Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“HARGA DIRI RENDAH (HDR)”


Dosen Pengampu : Desty Emilyani, M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 3
Annisa Fitriani P07120421046
Ihza Nisri Narti P07120421061
M. Hadi Purnomo P07120421072
Nur Syahira Safika P07120421076
Santi Amalisa P07120421084
Sopiyana P07120421085

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan untuk kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa
makalah yang berjudul “HARGA DIRI RENDAH (HDR)” . Tanpa rahmat dan
karunia-Nya, kami tentu tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu dosen pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa yaitu ibu Desty Emilyani, M.Kep. yang telah memberikan
kesempatan serta bimbingan kepada kami dalam menyusun makalah ini. Tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih untuk beberapa pihak yang telahmembantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami tentu menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Untuk itu, kami mohon maaf dan sangat mengharapkan
kritik serta saran yang membangun untukpenyusunan makalah yang lebih baik
lagi. Kami berharap dengan disusunnya makalah ini, pembaca dapat mengambil
manfaat dan kegunaan untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam proses
pembelajaran.

Rabu, 13 April 2023


Hormat Kami,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I – PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................................3
BAB II – PEMBAHASAN .......................................................................................4
I. Konsep Teori Defisit Perawatan Diri ................................................................4
A. Definisi Harga Diri Rendah .............................................................................6
B. Etiologi Harga Diri Rendah .............................................................................6
C. Proses Terbentuknya Harga Diri Rendah ........................................................7
D. Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah .............................................7
E. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah .............................................................8
F. Rentang respon Konsep Harga Diri Rendah ...................................................9
G. Konsekuensi dari Harga Diri Rendah. ............................................................ 10
H. Mekanisme Koping ......................................................................................... 11
I. Penatalaksanaan Harga Diri Rendah ............................................................... 11
II. Konsep Asuhan Keperawatan ...........................................................................13
A. Pengkajiam Keperawatan ................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................13
C. Intervensi Keperawatan ...................................................................................14
D. Implementasi Keperawatan .............................................................................17
E. Evaluasi Keperawatan .....................................................................................19
BAB III – PENUTUP ...............................................................................................21
A. Kesimpulan ..........................................................................................................21
B. Saran .....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23
LAMPIRAN ............................................................................................................. 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk


meningkatkan dan memepertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi
utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk
meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas). Keperawatan
jiwa adalah pelayanan keperawatan professional didasarkan pada ilmu perilaku,
ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon
psikososial yang maladaptive yang disebabkan oleh gangguan bio-psikososial
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi
terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa).
Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang
dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Harga diri
rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep diri,
dimana perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan
dalam waktu yang cukup lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi
diri yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak tertolong. tidak
ada harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah
dan tidak adekuat. Harga diri rendah kronik merupakan suatu komponen utama
dari depresi yang ditunjukkan dengan perilaku sebagai hukum dan tidak
mempunyai rasa (Stuart dan Laraia, 2001).
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah.
Setiap individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan
masalahnya, tapi jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan
masalahnya sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Temyata
dampaknya mampa menimbulkan dampak sangat besar dan berpengaruh
terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul.
Hasil survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2000 menyatakan
4
tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di Indonesia tinggi dan di atas rata-rata

5
gangguan kesehatan jiwa didunia.
Hal Ini ditunjukkan dengan data yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan RI tahun 2000: Rata-rata 40 dari 100.000 orang di Indonesia
melakukan bunuh diri, sementara rata-rata dunia menunjukkan 15,1 dari
100.000 orang. Rata-rata orang bunuh diri di Indonesia adalah 136 orang per-
hari atau 48.000 orang bunuh diri per tahun, Satu dari empat orang di Indonesia
mengalami gangguan kesehatan jiwa, Penderita gangguan jiwa di Indonesia,
hanya 0,5 % saja yang dirawat di rs jiwa
Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Biasanya harga diri sangat
rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan
bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah, Harga diri
tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima
oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan
interpersonal yang buruk dan resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Harga Diri Rendah?


2. Apa saja Etiologi Harga Diri Rendah?
3. Bagaimana Proses Terbentuknya Harga Diri Rendah?
4. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah?
5. Apa saja Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah?
6. Bagaimana Rentang respon Konsep Harga Diri Rendah ?
7. Apa saja Konsekuensi dari Harga Diri Rendah?
8. Bagaimana Mekanisme Koping Harga Diri Rendah?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Harga Diri Rendah?
10. Bagaimana konsep askep pada pasien jiwa dengan Harga Diri Rendah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Harga Diri Rendah.


2. Untuk mengetahui Etiologi Harga Diri Rendah
6
3. Untuk mengetahui Proses Terbentuknya Harga Diri Rendah
4. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah
5. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
6. Untuk mengetahui Rentang respon Konsep Harga Diri Rendah
7. Untuk mengetahui Konsekuensi dari Harga Diri Rendah
8. Untuk mengetahui Mekanisme Koping Harga Diri Rendah
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Harga Diri Rendah

7
BAB II
PEMBAHASAN

I. Konsep Teori Harga Diri Rendah


A. Definisi Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah suatu kondisi individu yang selalu


menganggap dirinya tidak mampu dalam melakukan suatu hal, menganggap
dirinya tidak berharga dan tidak mampu bertanggung jawab atas kehidupan
yang sedang dijalani (Nurhalimah, 2016).
Harga diri rendah adalah keadaan dimana seseorang merasa tidak
berharga, merasa tidak berguna dan rendah diri dalam waktu yang cukup
lama dan berkepanjangan akibat dari perspektif negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri yang dimiliki (Yosep, 2015 dalam Sutinah, 2017).
Pendapat lain juga dikemukakan bahwa harga diri rendah
merupakan munculnya perasaan negatif setelah individu mengevaluasi diri
sendiri hingga individu tersebut merasa bahwa kemampuan yang
dimilikinya tidak berarti, bahkan sampai dengan keadaan ketidakmampuan
yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dan terus berlanjut (PPNI,
2016).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah
di mana penilaian yang dimiliki individu tentang diri mereka sendiri dan
kemampuan mereka berubah, yang membuat mereka kehilangan
kepercayaan diri karena evaluasi negatif jangka panjang diakibatkan karena
mereka merasa telah gagal dalam mewujudkan keinginan mereka.

