Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI CA COLON

DOSEN PEMBIMBING : Ns., Sri Mulyani.,M. Kep.

DISUSUN OLEH

1. Alifia Yogi Rismala (2020200035)


2. Fajriatul Mabruroh (2020200013)
3. Lutfi Aji Nugroho

PROGRAM D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SAINS ALQURAN


JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2020/2021
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit berbahaya ini tidak dapat di pastikan kemunculannya, terlebih


jika seseorang menyepelekan gejala yang ada, ditambah minimnya pengetahuan
tentang sebuah penyakit. Salah satu penyakit berbahaya yang sekarang sering
muncul di kalangan dewasa maupun anak remaja yaitu penyakit kanker. Kanker
adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal yang tidak
terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel ini dapat merusak sel normal di
sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Semua sel tubuh dapat terkena kanker,
terkecuali rambut, gigi dan kuku. Penamaan kanker biasanya di dasarkan pada
organ tubuh yang terserang. Seperti, kanker yang terjadi di usus, yang
dinamakan kanker kolorektal atau yang biasa disebut dengan kanker kolon atau
kanker rectum.

Kanker kolorektal atau kanker kolon merupakan penyakit mematikan yang


jumlah penderitanya diprediksi akan terus meningkat di Indonesia setiap
tahunnya. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
penyakit itu sendiri serta kesadaran untuk melakukan perilaku hidup sehat agar
terhindar dari resiko kanker. Kanker kolorektal adalah kanker usus besar (kolon)
dan usus pembuangan akhir (rectum). Kebanyakan kanker kolorektal berawal
dari pertumbuhan sel yang tidak ganas (adenoma) dimana pada stadium awal
membentuk sebuah polip (Harold shryock, 1982:310).

B. Tujuan Penulis

Mendapat wawasan dan pengetahuan yang luas bagi penulis atau


pembaca, serta mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
ca colon (kanker usus).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ca Colon

Kanker kolorektal (KKR) merupakan tumor ganas yang ditemukan di kolon


dan rectum. Kolon dan rectum adaalah bagian dari usus besar pada Sistema
pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Kolon berada di bagian
proksimal usus besar dan rectum di bagian distal sekitar 15 cm dari anal verge .

B. Anatomi Fisiologi

Usus besar atau kolon dalam anatomi bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi organ ini menyerap air dan fases,pada dasarnya kolon terbagi
atas kolon menanjak (ascenden ), kolon melintang ( transverse), kolon menurun
(descenden), kolon sigmoid dan rektum. Bagian kolon usus buntu hingga
pertengahan kolon disebut dengan” kolon kanan”, dan bagian sisanya sering
disebut “kolon kiri“

C. Etiologi

Factor penyebab dari kanker kolorektal belum diketahui hingga kini.


Peneliti menunjukkan bahwa factor genetic memiliki korelasi terbesar untuk
kanker kolorektal. Banyak factor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker kolorektal, diantaranya yaitu :

a. Diet tinggi lemak, rendah serat


b. Usia lebih dari 50 tahun
c. Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal
mempunyai resiko lenih besar 3 kali lipat.
d. Pada semua pasien ( Familial Polyposis Syndrome, Gardner syndrome dan
Turcot Syndrome) tanpa dilakukam kolorektomi dapat berkembang
menjadi kanker rectum.
e. Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-
Jeghers
syndrome dan Muir syndrome.
f. Terjadi pada 50% pasien kanker kolorektal herediter nonpolyposis.
g. Inflammatory bowel disease.
h. Colitis Ulseratif ( resiko 30% setelah berumur 25 tahun).
i. Crohn disease, beresiko 4 sampai 10 kali lipat.

Makanan – makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang


menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi
waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan
terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari
daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan
timbulnya kanker di dalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang
juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan
karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat
mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok
menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran
dan buah-buahan. ( Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :

 Daging merah
 Lemak hewan
 Makanan berlemak
 Daging atau ikan goreng atau dipanggang
 Karbohidrat yang disaring

Makanan yang harus dikosumsi :

 Buah – buahan dan sayur – sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari


golongan kubis (seperti brokoli)
 Butir padi yang utuh
 Cairan yang cukup terutama air

D. Manifestasi Klinis

Gejalah sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus, tempat kenker berlokasi, gejalah paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling
umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui
penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.

