Anda di halaman 1dari 10

ROLEPLAY

Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Pasien dengan Halusinasi


Dosen Pengampu: Ns. Indah Mawarti, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh : KELOMPOK 1 A


Arlina Karoba G1B118023
Muhammad Taqwa G1B121001
Putri Azdkia Zahara G1B121003
Putri Puspita Sari G1B121005
Irzi Nurain G1B121007
Yesicca Magdalena Turnip G1B121041
Agave Kharisma Maharani Sidabutar G1B121043
Denasa Awati Tantri G1B121045
Endang Marlina Sihombing G1B121047
Faadiyah G1B121049
Cindy Aulia Rahma G1B121089
Elvira Monalisa G1B121091
Ajeng Ananda Yusprisani G1B121097
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021/2022
NASKAH ROLEPLAY KOMUNIKASI PERAWAT PADA PASIEN DENGAN
HALUSINASI : PENDENGARAN

Pada suatu hari di Rumah Sakit Jiwa Jambi tepatnya di Ruang Mawar terdapat
seorang pasien bernama Irzi berumur 23 tahun akan dirawat dengan diagnosa
gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran). Beberapa menit kemudian,
seorang perawat bernama perawat dena menghampiri pasien tersebut yang tampak
gelisah, sendiri, dan histeris. Perawat Dena pun langsung melakukan SP dengan
dibantu oleh perawat Yaya dimana salah satunya membantu pasien mengenal
halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan menghardik halusinasi.

SP1 Pasien:
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi.

Perawat 1 : “Selamat pagi, Bu. Saya perawat Dena yang akan merawat ibu.
Sebelumnya Ibu dengan siapa?”
Pasien : “Nama saya Irzi ners”
Perawat 1 : “ Baiklah Bu bagaimana perasaannya hari ini? Apa ada keluhan bu?
Pasien : “ Saya takut ners. Dari tadi ada orang yang terus membisikkan saya. Dia
menyuruh saya bunuh diri.”
Perawat 1 : “Tenang bu, tenang. Dimana orangnya bu?”
Pasien : “ Saya ga tau ners. Tapi saya dengar terus suaranya!”
Perawat 1 : “ baiklah, bagaimana kalo kita ngobrol tentang suara yang tadi yang Ibu
Irzi dengar tapi ga ada wujudnya, mau bu?”
Pasien : “baiklah ners”
Perawat 1 : “mau ngobrol dimana?”
Pasien : “disini aja. tapi ners, kalo boleh tau kita ngobrolnya berapa lama?”
Perawat 1 : “ga lama kok bu, 30 menit aja”
Pasien : “baik ners, tolong cepat ners. Suaranya datang lagi!”
Perawat 1 : “ iya bu. Apakah ibu terus mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
Pasien : “ iya, ners! Dari tadi suara itu terus ganggu saya! Tolong usir suara ini
ners!”
Perawat 1 : “Bu Irzi? Apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu-
waktu?”
Pasien : “suara itu sering datang. Suara itu terus nyuruh saya buat mati, ‘mati kamu,
mati!’”
Perawat 1 : “kapan biasanya Ibu dengar suara itu?”
Pasien : “suara itu sering datang kalo saya sendirian ners, pas mau tidur juga
muncul”
Perawat 1 : “ ouh gitu ya bu, biasanya dalam sehari berapa kali suara itu datang?”
Pasien : “sering ners. Ada mungkin 5 kali atau lebih”
Perawat 1 : “apa yang Ibu rasakan pada saat mendengar suara itu??”
Pasien : “saya takut ners, takut bangettt!!”
Perawat 1 : “biasanya saat dengar suara itu, apa yang Ibu lakukan?”
Pasien : “saya teriak ners, ‘tidak! Saya ga mau mati! Ga mau mati!!’ begitu ners”
Perawat 1 : “apakah dengan cara itu, suaranya hilang bu?”
Pasien : “ga ners, malah suara itu ngetawain saya, kesannya lagi ngejek saya ners”
Perawat 1 : “oke, ibu tenang dulu ya, sekarang kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara itu datang, ya”
Pasien : “bagaiman caranya ners?”
Perawat 1 : “ada 4 cara bu. Tapi hari ini kita belajar 1 cara dulu, ya. Caranya mudah
kok, kalo suara itu datang lagi, marahin terus usir aja bu, ibu langsung bilang ‘pergi!
Pergi kamu! Aku ga mau dengar! Aku ga mau dengar!! Kamu itu palsu! Suara palsu!’
sambil Ibu tutup kedua telinga, terus diulang-ulang sampe suaranya ga terdengar lagi.
Coba ibu peragakan”
Pasien : “‘pergi! Pergi kamu! Aku ga mau dengar! Aku ga mau dengar!! Kamu itu
palsu! Suara palsu!’ gitu ners?”
Perawat 1 : “Bagusss bu Irzi udah bisa, coba sekali lagi bu”
Pasien : “pergi! Pergi kamu! Aku ga mau dengar! Aku ga mau dengar!! Kamu itu
palsu! Suara palsu!”
Perawat 1 : “nah, bu, bagaimana perasaan ibu setelah melakukannya?”
Pasien : “Alhamdulillah, udah agak lega ners!”
Perawat 1 : “bagus kalo gitu, nanti kalo suaranya muncul lagi, Ibu tinggal lakukan
lagi seperti tadi ya, bu”
Pasien : “baik saya akan coba ners”
Perawat 1 : “okee bu, karena udah 30 menit kita ngobrol. Gimana kalo besok kita
akan melakukan lagi cara berikutnya yang akan dilakukan oleh teman saya yaitu
perawat Yaya ya bu.”
Pasien : “baik, ners”
Perawat 1 : “oke bu saya pamit ya, kalo Ibu butuh bantuan boleh cari di ners station
depan ya bu”.
Pasien : “baik, ners terima kasih”