B. Etiologi Harga Diri Rendah

PPNI (2016) menyatakan penyebab dari harga diri rendah adalah:


1. Pengalaman trauma di masa lalu
2. Selalu tidak berhasil ketika melakukan sesuatu
3. Jarang dihargai oleh orang lain
4. Tidak mampu menyelesaikan masalah yang sifatnya berduka
5. Memiliki masalah pada emosional
6. Tidak mampu menyesuaikan budaya
8
C. Proses Terbentuknya Harga Diri Rendah

Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari


harga diri rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga
terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan
tentang prilaku klien sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang
selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri
rendah.Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa
gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri
karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri
rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau
justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan
mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.Psikodinamika
terjadinya Harga Diri Rendah dapat dijelaskan pada

➢ gambar 1.1 berikut ini :

D. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah

a. Faktor Predisposisi

9
1. Biologi
Faktor herediter (keturunan) faktor ini berfokus kepada riwayat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan, dan juga
memiliki riwayat penyakit kronis atau trauma kepala yang merupakan
salah satu penyebab gangguan jiwa.

2. Psikologis
Masalah psikologis yang akan menyebabkan harga diri rendah
adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, adanya komponen
penolakan dari lingkungan sekitar dan oleh karena itu orang-orang
terdekatnya, masih berupa harapan yang kurang memuaskan, kurang
sesuai atau tidak masuk akal. Kurangnya rasa tanggung jawab yang
disebabkan oleh kegagalan yang berulang dan memiliki
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap orang faktor lain lain
merupakan yang menyebabkan gangguan kejiwaan. Selain itu pasien
dengan harga diri rendah memiliki penilaian terhadap yang selalu
gambaran negatif dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang
terganggu, ideal diri yang tidak realistis.

3. Faktor Sosial Budaya


Harga diri rendah dapat timbul karena pengaruh sosial budaya
yang disebabkan oleh penilaian negatif yang selalu datang dari
lingkungan terhadap klien, pendidikan dan ekonomi rendah serta ada
penolakan lingkungan pada saat klien masih usia dini.

b. Faktor Presipitasi

1. Sejarah cedera seperti pelanggaran seks dan pertemuan mental yang


tidak menarik, melihat kejadian yang mengancam jiwa, menjadi
pelaku, korban atau saksi dari perilaku kasar.

2. Tekanan bagian: Tekanan bagian sering disebabkan oleh:

a. Gerakan bagian formatif: menstandarkan perubahan yang


berkaitan perkembangan seperti perpindahan dari masa kanak-
kanak ke masa remaja.
b. Gerakan bagian situasional: terjadi dengan perluasan atau
kemalangan koneksi melalui kelahiran atau kematian.

c. Perpindahan bagian sehat sakit: adalah akibat perpindahan dari


sehat ke sakit. Gerakan ini akan diaktifkan antara lain karena
kemalangan bagian tubuh, perubahan perkiraan tubuh, bentuk,
penampilan atau pekerjaan atau perubahan fisik yang terkait
dengan perkembangan dan kemajuan yang khas, metode terapeutik
dan keperawatan (Nurhalimah, 2016).

E. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah


Selalu mengungkapkan hal-hal negatif tentang dirinya merupakan salah
10
satu gejala rendahnya harga diri. Selain itu, menurut PPNI (2016), tanda dan
gejala harga diri rendah diperoleh dari data objektif dan subjektif.

a. Tanda dan Gejala Utama

1) Tanda (Objektif)
a) tidak ingin melakukan hal baru
b) Kepala ke bawah saat berjalan
c) Postur tubuh yang lebih rendah

2) Gejala (Subjektif)
a) Penilaian individu yang bersifat negatif (misalnya merasa tidak
ada guna nya bagi orang lain, merasa tidak berdaya).
b) Berfikir bahwa individu salah dan merasa malu.
c) Berfikir bahwa semua hal tidak mampu untuk dilakukan
d) Merendahkan kekuatan untuk menyelesaikan sebuah persoalan
e) berfikir bahwa individu tidak memiliki kemampuan dan kekuatan
yang positif
f) Penilaian negatif yang hiperbola terhadap individu
g) Menolak penilaian yang positif

b. Tanda dan Gejala minor

1) Tanda (Objektif)
a) Kontak mata yang buruk
b) Malas dan tidak bersemangat
c) Bicaralah secara bertahap dan pelan
d) Pasif
e) Perilaku tidak tegas
f) Mencari dukungan secara berlebihan
g) tergantung orang lain pada anggapan
h) Sulit untuk membentuk pilihan

2) Gejala (Subjektif)
a) Berfikir bahwa kesulitan untuk berkonsentrasi
b) Merasa kesulitan untuk istirahat
c) Mengekspresikan rasa putus asa

F. Rentang Respon Konsep Harga Diri Rendah

11
Rentang respon Konsep Diri menurut (Stuart, 2007)
➢ Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:
a. Aktualisasi diri Pernyataan diri pasangan tentang konsep diri
positif terhadap dasar pertemuan asli yang bermanfaat dan
memuaskan orang dapat menghargai kapasitas mereka.
b. Konsep diri positif jika individu mengandung pengalaman positif
dalam aktualisasi diri dan tanggap terhadap hal- hal positif dan
negatif tentang dirinya. Individu dapat mengidentifikasi
kemampuan dan kelemahannya secara jujur dalam menilai suatu
masalah. Individu berpikir positif dan realistis.

➢ Sedangkan respon maladaptif dari konsep diri meliputi:


a. Harga diri rendah merupakan pribadi yang lebih condong berpikir
bahwa dirinya secara negatif dan rendah diri terhadap lingkungan
sekitar.
b. Kebingungan identitas kegagalan seseorang untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak
menghambat kepribadian psikososial orang dewasa yang
harmonis.
c. Depersonalisasi perasaan yang tidak nyata dan asing bagi bagi diri
sendiri berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan tidak
dapat membedakan diri dari orang lain.

Konsep diri bisa menjadi aspek kritis dan mendasar dari


perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat
berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.
Konsep diri yang negatif terlihat dari hubungan individu dan sosial
yang maladaptif.

Konsep diri positif adalah bagaimana seorang individu


memandang apa yang ada dalam dirinya termasuk citra dirinya,
idealnya, harga dirinya, penampilan perannya dan identitasnya
secara positif. ini mungkin menunjukkan bahwa individu tersebut
akan menjadi individu yang sukses.

