Disusun Oleh :
1. Isnatunaeni (2020200011)
2. Fityani Marma Hayati ( 2020200012)
3. Fajriyatul Mabruroh (2020200013)
4. Sasti Murti Devi (2020200014)
Kelas 2a DIII Keperawatan
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II Tinjauan Teori......................................................................................
A. Definisi.................................................................................................
B. Etiologi ................................................................................................
C. Klasifikasi ............................................................................................
D. Manifestasi Klinis.................................................................................
E. Rentang Respon....................................................................................
F. Akibat...................................................................................................
G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan............................................
H. Pohon Masalah......................................................................................
I. Konsep ASKEP....................................................................................
BAB III Ilustrasi Kasus....................................................................................
A. pengkajian.............................................................................................
B. diagnosa................................................................................................
C. intervensi ..............................................................................................
D. implementasi.........................................................................................
E. evaluasi ................................................................................................
BAB IV Penutup
A. kesimpulan ...........................................................................................
B. saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri adalah perasaan negatif diri sendiri, merasa gagal mencapai
keinginan. Menurut klasifikasi diagnostic and statisyical manual of mental
disorder text revision (DSM IV, TR 2000), harga diri rendah merupakan salah
satu jenis gangguan jiwa kategori gangguan kepribadian (Rusly,2014). Harga
diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri menyebabkan
kehilangan rasa percaya diri, pesimis dan tidak berharga dikehidupan. Harga
diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
disertai kurangnya perawatan diri tidak berani menatap lawan lebih banyak
menunduk, berbicara lambat dan suara lemah (meryana, 2017).
Prevalensi gangguan jiwa di Amerika Serikat sekitar 50% dari penduduk
yang berusia lebih dari 18 tahun ke atas pernah memiliki masalah kejiwaan
dan penyalahgunaan zat dalam rentang hidupnya. tahun 1995 DALY’s
(Disability Adjusted Life Years) akibat gangguan 8,1% lebih tinggi di
banding TBC (7,2%), kanker (5,8), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria
2,6. DALY’s akibat gangguan jiwa menjadi 12,3% pada tahun 2000 dan
diproyeksikan menjadi 15% pada tahun 2020. Gangguan jiwa di Indonesia
sebesar 26 juta penduduk. Gangguan jiwa yang berlangsung 6 (enam) bulan
dan mengalami kemunduran secara progresi 60-80% akan menjadi kronik dan
gangguan jiwa berat. Prevalensi ganguan jiwa cukup tinggi dan
membutuhkan penanganan yang serius serta berkesinambungan agar tidak
masuk dalam gangguan jiwa berat.
Keperawatan jiwa adalah suatu proses interpersonal dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung
terwujudnya suatu kesatuan yang harmonis (integrated). Kliennya dapat
berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau masyarakat. Adapun
peran perawat jiwa yang harus dilakukan meliputi : peran promotif adalah
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan atau menurunkan angka kesakitan
dengan cara memberikan penyuluhan tentang kesehatan, peran preventif
adalah mengidentifikasi prilaku khusus dan menghindari kegagalan peran,
peran kuratif adalah menyediakan lingkungan yang kondusif, memecahkan
masalah, merawat kesehatan fisik atau mencegah usaha bunuh diri melalui
terapi psikoterapi dan terapi medik, peran perawat rehabilitatif adalah dengan
mengikut sertakan klien dalam kelompok, mendorong tanggung jawab klien
terhadap lingkungan dan melatih keterampilan klien sehingga Harga Diri
Rendah dapat ditangani dengan baik.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan
asuhan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga
diri rendah (HDR)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000)
Gangguan harga diri adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri (Keliat, 1999).
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, ditubuh KKN,
dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri
rendah karena:
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan
(pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan
perineal).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena. dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang yidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tan tanpa penjelasan, tanpa
persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien
gangguan fisik.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang maladaptif.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis
atau pada klien gangguan jiwa.
B. Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang.
1. Faktor predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri rendah
yaitu:
a. Perkembangan individu yang meliputi:
1) Adanya penolakan dari orang tua, sehingga anak
merasa tidak dicintai kemudian dampaknya anak gagal
mencintai dirinya dan akan gagal pula untuk mencintai
orang lain.
2) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari
orang-orang tuanya atau orang tua yang penting/dekat
dengan individu yang bersangkutan.