Setelah Perawat melakukan SP1. Perawat Dena pun mengontrak waktu 2 jam
kemudian untuk mengevaluasi apa yang telah dijelaskan pada pasien dan sekaligus
SP2 yaitu melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama
orang lain yang akan dilakukan oleh perawat Yaya.

SP 2 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain
Perawat 2 : “Selamat pagi, bu. Sebelumnya saya perawat Yaya bu, saya disini
membantu perawat dena untuk merawat ibu Salam kenal ya bu, sebelumnya ibu
dengan siapa?”
Pasien : “saya irzi ners”
Perawat 2 : “baik bu. Bagaimana perasaannya bu hari ini?”
Pasien 3 : “Alhamdulillah baik ners”
Perawat 2 : “Apakah suara-suara itu masih muncul bu?”
Pasien : “masih ners”
Perawat 2 : “apakah sudah dipakai cara yang telah diajarkan oleh perawat dena
sebelumnya bu?”
Pasien : “sudah ners, tapi masih saja, Cuma sedikt berkurang dari sebelumnya”
Perawat 2 : “Bagus bu! Sesuai janji, saya akan melatih ibu cara kedua dalam
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan Latihan
selama 20 menit. Sebelumnya ibu mau dimana?.”
Pasien : “Disini aja ners”
Perawat 2 : “baiklah bu, seperti yang saya bilang tadi, cara 2 untuk
mencegah/mengontrol suaranya muncul lagi adalah dengan mengajak orang lain
untuk berbincang. Jadi kalo nanti ibu merasa suaranya mulai terdengar lagi, langsung
aja ibu cari teman untuk mengobrol. Minta teman, keluarga atau saya untuk ngobrol
dengan ibu. Contohnya gini, ‘tolong, saya mulai dengar suaranya lagi, ayo ngobrol
dengan saya!’ ibu bisa juga cari saya ‘bu Irzi, ayo ngobrol dengan saya. Suaranya
mulai terdengar lagi’ begitu bu. Coba bu Irzi lakukan seperti yang saya lakukan tadi”
Pasien : “tolong, saya mulai dengar suaranya lagi ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat 2 : “iya, begitu. Bagus bu! Coba sekali lagi bu!”
Pasien : “tolong, saya mulai dengar suaranya lagi ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat 2 : “bagus bu! latih terus ya!”
Pasien : “baik ners”
Perawat 2 : “Nah sekarang bagaimana perasaan ibu setelah latihan tadi?”
Pasien : “saya merasa lega ners”
Perawat 2 : “alhamdulillah. Jadi sudah ada berapa cara yang ibu pelajari untuk
mengusir suara-suara itu datang lagi?”
Pasien : “sudah 2 cara ners”
Perawat 2 : “oke benar bu. Bagaimana kalo kegiatan ini kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bu Irzi, apakah mau bu?”
Pasien : “boleh ners”
Perawat 2 : “mau di jam berapa kita latihan berbincang bu?”
Pasien : “jam 9 seperti ini boleh bu, sama jam 4 sore, bu!”
Perawat 2 : “baik. Jadi, nanti ibu lakukan secara teratur jika sewaktu-waktu suara itu
muncul lagi ya bu! Nanti sore saya akan datang lagi ya”
Pasien : “baik ners”
Perawat 2 : “oke kalo begitu bu karena sudah 20 menit kita ngobrol. Ibu bisa terapin
tadi yang udah dipelajari ya, kalo ibu butuh bantuann, bisa cari saya di ners station.
Saya pamit ya buu”
Pasien : “baik bu, makasih ya”