G. Konsekuensi Harga Diri Rendah

12
Harga diri rendah menyebabkan perasaan kekosongan dan dalam
beberapa kasus menyebabkan kesengsaraan, kegelisahan. Harga diri dan
pertemuan hidup yang mengecewakan berpotensi memicu perenungan dan
perilaku yang merusak diri sendiri. Sentimen keraguan diri terbentuk di
tengah konsep diri yang melarat.
Lebih tepatnya banyak berkewajiban untuk harga diri, saran dari
harga diri ini bisa berubah, Salah satu dampak negatif dari tidak memiliki
kemampuan untuk merasa diri cukup terpuji untuk mendorong apa yang
Anda butuhkan. Hingga pada akhirnya, mereka akan memisahkan diri dari
lingkungan dan berkumpul. Individu dengan harga diri yang rendah
cenderung menarik diri, pendiam dan menjaga jarak strategis dari kawanan.
Harga diri secara teratur terancam segregasi sosial, penarikan diri dan
perilaku biadab (Perry, 2012).

H. Mekanisme Koping Harga Diri Rendah

Mekanisme koping penyelesaian masalah atau mekanisme adalah


kumpulan karakteristik seseorang untuk mengubah reaksi mental vital
terhadap hentakan yang terjadi dalam hidupnya. Komponen adaptasi dalam
rentang pendek dan rentang Panjang yang disepakati (Yusuf, Fitriasari,
2015), khususnya:

a. Pertahanan jangka pendek


1) Latihan-latihan yang dapat memberikan pelarian singkat dari
keadaan darurat, seperti pekerjaan yang sulit, mengamati film, dll.
2) Latihan-latihan sebagai pemberi sifat pengganti yang bersifat
sementara, yaitu mengikuti kegiatan sosial, politik, latihan-latihan
ketaqwaan, dan lain-lain.
3) Latihan-latihan yang secara kebetulan dapat membentengi harga
diri, seperti kompetisi prestasi skolastik.
4) Latihan-latihan yang berbicara singkat menghilangkan upaya
untuk membentuk masalah-masalah kepribadian yang kurang
penting dalam kehidupan, seperti mengobati manhandle.

b. Pertahanan jangka Panjang


1) Penutupan karakter Perampasan kepribadian secara tidak tepat
waktu yang diidamkan oleh orang-orang yang kritis terhadap
orang tersebut terlepas dari keinginan, keinginan, dan potensi
individu tersebut.
2) Karakter Negatif Anggapan karakter yang tidak masuk akal
untuk diakui nilai-nilai keinginan masyarakat.

I. Penatalaksanaan Harga Diri Rendah


Penatalaksanaan pada pasien harga diri rendah menurut Suhron (2017)
diantaranya:

a. Penatalaksanaan Medis

13
1) Klorpromazin (CPZ)
Indikasi: untuk gangguan psikosis, untuk lebih serius
dalam kapasitas untuk melihat kenyataan mengganggu melamun,
kesadaran visualisasi, diri, perasaan jengkel dan perilaku yang
tidak biasa, tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan
aktivitas terjadwal. Efek samping: sedasi, gangguan otonom dan
endokrin.

2) Haloperidol (HPL)
Indikasi: solid dalam kapasitas untuk mensurvei realitas
dalam kapasitas dan kapasitas yang tidak memihak dalam
kehidupan sehari- hari. Efek samping: sedasi, gangguan otonom
dan endokrin.

3) Trihexyphenidyl (THP)
Indikasi: segala macam infeksi Parkinson, termasuk post-
ensefalitis dan idiopatik. Dampak samping: sangat sensitif
terhadap trihexyphenidyl, psikosis ekstrim, psikoneurosis
gastrointestinal dan gangguan.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Terapi Perilaku
Terapi perilaku bertujuan untuk Тыар реали CEFECCER
mengarahkan pasien untuk meningkatkan fungsi kemandirian.
Terapi perilaku menggunakan dua bentuk, yaitu: Social Learning
Training yang bertujuan membantu pasien dengan harga diri
rendah untuk mempelajari perilaku- perilaku yang sesuai.
Sedangkan untuk bentuk kedua, yaitu: Social Skills Training
yang bertujuan untuk melatih pasien dengan harga diri rendah.

2) Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi
lagidengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri
lagikarena jika klien menarik diri, klien dapat membentuk
kebiasaan yang buruk lagi.

3) Therapy aktivitas kelompok


Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan
padaklien harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini
dilakukan dengan menggunakan stimulasi atau diskusi untuk
mengetahui pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini
dan untuk membentuk kesepakatan persepsi atau penyelesaian
masalah.

14
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan

a. Keluhan utama atau alasan masuk


- Apa yang menyebabkan klien atau keluarga dating, atau dirawat di
rumah sakit?
- Apakah sudah tahu penyakit sebelumnya?
- Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini?

b. Factor presdiposisi
- Penolakan orang tua yang tidak realistis
- Kegagalan berulang kali
- Kurang mempunyai tanggung jawab personal
- Ketergantungan pada orang lain
- Ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009)

c. Factor presipitasi
- Hilangnya sebagian anggota tubuh
- Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
- Mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas (Fitria, 2009)

d. Konsep diri
- Gambaran diri: persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan
bagian yang disukai.
- Ideal diri; persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal
tertentu.
- Harga diri: penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis sebagai seberapa perilaku dirinya dengan ideal
diri.
- Identitas: prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan
individu.
- Peran: serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
social.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data di atas yang di dapat melalui observasi, wawancara
atau pemeriksaan fisik yang bahkan diperoleh melalui sumber sekunder,
perawat dapat menegakkan diagnosis keperawatan pada pasien yaitu
Gangguan Konsep diri :Harga Diri Rendah.