3) Sikap orang tua over protecting, anak merasa tidak
berguna, orang tua atau orang terdekat sering
mengkritik serta merevidasikan individu.
4) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna
dan merasa rendah diri.
b. Ideal diri
1) Individu selalu dituntut untuk berhasil.
2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.
3) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya
rasa percaya diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi atau setresor pencetus dari munculnya harga diri
rendah mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti :
a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga
sehingga keluarga merasa malu dan rendah diri.
b. Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual
dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupan, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan
perampokan. Respon terhadap trauma pada umumnya akan
mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya adalah represi
dan denial.
3. Perilaku
a. Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan.
mengobservasi penampilan klien, misalnya kebersihan,
dandanan, pakaian. Kemudian perawat mendiskusikannya
dengan klien untuk mendapatkan pandangan klien tentang
gambaran dirinya. Gangguan perilaku pada gangguan konsep
diri dapat dibagi sebagai berikut:
b. Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri
yang rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif
membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
C. Klasifikasi
a. Situasional
Harga diri rendah situasional dalam Wilkinson, Ahern (2009)
didefinisikan sebagai suatu perkembangan persepsi negatif terhadap
harga diri individu sebagai respon terhadap situasi tertentu misalnya
akibat menderita suatu penyakit, kondisi ini dapat disebabkan akibat
adanya gangguan citra tubuh, kegagalan dan penolakan, perasaan
kurang penghargaan, proses kehilangan, dan perubahan pada peran
sosial yang dimiliki.
b. Kronik
Menurut Fitria (2012) menyatakan bahwa gangguan konsep
diri: harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama
yang dirasakan pasien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Sedangkan
menurut Nurarif dan Hardhi (2015, p. 55) harga diri rendah kronis
merupakan evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang berlangsung lama.
D. Manifestasi Klinis
Menurut keliat tanda dan gejala yang dapat muncul pada pasien harga diri
rendah adalah :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri, individu mempunyai perasaan
kurang percaya diri.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, individu yang selalu gagal dalam
meraih sesuatu.
3. Merendahkan martabat diri sendiri, menganggap dirinya berada
dibawah orang lain.
4. Gangguan berhubungan sosial seperti menarik diri, lebih suka
menyendiri dan tidak ingin bertemu dengan orang lain.
5. Rasa percaya diri kurang, merasa tidak percaya dengan kemampuan
yang dimiliki.
6. Sukar mengambil keputusan, cenderung bingung dan ragu-ragu dalam
memilih sesuatu.
7. Mencederai diri sendiri akibat harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram sehingga memungkinkan mengakhiri hidupnya.
8. Mudah tersinggung atau marah berlebihan
9. Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri
10. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera
makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, dan bicara lambat dengan nada lemah.
11. Penyalahgunaan zat.
E. Rentang Respon
Adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat sebagai berikut :
Respon adaptif Respon maladaptif
F. Akibat
Harga diri rendah dapat di akibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan.
Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini
menyebutkan penampilan seseorang yang tidak optimal.harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkaan dan menuntut lebih dari
kemampuannya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah maka akan
berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan
cenderung menyendiri dan menarik diri.
Harga diri rendah dapat beresiko terjadi isolasi sosial yang menarik diri .
isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel
pada tingkah laku yang maladaptiv, mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial.
H. Pohon Masalah
I. Konsep ASKEP
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan.
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan
status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan
kebutuhan klien, serta merumuskan diagnosa keperawatan. Pengkajian
adalah
pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat
mengidentifikasi,
mengenal masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien
baik
mental, sosial, dan lingkungan (Keliat, 2011)
Menurut Prabowo (2014) isi dari pengkajian tersebut adalah:
1. Identitas pasien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
agama,
pekerjaan, status marital, suku/bangsa, alamat, nomor rekam medis,
ruang
rawat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa
medis,
dan identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama/alasan masuk
Biasanya pasien datang ke rumah sakit jiwa atau puskesmas dengan
alasan masuk pasien sering menyendiri, tidak berani menatap lawan
bicara,sering menunduk dan nada suara rendah.
3. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala mengenai jenis
tipe keluarga atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga
tradisional dan nontradisional
4. Suku Bangsa
Membahas tentang suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut kaitannya dengan kesehatan.
