Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DENGAN TEKNIK MENGHARDIK HALUSINASI PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PERSEPSI SENSOR: HALUSINASI PENDENGARAN
Dosen Pengampu: I Gusti Ayu Harini, SKM.M.Kes

Nama : Pande Luh Putu Rani A.


Kelas : 3A S.Tr Keperawatan
No 26
NIM : P07120221026

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2023/2024
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN TEKNIK MENGHARDIK HALUSINASI PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSOR: HALUSINASI PENDENGARAN

1. Pengkajian
1) Data Subjektif
• Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruhnya untuk memukul
dirinya sendiri
• Klien mengatakan suara masih muncul setiap ia ingin tidur ataupun saat sendiri
2) Data Objektif
Pasien sering melamun, pasien nampak gelisah, sering mondar – mandir mencari
sumber suara
2. Diagnosis Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
3. Rencana Keperawatan
Memberikan Teknik Distraksi Menghardik halusinasi
4. Tujuan
1) Pasien mempu mengontrol/ menghardik halusinasinya
2) Pasien mampu mandiri untuk melakukan teknik menghardik
3) Halusinasi yang dirasakan pasien bisa lebih berkurang
5. Fase Hubungan Terapeutik
a) Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat pagi Ibu, saya perawat yang bertemu dengan ibu kemarin.
Apakah ibu masih ingat dengan saya?”
Pasien: “Iya saya masih ingat, dengan Ibu rani kan?”
Perawat: “Iya ibu benar sekali, saya juga masih ingat dengan ibu. Nama ibu,
ibu Febi kan dan asal ibu dari Badung”. Senang sekali bisa bertemu dengan
ibu lagi hari ini”
Pasien: “iya bu”
2) Evaluasi dan Validasi
Perawat : “Baik ibu, untuk hari ini bagaimana dengan perasaan ibu?”
Pasien: “(pasien nampak diam)
Perawat: “apakah ibu semalam tidur dengan nyenyak?”
Pasien : “Saya tidak bisa tidur bu. saya sangat takut, suara itu selalu muncul
saat saya ingin tidur bahkan disaat saya sendiripun terdengar. Itu sangat
mengganggu sekali” (pasien nampak gelisah)
Perawat : “Sekarang tenang ya bu, apakah ada lagi gangguan selain yang ibu
rasakan?
Pasien : “Tidak ada sus,hanya suara – suara itu saja yang mengganngu
saya”.
3) Kontrak
Perawat : “Baiklah ibu, bagaimana kalau kita berbincang – bincang saja dan
berlatih mengontrol gangguan – ganguan suara tersebut, ibu seperti
kesepakatan kita di pertemuan sebelumnya.”
Pasien : “iya bu”
Perawat : “Untuk waktunya, sekitar 15 menit iya bu dari pukul 9.00 sampai
pukul 9.15 WITA. Dan untuk ruangannya agar ibu tetap nyaman, kita disini
saja
Pasien : “iya bu”
b) Fase Kerja
Perawat : “Sebelumnya ibu mengatakan mendengar suara – suara yang
menggangu ibu setiap ingin tidur bahkan saat ibu sendiri. Apakah suara
tersebut terdengar tanpa ada wujudnya?”.
Pasien : “iya bu, saya selalu mendegar suara – suara tersebut. Saya
mnecarinya namun idak ada siapa – siapa”.
Perawat : “Saya percaya ibu mendengar suara tersebut, tetapi saya sendiri
tidak dapat mendengarnya. Pada kedaaan seperti apa suara tersebut terdengar?
Apakah saat ibu sendirian atau di keadaan ramai suara itu muncul?”
Pasien : “Suara itu selalu muncul saat saya sendirian”
Perawat: “Apakah suara tersebut muncul terus menerus atau sewaktu – waktu
saja?”
Pasien: “Hmm suara itu muncul tidak menentu. Mungkin siang ,mungkin juga
malam”.
Perawat: “Kapan suara itu paling sering muncul bu?”
Pasien: “Suara itu muncul paling sering di malam hari”
Perawat : “Apa yang ibu rasakan saat suara tersebut muncul?”
Pasien : “Saya benar – benar takut, suara tersebut selalu menyuruh saya
untuk memukuli diri saya sendiri”
Perawat : “Kemudian apa yang ibu lakukan saat suara itu muncul?”
Pasien : “Saya hanya menutup telinga saya sampai suara tersebut hilang”
Perawat : “Baik, ibu setelah apa yang saya dengarkan, ibu mengalami yang
Namanya halusinasi. Dan dalam mengontrol halusinasi tersebut ada 4 cara
yang dapat dilalukan yaitu menghardik halusinasi, minum obat dengan benar,
bercakap – cakap dan ibu dapat melakukan aktifitas. Baik yang pertama yang
akan saya ajarkan kepada ibu yaitu menghardik halusinasi. Jadi saya akan
mempraktekkan terlebih dahulu setelah itu ibu bisa mengikutinya”.
Pasien : “baik bu saya mengerti”
Perawat : “Begini bu, jika suara itu muncul lagi katakan saja (Pergi, Pergi!
Saya tidak mau dengar kamu!) sambal menutup kedua telinga ibu, baik seperti
itu ya bu. Coba sekarang ibu praktekkan seperti yang sudah saya contohkan
ulangi terus sampai ibu paham”
Pasien : “Pergi, pergi, saya tidak mau dengar kamu!” (pasien sembari
menutup telinga dan mengulangi perkataan berulang kali)
Perawat : “Baik bagus sekali bu”
c) Fase Terminasi
1) Evaluasi Subjektif dan Objektif
Perawat : “Bagaiamana perasaan ibu sekarang setelah mencoba teknik yang
sudah diajarkan tadi?”
Pasien : “Saya merasa lebih baik, semoga suara tersebut mulai berkurang
terdengar di telinga saya”
Perawat : “Senang sekali bisa mendengarnya ya bu. Baik ibu apakah ibu
masih ingat dengan teknik menghardik tadi?
Pasien: “Masih bu”
Perawat: “Coba bisa ulangi lagi sekali ibu”
Pasien : “Pergi. Pergi! Saya tidak mau dengar kamu! Pergi pergi!! (pasien
sambal menutup telinga)
2) Rencana Tindak Lanjut
Perawat : “Bagus ibu, kita sudah melakukannya sekitar 10 menit walaupun
tidak sesuai dengan kontrak waktu, tapi ibu sudah melakukannya dengan baik.
Jika nanti suara itu muncul lagi ibu bisa melakukan cara yang sudah saya
ajarkan tadi. Lakukan teknik tersebut berulang – ulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi”.
Pasien : “iya bu”
Perawat: “Baik ibu terima kasih untuk kerja sama dan partisipasi ibu dalam
pertemuan hari ini”.
3) Kontrak yang akan datang
Perawat : “Baik ibu, karena kegiatan sudah berjalan dengan baik. saya sudahi
kegiatan kali ini besok kita akan bertemu lagi pada pukul 9.00 WITA untuk
mempraktekkan kembali teknik menghardik ya ibu”.
Pasien : “Baik bu”
Perawat : “Terima kasih ibu, semoga lekas sembuh”

Anda mungkin juga menyukai