15
C. Intervensi Keperawatan

Tg Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


l Keperawat Tujuan Kriteria evaluasi
an
Kerusakan Tujuan
interaksi umum: klien
sosial: dapat
menarik melakukan
diri hubungan
berhubung sosial
an dengan
harga diri
rendah
Tujuan Kriteria 1 Hubungan
khusus I: evaluasi: saling
Klien dapat Klien dapat percaya akan
membina mengungkapkan a. Bina hubungan menimbulkan
hubungan perasaannya saling percaya kepercayaan
saling percaya • Ekspresi wajah klien pada
bersahabat b. Sapa klien perawat
• Ada kontak dengan ramah, sehingga
mata. baik verbal akan
• Menunjukkan memudahkan
maupun
rasa senang dalan
Mau berjabat nonverbal pelaksanaan
tangan, tindakan
c. maupun
• Mau menjawab selanjutnya
salam nonverbal.
Klien mau
d. Perkenalkan
duduk
berdampingan diri dengan
Klien mau sopan.
mengutarakan
masalah yang e. Tanya nama
dihadapi lengkap klien
dan nama
panggilan yang
disukai klien
Tujuan
khusus 2: f. Jelaskan tujuan
Klien dapat pertemuan,
mengidentifik Kriteria
jujur dan
asi evaluasi Klien Pujian akan
kemampuan mampu menepati janji meningkatka
dan aspek mempertahanka n harga diri
g. Tunjukkan
positif yang n aspek yang klien
dimiliki positi sikap empati
dan menerima
16
klien apa
adanya

h. Beri perhatian
pada klien

1.2 Beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya
tentang penyakit
yang dideritanya
1.3 Sediakan
waktu untuk
mendengarkan
klien
1.4 Katakan pada
klien bahwa ia
adalah seorang
yang berharga dan
bertanggung
jawab serta
mampu menolong
dirinya sendiri
2.1 Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimilik klien dan
beri
pujian/reinforcem
ent atas
kemampuan
mengungkapkan
perasaannya.
2.2 Saat bertemu
klien, hindarkan
memberi penilaian
negati. Utamakan
memben pujian
yang realistis
Tujuan Kriteria evaluasi 3.1 Diskusikan Peningkatan
khusus 3: • Kebutuh kemampuan klien kemampaan
Klien dapat an klien yang masih dapat mendorong
menilai terpenuhi digunakan selama klien untuk
kemampuan sakit. mandin
yang • Klien 3.2 Diskusikan
digunakan dapat juga kemampuan
yang dapat
melakuk
dilanjutkan
an penggunaan di
17
aktivitas rumah sakit dan di
terarah rumah nanti

Tujuan Kriteria 4.1 Rencanakan Pelaksanaan


khusus 4: evaluasi: bersama klien kegiatan
Klien dapat • Klien aktivitas yang secara
menetapkan mampu dapat dilakukan mandiri
dan beraktivitsetiap hari sesuai modal awal
merencanakan kemampuan: untuk
as sesuai
kegiatan kegiatan mandiri, meningkatka
sesuai dengan kemamp kegiatan dengan n harga diri
kemampuan uan bantuan minimal,
yang dimiliki kegiatan dengan
• Klien bantuan total.
mampu 4.2 Tingkatkan
mengikut kegiatan sesuai
i terapi dengan toleransi
aktivitas kondisi klien
4.3 Beri contoh
kelompo
cara pelaksanaan
k kegiatan yang
boleh klien
lakukan (sering
klien takut
melaksanakannya)
Tujuan Kriteria evaluasi 5.1 Beri Dengan
khusus 5: • Klien kesempatan klien aktivitas
Klien dapat mampu untuk mencoba klien akan
melakukan beraktivitas kegiatan yang mengetahui
tindakan direncanakan. kemampuann
sesuai
sesuai kondisi 5.2 Beri pujian ya
sakit dan kemampuan atas keberhasilan
kemampuann klien
ya 5.3 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di
rumah
Tujuan Kriteria evaluasi 6.1 Beri Perhatian
khusus 6: • Klien pendidikan keluarga dan
Klien dapat mampu kesehatan pada pengertian
memanfaatka melakukan keluarga tentang keluarga
n sistem cara merawat akan dapat
apa yang
pendukung klien harga diri membantu
yang ada diajarkan rendah meningkatka
6.2 Bantu keluarga n harga diri
• Klien mau memberi klien
memberikan dukungan selama
dukungan klien dirawat
6.3 Bantu keluarga
18
menyiapkan
lingkungan di
meningkatkan
rumah.

19
D. Implementasi Keperawatan

Penilaian Kemampuan Perawat Dalam Merawat Pasien Dengan Hrga Diri


Rendah
Ruangan :
Nama Perawat :

Petunjuk Pengisian:
1. Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP dengan menggunakan
instrument penilaian kinerja (No 04.01.01)
2. Nilai tiap penilaian kinerja dimasukkan ke table pada baris nilai SP.

No Kemampuan Tanggal
A. Pasien
SP 1
1. Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
yang dimiliki pasien.
2. membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan.
3. Membantu pasien
memiliki kegiatan yang
akan dilatih sesuai
dengan kemampuan
pasien.
4. Melatih pasien sesuai
dengan kemampuan yang
dipilih.
5. Memberikan pujian yang
wajar terhadap
keberhasilan pasien.
6. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
Nilai SP 1 p
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien.
2. Melatih kemampuan
kedua.
3. Menganjurkan pasien

20
memasukkan kegiatan ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
Nilai SP II p
B. Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah
yang dirasakan keluarga
dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan pengertian,
tanda dan gejala harga
diri rendah yang dialami
pasien beserta proses
terjadinya.
3. Menjelaskan cara-cara
merawat pasien harga diri
rendah.
Nilai SP 1 k
SP II k
1. Melatih keluarga
mempraktikkan cara
merawat pasien dengan
harga diri rendah.
2. Melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
harga diri rendah.
Nilai SP 1I k
SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas
di rumah termasuk
minum obat.
2. Menjelaskan follow up
pasien
Nilai SP 1II k
Total nilai SP p + SP k
Rata-rata

21
E. Evaluasi Keperawatan

➢ Kemampuan pasien dan keluarga


Penilaian Kemampuan Pasien dan keluarga dengan masalah Harga Diri
Rendah
Nama Pasien :
Ruangan :
Nama Perawat :

Petunjuk Pengisian:
1. Beri tanda (√) jika pasien mampu melakukan kemampuan di bawah
ini.
2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervise.