5. Agama
Menjelaskan tentang agama yang dianut oleh masing-masing
keluarga,
perbedaan kepercayaan yang dianut serta kepercayaan yang dapat
memengaruhi kesehatan
5. Harga diri
Biasanya pasien dengan harga diri rendah kronis selalu
mengungkapkan hal negatif tentang dirinya dan orang lain,
perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis serta
penolakan terhadap kemampuan diri. Hal ini menyebabkan
pasien dengan harga diri rendah memiliki hubungan yang
kurang baik dengan orang lain sehingga pasien merasa
dikucilkan di lingkungan sekitarnya.
c. Hubungan sosial
1. Pasien tidak mempunyai orang yang berarti untuk mengadu
atau meminta dukungan
2. Pasien merasa berada di lingkungan yang mengancam
3. Keluarga kurang memberikan penghargaan kepada klien
4. Pasien sulit berinteraksi karena berprilaku kejam dan
mengeksploitasi orang lain.
d. Spiritual
1. Falsafah hidup
Biasanya pasien merasa perjalanan hidupnya penuh dengan
ancaman, tujuan hidup biasanya jelas, kepercayaannya
terhadap sakit serta dengan penyembuhannya.
2. Konsep kebutuhan dan praktek keagamaan
Pasien mengakui adanya tuhan, putus asa karena tuhan tidak
memberikan sesuatu yang diharapkan dan tidak mau
menjalankan kegiatan keagamaan.
d. Alam perasaan
Pasien biasanya merasa tidak mampu dan pandangan hidup yang
pesimis.
e. Afek
Afek pasien biasanya tumpul yaitu klien tidak mampu berespon
bila ada stimulus emosi yang bereaksi
f. Interakasi selama wawancara
Biasanya pasien dengan harga diri rendah kurang kooperatif dan
mudah tersinggung.
g. Persepsi
Biasanya pasien mengalami halusinasi dengar/lihat yang
mengancam atau memberi perintah
h. Proses pikir
Biasanya pasien dengan harga diri rendah terjadi pengulangan
pembicaraan (perseverasi) disebabkan karena pasien kurang
kooperatif dan bicara lambat sehingga sulit dipahami.
i. Isi pikir
Biasanya pasien merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau
menolak diri sendiri, mengejek dan mengkritik diri sendiri.
j. Tingkat kesadaran
Biasanya tingkat kesadaran pasien stupor (gangguan motorik
seperti ketakutan, gerakan yang diulang-ulang, anggota tubuh
klien dalam sikap canggung yang dipertahankan dalam waktu
lama tetapi klien menyadari semua yang terjadi di lingkungannya).
k. Memori
Biasanya pasien dengan harga diri rendah umumnya tidak terdapat
gangguan pada memorinya, baik memori jangka pendek ataupun
memori jangka panjang.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Biasanya tingkat konsentrasi terganggu dan mudah beralih atau
tidak mampu mempertahankan konsentrasi dalam waktu lama,
karena merasa cemas. Dan biasanya tidak mengalami gangguan
dalam berhitung.
m. Kemampuan menilai
Biasanya gangguan kemampuan penilaian ringan (dapat
mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain, contohnya:
berikan kesempatan pada pasien untuk memilih mandi dahulu
sebelum makan atau makan dahulu sebelum mandi, setelah
diberikan penjelasan pasien masih tidak mampu mengambil
keputusan) jelaskan sesuai data yang terkait. Masalah keperawatan
sesuai dengan data
n. Daya tilik diri
Biasanya pasien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik
dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta
pertolongan/pasien menyangkal keadaan penyakitnya, pasien tidak
mau bercerita penyakitnya.
4.EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Kemenkes RI (2012) evaluasi kemampuan pasien dan keluarga
dalam merawat harga diri rendah adalah:
a. Evaluasi kemampuan pasien harga diri rendah berhasil apabila pasien
dapat:
1. Mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Menilai dan memilih kemampuan yang dapat dikerjakan
3. Melatih kemampuan yag dapat dikerjakan
4. Membuat jadwal kegiatan harian
5. Melakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian
6. Merasakan manfaat melakukan kegiatan positif dalam mengatasi
harga diri rendah
1. Identitas
1. Klien Inisial : Tn. A
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 17 tahun
4. Agama : Islam
5. Status : Belum menikah
6. Tanggal Pengkajian : 28 Mei 2022
7. No RM : 40-52-11
8. Sumber Data : Status klien dan komunikasi dengan klien
2. Alasan masuk RS
Klien mengatakan waktu SD sampai SMP pernah ditolak atau dikucilkan
oleh temen-temennya karena klien tidak memiliki uang. Keluarga klien
mengatakan klien dibawa ke Rumah sakit jiwa karena BAB sembarangan.
Klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain karena merasa malu dan
tidak berarti semenjak ayahnya meninggal dunia yang disebabkan oleh
kebakaran rumah sejak 2 tahun yang lalu, sehingga pasien menjadi
depresi. Keluarga pasien mengatakan jika pasien belum pernah berobat ke
siapapun dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa, sehingga keadaan
pasien masih sama hingga saat ini.
3. Factor predisposisi
Sebelumnya pasien tidak ada Riwayat gangguan jiwa. Pasien pertama kali
mengalami gangguan jiwa ketika pasien mnedapatkan penolakan dari
teman-teman SD sampai SMP. Pasien merasa dikucilkan karena tidak
memiliki uang, sehingga depresi dan tidak mau berinteraksi dengan orang
lain. Keluarga pasien mengatakan jika tidak ada anggota keluarga lain
yang mengalami gangguan jiwa. Keluarga pasein mengatakan jika pasien
merasa kehilangan sosok ayahnya karena kejadian kebakaran 2 tahun yang
lalu, sehingga pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa
hidup sendiri.
4. Fisik
Pasien tidak memiliki keluhan fisik saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital, didapatkan hasil : TD : 113/74 mmHg; N : 88 x/i; S : 36.5 oC;
P : 20 x/i; klien memiliki tinggi 160 cm dan berat badan 64 Kg.
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: pasien laki-laki : garis tinggal serumah
3. Pohon masalah
Isolasi sosial
menarik diri Effect
Koping individu
Inefektif cause
Respon pasca
trauma
4. Prioritas masalah
a. Gangguan konspe diri : harga diri rendah
b. Isolasi social
c. Respon pasca trauma
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
D Perencanaan
Tgl Tuju Kriteria Hasil Intervensi
x
Kepera an
watan
28-05- Harga TUM : - Klien dapat menerima kehadiran perawat setelah 3x 1. Bina hubungan saling percaya
2022 Diri Klien dapat pertemuan dengan :
Rendah berinteraksi dengan - Klien dapat mengungkapkan perasaan dan a. Sapa klien dengan ramah baik
orang lain. keberdayaan saat ini secara verbal verbal maupun non verbal
a) Klien mau menjawab salam b. Perkenalkan diri dengan
TUK 1 : b) Ada kontak mata sopan
Klien mampu membina c) Klien mau berjabat tangan c. Tanyakan nama
hubungan saling d) Klien mau berkenalan lengkap klien dan nama
percaya e) Klien mau menjawab pertanyaan panggilan yang disukai klien
f) Klien mau duduk berdampingan d. Jelaskan tujuan
dengan perawat pertemuan
g) Klien mampu e. Buat kontrak interaksi yang
mengungkapkan perasaannya. jelas, jujur dan tepati janji
f. Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian pada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar klien.