Gejala yang saling berhubungan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri
dangkal abdomen dan melena. Gejala yang sering berhubungan dengan lesi
sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan
kram, oenipisan feses, konstipasi, dan distensi. Serta adanya darah merah Segar
dalam feses. Gejala yang berhubungan dengan lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkap setelah defeksi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses
berdarah.

1. Kanker Kolon Kanan


 Isi kolon berupa cairan
 Obstruksi
 Melena
 Nyeri dangkal abdomen
 Anemia
 Muscus jarang terlihat
 Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba,
tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami
perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang – kadang pada
epigastrium
2. Kanker Kolon Kiri dan Rectum
 Cenderung menyebabkan perubahan defekasi
 Diare
 Nyeri kejang
 Kembung
 Sering timbul gangguan obstruksi
 Fases dapat kecil dan berbentuk seperti pita
 Muscus ataupun darah agar sering tertihat pada fases
 Anemia
 Keinginan defekasi atau sering berkemih
 Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi
feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare
bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).

E. Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak
hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di
dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologi (95%)


adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya
kanker kolon biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi
ganas dan menyusup, serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam
struktur sekitarnya. Kanker kolon dapat berupa masa poliploid, besar, tumbuh
ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura
annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid,
sedangkan lesi poliploid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon
asendens. Kanker kolon dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung


kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon
dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah balik ke sistem portal

F. Pathway
G. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada


lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :

 Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis


 Pembentukan abses.
 Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina.

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang


menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara
berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali.
Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada
disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala
tersebut tertutupi oleh kanker (Brunner & Suddarth. 2002).

H. Penatalaksanaan Medis

Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah


sebagai berikut :

1. Pembedahan (operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon
dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopi dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di
kolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk
kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang
dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam
situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup
struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut :
 Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi
usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
 Reseksi abominoperineal dengan kolostomi signoid permanen
(pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan semua rektum serta
sfingter anal
 Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis
serta reanastomosis lanjut dari kolostomi
 Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi
obstruksi yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang
ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi
radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker,
sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anti kanker yang kuat , dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira–kira 50 jenis. Biasanya di injeksi
atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
4. Diversi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi
dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi
adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat
berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan
drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase
dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi
tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
5. Penatalaksanaan keperawatan
 Dukungan adaptasi dan kemandirian
 Meningkatkan kenyamanan
 Mempertahankan fungsi fisiologi optimal
 Mencegah komplikasi
 Memberikan informasi tentang proses /kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan
6. Penatalaksanaan diet
 Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur – sayuran dan buah –
buahan Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar
sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak
berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di
usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
 Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
 Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
 Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena
hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker
 Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
 Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Seorang pria berusia 35 tahun di rawat di ruang bedah RS, pasien didiagnosis
appendiksitis akut dan dilakukan cito operasi. Pada saat dikaji pasien post
appendiktomi hari ke-1, 8 jam post op. Pasien mengeluh nyeri tajam dan
menusuk di sekitar luka operasi dengan skala Nyeri 5 (NRS 0-10) dan bertambah
apabila bergerak. Klien meringis apabila bergerak sehingga mengurangi
pergerakan. Panjang Luka operasi S cm. Hasil Pemeriksaan TD 120/80 mmHg,
Frekuensi Nadi 85 x/mnt, frekuensi napas 18 x/mnt dan suhu 37,2 °c, sebelum
operasi BB 60 Kg, TB 158 cm.

