Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pendahuluan

Harga Diri Renda (HDR)


Stase Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing

Yafi Sabila Rosyad, S.kep., Ns, M.Kep.

Penyusun:

Nama : Nurwahyudin
NIM : 20310190

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

TA 2020/2021

1
Lembar Pengesahan
Nama : Nurwahyudin
NIM : 20310190
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah (HDR)

Telah diperiksa dan diterima sebagai bagian dari tugas yang diperlukan untuk Stase
Keperawatan Jiwa pada Program Studi Profesi Ners STIKes Yogyakarta.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Tanggal 23 Mei 2021
Pembimbing

Yafi Sabila Rosyad, S.Kep., Ns., M.Kep.

Kata Pengantar

2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Laporan Pendahuluan Harga Diri
Rendah (HDR) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan adalah untuk memenuhi tugas pada Stase
Keperawatan Jiwa Program Profesi Ners STIKes Yogyakarta. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Harga Diri Rendah (HDR) bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yafi Sabila Rosyad S.Kep., Ns., M.
Kep. Selaku Pembimbing pada stase keperawatan jiwa yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya menyadari, laporan pendahulua yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan laporan pendahuluan ini.

Yogyakarta, Mei 2021

Penulis

Daftar Isi

3
Hal
Cover................................................................................................................ 1
Lembar pengesahan........................................................................................
Kata pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Bab I Konsep Dasar
1) Pengertian.............................................................................................
2) Rentang respon.....................................................................................
3) Factor penyebab....................................................................................
4) Tanda dan gejala...................................................................................
5) Proses terjadinya...................................................................................
6) Mekanisme koping................................................................................
7) Prinsip tindakan keperawatan...............................................................
Bab 2 Asuhan Keperawatan Teoritis
1) Pengkajian.............................................................................................
2) Daftar Masalah......................................................................................
3) Pohon masalah......................................................................................
4) Kemungkinan diagnose keperawatan...................................................
5) Rencana outcome..................................................................................
6) Rencana intervensi................................................................................
7) Strategi pelaksanaan.............................................................................
a. Tahap orientasi................................................................................
b. Tahap kerja.....................................................................................
c. Tahap terminasi..............................................................................
Daftar Pustaka

BAB I
4
Konsep Dasar
1) Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2017).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2017)
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
negatif tentang kemampuan dirinya (Fitria, 2018).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan
yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif
yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai
keinginan.
Menurut Damaiyanti (2019) harga diri rendah ada secara situasional dan kronik,
yaitu :
1. Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami atau istri, perasaan malu karena sesuatu (korban pemerkosaan).
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri yang berlangsung lama yaitu sebelum
sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa.

2) Rentang respon
Adapun respin konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut :
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri positif harga diri rendah keracunan identitas depersonalisasi

Gambar 1 Rentang respon konsep diri menurut Stuart, dalam keliat 2017.

Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:

5
a. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat diterima individu dapat mengapresiasikan kemampuan
yang dimilikinya
b. Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. Individu dapat
mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dalam menilai suatu
masalah individu berfikir secara positif dan realistis.
Sedangkan respon maladaptif dari konsep diri meliputi:
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Kekacauan identitas
Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak
kendala kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
c. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan sendirinya dengan orang lain.
3) Factor penyebab
Menurut NANDA (2015) faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi faktor
Predisposisi dan faktor Presipitasi yaitu :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi penolakan dari orang tua,
seperti tidak dikasih pujian, dan sikap orang tua yang terlalu mengekang,
sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak berguna lagi serta merasa rendah
diri.
b. Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi ideal diri seperti
dituntut untuk selalu berhasil dantidak boleh berbuat salah, sehingga anak
kehilangan rasa percaya diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal misalnya ada salah
satu anggota yang mengalami gangguan mental sehingga keluarga merasa malu dan
rendah diri. Pengalaman traumatik juga dapat menimbulkan harga diri rendah seperti
penganiayaan seksual, kecelakaan yang menyebabkan seseorang dirawat di rumah
6
sakit dengan pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon terhadap
trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi represi dan
denial.

