  Pakaiansesuai
Cara berpakaian tidak sesuaisepertibiasanya Lain-lain

Jelaskan :
Pasien tampak rapi dan bersih saat berpakaian.
f. Pembicaraan
Cepat Keras
Inkoheran
 Lambat

Jelaskan :
Ibu pasien mengatakan pasien mampu menjawab pertanyaan dengan suara lirih,
menunduk, dan tidak menatap mata lawan bicara.
g. AktivitasMotorik
Lesu Tegang Gelisah
Agitas

Jelaskan :
Pasien hanya diam dan bedrest. Bergerak sedikit demi sedikit.
h. Alamperasaan
 Sedih Ketakutan Putusasa
Gembiranberlebihan Lain-lain
Jelaskan :

Pasien tampak menunduk dansedih.


i. Afek
 Datar Tumpul Labil
Tidak sesuai

Pasien tampak
menunduk dan
cenderung diam
j. Interaksi selamawawancara
Bermusuhan Tidakkooperatif Mudah
Tersinggung
 Kontak mata kurang
Jelaskan :

Pasien saat wawancara tampak menghindari kontak mata dengan lawan


bicara. Pasien tidak kooperatif karena pasien hanya diam.
k. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapaan
Jelaskan :
Ibu Pasien mengatakan tidak mendengarkan, melihat, meraba, mengecap,
menghirup sesuatu yang tidak nyata.
l. Proses Pikir
Sirkumstansial Tragensial Kehilangan
asosiasi
Flightsofideas √ Pengulangan pembicaraaan
Jelaskan :
Ibu pasien mengatakan pasien sering mengucapkan beberapa kalimat
yang sama saatbercerita
m. IsiPikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ideyangterbaik Pikiran magis
Lain-lain

Jelaskan :

Ibu pasien mengatakan pasien memiliki ketakutan tersendiri.


n. Waham :
Agama Somatik Kebesaran
Curiga Nihilstik sisip pikir

Siar pikir kontrol pikir lain - lain


Jelaskan :
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki waham.
o. TingkatKesadaran
Bingung Sedasi
Stupor Disorientasilain –
lain
Jelaskan :
Pasien tampak apatis, karena ditanya enggan untuk menjawab dan hanya saja
diam dan pandangan kosong.
p. Memori
Gangguan ingatanjangka panjang Gangguan
ingatan Jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : Pasien kadang lupa mengingat semuakejadian
q. Tingkat konsentrasi danberhitung
Mudahberalih Tidak mampu √ Tidak
mampuberhitung Berkonsentrasisederahana Lain-lain
Jelaskan :
Berkonsetrasi : Pasien tidak konsentrasi saat diajak
berbicara.
Berhitung : Pasien tidak mampu menghitung dengan baik.
r. Kemampuanpenilaian
Gangguanringan √ Gangguanbermakna Lain lain-
lain Jelaskan :
Pasientidak mampumengambilkeputusansendiritanpabantuanoranglain.
s. Daya titikdiri
Mengingkari penyakit yang
diderita Menyalahkan hal-hal di
luardirinya Lain-lain
Jelaskan :
Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki semangat untuk hidup.
F. KEBUTUHAN PERSIAPANPULANG
t. Kemampuan Klien Memenuhi / MenyediakanKebutuhan
Ya Tidak
Makan Uang 
Keamanan 

Perawatan kesehatan Pakaian

Transportasi

Tempat tinggal

Ibu pasien mengatakan pasien tidak mampu memenuhi segala
kebutuhannya. Dan pasien hanya bisa dibantu dengan orang lain.
u. Kegiatan hidupsehari-hari

1) Perawatandiri

Perawatan diri Bantuan Bantuan Bantuan total


minimal sebagian

Mandi 
BAB/BAK 
Berhias 
Makan 
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri
secaea mandiri tanpa bantuan.
2) Nutrisi

Ya Tidak
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? 

Apakah anda makan memisahkan diri ? 

