Disusun oleh :
Kelompok H TK 2-C
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga diri rendah situasional” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah KeperawatanKesehatan Jiwa. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunkan akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................6
A. definisi.......................................................................................................6
B. rentang respon .........................................................................................6
C. faktor predisposisi ....................................................................................7
D. faktor presitipasi .......................................................................................7
E. Tanda dan Gejala.......................................................................................8
F. Dasar penerapan masalah klien.................................................................9
G. Masalah keperawatan & data yang perlu dikaji........................................9
H. Diagnosa keperawatan...............................................................................10
I. Intervensi keperawatan .............................................................................11
BAB III PENGKAJIAN......................................................................................12
A. Pengkajian.................................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................15
C. Rencana tindakan keperawatan.................................................................15
BAB V PENUTUP...............................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai
keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir
tentang hal negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu
dan tidak berprestasi (Keliat, 2010). Fitria (2009) juga menyebutkan, harga
diri rendah merupakan kondisi seseorang dimana ia merasa bahwa dirinya
tidak diterima dilingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang
dirinya.
Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu, harga diri rendah
situasional dan harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional
adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri
positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon terhadap
suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak ditangani
segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga diri rendah kronik.
Semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena
gangguan kepribadian. Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya
harga diri dengan adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan
jika orang yang memiliki harga diri yang rendah akan memiliki perasaan
takut gagal ketika terlibat dalam hubungan sosial ( Fitria, 2013). Penelitian
yang dilakukan Simbar, Ruindungan dan Solang (2015) menyebutkan
bahwa 26,7% anak memiliki harga diri rendah situasional pasca mendapat
perlakuan bullying yaitu menarik diri dari lingkungan sekitar untuk
memperoleh rasa aman. Jika ini terus berlanjut pada anak-anak maka akan
muncul ide bunuh diri hingga percobaan bunuh diri karena perasaan malu
(Espelage, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi harga diri rendah situasional?
2. Apa saja rentang respon pada harga diri rendah situasional?
3. Apa saja faktor predisposisi pada harga diri rendah situasional?
4. Apa saja presipitasi pada harga diri rendah situasional?
4
5. Apa saja tanda dan gejala pada harga diri rendah situasional?
6. Bagaimana pohon masalah pada harga diri rendah situasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi harga diri rendah situasional
2. Untuk mengetahui rentang respon pada harga diri rendah situasional
3. Untuk mengetahui faktor predisposisi pada harga diri rendah
situasional
4. Untuk mengetahui presipitasi pada harga diri rendah situasional
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada harga diri rendah situasional
6. Untuk mengetahui pohon masalah pada harga diri rendah situasional
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif (NANDA, 2012).
Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba,
misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami dkk, 2010).
Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami
trauma yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
cerai, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu
terjadi, misalnya korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara
tiba-tiba (Dalami dkk, 2010). Bila harga diri rendah situasional tidak
diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
B. Rentang Respon
Adapun rentang respon gangguan konsep diri: harga diri rendah
adalah transisi antara respons konsep diri adaptif dan maladaptif.
Penjabarannya adalah sebagai berikut.
a) Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang sukses.
b) Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam perwujudan dirinya.
c) Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau
berisiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
d) Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa anak-anak kedalam kematangan
kepribadian pada remaja yang harmonis.
6
Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing
dengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kesulitan
membedakan diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri tidak nyata
dan asing baginya.
C. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang memiliki tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai
budaya yang tidak dapat diikuti oleh individu.
Faktor yang memengaruhi identitas pribadi, meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
D. Faktor Presipitasi
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal,
yaitu sebagai berikut:
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya seperti frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh:
kehilangan bagian tubuh: perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau
7
fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis, dan keperawatan
E. Tanda & Gejala
Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-
beda dan bervariasi antara individu satu dengan lainnya, tetapi biasanya
dimanifestasikan sebagai berikut.
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit/ tindakan,
misalnya: malu karena alopesia setelah dilakukan tindakan
kemoterapi.
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan, mengkritik,
mengejek diri sendiri.
3) Merendahkan martabat: saya tidak bisa, saya bodoh, saya tidak
tahu apa-apa, saya tidak mampu.
