Oleh :
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Harga Diri Rendah Situasional” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Keperawatan Jiwa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A Latar Belakang......................................................................................................................1
B Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A Pengertian.............................................................................................................................3
B Etiologi.................................................................................................................................3
C Manifestasi Klinis.................................................................................................................4
D Mekanisme Koping...............................................................................................................4
E Penatalaksanaan....................................................................................................................5
F Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional..........................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................25
A. Kesimpulan.....................................................................................................................25
B. Saran...............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan melaksanakan
hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun lingkungan sosialnya. Tapi dalam
kenyataannya individu sering mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan
individu tersebut sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri
menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang sering
muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah.
Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam kehidupan
seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan menyebabkan perubahan dalam
kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk
menanggulangi stressor yang timbul. Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan
memunculkan gangguan kejiwaan.
Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep harga diri rendah,
yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1999).
Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi, sudah tentu
berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda-tanda harga diri rendah adalah
rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu,
gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, percaya diri kurang, kadang sampai mencederai
diri (Townsend, 1998).
Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang yang dicintai
dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan tersebut sangat mempengaruhi
persepsi individu akan kemampuan dirinya sehingga mengganggu harga diri seseorang.
Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang buruk dalam
hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa
dirinya tidak dapat melakukan apa-apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa
dirinya tidak berguna, dan masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu kepada
dirinya sendiri. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa
percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari seorang perawat.
Perawat harus dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan harga diri
rendah, baik menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.
1
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?
2. Apa saja etiologi dari harga diri rendah?
3. Apa saja komplikasi dari harga diri rendah?
4. Apa saja mekanisme koping dari harga diri rendah?
5. Apa saja penatalaksanaan dari harga diri rendah?
C Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan definisi dari harga diri rendah.
2. Menjelaskan etiologi dari harga diri rendah
3. Menjelaskan kompilkasi dari harga diri rendah.
4. Menjelaskan mekanisme koping dari harga diri rendah.
5. Menjelaskan penatalaksanaan dari harga diri rendah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat,
2006).
Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan
pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang
lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman
unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia
(Stuart & Gail, 2006).
Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara
situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat
diekspresikan secara langsung atau tidak langsung (Stuart & Sundeen, 2006).
Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya
memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon
terhadap suatu kejadian (kehilangan,perubahan).
Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami
dkk, 2009).
B Etiologi
a) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan
pemasangan yang tidak sopan ( pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan
perincal ).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat /
sakit / penyakit.
c) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagi tindakan tanpa persetujuan.
Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik dari diri sendiri dan orang
lain, yang menimbulkan penurunan produktifitas berkepanjangan, yang dapat
menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat
3
menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa bersalah
terhadap orang lain, selalu berperasaan negatif tentang tubuhnya sendiri.
Klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah akan mengisolasi diri dari
orang lain dan akan muncul perilaku menarik diri, gangguan sensori persepsi
halusinasi bisa juga mengakibatkan adanya waham.
1. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri : penolakan orangtua, harapan
orangtua tidak realistis, sekolah ditolak, pekerjaan.
Faktor yang mempengaruhi performa peran : stereotip peran gender,
tuntutan peran kerja, harapan peran budaya
Faktor yg mempengaruhi indentitas pribadi : ketidakpercayaan orangtua,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial.
2. Faktor presipitasi
Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami dalam peran/posisi, halusinasi pendengaran dan penglihatan,
kebingungan tentang seksualitas diri sendiri, kesulitan membedakan diri
sendiri dari orang lain, gangguan citra tubuh, mengalami dunia seperti
dalam mimpi.
C Manifestasi Klinis
1. Mengungkapkan rasa gagal menjadi seorang istri
2. Mengungkapkan merasa tidak berguna
3. Mengungkapkan tidak memiliki harapan,
4. Mengungkapkan selalu murung,
5. Menolak terlibat dalam perawatan dirinya terkait penyakit yang diderita
D Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang ditujukan untuk penatalaksanaan stres,
termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang
digunakan untuk melindungi diri ( Stuart, 2006 ). Mekanisme koping terdiri dari
pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang menyakitkan.