4) Tanda dan gejala


Menurut Carpenito, L.J dan Keliat, B A dalam buku Kartika Sari (2016) tanda dan gejala
pada harga diri rendah yaitu :
1. Data Subjektif
a. Mengintrospeksi diri sendiri.
b. Perasaan diri yang berlebihan.
c. Perasaan tidak mampu dalam semua hal.
d. Selalu merasa bersalah
e. Sikap selalu negatif pada diri sendiri.
f. Bersikap pesimis dalam kehidupan.
g. Mengeluh sakit fisik.
h. Pandangan hidup yang terpolarisasi.
i. Menentang kemampuan diri sendiri.
j. Menjelek-jelekkan diri sendiri.
k. Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan.
l. Menolak atau menjauh dari umpan balik positif.
m. Tidak mampu menentukan tujuan.
2. Data Obyektif
a. Produktivitas menjadi menurun.
b. Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri.
c. Perilaku distruktif yang terjadi pada orang lain.
d. Penyalahgunaan suatu zat.
e. Tindakan menarik diri dari hubungan sosial.
f. Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu.
g. Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan.
h. Gampang tersinggung dan mudah marah

5) Proses terjadinya
Harga diri seseorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga
diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain mengancam dirinya. Tingkat harga
7
diri seseorang berada dalam tingkat tinggi sampai rendah. Seseorang yang mempunyai
harga diri tinggi maka dapat beradaptasi dengan lingkungan secara efektif, sedangkan
jika seseorang memiliki harga diri yang rendah maka lingkungan yang dilihat akan terasa
mengancam bagi dirinya.
Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada masa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.
Seseorang yang berada pada situasi stressor berusaha menyelesaikannya tapi
tidak tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi
dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga diri rendah situasional, jika pada situasi
tersebut lingkungan tidak mendukung positif dan justru menyalahkan secara terus
menerus maka akan mengakibatkan harga diri rendah kronis.

6) Mekanisme koping
Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi (2016) adalah:
a. Jangka pendek
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-obatan,
kerja keras, nonton TV terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial, keagaman,
politik).
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga, kontes
popularitas).
4) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan obat).
b. Jangka panjang
1) Menutup identitas
2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.

7) Prinsip tindakan keperawatan


Menurut NANDA 2017 terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga Diri Rendah
yaitu :
1. Psikoterapi

8
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain.
Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri, klien dapat
membentuk kebiasaan yang buruk lagi.
2. Therapy aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien harga diri
rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan menggunakan stimulasi atau
diskusi untuk mengetahui pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini dan
untuk membentuk kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah.

9
BAB 2
Asuhan Keperawatan Teoritis
1) Pengkajian
a) Identitas
Identitas pasien meliputi umur, jnis kelamin, status perkawinan, agama, alamat,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, penanggung jawab.
b) Alasan masuk
Biasanya pasien datang ke rumah sakit jiwa atau puskesmas dengan alasan masuk
pasien sering menyendiri, mengkritik atau menyalahkan diri sendiri. tidak berani
menatap lawan bicara, sering menunduk dan nada suara rendah. Biasanya disebabkan
oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan ia tak mampu menyelesaikan.

c) Factor predisposisi
Adanya riwayat gangguan pada klien atau keluarga, adanya gangguan fisik atau
penyakit termasuk gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

d) Fisik
Adanya gangguan fisik atau penyakit termasuk gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.

e) Psikososial
1. Genogram
Biasanya menggambarkan garis keturunan keluarga pasien, apakah ada keluarga
pasien yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami pasien.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien dengan harga diri rendah akan mengatakan tidak ada keluhan apapun
b. Identitas diri
Merasa tidak berdaya dan rendah diri sehingga tidak mempunyai status yang
di banggakan atau diharapkan di keluarga maupun di masyarakat.
c. Peran
Mengalami penurunan produktifitas, ketegangan peran dan merasa tidak
mampu dalam melaksanakan tugas.
d. Ideal diri
10
Ingin diperlakukan dengan baik oleh keluarga maupun masyarakat, sehingga
pasien merasa dapat menjalankan perannya di keluarga maupun di
masyarakat.
e. Harga diri
Mengungkapkan hal negatif tentang dirinya dan orang lain, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis serta penolakan terhadap
kemampuan diri. Hal ini menyebabkan pasien dengan harga diri rendah
memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain sehingga pasien
merasa dikucilkan di lingkungan sekitarnya.