TUK 2 : - Klien dapat menyebutkan 2.1 Tanyakan pada klien
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO Tanggal Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi
Jam
1 28 Mei Ganguan konsep diri harga diri 1. Bina hubungan saling percaya S : klien mengatakan
2022 rendah dengan menggunakan prinsip namanya qoirudin biasa di
komunikasi terapeutik panggil udin
a. Sapa klien dengan ramah O:
baik verbal maupun non a. Tidak ada kontak
verbal mata saat diajak
b. Perkenalkan diri dengan sopan bicara
c. Tanyakan nama lengkap dan b. Espresi wajah datar
nama panggilan yang disukai c. Selalu menyendiri
dan menerimaklien d. Susah diajak bicara
d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Menghindar saat
e. Jujur dan menepati janji diajak bicara
f. Tunjukan sikap empati A : Ganguan konsep diri
dan menerima klien belum teratasi, klien belum
apa adanya bisa melakukan bina
g. Beri perhatian dan perhatikan hubungan saling percaya
kebutuhan dasar klien P : Lanjutkan sp 1
2 28 Ganguan konsep 1. Bina hubungan saling S: Klien mengatakan
Mei diri harga diri percaya dengan tidak mau diganggu
2022 rendah menggunakan prinsip O:
komunikasi terapeutik a. Tidak ada kontak
a. Sapa klien dengan mata saat diajak
ramah baik verbal bicara
maupun non verbal b. Espresi wajah
b. Perkenalkan diri datar
dengan sopan c. Selalu
c. Tanyakan nama menyendiri
lengkap dan nama d. Susah diajak
panggilan yang disukai bicara
dan menerimaklien e. Menghindar saat
d. Jelaskan tujuan diajak bicara
pertemuan A: Gangguan
e. Jujur dan menepati janji Konsep diri harga
f. Tunjukan sikap empati diri rendah P:
dan menerima klien lanjutkan sp 1
apa adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
3 28 Ganguan konsep 1. Bina hubungan saling S: Klien mengatakan
Mei diri harga diri percaya dengan tidak mau diganggu
2022 rendah menggunakan prinsip O:
komunikasi terapeutik a. Tidak ada kontak
a. Sapa klien dengan
mata saat diajak
ramah baik verbal
maupun non verbal bicara
b. Perkenalkan diri dengan
b. Espresi wajah
sopan
c. Tanyakan nama datar
lengkap dan nama
c. Selalu
panggilan yang disukai
dan menerimaklien menyendiri
d. Jelaskan tujuan
d. Susah diajak
pertemuan
e. Jujur dan menepati janji bicara
f. Tunjukan sikap empati
e. Menghindar saat
dan menerima klien
apa adanya diajak bicara
g. Beri perhatian dan
A: Gangguan Konsep
perhatikan kebutuhan
diri harga diri rendah
dasar klien
P: lanjutkan sp 1
4 29 Ganguan konsep 1. Bina hubungan saling S:
Mei diri harga diri percaya dengan O:
2022 rendah menggunakan prinsip a. Tidak ada kontak
komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan mata saat diajak bicara
b. Espresi wajah
ramah baik verbal
datar
maupun non verbal
c. Selalu
b. Perkenalkan diri dengan
menyendiri
sopan
d. Susah
c. Tanyakan nama
diajak
lengkap dan nama
bicara
panggilan yang disukai
e. Menghindar
dan menerimaklien
saat diajak
d. Jelaskan tujuan
bicara
pertemuan
A: Gangguan Konsep diri
e. Jujur dan menepati janji
harga diri rendah P:
f. Tunjukan sikap empati lanjutkan sp 1
dan menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
5 29 Gangguan 1. Bina hubungan saling S: klien mengatakan ingin
Mei konsep diri percaya dengan pulang
2022 harga diri menggunakan prinsip O:
rendah komunikasi a. Tidak ada kontak
terapeutik mata saat diajak
a. Sapa klien dengan
ramah baik verbal bicara
maupun non verbal b. Espresi wajah
b. Perkenalkan diri dengan
sopan datar
c. Tanyakan nama c. Selalu
lengkap dan nama
panggilan yang disukai menyendiri
dan menerimaklien d. Susah
d. Jelaskan tujuan
pertemuan diajak
e. Jujur dan menepati janji bicara
f. Tunjukan sikap empati
e. Menghindar
dan menerima klien
apa adanya saat diajak
g. Beri perhatian dan
bicara
perhatikan kebutuhan
A: Gangguan Konsep
diri harga diri rendah
dasar klien P: lanjutkan sp 1
B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga
Keluarga dapat ikut serta dalam memberikan asuhan keperawatan
klien harga diri rendah sehingga klien merasa ada dukungan yang
dapat mempercepat penyembuhan penyakitnya.
2. Perawat dan petugas kesehatan
Diharapkan mampu berkoordinasi dengan tim kesehatan yang lain
yakni dokter, dan ahli gizi karena menangani klien membutuhkan
asuhan keperawatan yang mengutamakan rasa nyaman , care,
kepedulian dan kesabaran pada umumnya dan khususnya pada
klien Harga diri rendah diharapkan tenaga kesehatan lebih
mengutamakan pelayanan yang mampu membina hubungan saling
percaya dan hubungan terapeutik guna memberikan rasa nyaman
dan keterbukaan sehingga masalah cepat tertasi.
DAFTAR PUSTAKA