Anda di halaman 1dari 20

NASKAH ROLEPLAY

TINGKAT 2 A
NASKAH ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA IMPLEMENTASI ASKEP
PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI: PENDENGARAN

Pada suatu hari di Rumah Sakit Jiwa xxx tepatnya di Ruang Bougenville
terdapat seorang pasien bernama ny.Z. berumur 20 tahun akan dirawat dengan
diagosa gangguan persepsi sensori" halusinasi pendengaran. Beberapa menit
kemudian seorang perawat bernama Perawat I menghampiri pasien tersebut yang
tampak gelisah, sendiri dan histeris. Perawat I pun langsung melakukan SP!
Pasien dimana salah satunya membantu pasien mengenal halusinasi, dan
menjelaskan cara mengontrol halusinasi.

SP1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan
menghardik halusinasi.

Fase Perkenalan
Perawat : “Selamat pagi bu. Saya Perawat dari Poltekkes Semarang Prodi
DIII Keperawatan Pekalongan yang akan merawat anda.
Perkenalkan nama saya Perawat I, senang dipanggil Perawat I.
Nama anda siapa, senang di panggil apa?”
Pasien : “Nama saya bu Z, senang dipanggil bu Z”.
: “Baiklah bu Z Bagaimana perasaannya hari ini?
Apa ada keluhannya hari ini?”
Pasien : “Saya takut bu, tadi ada orang yang terus membisik-bisikan
saya ia menyuruh saya bunuh diri. Saya takut bu”
Perawat : ”Tenang bu tenang.....mana orangnya bu? Dimana?”
Pasien : “Saya tidak tau bu, tapi suara-suara itu terus saja datang.”
Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara
yang selama ini ibu dengar tetapi tidak tampak wujudnya?”
Pasien : “ya bu, baiklah”
Perawat : “Mari kita duduk”
Pasien : “Disana sana bu & di ruang tamu saja.”
Perawat : “Diruang tamu. Baiklah bu ayo kita ke ruang tamu.”
Pasien : ”Ayo bu,cepat!”
Perawat : “Kalau boleh tau kita bercakap-cakapnya berapa lama bu?”
Pasien : “Tolong Bu , suara itu datang lagi Bu. Ayo bu tolong saya.”
Perawat : “Baiklah bu bagaimana kalau 45 menit?”
Perawat : : ”Baiklah Bu, apakah Bu Wiwin mendengar suara tanpa ada
wujudnya?”
Pasien : “Ya Bu dari tadi suara itu terus mengganggu saya tolong saya
Bu.”
Perwat : “Kalau boleh tau Bu apa yang dikatakan suara itu?”
Pasien : “Mati kamu, Mati Begitu Bu yang saya dengar. Saya jadi takut
Bu tolong saya.”

Perawat : “Bu Z apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu


waktu?”
Pasien : “Suara itu sering datang mengganggu saya Bu, saya jadi takut
Mati. Kamu mati begitulah yang saya dengar bu perawat.”.
Perawat : “Apa Bu Z sering mendengar suara itu?”
Pasien : “Suara itu sering datang ketika saya lagi sendiri Bu!”
Perawat : “Biasanya berapa kali sehari Bu Z mendengar suara-suara itu?”
Pasien : “Biasanya sering Bu, lebih dari lima kali.”
Perawat : “Lebih dari lima kali sehari ya?, kalau begitu pada keadaan apa
suara itu terdengar?. Apakah pada waktu sendiri?”
Pasien : “Ya Bu, suara-suara itu datang pas saya lagi sendiri Bu & pas
lagi sendiri Pak& lagi sepi-sepinya suara itu juga pasti datang.”
Perawat : “Apa yang Bu Z rasakan pada saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya takut Bu & takut sekali.”
Perawat : “Apa yang Bu Z lakukan saat mendengar suara itu.”
Pasien : “Saya teriak Bu, tidak-tidak. Saya tidak mau mati. Begitu saya
bilang Bu.”
Perawat : “Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?”
Pasien : “Tidak Bu, suara-suara itu tetap saja saya dengar. Tolong saya
Bu. Apa yang harus saya lakukan, suara-suara itu terus saja
datang.”
Perawat : “Baiklah Bu, Bu Z harus tenang sekarang ya. Bagaimana kalau
kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
Pasien : “Bagaimana caranya Bu.”
Perawat : “Begini Bu I ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul. Pertama dengan menghardik suara tersebut, kedua
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, ketiga
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat
minum obat dengan teratur.”
Pasien : “Ada empat ya Bu?”
Perawat : “Ya Bu, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu yaitu dengan
menghardik, caranya adalah saat suara-suara itu muncul
langsung Bu Z bilang “Pergi, Saya tidak mau dengar, Saya tidak
mau dengar kamu suara palsu. Sambil Bu Z menutup kedua
telinganya begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar
lagi. Coba Bu Z peragakan.”
Pasien : “Sambil menutup kedua telinganya, pergi saya tidak mau dengar,
saya tidak mau dengar kamu suara palsu. Begitu ya Bu?”
Perawat : “Ya Bu, nah begitu bagus coba lagi Bu.”