f) Hubungan social
Pasien dengan harga diri rendah tidak mempunyai orang yang berarti untuk mengadu
atau meminta dukungan, merasa berada di lingkungan yang mengancam, Keluarga
kurang memberikan penghargaan kepada klien, sulit berinteraksi karena berprilaku
kejam dan mengeksploitasi orang lain.

g) Spiritual
Falsafah hidup
Biasanya pasien merasa perjalanan hidupnya penuh dengan ancaman, tujuan hidup
biasanya jelas, kepercayaannya terhadap sakit serta dengan penyembuhannya
Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan
Pasien mengakui adanya tuhan, putus asa karena tuhan tidak memberikan sesuatu
yang diharapkan dan tidak mau menjalankan kegiatan keagamaan.

h) Status mental
1. Penampilan
Biasanya pasien dengan harga diri rendah penampilannya tidak rapi, tidak sesuai
karena klien kurang minta untuk melakukan perawatan diri. Kemuduran dalam
tingkat kebersihan dan kerapian dapat merupakan tanda adanya depresi atau
skizoprenia.
2. Pembicaraan
Biasanya pasien berbicara dengan frekuensi lambat, tertahan, volume suara
rendah, sedikit bicara, inkoheren, dan bloking.
3. Aktivitas motoric
11
Biasanya aktivitas motorik pasien tegang, lambat, gelisah, dan terjadi penurunan
aktivitas interaksi.
4. Alam perasaan
Pasien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan hidup yang pesimis.
5. Afek
Afek pasien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon bila ada stimulus
emosi yang bereaksi.
6. Interakasi selama wawancara
Biasanya pasien dengan harga diri rendah kurang kooperatif dan mudah
tersinggung.
7. Persepsi
Biasanya pasien mengalami halusinasi dengar/lihat yang mengancam atau
memberi perintah.
8. Proses pikir
Biasanya pasien dengan harga diri rendah terjadi pengulangan pembicaraan
(perseverasi) disebabkan karena pasien kurang kooperatif dan bicara lambat
sehingga sulit dipahami.
9. Isi pikir
Biasanya pasien merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri.
10. Tingkat kesadaran
Biasanya tingkat kesadaran pasien stupor (gangguan motoric seperti ketakutan,
gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh klien dalam sikap canggung yang
dipertahankan dalam waktu lama tetapi klien menyadari semua yang terjadi di
lingkungannya).
11. Memori
Biasanya pasien dengan harga diri rendah umumnya tidak terdapat gangguan
pada memorinya, baik memori jangka pendek ataupun memori jangka panjang
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Biasanya tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau tidak mampu
mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama, karena merasa cemas. Dan
biasanya tidak mengalami gangguan dalam berhitung.
13. Kemampuan penilaian

12
Biasanya gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat mengambil keputusan
yang sederhana dengan bantuan orang lain, contohnya: berikan kesempatan pada
pasien untuk memilih mandi dahulu sebelum makan atau makan dahulu sebelum
mandi, setelah diberikan penjelasan pasien masih tidak mampu mengambil
keputusan) jelaskan sesuai data yang terkait. Masalah keperawatan sesuai dengan
data.
14. Daya tilik diri
Biasanya pasien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi)
pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta pertolongan/pasien menyangkal
keadaan penyakitnya, pasien tidak mau bercerita penyakitnya.

