Dosen Pengampu :
Sri Martini., S. Pd., S. Kep., M. Kes
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita
nikmat berupa nikmat kesehatan yang berlimpah sehingga kami selaku penyusun bisa
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kedua kalinya kami menghanturkan shalawat serta
salam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari
alam kegelapan menuju alam terang benderang sehingga kita diberkahi banyak ilmu
pengetahuan. Pada makalah ini akan dibahas Konsep Penyakit dan Asuhan Keperawatan
Harga Diri Rendah
Terima kasih kepada Ibu Sri Martini,S.Pd,S.Kp,M.Kes yang telah membimbing kami
dalam membuat makalah ini.Dan Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini khususnya bagi anggota-anggota yang saling membantu dalam
proses pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa tersusun dengan baik. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga makalah selanjutnya
bisa tersusun lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................
Daftar isi..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.1. Latar Belakang..........................................................................
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
2.1 pengertian harga diri rendah.......................................................
2.2 etiologi harga diri rendah...........................................................
2.3 Klasifikasi harga diri rendah .....................................................
2.4 patofisiologi harga diri rendah...................................................
2.5 Gambaran Klinis/ tanda dan gejala............................................
2.6 Pemeriksaan diagnostik/ penunjang...........................................
2.7 Manifestasi.................................................................................
2.8 Penatalaksanaan / pengobatan....................................................
BAB IV PENUTUP................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
7. manifestasi
8. Penatalaksanaan / pengobatan
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
a.Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua yang tidak
realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis
6
b.Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah yaitu hilangnya sebagian anggota tubuh,
perubahan penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya
produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional
maupun kronik :
1)Situasional :
Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis yang terjadi secara situasional bisa
disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba tiba misalnya harus dioperasi, mengalami
kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan, atau menjadi narapidana sehingga haru masuk
penjara. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri
seseorang dikarenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak
nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh, serta perlakuan
petugas kesehatan yangkurang menghargai klien dan keluarga.
2)Kronik :
Gangguan konsep diri: harga diri rendah biasanyasudah berlangsung sejak lama yang
dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pemikiran negatif
sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.Baik faktor predisposisi
maupun presipitasi di atas bila mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap maupun
bertindak maka akan dianggap mempengaruhi terhadap koping individu tersebut sehingga
menjadi tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif). Bila kondisi pada klien tidak
mau bergaul dengan orang lain (isolasi sosial: menarik diri), yang menyebabkan klien asik
dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul perilaku kekerasan.
2. performance feedback, umpan balik yang terus menerus terhadap kualitas performa kita
seperti kesuksesan dan kegagalan, dapat mempengaruhi harga diri. Kita memperoleh harga
7
dirimelalui pengalaman kita sebagai tokoh yang membuat sesuatu terjadi di dunia, yang dapat
mencapai cita-cita dan dapat mengatasi rintangan
3. social comparison, sangat penting untuk harga dirikarena perasaan memiliki kompetensi
tertentu didasarkan pada hasil performa yang dibandingkan baik dengan hasil yang
diharapkan diri sendiri maupun hasil performa orang lain.
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah
situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah
mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku klien sebelumnya bahkan kecendrungan
lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri
rendah.Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada
pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan
krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaianindividu
terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga
diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru
menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis.
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil wawancara dan
observasi (Kemenkes, RI)
a.Data subjektif
b. Data objektif
8
1)Penurunan produktifitas
1.Pemeriksaan psikologi :
a.Pemeriksaan psikiatri
b.Pemeriksaan psikometri
2.7 Manifestasi
Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah menurut
Fitria (2009) adalah:
5)Penurunan produktivitas
9
10)Tidak berani menatap lawan bicara
Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada penderita Harga Diri Rendah yaitu :
1.Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi dengan orang lain. Tujuannya
agar klien tidak menyendiri lagi karena jika klien menarik diri, klien dapat membentuk
kebiasaan yang buruk lagi.
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada klien harga diri rendah.
Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan dengan menggunakan stimulasi atau diskusi untuk
mengetahui pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk membentuk
kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah.
10
BAB III
Tinjauan Kasus
2.9 Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Nama :Tn. K Tanggal dirawat : 18-04-2019
Umur : 37 tahun Tanggal pengkajian : 23-04-2019
Pendidikan : SMP Ruang rawat : Kasuari
Agama : Islam Sumber InforBapaki : Pasien
Status : menikah
Pekerjaan : swasta
Jenis kel. : laki-laki
No. RM : 104xx
11
ditinggal cerai istri dan anaknya di asuh oleh istrinya sehingga pasien dibawa ke RSJ
lawang pada tanggal 18-04-2019. Kemudian pasien dipindah keruang Kasuari .
Pasien mengatakan pernah memukul orang lain karena merasa kesal kepada
orang-orang yang menghina dirinya akibat ditinggal oleh istri dan anaknya.
Diagnosa keperawatan: resiko perilaku kekerasan
b. Pernah melakukan upaya/percobaan/bunuh diri
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri.
c. Pengalaman Bapaka lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan bercerai dengan istri dan anaknya adalah pengalaman yang
sangat menyakitkan hati
d. Pernah mengalami penyakit fisik
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik yang berarti. Hanya
batuk, pilek, sakit gigi yang sembuh hanya dengan membeli obat ditoko
e. Riwayat penggunaan NAPZA
Pasien tidak pernah menggunakan NAPZA
2. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya
Pasien merupakan pasien yang sebelumnya belum pernah Bapakuk RSJ
Diagnosa Keperawatan: Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa
12
Hubungan keluarga:
-
Gejala:
-
Riwayat pengobatan:
-
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram
37 thn
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal dunia
…… : Tinggal serumah
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Pasien
: cerai
Pola asuh :
13
pasien mengatakan pola asuh yang diterapkan dalam keluarganya adalah orang tua
tidak terlalu mengekang dan mendengarkan pendapat setiap anggota keluarga. Yang
artinya pola asuh yang digunakan adalah pola asuh demokratis
Pola mengambil keputusan:
pasien mengatakan bahwa dalam keluarganya dalam hal mengambil keputusan lebih
ke ibu. Namun semenjak Tn K hidup sendiri pengambilan keputusan berada
ditangan dia sendiri
Pola komunikasi:
Pasien mengatakan komunikasi dalam keluarganya cukup baik. Namun semenjak ia
bercerai dengan istri Tn K jarang menjenguk orang tuanya
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Klien mengatakan tubuhnya biasa saja, tidak ada anggota tubuh yang sangat
disukai dan yang dibenci, akan tetapi klien mengatakan bahwa hidungnya adalah
yang paling disukai dan kurus tubuhnya yang tidak disukai oleh Tn K karena tidak
bisa gendut, walaupun seperti itu. Klien mengatakan menerima apa adanya dalam
tubuhnya.
b. Identitas :
Klien dapat mengenal dirinya sendiri mengenai dia adalah laki-laki dalam
keluarganya. Dia anak sulung dari lijma bersaudara. Klien mengatakan sudah
menikah tetapi sudah lama cerai dengan istrinya.
c. Peran :
Klien menyadari bahwa dirinya sebagai pasien dirumah sakit. Saat dirumah pasien
mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pemborong dalam suatu pembangunan.
Klien mengatakan bahwa ia mau bertanggung jawab terhadap pekerjaan, dia
bekerja juga membantu orang tuanya. Dalam Bapakyarakat klien sering ikut
kegiatan
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin cepat sembuh dan ingin membina keluarga
yang lebih baik lagi dan juga ingin kembali bekerja seperti semula
14
e. Harga diri :
Pasien mengatakan malu dengan kondisi saat ini jika bertemu dengan saudara dan
tetangganya. Ia hidup sendiri sedang usianya tidak muda lagi anak istrinya
meninggalkannya
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan orang yang dekat dengannya adalah teman dan keluarganya.
Sedangkan saat dirumah sakit Tn K dekat dengan semua orang dan tidak memiliki
Bapakalah dengan pasien lain.
b. peran serta dalam kegiatan kelompok
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan kelompok yang ada diBapakyarakat
karena memiliki pekerjaan sendiri yang tidak bisa ditinggalkan.
c. hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
pasien mengatakan bahwa dirinya kurang bisa diterima dikampungnya karena
sering matah-marah selain itu tetangga terdekat selalu jaga jarak atau kurang
empati dengan keadaannya
Diagnosa Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
pasien .mengatakan bahwa dirinya memeluk agama islam
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan bahwa ia melakukan ibadah sholat tapi Bapak bolong bolong
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada Bapakalah
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan : pasien tampak memakai seragam pasien RSJ atasan berwarna hijau
dan celana berwarna cream, rambut pasien tampak rapi tidak disisir, baju bersih,
tidak terdapat bau badan, pasien menggunakan sandal swalow berwarna hijau
Cara berpakaian : tidak terbalik saat memakai pakaian
Kebersihan : terlihat bersih
Bapakalah keperawatan: tidak ada Bapakalah
2. Pembicaraan
Frekuensi : pasien sering menjawab pertanyaan dengan jelas ,menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan
Volume : pelan dan jelas
Jumlah : pasien menjawab pertanyaan dengan panjang
Karakter : cukup baik dan kooperatif
Saat bercerita tentang tetangga yang pernah mencemoohnya, intonasi pasien tampak
meningkat, isi pembicaraan tampak kasar dan tampak tangan pasien mengepal.
Bapakalah keperawatan : Risiko Perilaku Kekerasan
16
3. Aktifitas Motorik/Psikomotor
Kelambatan:
Hipokinesia,
Hipoaktifitas
Kata lepsi
Sub stupor katatatonik
fleksibilitsserea
Pasien tidak mengalami kelambatan aktivitas fisik
Peningkatan:
hiperkinesia
hiperaktif
Pasien tidak mengalami peningkatan aktifitas fisik
Diagnosa keperawatan : Tidak ada Bapakalah
4. Mood dan afek
Mood :
Depresi
Ketakutan
Euforia
Khawatir
Anhedonia
Kesepian
Jelaskan
Pasien mengatakan kesepian ditinggal orang tuanya dan istrinya , wajah sedih,
mata berkaca-kaca, pasien sering melamun dan memikirkan sesuatu yang
berkaitan dengan perpisahan keluarganya. Dan saat seperti itu Tn K lebih
memilih diam dan kurang ingin berada dikermaian
Afek : Sesuai
Pasien tampak sedih dan megatakan kesepian, kurang istirahat,mata berkaca-kaca,
wajah sedih
Bapakalah Keperawatan:
5. Interaksi selama wawancara :
Bermusuhan
Tidak koperatif
Mudah tersinggung
17
Kontak mata berkurang
Defensif
curiga
Jelaskan :
Pasien dapat berinteraksi dengan baik selama wawancara, kontak mata baik, pasien
kooperatif
Diagnosa Keperawatan : tidak ada Bapakalah
6. Persepsi – sensorik
a .halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b.ilusi
Ada
Tidak ada
Jelaskan : Pasien mengatakan mendengar suara berbisik saat naik sepeda motor ada
bisikan untuk membelok padahal jalannya lurus. Frekuensi bisikan hanya muncul saat
berkendara sepada motor, bisikan berasal dari kedua telinga baik kanan maupun kiri.
Pasien mampu mengendalikan dirinya walaupun ada bisikan tersebut.
Bapakalah Keperawatan: Risiko gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
7. Proses pikir
a. Arus pikir :koheren
Pasien bicara lancar mudah dipahami, pasien berbicara secara runtun tidak loncat
– loncat.
18
8. Kesadaran
a. Orientasi (waktu, tempat, orang)
Waktu : pasien mengetahui hari dengan benar (23 April 2019).
Tempat : pasien mengetahui bahwa dirinya sekarang berada di ruang Kasuari
Orang : pasien mengenal pengkaji dan teman-temannya
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 bulan)
Pasien Bapak mengingat
Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam- 1 bulan)
Pasien mengatakan Bapak mengingat orang yang mengantar ia ke RSJ ini
yaitu adik perempuannya.
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Tidak ada Bapakalah dibuktikan dengan “siapa yang sedang mengobrol
dengannya? Ia menjawab “Yohannes, Mahasiswa praktek dari STIKES
KEPANJEN”
Bapakalah Keperawatan : tidak ada Bapakalah
19
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Perawatan kesehatan
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan dan kebutuhan lainnya
Jelaskan:
Terkait dengan perawatan kesehatan, transportasi, tempat tinggal dan keuangan tidak
ada Bapakalah karena pasien memiliki jaminan kesehatan BPJS serta memiliki
rumah sendiri.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
Mandi
Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari, mandi secara mandiri dikamar mandi
menggunakan sabun.
Berpakaian, berhias dan berdandan
Pasien mengenakan baju dan celana dengan benar, rambut rapi, warna rambut hitam,
kuku terpotong rapi (pendek).
Makan
pasien mengatakan makan 3 kali sehari, makan secara mandiri, makan porsi yang
disediakan rumah sakit dihabiskan.
