Anda di halaman 1dari 9

Strategi Pelaksanaan 1 Halusinasi

SP 1 Halusinasi : Melatih pasien untuk minum obat secara benar (5 benar) dan teratur

Tahap Pra-Interaksi

Perawat : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)

Tahap Orientasi

Perawat : Selamat siang, Mbak M. Bagaimana Kabarnya hari ini? Apa suara-suaranya
masih suka muncul?

Pasien :(mengangguk)

Perawat : Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih waktu itu?

Pasien : (mengangguk)

Perawat : Baik. Kalau begitu apakah pagi ini sudah minum obat Hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang Mbak minum. Kita akan diskusi
selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya Mbak.

Pasien : (mengangguk)

Tahap Kerja

Perawat : Apakah Mbak M merasakan pebedaan setelah minum obat? Apakah suara-
suaranya menghilang atau berkurang setelah minum obat?

Paien : Sedikit.

Perawat : Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang Mbak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang Mbak
minum?

Pasien : Tiga. (menyimbolkan dengan 3 jari)

Perawat : Bagus. (menyiapkan obat klien) Jadi, Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3
kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-
suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan
dengan dokter, sebab kalau putus obat, Mbak akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis Mbak bisa minta ke
dokter untuk mendapatkan obat lagi. Mbak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Mbak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya Mbak. Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah
makan dan tepat jamnya. Mbak juga harus perhatikan berapa jumlah obat
sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari.

Tahap Terminasi

Perawat : Bagaimana Mbak, apakah Mbak sudah paham dengan yang saya sampaikan?

Pasien : Iya, Sus.

Perawat : Jadi, dengan minum obat ini, sudah berapa cara yang kita latih untuk
mengatasi suara-suara yang muncul itu Mbak?

Pasien : Dua

Perawat : Coba sebutkan Mbak, apa saja du acara itu?

Pasien : Menghardik dan minum obat teratur.

Perawat : Wah, Bagus sekali, Mbak. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada
perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang.
Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 2 cara mencegah suara yang
telah kita bicarakan. Mau jam berapa?

Pasien : (Berpikir namun tidak berpendapat)

Perawat : Bagaimana kalau jam 10.00?

Pasien : (mengangguk)

Perawat : Biak kalau begitu.Sampai jumpa besok ya Mbak. Selamat makan. Selamat
siang. (perawat meninggalkan pasien)

Tahap Dokumentasi

Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)


Strategi Pelaksanaan 2 Halusinasi

SP 2 Halusinasi : Melatih pasien cara menghardik

Tahap Pra-Interaksi

Perawat : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)

Tahap Orientasi

Perawat : “Selamat pagi mbak. Perkenalkan nama saya Pelangi Indah, biasa dipanggil
Pelangi. Saya perawat yang akan merawat Mbak. Nama Mbak siapa ? Mbak
senangnya dipanggil apa?”

Pasien : “Nama saya Mawar Merah. Panggil saja mbak M”

Perawat : “Baiklah Mbak M, bagaimana perasaan Mbak hari ini? Apakah ada keluhan
yang Mbak rasakan hari ini?”

Pasien : “Saya merasa ada yang ngejar-ngejar saya Sus, saya akan dMbaknuh. Saya
takut Sus, saya juga sering mendengar suara yang memanggil-manggil
nama saya” (wajah tegang dan tampak ketakutan)

Perawat : “Baiklah Mbak M, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara


yang mengganggu Mbak M dan perihal perasaan jika ada yang mengejar
dan ingin membunuh Mbak. Nanti kita juga akan mempelajari cara
mengontrol hal tersebut. Apakah Mbak bersedia?”

Pasien : “Ya Sus”

Perawat : “Berapa lama Mbak ingin berbincang ? dan dimana Mbak ingin
berbincang?”

Pasien : “Terserah Sus. Disini saja Sus”

Perawat : “Bagaimana jika 20 menit Mbak?”