4) Gangguan hubungan sosial.
5) Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan.
6) Mencederai diri
7) Mudah marah, mudah tersinggung
8) Apatis, bosan, jenuh dan putus asa
9) Kegagalan menjalankan peran, proyeksi (menyalahkan orang lain).
8
karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan
akibat penyakit kronis seperti kanker.
b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika
saya tidak kerumah sakit menyalahkan dan mengejek diri
sendiri.
c) Merendahkan martabat. Mis: saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d) Gangguan hubungan sosial. Mis: menarik diri, klien tidak
mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.
e) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan
yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.
f) Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn
harapan yg suram mungkin klien ingin mengakhiri
kehidupan.
g) Mudaah tersinggung atau marah yang berlebihan.
h) Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri.
i) Keluhan fisik
j) Penolakan terhadap kemampuan personal
F. Dasar Penetapan Masalah Klien
a. pohon masalah
G. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu Dikaji
Menurut carpenito, Lj (1988:352 keliat B.A (2011:20): perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
Data subjektif:
Mengkritik diri sendiri atau orang lain
perasaan dirinya sangat penting yang berlebih lebihan
perasaan tidak mampu dan perasaan bersalah
sikap pesimis pada kehidupan
keluhan sakit fisik
pandangan hidup yang terpolarisasi
menolak kemampuan diri sendiri
perasaan cemas dan takut
9
merasonalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
mengungkapkan kegagalan pribadi dan ketidakmampuan
menentukan tujuan
Data Objektif
produktifitas menurun
perilaku destruktif pada oranglain
penyalahgunaan zat
menarik diri dari hubungan sosial
ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
menunjukan tanda depresi (sukar tidur dan susah makan)
tampak mudah tersinggung/mudah marah
H. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah situasional
2. resiko menarik diri
3. berduka fungsional
10
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
11
4. Diskusikan aspek positif dan
kemampuan diri sendiri, keluarga dan
lingkungan
BAB III
Tn. A (19 tahun) dikaji oleh perawat CMHN ke rumahnya. Saat dikaji
klien cukup kooperatif tetapi bicaranya pelan. Klien berpikir bahwa dirinya tidak
berguna, merepotkan orangtua dan merasa malu karena sudah 3 kali gagal masuk
perguruan tinggi negeri sesuai harapan orangtuanya. Klien merasa bahwa dirinya
orang yang bodoh, apalagi jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang
semuanya kuliah di perguruan tinggi negeri. Klien sering menunduk dan tampak
tidak nyaman dengan interaksi perawat, klien juga tampak lesu dan tidak
bergairah.
1. Pengkajian
A. Identitas
Nama : Tn.A
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
B. Keluhan Utama
Klien berpikir bahwa dirinya tidak berguna
C. Faktor Predisposisi
Klien berpikir bahwa dirinya tidak berguna, merepotkan orangtua dan
merasa malu karena sudah 3 kali gagal masuk perguruan tinggi negeri sesuai
harapan orangtuanya. Klien merasa bahwa dirinya orang yang bodoh, apalagi
jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang semuanya kuliah di
perguruan tinggi negeri. Klien sering menunduk dan tampak tidak nyaman
dengan interaksi perawat, klien juga tampak lesu dan tidak bergairah.
12
D. Pemeriksaan Fisik
(Tidak terkaji)
E. Pengkajian Psikologis
1. Status Emosi
a. Perasaan hari ini : Keputusasaan, karena klien berpikir bahwa dirinya
tidak berguna, merepotkan orangtua dan merasa malu karena sudah 3
kali gagal masuk perguruan tinggi negeri sesuai harapan orangtuanya
b. Ekspresi emosi : Stabil, emosi klien dapat terkendali
c. Afek : Afek yang ditunjukan klien sesuai dengan
stimulus yang diberikan
Konsep Diri
a. Gambar diri : Tidak terkaji
b. Identitas : Klien berjenis kelamin laki - laki, berusia 19 tahun
c. Peran : Klien merupakan seorang anak laki - laki
d. Ideal diri : Klien merasa bahwa dirinya orang yang bodoh,
apalagi jika dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang semuanya
kuliah di perguruan tinggi negeri
e. Harga diri : Klien berpikir bahwa dirinya tidak berguna,
merepotkan orangtua dan merasa malu karena sudah 3 kali gagal
masuk perguruan tinggi negeri sesuai harapan orangtuanya
F. Pengkajian Sosial
1. Pendidikan dan Pekerjaan terkait kondisi sakit : Tidak terkaji
2. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti :
b. Peran serta dalam kelompok / masyarakat : Tidak terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak terkaji
d. Cara Komunikasi ( bahasa verbal dan non verbal ) : Klien cukup
kooperatif tetapi bicaranya pelan. Klien sering menunduk dan tampak
tidak nyaman dengan interaksi perawat, klien juga tampak lesu dan
tidak bergairah.