i) Kebutuhan kesiapan pulang


1. Makan
Biasanya pasien makan 3 kali sehari dengan lauk pauk dan sayuran.
2. BAB/BAK
Biasanya pasien BAB dan Bak secara mandiri dengan menggunakan toilet. Klien
jarang membersihkannya kembali
3. Mandi
Biasanya pasien mandi 2 kali sehari, memakai sabun, menyikat gigi dan pasien
selalu mencuci rambutnya setiap 2 hari 1 kali. Klien menggunting kuku setiap
kuku pasien dirasakan panjang.
4. Berpakaian,
Biasanya pasien dapat mengenakan pakaian yang telah disediakan, klien
mengambil, memilih dan mengenakan secara mandiri.
5. Istirahat tidur
Biasanya pasien tidur siang setelah makan siang lebih kurang 2 jam, dan pada
malam hari pasien tidur lebih kurang 7-8 jam. Terkadang pasien terbangun
dimalam hari karena halusinasinya muncul.
6. Penggunaan obat
Biasanya pasien minum obat 3 kali dalam sehari, cara pasien meminum obatnya
dimasukkan kemudian pasienmeminum air. Biasanya pasien belum paham
prinsip 5 benar dalam meminum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan

13
Biasanya pasien akan melanjutkan obat untuk terapi dengan dukungan dari
keluarga serta petugas kesehatan dan orang
disekitarnya.
8. Aktifitas dirumah
Biasanya pasien jarang membantu di rumah, pasien jarang menyiapkan makanan
sendiri dan membantu membersihkan
9. Aktifitas diluar rumah
Biasanya pasien jarang bersosialisasi dengan keluarga maupun dengan
lingkungannya.

j) Mekanisme koping
biasanya menggunakan mekanisme koping maladaptif yaitu dengan minum alkohol,
reaksi lambat, menghindar dan mencederai diri.
k) Masalah psikososial
Biasanya pasien mempunyai masalah dengan dukungan dari keluarganya. Pasien
merasa kurang mendapat perhatian dari keluarga. Pasien juga merasa tidak diterima
di lingkungan karena penilaian negatif dari diri sendiri dan orang lain.
l) Pengetahuan
Biasanya pasien dengan harga diri rendah tidak mengetahui penyakit jiwa yang ia
alami dan penatalaksanaan program pengobatan.
m) Aspek medis
Biasanya pasien dengan harga rendah perlu perawatan dan pengobatan yang tepat.
Pasien dengan diagnosa medis Skizofrenia biasanya klien mendapatkan
Clorpromazine 1x100 mg, Halloperidol 3x5 mg, Trihexy penidil 3x2 mg, dan
Risporidon 2x2 mg.
2) Daftar masalah
Yosep (2016) menjelaskan terdapat beberapa masalah keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien dengan harga diri rendah diantaranya adalah:
a. Harga diri rendah kronik
b. Koping Individu tidak efektif
c. Isolasi social
d. Defisit Perawatan Diri

14
3) Pohon masalah
Pohon masalah pada pasien harga diri rendah menurut fitria (2018)

Deficit perawatan diri Isolasi Sosial Effect

Harga diri rendah Core Problem

Koping individu tidak efektif Causa

4) Kemungkinan diagnose keperawatan


1. Harga diri rendah kronik
2. Koping Individu tidak efektif
3. Isolasi social
4. Defisit Perawatan Diri

15
5. Rencana outcome & intervensi

No Diagnosa NOC Kriteria Hasil NIC


1 Harga diri Tujuan Umum :
rendah Harga diri pasien meningkat

TUK 1 : Setelah dilakukan 3 kali interaksi selama 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Klien dapat membina dan 20 menit klien menunjukkan tanda-tanda menggunakan perinsip komunikasi traupetik
2. Sapa klaen dengan baik verbal maupun no
mempertahankan hubngan saling percaya kepada perawat dengan kriteria
verbal
percaya hasil : 3. Perkenalkan diri dengan sopan
- Ekspresi wajah bersahabat 4. Tanyakan nama lengkap klien dan panggilan
nama yang di sukai klien
- Menunjukkan rasa senang
5. Jelaskan tujuan pertemuanya
- Ada kontak mata 6. Tunjukan sikap empati dan menerima klaen
- Meu menjawab salam apa adanya
- Mau berjabat tangan
- Mau menyebutkan nama
TUK 2: Setelah dilakukan 3 kali interaksi selama 1. Diskusikan kemampuan mengidentifikasikan
Klien dapat mengidentifikasi 20 menit klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan asfek poditif yang dimiliki
klien
kemampuan dan aspek positif kemampuan dan aspek positif yang
2. Setiap bertemu klien hindari pemberian
yang dimiliki dimiliki dengan kriteria hasil : penilaian negative
- Klien dapat menilai kemampuan dan 3. Utamakan beri pujian realitis

aspek positif yang dimiliki klian


- Klien dapat menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki keluarga
- Klien dapat menilai kemampuan dan