Pasien : “Ya, boleh Sus”

Tahap Kerja

Perawat : “Apakah Mbak merasakan ada yang mengejar-ngejar serta ingin membunuh
Mbak dan mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

Pasien : “Iya Sus. Suara itu muncul dan lama-kelamaan suaranya semakin mendekat
sehingga saya merasa ada yang mengejar dan ingin membunuh saya”
Perawat : “Apa yang dikatakan suara tersebut Mbak?”

Pasien : “Suaranya manggil-manggil nama saya Sus, terus katanya saya akan
Mbaknuh. Saya takut sekali Sus” (raut wajah ketakutan dan khawatir)

Perawat : “Saya percaya Mbak mendengar suara tersebut, tetapi belum tentu orang
lain termasuk saya mendengar suara yang sama seperti yang Mbak
dengarkan. Apakah Mbak menedengar suara itu terus menerus atau hanya
sewaktu-waktu saja?”

Pasien : “Sewaktu-waktu Sus”

Perawat : “Kapan waktu yang paling sering Mbak mendengar suara itu dan berapa
kali dalam sehari Mbak mendengarnya?”

Pasien : “Paling sering malam hari, tapi terkadang juga muncul tiba-tiba. Kadang
sekali, tapi kadang-kadang bisa dua kali Sus”

Perawat : “Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu Mbak sedang
sendiri?”

Pasien : “Iya Sus, biasanya kalau lagi sendiri saya suka mikirin keadaan ekonomi
saya yang susah dan ditambah sekarang saya pengangguran karena di PHK.
Saya suka stress kalau mikirin itu mbak, terus tiba-tiba suara itu muncul”

Perawat : “Apa yang Mbak rasakan atau bagaimana perasaan Mbak ketika mendengar
suara itu?”

Pasien : “Saya merinding Sus. Saya takut sekali dan merasa terancam” (wajah
tegang dan keringat dingin)

Perawat : “Kemudian apa yang Mbak lakukan?”

Pasien : “Ketika suara itu muncul, saya berteriak kepada suara itu dan lari mbak.
Saya takut akan dibunuh” (ketakutan)

Perawat : “Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?”

Pasien : “Tidak Sus. Suaranya malah semakin terdengar jelas dan selalu mengikuti
saya mbak. Saya benar-benar takut”

Perawat : “Apa yang Mbak alami itu namanya Halusinasi. Bagaimana kalau sekarang
kita belajar cara-cara untuk mencegah suara itu muncul, apa Mbak
bersedia?”

Pasien : “Baik Sus. Tapi bagaimana caranya?”

Perawat :“Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu, minum obat,
menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakukan aktifitas.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menjelaskan tentang menghardik apakah Mbak bersedia?”

Pasien : “Iya Sus”

Perawat : “Baik, kita mulai sekarang ya Mbak. Saya akan mempraktekan terlebih
dahulu, kemudian baru Mbak mempraktekkan kembali apa yang telah saya
lakukan. Begini... jika suara itu muncul, katakan dengan keras “pergi..pergi
saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga
Mbak. Lakukan terus hal itu sampai suaranya hilang. Seperti itu ya bu, coba
sekarang Mbak ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi?”

Pasien : “Baik Sus. “pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu”(sambil
menutup telinga)

Perawat : “Bagus sekali Mbak, coba lakukan sekali lagi”

Pasien : (mengangguk) “pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu”
(sambil menutup telinga)

Perawat : “Wah... bagus sekali Mbak. Mbak sudah bisa melakukannya”

Pasien : (tersenyum)

Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak setelah kita kita bercakap-cakap?”

Pasien : “Sekarang saya lebih lega dan tenang Sus” (wajah rileks)

Perawat : “Syukurlah Mbak. Apakah Mbak masih ingat pembicaraan kita mengenai
permasalahan Mbak dan cara mengatasinya?”

Pasien : “Iya Sus. Saya mengalami halusinasi, sering muncul kalau saya lagi
sendirian. Kalau suaranya muncul, saya bisa mengatasinya dengan
menghardik seperti yang mbak ajarkan”

Perawat : “Mbak masih ingat caranya?”