Toileting (BAK, BAB)
Pasien mengatakan BAK dan BAB dikamar mandi tanpa bantuan orang lain
BAK: Pasien mengatakan BAK 3-4 kali sehari dikamar mandi
BAB: Pasien mengatakan 1 hari sekali dikamar mandi
3. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan terkadang tidur siang jam 13.00-14.00. Tidur malam jam 21.00
sampai 04.00 pagi. Pasien mengatakan aktivitas sebelum tidur adalah cuci kaki dan
gosok gigi dan saat bangun tidur pasien mandi/cuci muka dikamar mandi
4. Kemampuan lain-lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
Pasien mengatakan ingin bekerja sebagai pemborong lagi
Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Pasien mengatakan membuat keputusan berdasarkan keinginannya
20
Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya
Pasien mengatkan rutin minum obat yang diberikan oleh petugas.
Bapakalah Keperawatan : tidak ada Bapakalah
5. Sistem Pendukung
Keluarga Ya
Terapis Ya
Teman sejawat Ya
Kelompok sosial Ya
Jelaskan : sistem pendukung pasien terpenuhi
21
Bapakalah lainnya
Tidak ada Bapakalah lain.
Diagnosa Keperawatan : tidak ada
22
XIII. ANALISA DATA
23
intonasi pasien berubah menjadi tinggi, kata kata
yang diucapkan cenderung kasar. Dan tangan
tampak mengepal
24
25
PERENCANAAN KEPERAWATAN BESERTA RASIONAL
PERENCANAAN
No. Dx Kep.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 Harga Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan
diri Pasien memiliki pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik Hubungan saling percaya
rendah konsep diri yang eskpresi wajah bersahabat, : merupakan dasar untuk
kronik positif menun-jukkan rasa senang, 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal hubungan interaksi selanjutnya.
ada kontak mata, mau maupun non verbal.
Tujuan khusus: berjabat tangan, mau 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
1. Pasien dapat menyebutkan nama, mau 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina menjawab salam, pasien panggilan yang disukai pasien.
hubungan saling mau duduk berdampingan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
percaya dengan dengan perawat, mau 5. Jujur dan menepati janji.
perawat. mengutarakan Bapakalah 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
yang dihadapi pasien apa adanya.
7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar pasien.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
2. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
26
mengidentifikasi 1. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
aspek positif dan kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya, reinforcement
kemampuan yang dimiliki pasien. 2. Bersama pasien buat daftar tentang: positif akan meningkatkan
dimiliki. 2. Aspek positif keluarga. a. Aspek positif pasien, keluarga, harga diri pasien, dan pujian
3. Aspek positif lingkungan. yang realistik tidak
lingkungan pasien. b. Kemampuan yang dimiliki pasien. menyebabkan pasien
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan melakukan kegiatan hanya
memberi penilaian negatif. karena ingin mendapatkan
pujian.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
3. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat memotivasi
kemampuan yang dilaksanakan dan mengikuti dilanjutkan pelaksanaannya. pasien untuk tetap
dimiliki untuk rehabilitasi 3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
dilaksanakan mengikuti rehabilitasi penggunaannya
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas Pasien adalah individu yang
4. Pasien dapat pasien membuat rencana yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap
merencanakan kegiatan harian kemampuan pasien: dirinya sendiri, pasien perlu
27
kegiatan sesuai a. Kegiatan mandiri. bertindak secara realistis dalam
dengan b. Kegiatan dengan bantuan. kehidupannya, dan contoh
kemampuan yang 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi peran yang dilihat pasien akan
dimiliki pasien. memotivasi pasien untuk
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan melaksanakan kegiatan.
yang dapat pasien lakukan.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
5. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan sesuai jadwal yang dibuat 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan sesuai pasien. kepada pasien untuk tetap
rencana 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang biasa
pasien. dilakukan
4. Diskusikan dengan pasien kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
28
yang ada. keluarga harga diri rendah penyembuhan pasien dan
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan meningkatkan peran serta
di rumah keluarga dalam merawat pasien
di rumah.
29
3. Memberi pujian yang realistis K : Mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilaksanakan dan dilanjutkan
30
diri A : Pasien mengikuti kegiatan bermain
P : N : Ikut sertakan dan motivasi pasien mengikuti kegiatan bermain
K : Mengikuti rehabilitasi
31
pasien dengan harga diri rendah akan rajin kontrol dan mengingatkan pasien untuk teratur minum obat, akan mendukung
2. Bantu keluarga menyiapkan kegiatan positif untuk pasien
lingkungan di rumah O : Keluarga pasien kooperatif, kontak mata cukup
A : Pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
P : N : Diskusikan dengan pasien kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
K : Memanfaatkan support sistem di keluarga
32
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Tn. K yang sudah kami kaji dan beri Asuhan
Keperawatan berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, Bapakalah
keperawatan yang bisa diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah
b. Risiko gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
c. Risiko Perilaku Kekerasan
34
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama
35