Anda di halaman 1dari 100

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ASTHMA DENGAN PEMBERIAN TERAPI


BLOWING BALLON UNTUK MENGURANGI SESAK NAPAS
DI PUSKESMAS LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Program Studi D.III Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Rahmawati
NIM. P07120120084

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
2022

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : RAHMAWATI

NIM : P07120120084

Program studi : DIII Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alih
tulisan
tulisan atau pikiran
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Mataram, 2023

Pembuat Pernyataan

RAHMAWATI
NIM P07120120064

Mengetahui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Rusmini, S.Kep,Ns., MM Lale wisnu andrayani ,M.Kep


NIP. 197010161989032001 NIP. 198003282001122002

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh RAHMAWATI NIM. P07120120084 dengan judul

“Asuhan Keperawatan Asma Dengan Pemberian Terapi Blowing Ballon Untuk

Mengurangi Sesak Napas Di Puskesmas Lingsar Kabupaten Lombok Barat”

tela
telah
h diper
diperik
iksa
sa da
dan
n dise
disetu
tuju
juii untuk
untuk di ujik
ujikan
an di depan
depan ti
tim
m pe
pengu
nguji
ji Polit
Politek
ekni
nik
k

Kese
Keseha
hata
tan
n Keme
Kemenk
nkes
es Mata
Matara
ram
m Juru
Jurusa
san
n Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n Pr
Prog
ogra
ram
m St
Stud
udii D.II
D.IIII

Keperawatan Mataram Tahun Akademik 2022/2023.

Mat
atar
aram
am,, 2023
2023

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Rusmini, S.Kep,Ns., MM Lale wisnu andrayani ,M.Kep


NIP. 197010161989032001 NIP. 198003282001122002

iii
PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan


Kemenke
Kem enkess Mataram
Mataram Jurusan
Jurusan Kepera
Keperawata
watan
n Mata
Mataramram dan Diterim
Diterima
a untuk
untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (DIII) Keperawatan Mataram
Tahun Akademik 2022/2023

Mengesahkan :

Ketua Jurusan Keperawatan

(Dewi
De wi Pur
Pu rnama
na mawa
wati
ti , M.
M . Kep
K ep )
NIP. 197108071998032003

Tim Penguji

.
1. Hadi
Hadi Kusuma
Kusuma Atmaja.
Atmaja. SST.,
SST., M.Kes
M.Kes
Ketua Penguji ( )

2. Rusm
Rusmini
ini,, S
S.Ke
.Kep,N
p,Ns.,
s., MM
Anggota Penguji l ( )

3. Lale Wisnu
Wisnu Andraya
Andrayani
ni M.Kep
M.Kep
Anggota Penguji ll ( )

iv
ABSTRAK
Asuhan Keperawatan Asma Dengan Pemberian Terapi Blowing Ballon
Untuk Mengurangi Sesak Napas Di Puskesmas

Lingsar Kabupaten Lombok Barat

Rahmawati1, Rusmini.2, Lale wisnu andrayani 3


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl.Kesehatan V/10
Mataram Telp. (0370) 62183
Email: rahmarahmawati490@gmail.com

Belakang: Asma adalah


Latar Belakang: suatu penyakit terjadi karena penyempitan jalan nafas
reversible dalam waktu singkat berupa mukus kental,spasme, dan edema mukosa
serta deskuamasi epitel bronkus atau bronkiolus, di sebabkan inflamasi eosinofilik dengan
kepekaan yang berlebih. Asma merupakan penyakit
penyakit yang terjadi pada
pada saluran napas
akibat reaksi inflamasi kronik yang menyebabkan hiperresponsif jalan napas dengan
gejala mengi, sesak napas dan dada terasa berat disertai batuk dan gejalanya
umumnya terjadi malam hari atau menjelang pagi dapat, menyebabkan kematian.
Tujuan
Tujuan Peneli
Penelitia
tian:
n: ini adalah
adalah menggambark
menggambarkan
an asuhan
asuhan keper
keperawata
awatan
n pada pasien
pasien asma
dengan tindakan blowing balon untuk mengurangi sesak di Puskesmas Lingsar Kabupaten
Lombok Barat.
Metode Penelitian: ini menggunaka
menggunakan
n metode
metode deskripti
deskriptiff deng
dengan
an pendekata
pendekatan
n studi
studi kasus.
kasus.
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu satu orang pasien asma yang mengalami
masalah
masalah sesak akibat dari kekambuhan
kekambuhan asma. Pengumpul
Pengumpulan
an data dilakukan
dilakukan deng
dengan
an cara
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
Hasil Penelitian: yang didapatkan yaitu setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari,
terdapat penurunan
penurunan sesak, batuk menurun, dan peningkatan SPO2 menjadi 96%.
Kesimpulan : yaitu terdapat pengaruh pemberian tindakan blowing ballon untuk mengurangi
sesak pada pasien asma di puskesmas lingsar
lingsar Kabupaten Lombok Barat
Barat.. Disarankan keluarg
menduk
mendukung
ung respon
responden
den agar
agar tetap melaku
melakukan
kan terapi
terapi blow
blowing
ing ballon
ballon jika keluhan
keluhan sesak
kembali dan dapat dilakukan setiap hari untuk melati otot pernapasan.

Kata Kunci: Asma, Terapi Blowing Ballon


Ballon, Mengurangi Sesak Napas

v
ABSTRACT

Asthma Nursing Care by Providing Balloon Blowing Therapy to reduce shortness of

breath in the health center Lingsar, West Lombok Regency

Rahmawati1, Rusmini.2, Lale wisnu andrayani 3


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Jl.Kesehatan V/10
Mataram Telp. (0370) 62183
Email: rahmarahmawati490@gmail.com

Background: Asthma is a disease that occurs due to reversible airway narrowing in a short
time in the form of thick mucus, spasms, and mucosal edema and desquamation of the
epithelium of the bronchi or bronchioles, caused by eosinophilic inflammation with excessive

sensitivi
sensitivity.
ty. Asthma
Asthma is a diseas
diseasee tha
thatt occurs
occurs in the air
airway
way due to chroni
chronicc inflam
inflammat
matory
ory
reactions that cause airway hyperresponsiveness with symptoms of wheezing, shortness of
breath and chest heaviness accompanied by coughing and symptoms generally occur at night
or early in the morning can, causing death.
Research Objective: this is to describe nursing care in asthma patients with balloon blowing
action
action to reduce tightness
tightness at Lingsar
Lingsar Health Center, West Lombok
Lombok Regen
Regency.
cy. Research
Method: this uses a descriptive method with a case study approach. The subjects used in this
study were one asthma patient who experienced tightness problems due to asthma recurrence.
Data
Data co
coll
llec
ecti
tion
on is carr
carrie
ied
d ou
outt by mean
meanss of inte
interv
rvie
iews
ws,, obse
observ
rvat
atio
ions
ns,, and
and phys
physic
ical
al

examinations.
Research Results: what was obtained was that after 3 days of nursing care, there was a
decrease in tightness, decreased cough, and an increase in SPO2 to 96%.
Conclusion: there is an effect of balloon blowing to reduce tightness
tightness in asthma patients at the
Lingsa
Lingsarr Health
Health Center
Center,, West
West Lom
Lombok
bok Regenc
Regency.
y. It is recomm
recommend
ended
ed for respon
responden
dents
ts to
continue to do balloon blowing therapy if complaints of tightness return and can be done
every day.

Keywords: asthma, balloon blowing therapy, reduce


reduce shortness of breath

vi
KATA PENGANTAR

Puji
Puji sy
syuk
ukur
ur pe
penul
nulis
is panja
panjatk
tkan
an kepad
kepadaa Tuhan
Tuhan Yang
Yang Ma
Maha
ha Es
Esaa ya
yang
ng te
tela
lah
h
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keperawatan Dengan Pemberian Teknik
Terapi Blowing Ballon Untuk Mengurangi Sesak Napas Pada Pasien Asma Di
Puskesm
Puskesmas
as Lingsar
Lingsar Kabupate
Kabupaten
n Lombok Barat”dap
Lombok Barat”dapat
at ter
tersel
selesa
esaika
ikan
n tepat
tepat pada
waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Yopi Harwin


Harwinanda
anda Ardesa,
Ardesa, M.Kes.
M.Kes. Selaku
Selaku Direktur
Direktur Politekn
Politeknik
ik Kesehatan
Kesehatan
Kemenkes Mataram.
2. Ibu
Ibu Dewi
Dewi Purn
Purnam
amaw
awat
ati,
i, M.Ke
M.Kep,
p, se
sela
laku
ku Ketu
Ketuaa Juru
Jurusa
san
n Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram


3. Ibu
Ibu Ni Putu Su
Suma
mart
rtin
inii M.Ke
M.Kep,
p, Se
Sela
laku
ku Ketua
Ketua ju
juru
rusa
san
n Pr
Progr
ogram
am St
Studi
udi D.III
D.III
Keperawatan Mataram di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram .
4. Ibu
Ibu Rusm
Rusmin
ini,
i,S.
S.Ke
Kep.
p.Ns
Ns.,
.,MM
MM.. se
sela
laku
ku Pe
Pemb
mbim
imbi
bing
ng Pe
Pert
rtam
amaa ya
yang
ng te
tela
lah
h
member
memberika
ikan
n saran
saran dan bimbin
bimbingan
gannya
nya serta
serta motiva
motivasi
si demi
demi kesemp
kesempurn
urnaan
aan
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu
Ibu La
Lale
le Wisn
Wisnu
u Andr
Andray
ayan
anii M.ke
M.kep
p .Sela
.Selaku
ku pe
pemb
mbim
imbi
bing
ng pe
pend
ndam
ampi
ping
ng yan
yang
g
telah memberikan saran dan bimbingannya
bimbingannya dalam kesempurnaan Karya
Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Dosen-dosen
Dosen-dosen Jurusan
Jurusan Keperaw
Keperawatan
atan Politekn
Politeknik
ik Kesehatan
Kesehatan Kemenkes
Kemenkes Mataram
Mataram
yang telah
telah member
memberika
ikan
n bekal
bekal ilmu
ilmu pengeta
pengetahua
huan
n dan bimbin
bimbingan
gan kepada
kepada
penulis.
7. Kedua
Kedua orang
orang tua
tua , adik
adik ,kakak
,kakak sa
saya
ya terim
terimaa kasih
kasih atas kasi
kasih
h sayang,
sayang, do’a
do’a,,
dukungan
dukungan pengor
pengorbana
banannya
nnya,da
,dan
n motiva
motivasin
sinya
ya sehing
sehingga
ga penulis
penulis bisa tet
tetap
ap
semangat dan terus maju dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
Pe
Penu
nuli
liss meny
menyad
adar
arii ba
bahw
hwaa Kary
Karyaa Tuli
Tuliss Il
Ilmi
miah
ah in
inii masi
masih
h ba
bany
nyak
ak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah

wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya

Mataram, juni 2023

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................iv
ABSTRAK ....................................................................................................v
ABSTRACT ................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..................................................................………. vii
DAFTAR ISI................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.....
Belakang...........
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
...................1
............1
B. Rumusan
Rumusan Masalah....
Masalah...........
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
..............4
.......4
C. Tujuan Studi Kasus.......
Kasus.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
.................5
..........5
D. Manfaat
Manfaat Studi kasus.......
kasus..............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
...............6
........6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................7
A. Konsep Penyakit
Penyakit Asma.......
Asma..............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
.................7
..........7
B. Konsep Asuhan Keperaw
Keperawatan
atan Asma....
Asma...........
..............
.............................
..............................22
........22

C. Terapi Blowing Ballon......................................................................34


Ballon......................................................................34
D. Kerangka
Kerangka Konsep.......
Konsep..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
..........39
....39
BAB III METODE STUDI KASUS..........................................................40
A. Rancangan
Rancangan Studi Kasus.........
Kasus................
..............
.............
.............
.................
................................40
......................40
B. Subyek Studi Kasus...........
Kasus..................
.............
.............
..............
.............
.............
......................
.......................40
........40
C. Fokus Studi Kasus......
Kasus.............
..............
..............
.............
.............
..............
......................
.............................41
..............41
D. Definisi
Definisi Operasional.
Operasional........
.............
.............
..............
.............
.............
..............
................
.........................42
................42
E. Instrumen
Instrumen Studi Kasus.............
Kasus...................
.............
..............
..............
.............
.............
...................
.................43
.....43
F. Metode Pengumpulan
Pengumpulan Data.........
Data................
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............43
.......43

ix
G. Tempat dan Waktu.......
Waktu.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
...............44
.........44
H. Analisa
Analisa dan Penyajian
Penyajian Data...............
Data.....................
.............
..............
..............
....................
....................44
.......44
I. Etika Studi
Studi Kasus.......
Kasus..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.................45
...........45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................47