Pasien : “Iya Sus. Kalau ada suara itu, saya harus menutup telinga dan mengatakan
“pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sampai suaranya
hilang”

Perawat : “Bagus sekali karena Mbak sudah mengerti. Jika hal tersebut itu muncul
lagi, tolong Mbak praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan
dalam jadwal harian Mbak. Mbak bisa melakukannya 2 hingga 3 kali sehari
pada pukul 09:00, 14:00 dan jam 20:00 ?”

Pasien : “Baik Sus, akan saya lakukan” (mengangguk)


Perawat : “Baiklah Mbak. Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
cara yang kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah suara-suara itu
muncul, apakah Mbak bersedia?”

Pasien : “Ya. Saya bersedia Sus”

Perawat : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang di taman saja dan waktunya
pukul 09.00?”

Pasien : “Iya nggap apa-apa Sus”

Perawat : “Kalau begitu saya pamit dulu Mbak, sampai bertemu besok. Selamat pagi”
(berdiri dan meninggalkan ruangan)

Pasien : “Pagi” (Tersenyum)

Tahap Dokumentasi

Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)

Strategi Pelaksanaan 4 Halusinasi

SP 4 Halusinasi : Melatih pasien untuk melakukan aktivitas

Tahap Pra-Interaksi

Perawat : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)

Tahap Orientasi

Perawat :“Selamat pagi mbak. Bagaimana perasaan mbak hari ini? Maih ingat dengan
Saya Mbak?”

Pasien :”Masih, Sus. Perasaan saya biasa saja.”

Perawat :”Apakah mbak masih mendengar suara yang memanggil nama mbak?”

Pasien :”Masih sus. Tapi kadang-kadang sus.”

Perawat :”Wah, bagus sekali. Lalu, sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang
keempat untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal.
Mau di mana kita bicara, mbak?
Pasien :”Di sini saja sus.”

Perawat :”Baik. Berapa lama kita bicara? ”

Pasien :”Ehm. Berapa ya sus?”

Perawat :”Bagaimana kalau 30 menit?

Pasien :”Boleh sus”

Perawat :”Baiklah.”

Tahap Kerja

Perawat :”Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah saya ajarkan kemarin yaitu
dengan menghardik, minum obat teratur dan bercakap-cakap dengan teman-
teman mbak?

Pasien :”Sudah sus.”

Perawat :”Bagaimana hasilnya?

Pasien :”Saat saya mempratikkannya saya tidak mendengarnya lagi sus. Tapi kadang
masih suka muncul juga Sus”

Perawat :”Bagus! Kemudian kegiatan apa saja yang biasa mbak lakukan saat di Rumah
Sakit ini?”

Pasien :”Paling pagi dimulai dengan ibadah Sus. Kemudian mandi lalu sarapan.”

Perawat :”Lalu setelah itu Mbak melakukan apa?”

Pasien :”Saat pagi saya kadang ikut TAK dengan teman-teman yang lain. Kadang
juga malas buat ikut.”

Perawat :”Wah, sudah bagus sekali itu Mbak kegiatan paginya. Bagaimana kalau
kegiatan itu kita jadikan jadwal kegiatan Mbak di pagi hari?”

Pasien :”Jadi jadwal kegiatan pagi hari?”

Perawat :”Iya, jadi nanti Mbak melakukannya setiap hari sesuai jadwal itu. Mbak
ibadah, mandi, sarapan, kemudian melakukan TAK. Saya yakin, pasti sangat
efektif untuk menghilangkan suara yang kadang masi muncul itu Mbak.”

Pasien :”Bisa Sus. Saya mau melakukan itu.”

Perawat :”Baik kalau begitu, kita masukan ke jadwal kegiatan ya? (menulis jadwal
kegiatan), Oiya, kita masukkan juga jadwal minum obat pagi ya Mbak.
Setelah sarapan, jam 7 pagi.Kemarin juga Mbak sudah setuju untuk berlatih
bercakap-cakap pukul 10.00 WIB pagi ya Mbak. Kemudian, mmenjelang
siang kegiatan yang Mbak lakukan apa?”
Pasien :”Iya sus. Kadang saya cuman berdiam di kamar Sus, tidak ada kegiatan.
Setelah makan siang balik laggi ke kamar untuk minum obat. Kemudian
sudah tidak ada kegiatan.”

Perawat :”Kalau begitu kita jadwalkan kegiatan untuk siang hari saja ya Mbak? Kira-
kira mbak ingin melakukan apa?”

Pasien :”Saya ingin masak Mbak. Saya ini pintar masak. Saya juga pintar bersih-
bersih. Saya juga suka baca buku, Sus.”

Perawat :”Wah, pas sekali Mbak. Berarti kita bisa menjadwalkan kegiatan untuk Mbak
di siang hari untuk membantu di dapur rumah sakit. Memasak untuk makan
siang. Bagaimana?”

Pasien :”Iya, Sus. Saya setuju.”

Perawat :”Baik, saya masukkan ke jadwal ya (menuliskan ke jadwal kegiatan pasien)


setelah itu bagaimana kalau Mbak juga ikut membantu membersihkan dan
membereskan tempat makan? Mbak pintar bersih-bersih kan? Bisa juga
sebagai contoh teman-teman di sini.”

Pasien :”Saya senang Mbak kalau jadi contoh yang baik seperti itu. Saya mau.
Masukkan saja ke jadwal saya.”

Perawat “Baik. Setelah itu minum obat jam 1 ya mbak, kemudian mungkin jadwalnya
kita bisa isi dengan bersantai di siang menjelang sore dengan belajar dan
membaca buku ya Mbak? Bagaimana?”

Pasien :”Iya, Sus.”

Perawat :”Setelah itu. Apa yang ingin Mbak lakukan untuk menghabiskan waktu sore
menuju makan malam?”

Pasien :”Bagaimana kalau ikut kajian, Sus?”

Perawat :”Itu ide yang bagus Mbak. Mbak bisa ikut kajian hingga waktu ibadah
Maghrib datang. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Isya’ dan makan
malam kemudian minum obat? bagaimana?”

Pasien :”Setuju Sus.”setelah sholat Isya’ saya bisa tidur ya Sus?”

Perawat :”Iya bisa Mbak. Saya catatkan ya.. (mencatat dijadawal) Wah, jadwal
kegiatannya udah jadi Mbak. Ini untuk Mbak dan ini untuk saya ya
(membagi jadwal kegiatan) kalau kegiatannya sudah dikerjakan nanti bisa
dicentang ya Mbak. Kalau ada kegiatan lain nanti bisa dituliskan
dibawahnya. Bagiamana mengerti kan?”

Pasien :”Iya, saya paham Sus.”


Perawat :”Bagus kalau begitu.”

Tahap Terminasi:

Perawat :“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara ketiga
untuk mencegah suara-suara itu muncul?

Pasien :”Senang sus.”

Perawat :”Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih untuk mencegah
suara-suara.”

Pasien :”Pertama dengan mengatakan Pergi.....pergi.. saya tidak mau


mendengar…….saya tidak mau dengar…..kamu suara palsu. Kedua minum
obat teratur. Ketiga dengan cara bercakap-cakap dengan teman-teman. Dan
keempat melakukan jadwal kegiatan.”

Perawat :”Bagus sekali mbak. Mbak masih ingat apa yang sudah saya ajarkan ya. Kita
masukkan kegiatan yang biasa mbak lakukan tadi dalam jadwal kegiatan
harian mbak ya. Dan coba lakukan sesuai jadwal ya mbak.”

Pasien :”Baik sus.”

Perawat :”Besok kita ketemu lagi di sini jam 10.00 ya mbak untuk melihat manfaat dari
cara mencegah suara yang telah kita ajarkan.”

Pasien :”Iya sus.”

Perawat :”Sampai jumpa.”

Tahap Dokumentasi

Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)

Anda mungkin juga menyukai