Jika yajelaskanalasannya : Klien mengatakan tidakmengalami


gangguan pola makan.
Frekuensi makanperhari : Makan 3 kali sehari.
Frekuensiudapanperhari : 1porsi
Meningkat Menurun Berlebih  Sedikit-
sedikit
Nafsu makan
 Meningkat Menurun
BB :33KgBB tertinggi :47KgBBterendah : 33 kg
Dietkhusus: Pasien tidak menjalani diet khusus,ibu pasien mengatakan
menghabiskan 1/2 porsi makanan tiap makan, ibu pasien mengatakan makan
dengan nasi, sayur, lauk, dan buah. Ibu pasien mengatakan pasien tidak
memiliki alergi pada makanantertentu.
3) Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah ? 

Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? 

Apakah ada kebiasaan tidur siang ?



Klien mengatakan tidur 6-8jam/hari
Klien mengatakan dapat tidur sendiri tanpa bantuan.
Waktu tidur malam :Jam18.30 - 19.00 WIB

Waktu bangun tidur : Jam 05.30 – 06.00 WIB


Sulituntuktidur Terbangun saattidur
Bangunterlalupagi Gelisah saattidur
Somnabolisme Berbicara dalam tidur

Ibu pasien mengatakan setelah diberikan obat pasien setiap malam tidak
bangun saat tidur.
4) Kemampuan Kliendalam Ya Tidak
Mengantisipasi kebutuhan sendiri

Membuat keputusan berdasarkan keinginan diri sendiri 

Mengatur penggunaan obat 

Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) 

Ibu pasien mengatakan pasien saat ini belum mampu melakukan


kegiatan sesuai keinginan diri sendiri.
5) Klien Memiliki SistemPendukung
Ya Tidak

Keluarga 

Profesional/Terapis 

Teman sejawat 

Kelompok sosial 
Ibu pasien mengatakan pasien paling dekat dengan ibunya saja.
6) Apakahklienmenikmatisaatbekerja,kegiatanyangmenghasilkanatau
hobi
Ya Tidak 
Ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai hobi. Tetapi saat kecil
hobinya dia yaitu karat

G. MEKANISMEKOPING

Adaptif Maladaptif
Bicara denganoranglain Minumalkohol

Mampumenyelesaikanmasalah Reaksilambat

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan


Aktivitas konstruktif  Menghindari

Olahraga Mencedaraidiri

Lainnya Lainnya
Ibu pasien mengatakan pasien malu untuk berhadapan dengan banyak orang,
lebih baik diam dirumah, ibu pasien mengatakan saat ada tetangga yang
berkunjungkerumah, pasien hanya berdiam diri dikamar.

H. MASALAH PSIKOSOSIAL DANLINGKUNGAN

a. Masalah dengan dukungankelompok


Ibu Pasien mengatakan tidak ada masaalah dengan masyarakat, hanya saja klien merasa malu
untuk berbaur dengan orang banyak.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Ibu Pasien mengatakan hubungan pasien dengan orang-orang disekitarnya baik, masih ada
tetangga yang kadang berkunjung kerumah.
c. Masalah denganpendidikan
Ibu Pasien mengatakan pendidikan terakhir SMP dan masih sekolah SMA

d. Masalah denganpekerjaaan
Ibu Pasien mengatakan tidak bekerja, pasien hanya siswa untuk belajar.

e. Masalah denganperumahan
Ibu Pasien mengatakan anaknya tinggal dengan kedua orang tuanya.
f. Masalahekonomi
Ibu Pasien mengatakan tidak ada masalah ekonomi.

g. Masalah dengan pelayanaankesehatan


Ibu Pasienmengatakantidak ada masalah dengan petugas dan pelayanan kesehatan
dilingkunganrumahnya.
h. Masalahlainnya
Ibu pasien mengatakan pasien Tidak mempunyai masalahlain.