Pasien : “Sambil menutup kedua telinganya, pergi saya tidak mau dengar-
saya tidak mau dengar kamu suara palsu.”
Perawat : “Ya bagus Bu Z sudah bisa.”
Pasien : “Yeeeey, Saya bisa.”
Perawat : “Nah bu bagaimana perasaan Bu Z setelah memeragakan latihan
tadi?”
Pasien : “Saya sudah lega dan saya sudah tidak takut lagi Bu.”
Perawat : “Baguslah kalau begitu bu, nanti kalau suara-suara itu muncul
lagi silahkan coba cara tersebut ya Bu.”
Pasien : “Ya Bu nanti saya coba lakukan.”
Perawat : “Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Apakah Bu Z
mau?”
Pasien : “Mau Bu.”
Perawat : “Baiklah Bu maunya jam berapa saja latihannya bu?”
Pasien : “Mmmm jam pagi, jam 4 sore sama jam malam saja.
Perawat : “Jam pagi, jam 4 sore sama jam malam bu?”
(Memasukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian Bu Z).
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat : “Baiklah Bu tempatnya mau di mana?
Pasien : “Disini saja Bu.
Perawat : “Baiklah bu di sini ya bu?”
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar
dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke
dua.”
Pasien : “Baik Bu.”
Perawat : “Pukul berapa maunya Bu Z?”
Pasien : “Nanti saja pukul... pukul...berapa ya?”
Perawat : “Bagaimana kalau dua jam lagi?”
Pasien : “Baiklah Bu.”
Perawat : “Dimana tempatnya.”
Pasien : “ Disini saja Bu.”
Perawat : “Baiklah Bu kalau begitu saya permisi dulu. Sampai Jumpa.”
Pasien : “ Dadah.”
SP 2 Pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
bersama orang lain.

Perawat : “Selamat siang Bu Z ?”


Pasien : “Siang Bu.”
Perawat : “Bagaimana perasaanya Bu Z siang hari ini?”
Pasien : “Baik Bu.”
Perawat : “Apakah suara-suara itu masih muncul?”
Pasein : “Masih Bu.”
Perawat : “Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih tadi itu bu?”
Pasien : “Sudah Bu tapi masih saja suara-suara itu datang Bu.”
Perawat : “Apa berkurangkah suara-suaranya bu?”
Pasien : “Ya Bu, suara-suara itu agak berkurang.”
Perawat : “Bagus Bu, Sesuai janji kita tadi saya akan latih Ibu cara kedua
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain, kita akan latihan selama 5 menit. Mau dimana kita
latihannya Bu, disini saja?”
Pasien : “Ya Bu disini saja.”
Perawat : “Baiklah Bu cara kedua untuk mencegah mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain, jadi kalau
nanti Bu I mulai mendengar suara-suara itu lagi langsunga
saja cari teman untuk diajak ngobrol, minta teman untuk
ngobrol dengan Bu Z contohnya begini “Tolong, saya mulai
dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!” Atau kalau
ada orang dirumah & misalnya kakaknya Bu Z katakan Kak,
ayo ngobrol dengan Z. Z sedang mendengar suara-suara.
Begitu Bu coba Bu I lakukan seperti yang saya lakukan tadi.”
Pasien : “Tolong saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan
saya.”
Perawat : “Ya begitu, bagus bu. Coba sekali lagi Bu.”
Pasien : “Tolong saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan
saya.”
Perawat : “ Bagus, nah latih terus ya Bu Z.”
Pasien : “Ya Bu”
Perawat : “Disini Bu Z dapat mengajak perawat atau pasien lain untuk
bercakap-cakap jika nanti suara-suara itu datang lagi. Apakah
Bu I mengerti?”
Pasien : “Ya Bu saya mengerti.”
Perawat : “Baguslah kalau begitu Bu. Nah sekarang bagaimana perasaan '
Bu Z setelah latihan ini?”
Pasien : “Saya merasa lega Bu.”
Perawat : “Baguslah Bu. Jadi sudah ada berapa cara yang Bu Z pelajari
untuk mencegah suara-suara itu datang lagi-.
Pasien : “Sudah dua cara Bu.”
Perawat : “Bagus cobalah kedua cara ini kalau nanti Bu Z mendengar
suara-suara itu lagi. Bagaiman kalau kita masukkan dalam
jadwal kegiaan harian Bu Z.”
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat : “Mau jam berapa kita latihan bercakap-cakapnya Bu Z?”
Pasien : “Jam pagi, jam 4 sore sama jam malam Bu.”
Perawat : “Wah bagus Bu. Jadi nanti Bu Z lakukan secara teratur jika
sewaktu-waktu suara itu muncul lagi ya Bu. Besok pagi saya
akan kesini lagi.”
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat : “Bagimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan
aktivitas terjadwal.”
Pasien : “Ya Bu. Boleh.”
Perawat : “Kira-kira maunya jam berapa Bu?”
Pasien : “Besok pagi-pagi Bu.”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 5 pagi Bu.”
Pasien : “ Boleh, Bu.”
Perawat : “Mau dimana kita latihannya Bu. Disini lagi?”
Pasien : “Disini lagi Bu.”
Perawat : “Baiklah bu kalau begitu besok jam 5 pagi kita latihan disini ya
Bu. Sampai besok Bu, selamat siang.”
Pasien : “Siang Bu.