Keesokan harinya, sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh perawat
Yaya yang akan digantikan dengan perawat dena untuk melakukan SP3 datang
keruangan pasien ibu irzi dimana akan melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
melaksanakan aktivitas terjadwal.

SP 3 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal

Perawat 1 : “selamat pagi bu! Bagaimana perasaannya hari ini, sebelumnya saya
perawat Dena ibu yang bergantian sift dengan perawat Yaya dalam merawat Ibu?”
Pasien : “pagi, baik ners!”
Perawat 1: “Bagaimana bu, apakah suaranya masih muncul?”
Pasien : “masih ners, padahal saya udah lakuin 2 cara yang udh pernah diajarin
walaupun emang ga sesering seperti waktu itu, tapi masih muncul kadang-kadang.”
Perawat 1 : “wah berarti ibu sudah bisa menggunakan 2 cara yang sudah diajarkan
kemarin. Kalo gitu karena suaranya masih muncul dan seperti yang saya katakan,
kalo suaranya masih muncul hari ini kita akan belajar cara 3 yaitu melakukan
kegiatan terjadwal!”
Pasien : “iya ners”
Perawat 1 : “ibu mau berapa lama kita bicaranya?”
Pasien : “lama-lama juga boleh ners”
Perawat : “bagaimana kalo 30 menit?”
Pasien : “iya ners, boleh”
Perawat 1 : “oke, sebelumnya saya mau nanya nih, kalo boleh tau apa aja yang bisa
ibu lakukan ?”
Pasien : “apa, ya?! Banyak kok ners”
Perawat 1 : “ouh iya?! Kalo pagi sampe siang biasanya ibu ngapain?”
Pasien : “kalo pagi, saya bangun, mandi, beresin tempat tidur, sarapan, senam,
nyiram bunga di depan. Kalo siangnya, saya makan siang, menyapu, menonton tv,
sama tidur siang !”
Perawat 1 : “wahh banyak juga ya kegiatannya. Kalo sore sampe malam ibu biasanya
ngapain??”
Pasien : “kalo sore, saya lagi mulai hobi ngerajut ! Terus kalo udah menjelang
malam, saya mandi terus makan malam, kadang-kadang saya keluar buat bertemu
pasien lainnya, baru lanjut tidur”
Perawat 1 : “wahh banyak sekali kegiatannya bu, kalau begitu mari kita latih 1
kegiatan hari ini yaitu menyapu. Apakah ibu mau?”
Pasien : “Mau ners”
Perawat 1 : “baiklah bu, coba sekarang menyapu lantai disini saja, apakah ibu bisa?”
Pasien : “bisa ners”
Perawat 1 : “wahh bagus sekali ibu sudah menyapu dengan benar, kegiatan ini untuk
mencegah suara tersebut muncul Kembali ibu”.
Pasien : “Iya ners”
Perawat 1 : “Nah sekarang bagaimana perasaan ibu setelah kita melakukan kegiatan
seperti menyapu tadi?”
Pasien : “saya merasa senang dan lega ners”
Perawat 1 : “nah kalau begitu ibu bisa melakukan kegiatan tersebut secara terjadwal
untuk mengurangi ketakutan ibu”
Pasien : “iya ners”
Perawat 1 : “ baik saya rasa cukup dan untuk besok perawat Yaya akan mengajarkab
ibu cara meminum obat secara teratur”.
Pasien : “iya ners”
Perawat :”saya pamit dulu ya bu, sampai jumpa”
Pasien : “sampai jumpa ners”