Kemampuan Tanggal
NO
A. Pasien
SP 1
1. Menyebutkan
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
2. Menilai kemampuan
yang masih dapat
digunakan.
3. Memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai
dengan kemampuan yang
dimiliki.
4. Melatih kemampuan
yang telah dipilih.
5. Melaksanakan
kemampuan yang telah
dilatih.
6. Melakukan kegiatan
sesuai jadwal.
B. Keluarga
1. Menjelaskan pengertian
dan tanda-tanda orang
dengan harga diri rendah.
2. Menyebutkan tig acara
merawat pasien harga diri
rendah (memberikan
pujian, menyediakan
fasilitas untuk pasien,
dan melatih pasien
melakukan kemampuan).
22
3. Mampu mempraktikan
cara merawat pasien.
4. Melakukan follow up
sesuai rujukan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

harga diri rendah adalah di mana penilaian yang dimiliki individu


tentang diri mereka sendiri dan kemampuan mereka berubah, yang membuat
mereka kehilangan kepercayaan diri karena evaluasi negatif jangka panjang
diakibatkan karena mereka merasa telah gagal dalam mewujudkan keinginan
mereka. penyebab dari harga diri rendah adalah: a. Pengalaman trauma di masa
lalu, b. Selalu tidak berhasil ketika melakukan sesuatu, c. Jarang dihargai oleh
orang lain, d. Tidak mampu menyelesaikan masalah yang sifatnya berduka, e.
Memiliki masalah pada emosional, f. Tidak mampu menyesuaikan budaya.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah, a. Faktor Predisposisi, b.
Faktor Presipitasi, Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah, a. Tanda dan Gejala
Utama, b. Tanda dan Gejala minor. Rentang respon Konsep Diri menurut
(Stuart, 2007).

Konsekuensi dari Harga Diri Rendah Harga diri rendah menyebabkan


perasaan kekosongan dan dalam beberapa kasus menyebabkan kesengsaraan,
kegelisahan. Harga diri dan pertemuan hidup yang mengecewakan berpotensi
memicu perenungan dan perilaku yang merusak diri sendiri, Mekanisme
Koping, jangka pendek, Pertahanan jangka Panjang, Penatalaksanaan Harga
Diri Rendah, Penatalaksanaan Medis dan Penatalaksanaan keperawatan.

B. Saran

Jadi saran kami adalah yang pertama untuk Pihak RS adalah untuk tetap
selalu mengembangkan dan memberikan komunikasi terapeutik sebagai
masukan tindakan keperawatan mandiri untuk menangani Harga diri rendah,
Dan untuk Pihak klien dan pihak keluarga untuk diharapkan ikut serta dalam
upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan yang masih
dimiliki oleh klien tersebut dengan itu Mungkin Akan membuat klien akan lebih
cepat membaik dan kembali sehat serta Membuat klien tersebut lebih Bisa
berfikir positif akan dirinya sendiri dan menghilangkan sifat Psimis terhadap
dirinya sendiri.
untuk Kita semua yaitu Jangan pernah Menganggap serta meremehkan
Sebuah Hasil ataupun kemampuan dari orang lain, jika hal tersebut terus

24
terjadi, dan selalu diterima oleh seseorang tersebut, maka bisa saja masalah
harga diri rendah akan timbul dan juga bisa membuat seseorang itu merasa
akan dirinya tidak berguna, dan tidak bisa diandalkan, karena ini juga salah
satu penyebab dari masalah harga diri rendah terhadap dirinya sendiri muncul.

25
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi Terapeutik Dalam keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen


Publishing
Agustina, N.W., Widihastuti, TA., & Lestari, R. (2016). Pengaruh Terapi Suportif Ekspresif
Terhadap Penurunan Gejala Halusinasi pada Pasien
Skizofrenia Melalui Peningkatan Kemampuan Keluarga
dalam merawat Pasien. Jurnal Motorik. 11 (22). 65-77
Harefa, A. R., Samosir, E. F., Hutagalung, S. N. S., Monica, S., Sihombing, R. I., & Romayanti,
Y. (2021). Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Pada Pasien Harga Diri Rendah.
Damaiyanti, M. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Rerika Aditama
Hermawan, D. (2016). Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi; Bercerita Tentang Pengalaman Positif
Yang Dimiliki Terhadap Harga Diri Rendah Di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan, Jakarta:
Depkes RI
Fajarwati, et al. (2019). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Menggunakan Permainan
"Crocodile River" Terhadap Harga Diri Rendah di RSJ
PROF. DR. Soerojo Magelang
Tuasikal, H., Siauta, M., & Embuai, S. (2019). Upaya Peningkatan Harga Diri Rendah Dengan
Terapi Aktivitas Kelompok (Stimulasi Persepsi) di Ruang
Asoka (Sub Akut Laki) RSKD Provinsi Maluku. Window
of Health: Jurnal Kesehatan, 345-351.
Yosep, I. (2015). Keperawatan Jiwa (P.R Aditama (ed.); Cetakan 1).
Fitri. Nita. 2009. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk
diagnosis keperawatan jiwa berat bagi program S-1
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda DAN Rahil, Nazwar Hmdani. 2016. Buku Keperawatan Praktis. Jojakarta:
Mediaction.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.

24
LAMPIRAN
Role Play Asuhan Keperawatan pada pasien pasca amputasi tangan kiri dan dengan
diagnosa keperawatan Harga Diri Rendah

1. Annisa Fitriani (Perawat 2)


2. Ihza Nisri Narti (Anak Pasien)
3. M.Hadi Purnomo (Pasien)
4. Nur Syahira Safika (Perawat 1)
5. Sopiyana (Istri Pasien)
6. Santi Amalisa (Dokter)

KASUS

Tn. Hadi usia 48 tahun adalah seorang pengusaha tahu. Bapak Hadi senang sekali melukis.
Bapak Hadi memiliki satu orang istri bernama Sopy (47 th) dan satu orang anak bernama Ihza (20
th). Bapak Hadi mengalami kecelakaan kendaraan bermotor saat bekerja. Oleh keluarganya klien
dibawa ke rumah sakit.

Karena kondisi kaki kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup
parah maka kaki kanannya harus diamputasi. Namun, karena kondisi klien saat ini,klien sangat
malu dengan keadaan sekarang.klien merasa tidak berguna lagi.

Ketika perawat mengkaji keadaannya, klien mengatakan merasa tidak berguna lagi bagi
keluarganya, klien mengatakan hanya sebagai beban saja dalam keluarga, klien mengatakan
merasa gagal sebagai kepala rumah tangga karena sudah tidak bisa bekerja untuk menafkahi
keluarganya seperti biasanya. Klien mengatakan malu dengan kakinya yang sekarang. Klien sering
terlihat menyendiri. Klien tampak sering menunduk. Klien tidak mau melihat kakinya dan tidak
mau menunjukkan kaki kanannya yang diamputasi kepada siapapun.

Perawat pun memberikan intervensi keperawatan untuk menanganmi kasus HDR yang
dialami oleh bapak Hadi.

25
SP 1 klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu klien memilih atau
menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Melatih kemampuan/tindakan yang sudah
dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian.

1. Fase Orientasi
Perawat 1 : “Selamat pagi pak bagaimana keadaan bapak pagi ini?”

Pasien : “pagi, kabar saya baik.”

Perawat 1 : “Perkenalkan saya perawat syahira dan ini rekan saya perawat Annisa. Kami

dinas Ruang Merak untuk merawat hapak”.

Pasien : oh iya

Perawat 1 : “Siapa nama bapak? Biasanya dipanggil apa?”

Pasien :“ Hadi Purnomo. Panggil saja Hadi”

Perawat 1 :“bagaimana kalau kita bicara tentang kegiatan apa yang disukai bapak lakukan

dirumah ? setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang masih bapak bisa

lakukan dirumah sakit. Setelah kita nilai.kita akan pilih satu kegiatan untuk kita

latih.

Pasien : “baik sus,tapi saya mau ditemani anak saya”

Anak Pasien :”Iya sus apakah boleh saya tetap menemani bapak saya disini”

Perawat 1 : “Tentu saja boleh deq.Bapak mau mengobrol dimana?” bagaimana kalau 20
menit. Dari jam 09.00 sampai jam 09.20 wib ?

Pasien :“disini aja sus. Iya bisa aja.”

Perawat 1 :“nah, Tujuannya agar bapak dapat melatih kemampuan kegiatan yang bapak

Miliki.

26
Pasien : “oh iya”

Perawat 1 : “Setelah itu kita juga akan melatih bapak untuk berjalan dengan menggunakan

tongkat bantu jalan tujuannya agar bapak bisa kembali berjalan

Pasien : “iya sus”

2. Fase kerja
Perawat 1 : “Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki dan biasa bapak dirumah?

Pasien :“melukis, merapikan tempat tidur dan menyanyi sus”

Perawat 1 :”Bagus.lalu apalagi pak? Saya buatkan daftarnya ya pak.”

Pasien :” apalagi ya ?(berfikir) udah itu aja suster

Perawat :”Bapak dari daftar kegiatan ini,mana yang masih bisa bapat dapat lakukan?

bagaimana yang pertama ? apakah kegiatan yang pertama masih bisa bapak

lakukan? Yang kedua dan ketiga juga Bagus.”

Pasien : “saya masih bisa melukis dan menyanyi sus.”

Perawat 1 “: "kalau begitu, Sekarang coba bapak pilih kegiatan yang masih bisa bapak

lakukan di rumah sakit ini?.”

Pasien :” melukis sus”

Perawat 1 :” Wahyang nomor satu ya pak bapak akan melukis ? mari nanti kita akan

melukis ya pak".

Pasien :”iya suster”

Perawat 1 :"Sekarang kita akan mulai melukisnya ya pak Saya siapkan dulu kanvas,pallet

dan cat lukisnya ya pak, baiklah kita mulai ya pak. Bagus sekali lukisan bapak

27
ini."

3. Fase terminasi

a. Evaluasi respons terhadap tindakan perawat

Perawat : "Bagus sekali lukisan bapak.sekarang bagaimana perasaan bapak

setelah kita melakukan kegiatan yang pertama yaitu melukis?"

Anak Pasien :”Iya sus lukisan bapak saya memang selalu bagus dan menakjubkan”

Pasien : saya senang suster, karena dalam keadaan seperti ini saya masih bisa melukis.

Perawat 1 : coba dong Bapak tunjukkan dengan suster Bapak mulai darimana tadi

melukisnya?

Pasien “: pertama gambar rumahnya dulu lau pohonya dan begitu seterusnya”

Perawata :”iya wah bagus sekali pa taisi. ...... ”

b. Rencana tindak lanjut

Perawat 2 :”naaahh. . sekarang bapak Hadi memiliki kegiatan yang bisa Bapak lakukan

selama dirumah sakit ini ya... jadi, kalau tidak ada perawat bapak bisa melukis
kapan pun yang Bapak Hadi mau...

Pasien ;’iya yah..sus benar...

Perawat 2 : “Bagaimana kalau kita masukkan kedalam jadwal harian bapak ya pak, mau

jam berapa pak melukis ?

Pasien : “baik suster. Saya senang pagi aja deh sus melukisnya..”

c. Kontrak yang akan datang

28
Perawat 2 ;“Nah. Bapak Hadi bagaimana kalau Besok pagi kita ketemu lagi Pa? Besok

kami kesini untuk melatih bapak berjalan dengan Menggunakan tongkat bantu

jalan. Bagaimana Pak Hadi?”

Pasien :“baik sus”

Perawat 2 :Bapak maunya jam berapa ya? Dan dimana Pak?

Pasien :”Disini aja ya sus. Siang aja deh sus habis saya melukis ya, jam 12..

Perawat 2 : “baik Pak, besok kami akan kesini lagi untuk melatih bapak berjalan

menggunakan alat bantu jalan, jam 12 disini ya Pak. Sekarang bapak bisa

beristirahat dulu ya, selamat pagi, Assalamualaikum”.

Pasien :“iya sus, terimakasih sus, Walaikumsalam”

Melaporkan perkembangan kemampuan pasien kedokter

Perawat 1 :”Assalamualaikum dokter,permisi (Mengetuk pintu)

Dokter :”Wa’alaikumussalam sus,ya silahkan masuk”

“Silahkan duduk sus”(Mempersilahkan duduk)

Perawat 1 :”Terimakasih bu dokter.Jadi kedatangan saya kesini ingin malaporkan

perkembangan Motorik maupun sensorik pasien atas nama Tn.Hadi sudah jauh

lebih membaik.”

Dokter :”Pasien atas nama Tn.Hadi itu yang mengalami amputasi pada tangan kiri itu

Bukan?”

Perawat 2 :”Nggh bu dokter”

Dokter :”Baik sebelumnya Latihan apa saja yang sudah diberikan ?”

Perawat 2 :”Dikarenakan pasien mempunyai hobi melukis,jadi kami mencoba

29
berkomunikasi untuk mencoba aktivitas melukis untuk mengembalikan

kepercayaan dirinya.”

Dokter :”Jika memang perkembangan pasien nya semakin membaik setelah kalian

melakukan Tindakan tersebut maka untuk hari berikutnya bisa lebih diasah lagi

yaa,memngingat pasien ini mengalami tingkat depresi yang lumayan tinggi”

Perawat 1 :“Baik bu dokter,lalu untuk pemulangan pasien dan pengobatan pasien

bagaimana?”

Dokter :”Untuk terapi pemberian obat terbarunya nanti akan sy berikan setelah saya

memantau konisi pasien secara langsung.Jadi untuk saat ini silahkan berikan

seperti yang sudah sy berikan tadi kemarin dan untuk kepulangannya kita

tunggu dulu bagaiamana perkembangannya.”

Perawat 1 :”Baik kalua begitu Terimaksih bu dokter,kami pamit.Permisi”

Dokter :”Iyaa sus silahkan”

SP 2 Klien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain sesuai dengan kemampuan pasien.

1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik

Perawat 2 :“Assalamualaikum. Selamat pagi pak Hadi, bagaimana perasaan bapak pagi

ini?

Pasien : “pagi. Sudah agak baikan sus”

Perawat 2 : “Wah, bapak taisir terlihat lebih segar...

Pasien :!” (tersenyum)

b. Evaluasi Validasi

30
Perawat 2 :“Bagaimana pak, apakah bapak Hadi masih ingat pertemuan kita Kemarin?”

Pasien :“ingat sus, kemarin kita melukis”

Perawat :“Iya bagus sekali Pak Hadi masih ingat, Nah, Bagaimana pak, sudah bisa membuat
berapa lukisan pak?”

Pasien : “sudah 2 ni sus. .. ”

Perawat 2 : “Wah Bagus sekali pak Hadi.”

c. Kontrak

Perawat 2 :Nuh, Bapak masih hari ini kita maungapain?

Pasien :Suster mau ngajarin saya berjalan pakai alat bantu jalan kan sus

Perawat 2 :iya bapak Hadi benar sekali .... nah pak. Sekarang kita akan melatih bapak untuk

belajar berjalan menggunakan tongkat bantu jalan pak.sesuai dengan janji kita
kemarin. Waktunya sekitar 40menit pak. Kita akan latihan disini saja ya Pak.”

Pasien : “baik sus”

1. Fase Kerja
Perawat 2 : “Pak Hadi, sebelum kita melatih bapak untuk berjalan di tongkat bantu jalan

kita akan melatih bapak untuk berdiri menggunakan tongkat bantu jalan dulu
sebelumnya,, tujuannya agar bapak terbiasa dengan tongkat jalan ini setelah itu baru
kita bisa melatih bapak untuk berjalan menggunakan ini.”

Perawat 2 :nah, saya contohkan dulu ya pa caranya berdiri dulu (mencontohkan)

Pasien :“iya sus”

Perawat 2 :“Ya pak gunakan tongkat bantu jalan ini.kami akan membantu bapak untuk
Melakukannya pak.”

31
Pasien :”baik sus”

Perawat 2 : “Iya pak bagus pak, sekarang taruh penyangga tongkat bagian atasnya di ketiak

bapak, tangan bapak pegang penopang besinya ya pak.”

Pasien : “(melakukan).”

Perawat 2 : “Iya bagus. Bagus pak Hadi, sepertinya bapak sudah bisa berdiri

Menggunakan tongkat bantu jalan itu. Mudah kan Pak?”

Pasien : “iya suss..”

Perawat 2 : “Sekarang kita akan melatih bapak untuk berjalan dengan tongkat alat bantu

Jalan. Tapi saya contohkan dulu ya Pak Hadi..(mencontohkan) nah sekarang

Giliran Bapak.”

Pasien : “iya sus..”

Perawat 2 : “Pegang yang kuat ya pak penopangnya, bapak bisa latih melangkah sedikit-

demi sedikit dengan kaki kiri. Iya bagus pak!. Nah sekarang tongkat sebelah

kanan pak.melangkah maju sedikit demi sedikit saja pak. Iya pak bagus sekali

Pak Hadi.”

• 30 menit kemudian setelah diajari oleh perawat cara memakai alat bantu jalan, bapak Hadi
mulai bisa sedikit-sedikit menggunakan alat bantu jalan
3. Fase Terminasi

a. Evaluasi respons klien terhadap tindakan perawat.

Perawat 2 : "Bagus sekali pak Hadi, sekarang bagaimana perasaan bapak setelah

bapak melakukan latihan untuk berjalan dengan tongkat bantu?.”

Pasien : "saya senang sekali suster, saya nanti ingin belajar lagi supaya lebih

mahir."

32
Perawat 2 :"nah sekarang Coba bapak sebutkan bagaimana langkah-langkah saat

memulai berjalan dengan tongkat tadi?

c : "(menjelaskan).”

b. Rencana Tindak Lanjut

Perawat 2 : "Bagaimana kalau kita masukkan ke dalam jadwal latihan ya pak? Mau

jam berapa pak latihannya?"

Pasien : "iya sus....sore ya sus...”

c. Kontrak yang akan datang

Perawat 2 :"Besok pagi kita akan melatih kemampuan bapak yang lainnya ya

pak.disini jam 09.00 wib". "Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan


lainnya sampai semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki
akan menambah harga diri bapak. Permisi pak,selamat pagi."

Dokter datang mengunjungi pasien untuk melihat perkembangan pasien

Dokter :”Selamat sore,permisi,Benar atas nama bapak hadi a?

Pasien :”Iya saya bapak hadi”

Dokter :”Baik pa khadi sebelumnya saya dokter yang bekerja disini nama saya

Dokter Santi.Beberapa hari terakhir saya sudah memantau kondisi


perkembangan bapak dan alhamdulillahnya semakin hari semakin
membaik.Oleh karena itu kemungkinana besok pagi bapak sudah boleh
pulang”

Pasien :”Alhamdulillah sus,saya sangat senang akhirnya bisa pulang”

Dokter :”Iya bapak nanti sesampainya dirumah jangan murung lagi seperti
kemarim yaa.dan untuk suster tolong buatkan jadwal kegiatan
selama proses pemulihan dan jelaskan kepada Pasien”.

Perawat 1 :”Baik bu dokter”

33
Dokter :”Kalau begitu saya pamit yaa”

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat

pasien dirumah,menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah.
menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah menjelaskan pada keluarga
agar sering melatih klien untuk berjalan menggunakan tongkat bantu jalan,memberi
kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat.

1. Orientasi:

Perawat 1 :"Assalamualaikum, selamat pagi

Istri :"Walaikumsalam, selamat pagi...silahkan duduk"

Perawat 1 : “Maaf mengganggu ibu,, sebelumnya perkenalkan, saya perawat Syahira

Yang Bertugas diruang merak ini.. nama ibu siapa? Apakah benar ibu

Keluarga Dari pak Hadi?”