e. Sosial Budaya tentang penyakit yang dideritanya : Tidak terkaji
G. Pengkajian Spiritual
13
1. Nilai dan Keyakinan : Tidak terkaji
2. Kegiatan Ibadah : Tidak terkaji
3. Hambatan/kesulitan dalam kegiatan spiritual : Tidak terkaji
H. Pengetahuan
1. Pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya : Tidak terkaji
2. Pengetahuan tentang cara merawat dan mengobati penyakitnya : Tidak
terkaji
3. Persepsi klien tentang penyakit yang dideritanya : Tidak terkaji
NO DATA MASALAH
1. DS : Harga Diri Rendah
- Klien berpikir bahwa dirinya tidak Situasional
berguna, merepotkan orangtua
dan merasa malu karena sudah 3
kali gagal masuk perguruan tinggi
negeri sesuai harapan
orangtuanya.
- Klien merasa bahwa dirinya orang
yang bodoh, apalagi jika
dibandingkan dengan kakak-
kakaknya yang semuanya kuliah
di perguruan tinggi negeri.
DO :
- Klien
- cukup kooperatif tetapi bicaranya
pelan
- Klien sering menunduk dan
tampak tidak nyaman dengan
14
interaksi perawat, klien juga
tampak lesu dan tidak bergairah.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Situasional
15
dibandingkan yang efektif untukmengidentifikasi dan
dengan kakak- 4. Menyadari menguraikan perasaannya.
kakaknya yang hubungan yang b. Bantu pasien mengenal
semuanya kuliah positif antara penyebab harga diri rendah
di perguruan harga diri dan c. Bantu klien menyadari
tinggi negeri. kesehatan fisik perilaku akibat harga diri
rendah
DO : d. Bantu pasien dalam
- Klien cukup menggambarkan dengan
kooperatif tetapi jelas keadaan evaluasi diri
bicaranya pelan yang positif yang
- Klien sering terdahulu
menunduk dan 4. Bantu pasien mengidentifikasi
tampak tidak strategi pemecahan yang lalu,
nyaman dengan kekuatan, keterbatasan serta
interaksi perawat, potensi yang dimiliki
klien juga tampak 5. Jelaskan pada pasien hubungan
lesu dan tidak antara harga diri dan
bergairah. kemampuan pemecahan
masalah yang efektif
6. Diskusikan aspek positif dan
kemampuan diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan
7. Latih satu kemampuan positif
yang dimiliki
8. Latih satu kemampuan positif
Tekankan bahwa kegiatan
melakukan kemampuan positif
berguna untuk menumbuhkan
harga diri positif
16
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
17
perilaku akibat harga diri
rendah
d. Membantu pasien dalam
menggambarkan dengan jelas
keadaan evaluasi diri yang
positif yang terdahulu
4. Membantu pasien
mengidentifikasi strategi
pemecahan yang lalu, kekuatan,
keterbatasan serta potensi yang
dimiliki
5. Menjelaskan pada pasien
hubungan antara harga diri dan
kemampuan pemecahan masalah
yang efektif
6. Mendiskusikan aspek positif dan
kemampuan diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan
7. Melatih satu kemampuan positif
yang dimiliki
8. Melatih satu kemampuan positif
Tekankan bahwa kegiatan
melakukan kemampuan positif
berguna untuk menumbuhkan
harga diri positif
18
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan
kepribadian. Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri dengan
adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang memiliki
harga diri yang rendah akan memiliki perasaan takut gagal ketika terlibat dalam
hubungan sosial
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21