I. ASPEKMEDIK

Diagnosamedik : F.20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)


Terapiobat :Risperidone 2x2 mg
Trihexyphenidyl 2x2 mg
Cepezet 1x100mg
Pemeriksaan penunjang : ECT
J. ANALISA DATA

NO Tgl/Jam Data Fokus Masalah Paraf


Keperawatan
1 Rabu DS : Risiko Perilaku Kristina
15 februari Ibu pasien mengatakan pasien Kekerasan
2023 terkadang marah serta sering
teriak dan menangis secara tiba
– tiba

DO :
- Pasien tampak mengepalkan
tangan
- Pasien tampak kontak mata
kosong
- Pasien tampak lesu

2 Rabu DS : Harga Diri Rendah Kristina


15 februari Ibu pasien mengatakan
2023 pasientidakpercaya diri dan
malu kepada orang lain

DO :
- Pasien tampak murung
- Pasien menghindari tatap mata
dengan lawan bicara
- Pasien tampak sedih
- Pasien tampak hanya diam

K. POHONMASALAH

Risiko isolasi sosial:menarikdiri Risiko perilakukekerasan

Harga diri rendah

Mekanisme koping individu tidak efektif


A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Harga DiriRendah

B. RENCANA ASUHANKEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI TTD


1. Risiko Perilaku Setelah 1. Binahubungansalingpercayaterhadappasien. Kristina
Kekerasan
2. Identifikasipenyebabperilakukekerasan
dilakukantindakankeperawatansela 3. Identifikasitandadangejala
ma3x24jamdiharapkanpasienmamp 4. Identifikasiperilakukekerasanyangdilakukan
umengontrolresikoperilakukekerasa 5. Identifikasiakibatperilakukekerasan
ndengan kriteriahasil: yangdilakukan
1. Pasien 6. Jelaskancara-caramengontrolperilaku kekerasan
seperti tariknafasdalamdanpukulbantal.
mampumengidentifikasipenyeba 7. Latih cara mengkontrol
b,tandadan perilakukekerasandenganobat(jelaskan
6benar:jenis,guna,dosis,frekuensi,carakontinuitasmin
gejala,tindakanperilakukekerasan umobat).
yangdilakukan. 8. Latih cara mengontrol perilakukekerasan secara
2. Pasien verbal (3 carayaitu:
mampumendengarkanpenjelasan mengungkapkan,meminta,menolakdengan
dan benar).
2. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan tindakan Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip Kristina
keperawatan selama 3 x 24 komunikasi terapeutik :
jam, diharapkan klien mampu 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupunnon
Tujuan umum : verbal.
Pasien memiliki konsep diri yang positif 2. Perkenalkan diri dengansopan.
3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilanyang
Tujuan khusus: disukaipasien.
1. Pasien dapatmengidentifikasi 4. Jelaskan tujuanpertemuan.
kemampuan dan aspek positif 5. Tunjukan sikap empati dan menerima pasienapa
yangdimiliki. adanya.
2. Pasien dapat menilai 6. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasarpasien.
kemampuan yang dapat 7. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positifyang
digunakan. masih dimilikipasien.
8. Membantu pasien dapat menilai kemampuanyang
dapat digunakan.
3. Pasien dapat menetapkan atau 9. Membantu pasien dapat memilih atau menetapkan
memilih kegiatan yang sesuai kegiatan sesuai dengankemampuan.
kemampuan. 10. Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan
4. Pasien dapat melatih kegiatan urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang akan
yang sudah dipilih, sesuai dilatihkan.
kemampuan. 11. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai
5. Pasien dapat merencanakan kemampuan
kegiatan yang sudahdilatihnya. 12. Beri pujian padaklien
13. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuan.
14. Kolaborasikan dengan keluarga untukselalu
mengawasi dan membantu klien.
C. IMPLEMENTASI danEVALUASI