Dua puluh menit kemudian Perawat I selesai melakukan SP 2 pasien dan


telah memasukkan kegiatan yang telah dilakukan dalam jadwal kegiatan harian
pasien Perawat lham pun mengontrak waktu untuk besok pagi.
Keesokan harinya sesuai dengan yang telah disepakati dengan pasien&
Perawat I pun kembali ke ruangan pasien Bu Z untuk mengevaluasi kegiatan
yang telah dilakukan sebelumnya dan sekaligus melakukan SP3 Pasien yaitu
melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.
SP 3 Pasien : Melatihpasienmengontrolhalusinasidenganmelaksanakan aktivitas
terjadwal.
Perawat : “Selamat pagi Bu Z. Bagaimana perasaanya hari ini?”
Pasien : “Pagi. Baik Bu.”
Perawat : “Apakah Bu Z masih ingat dengan saya?”
Pasien : “Masih Bu., Nama ibu perawat I.
Perawat : “Wah bagus Bu. Bu Z masih mengingat nama saya dengan
benar bagus Bu.”
Pasien : “Hehehe.”
Perawat : “Iya, Bu. Apakah suara-suaranya masih muncul Bu?”
Pasien : “Ya Bu. Suaranya masih terus saja muncul mati kamu mati
itu saja yang saya dengar Bu.”
Perawat : “Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih kemarin
Bu.”
Pasien : “Ya Bu. Saya sudah memakai dua cara yang sudah Ibu
ajarkan kemarin.”
Perawat : “Bagaimana hasilnya Bu?”
Pasien : “Begini Bu suara-suaranya agak mulai berkurang lebih sedikit
dari pada yang kemarin itu Bu.”
Perawat : “Wah bagus Bu. Bu Z sudah pintar menggunakan dua cara
yang saya ajarkan kemarin bagus Bu, kalau begitu sesuai
janji kita kemarin& hari ini kita akan belajar cara yang ketiga
untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal kalau begitu ibu maunya dimana kita bicara Bu?”
Pasien : “ Diruang tamu saja Bu .”
Perawat “Baik kita duduk di ruang tamu ya bu kira-kira berapa lama
kita bicara Bu?”
Pasien : “Ya Bu, lama-lama juga boleh.
Perawat : “Bagaimana kalau 45 menit Bu”
Pasien : “Ya boleh.”
Perawat : “Baiklah kalau begitu Bu. Ayo kita ke ruang tamu.”
Pasien : “Ayo Bu.”
Perawat : “Nah kalau boleh tau apa saja yang biasa Bu Z lakukan.”
Pasien : “Apa ya Banya Pak.”
Perawat : “Banyak ya Bu. Kalau pagi-pagi apa kegiatannya?”
Pasien : “Kalau pagi-pagi saya membersihkan tempat tidur mandi sarapan,
senam, menyiram bunga, menonton tv, menyapu, sama apalagi ya.
Banyak Bu.”
Perawat : “Wah bagus Bu kegiatannya di pagi hari banyak juga ya, terus jam
berikutnya apa?”
Pasien : “Maksud Ibu siang?”
Perawat : “Ya bu, kalau siang kegiatannya apa saja.”
Pasien : “Kalau siangnya saya makan siang, menonton tv, menyapu,
membersihkan jendela, dan tidur siang Bu.”
Perawat : “Kalau malamnya apa saja kegiatannya Bu.”
Pasien : “Kalau malam harinya saya menonton tv, makan malam, menutup
jendela, dan minum obat Ibu.”
Perawat : “Wah banyak sekali kegiatannya ya Bu, kalau begitu Bu mari kita latih
dua kegiatan hari ini yaitu& latihan menyapu dan membersihkan
jendela. Bagaimana Bu apakah Bu Z mau?”
Pasien : “Mau Bu.”
Perawat : “Baiklah Bu, coba sekarang Bu Z menyapu lantai di ruang tamu ini,
apakah Bu Z bisa?”
Pasien : “Bisa Bu Z (sambil menyapu lantai ruang tamu)
Perawat : “Nah bagaimana kalau sekarang Bu Z membersihkan jendela
ruang tamu ini.”
Pasien : “Baik Ibu, sambil membersihkan jendela ruang tamu.”
Perawat : “Wah bagus sekali Bu. Bu Z sudah menyapu dan membersihkan
jendela dengan benar. Bagus sekali Bu?”
Pasien : “Ya bagus-bagus.”
Perawat : “Baik Bu kegiatan ini dapat Bu Z lakukan untuk mencegah suara
tersebut muncul kembali kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan& bagaimana bu apakah ibu
bersedia.”
Pasien : “Ya Ibu, saya bersedia.
Perawat : “Nah sekarang bagaimana perasaan Bu Z setelah kita bercakap-
cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara itu kembali lagi-.
Pasien : “Saya merasa senang dan lega Bu.”
Perawat : “Bagus sekali bu2 coba Bu Z sekarang sebutkan tiga cara yang telah
kita latih untuk mencegah suara-suara itu muncul lagi Bu.”
Pasien : “Ya Bu yang pertama menghardik, yang kedua bercakap-cakap dengan
orang lain, dan yang ketiga dengan melakukan aktivitas terjadwal Bu.
Perawat : “Wah bagus sekali Bu, nah sekarang mari kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian Bu Z.”
Pasien : “Ya Bu Z.”
Perawat : “Nah nanti Bu Z bisa mencoba melakukan latihan-latihan yang sudah
kita lakukan itu sesuai jadwal ya.”
Pasien : “Ya baik Bu.”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana Bu kalau menjelang malam nanti kita
membahas p minum obat yang baik serta kegunaan obat.”
Pasien : “Ya Bu boleh.”
Perawat : “Maunya jam berapa Bu.”
Pasien : “Siang aja Bu.”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 12 bu-.
Pasien : “Boleh Ibu.”
Perawat : “Bu Z maunya di tempat biasa atau dimana?”
Pasien : “Diruang makan saja Bu.”
Perawat : “Baiklah Bu diruang makan ya kalau begitu saya pamit dulu Bu.
Sampai jumpa.”
Pasien : “Sampai jumpa.”
Perawat I pun selesai melakukan SP 3 Pasien dan tak lupa juga perawat
mengontrak waktu pada pukul 12 siang untuk melakukan SP 4 Pasien
Setelah pukul 12 siang perawat pun datang sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat dengan pasien dan setelah itu perawat pun melakukan SP 4
Pasien yaitu melatih pasien minum obat secara teratur.

SP 4 Pasien: Melatih pasien minum obat secara teratur.

Perawat : “Selamat siang Bu I. Bagaimana perasaannya siang ini.”


Pasien : “Siang Bu. Saya baik Bu.”
Perawat : “Apakah suara-suaranya masih muncul Bu?”
Pasien : “Masih Bu, tapi sedikit.”
Perawat : “Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih kemarin itu
Bu?”
Pasien : “Sudah Bu.”
Perawat : “Apakan jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan Bu?”
Pasien : “Sudah Bu”.
Perawat : “Apakah pagi tadi sudah minum obat Bu?”
Pasien : “Sudah Bu.”
Perawat : “Baik, siang hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang
Bu I minum, Kita akan diskusi selama 5 menit sambil menunggu
makan siang disini saja ya Bu Z?”
Pasien : “Ya Bu disini saja sambil menunggu makan siang. Saya sudah lapar
soalnya.
Perawat : “Kalau boleh tau Bu Z adakah bedanya setelah minum obat secara
teratur?”
Pasien : “Kalau saya minum obat secara teratur, saya merasa tenang, lega, dan
ringan Bu.”
Perawat : “Apakah suara-suara itu berkurang atau menghilang Bu?”
Pasien : “Tetap saja suara-suara itu muncul Bu, walaupun saya sudah minum
obat yang diberikan. Kenapa begitu Bu?, padahal setiap hari saya selalu
meminum obat saya secara teratur.”
Perawat :”Begini Bu Z minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang Bu Z
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Nah kalau boleh
tahu berapa macam obat yang Bu Z minum?”
Pasien : “Banyak Bu.”
Perawat : “Perawat menyiapkan obat pasien. Jadi Bu ini yang warna orange CPZ
3 kali sehari pagi, siang,dan jam malam gunanya untu menghilangkan
suara-suara.Obat yang warna putih THP 3 kali sehari jamnya sama
gunanya agar Bu Z rileks dan tidak kaku dan sedangkan yang
merah jambu HP berfungsi untuk menenangkan pikiran dan
menghilangkan suara-suara Semua obat ini diminum 3 kali sehari tiap
yaitu pagi, siang, dan, malam. Apakah Bu Z mengingat fungsi obat-
obat ini, coba diulangi Bu?”
Pasien : “Baik Bu, kalau yang berwarna oranye untuk menghilangkan suara-
suara, yang berwarna putih agar merasa rileks dan yang merah jambu
untuk menenangkan pikiran.”
Perawat : “Wah Bu Zpintar sekali. Bagus sekali Bu Z mengingat fungsi obat-
obatnya. Baiklah bu nanti kalau suara-suara sudah hilang obatnya
tidak boleh dihentikan ya?”
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat : “Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat Bu Z akan
kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula dan kalau obatnya
habis Bu Z bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Apakah Bu Z mengerti?”
Pasien : “Ya Bu saya mengerti.”
Perawat : “Baiklah Bu Z juga harus teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, artinya Bu Z harus memastikan bahwa itu benar-benar
obat punya Bu Z. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca
nama kemasannya, pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara
yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya ya bu
ya?”
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat : “Bu Z juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan
Bu Z juga harus cukup minum 5 gelas per hari. Bagaimana Bu apakah
Bu Z mengerti?”
Pasien : “Ya..ya saya mengerti Bu.”
Perawat : “Baiklah kalau begitu. Nah sekarang bagaimana perasaan Bu Z setelah
kita bercakap-cakap mengenai obat?”
Pasien : “Saya merasa lega, bahagia, dan saya sudah mengerti tentang apa yang
Ibu Z katakan.”
Perawat : “Wah bagus Bu.Nah sekarang coba sebutkan sudah berapa cara yang
kita latih untuk mencegah suara-suara coba sebutkan Bu?”
Pasien : “Sudah empat cara Bu. Yang pertama menghardik, yang kedua
bercakap-cakap dengan orang lain, yang ketiga melakukan aktivitas
yang terjadwal dan yang keempat minum obat Bu.”
Perawat : “Bagus Bu Z sudah menyebutkan empat cara yang sudah kita latih
dengan benar. Bagus sekali Bu kalau begitu mari kita masukkan
jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian 'bu Wiwin2.
Pasien : “Yeyy bagus- bagus.”
Perawat : “Ya Bu jangan lupa pada waktunya minum obat minta obatnya pada
perawat atau pada keluarga Bu Z kalau dirumah ya Bu ya?”
Pasien : “Ya Bu.”
Perawat :”Nah makanan Bu Z sudah datang kalau begitu kita ketemu lagi untuk
melihat manfaat cara mencegah suara-suara muncul yang telah kita
bicarakan. Bagaimana kalau minggu depan?”
Pasien : “Ya Bu boleh.”
Perawat : “ Bu Z maunya pukul berapa?”
Pasien : “Seperti tadi itu Bu.”
Perawat : “Bagaimana kalau pukul 5 pagi?”
Pasien : “Baik Bu.”
Perawat : “Kalau begitu selamat istirah ya Bu. Sampai jumpa. Selamat siang.”
Pasien : “Selamat siang Bu Z

Anda mungkin juga menyukai