Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASKEP HARGA DIRI RENDAH

DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK 5
JESICA TONDOLILIS. MOH. ANDI FAISAL
KRISTIANI A. TIMBULENG. LYANO SINGAL
ESTER PINANGKAAN. ISTI TINDUKU
PATRICIA MARKUS

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa saya panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Harga Diri
Rendah.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Makalah Membantu Persalinan
Normal sesuai Langkah-Langkah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Harga Diri Rendah..............................................................................


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Harga Diri Rendah..................

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1). Departemen
Kesehatan (DEPKES) memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat kesehatan
bangsa Indonesia dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2010. (http//www.pikiran rakyat.com)
Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari jumlah
penduduk dewasa. Jumlah tersebut bakal semakin bertambah dengan kesulitan ekonomi yang
disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut diperparah dengan
beberapa kejadian yang menimpa Indonesia seperti bencana alam, diantaranya tsunami di Aceh
dan Pangandaran, Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak
politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya tingkat persaingan antar individu merupakan
salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.
Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi.
Namun jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi.
Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sadar untuk
meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang sudah sembuh dan
dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu memilih untuk tinggal lagi
di rumah sakit karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga
mereka merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak sedikit
yang memilih kabur.

B.     Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah harga diri rendah.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.  Konsep Dasar Harga Diri Rendah

1. Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai

keinginan sesuai ideal diri ( Keliat, 1998).

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri

yang negative, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.

Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan

memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa – apa, tidak

kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap

hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap

kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa disalahkannya,
entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain (Rini, J.F,

2002).

Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :

a. Citra tubuh (Body Image)

Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak

disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan

tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Yang secara berkesinambungan

dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).

b. Ideal Diri (Self Ideal)

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan

standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998). Sering

juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri

sendiri.

c. Identitas Diri (Self Identifity)

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab

terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart &

Sundeen, 1998). Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung

sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja

d. Peran Diri (Self Role)

Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan

fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran

dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang

terpilih atau dipilih oleh individu (Stuart & Sundeen, 1998).


e. Harga Diri (Self Esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang

tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun

melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan

berharga (Stuart & Sundeen, 1998).

2. Etiologi

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif

akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung kemunduran

perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi system keluarga serta

terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 : 366).

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana

seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam

mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan sumber-

sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif).

Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif

merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang

dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan peran. Adapun Penyebab Gangguan Konsep Diri

Harga Diri Rendah, yaitu :

a. Factor Presdisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua, penolakan

orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai

tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

b. Factor Presipitasi

Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian

tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang

menurun.

3. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri

yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,

walaupun melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang

yang penting dan berharga.

Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan

melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya disertai oleh evalauasi diri

yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan harga diri atau

harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,

putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga

diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang

tidak menghargai.

b. Kronik

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum

sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan

dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan

respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang

kronis atau pada pasien gangguan jiwa.

4. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

a.    Mengejek dan mengkritik diri

b.    Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri

c.    Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi

d.   Menunda keputusan

e.    Sulit bergaul

f.     Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas

g.    Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi

h.    Merusak diri : harga diri rendah menyokong pasien untuk mengakhirinya hidup

i.      Merusak/melukai orang lain

j.      Perasaan tidak mampu

k.    Pandangan hidup yang pesimistis

l.      Tidak menerima pujian

m.  Penurunan produktivitas


n.    Penolakan terhadap kemampuan diri

o.    Kurang memerhatikan perawatan diri

p.    Berpakaian tidak rapih

q.    Berkurang selera makan

r.     Tidak berani menatap lawan bicara

s.     Lebih banyak menunduk

t.     Bicara lambat dengan nada suara lemah.

5. Penatalaksanaan

Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah

dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih

manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksudmeliputi :

a. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat

2) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil

3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala positif

maupun gejala negative skizofrenia

4) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti

5) Tidak menyebabkan kantuk

6) Memperbaiki pola tidur

7) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi


8) Tidak menyebabkan lemas otot.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya diperoleh dengan

resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical)

dan golongan kedua (atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya

chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi

kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan

aripiprazole.

b. Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,

penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi

karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan

untuk mengadakan permainan atau latihan bersama. (Maramis,2005,hal.231).

c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan

melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua temples.

Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan denga terapi

neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis,

2005).

d. Keperawatan

Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana

pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan


klien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan

kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam

komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan

pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan

Sadock,1998).

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok stimulasi

kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi aktivitas

kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan

Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang paling

relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri rendah adalah

therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK)

stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi dan

terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil

diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian

masalah.(Keliat dan Akemat,2005).


B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien
Dengan Harga Diri Rendah

1. Pengkajian Pasien Harga Diri Rendah

a. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian,

nomor rekam medic

b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor biologis, factor

psikologis, social budaya, dan factor genetic

c. Factor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi merasa tidak

mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang, kehilangan, rendah

diri, perilaku agresif, kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala

stress pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress
seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan

dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.

d. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social dan spiritual

e. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas motorik, alam

perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,

tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan

daya tilik diri.

f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun maladaptive

g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

b. Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan adalah:

Masalah yang perlu dikaji

No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif


1 Masalah utama : gangguan Mengungkapkan ingin Merusak diri sendiri,
konsep diri : harga diri diakui jati dirinya. Merusak orang lain,
rendah Mengungkapkan tidak ada Ekspresi malu,
lagi yang peduli. Menarik diri dari
Mengungkapkan tidak bisa hubungan social, Tampak
apa-apa.    mudah tersinggung,           
Mengungkapkan dirinya Tidak mau makan dan
tidak berguna.   tidak tidur
Mengkritik diri sendiri.
Perasaan tidak mampu.
2 Mk : Penyebab tidak Mengungkapkan Tampak ketergantungan
efektifnya koping individu ketidakmampuan dan terhadap orang lain 
meminta bantuan orang Tampak sedih dan tidak
lain.          melakukan aktivitas yang
Mengungkapkan malu dan seharusnya dapat
tidak bisa ketika diajak dilakukan                Wajah
melakukan sesuatu.  tampak murung
Mengungkapkan tidak
berdaya dan tidak ingin
hidup lagi.
3 Mk : Akibat isolasi sosial Mengungkapkan enggan Ekspresi wajah kosong
menarik diri bicara dengan orang lain  tidak ada kontak mata
Klien mengatakan malu ketika diajak bicara  Suara
bertemu dan berhadapan pelan dan tidak
dengan orang lain. jelas                         Hanya
memberi jawaban singkat
(ya/tidak)      Menghindar
ketika didekati

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan fisik

bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan

pada pasien sebagai berikut:

a.       Harga Diri Rendah

b.      Isolasi Sosial

c.       Defisit Perawatan Diri

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tindakan

keperawatan pada pasien :

a. Tujuan :

1)      Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2)      Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3)      Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

4)      Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

5)      Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih

b. Tindakan keperawatan :

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.


Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang

masih dimilikinya , perawat dapat :

 Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang  dimiliki

pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan

lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

 Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan

pasien penilaian yang negatif.

2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. Untuk tindakan

tersebut, saudara dapat :

 Mendiskusikan dengan pasien  kemampuan yang masih dapat digunakan saat

ini

 Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan

diri yang diungkapkan pasien

 Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Tindakan

keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

 Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan

dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

 Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara

mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan

kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan

terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat


dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari

pasien.

4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Untuk tindakan keperawatan tersebut

saudara dapat melakukan:

 Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

 Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

 Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien

5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan  kemampuan yang dilatih. Untuk

mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal

berikut :

 Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatihkan

 Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap

kegiatan

 Susun  jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat
bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini adalah :
1. Gangguan konsep diri
2. Isolasi social
3. Gangguan citra tubuh

B.  Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan praktikasuhan
keperawatannya, serta pengetahuannya pada pasien dengan Harga Diri Rendah, sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator bagi
klien maupun keluarganya.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam dalam
pembuatan asuhan keperawatan.
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya sehingga dapat
menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta dapat diaplikasikan
untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
Daftar Pustaka

Kelliat, Budhi Anna 2011 . Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa.

Jakarta : EGC

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.

http://ayanurse38.blogspot.co.id/2013/04/askep-harga-diri-rendah.html di ambil 11 Agustus 2017

http://lianerako.blogspot.co.id/2013/11/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-diri.html di ambil 11

Agusutus 2017

http://ayubellanasta.blogspot.co.id/2015/04/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-diri.html di ambil 11

Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai