Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA II

HARGA DIRI RENDAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen pengampu: Ns. Andriati Reny H, S.Kep., M.KM

Disusun Oleh:
1. Syaiful Al-Munawar 202111022
2. Tiara Rizky 202111023
3. Anggraeni Khairunnisa Wakano 202111024

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI PKP DKI JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan


karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang
berjudul “Harga Diri Rendah (HDR)” guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa II.
Kami sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman
harap memaklumi adanya mengingat keberadaan penyusunlah yang masih
banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula kami mengharapakan
kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang
dapat menyempurnakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang akan
datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu kami ucapkan kepada dosen Ns.
Andriati Reny H, S.Kep., M.KM mata kuliah Keperawatan Jiwa II , sekaligus
sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas atas kebesaran
hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin Akhir kata
semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.

Jakarta, 07 November 2023

Hormat Kami

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................I
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
TEORI............................................................................................................................3
A. Pengertian Harga Diri Rendah............................................................................3
B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah................................................................4
C. Etiologi Harga Diri Rendah................................................................................5
D. Rentang Respon..................................................................................................7
E. Tanda dan Gejala................................................................................................8
F. Pohon Masalah....................................................................................................9
G. Data yang perlu dikaji........................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................10
TINJAUAN ASKEP....................................................................................................10
A. Pengkajian........................................................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................10
C. Tujuan Tindakan Keperawatan.........................................................................11
D. Intervensi Keperawatan....................................................................................11
BAB IV........................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
Daftar Pustaka..............................................................................................................14

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang dikaitkan dengan perasaan
lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
berharga, dan tidak memadai. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Seseorang yang mengalami harga diri rendah akan menunjukkan
perilaku menarik diri dan menghindari interakasi dengan orang lain jika tidak di
intervensi (Sutinah,2018). Definisi lain dari harga diri rendah merupakan perasaan
negative terhadap diri sendiri serta hilangnya rasa percayaa diri dan harga diri (Fitri
Wijayanti,dkk,2020).
Dipilihnya kasus harga diri rendah ini tak luput dari banyaknya kasus
gangguan jiwa di Indonesia yaitu adalah harga diri rendah. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor baik dari internal maupun ekternal yang secara tidak
langsung membuat seseorang tersebut mengalami gangguan jiwa dengan harga diri
rendah.
Angka kejadian gangguan jiwa pada penduduk Indonesia mencapai 7.0 per
mil, prevalensi gangguan jiwa tertinggi berada di provinsi Bali dengan kisaran 11.0
per mil, sedangkan provinsi Kepulauan Riau menempati urutan terendah dengan
kisaran 3.0 per mil. Provinsi Jawa Tengah mencapai kisaran 9.0 per mil pada tahun
2018, hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan (Riskesdas, 2018).
Pendekatan yang dilakukan adalah bertujuan untuk mengenalkan diri melalui
komunikasi sosial yang baik, mengajak pasien untuk memecahkan masalah dari mulai
yang terkecil hingga sedikit rumit karena hal tersebut akan melatih kontrol emosi
yang ada didalam diri pasien, setelah pasien mulai bisa sedikit berkomunikasi dengan
lingkungan sosialnya dan sedikit demi sedikit mulai bisa mengontrol emosi dlam
dirinya maka hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah mengenalkan lingkungan
sosial pasien menjadi lebih luas agar pasien lebih bisa memahami konsep dirinya dan
lingkungan sekitar. Sebenarnya konsep diri itu sendiri dapat terbentuk jika konsep

1
atau tatanan yang ada dalam diri pasien kuat dan selalu diperbarui seiring berjalannya
waktu karena dengan begiru seseorang akan lebih mengenal dirinya sendiri dan
individu tidak akan mengalami harga diri diri rendah atau hilangnya kepercayaan diri
yang membuat dirinya mengisolasi dirinya (Sri Widowati, 2019).

B. Rumusan masalah

1. Apa definisi dari harga diri rendah?


2. Apa tanda gejala harga diri rendah?
3. Apa faktor predisposisi harga diri rendah?
4. Apa faktor presipitasi harga diri rendah?
5. Bagaimana proses keperawatan harga diri rendah?

2
BAB II

TEORI

A. Pengertian Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah evaluasi diri / perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005).
Harga diri seseorang dapat mengalami penurunan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif inilah yang disebut dengan
Harga Diri Rendah (Low self-esteem). Individu dengan harga diri rendah memandang
diri mereka sendiri sebagai seseorang yang tidak kompeten, tidak dicintai, tidak aman,
dan tidak layak (Townsend, 2009 dalam Ns. Sutejo, 2018).
Gangguan harga diri rendah adalah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (keliat, 2011). Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999 dalam Nur Fajriyah,
2012).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative, dapat secara langsung atau tidak langsung di
ekspresikan.
Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa – apa, tidak
kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik
terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik
terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa
disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan
orang lain (Rini, J.F, 2002).
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a. Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari
dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk

3
persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan,
dan potensi. Yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan
pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).
b. Ideal Diri (Self Ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen,
1998). Sering juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan,
harapan tentang diri sendiri.
c. Identitas Diri (Self Identifity)
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu (Stuart
& Sundeen, 1998). Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
d. Peran Diri (Self Role)
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang
diterapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang
diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu (Stuart & Sundeen,
1998).
e. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang
penting dan berharga (Stuart & Sundeen, 1998).

B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan, tetapi
merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.

4
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.Umumnya
disertai oleh evalauasi diri yang negative membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, missal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, dll. Pada pasien yang dirawat dapat
terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk
dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas
yang tidak menghargai.
b. Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berpikir yang negative. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien
gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.

C. Etiologi Harga Diri Rendah

Menurut Stuart (2013) proses terjadinya harga diri rendah terdiri dari faktor
predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri :
1) Penolakan
2) Harapan orang tua yang tidak realistis
3) Kegagalan yang berulang
4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5) Ketergantungan pada orang lain
6) Ideal diri yang tidak realistis

b. Faktor yang mempengaruhi peran diri

5
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuaikan dengan jenis kelaminnya.
Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang objektif
dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitif, kurang hangat, kurang ekspresif
dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan
tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.

c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri


1) Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur
sosial.
2) Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak menjadi kurang
percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika
akan melakukan sesuatu.
3) Control orang yang berat pada anak remaja, Mereka selalu dituntut untuk
melakukan hal yang lebih dan tidak dipandang sudah melakukan hal yang baik.
Anak-anak jadi merasa tidak mendapatkan apresiasi yang cukup atas apa yang
sudah mereka lakukan. Oleh karena itu, mereka jadi terbentuk untuk selalu
merasa kurang dan tidak percaya diri, selain itu, akan menimbulkan perasaan
benci kepada orang tua.
4) Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas, dimana
remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya.
2. Faktor Presipitasi dapat berasal dari internal ataupun eksternal :
a. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis
yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
Trauma dapat mengakibatkan orang yang mengalami menjadi ragu terhadap diri
sendiri bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu yang menjadi penyebab
traumanya.
b. Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi, ada tiga jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa kanakkanak ke remaja. Di masyarakat
umumnya remaja sudah mulai dituntut untuk bersikap, berpikir dan berlaku yang
sesuai atau cocok dengan tuntutan lingkungannya, serta eksistensinya sebagai
remaja. Sesuai dengan standar tersebut, ketika remaja masih bergantung kepada
orang tuanya, tidak dapat menangani diri sendiri seperti pekerjaan rumah dan

6
sekolah, dan tidak mampu bergaul dengan remaja sebayanya maka
dapatmenimbulkan konflik diri dan menjadi faktor yang berpengaruh pada
konsep diri.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat ke
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan sebagian
anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh. Atau
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur
medis dan keperawatan. Hal ini dapat dapat mempengaruhi gambaran diri.
Baik faktor predisposisi maupun factor presipitasi bila telah mempengaruhi
.seseorang baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap telah
mempengaruhi koping individu tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme
koping individu tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa ada intervensi lebih
lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk
bergaul dengan orang lain (isolasi sosial). Klien yang mengalami isolasi sosial dapat
membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul
resiko prilaku kekerasan (Nita fitria, 2012).

D. Rentang Respon

Individu dengan kepribadian sehat akan terdapat citra tubuh yang positif /
sesuai, ideal diri yang realistik, konsep diri positif, harga diri tinggi, penampilan peran
yang memuaskan dan identitas yang jelas. Respon konsep diri sepanjang rentang sehat
– sakit berkisar dari status aktualisasi diri (paling adaptif) sampai pada keracunan
identitas/ depersonalisasi (maladaptif) yang digambarkan sebagai berikut :

7
Keracunan identitas adalah merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak kedalam kepribadian
psikososial dewasa yang harmonis. Sedangkan depersonalisasi adalah suatu perasaan
yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari lingkungan.
Keterangan :
1. Respon Adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain :
a) Aktualisasi diri Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk
persepsi masalalu akan diri dan perasaannya.
b) Konsep diri positif Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi
masalah

2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana


individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon maladaptive
gangguan konsep diri adalah :

a) Gangguan harga diri Transisi antara respon konsep diri positif dan mal adaptif.

b) Kekacauan identitas Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.

c) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) Tidak mengenal diri yaitu mempunyai


kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain

E. Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu
tanda dan gejala harga diri rendah. Klien dengan harga diri rendah memiliki batasan
karakteristik sebagai berikut :

1. Mengkritik diri sendiri dan orang lain

2. Penurunan produktivitas

8
3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

4. Gangguan dalam berhubungan

5. Rasa diri penting yang berlebihan

6. Perasaan tidak mampu dan rasa bersalah

7. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

8. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

9. Ketegangan peran yang dirasakan

10. Pandangan hidup yang pesimis dan bertentangan

11. Keluhan fisik dan khawatir

12. Penolakan terhadap kemampuan personal

13. Destruktif terhadap diri sendiri dan pengurangan diri

14. Menarik diri secara sosial dan dari realitas

F. Pohon Masalah

Isolasi sosial Effect

Harga Diri Rendah Kronik Core Problem

Koping Individu Tidak


Causa
Efektif

9
G. Data yang perlu dikaji

Data subjektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data objektif :

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup

BAB III

ASKEP

A. Kasus

KASUS KEPERAWATAN JIWA

Tn. M (45 th) dirawat dirumah sakit Duren Sawit. Klien masuk rumah sakit
tanggal 20 Februari 2021. Istri klien mengatakan, Tn. M mulai mengalami perubahan
sejak di PHK dari tempat kerjanya sekitar 2 tahun yang lalu padahal jabatannya sudah
baik menjadi manajer HRD di suatu perusahaan ternama. Setelah di PHK klien sudah

10
berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak membuahkan hasil. Menurut istri klien sejak
kejadian itu Tn.M sering terlihat sedih dan suka melamun, dan ia sering mengatakan
“saya malu di PHK, sekarang menjadi pengangguran.. anak-anak nanti bagaimana
nasibnya.. saya bapak yang tidak berguna tidak bisa melindungi dan membahagiakan
keluarganya”

Klien merupakan kepala keluarga dan merupakan tulang punggung keluarga,


klien memiliki satu istri dan 3 anak (semua perempuan). Anak pertama SMA kelas 3,
anak ke dua SMP kelas 3, dan anak terakhir SD kelas 2. Istri klien mengatakan sejak
suaminya di PHK, ia berusaha membantu ekonomi keluarga dengan cara menjual
kelontongan dengan modal sisa tabungan yang ada. Sedangkan suami klien hanya
dirumah. Istri klien mengatakan, 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, keadaan
suaminya sudah mulai mengkhawatirkan, klien terlihat sangat murung dan sedih,
kadang sering menangis meratapi keadaannya. Keluarga juga sudah berusaha
membawa klien ke pengobatan alternative tetapi juga tidak membuahkan hasil. Istri
klien mengatakan tidak ada riwayat gangguan jiwa baik dari keluarganya maupun dari
keluarga suaminya. Menurut istri klien, klien merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara, semuanya laki-laki. Kedua orang tua suaminya telah meninggal dunia.

Pada saat dirumah sakit, perawat melakukan pengkajian pada klien. Dari
pemeriksaan fisik diperoleh data : TD : 120/70 mmHg, N ; 85x/mnt, RR ; 18x/mnt, S :
36 C. Tinggi badan : 160 cm, Berat badan 55 kg. Klien terlihat ekspresi wajah sedih,
tidak bersemangat, kontak mata kurang pada ssat diajak komunikasi, suara pelan dan
lambat, dan tidak bisa memulai pembicaraan, kadang menghindar dari interaksi.

Pada saat dikaji lebih lanjut, oleh perawat, pada saat dikaji tentang
pengalaman yang tidak menyenangkan klien mengatakan “ sejak ia di PHK oleh
perusahaannya, saya tidak bisa menghidupi keluarganya sehingga istri harus bekerja
dagang… saya merasa sangat sedih” terlihat wajah ekspresi wajah sedih, kontak mata
kurang. Kemudian klien berkata kembali “ saya adalah bapak yang tidak berguna..
saya malu sama diri saya sendiri dan oranglain” “saya malas bertemu dengan orang
lain.. karena saya malu dengan keadaan saya” klien terdiam dan menunduk, terlihat
tidak bersemangat.

Pertanyaan:

11
a. Buatlah analisa data (diagnosa keperawatan)
b. Buatlah pohon masalah dan tuliskan prioritas diagnosa keperawatan
c. Buatlah rencana tindakan keperawatan
d. Buatlah implementasi dan evaluasi keperawatan

A. Pengkajian

I. Identitas klien
Inisial: Tn. M (L/P) Tanggal Pengkajian: 20 Februari 2021
Umur : 55 Tahun RM No:
Informan:

II. Alasan Masuk


Istri klien mengatakan, 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, keadaan suaminya sudah
mulai mengkhawatirkan, klien terlihat sangat murung dan sedih, kadang sering
menangis meratapi keadaannya. Keluarga juga sudah berusaha membawa klien ke
pengobatan alternative tetapi juga tidak membuahkan hasil. Istri klien mengatakan
tidak ada riwayat gangguan jiwa baik dari keluarganya maupun dari keluarga
suaminya. Menurut istri klien, klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara,
semuanya laki-laki. Kedua orang tua suaminya telah meninggal dunia.

III. Faktor Predisposisi


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?( ) Ya (√ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya? ( ) Berhasil (√) Kurang berhasil ( )Tidak berhasil
3. Trauma Saksi/ Usia Pelaku/ Usia Korban/ usia

Aniaya fisik ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Aniaya ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
seksual
Penolakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kekerasan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dalam
keluarga
Tindakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

12
kriminal
Jelaskan No.
1,2,3:

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Hubungan keluarga gejala riwayat pengobatan/ perawatan

….………………. ………… ……………………………………

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Masalah Keperawatan

IV. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg N: 85x/mnt S: 36 C. RR: 18x/mnt

2. Ukur : TB: 160 cm BB: 55 Kg

3. Keluhan fisik : ( ) Ya ( √ ) Tidak

Jelaskan :

Masalah Keperawatan

V. Psikososial

1. Genogram ( minimal 3 generasi )

13
Jelaskan :

Masalah keperawatan

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri : klien mengatakan “saya malu di PHK, sekarang menjadi


pengangguran.”

b. Identitas : klien mengatakan saya adalah bapak yang tidak berguna.. saya malu
sama diri saya sendiri dan oranglain

c. Peran : Klien merupakan kepala keluarga dan merupakan tulang punggung


keluarga, klien memiliki satu istri dan 3 anak (semua perempuan).

d. Ideal diri : saya malas bertemu dengan orang lain.. karena saya malu dengan
keadaan saya” klien terdiam dan menunduk, terlihat tidak bersemangat.

e. Harga diri : klien mengatakan saya tidak bisa menghidupi keluarganya sehingga
istri harus bekerja dagang

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : istri dan 3 anaknya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : malu untuk berinteraksi

Masalah keperawatan Isolasi Sosial

4. Spritual

a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan agama islam

14
b. Kegiatan ibadah :kliem mengatakan ibadah tempat waktu

Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah

VI. Status mental

1. Penampilan

( ) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian tidak sesuai

( ) cara berpakaian tidak seperti biasa

Jelaskan :

Masalah Keperawatan Tidak Ada Masalah

2. Pembicaraan

( ) Cepat ( ) Keras ( ) Gagap ( ) Inkohoren (√ ) Apatis ( ) Lambat ( ) Membisu

( ) Tidak mampu memulai Pembicaraan

Jelaskan:

Masalah keperawatan Isolasi Sosial

3. Aktifivitas motorik

( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Gelisah ( ) Agitasi ( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor ( ) Kompulsif


Jelaskan:

Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah

4. Alam Perasaan

15
( √) Sedih ( ) Ketakutan ( √) Putus Asa ( ) Khawatir ( ) Gembira Berlebihan

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah

5. Afek

( √) Datar ( ) Tumpul ( ) Labil ( ) Tidak Sesuai

Jelaskan:

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

6. Interaksi Selama Wawancara

( ) Bermusuhan ( ) Tidak kooperatif ( √) Mudah tersinggung ( √) Kontak mata kurang


( ) Defensif ( ) Curiga

Jelaskan :

Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah

7. Persepsi Halusinasi

16
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan ( ) Perabaan ( ) Pengecapan ( )Penghidu

Jelaskan :

Masalah Keperawatan Tidak Ada Masalah

8. Proses Pikir

( ) Sirkumstansial ( ) Tangensial ( ) Kehilangan asosisi ( ) Flight of ideas ( √)


Pengulangan pembicaraan/persevarasi ( ) Blocking

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Koping Individu Tidak Adektif

9. Isi Pikir

( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria ( ) Depersonalisasi ( ) Ide yang terkait ( ) Pikiran


magis Waham ( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran ( ) Curiga ( ) Nihilistik ( ) Sisip
pikir ( ) Siar pikir ( √) Kontrol pikir

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah

10. Tingkat Kesadaran

17
( √) Bingung ( ) Sedasi ( ) Stupor Disorientasi ( ) Waktu ( ) Tempat ( ) Orang

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Koping individu Tidak Adektif

11. Memori

(√ ) Gangguan daya ingat jangka panjang ( ) Gangguan daya ingat jangka pendek ( )
Gangguan daya ingat saat ini ( ) Kofabulasi

Jelaskan:

Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung


sederhana

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Tidak Ada Masalah

13. Kemampuan Penilaian

18
( √) Gangguan ringan ( ) Gangguan bermakna

Jelaskan:

klien malu keluar rumah karna tidak menpunyai pekerjaan

Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial

14. Daya Tilik Diri

( ) Mengingkari penyakit yang diderita ( √) Menyalahkan hal-hal di luar dirinya

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan ( √) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

2. BAB/BAK ( √) Bantuan minimal ( ) Batuan total

3. Mandi ( √) Bantuan minimal ( ) Batuan total Berpakaian/Berhias ( ) Bantuan


minimal ( ) Batuan total

4. Istirahat dan tidur ( √) Tidur siang lama : 12.00 s/d 15.00 ( √) Tidur malam lama
18.00 s/d 05.00 ( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur

5. Penggunaan Obat ( √) Bantuan minimal ( ) Batuan total

6. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan ( ) Ya ( √) Tidak

Sistem pendukung ( ) Ya ( √) Tidak

7. Kegiatan di dalam rumah

Mempeersiapkan makanan di rumah ( ) Ya ( √) Tidak

Menjaga kerapian di rumah ( ) Ya (√ ) Tidak

Mencuci pakai ( ) Ya ( √) Tidak

19
Pengaturan keuangan ( ) Ya ( √) Tidak

8. Kegiatan di luar rumah

Belanja ( ) Ya ( √) Tidak

Transportasi ( ) Ya ( √) Tidak

Lain-lain ( ) Ya ( √) Tidak

Jelaskan:

Masalah Keperawatan Tidak Ada Masalah

VIII. Mekanisme Koping

( ) Adaptif ( ) Maladaptif ( ) Bicara dengAn orang lain ( √) Menghindar ( ) Minum


Alkohol ( ) Mampu menyelesaikan masalah ( ) Olah raga ( ) Reaksi lambat/berlebih
( ) Teknik relaksasi ( ) Menciderai diri

Jelaskan:t

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik

Masalah dengan pekerjaan, spesifik

Masalah dengan perumahan, spesifik

Masalah ekonomi, spesifik

20
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik

Masalah lainnya, spesifik

Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik

Masalah Keperawatan:

X. Pengetahuan Kurang

(√ ) Penyakit jiwa ( ) Sistem pendukung ( ) Faktor presipitasi ( ) Penyakit fisik ( )


Koping ( ) Obatobatan

Jelaskan:

Masalah Keperawatan:

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik:

Terapi Medik :

Daftar Masalah Keperawatan :

1. ….

2. …

3. …

B. Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan

Ds : Gangguan Konsep diri : Harga Diri

21
 Istri klien mengatakan, Tn. M mulai Rendah
mengalami perubahan sejak di PHK dari
tempat kerjanya sekitar 2 tahun yang lalu
padahal jabatannya sudah baik menjadi
manajer HRD di suatu perusahaan ternama.
Setelah di PHK klien sudah berusaha mencari
pekerjaan, tetapi tidak membuahkan hasil.

 Menurut istri klien sejak kejadian itu Tn.M


sering terlihat sedih dan suka melamun, dan ia
sering mengatakan “saya malu di PHK,
sekarang menjadi pengangguran.. anak-anak
nanti bagaimana nasibnya.. saya bapak yang
tidak berguna tidak bisa melindungi dan
membahagiakan keluarganya”

 Istri klien mengatakan tidak ada riwayat


gangguan jiwa baik dari keluarganya maupun
dari keluarga suaminya. Menurut istri klien,
klien merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara, semuanya laki-laki. Kedua orang
tua suaminya telah meninggal dunia.

 Istri klien mengatakan, 6 bulan sebelum masuk


rumah sakit, keadaan suaminya sudah mulai
mengkhawatirkan, klien terlihat sangat murung
dan sedih, kadang sering menangis meratapi
keadaannya.

Do :

Pada saat dikaji lebih lanjut, oleh perawat, pada


saat dikaji tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan klien mengatakan “ sejak ia di PHK

22
oleh perusahaannya, saya tidak bisa menghidupi
keluarganya sehingga istri harus bekerja dagang…
saya merasa sangat sedih” terlihat wajah ekspresi
wajah sedih, kontak mata kurang. Kemudian klien
berkata kembali “ saya adalah bapak yang tidak
berguna.. saya malu sama diri saya sendiri dan
oranglain” “saya malas bertemu dengan orang
lain.. karena saya malu dengan keadaan saya”

Ds : Isolasi Sosial

Istri klien mengatakan sejak suaminya di PHK, ia


berusaha membantu ekonomi keluarga dengan cara
menjual kelontongan dengan modal sisa tabungan
yang ada. Sedangkan suami klien hanya dirumah.
Istri klien mengatakan, 6 bulan sebelum masuk
rumah sakit, keadaan suaminya sudah mulai
mengkhawatirkan, klien terlihat sangat murung dan
sedih, kadang sering menangis meratapi
keadaannya