A. Hasil Studi Kasus.......


Kasus..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.......................47
................47
B. Pembahasan...
Pembahasan..........
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
................71
.........71
C. Keterbatasa
Keterbatasan......
n............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
...................80
............80
BAB V KESIMPULA
KESIMPULAN
N DAN
DAN SARAN............................................
SARAN...................................................
.......82
82
A. Kesimpulan.
Kesimpulan........
..............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
................
..............................82
.....................82
B. Saran........
Saran...............
.............
.............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
.............
..............
..............
.............
........85
..85
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
PUSTAKA...............................................................................86
......86
LAMPIRAN.............................................................................................88

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan.........................................................................26


Tabel 2.2 Kerangka Konsep......................................................................................39
Tabel 4.1 Analisa Data..............................................................................................57
Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan.............................................................................59
Tabel 4.3 Implementasi Keperawatan.......................................................................65
Tabel 4.4 Evaluasi Keperawatan...............................................................................68

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Anatomi Sistem Pernapasan..............................................…11


Gambar 2.2 Struktur Anatomi Laring.....................................................................12

Gambar 2.3 Struktur Anatomi Paru-Paru................................................................14


Gambar 2.4 Pathway Asma.....................................................................................21
Gambar 2.5 - 2.10 Pelaksanaan ..............................................................................37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mengikuti Studi Kasus


Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Format Asuhan Keperawatan


Lampiran 4 Blowing ballon
Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Lata
Latarr Bela
Belaka
kang
ng

Asma adalah
adalah penyakit
penyakit tidak menular
menular yang ditandai
ditandai dengan
dengan serangan
serangan

sesak napas
napas dan mengi berulang
berulang (Kemenkes
(Kemenkes RI, 2019). Asma
Asma disebabk
disebabkan
an oleh

dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik seperti iritan,

stre
stress
ss emos
emosio
ional
nal,, ke
kele
lela
lahan
han,, pe
peru
ruba
bahan
han endok
endokri
rin,
n, varia
variasi
si su
suhu
hu,, varia
variasi
si

kelemb
kelembapa
apan,
n, kegeli
kegelisah
sahan,
an, dan genetik
genetik,, sed
sedangk
angkan
an faktor
faktor ekstri
ekstrinsi
nsik
k sepert
sepertii

serbuk sari bunga, debu, pengawet makanan yang mengandung sulfit, dan zat

perangsang indra yang lainnya(Agung, 2016). Terdapat tanda dan gejala umum

yang bisa terjadi pada pasien asma yaitu adanya dispnea, suara mengi, dada

terasa
terasa berat
berat dan batuk
batuk (Abata
(Abata,, 2014).
2014). Asma
Asma adalah
adalah penyaki
penyakitt kronis
kronis yang
yang

menyerang saluran pernapasan, adapun gejala yang sering ditimbulkan pada saat

penderita terkena serangan asma sesak napas, batuk dan napas mengi

(wheezing) (Bararah & Jauhar, 2013 dalam Suprayitna, ddk., 2022)

Berdasarkan World Health Organization (WHO) dan Global Initiative

for Asthma (GINA) jumlah penderita Asma di dunia mencapai 300 juta orang,

dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 400 juta pada tahun

2025. WHO pada tahun 2018 menyatakan Asma membunuh 1000 orang setiap

harinya dan mempengaruhi sebanyak 339 juta orang di dunia. Meningkatnya

prevalensi Asma di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara sedang

berkembang diduga berkaitan dengan buruknya kualitas udara baik indoor

1
maupun outdoor dan berubahnya pola hidup masyarakat
masyarakat (Made, (2021) dalam

Asih, dkk., 2022).

Penyakit asma di indonesia termasuk sepuluh besar penyakit penyebab

kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma tertinggi dari hasil survey riset

kesehatan dasar ditahun 2018 mencapai 2,4% (1.017.290 jiwa) dengan penderita

terbanyak adalah pada perempuan 2,5% (506.576 jiwa) dan pada laki-laki 2,3%

(510.714 jiwa), dan berdasarkan umur sebanyak 4,5% dengan 311.247 jiwa pada

dewasa(Riskesadas, 2018). Penyakit asma, masih termasuk dalam sepuluh besar

penyakit penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Berdasarkan data

Riskesdas tahun 2018 Prevalensi penderita asma di Indonesia menginjak angka

2,4%. Prevalensi asma tertinggi terdapat di provensi Yogyakarta 4,5%, provensi

Kalimantan timur menjadi provensi tertinggi ke dua 4,1%, dan Bali menjadi

provinsi tertinggi ke tiga 4,0%, diikuti oleh provinsi Kalimantan tengah dan

Kalimantan
Kalimantan utara,
utara, prevalensi
prevalensi terendah
terendah adalah provensi
provensi Sumatra utara (1,0%)
(1,0%)

(Riskesdas, (2018) dalam Novikasari, dkk., 2022).

Berdasarkan hasil Rikesdas 2018 di Profil Kesehatan NTB prevalensi

asma di Provinsi NTB berada di peringkat ke 7 dengan kasus asma mencapai

21.308
21.308 kasus
kasus angka
angka nasion
nasionaln
alnya
ya mengal
mengalami
ami pening
peningkat
katan
an 3,1 %.(
%.(Rik
Rikesd
esdas,
as,

2018
2018).
). Berd
Berdas
asar
arka
kan
n da
data
ta Dina
Dinass Kese
Keseha
hata
tan
n Lomb
Lombok
ok Bara
Baratt Ta
Tahu
hun
n 2022
2022,,

prevalensi Asma di Lombok Barat tahun 2022 sebanyak 10.000 jiwa.

Penyebaran
Penyebaran kasus Asma di 20 Puskesmas
Puskesmas Lombok Barat tahun 2022 dengan

data dari Puskesmas Lingsar di dapatkan pravelensi asma pada tahun 2020

2
mencatat angka penderita asma sebanyak 71 penderita, sedangkan laporan tahun

2021 mengalami peningkatan sebanyak 735 penderita asma, Dan laporan


laporan tahun

20
2022
22 pe
pend
nder
erit
itaa as
asma
ma menga
mengala
lami
mi pe
peni
ning
ngkat
katan
an se
seba
banya
nyak
k 834 pe
pend
nder
erit
ita,
a,

Berd
Berdas
asar
arka
kan
n data
data te
ters
rseb
ebut
ut angka
angka kenai
kenaika
kan
n pa
pasi
sien
en yang
yang mend
mender
erit
itas
as as
asma
ma

mengalami
mengalami peningkatan
peningkatan setiap
setiap tahunnya,
tahunnya, letak geografis Puskesmas Lingsar

yang dikenal dengan cuaca yang dingin merupakan salah satu faktor pencetus

terjadinya
terjadinya kekambuhan asma pada pasien
pasien asma. Puskesmas
Puskesmas Lingsar memiliki
memiliki

prevalensi Asma di peringkat ke 10 terbesar penyakit asma dari 20 Puskesmas.

Dampak
Dampak dari
dari preval
prevalens
ensii Asma
Asma yang
yang ter
terus
us mening
meningkat
kat setiap
setiap tahunny
tahunnyaa

dapat mengakibatkan
mengakibatkan menurunnya kualitas hidup penderita
penderita karena sesak yang

sangat
sangat menggan
mengganggu
ggu aktivi
aktivitas
tas sehari
sehari-ha
-hari.
ri. Penangan
Penanganan
an pada
pada pasien
pasien yang

mengalami penyakit asma yaitu dapat dilakukan secara farmakologi dan non

farmakologi
farmakologi.. Pengobatan
Pengobatan farmakologi
farmakologi yaitu dengan pemberian
pemberian bronkodilat
bronkodilator
or

dan obat-obatan asma. Sedangkan pengobatan non farmakologi dapat berupa

terapi blow
blowin
ing
g ball
ballon
on.. Menurut has
hasil
il penelit
penelitian
ian dari
dari Suwaryo
Suwaryo.,d
.,dkk(
kk(2021
2021))

menyat
menyataka
akan
n bahwa
bahwa latiha
latihan
n meniup
meniup balon
balon yang dil
dilaku
akukan
kan kepada
kepada 3 pasien
pasien

didapatkan
didapatkan terapi
terapi blo
blowin
wing
g ballon
ballon efektif mengurangi sesak nafas pada pasien

asma yang dilakukan selama 5 hari, dengan frekuensi 20 menit tiap terapi. Rata-

rata penurunan frekuensi pernapasan dalam rentang 21-23 kali/menit dan sesak

napas berkurang.
berkurang. Terapi meniup
meniup balon bila dilakukan
dilakukan dengan
dengan teratur sangat
sangat

efekti
efektifit
fitas
as untuk
untuk penderi
penderita
ta asma
asma dikar
dikarenak
enakan
an akan
akan dapat
dapat mening
meningkat
katkan
kan

efisiensi
efisiensi system
system pernapasan
pernapasan baik ventilasi,
ventilasi,difus
difusii maupun perfusi,
perfusi, Kapasitas
Kapasitas

3
difusi seseorang akan lebih besar apabila sering dilakukan latihan meniup balon

dan berbeda dengan orang yang tidak terlatih (Rahayu et al., 2021).

Lat
Latiha
ihan
n men
meniup
iup bal
balon
on ber
berguna
guna unt
untuk
uk men
mencega
cegah
h ter
terjad
jadiny
inyaa ses
sesak
ak

napas dari kelemahan oksigen yang masuk ke dalam tubuh menyediakan energy

untuk sel dan otot dengan mengeluarkan karbondioksida. Terapi meniup balon

dapat meningkatkan kekuatan otot pernafasan pasien sehingga memaksimalkan

recoil dan compliance paru sehing


sehingga
ga fungsi paru akan meningkat (Putra,
(Putra, 2021)

dalam Asih, dkk., (2022)

Berd
Berdas
asar
arkan
kan urai
uraian
an di at
atas
as,, penel
penelit
itii te
tert
rtar
arik
ik un
untu
tuk
k mela
melakuk
kukan
an

penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Asma Dengan Pemberian Terapi

Blowing Ball
Ballon
on Untu
Untuk
k Mengu
Mengura
rang
ngii Se
Sesa
sak
k Napa
Napass Di Pu
Pusk
skes
esma
mass Li
Lings
ngsar
ar

Kabupaten Lombok Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah
“Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
Keperawatan Asma dengan Pemberian
Pemberian Terapi

Blowing Ballon un
untu
tuk
k Meng
Mengur
uran
angi
gi Se
Sesa
sak
k Napas
Napas di Puske
Puskesm
smas
as Li
Lings
ngsar
ar

Kabupaten Lombok Barat”

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tuju
ujuan Um
Umum.
um.

Mampu
Mampu melaks
melaksana
anakan
kan Asuhan
Asuhan Kepera
Keperawat
watan
an Dengan
Dengan Pember
Pemberian
ian Terapi
Terapi

Blowing Ballon Untu


Untuk
k Mengu
Mengura
rang
ngii Se
Sesa
sak
k Nafa
Nafass Pada
Pada Pasie
Pasien
n Asma
Asma Di

Puskemas Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

2. Tuj
Tujuan
uan Khu
Khusu
suss

Penulis mampu :

a. Dapat
Dapat melak
melakuka
ukan
n pengkaji
pengkajian
an kepera
keperawat
watan
an pada
pada pasien
pasien asma
asma dengan
dengan

pemberian terapi blowing ballon untuk mengurangi sesak napas di

puskesmas lingsar Kabupaten lombok barat.

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien asma dengan

pemberian terapi blowing ballon untuk mengurangi sesak napas di

puskesmas lingsar Kabupaten lombok barat.

c. Dapat
Dapat menyus
menyusun
un interv
intervens
ensii kepera
keperawat
watan
an pada
pada pasien
pasien asma
asma dengan
dengan

pemberian terapi blowing ballon untuk mengurangi sesak napas di

puskesmas lingsar Kabupaten lombok barat.

d. Dapa
Dapatt mela
melaku
kuka
kan
n impl
implem
emen
enta
tasi
si ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n pa
pada
da pa
pasi
sien
en as
asma
ma

dengan pemberian terapi blowing ballon untuk mengurangi sesak

napas di puskesmas lingsar Kabupaten lombok barat.

e. Melakuk
ukaan evaluasi kepe
perrawatan pada pa
passien asma deng
ngaan

pemberian terapi blowing ballon untuk mengurangi sesak napas di

puskesmas lingsar Kabupaten lombok barat.

5
D. Manfaat Studi Kasus

Peroposal Karya tulis ilmiah ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Manfaa
Manfaatt Teorit
Teoritis
is

Berharap hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan baik klien yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan


Keperawatan

Dengan Pemberian
Pemberian Terapi Blowing Ballon Untuk Mengurangi Sesak Nafas

Pada Pasien Asma Di Puskemas Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

2. Manfaa
Manfaatt Prakti
Praktiss

a. Bagi
Bagi pasie
pasien
n dan keluar
keluarga
ga

Dapat dijadikan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam mengurangi
sesak pada pasien Asma dengan melakukan terapi Blowing Ballon sebagai

terapi komplementer yang mudah untuk dilakukan secara mandiri.

b. Bagi institusi kesehatan/Puskesmas

Menj
Menjadi
adi masu
masuka
kan
n bagi
bagi inst
instit
itus
usii pelaya
pelayana
nan
n ke
kese
seha
hata
tan
n se
sebag
bagai
ai ba
bahan
han

pertimbangan dalam memberikan terapi komplementer pada pasien dengan

Asma.

c. Bagi
Bagi institu
institusi
si Pendid
Pendidika
ikan
n

Sebagai pedoman dalam penelitian yang akan dilakukan dan hasilnya nanti

diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pustaka dalam pengembangan

ilmu pengetahuan guna meningkatkan mutu pendidikan selanjutnya.

d. Peneli
Peneliti
ti lainny
lainnyaa

Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu data awal untuk penelitian

lebih lanjut.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konse
Konsep
p Penya
Penyakit
kit Asm
Asma
a

1. Peng
engertian
tian

Asma adalah suatu penyakit yang terjadi karena penyempitan jalan

nafas yang reversible dalam waktu singkat berupa mukus kental,spasme,

dan edema mukosa serta deskuamasi epitel bronkus atau bronkiolus, di

sebabka
sebabkan
n inflam
inflamasi
asi eosino
eosinofil
filik
ik dengan
dengan kepekaa
kepekaan
n yang
yang berleb
berlebih
ih

(Suwaryo dkk., 2021).

Asma merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi pada saluran


napas akibat reaksi inflamasi
inflamasi kronik yang menyebabkan
menyebabkan hiperrespon
hiperresponsif
sif

jalan napas dengan gejala mengi, sesak napas dan dada terasa berat

disert
disertai
ai batuk
batuk dan gejala
gejalanya
nya umumny
umumnyaa ter
terjad
jadii malam
malam hari
hari atau
atau

menjelang pagi. Bila asma tidak terkontrol dapat menyebabkan kematian

(Litanto dan Kartini, 2021).

Asma dibedakan menjadi 2 jenis, (Nurarif Huda, 2016) dalam Matali,

(2021) yaitu :

1) Asma
Asma bron
bronki
kial
al

Penderi
Penderita
ta asma
asma bronki
bronkial,
al, hip
hipers
ersens
ensiti
itiff dan hipera
hiperakti
ktiff ter
terhada
hadap
p

rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan

lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga

gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga

bisa muncul lantaranadanya radang yang mengakibatkan penyempitan

7
saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan iniakibat berkerutnya otot

polos saluran pernapasan, pembengkakan selaput lendir, dan


da n pembentukan

timbunan lendir yang berlebihan.

2) Asma
Asma kard
kardiial

Asmaa yang
Asm yang timbul
timbul akibat
akibat adanya
adanya kelain
kelainan
an jantun
jantung.
g. Gejala
Gejala asma
asma

kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat.

Kejadian
Kejadian ini disebut nocturnal
nocturnal paroxymul
paroxymul dispnea. Biasanya
Biasanya terjadi
terjadi pada

saat penderita sedang tidur.

2. Etiol
tiolog
ogii Asma
Asma

Menurut (Wijaya & Putri, 2013) dalam Natali, (2021) dalam bukunya
dijelaskan klasifikasi asma berdasarkan etiologi adalah sebagai berikut :

a. Asma
Asma eks
ekstr
trin
insi
sik/
k/al
aler
ergi
gi

Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui sudah terdapat

semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari bulu

halus, binatang, dan debu. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan

adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika

ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka

akan terjadi serangan asma ekstrinsik.

b. Asma instrinsik/idopatik

Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya

faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi sering

memicu serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40

ta
tahun
hun se
sete
tela
lah
h mende
menderi
rita
ta infe
infeks
ksii si
sinus
nus// ca
caba
bang
ng tr
tran
anche
cheob
obro
ronk
nkia
ial.
l. .

8
Sr
Srer
eran
angan
gan as
asma
ma ini
ini menj
menjad
adii le
lebi
bih
h be
bera
ratt da
dan
n se
seri
ring
ng se
seja
jala
lan
n denga
dengan
n

berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.

c. Asm
Asma cam
campu
pura
ran
n

Asma yang terjadi/timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intrinsik.

Ada bebera
beberapa
pa hal yang merupa
merupakan
kan faktor
faktor predis
predispos
posisi
isi dan presip
presipita
itasi
si

timbulnya serangan asma:

1) Faktor
Faktor pred
predisp
isposi
osisi
si Genet
Genetik
ik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun

belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.


Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga

dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi

ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika

terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran

pernafasannya juga bisa diturunkan.

2) Faktor presip
presipitas
itasii Alergen
Alergen Dimana
Dimana alergen
alergen dapat dibagi menjadi
menjadi 3

jenis, yaitu

a. Inhala
Inhalan,
n, yang
yang masuk
masuk melalu
melaluii salura
saluran
n pernapas
pernapasan
an

Contohnya: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur,

bakteri dan polus.

b. Ingestan, yang masuk melalui mulut

Contohnya: makanan dan obat-obatan.

c. Kontaktan,
Kontaktan, yang masuk melalui
melalui kontak dengan kulit

9
Contohnya : perhiasan, logam dan jam tangan.

3) Cuaca

Cuac
Cuacaa le
lemb
mbab
ab dan hawa
hawa pe
pegun
gunung
ungan
an ya
yang
ng di
dingi
ngin
n se
seri
ring
ng

mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan

berhubungan dengan musim,

sepert
seperti:
i: musim
musim hujan,
hujan, musim
musim kemara
kemarau,
u, mus
musim
im bunga.
bunga. Hal ini

berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

4) Stress/ gangguan emosi

Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,


selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

Disamping
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita
penderita

asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat

untuk menyelesaikan
menyelesaikan masalah
masalah pribadinya.
pribadinya. Karena jika stressnya
stressnya

belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.

5) Lingkungan kerja

Memp
Mempun
unya
yaii hu
hubun
bunga
gan
n la
langs
ngsung
ung denga
dengan
n se
seba
bab
b te
terj
rjadi
adinya
nya

se
sera
rang
ngan
an as
asma
ma.. Hal
Hal ini
ini berka
berkait
itan
an denga
dengan
n di
dima
mana
na di
diaa be
beker
kerja
ja..

Misaln
Misalnya
ya orang
orang yang
yang bekerj
bekerjaa di labora
laborator
torium
ium hewan,
hewan, ind
indust
ustri
ri

tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada

waktu libur atau cuti.

6) Olah raga/ aktifitas jasmani

10
Olahraga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita

asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau

olahr
olahraga
aga ya
yang
ng be
bera
rat.
t. La
Lari
ri ce
cepat
pat pa
pali
ling
ng mudah
mudah meni
menimb
mbul
ulkan
kan

serang
serangan
an asma.
asma. Serang
Serangan
an asma
asma karena
karena aktifi
aktifitas
tas biasan
biasanya
ya ter
terjad
jadii

segera setelah selesai aktifitas tersebut.

3. Anat
Anatom
omii Siste
Sistem
m Per
Perna
nafas
fasan
an

Gambar 2.1 Struktur Anatomi


Anatomi Pernafasan Sumber : H. Syaifuddin (2012)
(2012)

Menurut Sarwadi & Linangkung (2016) dalam Julianti, (2020) dalam Julianti,

(2020) anatomi sistem pernafasan terdiri atas:

1. Rongga Hi
Hidung

Rongga hidung berupa dua saluran


saluran sempit
sempit yang
yang ditopang
ditopang oleh

beberapa tulang yang didalamnya terdapat selaput lendir dan bulu

hidung yang berfungsi untuk:

a. Menyaring debu maupun kotoran yang akan masuk bersama

udara.

b. Menyelaraskan antara suhu udara dengan suhu tubuh.

11
c. Mengontrol kelembapan udara yang akan masuk ke tubuh.

2. Faring

Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan udara dengan

makanan. Faring berada di belakang rongga hidung dan mulut, di

dalamnya terdapat dua katup yaitu katup pangkal tenggorokan

(epiglotis) dan katup penutup rongga hidung (anak tekak).

Fungsi anak tekak adalah untuk menutup faring jika saat menelan

makanan. Faring terdiri dari tiga bagian,yaitu : Nasofaring, Orofaring,

dan Laringofaring.

3. Laring (Pangkal Tenggorokan)


Gambar 2.2 Struktur Anatomi Laring

Sumber : H. Syaifuddin (2012) dalam Julianti, (2020)

Laring berada diantara faring dan trakhea. Laring terdiri dari

katup pangkal tenggorokan (epiglotis), perisai tulang rawan dan

12
ge
gela
lang-
ng- gelang
gelang tula
tulang
ng ra
rawa
wan
n ya
yang
ng memb
membent
entuk
uk ja
jaku
kun.
n. Su
Suar
araa

manusia dihasilkan oleh pita suara yang terletak di laring.

4. Trakhea

Bentuk
Bentuk batang
batang tenggo
tenggorok
rokan
an sepert
sepertii pipa
pipa bergel
bergelang-
ang-gel
gelang,
ang,

tulang rawan yang panjangnya kurang lebih 10 cm, berada di bagian

leher dan rongga dada. Fungsi trakhea sebagai tempat lewatnya udara.

Saat berbicara, epiglotis akan turun menutupi saluran pernafasan dan

akan terangkat ketika menelan makanan.

5. Bronkus (Cabang dari Tenggorokan)

Br
Bronk
onkus
us meru
merupak
pakan
an ca
caban
bang
g dari
dari tr
trakh
akhea
ea ya
yang
ng be
berc
rcab
abang
ang

menjadi dua, yaitu bronkus kanan dan


d an bronkus kiri. Bronkus

bercabang tiga menuju paru-paru kanan dan bercabang dua menuju

paru-paru kiri. Setiap cabang dari bronkus akan bercabang lagi

membentuk saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus.

6. Bronkiolus

Cabang dari bronkus yang membentuk saluran kecil disebut

bronkiolus. Cabang-cabang dari bronkiolus akan semakin halus.

Caba
Cabang
ng-c
-cab
aban
ang
g pa
pali
ling
ng ha
halu
luss da
dari
ri br
bron
onki
kiol
olus
us ak
akan
an masu
masuk
k ke

gelembung
gelembung paru-paru
paru-paru atau alveolus.
alveolus. Fungsi alveolus ialah sebagai
sebagai

tempat oksigen untuk masuk kedalam darah dan melepaskan air dan

karbondioksida dari darah.

13
7. Alveolus

Saluran
Saluran yang paling ujung dari alat pernafasan
pernafasan ialah alveolus,

yang berupa gelembung-gelembung udara. Alveolus mempunyai

fungsi sebagai tempat pertukaran gas, yaitu tempat masuknya oksigen

ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dan air dari darah.

Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter

masing-masing rata-rata 0,2 milimeter

8. Paru-paru

Gambar 2.3 Struktur Paru-paru

Sumber : H. Syaifuddin (2012) dalam Julianti, (2020)

Paru-paru terletak di rongga dada di bagian atas diafragma. Paru-paru


tersusun oleh dua bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang

terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri

dari dua gelambir. Paru-paru berfungsi menjadi tempat terjadinya difusi

oksige
oksigen
n ke dalam
dalam darah
darah dan pengel
pengeluar
uaran
an karbond
karbondiok
ioksid
sidaa dari
dari darah.
darah.

Selaput
Selaput tipis
tipis yang
yang berfun
berfungsi
gsi membun
membungkus
gkus paru-p
paru-paru
aru disebut
disebut pleura
pleura..

Selaput
Selaput bagian
bagian dalam
dalam yang
yang langsu
langsung
ng menyel
menyelubun
ubungi
gi paru-p
paru-paru
aru disebut
disebut

14
pleura dalam (pleura visceralis).
visceralis). Sedangkan.
Sedangkan. selaput yang langs
langsung
ung

menyelubungi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut

pleura luar (pleura parietalis).

9. Mani
Manife
fest
stas
asii Kli
Klini
niss

Tanda
Tanda dan
dan gejala
gejala asma
asma yang
yang biasa
biasa seri
sering
ng muncu
muncull adalah
adalah mengi,
mengi,

peningkatan frekuensi pernafasan, hyperventilation, hyperinflasi, fluktuasi

kadar CO2. Hyperventilation yang diikuti dengan kecemasan merupakan

gejala yang sering ditemukan pada penderita asma, sehingga mengakibatkan

bronkokonstriksi jalan nafas (Holloway, Elizabeth A. Wes, 2007).

Hyperventilation merupakan suatu kondisi dimana CO2 dalam darah dan

alveoli berkurang sehingga kompensasi jalan nafas mengalami konstriksi

bertujuan untuk menghindari kehilangan CO secara berlebih (Bruton,

2005). Selain itu penebalan dinding jalan nafas karena remodelling jalan

nafas meningkat dengan tajam dan berkontribusi terhadap obstruksi aliran

udara. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyempian bronkus sehingga

terjadilah sesak napas (Melastuti & Husna, (2015) dalam Matali, 2021).

15
10. Patofis
Patofisiolo
iologi
gi

Patofi
Patofisiolo
siologi
gi asma adanya debu, asap rokok, bulu binatang,
binatang, hawa

dingin terpapar pada penderita dan benda-benda tersebut setelah terpapar

ternyata tidak dikenali oleh sistem di dalam tubuh penderita sehingga

dianggap sebagai benda asing yang masuk (antigen). Obstruksi saluran

nafas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus ,sumbatan

mucus, edema dan inflamasi dinding. Gangguan yang berupa obstruksi

saluran nafas yang berupa obstruksi saluran napas bisa dinilai dengan

VEP1 ( volume ekspirasi pakasa detik pertama) ,penyempitan saluran

nafas dapat terjadi baik pada saluran nafas yang besar, maupun sedang.
Geja
Gejala
la meng
mengii mena
menanda
ndaka
kan
n ad
adany
anyaa pe
penye
nyemp
mpit
itan
an sa
saur
uran
an nafas
nafas besar
besar

sedangkan pada saluan nafas kecil gejala batuk dan sesak. Penyempitan

bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar masuk saat inspirasi

sehingga menurunkan oksigen yang dalam darah. Kondisi ini berakibat

pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita terlihat pucat dan

lemah. Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkatkan sekresi

muku
mukuss da
dan
n meni
meningk
ngkat
atka
kan
n pe
perg
rger
eraka
akan
n si
sili
liaa pa
pada
da mukos
mukosa.
a. Se
Sehi
hing
ngga
ga

menyebabkan gangguan pada pertukaran gas (Setiyohadi, 2010) dalam

Matali, 2021).

16
11. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan Asma (Pusdatin Kementrian Kesehatan RI,

2015) adalah mencapai asma terkontrol sehingga penderita asma dapat hidup

norma
normall ta
tanp
npaa hamba
hambata
tan
n dalam
dalam mela
melaku
kukan
kan aktiv
aktivit
itas
as se
sehar
hari-
i-ha
hari
ri.. Pa
Pada
da

prinsipnya penatalaksanaan asma dibagi menjadi 2, yaitu : penatalaksanaan

asma jangka panjang dan penatalaksanaan asma akut/saat serangan.

a. Tatalaksana
Tatalaksana Asma
Asma Jangka Panjang adalah
adalah edukasi, obat Asma
Asma (pengontrol
(pengontrol

dan pelega), dan menjaga kebugaran (senam asma). Obat pelega diberikan

pada saat serangan, obat pengontrol ditujukan untuk pencegahan serangan

dan diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus.


b. Tatalaksana Asma Akut pada Anak dan Dewasa Tujuan tatalaksana

serangan Asma akut:

1) Mengatasi gejala serangan asma

2) Mengembalikan fungsi paru ke keadaan sebelum serangan

3) Mencegah terjadinya kekambuhan

4) Mencega
Mencegah
h kemati
kematian
an karena
karena seranga
serangan
n asma
asma Menuru
Menurutt (Perhi
(Perhimpu
mpunan
nan

Dokter
Dokter Paru
Paru Indone
Indonesia
sia,, 2003)
2003) dalam
dalam (Nurar
(Nurarif
if Huda,
Huda, (20
(2016)
16) dalam
dalam

Matali, 2021). ada program penatalaksanaan asma meliputi 7 komponen,

yaitu :

a. Edukasi
Edukasi yang baik akan menurunkan
menurunkan morbiditi
morbiditi dan mortalit
mortaliti.
i. Edukasi

tidak hanya ditujukan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak

la
lain
in ya
yang
ng memb
membut
utuh
uhkan
kan energ
energii pe
peme
mega
gang
ng keput
keputus
usan
an,, pe
pemb
mbuat
uat

perencanaan bidang kesehatan/asma, profesi kesehatan.

17
b. Monitor berat asma secara berkala dan penilaian klinis berkala antara

1-6
1-6 bu
bula
lan
n da
dan
n moni
monito
tori
ring
ng as
asma
ma ol
oleh
eh pende
penderi
rita
ta se
send
ndir
irii mutl
mutlak
ak

dilaku
dilakukan
kan pada penatal
penatalaks
aksanaa
anaan
n asma.
asma. Hal ter
terseb
sebut
ut disebab
disebabkan
kan

berbagai faktor antara lain :

1) Gejala
Gejala dan berat
berat asma berubah,
berubah, sehingga
sehingga membutuhka
membutuhkan
n perubahan
perubahan

terapi

2) Pajanan
Pajanan pencetus
pencetus menyebab
menyebabkan
kan penderita
penderita mengalam
mengalamii perubah
perubahan
an

pada asmanya

3) Daya ingat
ingat (memori)
(memori) dan
dan motivasi
motivasi penderit
penderitaa yang perlu
perlu direview,
direview,

sehingga membantu penanganan asma terutama asma mandiri


c. Identifikas
Identifikasii dan mengendali
mengendalikan
kan faktor
faktor pencetus
pencetus

d. Mer
Merenca
encana
naka
kan
n dan
dan membe
emberrik
ikan
an peng
pengob
obat
atan
an ja
jang
ngka
ka panj
panjan
ang
g

Penatalaksan
Penatalaksanaan
aan asma bertujuan
bertujuan untuk mengontrol penyakit, disebut

sebagai asma terkontrol. Terdapat 3 faktor yang perlu


p erlu dipertimbangkan :

1) Medi
Medikas
kasii as
asma
ma ditu
dituju
jukan
kan un
untu
tuk
k menga
mengata
tasi
si da
dan
n mence
mencega
gah
h ge
geja
jala
la

obstruksi jalan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.

2) Ta
Taha
hapan
pan pe
pengo
ngoba
bata
tan
n

3) Penanganan
Penanganan asma
asma mandiri
mandiri (pelangi
(pelangi asma)
asma) hubungan
hubungan penderita
penderita dokter
dokter

yang baik adalah dasar yang kuat untuk terjadi kepatuhan dan efektif

penatalaksanaan asma. Rencanakan pengobatan asma jangka

panjang sesuai kondisi penderita, realistik/ memungkinkan bagi

penderita dengan maksud mengontrol asma.

18
e. Meneta
Menetapkan
pkan pengobat
pengobatan
an pada serangan
serangan akut Pengoba
Pengobatan
tan pada seranga
serangan
n

akut antara lain : Nebulisasi agonis beta 2 tiap 4 jam, alternatifnya Agonis

beta 2 subcutan, Aminofilin IV, Adrenalin 1/1000 0,3 ml SK, dan oksigen

bila mungkin Kortikosteroid sistemik.

f. Kontrol
Kontrol secar
secaraa teratu
teraturr pada pena
penatal
talaks
aksanaa
anaan
n jangka
jangka panja
panjang
ng terda
terdapat
pat 2

hal yang penting diperhatikan oleh dokter yaitu:

1) Tindak lanjut (follow-up) teratur

2) Rujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penangan lanjut bila diperlukan

g. Pola
Pola hidu
hidup
p sehat
sehat

1) Mening
Meningkat
katkan
kan kebugara
kebugaran
n fisik
fisik Senam asma Indones
Indonesia
ia (SAI) adalah
adalah
sa
sala
lah
h sa
satu
tu be
bent
ntuk
uk olahr
olahraga
aga ya
yang
ng di
dian
anju
jurk
rkan
an ka
kare
rena
na mela
melati
tih
h dan

menguatkan
menguatkan otot-otot
otot-otot pernapasan khususnya, selain manfaat lain pada

olahraga umumnya.

2) Berhen
Berhenti
ti atau
atau tidak
tidak pern
pernah
ah merokok
merokok

3) Li
Ling
ngku
kunga
ngan
n ke
kerj
rjaa ke
kenal
nalii lingk
lingkun
ungan
gan ke
kerj
rjaa ya
yang
ng be
berp
rpot
oten
ensi
si da
dapat
pat

menimbulkan asma

Penatalaksanaan pada pasien menggunakan pendekatan keluarga (Alfa

et al., 2020) sebagai berikut :

1) Kunjun
Kunjungan
gan keluarga
keluarga pertama
pertama dilakuka
dilakukan
n pendeka
pendekatan
tan dan pengena
pengenalan
lan

terhadap pasien serta menerangkan maksud dan tujuan kedatangan,

diikuti dengan anamnesis tentang keluarga dan perihal penyakit yang

diderita

19
2) Interv
Intervens
ensii secara
secara non farmakol
farmakologi
ogiss dil
dilakuk
akukan
an dengan bantuan
bantuan media

inte
interv
rvens
ensii berup
berupaa poste
posterr ya
yang
ng beris
berisik
ikan
an te
tent
ntan
ang
g penya
penyaki
kitt as
asma
ma,,

penyebab, faktor risiko, faktor pencetus pencegahan.

3) Eduk
Edukas
asii ke
kepa
pada
da pa
pasi
sien
en da
dan
n ke
kelu
luar
arga
gany
nyaa meng
mengen
enai
ai je
jeni
niss ak
akti
tivi
vita
tass

fisik/olahraga yang dapat dilakukan oleh pasien.

4) Eduk
Edukas
asii da
dan
n evalu
evaluas
asii ca
cara
ra pe
pema
makai
kaian
an obat.
obat. Agar
Agar obat
obat ya
yang
ng di
digun
gunak
akan
an

lebih efektif dan dapat mengontrol asma pasien dengan


den gan dosis yang tepat.

20
11. Pathw
Pathway
ay

Pathway Asma

Gambar 2.4 Sumber: Nurarif Huda,2016 dalam Matali, 2021).

21
B. Konsep
Konsep Asuha
Asuhan
n Keperaw
Keperawatan
atan Asma
Asma

1. Pengkajian

Pe
Pengk
ngkaj
ajia
ian
n ya
yang
ng dila
dilaku
kukan
kan pa
pada
da pa
pasi
sien
en as
asma
ma menur
menurut
ut (N
(Nur
urar
arif
if &

Kusuma, 2015 dalam Ambasari, (2020) meliputi:

1. Pengkaj
Pengkajian
ian mengenai
mengenai identi
identitas
tas pasien
pasien dan keluar
keluarga
ga mengenai
mengenai nama,
nama,

umur, dan jenis kelamin karena pengkajian umur dan jenis kelamin

diperlukan pada dengan asma

2. Keluhan
Keluhan utama
utama Klien
Klien asma akan menglu
mengluhka
hkan
n sesak napas,
napas, bernap
bernapas
as

terasa berat pada dada, dan adanya kesulitan untuk


untuk bernapas.

3. Riwayat
Riwayat penyakit
penyakit saat
saat ini Klien
Klien dengan
dengan riwayat
riwayat seranga
serangan
n asma datang
datang
mencar
mencarii pertol
pertolonga
ongan
n dengan
dengan keluhan
keluhan sesak
sesak nafas
nafas yang
yang hebat
hebat dan

mendadak, dan berusaha untuk bernapas panjang kemudian diikuti

dengan
dengan suara
suara tambah
tambahan
an mengi
mengi (wheez
(wheezing
ing),
), kelela
kelelahan
han,, gangguan
gangguan

kesadaran, sianosis, dan perubahan tekanan dara.

4. Riwaya
Riwayatt penyakit
penyakit dahulu
dahulu Riwayat
Riwayat penyakit
penyakit klien
klien yang diderit
dideritaa pada

masa-
masa- masa
masa dahulu
dahulu melipu
meliputi
ti penyaki
penyakitt yang berhubu
berhubunga
ngan
n dengan
dengan

si
siste
stem
m pernapa
pernapasan
san sepert
sepertii infeks
infeksii salura
saluran
n pernapa
pernapasan
san atas,
atas, sakit
sakit

tenggorokan, sinusitis, amandel, dan polip hidung Riwayat penyakit

keluarga Pada klien dengan asma juga dikaji adanya riwayat penyakit

yang sama pada anggota keluarga klien.

5. Riwayat
Riwayat penyakit
penyakit keluarg
keluargaa Pada klien
klien dengan
dengan asma
asma juga
juga dikaji
dikaji adanya

riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga klien.

22
6. Pengkaj
Pengkajian
ian psiko-sos
psiko-sosio-
io-kul
kultur
tural
al Kecema
Kecemasan
san dan koping
koping tidak
tidak efekti
efektif,
f,

status ekonomi yang berdampak pada asuhan kesehatan dan perubahan

mekanisme peran dalam keluarga serta faktor gangguan emosional

yang bisa menjadi pencetus terjadinya serangan asma.

7. Pola reseps
resepsii dan tata
tata laksana
laksana hidup
hidup sehat Gejala
Gejala asma dapat
dapat membatasi
membatasi

klien dalam berperila


berperilaku
ku hidup normal
normal sehingga
sehingga klien dengan asma
asma

harus mengubah gaya hidupnya agar serangan asma tidak muncul.

8. Pola
Pola hubungan
hubungan dan peran
peran gejala
gejala asma
asma dapat memba
membatas
tasii klien
klien untuk

menj
menjal
alan
anii ke
kehi
hidu
dupa
pann
nnya
ya se
seca
cara
ra norm
normal
al se
sehi
hing
ngga
ga kl
klie
ien
n ha
haru
russ

menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran klien.


9. Pola
Pola persepsi
persepsi dan konsep
konsep diri Persep
Persepsi
si yang salah
salah dapat mengham
menghambat
bat

respon
responss koopera
kooperatif
tif pada diri
diri kli
klien
en sehing
sehingga
ga dapat
dapat mening
meningkat
katkan
kan

kemungkinan serangan asma yang berulang.

10. Pola
Pola penanggu
penanggulan
langan
gan dan Stress
Stress Stress
Stress dan ketega
ketegangan
ngan emosio
emosional
nal

meru
merupa
pakan
kan fa
fakt
ktor
or inst
instri
rins
nsik
ik pe
pence
ncetu
tuss se
sera
ranga
ngan
n as
asma
ma se
sehi
hingg
nggaa

diperlukan pengkajian penyebab dari asma.

11. Pola sensorik


sensorik dan Kognitif
Kognitif Kelainan pada pola persepsi dan kognitif

akan
akan mempen
mempengar
garuhi
uhi konsep
konsep diri
diri klien
klien yang
yang akan
akan mempeng
mempengaru
aruhi
hi

jumlah stressor sehingga kemungkinan serangan asma berulang pun

akan semakin tinggi.

12. Pola
Pola Tata
Tata Nilai
Nilai dan Keperc
Kepercayaa
ayaan
n Kedekat
Kedekatan
an klien
klien dengan
dengan apa yang

diyakini di dunia ini dipercaya dapat meningkatkan kekuatan jiwa

klien sehingga dapat menjadi penanggulangan stress yang konstruktif.

23
13. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
fisik head to toe
toe

a. Keada
Keadaan
an umu
umum:
m: tam
tampa
pak
k lema
lemah
h

b. Tanda- tanda vital : (tekanan darah menurun, nafas sesak, nadi

lemah dan cepat, suhu meningkat, distress pernafasan sianosis)

c. TB/ BB
BB : Sesuai
Sesuai dengan
dengan pertum
pertumbuha
buhan
n dan perkem
perkembang
bangan
an

d. Kulit (Tampak
(Tampak pucat,
pucat, sianos
sianosis,
is, biasanya
biasanya turgor
turgor jelek)
jelek)

e. Kepa
Kepala
la (Sa
(Saki
kitt kepa
kepala
la))

f. Mata
Mata (tid
(tidak
ak ada
ada yang
yang begitu
begitu spe
spesif
sifik)
ik)

g. Hidung
Hidung (Naf
(Nafas
as cupin
cuping
g hidung,
hidung, sian
sianosi
osis)
s)

h. Mulut (Pucat sianosis,


sianosis, membran
membran mukosa kering,
kering, bibir
bibir kering,
kering,
i. Telinga
Telinga (Lihat
(Lihat sekret,
sekret, kebersi
kebersihan,
han, biasanya
biasanya tidak
tidak ada spesifik
spesifik

j. Leher ( tidak terdapat pemebsaran KGB dan kelenjar tiroid)

k. Jantun
Jantung
g (Pada
(Pada kasus komplik
komplikasi
asi ke endokardi
endokarditit
titis,
is, terjad
terjadii bunyi

tumbuhan)

l. Pa
Paru
ru – pa
paru
ru (Infi
(Infilt
ltra
rasi
si pada
pada lo
lobus
bus paru,
paru, perkus
perkusii pekak
pekak (redup
(redup),
),

wheezing (+),
(+), sesak istirahat dan bertambah saat berakti

m. Pung
Punggung
gung (Tidak
(Tidak ada spesif
spesifik)
ik)

n. Abdomen (Bising
(Bising usus
usus (+),
(+), distensi
distensi abdomen,
abdomen, nyeri biasany
biasanyaa tidak
tidak

ada)

o. Geneta
Genetalia
lia (Tidak
(Tidak ada ganggua
gangguan)
n)

p. Ektremitas (Kelemahan, penurunan aktivitas, sianosis ujung jari

dan kaki).

24
q. Neurol
Neurologi
ogiss (Terda
(Terdapat
pat kelemah
kelemahan
an otot, tanda
tanda reflex
reflex spesifi
spesifik
k tidak
tidak

ada)

14. Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
penunjang

a. Spriro
Spriromet
metri
ri penguku
pengukuran
ran fungsi
fungsi paru
paru

b. Tes provokasi bronkhus, dilakukan pada spirometri interna

15. Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an labora
laborator
torium
ium melipu
meliputi
ti analisa
analisa gas darah,
darah, sputum
sputum,, sel

eosinofil, pemeriksaan darah rutin dan kimia

16. Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi
radiologi

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnos
Diagnosaa keperaw
keperawata
atan
n adalah
adalah pernya
pernyataa
taan
n yang dibuat
dibuat oleh
oleh perawa
perawatan
tan

profesional yang memberi gambaran tentang maslah atau status kesehatan klien,

baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis dan

interpretasi data hasil pengkajian. (Asmadi, 2008) dalam fitri, (2021)

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien asma menurut

SDKI (2018)

1. D.0001 Bersihan
Bersihan Jalan
Jalan Napas
Napas Tidak
Tidak Efektif
Efektif b.d Spasme
Spasme Jalan
Jalan Napas
Napas

2. .D.0
.D.000
005
5 Pola
Pola na
napa
pass tida
tidak
k ef
efek
ekti
tiff be
berh
rhub
ubun
unga
gan
n Depr
Depres
esii Pusa
Pusatt

Pernapasan

3. D.
D.000
0003
3 Gang
Ganggua
guan
n Pertu
Pertuka
kara
ran
n Gas
Gas Defi
Defini
nisi
si : Keti
Ketida
dak
k Se
Seim
imba
bang
ngan
an

Ventilasi -Perfusi

25
3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan
Perencanaan keperawatan
keperawatan adalah keputusan
keputusan awal yang memberi
memberi arah bagi

tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan,

dan siapa yang akan melakukan tindakan


tindakan keperawatan.
keperawatan. (Asmadi,
(Asmadi, 2008) dalam

fitri, (2021).

Rencanaan keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan

kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan yang

muncul
muncul.. Rencan
Rencanaa keperaw
keperawata
atan
n berdas
berdasark
arkan
an Standar
Standar Interv
Intervens
ensii Kepera
Keperawat
watan
an

Indonesia (SIKI, 2018) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI,2019)

dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut :


Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Bersihan jalan SLKI L.01001 Manajemen Jalan Napas
napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi (I.01011)
Penyebab keperawatan selama ….. x Tindakan:
1. Fisiologis ….. maka diharapkan 1. Observasi:

a. Spasme bersihan jalan napas a. Monitor pola napas


jalan napas membaik dengan kriteria (frekuensi, kedalaman,
b. Hipersekesi hasil: usaha napas)
jalan napas Bersihan jalan napas b. Monitor bunyi napas
c. Disfung
ngssi (L.01001) tambahan (mis. gurgling
gurgling,
neuromusku a. Batuk efektif mengi, wheezing, ronchi
ler meningkat(5) kering)
d. Efek ag
agen b. Produksi sputum c. Monitor sputum (jumlah,
farmakologi menurum (5) warna, aroma)

26
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
2. Situasional c. Wheezing menurun (5) 2. Terapeutik:
a. Merokok d. Dispnea menurun (5) a. Pertahankan kepatenan
aktif e. Gelisah menurun (5) jalan napas dengan head
b. Merokok f. Frekuensi napas membaik tilt dan chin-lift (jaw
pasif (5) thrust jika curiga trauma
c. Terpajam g. Pola napas membaik (5) servical)
polutan b. Posisikan semi-fowler
3. Gejala dan atau fowler
Tanda Mayor c. Berikan minum hangat
Subjektif - (Tidak d. Lakukan fisioterapi dada,

tersedia) Objektif jika perlu


a. Batuk ttiidak e. Lakukan penghisapan
efektif lendir kurang dari 15
b. Tidak detik
mampu f. Lakukan hiperoksigenasi
batuk sebelum penghisapan
endotrakeal
g. Keluarkan sumbatan
benda pada dengan
forsep McGill
h. Berikan oksigen, jika
perlu
3. Edukasi:
a. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
b. Ajarkan tehnik batuk

efektif

27
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
4. Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

SDKI D0005 SLKI L.01004 SIKI I.01011


Pola napas Pola Nafas Manajemen jalan napas
tidak epektif Setelah dilakukan tindakan 1. Observai
berhubungan keperawatan selama 1x3 jam a. Monitor pola napas

dengan diharapkan inspirasi dan b. Monitor bunyi napas


depresi pusat atau c. Monitor sputum
pernapasan ekspirasi yang memberikan 2. Terapeutik
ventilasi adekuat membaik a. Pertahankan kepatenan
Definisi : dengan kriteria hasil : jalan napas
Inspirasi/Ekspirasi a. Disspnea menurun (5) b. Posisikan semi-fowler
yang tidak b. Penggunaan otot bantu c. Berikan minum hangat
memberikan napas menurun (5) d. Lakukan fisioterafi dada
ventilasi adekuat c. Pemanjangan fase e. Lakukan penghisapan
Penyebab : 1. ekspirasi lendir
Hambatan upaya menurun (5) f. Lakukan hiperoksigenasi
napas d. Ortopnea menurun (5) g. Keluarkan sumbatan
( mis. Nyeri saat e.Pernapasanpursed-lip benda padat dengan
bernapas, menurun (5) forsep
kelemahan otot f. Pernapasan cuping hidung h. Berikan oksigen jika perlu
pernapasan Gejala menurun (5) 3. Edukasi
dan tanda mayor : g. Ventilasi semenit a. Anjurkan asupan cairan

meningkat (5) 2000 ml/hari

28
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
h. Kapasitas vital meningkat b. Ajarkan Teknik batuk
(5) efektif
i. Diameter thorax anterior
posterior meningkat (5) 4. Kolaborasi
j. Tekanan ekspirasi a. Kolaborasi pemberian
meningkat (5) bronkodilator
k. Tekanan inspirasi
meningkat (5)
l. Frekuensinapas
membaik (5)

m. Kedalaman napas
membaik (5)
n. Ekskursi dada membaik
(5)

SDKI D.0003 SLKI L.01003 SIKI I.01014


Gangguan Pertukaran Gas Pemantauan Respirasi
Pertukaran Gas Definisi :oksigenasi dan Definisi
Definisi : mengumpulkan
mengumpulkan dan
Definisi : eliminasi karbondioksida mengan
anaalisis data unt
ntu
uk
Kelebihan atau pada membran alv memast
memastika
ikan
n kepate
kepatenan
nan jal
jalan
an
kekurangan eolus-kaviler dalam batas napas dan keefektifan
oksigenasi dan normal Setelah dilakukan pertukaran gas dengan
eliminasi tindakan keperawatan pemberian Blowing Ballon
karbondioksida diharapkan gangguan
pada membran pertukaran gas batas normal Observasi
alveolus-kaviler dengan kriteria hasil : 1. Monitor frekuensi, irama,
Penyebab 1. Dipnea menurun kedalaman dan upaya napas.

2. Bunyi napas menurun 2. Monitor pola napas

29
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
3. PCO2 membaik 3. Monitor kemampuan batuk
1. 4. PO2 membaik efektif
Ketidakseimban 5. Takikardi membaik 4. Monitor adanya sumbatan
gan ventilasi- 6. pH arteri membaik jalan napas
perfusi 5. Monitor saturasi oksigen
2. Perubahan
membran alveolus- Terapeutik
kapiler gejala dan 1. Mengatur posisi pasien
tanda mayor senyaman mungkin
subjectif :- 2. Mengistruksikan pasien

objektif : agar tetap rileks agar


1. PCO2 meningkat teknik meniup ballon
dan menurun berjalan efektif
2. PO2 menurun 3. Menyiapkan balon /
3. pH arteri memegang balon dengan
meningkat/menuru kedua tangan, atau satu
n tangan
4. Bunyi naps memegang balon tangan
tambahan yang lain rilek disamping
5. Takikardi gejala kepala.
dan tanda minor 4. Menarik napas secara
subjectif : maksimal melalui hidung,
1. Pusing kemudian tiupkan ke
2. Penglihatan dalam
Kabur balon secara maksimal
objectif : dengan waktu 2 detik lebih
1. Sianosis lama dari waktu tarik

2. Gelisah napas. Menarik napas

30
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
3. Pola napas selama 3-4 detik ditahan
abnormal selama 2-3 detik kemudian
dalam/dangkal) lakukan ekhalasi dengan
(Cepat/lambat, meniup balon selama 5-8
reguler/ireguler, detik.
4. Warna kulit 5. Meminta pasien untuk
abnormal ( mis. menutup balon dengan
Pucat, kebiruan) jari-jari
6. Memberikan perlakuan
teknik blowing sebanyak

3x dalam satu set latihan


dan istrahat bila terjadi
kelelahan

Edukasi Jelaskan tujuan


prosedur pemantauan

4. Impl
Implem
emen
entas
tasii Keper
Keperaw
awata
atan
n

Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna

memban
membantu
tu klien
klien mencapa
mencapaii tujuan
tujuan yang tel
telah
ah dit
diteta
etapkan
pkan.. (Asmad
(Asmadi,
i, 2008)
2008)

dalam fitri, (2021)

Implementasi adalah tindakan pemberian keperawatan yang di lakukan

untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang

tela
telah
h disu
disusu
sun.
n. Se
Seti
tiap
ap tind
tindak
akan
an ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n ya
yang
ng di
dila
laku
kuka
kan
n di
dica
cata
tatt

31
keperawatan yaitu cara pendekatan pada pasien efektif, teknik komunikasi

terapeu
terapeutik
tik serta
serta penjela
penjelasan
san untuk
untuk setiap
setiap tindaka
tindakan
n yang di berika
berikan
n kepada
kepada

pasien. Dalam memberikan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap

pendekatan tahap pendekatan, yaitu independen, dependen, interdependen.

Ti
Tind
ndak
akan
an keper
keperaw
awat
atan
an se
seca
cara
ra inde
indepen
pende
den
n ad
adal
alah
ah su
suat
atu
u ke
kegi
giat
atan
an ya
yang
ng

dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga

keseh
kesehat
atan
an la
lain
innya
nya.. Inte
Interd
rdepe
epend
nden
en adala
adalah
h ti
tind
ndaka
akan
n ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n yang
yang

menjel
menjelask
askan
an suatu
suatu kegiata
kegiatan
n dan memerl
memerlukan
ukan kerja
kerja sama
sama dengan
dengan tenaga
tenaga

kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial,ahli gizi, dan dokter. Sedangkan

dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana


tind
tindak
akan
an medi
medis.
s. Kete
Ketera
ramp
mpil
ilan
an ya
yang
ng ha
haru
russ di pu
puny
nyai
ai pe
pera
rawa
watt da
dala
lam
m

melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif,


kog nitif, sikap dan psikomotor.

Dalam melakukan tindakan khususnya pada pasien dengan gout artritis

yang
yang harus
harus diper
diperhat
hatik
ikan
an adala
adalah
h po
pola
la nutri
nutrisi
si,, sk
skal
alaa ny
nyer
erii pa
pasi
sien
en,, se
sert
rtaa

melakukan tindakan keperawatan lainnya.

5. Eval
Evalua
uasi
si Ke
Kepe
pera
rawa
wata
tan
n
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir

ya
yang
ng te
tera
rama
mati
ti da
dan
n tuju
tujuan
an at
atau
au kr
krit
iter
eria
ia ha
hasi
sill ya
yang
ng di
dibu
buat
at pa
pada
da ta
taha
hap
p

perencanaan (Asmadi, 2008). dalam fitri, (2021).

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada

32
respon
respon pasien
pasien terhad
terhadap
ap tindaka
tindakan
n keperaw
keperawata
atan
n yang
yang tel
telah
ah dil
dilaks
aksanak
anakan.
an.

Eval
Evalua
uasi
si da
dapat
pat diba
dibagi
gi menj
menjadi
adi du
duaa yaitu
yaitu evalu
evaluas
asii pr
pros
oses
es at
atau
au fo
form
rmat
atif
if

dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan, evaluasi hasil

atau
atau sumati
sumatiff dilaku
dilakukan
kan dengan
dengan memband
membanding
ingkan
kan respon
respon klien
klien pada tuj
tujuan
uan

khusus dan umum yang telah ditentukan (Nursalam, 2011 dalam fitri, (2021).

Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan,

maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi

kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan:

a. Evalua
Evaluasi
si proses,
proses, fokus
fokus pada evaluasi
evaluasi proses
proses adalah aktivit
aktivitas
as dari proses
proses

keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi


proses harus segera dilaksanakan setelah perencanaan keperawatan

diimplement
diimplementasikan
asikan untuk membantu
membantu menilai
menilai efektivitas
efektivitas intervensi
intervensi

tersebut.

b. Evaluasi hasil, fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status

kesehatan
kesehatan klien pada asuhan keperawatan,
keperawatan, bersifa
bersifatt objektif,
objektif, fleksibel,
fleksibel,

dan efesiensi.

33
C. Blowing Ballon

1. Pengertian

Blowing Ballon adalah


adalah teknik
teknik relaksasi dengan meniup balon dapat

membantu otot intracosta mengelevasikan otot diafragma dan kosta. Sehingga

memungkinkan untuk menyerap oksigen, mengubah bahan yang masih ada

dalam
dalam paru
paru dan mengeluarkan
mengeluarkan karbondioksida
karbondioksida dalam paru. Meniup balon

sangat efektif untuk membantu ekspansi paru sehingga mampu mensuplai

oksigen dan mengeluarkan karbondioksida yang terjebak dalam paru pada

pasien dengan gangguan fungsi pernapasan. Dalam ha


hall in
inii pe
pera
rawa
watt

menganjurkan kepada klien relaksasi pernafasan yaitu nafas dalam dengan

teknik
teknik meniup
meniup balon.
balon. Anjurk
Anjurkan
an kli
klien
en bagaima
bagaimana
na cara
cara menghi
menghirup
rup udara
udara

melalui hidung dengan lambat menahan inspirasi dan mengeluarkan melalui

mulut kedalam balon secara maksimal. (Astriani dkk., 2020).

Terapi meniup balon bila dilakukan dengan teratur sangat efektifitas

untuk penderita asma dikarenakan akan dapat meningkatkan efisiensi system

pernapasan baik ventilasi,difusi maupun perfusi, Kapasitas difusi seseorang

akan lebih besar apabila sering dilakukan latihan meniup balon, di parenkim

paru sehingga area untuk berdifusi menjadi lebih luas. ada beberapa manfaat

tehnik meniup balon diantaranya, meniup balon memberikan efek relaksasi

pada syaraf neuromuskular, (Rahayu et al., 2021) Dalam Suwaryo, ddk,

(2021).

34
Dalam penelitian
penelitian lain menyebuktak
menyebuktakn
n juga bahwa terjadi
terjadi perubahan
perubahan

frekuensi pernapasan menjadi lebih rendah setelah di lakukan terapi blowing

ba
ball
llon
on jumlah penyerapan atau pengambilan oksigen (ispirasi) lebih besar

dibandingkan bernapas secara normal, hal tersebut terjadi agar balon dapat

meng
mengem
emban
bang
g da
dan
n te
teri
risi
si ud
udar
araa da
dari
ri he
hemb
mbus
usan
an ud
udar
araa ek
eksp
spir
iras
asi.
i. Hal
Hal in
inii

memungkinkan oksigen yang masuk dalam jumlah besar dan dapat diserap

oleh
oleh hemogl
hemoglobi
obin
n untuk
untuk di transp
transport
ortasi
asikan
kan ke alveol
alveoli,
i, inspir
inspirasi
asi maksim
maksimal
al

sistem pertukaran O2 dan C02 lancar akibat dari stimulasi aplikasi bermain

meniup balon dapat menurunkan sesak (Eva, 2021 dalam Asih, ddk., 2022)

2. Tujuan Blowing Ballon

Blowin
Blowing
g ballon
ballon dapat
dapat diberi
diberikan
kan sebagai
sebagai rehabi
rehabilit
litas
as pernapa
pernapasan
san pada

penderita asma dengan tujuan sebagai berikut (Tunik,2017):

1. Memperbaiki
Memperbaiki proses
proses masuknya
masuknya O2 pada fase
fase inhlasi

2. Menginduksi
Menginduksi pola napas
napas yang lambat
lambat dan
dan dalam

3. Mengin
Menginduk
duksi
si tekana
tekanan
n jalan
jalan napas
napas selama
selama ekspirasi
ekspirasi sehingga
sehingga fase
fase
ekspirasi menjadi lebih panjang

4. Mengur
Mengurang
angii udara
udara yang terjebak
terjebak yang banyak
banyak mengan
mengandung
dung C02 di

dalam paru

5. Mencegah
Mencegah terjadinya
terjadinya paru
paru menjadi
menjadi kolaps
kolaps

35
2. Tekhnik Prosedur Terapi Blowing Ballon

a. Per
Persia
iapa
pan
n ala
alatt

a. 3 bu
buah ba
balon

b. Jam tangan atau arloji

c. Buku ca
cattatan

d. Alat tu
tulis

e. Le
Lemb
mbar
ar info
inform
rmed
ed co
cons
nsent
ent

b. Prosedur Fase orientasi

a. Lakukan
Lakukan kebersi
kebersihan
han tanga
tangan
n sesuai
sesuai deng
dengan
an SOP
SOP

b. Sampaikan salam dan memperkenalkan diri


c. Lakukan
Lakukan iden
identif
tifika
ikasi
si pasie
pasien
n sesuai
sesuai denga
dengan
n SOP

d. Sampai
Sampaikan
kan maks
maksud
ud dan
dan tujuan
tujuan tind
tindaka
akan.
n.

e. Jelask
Jelaskan
an langk
langkah
ah dan
dan prose
prosedur
dur tindaka
tindakan.
n.

f. Kont
Kontra
rak
k wak
waktu
tu denga
dengan
n pas
pasie
ien
n

g. Tanyakan
Tanyakan kesiapa
kesiapan
n pasien
pasien sebelum
sebelum tindakan
tindakan dilakukan.
dilakukan.

h. Berikan
Berikan privasi
privasi untuk pasien jika pasien
pasien membutuhk
membutuhkan.
an.

c. Pr
Pros
osedu
edurr Pers
Persia
iapan
pan pasie
pasien
n

a. Atur
Atur pos
posis
isii pasi
pasien
en sa
sany
nyam
aman
an mung
mungki
kin,
n, jik
ikaa pasi
pasien
en

mampuuntuk berdiri maka lakukan sambil berdiri (karena

dengaposisi berdiri tegak lebih meningatkan kapasitas

paru diabndingkan dengan posisi duduk.

b. Jika pasien melakukan dengan posisi tidur maka tekuk

36
ka
kaki
ki pa
pasi
sien
en at
atau
au meng
mengin
inja
jak
k te
temp
mpat
at ti
tidu
durr (p
(pos
osis
isii

stupinasi)
stupinasi),, dan posisi badan lurus atau tidak memakai

bantal.

d. Pela
elaks
ksaanaan
a. Melakuk
Melakukan
an gerakan
gerakan perta
pertama
ma yaitu
yaitu dengan
dengan merile
merilexka
xkan
n
tubuh pasien

Gambar 2.5

b. Siapkan balon/pegang balon dengan kedua tangan


tang an
c. Tarik nafas secara melalui
melalui hidung
hidung selama
selama 3-4 detik
detik lalu di
tahan 2-3 detik kemudian lakukan ekhalasi dengan
meniup balon selama 5-8
5-8 detik. (balon mengembang)

Gambar 2.6

d. Tutu
Tutup
p ba
balo
lon
n denga
dengan
n ja
jari
ri-j
-jar
arii

Gambar 2.7

37
e. Tarik
Tarik napas
napas sekali
sekali lagi
lagi dan tiup
tiupkan
kan lagi
lagi kedalam
kedalam balon
balon
(ulangi prosedur 4)

Gambar 2.8

f. La
Laku
kukan
kan 3x dal
dalam
am 1 set
set la
lati
tiha
han
n

g. Istirahat
Istirahat selama
selama 1 menit
menit untuk mencegah
mencegah kelemahan
kelemahan otot

Gambar 2.9

h. Hentik
Hentikan
an jika
jika terjad
terjadii pusing
pusing atau
atau nyer
nyerii dada

Gambar 2.10

e. Evaluasi
a. Pasien
Pasien mampu
mampu mengemb
mengembang
angkan
kan balon
balon

b. Pasien merasakan otot-otot pernapasan menjadi rileks


c. Pasien
Pasien rile
rilek,
k, tenang
tenang dan dapat
dapat mengat
mengatur
ur pernapa
pernapasan
san

38
D. Kerangka Konsep

Asuhan Keperawan Masalah


teratasi
1. Peng
ngkkajian
2. Diagnosa Masalah
Pasien Asma Keperawatan teratasi
(Sesak) 3. Inte
ntervensi
4. Imple
mpleme
ment
ntas
asii
Masalah
Blowing
tidak
ballon
5. Evaluasi

Sumber: Modifikasi Teori dari


dari Nurarif & Kusuma,
Kusuma, dalam Ambasari, (2020)

Keterangan bagan:

: Diteliti

: Berhubungan

Gamba
Gambarr 1. Kerangka Konsep Asu
Kerangka Konsep Asuhan
han Keperaw
Keperawatan
atan Asma
Asma Dengan
Dengan Pember
Pemberian
ian
Terapi Blowing Ballon Untuk Mengurangi
Mengurangi Sesak Napas Di Puskesmas
Puskesmas
Lingsar Kabupaten Lombok Barat

39
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Ranca
Rancang
ngan
an St
Studi
udi Kasu
Kasuss

Rancangan studi kasus merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yanng
yanng dibuat
dibuat oleh
oleh penelit
penelitii berhubu
berhubungan
ngan bagaima
bagaimana
na suatu
suatu penelit
penelitian
ian bisa
bisa

diterapkan. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencangkup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga,

kelomp
kelompok,
ok, komuni
komunitas
tas atau
atau instit
institusi
usi,, meskip
meskipun
un jumlah
jumlah subjek
subjek cenderu
cenderung
ng

sediki
sedikitt namun
namun jumlah
jumlah variab
variabel
el yang
yang dit
diteli
eliti
ti sangat
sangat luas.(Nu
luas.(Nursa
rsalam
lam,, 2017)
2017)

dalam fitri, (2021).

Rancangan studi kasus ini adalah rancangan deskriptif yaitu penelitian

yang bertujuan untuk mendeskripsikan


mendeskripsikan (memaparkan) “Asuhan Keperawatan

Dengan Pemberian Teknik Terapi Blowing Ballon Untuk Mengurangi Sesak

Nafas Pada Pasien Asma Di Puskemas Lingsar Kabupaten Lombok Barat.”.

B. Subye
Subyek
k Stu
Studi
di Ka
Kasu
suss

Subyek
Subyek studi
studi kasus
kasus merupa
merupakan
kan bagian
bagian dari
dari populas
populasii yang
yang dapat
dapat

dija
dijang
ngka
kau
u dan dapat
dapat dipe
diperg
rgun
unaka
akan
n se
sebag
bagai
ai Subye
Subyek
k St
Stud
udy
y Kasu
Kasuss untuk
untuk

menyeleksi bagian dari populasi yang dapat mewakili sebagian subyek pada

studi kasus tersebut (Nursalam, 2017) dalam fitri, (2021) . Subyek studi kasus

dalam
dalam penel
penelit
itia
ian
n ini
ini adala
adalah
h sa
satu
tu or
orang
ang pasie
pasien
n yang
yang mende
menderi
rita
ta as
asma
ma di

puskesmas lingsar Lombok Barat.

40
Kriteria dalam study kasus ini subyek yang akan di pilih berdasarkan

kriteria sebagai berikut:

1. Krit
Kriter
eria
ia inkl
inklus
usii

Kriteria inskluasi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011 dalam fitri,

2021) Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Pa
Pasi
sien
en yan
yang
g beru
berusi
siaa dew
dewas
asaa

b. Pasien yang terdiagnosa asma

c. Pasien
Pasien yang bersedia
bersedia menjadi
menjadi responden
responden dan bersedia
bersedia untuk
untuk diberika
diberikan
n

terapi blowing ballon


2. Krit
Kriter
eria
ia eks
ekskl
klus
usii

Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai diteliti sebab (Nursalam,

2011 dalam fitri, 2021) Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. pa
pasi
sien
en ya
yang
ng menga
mengala
lami
mi ko
komp
mpli
likas
kasii

b. pasien yang memiliki gangguan jiwa

c. pa
pasi
sien
en yang
yang memi
memili
liki
ki gang
ganggua
guan
n komuni
komunikas
kasii

C. Fokus Studi

Studi kasus ini berfokus pada penerapan Asuhan keperawatan dengan

limaa tahap
lim tahap proses
proses keperaw
keperawata
atan
n yaitu
yaitu pengkaj
pengkajian
ian,, diagnos
diagnosaa keperaw
keperawata
atan,
n,

perencanaan, implementasi, sampai evaluasi dengan penekanan pada

implementasi berupa terapi blowing ballon pada pasien Asma.

41
D. Definisi Operasional

Defini
Definisi
si operasi
operasional
onal berisi
berisi tentan
tentang
g penjela
penjelasan
san yang
yang di buat oleh
oleh

peneliti tentang fokus studi kasus yang dirumuskan secara operasional yang

digunakan pada study kasus dan bukan merupakan definisi konseptual yang

berdasarkan literature (suprianto, ddk., 2017).

1. Asuhan
Asuhan Kepera
Keperawat
watan
an dengan
dengan Asma
Asma

Asuhan keperawatan pada pasien


pasien dengan Asma adalah suatu proses

atau tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan langsung

kepada pasien pasien dengan asma. Asuhan keperawatan yang diberikan di

mulai dengan adanya tahapan pengkajian (pengumpulan data, analisis data,


dan penegak
penegakkan
kan masala
masalah)
h) diagno
diagnosis
sis kepera
keperawat
watan,
an, pelaks
pelaksana
anaan,
an, dan

penilaian / evaluasi tindakan keperawatan.

2. Terapi Blowing Ballon

Blowing Ballon adalah latihan pernapasan dengan cara meniup balon

merupa
merupakan
kan salah
salah satu
satu teknik
teknik relaks
relaksasi
asi napas
napas dengan
dengan menghi
menghirup
rup udara
udara

maksimal melalui hidung dan ekspirasi maksimal melalui mulut kedalam

balon. Teknik relaksasi ini dapat memperbaiki transport O2 membantu

pasien untuk memperpanjang ekshalasi dan untuk memperbaiki

pengembangan paru yang optimal (Tunik,2017).

42
E. Instrumen Studi Kasus

Inst
Instru
rume
men
n ad
adal
alah
ah al
alat
at ya
yang
ng di
digu
guna
naka
kan
n ol
oleh
eh pe
pene
neli
liti
ti untu
untuk
k

mengum
mengumpul
pulkan
kan data
data (Notoa
(Notoatmo
tmodjo
djo,, 2012)
2012) dalam
dalam Fitri,
Fitri, (2021)
(2021) . Instru
Instrumen
men

yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:

1. Format
Format pengkaj
pengkajian
ian kepera
keperawat
watan
an

2. Info
Inform
rmed
ed co
cons
nsen
entt

3. SOP Blowing Ballon

4. Alat
Alat pemerik
pemeriksaa
saan
n fisik
fisik yang
yang terdiri
terdiri dari
dari::

a) SPO2

b) Stetoskop

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diberlakukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2011 dalam fitri, 2021).

Pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:

1. Data
Data Primer
Primer adalah
adalah sumber
sumber data yang
yang langsu
langsung
ng member
memberika
ikan
n data
data kepada
kepada
pengumpul data. Data primer yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:

a) Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengum
mengumpul
pulkan
kan data,
data, dimana
dimana penelit
penelitii mendapa
mendapatka
tkan
n ketera
keterangan
ngan atau
atau

informasi secara lisan dari seseorang, yang merupakan sasaran penelitian

atau bercakap-cakap terhadap muka dengan seseorang tersebut.

43
b) Observasi adalah metode untuk mengumpulkan data dengan maksud

merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena

berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

c) Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
fisik adalah
adalah pemeriksa
pemeriksaan
an head to toe dan TTV

2. Data
Data sk
skun
under
der adalah
adalah su
sumb
mber
er data
data ya
yang
ng ti
tida
dak
k la
lang
ngsu
sung
ng memb
member
erik
ikan
an data
data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data

skunder yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data dari Puskesmas

Lingsar.

G. Tempat dan Waktu

1. Tempat yang
yang akan digunakan dalam
dalam studi kas
kasus
us ini adalah Puskesmas
Puskesmas Lingsar

Lombok Barat.

2. Waktu
Waktu Penelit
Penelitian
ian

a. Penyusunan
Penyusunan proposal
proposal studi
studi kasus ini
ini di mulai pada
pada bulan Desember
Desember 2022

– Februari 2023.

b. Penelitian studi kasus ini telah dilaksanakan pada 5-9 juni 2023

H. Analisa dan Penyajian Data

1. Analisa
Analisa data dalam
dalam studi kasus ini
ini penyajian
penyajian data disaji
disajikan
kan dalam bentuk

tekstural yaitu penyajian data berupa tulisan atau narasi dan hanya dipakai

un
untu
tuk
k data
data ya
yang
ng juml
jumlah
ahnya
nya ke
keci
cill da
dan
n ha
hanya
nya meme
memerl
rluk
ukan
an kesim
kesimpul
pulan
an

sederhana.
sederhana. Analisa data studi kasus ini menggunakan
menggunakan analisa deskriptif
deskriptif,,

yaitu data disajikan secara narasi meliputi biodata pasien, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keturunan.

44
2. Penyajian
Penyajian data studi kasus ini menggunakan
menggunakan lima tahap proses
proses keperawat
keperawatan
an

ya
yait
itu
u pe
pengk
ngkaj
ajia
ian,
n, diag
diagnos
nosa,
a, perenc
perencan
anaa
aan,
n, pe
pela
laks
ksana
anaan
an da
dan
n evalu
evaluas
asii

keperawatan.