No Hari IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


TanggalDIAGNOSA
1. Rabu Risiko Perilaku DS : S: K
15 Kekerasan
Ibu Pasien mengatakan pasien marah- Ibu pasien mengatakan pasien paham paham
februari
2023 marah dan kemudian menangis tentang cara mengontrol marah dengan tarik
nafas dalam dan pukul bantal. Pasien hanya diam
DO :
tidak menjawab pertanyaan dari perawat
- Kontak mata tajam
O:
- Tatapan kosong
Pasien memperhatikan saat perawat
- Badannya lemas memperagakan bagaimana cara tarik nafas dan
pukul bantal
Tindakan
SP 1 Pasien mampu mempraktekkan cara kontrol
Identifikasi penyebab, tanda dan marah dengan tarik nafas dalam tetapi tidak
gejala, pk yang dilakukan, akibat pk dengan pukul pukul bantal

Jelaskan cara mengontrol pk : fisik, Pasien dapat mengontrol marahnya dengan tarik
obat, verbal, spiritual. nafas dalam

Latihan mengontrol pk secara fisik : A : Masalah perilaku kekerasan belum teratasi


tarik nafas dalam dan pukul kasur dan P:
bantal. latih pukul bantal sdan tarik nafas Dalam 2 kali
sehari pada jadwal kegiatan pukul 09.00 dan pukul
Masukkan pada jadwal untuk latihan.
RTL ( sesuaikan ADL) 15.00
Evaluasi SP 1 dan lanjutkan SP 2 ( cara
kontrol marah dengan minum obat)

2. Rabu Harga Diri DS : S:


15 februari Rendah
Ibu pasien mengatakan pasien tidak Pasien hanya diam tidak menjawab pertanyaan
2023
percaya diri dan malu dengan orang lain dari perawat. Ibu pasien mengatakan pasien
DO : paham paham yang disampaikan oleh perawat
Pasien tampak menunduk, murung dan O :
- Pasien tidak mampu melakukan
menghindari kontak mata dengan lawan
kegiatansesuai yang telahdicontohkan
bicaranya.
- Pasirn tidak memperhatikan saat
Tindakan :
dibericontoh melakukankegiatan
Melakukan SP 1
- Pasien tidak kooperatifkooperatif
RTL :
A:
Menulis dan melakukan kegiatan ADL Masalah belum teratasi
pasien, melakukan SP 2 Perawat mengatakan pasien masih memiliki jadwal
melakukan SP ke 2, yaitu melakukan kegiatan
yang belum dilakukan
(melipat pakaian)

Melakukan SP ke 2 (melipat pakaian )


3. Kamis Risiko DS : S:
16 februari Perilaku
2023 Kekerasan - Ibu Pasien mengatakan pasien Ibu Pasien mengatakan sudah tau obat yang harus
masih sering merasa jengkel dan kadang diminum oleh pasien
ingin marah namun hanya dipendam saja Ibu Pasien mengatakan sudah mengetahui dan
DO : paham tentang 6 benar minum obat
- - Kontak mata tajam O:
- - badan lemas Ibu Pasien dapat menyebutkan 6 benar minum
- - tatapan kosong obat
Tindakan: Dan untuk pasien belum ada perkembangan hanya
- Evaluasi kegiatan latihan fisik, diam
beri pujian. A:
- Latihan cara mengontrol fisik pk Resiko perilaku kekerasan belum teratasi
dengan obat ( jelaskan 6 benar : P:
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, latih cara kontrol marah dengan 6 benar minum
kontinitas minum obat) obat pada jadwal kegiatan pukul 6.00 pagi dan
- Masukkan pada jadwal kegiatan pukul 19.00 malam
untuk latihan fisik dan minum obat
RTL ( seusiakn ADL)
Evaluasi sp 2 dan lanjutkan sp 3 (cara
kontrol marah dengan latihan verbal)
3. Kamis Harga Diri DS : S:
16 februari Rendah
Ibu pasien mengatakan pasien kemarin - ibu pasien mengatakan pasien hanya bisa
2023
tidak melakukan kegiatan sesuai jadwal diam tidak mau berbicara
ADL - Ibu pasien mengatakan pasienmau melakukan
DO : kegiatan sesuaiadl
Ibu pasien mengatakan pasien belum O :
- Pasien tidak mampu melakukan
ada perkembangan.
kegiatansesuai yang telahdicontohkan
Tindakan : Melakukan SP 2 - Pasien tampak tidakkooperatif
- Pasien tampak hanya terdiam
RTL : Menulis dan melakukan kegiatan
A:
ADL pasien,
- Masalah belum teratasi,
Melakukan SP ke Tiga (menyapu lantai)
P : Intervensidilanjutkan,
- Melakukan SP ke 3 (menyapu lantai)
4. Jum’at Risiko DS : S: K
17 februari Perilaku
2023 Kekerasan Ibu Pasien mengatakan amarahnya Ibu pasien mengatakan pasien sudah mampu
pasien sudah lumayan berkurang melakukan yang sudah diajarkan oleh perawat
DO: yaitu dengan mengkontrol emosi dengan
- Pasien tampak lebih mengungkapkan, meminta, dan menolak dengan
tenang dan kooperatif benar.
- Pasien tampak diam O:
- Tatapan mata tajam Pasien hanya diam
- Pandangan kosong A:
Tindakan : Resiko perilaku kekerasan belum teratasi
SP 3 P:
- Evaluasi kegiatan latihan fisik Latih cara kontrol marah dengan latihan verbal 2
dan obat, beri pujian. kali sehari pada jadwal kegiatan pasien pukul
11.00 dan 16.00
- Latihan mengontrol pk secara
verbal (3 cara yaitu : mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)