Do :
Pada saat dirumah sakit, perawat melakukan
pengkajian pada klien. Dari pemeriksaan fisik
diperoleh data : TD : 120/70 mmHg, N ; 85x/mnt,
RR ; 18x/mnt, S : 36 C. Tinggi badan : 160 cm,
Berat badan 55 kg. Klien terlihat ekspresi wajah
sedih, tidak bersemangat, kontak mata kurang pada
saat diajak komunikasi, suara pelan dan lambat,
dan tidak bisa memulai pembicaraan, kadang
menghindar dari interaksi.

Ds :
Koping individu tidak efektif

23
Do :

C. Pohon Masalah

Isolasi sosial Effect

Harga Diri Rendah Kronik Core Problem

Koping Individu Tidak


Causa
Efektif

D. Diagnosa Keperawatan

a) Gangguan k onsep diri : Harga Diri Rendah

b) Isolasi sosial

E. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Dx. Perencanaan


Tgl
dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
TUM : Setelah ….x interaksi, Bina hubungan saling
Gangguan Klien memiliki klien menunjukan percaya dengan
konsep diri : konsep diri yang ekspresi wajah menggunakan prinsip

24
positif bersahabat, menunjukan komunikasi terapeutik
Harga Diri TUK : rasa senang, ada kontak :
Rendah 1. Klien dapat mata, mau berjabat  Sapa klien dengan
membina tangan, mau ramah baik verbal
hubungan menyebutkan nama, mau maupun non
saling menjawab salam, klien verbal
percaya mau duduk berdampingan  Perkenalkan diri
dengan dengan perawat, mau dengan sopan
perawat mengutaran masalah yang  Tanyakan nama
dihadapi lengkap dan nama
panggilan yang
disukai klien
 Jelaskan tujuan
pertemuan
 Jujur dan
menepati janji
 Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
 Beri perhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat Setelah…x interaksi klien 1.1 diskusikan dengan
mengidentifik menyebutkan: klien tentang :
asi aspek  Aspel positif yang  Aspek positif
positif dan dimiliki klien yang dimiliki
kemampuan  Aspek positif keluarga klien, keluarga
yang dimiliki.  Aspek positif dan lingkungan
lingkungan  Kemampuan yang
dimiliki klien
1.2 bersama klien buat

25
daftar tentang :
 Aspek positif
klien, keluarga
dan lingkungan
 Kemampuan yang
dimiliki klien
2.3 beri pujian yang
realistk, hindarkan
memberi penilaian
negatif
3. Klien dapat Setelah…x interaksi klien 3.1 diskusikan dengan
menilai menyebutkan kemampuan klien kemampuan
kemampuan yang dapat dilaksanakan yang dapat
yang dimiliki dilaksanakan
untuk 3.2 Diskusikan
dilaksanakan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaannya
4. klien dapat Setelah…x interaksi klien 4.1 Rencanakan
merencanaka membuat rencana kegiatan bersama klien
n kegiatan harian aktivitas yang dapat
sesuai dengan dilakukan setiap hari
kemampuan sesuai dengan
yang dimiliki kemampuan klien
 Kegiatan mandiri
 Kegiatan dengan
bantuan
4.2 tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan kondisi klien
4.3 Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang dapat dilaku kan.

26
5. Klien dapat Setelah…x interaksi klien 5.1 Anjurkan klien
melakukan melakukan kegiatan sesuai untuk melaksanakan
kegiatan dengan jadwal yang dibuat kegiatan yang telah
sesuai dilaksanakan
rencana yang 5.2 Pantau kegiatan
telah dibuat yang dilaksanakan
klien
5.3 Beri pujian atas
usaha yang dilakukan
klien
5.4 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang
6. Klien dapat Setelah..x interaksi klien 6.1 Beri pendidikan
menfaatkan memanfaatkan sistem kesehatan pada
sistem pendukung yang ada keluarga tentang cara
pendukung dalam keluarga merawat klien dengan
yang ada harga diri rendah
6.2 Bantu klien
memberikan
dukungan selama
klien dirawat
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di rumah

F. Tindakan Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi


/ Jam
1. Membina hubungan S:-
Gangguan konsep diri : saling percaya dengan

27
menggunakan prinsip
Harga Diri Rendah komunikasi terapeutik : O:
a. Sapa klien dengan ramah Klien terlihat ekspresi
baik verbal maupun non wajah sedih, tidak
verbal bersemangat, kontak mata
b. Perkenalkan diri dengan kurang pada saat diajak
sopan komunikasi, suara pelan
c. Tanyakan nama lengkap dan lambat, dan tidak bisa
dan nama panggilan yang memulai pembicaraan,
disukai klien kadang menghindar dari
d. Jelaskan tujuan interaksi.
pertemuan
A : Ganguan konsep diri
e. Jujur dan menepati janji
belum teratasi, klien belum
f. Tunjukan sikap empati
bisa melakukan bina
dan menerima klien apa
hubungan saling percaya
adanya
g. Beri perhatian dan
P : Lanjutkan sp 1
perhatikan kebutuhan
dasar klien
2. Membina hubungan S : Klien mengatakan tidak
saling percaya dengan mau diganggu
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik : O:
a. Sapa klien dengan ramah  Tidak ada kontak mata
baik verbal maupun non saat diajak bicara
verbal  Ekspresi wajah datar
b. Perkenalkan diri dengan  Selalu menyendiri
sopan  Susah diajak bicara
c. Tanyakan nama lengkap  Menghindar saat diajak
dan nama panggilan yang bicara
disukai klien
d. Jelaskan tujuan A : Gangguan Konsep diri
pertemuan harga diri rendah

28
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati P : lanjutkan sp 1
dan menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
3. Membina hubungan S: klien mengatakan ingin
saling percaya dengan pulang
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik : O:
a. Sapa klien dengan ramah  Tidak ada kontak mata
baik verbal maupun non saat diajak bicara
verbal  Espresi wajah datar
b. Perkenalkan diri dengan  Selalu menyendiri
sopan  Susah diajak bicara
c. Tanyakan nama lengkap  Menghindar saat diajak
dan nama panggilan yang bicara
disukai klien
d. Jelaskan tujuan A : Gangguan Konsep diri
pertemuan harga diri rendah
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati P : lanjutkan sp 2
dan menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
2. Mendiskusikan dengan
klien kemampuan yang
dapat dilaksanakan
3. Memdiskusikan
kemampuan yang dapat
dilanjutkan

29
pelaksanaannya

G. Strategi Komunikasi ( SP ) Berdasarkan Pertemuan

Diagnose Keperawatan Pasien Keluarga


Harga Diri Rendah SP1 SP 1
1. mengidentifikasi 1. Mendiskusikan masalah
kemampuan dan aspek yang dirasakan
positif keluarga dlm merawat
yang dimiliki pasien pasien
2. Membantu pasien 2. Menjelaskan pengertian,
menilai kemampuan tanda dan gejala HDR
pasien yang masih dapat yang dialami pasien
digunakan beserta proses terjadinya
3. Membantu pasien 3. Menjelaskan
memilih kegiatan yang cara2 merawat pasien
akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian
yang wajar terhadap
keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam JKH
SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi jadual 1. Melatih keluarga
kegiatan harian mempraktekkan cara
2. Melatih kemampuan merawat
kedua pasien HDR
3. Menganjurkan pasien 2. Melatih keluarga
memasukkan dalam melakukan cara merawat

30
jadual kegiatan harian langsung kepada pasien
HDR
SP 3
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum
obat
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan
seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan perawatan
diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara,
lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah

31
Daftar Pustaka

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011.Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik


Klinik.Yogyakarta.Graha Ilmu
Lp Asuhan Keperawatan Jiwa Harga diri rendah

32

Anda mungkin juga menyukai