B. Diagnose keperawatan

TANDA DAN GEJALA PENYEBAB MASALAH


Subjektif Agen pencedera fisik : Nyeri akut
- Pasien mengeluh operasi appendiktomi
nyeri tajam dan
bertambah apabila
bergerak
Objektif
- Hari ke-1 jam ke-8
post appendiktomi
- Luka operasi
panjang 5 cm
- Skala nyeri (NRS 0-
10)
- Klien meringis
apabila bergerak
sehingga
mengurangi
pergerakan
- TD 120/80 mmHg,
Nadi 85 x/mnt

Diagnosis keperawatan
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik operasi apendiktomi d.d
 Pasien mengeluh nyeri tajam dan menusuk di sekitar luka operasi dan
bertambah apabila bergerak
 Hari ke-1 jam ke-8 post appendectomy
 Skala nyeri 5 (VAS 0-10)
 Klien meringis apabila bergerak sehingga mengurangi pergerakan
 TD 120/80 mmHg, Frekuensi Nadi 85 x/mnt

C. Rencana tindakan keperawatan

DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera fisik operasi tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi,
apendiktomi d.d selama 1x24 jam, karakteristik
- Pasien mengeluh maka tingkat nyeri durasi, frekuensi,
nueri tajam dan menurun dengan kualitas, intensitas
menusuk di kriteria hasil : nyeri
sekitar luka - Keluhan nyeri - Identifikasi skala
operasi dan menurun / nyeri
bertambah hilang dengan - Identifikasi respons
apabila bergerak skala <3 nyeri non verbal
- Hari ke-1 jam ke- - Pasien tidak - Identifikasi factor
8 post meringis yang memperberat
apendiktomi - Pasien mau dan memperingan
- Luka operasi bergerak nyeri
masih basah - Frekuensi nadi - Anjurkran
ukuran 5 cm 60-80 x/mnt memonitor nyeri
- Skala Nyeri 5 Tidak ada kesulitan secara mandiri
(VAS 0-10) tidur Pemberian analgesic
- Klien meringis - Identifikasi riwayat
apabila bergerak alergi obat
sehingga - Monitor tanda-
mengurangi tanda vital
pergerakan sebelum dan
- TD 120/80 sesudah
mmHg, pemberian
Frekuensi Nadi analgesic
85 x/mnt - Monitor efektifitas
analgesic
terapeutik
- Dokumentasikan
respond terhadap
efek analgesic dan
efek tang tidak
diinginkan
- Jelaskan edek
terapi dan efek
samping obat
- Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis analgesic,
sesuai indikasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

AHMAD FANDI, A. F. (2018). Asuhan Keperawatan pada Ny, Y Dengan post


Laparatomi dan Kolostomi atas indikasi ca colon di ruangan abun suri lantai 2 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi (Doctoral dissertation, STIKes PERINTIS
PADANG).

ANGILDA, Sri. KARAKTERISTIK PASIEN ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL DI


RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO PERIODE 1 JANUARI 2017–31
DESEMBER 2017. 2018. PhD Thesis. Universitas Hasanuddin.

Damayanti, Nuzulia Asmi. DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT STRES


PADA PASIEN KANKER KOLON YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG
CENDRAWASIH RSUP DR KARIADI. Diss. Universitas Muhammadiyah Semarang,
2018.

Hamas Izzaty, Abdaul. Hubungan Antara Faktor Usia Dengan Kejadian Kanker


Kolorektal Di Rsud Moewardi Surakarta Tahun 2010-2013. Diss. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.

Lisanto, Sergie Livio. Perancangan kampanye sosial pencegahan kanker kolorektal


pada usia dewasa awal. Diss. Universitas Multimedia Nusantara, 2015.

Pratama, Kevin Putra, and Albertus Ari Adrianto. FAKTOR-FARKTOR YANG


MEMPENGARUHI KEJADIAN REKURENSI KANKER KOLOREKTAK STADIUM III
DI RSUP DR KARIADI SEMARANG. Diss. Faculty of Medicine, 2019.

Price AS, Lorraine MW, 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, 6th ed Vol.
1, EGC, Jakarta, p.465-466.

Schofield PF, DJ Jones, 1996, Petunjuk Penting Penyakit Kolorektal, EGC, Jakarta

Sorra Toomas, 2008, Kanker Kolorektal [online], (cited November 17 2010), available from:
<www.Healthcommunities.com

Winaktu, Gracia J. "Peran Sehat Makanan dalam Pencegahan Kanker


Kolerektal." Jurnal Kedokteran Meditek (2011).

Anda mungkin juga menyukai