4
a) Pertahanan jangka pendek
Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
(misalnya konser musik, menonton televisi secara obsesif).
Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng ).
Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang
tidak menentu (misal : olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes
untuk mendapatkan popularitas).
Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas di
luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya: penyalahgunaan
obat).
b) Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini Stuart ( 2006 ) :
Penutupan identitas adalah adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh
orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu.
Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, “ disosiasi, isolasi,
proyeksi, pengalihan ( displacement ), Splitting, berbalik marah terhadap
terhadap diri sendiri, dan amuk.
E Penatalaksanaan
1) Terapi medis
Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak digolongkan
sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena
fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali neurotransmitter
norepineprin dan serotonin, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan
mengkoreksi defisit yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal
ini sesuai dengan masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga
diri rendah yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin.
Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah kali ini
pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam jenis Tricyclic Anti
Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan
fungsi dari obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin
5
sehingga meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu
pengobatan yang diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami
skizofrenia sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan.
2) Terapi keperawatan
Tindakan keperawatan pada klien :
Tujuan :
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Kien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
a. Terapi generalis
Prinsip tindakan :
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Latih kemampuan yang dipilih klien
Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian
Latih kemampuan kedua
Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian
b. Terapi Kognitif
Prinsip tindakan :
Sesi I : Mengungkapkan pikiran otomatis
Sesi II : Mengungkapkan alasan
Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis
Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis
Sesi V : Penyelesaian masalah
Sesi VI : Manfaat tanggapan
Sesi VII : Mengungkapkan hasil
Sesi VIII : Catatan harian
Sesi IX : Support system
6
Tindakan keperawatan pada keluarga
Tujuan :
Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan
yang dilakukan
Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
a. Terapi generalis
Prinsip tindakan :
Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah
Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR
Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien denganHDR
Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara merawat klien
dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan perawat sebelumnya
b. Triangle terapi
Prinsip tindakan :
Sesi I : Mengenali dan mengekspresikan perasaan
Sesi II : Menerima orang lain (klien)
Sesi III : Penyelesaian masalah
Sesi IV : Mengungkapkan hasil
7
Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan kelompok yang telah dilakukan
b. Logo terapi
Prinsip tindakan :
Sesi 1 : Mengenal masalah
Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri
Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna
Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis
Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi
8
F Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Situasional
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian: 22 Oktober 2020 Nomor Register : ___________________
Ruangan Rawat : __________________ Diagnosa medis : ___________________
Tanggal Dirawat : 22 Oktober 2020
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial Nama : Ibu A (P)
Umur : 40 Tahun
Status Perkawinan. : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Sederajat
Alamat : Kelurahan Moodu, Kota Timur
Sumber Informasi : .....................
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram: Gambarkan
10
Jelaskan :
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Masalah keperawatan :___________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien terlihat murung
b. Identitas : Ibu A
3. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti :
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
d. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
b. Kegiatan ibadah :
11
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak mampu
Apatis Lambat memulai pembicaraan
√ Membisu
Jelaskan: Pasien tidak mampu berbicara karena pasien merasa dirinya merasa gagal
sebagai seorang istri karena merasa tubuhnya tidak sempurna ,merasa tidak berguna dan
tidak memiliki harapan
Masalah keperawatan : Harga diri rendah situasional
3. Aktivitas Motorik
Jelaskan : Pasien tampak murung dan pasien merasa tidak berguna dan tidak memiliki
harapan
Masalah keperawatan : Harga diri rendah situasional
4. Alam Perasaan
√
Sedih Ketakutan Putus asa
12
Masalah keperawatan : Harga diri rendah situasional
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional
13
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ____________________________
_________________________________________________________________
Masalah lainya, spesifik ______________________________________________
_________________________________________________________________
Masalah dengan dukungan lingkungan , spesifik __________________________
_________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional
Analisa Data
Data Masalah
Data subjektif: Gangguan citra tubuh
14
Klien mengatakan lesu dan tidak
bergairah
Tidak mampu membuat keputusan
Data subjektif: Keputusasaan
POHON MASALAH
GANGGUAN CITRA TUBUH
KEPUTUSASAAN
15
PERENCANAAN KEPERAWATAN
• Keterlibatan dalam
1) Fasilitasi
mengungkapkan
aktivitas perawatan (5) perasaan cemas,
Meningkat marah, atau sedih
16
keputusasaan (5) 3) Tetap bersama pasien
Menurun dan pastikan
17
situasional Meningkat dengan yang merendahkan diri
kriteria hasil : sendiri
• Penerimaan penilaian
Terapeutik
1) Motivasi terlibat
positif terhadap diri dalam verbalisasi
sendiri (5) Meningkat positif untuk diri
18
6) Diskusikan bersama
keluarga untuk
menetapkan harapan
dan batasan yang jelas
7) Fasilitasi lingkungan
dan aktivitas yang
meningkatkan harga
diri
Edukasi
1) Jelaskan kepada
keluarga pentingnya
dukungan dalam
perkembangan konsep
positif diri pasien
2) Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi dengan
orang lain
22 Oktober 2020 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi Promosi koping
keperawatan selama 2 x 24 Observasi
jam maka gangguan citra 1) Identifikasi
19
tubuh Meningkat dengan pemahaman proses
kriteria hasil : penyakit
•
2) Identifikasi metode
Verbalisasi kecacatan
penyelesaian masalah
bagian tubuh (5) Terapeutik
Meningkat
1) Dampingi saat berduka
• Verbalisasi perasaan
(mis. Penyakit kronis,
kecacatan)
negatif tentang perubahan
2) Dukung penggunaan
tubuh (5) Menurun
mekanisme pertahanan
yang tepat
Edukasi
1) Ajurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
2) Anjurkan keluarga
terlibat
3) Anjurkan cara
memecahkan masalah
secara konstruktif
4) Latih penggunaan
teknik relaksasi
20
5) Latih keterampilan
sosial, sesuai
kebutuhan
21
Tanggal / jam No Implementasi Evaluasi
22 Oktober 1/1 1.bina hubungan saling percaya S:
2020 dengan: Klien manjawab salam dan mengatakan
Jam 12:20 Menyapa klien dengan selamat pagi, menyebutkan nama dan
ramah alamat
Memperkenalkan diri O:
dengan sopan Klien mau berjabat tangan
Menanyakan nama lengkap Klien mau duduk berdampingan dengan
serta alamat klien perawat
Menunjukan sifat empati, Klien mau mengutarakan masalahnya
jujur dan menempati janji A: SP 1 tercapai
Menanyakan masalah yang Pp:
di hadapi Lanjutan SP 2 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya
Pk:
Anjurkan klien untuk dapat menyapa
perawat jika bertemu dan prcaya jika
perawat akan membantu masalah yang
di hadapi
22
Memberikan kesempata P:
untuk merespon -Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.
-Anjurkan klien mampu,
berkomunikasi,mampu memulai
berbicara dan tidak janggung.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini
tanda & gejala harga diri rendah:
24
Selain tanda & gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan
harga diri rendah yang tampak kurang memperhatikan perawatan diri, merasa tidak memiliki
harapan, menolak terlibat dalam perawatan diri terkait penyakitnya.
B. Saran
Bermutu atau tidaknya pelayanan keperawatan di suatu Rumah Sakit sangat bergantung
pada kerjasama antar perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya suatu hubungan yang baik antara
sesama anggota dan klien maka akan sulit membangun kepercayaan masyarakat dalam asuhan
keperawatan yang diberikan. Agar kinerja dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka
seorang perawat juga perlu memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain
dapat memberikan hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan asuhan keperawatan juga dapat
dilakukan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC
Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta : Trans
Info Media.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Lodo.A ,2013. Makalah Harga Diri Rendah Situasional .Retrieved From
http://www.scribd.com/search?query=hdr+situasional
25