- Memasukkan pada jadwal


kegiatan

RTL :
Evaluasi SP 3 dan lanjutkan SP 4 (cara
kontrol marah dengan latihan spiritual)
5. Jum’at Harga Diri DS : S:
17 februari Rendah
Ibu pasien mengatakan pasien kemarin - Ibu pasien mengatakan pasien belummampu
2023
tidak melakukan melakukan kegiatan melakukan apa yang telahdicontohkan
sesuai jadwal ADL, ibu pasien - Ibu pasien mengatakan pasien tidakmau
mengatakan akan melakukan kegiatan melakukan kegiatan sesuaiADL
hari ini dengan baik O:
DO : - pasien tidak memperhatikan saat diberi
Pasien tampak lebih tenang contoh melakukan kegiatan menyapulantai
Tindakan : Melakukan SP 3 - pasien tidak mampu melakukan
RTL : Menulis dan melakukan kegiatan kegiatansesuai yang telah dicontohkan
ADL pasien. (menyapulantai)
- pasien tidakkooperatif
A:
Masalah belum teratasi,
P:
Intervensidilanjutkan,
Melakukan SP ke 3 (menyapu lantai)
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
sosial. Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak
realistis.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. 2013.Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurarif, Amin Huda danKusuma, Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan


Praktis.Yogyakarta :MediAction.

Mapaung, Sinta. 2013. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah. Terdapat pada :
https://www.academia.edu/37004552/LAPORAN_PENDAHULUAN_HARGA_DI
RI_RENDAH

Purwasih, R. Susilowati, Y. 2018. Penatalaksaan Pasien Gangguan Jiwa Dengan


Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Gathotkoco RSJD
Gondohutomo Semarang. Diperoleh Dr.Amino
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/26/18

Reynaldi, Gerry. 2016. Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan
Gangguan Harga Diri Rendah Di RSJD Arif Zainudin Surakarta. Diperoleh dari
http://eprints.ums.ac.id/46065/3/GARRY%20FINISH %20UPLOAD.pdf

Stuart, G.W. 2013. Pocket Guide To Psychiatric Nursing, 5 ed. Mosby. Missouri.
Pamilih Eko Karyuni, 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa ed 5. Jakarta : EGC.

Soetejo. 2018. Keperawatan Jiwa (Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa :
Gangguan Jiwa Dan Psikososial). Yogyakarta Pustaka Baru Press.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI . (2018) . Standar Intervensi Keperawatan: Definisi dan
Tindakan Keperawatan.Jakarta : DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI . (2018) . Standar Luaran Keperawatan: Tujuan dan Kriteria
Hasil Keperawatan.Jakarta : DPP PPNI.

Yosep, Iyus. (2019). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai