Disusun oleh :
Kelompok 3
Annisa Fitriani P07120421046
Ihza Nisri Narti P07120421061
M. Hadi Purnomo P07120421072
Nur Syahira Safika P07120421076
Santi Amalisa P07120421084
Sopiyana P07120421085
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan untuk kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa
makalah yang berjudul “HARGA DIRI RENDAH (HDR)” . Tanpa rahmat dan
karunia-Nya, kami tentu tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu dosen pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa yaitu ibu Desty Emilyani, M.Kep. yang telah memberikan
kesempatan serta bimbingan kepada kami dalam menyusun makalah ini. Tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih untuk beberapa pihak yang telahmembantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mohon maaf dan sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun untukpenyusunan makalah yang lebih baik
lagi. Kami berharap dengan disusunnya makalah ini, pembaca dapat mengambil
manfaat dan kegunaan untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam proses
pembelajaran.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I – PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................................3
BAB II – PEMBAHASAN .......................................................................................4
I. Konsep Teori Defisit Perawatan Diri ................................................................4
A. Definisi Harga Diri Rendah .............................................................................6
B. Etiologi Harga Diri Rendah .............................................................................6
C. Proses Terbentuknya Harga Diri Rendah ........................................................7
D. Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah .............................................7
E. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah .............................................................8
F. Rentang respon Konsep Harga Diri Rendah ...................................................9
G. Konsekuensi dari Harga Diri Rendah. ............................................................ 10
H. Mekanisme Koping ......................................................................................... 11
I. Penatalaksanaan Harga Diri Rendah ............................................................... 11
II. Konsep Asuhan Keperawatan ...........................................................................13
A. Pengkajiam Keperawatan ................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................13
C. Intervensi Keperawatan ...................................................................................14
D. Implementasi Keperawatan .............................................................................17
E. Evaluasi Keperawatan .....................................................................................19
BAB III – PENUTUP ...............................................................................................21
A. Kesimpulan ..........................................................................................................21
B. Saran .....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23
LAMPIRAN ............................................................................................................. 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
gangguan kesehatan jiwa didunia.
Hal Ini ditunjukkan dengan data yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan RI tahun 2000: Rata-rata 40 dari 100.000 orang di Indonesia
melakukan bunuh diri, sementara rata-rata dunia menunjukkan 15,1 dari
100.000 orang. Rata-rata orang bunuh diri di Indonesia adalah 136 orang per-
hari atau 48.000 orang bunuh diri per tahun, Satu dari empat orang di Indonesia
mengalami gangguan kesehatan jiwa, Penderita gangguan jiwa di Indonesia,
hanya 0,5 % saja yang dirawat di rs jiwa
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Biasanya harga diri sangat
rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan
bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah, Harga diri
tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima
oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan
interpersonal yang buruk dan resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
a. Faktor Predisposisi
9
1. Biologi
Faktor herediter (keturunan) faktor ini berfokus kepada riwayat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan, dan juga
memiliki riwayat penyakit kronis atau trauma kepala yang merupakan
salah satu penyebab gangguan jiwa.
2. Psikologis
Masalah psikologis yang akan menyebabkan harga diri rendah
adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, adanya komponen
penolakan dari lingkungan sekitar dan oleh karena itu orang-orang
terdekatnya, masih berupa harapan yang kurang memuaskan, kurang
sesuai atau tidak masuk akal. Kurangnya rasa tanggung jawab yang
disebabkan oleh kegagalan yang berulang dan memiliki
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap orang faktor lain lain
merupakan yang menyebabkan gangguan kejiwaan. Selain itu pasien
dengan harga diri rendah memiliki penilaian terhadap yang selalu
gambaran negatif dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang
terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor Presipitasi
1) Tanda (Objektif)
a) tidak ingin melakukan hal baru
b) Kepala ke bawah saat berjalan
c) Postur tubuh yang lebih rendah
2) Gejala (Subjektif)
a) Penilaian individu yang bersifat negatif (misalnya merasa tidak
ada guna nya bagi orang lain, merasa tidak berdaya).
b) Berfikir bahwa individu salah dan merasa malu.
c) Berfikir bahwa semua hal tidak mampu untuk dilakukan
d) Merendahkan kekuatan untuk menyelesaikan sebuah persoalan
e) berfikir bahwa individu tidak memiliki kemampuan dan kekuatan
yang positif
f) Penilaian negatif yang hiperbola terhadap individu
g) Menolak penilaian yang positif
1) Tanda (Objektif)
a) Kontak mata yang buruk
b) Malas dan tidak bersemangat
c) Bicaralah secara bertahap dan pelan
d) Pasif
e) Perilaku tidak tegas
f) Mencari dukungan secara berlebihan
g) tergantung orang lain pada anggapan
h) Sulit untuk membentuk pilihan
2) Gejala (Subjektif)
a) Berfikir bahwa kesulitan untuk berkonsentrasi
b) Merasa kesulitan untuk istirahat
c) Mengekspresikan rasa putus asa
11
Rentang respon Konsep Diri menurut (Stuart, 2007)
➢ Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:
a. Aktualisasi diri Pernyataan diri pasangan tentang konsep diri
positif terhadap dasar pertemuan asli yang bermanfaat dan
memuaskan orang dapat menghargai kapasitas mereka.
b. Konsep diri positif jika individu mengandung pengalaman positif
dalam aktualisasi diri dan tanggap terhadap hal- hal positif dan
negatif tentang dirinya. Individu dapat mengidentifikasi
kemampuan dan kelemahannya secara jujur dalam menilai suatu
masalah. Individu berpikir positif dan realistis.
12
Harga diri rendah menyebabkan perasaan kekosongan dan dalam
beberapa kasus menyebabkan kesengsaraan, kegelisahan. Harga diri dan
pertemuan hidup yang mengecewakan berpotensi memicu perenungan dan
perilaku yang merusak diri sendiri. Sentimen keraguan diri terbentuk di
tengah konsep diri yang melarat.
Lebih tepatnya banyak berkewajiban untuk harga diri, saran dari
harga diri ini bisa berubah, Salah satu dampak negatif dari tidak memiliki
kemampuan untuk merasa diri cukup terpuji untuk mendorong apa yang
Anda butuhkan. Hingga pada akhirnya, mereka akan memisahkan diri dari
lingkungan dan berkumpul. Individu dengan harga diri yang rendah
cenderung menarik diri, pendiam dan menjaga jarak strategis dari kawanan.
Harga diri secara teratur terancam segregasi sosial, penarikan diri dan
perilaku biadab (Perry, 2012).
a. Penatalaksanaan Medis
13
1) Klorpromazin (CPZ)
Indikasi: untuk gangguan psikosis, untuk lebih serius
dalam kapasitas untuk melihat kenyataan mengganggu melamun,
kesadaran visualisasi, diri, perasaan jengkel dan perilaku yang
tidak biasa, tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan
aktivitas terjadwal. Efek samping: sedasi, gangguan otonom dan
endokrin.
2) Haloperidol (HPL)
Indikasi: solid dalam kapasitas untuk mensurvei realitas
dalam kapasitas dan kapasitas yang tidak memihak dalam
kehidupan sehari- hari. Efek samping: sedasi, gangguan otonom
dan endokrin.
3) Trihexyphenidyl (THP)
Indikasi: segala macam infeksi Parkinson, termasuk post-
ensefalitis dan idiopatik. Dampak samping: sangat sensitif
terhadap trihexyphenidyl, psikosis ekstrim, psikoneurosis
gastrointestinal dan gangguan.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Terapi Perilaku
Terapi perilaku bertujuan untuk Тыар реали CEFECCER
mengarahkan pasien untuk meningkatkan fungsi kemandirian.
Terapi perilaku menggunakan dua bentuk, yaitu: Social Learning
Training yang bertujuan membantu pasien dengan harga diri
rendah untuk mempelajari perilaku- perilaku yang sesuai.
Sedangkan untuk bentuk kedua, yaitu: Social Skills Training
yang bertujuan untuk melatih pasien dengan harga diri rendah.
2) Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi
lagidengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri
lagikarena jika klien menarik diri, klien dapat membentuk
kebiasaan yang buruk lagi.
14
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
b. Factor presdiposisi
- Penolakan orang tua yang tidak realistis
- Kegagalan berulang kali
- Kurang mempunyai tanggung jawab personal
- Ketergantungan pada orang lain
- Ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009)
c. Factor presipitasi
- Hilangnya sebagian anggota tubuh
- Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
- Mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2009)
d. Konsep diri
- Gambaran diri: persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan
bagian yang disukai.
- Ideal diri; persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu.
- Harga diri: penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis sebagai seberapa perilaku dirinya dengan ideal
diri.
- Identitas: prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan
individu.
- Peran: serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
social.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data di atas yang di dapat melalui observasi, wawancara
atau pemeriksaan fisik yang bahkan diperoleh melalui sumber sekunder,
perawat dapat menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien yaitu
Gangguan Konsep diri :Harga Diri Rendah.
15
C. Intervensi Keperawatan
h. Beri perhatian
pada klien
1.2 Beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya
tentang penyakit
yang dideritanya
1.3 Sediakan
waktu untuk
mendengarkan
klien
1.4 Katakan pada
klien bahwa ia
adalah seorang
yang berharga dan
bertanggung
jawab serta
mampu menolong
dirinya sendiri
2.1 Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimilik klien dan
beri
pujian/reinforcem
ent atas
kemampuan
mengungkapkan
perasaannya.
2.2 Saat bertemu
klien, hindarkan
memberi penilaian
negati. Utamakan
memben pujian
yang realistis
Tujuan Kriteria evaluasi 3.1 Diskusikan Peningkatan
khusus 3: • Kebutuh kemampuan klien kemampaan
Klien dapat an klien yang masih dapat mendorong
menilai terpenuhi digunakan selama klien untuk
kemampuan sakit. mandin
yang • Klien 3.2 Diskusikan
digunakan dapat juga kemampuan
yang dapat
melakuk
dilanjutkan
an penggunaan di
17
aktivitas rumah sakit dan di
terarah rumah nanti
19
D. Implementasi Keperawatan
Petunjuk Pengisian:
1. Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan
instrument penilaian kinerja (No 04.01.01)
2. Nilai tiap penilaian kinerja dimasukkan ke table pada baris nilai SP.
No Kemampuan Tanggal
A. Pasien
SP 1
1. Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
yang dimiliki pasien.
2. membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan.
3. Membantu pasien
memiliki kegiatan yang
akan dilatih sesuai
dengan kemampuan
pasien.
4. Melatih pasien sesuai
dengan kemampuan yang
dipilih.
5. Memberikan pujian yang
wajar terhadap
keberhasilan pasien.
6. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
Nilai SP 1 p
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien.
2. Melatih kemampuan
kedua.
3. Menganjurkan pasien
20
memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
Nilai SP II p
B. Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah
yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan pengertian,
tanda dan gejala harga
diri rendah yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya.
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien harga diri
rendah.
Nilai SP 1 k
SP II k
1. Melatih keluarga
mempraktikkan cara
merawat pasien dengan
harga diri rendah.
2. Melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
harga diri rendah.
Nilai SP 1I k
SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk
minum obat.
2. Menjelaskan follow up
pasien
Nilai SP 1II k
Total nilai SP p + SP k
Rata-rata
21
E. Evaluasi Keperawatan
Petunjuk Pengisian:
1. Beri tanda (√) jika pasien mampu melakukan kemampuan di bawah
ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervise.
Kemampuan Tanggal
NO
A. Pasien
SP 1
1. Menyebutkan
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
2. Menilai kemampuan
yang masih dapat
digunakan.
3. Memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai
dengan kemampuan yang
dimiliki.
4. Melatih kemampuan
yang telah dipilih.
5. Melaksanakan
kemampuan yang telah
dilatih.
6. Melakukan kegiatan
sesuai jadwal.
B. Keluarga
1. Menjelaskan pengertian
dan tanda-tanda orang
dengan harga diri rendah.
2. Menyebutkan tig acara
merawat pasien harga diri
rendah (memberikan
pujian, menyediakan
fasilitas untuk pasien,
dan melatih pasien
melakukan kemampuan).
22
3. Mampu mempraktikan
cara merawat pasien.
4. Melakukan follow up
sesuai rujukan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Jadi saran kami adalah yang pertama untuk Pihak RS adalah untuk tetap
selalu mengembangkan dan memberikan komunikasi terapeutik sebagai
masukan tindakan keperawatan mandiri untuk menangani Harga diri rendah,
Dan untuk Pihak klien dan pihak keluarga untuk diharapkan ikut serta dalam
upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan yang masih
dimiliki oleh klien tersebut dengan itu Mungkin Akan membuat klien akan lebih
cepat membaik dan kembali sehat serta Membuat klien tersebut lebih Bisa
berfikir positif akan dirinya sendiri dan menghilangkan sifat Psimis terhadap
dirinya sendiri.
untuk Kita semua yaitu Jangan pernah Menganggap serta meremehkan
Sebuah Hasil ataupun kemampuan dari orang lain, jika hal tersebut terus
24
terjadi, dan selalu diterima oleh seseorang tersebut, maka bisa saja masalah
harga diri rendah akan timbul dan juga bisa membuat seseorang itu merasa
akan dirinya tidak berguna, dan tidak bisa diandalkan, karena ini juga salah
satu penyebab dari masalah harga diri rendah terhadap dirinya sendiri muncul.
25
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
Role Play Asuhan Keperawatan pada pasien pasca amputasi tangan kiri dan dengan
diagnosa keperawatan Harga Diri Rendah
KASUS
Tn. Hadi usia 48 tahun adalah seorang pengusaha tahu. Bapak Hadi senang sekali melukis.
Bapak Hadi memiliki satu orang istri bernama Sopy (47 th) dan satu orang anak bernama Ihza (20
th). Bapak Hadi mengalami kecelakaan kendaraan bermotor saat bekerja. Oleh keluarganya klien
dibawa ke rumah sakit.
Karena kondisi kaki kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup
parah maka kaki kanannya harus diamputasi. Namun, karena kondisi klien saat ini,klien sangat
malu dengan keadaan sekarang.klien merasa tidak berguna lagi.
Ketika perawat mengkaji keadaannya, klien mengatakan merasa tidak berguna lagi bagi
keluarganya, klien mengatakan hanya sebagai beban saja dalam keluarga, klien mengatakan
merasa gagal sebagai kepala rumah tangga karena sudah tidak bisa bekerja untuk menafkahi
keluarganya seperti biasanya. Klien mengatakan malu dengan kakinya yang sekarang. Klien sering
terlihat menyendiri. Klien tampak sering menunduk. Klien tidak mau melihat kakinya dan tidak
mau menunjukkan kaki kanannya yang diamputasi kepada siapapun.
Perawat pun memberikan intervensi keperawatan untuk menanganmi kasus HDR yang
dialami oleh bapak Hadi.
25
SP 1 klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien memilih atau
menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Melatih kemampuan/tindakan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian.
1. Fase Orientasi
Perawat 1 : “Selamat pagi pak bagaimana keadaan bapak pagi ini?”
Perawat 1 : “Perkenalkan saya perawat syahira dan ini rekan saya perawat Annisa. Kami
Pasien : oh iya
Perawat 1 :“bagaimana kalau kita bicara tentang kegiatan apa yang disukai bapak lakukan
dirumah ? setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih bapak bisa
lakukan dirumah sakit. Setelah kita nilai.kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih.
Anak Pasien :”Iya sus apakah boleh saya tetap menemani bapak saya disini”
Perawat 1 : “Tentu saja boleh deq.Bapak mau mengobrol dimana?” bagaimana kalau 20
menit. Dari jam 09.00 sampai jam 09.20 wib ?
Perawat 1 :“nah, Tujuannya agar bapak dapat melatih kemampuan kegiatan yang bapak
Miliki.
26
Pasien : “oh iya”
Perawat 1 : “Setelah itu kita juga akan melatih bapak untuk berjalan dengan menggunakan
2. Fase kerja
Perawat 1 : “Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki dan biasa bapak dirumah?
Perawat :”Bapak dari daftar kegiatan ini,mana yang masih bisa bapat dapat lakukan?
bagaimana yang pertama ? apakah kegiatan yang pertama masih bisa bapak
Perawat 1 “: "kalau begitu, Sekarang coba bapak pilih kegiatan yang masih bisa bapak
Perawat 1 :” Wahyang nomor satu ya pak bapak akan melukis ? mari nanti kita akan
melukis ya pak".
Perawat 1 :"Sekarang kita akan mulai melukisnya ya pak Saya siapkan dulu kanvas,pallet
dan cat lukisnya ya pak, baiklah kita mulai ya pak. Bagus sekali lukisan bapak
27
ini."
3. Fase terminasi
Anak Pasien :”Iya sus lukisan bapak saya memang selalu bagus dan menakjubkan”
Pasien : saya senang suster, karena dalam keadaan seperti ini saya masih bisa melukis.
Perawat 1 : coba dong Bapak tunjukkan dengan suster Bapak mulai darimana tadi
melukisnya?
Pasien “: pertama gambar rumahnya dulu lau pohonya dan begitu seterusnya”
Perawat 2 :”naaahh. . sekarang bapak Hadi memiliki kegiatan yang bisa Bapak lakukan
selama dirumah sakit ini ya... jadi, kalau tidak ada perawat bapak bisa melukis
kapan pun yang Bapak Hadi mau...
Perawat 2 : “Bagaimana kalau kita masukkan kedalam jadwal harian bapak ya pak, mau
Pasien : “baik suster. Saya senang pagi aja deh sus melukisnya..”
28
Perawat 2 ;“Nah. Bapak Hadi bagaimana kalau Besok pagi kita ketemu lagi Pa? Besok
kami kesini untuk melatih bapak berjalan dengan Menggunakan tongkat bantu
Pasien :”Disini aja ya sus. Siang aja deh sus habis saya melukis ya, jam 12..
Perawat 2 : “baik Pak, besok kami akan kesini lagi untuk melatih bapak berjalan
menggunakan alat bantu jalan, jam 12 disini ya Pak. Sekarang bapak bisa
perkembangan Motorik maupun sensorik pasien atas nama Tn.Hadi sudah jauh
lebih membaik.”
Dokter :”Pasien atas nama Tn.Hadi itu yang mengalami amputasi pada tangan kiri itu
Bukan?”
29
berkomunikasi untuk mencoba aktivitas melukis untuk mengembalikan
kepercayaan dirinya.”
Dokter :”Jika memang perkembangan pasien nya semakin membaik setelah kalian
melakukan Tindakan tersebut maka untuk hari berikutnya bisa lebih diasah lagi
bagaimana?”
Dokter :”Untuk terapi pemberian obat terbarunya nanti akan sy berikan setelah saya
memantau konisi pasien secara langsung.Jadi untuk saat ini silahkan berikan
seperti yang sudah sy berikan tadi kemarin dan untuk kepulangannya kita
SP 2 Klien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain sesuai dengan kemampuan pasien.
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat 2 :“Assalamualaikum. Selamat pagi pak Hadi, bagaimana perasaan bapak pagi
ini?
b. Evaluasi Validasi
30
Perawat 2 :“Bagaimana pak, apakah bapak Hadi masih ingat pertemuan kita Kemarin?”
Perawat :“Iya bagus sekali Pak Hadi masih ingat, Nah, Bagaimana pak, sudah bisa membuat
berapa lukisan pak?”
c. Kontrak
Pasien :Suster mau ngajarin saya berjalan pakai alat bantu jalan kan sus
Perawat 2 :iya bapak Hadi benar sekali .... nah pak. Sekarang kita akan melatih bapak untuk
belajar berjalan menggunakan tongkat bantu jalan pak.sesuai dengan janji kita
kemarin. Waktunya sekitar 40menit pak. Kita akan latihan disini saja ya Pak.”
1. Fase Kerja
Perawat 2 : “Pak Hadi, sebelum kita melatih bapak untuk berjalan di tongkat bantu jalan
kita akan melatih bapak untuk berdiri menggunakan tongkat bantu jalan dulu
sebelumnya,, tujuannya agar bapak terbiasa dengan tongkat jalan ini setelah itu baru
kita bisa melatih bapak untuk berjalan menggunakan ini.”
Perawat 2 :“Ya pak gunakan tongkat bantu jalan ini.kami akan membantu bapak untuk
Melakukannya pak.”
31
Pasien :”baik sus”
Perawat 2 : “Iya pak bagus pak, sekarang taruh penyangga tongkat bagian atasnya di ketiak
Pasien : “(melakukan).”
Perawat 2 : “Iya bagus. Bagus pak Hadi, sepertinya bapak sudah bisa berdiri
Perawat 2 : “Sekarang kita akan melatih bapak untuk berjalan dengan tongkat alat bantu
Giliran Bapak.”
Perawat 2 : “Pegang yang kuat ya pak penopangnya, bapak bisa latih melangkah sedikit-
demi sedikit dengan kaki kiri. Iya bagus pak!. Nah sekarang tongkat sebelah
kanan pak.melangkah maju sedikit demi sedikit saja pak. Iya pak bagus sekali
Pak Hadi.”
• 30 menit kemudian setelah diajari oleh perawat cara memakai alat bantu jalan, bapak Hadi
mulai bisa sedikit-sedikit menggunakan alat bantu jalan
3. Fase Terminasi
Perawat 2 : "Bagus sekali pak Hadi, sekarang bagaimana perasaan bapak setelah
Pasien : "saya senang sekali suster, saya nanti ingin belajar lagi supaya lebih
mahir."
32
Perawat 2 :"nah sekarang Coba bapak sebutkan bagaimana langkah-langkah saat
c : "(menjelaskan).”
Perawat 2 : "Bagaimana kalau kita masukkan ke dalam jadwal latihan ya pak? Mau
Perawat 2 :"Besok pagi kita akan melatih kemampuan bapak yang lainnya ya
Dokter :”Baik pa khadi sebelumnya saya dokter yang bekerja disini nama saya
Dokter :”Iya bapak nanti sesampainya dirumah jangan murung lagi seperti
kemarim yaa.dan untuk suster tolong buatkan jadwal kegiatan
selama proses pemulihan dan jelaskan kepada Pasien”.
33
Dokter :”Kalau begitu saya pamit yaa”
pasien dirumah,menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah.
menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah menjelaskan pada keluarga
agar sering melatih klien untuk berjalan menggunakan tongkat bantu jalan,memberi
kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat.
1. Orientasi:
Yang Bertugas diruang merak ini.. nama ibu siapa? Apakah benar ibu
Perawat 1 : "baik ibu Sopy bagaimana kalua pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara
Istri : "Iya.”
Perawat 1 : "Berapa lama waktu ibu bisa? 20menit? Baik mari duduk diruangan
Wawancara. “
2. Kerja
Perawat 1 : “apa yang ibu ketahui tentang masalah dari bapak Hadi.”
Istri : "setahu saya dia tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri
34
saat di rumah.”
Perawat 1 : "Saat dirumah “ya memang benar sekali ibu Sopy itu memang terlihat tidak
percaya diri dan Sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya bapak Hadi
sering sekali mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagi bagi keluarga ini
dan sering menyalahkan diri sendiri. Bapak Hadi memiliki masalah dengan
harga diri rendah yang tandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu
negatif terhadap masalah yang berat lagi, misalkan bapak taisir menjadi malu
kepada orang lain,dan memilih menyendiri.”
Perawat 1 : “Sampai disini apakah bapak/ibu sudah mengerti apa yang dimaksud
Perawat 1 : “bagus sekali ibu Sopy.Selain itu,agar bapak syahrul bisa kembali herjalan
kita bisa melatih bapak dengan latihan berjalan dengan tongkat bantu jalan.
Kegiatan ini bisa membantu bapak Hadi untuk mengembalikan harga dirinya.
Maka dari itu kita memerlukan pelatihan yang baik untuk bapak Hadi.”
Perawat 1 : “bapak Hadi telah berlatih bersama kami untuk berjalan dengan tongkat
bantu jalan, serta telah dibuat jadwal untuk berlatih melakukannya. Untuk itu
ibu dapat mengingatkan bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai
jadwal. Tolong bantu untuk menyiapkan alat-alatnya ya bu. Dan jangan lupa
memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda
cek list pada jadwal yang kegiatannya.
Perawat 1 : “Selain itu bila bapak Hadi sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit,ibu
35
Tetap memantau perkembangan bapak Hadi, jika masalah harga dirinya
Kembali muncul dan tidak tertangani lagi,ibu dapat membawa bapak ke
rumah Sakit ini.”
ke bapak Hadi.”
Perawat 1 : “Temui dan tanyakan kegiatan yang Sudah dia lakukan berikan pujian
yang Mengatakan : bagus sekali bapak Hadi, kamu sudah semakin terampil
Berjalan menggunakan tongkat bantu jalan”.
3. Terminasi
Perawat 1 : “bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?”
Istri : “saya merasa senang dengan percakapan ini saya nanti bisa merawat
Perawal 1 :“dapatkah ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi dan bapak Hadi
Istri : “sumi saya memiliki masalah dengan harga diri rendah yang tandai
Perawat 1 : “bagus sekali ibu dapat menjelaskan dengan baik,nah setiap kali ibu
36
kemari Lakukan seperti itu. Nanti jika sudah kembali ke rumah juga
demikian.”
Perawat 1 :“bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
1. Orientasi
Perawat 2 :“Karena hari ini bapak Hadi sudah boleh pulang maka kita akan
Perawat 2 :“berapa lama ibu ada waktu ? mari kita bicarakan di teras lorong”
3. Kerja
Perawat 2 : “ibu ini jadwal kegiatan bapak Hadi selama dirumah sakit. Coba
37
Perawat 2 : “hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh bapak syahrul selama dirumah. Misalnya jika hapak taisir
terus menerus menyalahkan diri sendiri dan selalu berfikiran negatif
terhadap dirinya sendiri, menolak minum obatnya atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
perawat klien di rumah sakit terdekat dari rumah ibu ini nomor telepon
rumah sakit ini 021- 8682xxx
Istri : “baik.”
4. Terminasi
Perawat 2 : “bagaimana ibu ? Ada perkembangan yang belum jelas ? Ini jadwal
kegiatan harian bapak taisir untuk dibawa pulang. Jangan lupa kontrol ke
rumah sakit sebelum obatnya habis atau jika ada gejala yang tampak.
Nah.sekarang silahkan ibu rizka selesaikan administrasinya di kantor
pelayanan kesehatan.”
Istri : “ tidak. Semuanya sudah jelas. Iya suster terima kasih atas semuanya,
saya permisi dulu untuk kekantor pelayanan kesehatan.”
Perawat 2 : “iya buu.”
38