16
aspek positif yang dimiliki
lingkungan

TUK 3 : Setelah dilakukan 3 kali interaksi selama 1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang
Klien dapat menilai kemampuan 20 menit klien dapat mengidentifikasi masih dapat di gunakan selama sakit
2. Diskusikan kemampuan yang dapat
yang digunakan kemampuan dan aspek positif yang
dilanjutkan penggunaan.
dimiliki dengan kriteria hasil :
- Klien dapat menilai kemampuan
yang dapat digunakan
TUK 4: Setelah dilakukan 3 kali interaksi selama 1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang
dapat dilakukan setiap hari sesuai
Klien dapat menetapkan kegiatan 20 menit klien dapat membuat dan
kemampuan :
sesuai dengan kemampuan yang menetapkan kegiatan harian sesuai - kegiatan mandiri
- kegiatan dengan bantuan sebagian
dimiliki dengan kemampuan yang dimiliki
- kegiatan yang membutuhkan bantuan total
dengan kriteria hasil : 2. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan
toleransi kondisi klien.
- Klien membuat rencana kegiatan
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
harian.
boleh klien lakukan
TUK 5 : Setelah dilakukan 3 kali interaksi selama 1. Beri kesempatan kepada klien untuk
20 menit klien dapat melakukan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
kegiatan sesuai kondisi sakit dengan 2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
Klien dapat melakukan kegiatan
kriteria hasil : 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
sesuai kondisi sakit.
dirumah.
- dapat melakukan kegiatan sesuai
kondisi sakit dan kemampuannya

TUK 6 : Setelah dilakukan 3 kali interaksi selama 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga
Klien dapat memanfaatkan sistem tentang cara merawat klien dengan harga diri
20 menit klien dapat memanfaatkan
pendukung yang ada. rendah kronik.
pendukung yang ada dengan kriteria 2. Bantu keluarga memberikan dukungan

17
hasil : selama klien dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan
- Klien memanfaatkan sistem
dirumah
pendukung yang ada dikeluarga.

18
Daftar pustaka

Keliat, B. A., & Akemat. 2017. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.

Direja, Ade Herman Surya. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Fitria, Nita. 2018. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.

Dermawan, D. 2018. Keperawatan Jiwa, Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Biru.

Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Herdman, T. Heather. 2017. NANDA International Inc. Diagnosis keperawatan ; definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

Afnuhazi, Ridhyalla. 2016. Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Yosep, H.Iyus., Titin Sutini. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

19
Strategi Pertemuan
SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien
memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian
a. Tahap orientasi
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan   T hari ini ?  T terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah  
T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat   T dilakukna di
rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau
20 menit ?”
b. Tahap kerja
”  T, apa saja kemampuan yang   T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya!
Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa   T lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”.           “ Wah, bagus
sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang   T miliki “.
”   T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini. 
”Sekarang, coba   T pilih satu kegiatan  yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur   T”. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba
lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.  ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
20
“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan
tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak)
melakukan.
c. Tahap terminasi
“Bagaimana perasaan   T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat
tidur ? Yach,   T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah
sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah   T praktekkan dengan baik
sekali.Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian.   T. Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi  kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi
yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi  Sampai jumpa ya”

SP 2  Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien.
a. Tahap orientasi
“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan   T pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
b. Tahap kerja
“ T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas.,  T bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia,  T ambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan
21
sabun pencuci piring.  Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak
ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu  T bisa mengeringkan
piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba  T yang melakukan…”
“Bagus sekali,  T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya
c. Tahap terminasi
”Bagaimana perasaan   T setelah latihan cuci piring ?”
 “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
T. Mau berapa kali  T mencuci piring? Bagus sekali  T mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
”Besok kita akan latihan  untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan
mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
Latihan dapat dilanjutkan untuk  kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih.
Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

22

Anda mungkin juga menyukai