Istri : "iya sus benar. Nama saya Sopy.”

Perawat 1 : "baik ibu Sopy bagaimana kalua pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara

Merawat bapak Hadi?.”

Istri : "Iya.”

Perawat 1 : "Berapa lama waktu ibu bisa? 20menit? Baik mari duduk diruangan

Wawancara. “

Istri : "Baik 20 menit. Iya mari.”

2. Kerja

Perawat 1 : “apa yang ibu ketahui tentang masalah dari bapak Hadi.”

Istri : "setahu saya dia tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri

34
saat di rumah.”

Perawat 1 : "Saat dirumah “ya memang benar sekali ibu Sopy itu memang terlihat tidak

percaya diri dan Sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya bapak Hadi
sering sekali mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagi bagi keluarga ini
dan sering menyalahkan diri sendiri. Bapak Hadi memiliki masalah dengan
harga diri rendah yang tandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu
negatif terhadap masalah yang berat lagi, misalkan bapak taisir menjadi malu
kepada orang lain,dan memilih menyendiri.”

Istri : " oh begitu ya sus.

Perawat 1 : “Sampai disini apakah bapak/ibu sudah mengerti apa yang dimaksud

harga diri Rendah?”

Istri : "iya saya sudah mengerti.”

Perawat 1 : “bagus sekali ibu Sopy.Selain itu,agar bapak syahrul bisa kembali herjalan

kita bisa melatih bapak dengan latihan berjalan dengan tongkat bantu jalan.
Kegiatan ini bisa membantu bapak Hadi untuk mengembalikan harga dirinya.
Maka dari itu kita memerlukan pelatihan yang baik untuk bapak Hadi.”

Istri : “Baik saya setuju saja demi kebaikan suami saya.”

Perawat 1 : “bapak Hadi telah berlatih bersama kami untuk berjalan dengan tongkat

bantu jalan, serta telah dibuat jadwal untuk berlatih melakukannya. Untuk itu
ibu dapat mengingatkan bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai
jadwal. Tolong bantu untuk menyiapkan alat-alatnya ya bu. Dan jangan lupa
memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda
cek list pada jadwal yang kegiatannya.

Istri : “iya sus.

Perawat 1 : “Selain itu bila bapak Hadi sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit,ibu

35
Tetap memantau perkembangan bapak Hadi, jika masalah harga dirinya
Kembali muncul dan tidak tertangani lagi,ibu dapat membawa bapak ke
rumah Sakit ini.”

Istri : “ Baik. Saya akan lakukan.”

Perawat 1 : “Bagaimana kalau kita sekarang mempraktekkan cara memberikan pujian

ke bapak Hadi.”

Istri : “iya sus. Tetapi bagaimana caranya?

Perawat 1 : “Temui dan tanyakan kegiatan yang Sudah dia lakukan berikan pujian

yang Mengatakan : bagus sekali bapak Hadi, kamu sudah semakin terampil
Berjalan menggunakan tongkat bantu jalan”.

Istri : “oh, begitu ya.”

Perawat 1 : “coba ibu Sopy praktek sekarang.bagus sekali”.

3. Terminasi
Perawat 1 : “bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?”

Istri : “saya merasa senang dengan percakapan ini saya nanti bisa merawat

Anak Saya dirumah.”

Perawal 1 :“dapatkah ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi dan bapak Hadi

bagaimana cara merawatnya?”

Istri : “sumi saya memiliki masalah dengan harga diri rendah yang tandai

dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap masalah


yang berat lagi, misalnya dia menjadi malu kepada orang lain,dan memilih
menyendiri.

Perawat 1 : “bagus sekali ibu dapat menjelaskan dengan baik,nah setiap kali ibu

36
kemari Lakukan seperti itu. Nanti jika sudah kembali ke rumah juga

demikian.”

Istri : “baik sus.”

Perawat 1 :“bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara

Memberi pujian langsung kepada bapak Hadi.”

Istri : “iya hagus sus.”

Perawat 1 : “jam berapa ibu? Baik saya tunggu, sampai jumpa…”

Istri : “Jam 9 pagi saja. Baik sus sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Menbuat perencanaan pulang bersama keluarga

1. Orientasi

Perawat 2 :“Selamat pagi”

Istri : “iya selamat pagi.”

Perawat 2 :“Karena hari ini bapak Hadi sudah boleh pulang maka kita akan

membicarakan jadwal bapak selama dirumah”.

Istri : “ baik sus.”

Perawat 2 :“berapa lama ibu ada waktu ? mari kita bicarakan di teras lorong”

Istri : “1 jam bisa. Iya mari.”

3. Kerja
Perawat 2 : “ibu ini jadwal kegiatan bapak Hadi selama dirumah sakit. Coba

diperlihatkan apakah semua dapat dilaksanakan dirumah ? ibu jadwal yang


telah dibuat selama bapak Hadi dirawat di minum obatnya”

Istri : “iya ini bisa dilakukan dirumah. Iya.”

37
Perawat 2 : “hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang

ditampilkan oleh bapak syahrul selama dirumah. Misalnya jika hapak taisir
terus menerus menyalahkan diri sendiri dan selalu berfikiran negatif
terhadap dirinya sendiri, menolak minum obatnya atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi
perawat klien di rumah sakit terdekat dari rumah ibu ini nomor telepon
rumah sakit ini 021- 8682xxx

Istri : “Sebentar ya sus saya ambil HP dulu.”

Perawat 2 :”selanjutnya perawat tersebut akan memantau perkembangan bapak

Hadi. Selama dirumah”.

Istri : “baik.”

4. Terminasi
Perawat 2 : “bagaimana ibu ? Ada perkembangan yang belum jelas ? Ini jadwal
kegiatan harian bapak taisir untuk dibawa pulang. Jangan lupa kontrol ke
rumah sakit sebelum obatnya habis atau jika ada gejala yang tampak.
Nah.sekarang silahkan ibu rizka selesaikan administrasinya di kantor
pelayanan kesehatan.”
Istri : “ tidak. Semuanya sudah jelas. Iya suster terima kasih atas semuanya,
saya permisi dulu untuk kekantor pelayanan kesehatan.”
Perawat 2 : “iya buu.”

38

Anda mungkin juga menyukai