Keesokan harinya tepat jam 12 siang sesuai dengan kontrak waktu yang dilakukan oleh perawat
Dena, perawat Yaya pun datang ke ruangan pasien untuk melakukan SP4 yaitu melatih pasien minum
obat secaea teratur.
SP 4 Pasien:
Melatih pasien minum obat secara teratur

Perawat 2 : “selamat pagi bu, Saya perawat Yaya, masih ingat ngga bu?”
Pasien : “pagi, masih ners”
Perawat 2 : “Bagaimana apakah suaranya masih muncul bu?”
Pasien : “masih ners, tapi kadang-kadang”
Perawat 2 : “ibu masih melakukan 3 cara yang sebelumnya sempat kami ajarkan,
kan?”
Pasien : “masih, jadwal kegiatannya juga masih saya lakukan”
Perawat 2 : “wahh bagus sekali bu! Pagi hari ini kita akan mendisusikan tentang obat-
obatan yang diminum. Kita akan berdiskusi selama 20 menit, apakah ibu bersedia?”
Pasien : “bersedia ners”
Perawat 2 : “sebelumnya ibu sudah diresepkan obat, kalo boleh tau adakah bedanya
setelah minum obat?”
Pasien : “saya merasa lebih tenang, lega, dan leih ringan ners!”
Perawat 2 : “apakah suara-suara itu berkurang atau menghilang bu?”
Pasien : “tetap saja suara itu muncuul ners!. Walau saya sudah meminum obat yang
diberikan seiap hari! Kenapa begitu ners?”
Perawat 2 : “begini bu, minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang ibu
dengar dan mengganggu itu tidak muncul lagi. Minum obatnya juga harus teratur.
Kalo boleh tau ada berapa banyak obat yang ibu minum?”
Pasien : “ada banyak ners!”
Perawat 2 : “saya izin menjelaskan fungsi obat-obaatan yang ibu minum ya. Jadi, ini
yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara-
suara. Obat yang warna putih (tpyhexilpendil, THP) gunanya agar ibu merasa rilex
dan tidak kaku, sedangkan yang warna pink (haloperidol, HP) untuk menenangkan
pikiran dan menghilangkan suara-suara. Semuaobat ini diminum 3×sehari, tiap jam 7
pagi, 1 siang,dan 7 malam. Apakah ibu mengingat fungsi obat dan jadwal minum
obatnnya?”
Pasien : “ingat ners. Yang warna orange untuk menghilangkan suara-suara, yang
putih agar merasa rilex, yang warna pink untuk menenangkan pikiran! Diminum
setiap hari pada jam 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam”
Perawat 2 : “wah benar bu, ibu hebat bisa mengingatnya! Nanti kalo suara-suaranya
sudah hilang, obatnya tidak boleh dihentikan ya”
Pasien : “kenapa ga boleh dihentikan ners? Kan suaranya sudah hilang?”
Perawat 2 : “ibu boleh konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu ya, sebab kalo
putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk menghilangkan suaranya kembali.
Apakah ibu mengerti?”
Pasien : “iya ners, saya mengerti!”
Perawat 2 : “baiklah. Ibu juga harus teliti saat minum obat-obaatan ini.. Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Pastikan waktunya, dengan cara yang benar pula, yaaitu
diminum sesudah makan!”
Pasien : “baik ners, saya mengerti”
Perawat 2 : “Kalo gitu. Nanti begitu selesai makan siang jangan lupa minum obatnya
ya bu. Saya permisi ya, bu. Kalo ibu butuh bantuan, bisa cari saya di depan.”
Pasien 4 : “baik ners, terimakasih”

Anda mungkin juga menyukai