I. Etika Studi Kasus

Sesuai dengan etika penelitian, peneliti berupaya menjamin kelayakan

etika studi kasus ini dengan memenuhi prinsip-prinsip:

1. Informed Consent

Bentuk
Bentuk perset
persetuju
ujuan
an antara
antara penelit
penelitii dengan
dengan respon
responden
den penelit
penelitian
ian

de
denga
ngan
n memb
member
erik
ikan
an le
lemb
mbar
ar perse
persetu
tuju
juan
an menj
menjad
adii re
resp
spon
onden
den,, ya
yang
ng

diberi
diberikan
kan sebelu
sebelum
m penelit
penelitian
ian.. Penelit
Penelitii sebelu
sebelumny
mnyaa tel
telah
ah menjel
menjelask
askan
an

tujuan penelitian dan pasien yang bersedia menjadi responden diminta

untuk mengisi surat persetujuan dengan menandatanganinya.

2. Confidential (Kerahasiaan)

Semua informasi
informasi yang telah dikumpulkan
dikumpulkan dijami
dijamin
n akan kerhasiaanya
kerhasiaanya

oleh peneliti, hanya sebagian data yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Peneli
Peneliti
ti menjag
menjagaa semua
semua inform
informasi
asi yang diberi
diberikan
kan respond
responden
en dan tidak
tidak

menggun
menggunaka
akan
n inform
informasi
asi terseb
tersebut
ut untuk
untuk kepent
kepenting
ingan
an pribadi
pribadi dan diluar
diluar

kepentingan ilmu pengetahuan.

3. Anonimity (Tanpa Nama)

Menj
Menjam
amin
in pe
peng
nggu
guna
naan
an suby
subyek
ek pe
pene
neli
liti
tian
an de
deng
ngan
an ca
cara
ra ti
tida
dak
k

mencantumkan nama responden melainkan hanya menuliskan nama inisial

pada lembar pengumpulan data.

45
4. Veracity

Penuh dengan kebenaran, nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan

kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk

meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.

5. Azas
Azas Manf
anfaat
aat (Beneficience
Beneficience))

Beneficience adalah prinsip untuk memberi manfaat bagi orang lain,

bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan bertanggung jawab

dalam
dalam member
memberika
ikan
n perawa
perawatan
tan serta
serta berkew
berkewaji
ajiban
ban untuk
untuk mel
melind
indung
ungi.
i.

Peneli
Peneliti
ti berhar
berharap
ap respon
responden
den dapat
dapat merasa
merasakan
kan manfaa
manfaatt dari
dari pember
pemberian
ian

Terapi Relaksasi Menggenggam Jari dan Nafas Dalam untuk menurunkan

tekanan darah pada pasien hipertensi.

6. Akuntabilitas

merupakan suatu keadaan yang dapat dipertanggungkan, bertanggung

jawab, dan ankuntabel. Arti kata ankuntabel dapat diperhitungkan, dapat

menjawab pada atasan, sebagaimana seorang manusia bertanggunggugat

kepada Tuhannya atas apa yang telah dilakukan .

46
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini terdiri


terdiri dari dua bagian yaitu, bagian pertama
pertama berisikan
berisikan tentang
tentang

uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus. Bagian kedua memuat uraian tentang

pembahasan atas temuan-temuan studi kasus atau studi kasus yang telah

dikemukakan pada bagian pertama dan keterkaitannya dengan teori. Bagian ini

juga dilengkapi dengan keterbatasan dari studi kasus yang dilaksanakan sebagai

berikut :

A. Hasil Studi Kasus

Pada bagian ini menguraikan paparan data yang diperoleh sesuai dengan fo
fokus
kus

studi kasus, dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan dilaksanakannya

studi kasus. Pemaparan data studi kasus didapatkan melalui wawancara


wawancara maupun

observasi
observasi lain yang dapat dipertanggungjawa
dipertanggungjawabkan
bkan dengan menggunakan lima

proses keperawatan yaitu, pengkajian keperawatan, dignosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Gambaran
Gambaran Umum
Umum Lokasi
Lokasi Studi Kasus

Penelitian tentang pemberian terapi blowing ballon untuk mengurangi

sesak pada pasien


pasien asma di lakukan di Puskesmas
Puskesmas lingsar
lingsar yang terletak
terletak di Jl.

Raya Lingsar No. 1 Batu Kumbung, Kec. Lingsar, Kabupaten Lombok Barat,

Nusa Tenggara Bar pada tanggal 5-9 Juni 2023. Untuk menjangkau Puskesmas

Lingsar relatif mudah, karena transportasi dan jalan baik.

47
2. Prose
Prosess Asuh
Asuhan
an K
Kepe
epera
rawa
watan
tan

a. Peng
Pengka
kaji
jian
an

1) Iden
Identi
tita
tass Pasi
Pasien
en

Nama : Tn.N

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku/bangsa : Sa
Sasak/Indonesia

Agama : Islam

Status marietal : Menikah

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : SD

Bahasa yang digunakan : Sasak

Alamat : Montong Tangar

Kiriman dari :-

Cara masuk : Poli Ispa

Diagno
Diagnose
se medis
medis : ásthma

Alasan dirawat :-

2) Ident
Identita
itass Penang
Penanggu
gung
ng Jawa
Jawab
b

Nama : Ny.N

Umur : 58 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/bangsa : Sa
Sasak/Indonesia

Agama : Islam

48
Pekerjaan : IRT

Pe
Pendidikan : SD

Bahasa yang digunakan : Sasak

Alamat : Montong Tangar Lingsar

Hubungan dengan pasien : Istri pasien

3) Ri
Riwa
wayat
yat Keper
Keperaw
awata
atan
n

a) Keluhan
Keluhan Utama : pasien
pasien mengatakan
mengatakan sesak

b) Keluhan saat dikaji : Pasien mengatakan sesak, batuk berdahak,

dan sulit melakukan aktifitas setiap harinya pasien


pasien juga mengatakan

sesak seringkali datang pada malam hari yang di sebabkan suhu

dingin yang membuat asma pasien kambu dan kesulitan untuk tidur.

c) Ri
Riwa
wayat
yat pe
peny
nyaki
akitt se
seka
kara
rang
ng : pasie
pasien
n menga
mengata
taka
kan
n se
sesa
sak,
k, ke
kesu
suli
lita
tan
n

untuk
untuk bernapa
bernapass dan batuk
batuk berdah
berdahak
ak yang
yang susah
susah dikelu
dikeluark
arkan
an dan

da
data
tang
ng ke
kepo
poli
li is
ispa
pa pu
pusk
skes
esma
mass li
lings
ngsar
ar pa
pada
da ta
tang
nggal
gal 5 ju
juni
ni 2023
2023

kemudian diberikan obat salbutamol sulfate, ambroxol hydrochloride,


hyd rochloride,

oleh perawat, pasien di diagnose asma sejak tahun 2019 saat masih

bekerja sebagai petani dan berhenti bekerja sejak penyakit asmanya

kambu setiap hari.

d) Riwayat
Riwayat penyakit dahulu
dahulu : Pasien
Pasien mengatakan tidak memiliki
memiliki riwayat

penyakit seperti DM, Hipertensi, dan penyakit lainnya.

e) Riwayat
Riwayat kesehata
kesehatan
n keluar
keluarga
ga : pasien
pasien mengatakan
mengatakan memili
memiliki
ki riwaya
riwayatt

penyakit keturunan dari bapaknya yang menderita penyakit asma

49
Genogram :

Ket :

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Hubungan keluarga

: Pasien

: Anggota keluarga yang sudah meninggal

f) Keadaan
Keadaan kesehatan
kesehatan lingkungan
lingkungan : pasien mengataka
mengatakan
n terdapat jendela
jendela

maupun
maupun ventila
ventilasi
si yang cukup
cukup untuk
untuk sir
sirkul
kulasi
asi dan pencaha
pencahayaan
yaan,,

halaman bersih dan sampah dibuang di bak sampah.

50
g) Riwayat
Riwayat kesehatan
kesehatan lainnya : pasien mengatakan
mengatakan ia merokok
merokok tidak ada

alergi obat maupun makanan

4) Ri
Riway
wayat
at Bio-P
Bio-Psi
siko-
ko-Sos
Sosial
ial-Sp
-Spiri
iritua
tuall

a) Pola nutrisi
nutrisi dan
dan metaboli
metabolism
sm

Sebelum sakit pasien mengatakan


mengatakan makan
makan 3 kali sehari satu porsi nasi dan

la
lauk
uk ha
habi
bis,
s, minu
minum
m 6-8
6-8 ge
gela
lass seha
sehari
ri,, Se
Seda
dang
ngka
kan
n sa
saat
at sa
saki
kitt pa
pasi
sien
en

mengatakan nafsu turun, makan 3 kali sehari satu porsi nasi dan lauk tidak

habis, minum 5-7 gelas sehari, makan minum tidak dibantu.

b) Pola eliminasi

Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1-2 kali sehari setiap paginya

dengan konsentrasi feses padat dan tidak ada kelainan pada feses, BAK 3-5

kali sehari tidak ada kelainan pada warna maupun bau urine, Sedangkan

saat sakit pasien


pasien mengatakan belum BAB sejak
sejak sakit 1 hari yang lalu dan

BAK 3 kali sehari urine berarna kuning pekat bau menyengat khas urine

c) Pola
Pola istira
istirahat
hat dan tidur
tidur

Sebelum
Sebelum sakit
sakit pasien
pasien mengatakan
mengatakan istir
istirahat
ahat pada
pada malam
malam hari
hari selama
selama 8 jam

saja karna siang harinya pasien harus bekerja, namun jika luang pasien bisa

ist
istira
irahat
hat selama
selama 1 jam pada siang
siang hari, Sedangka
Sedangkan
n saat sakit pasien
pasien

mengatakan tidur 5-6 jam pada malam hari, pasien sulit tidur karena sesak

yang dirasakan dan sering terbangun pada tengah malam sesak dirasakan

bertambah pada malam hari

51
d) Pola aktifi
aktifitas
tas dan
dan latihan
latihan

Sebelum sakit pasien mengatakan melakukan aktifitas sehari-hari seperti

biasanya pergi ke sawa miliknya Sedangkan saat sakit pasien mengatakan

hanya tidur dan melakuka aktifitas ringan.

e) Pola
Pola hubunga
hubungan
n dan peran
peran

Sebelum
Sebelum sakit
sakit pasien
pasien mengat
mengataka
akan
n berhub
berhubunga
ungan
n baik
baik dengan
dengan keluar
keluarga
ga

maupun tetangga dirumahnya dan pasien


pasien mengerjakan
mengerjakan perannya sebagai
sebagai

kepala keluarga, Sedangkan saat sakit pasien mengatakan tetap berhubungan

baik dengan saudara dan tetangganya.

f) Pola
Pola sensor
sensorii dan kogni
kognitif
tif

Sebelu
Sebelum
m sakit
sakit pasien
pasien mengat
mengataka
akan
n tahu
tahu tentan
tentang
g penyaki
penyakitt asma
asma karena
karena

bapaknya menderita penyakit yang sama, Sedangkan saat sakit pasien

mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya

g) Pola seksual
seksual dan reproduks
reproduksii

Sebelum
Sebelum sakit pasien
pasien mengatakan
mengatakan tidak terdapat
terdapat nyeri saat BAB maupun

BAK, pasien mempunyai 3 orang anak.

h) Pola tata
tata nilai
nilai dan kepercaya
kepercayaan
an

Sebelum
Sebelum sakit pasien
pasien mengatakan
mengatakan menjalankan
menjalankan ibadah sebagai seorang
seorang

muslim dan rutin dalam 1 kali sebulan pasien pergi ke pengajian, Sedangkan

saatt sakit
saa sakit pasien
pasien mengat
mengataka
akan
n tetap
tetap menjal
menjalank
ankan
an sholat
sholat namun
namun geraka
gerakan
n

terbatas dan pasien tidak bisa lagi ke pengajian bulanan

52
5) Observa
Observasi
si Dan
Dan Pemerik
Pemeriksaan
saan Fisik
Fisik

a) Keadaa
Keadaan
n umum
umum : lema
lemah
h

b) Tanda-tanda vital GCS : E4M5V6

TD : 150/80 mmHg Kesadaran: Composmentis

Suhu : 36,6ºc

Nadi : 100x/ menit Atropometri

RR : 30x/menit TB : 160 cm

BB : 64 kg

c) Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik (HEAD TO TOE)
TOE)

 Kepala

Inspeksi : simetris, warna rambut hitam dan beruban

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan maupun benjolan

 Mata

Inspeksi
Inspeksi : pergerakan
pergerakan bola mata simetris,
simetris, reflex pupil normal,
normal,

konjutiva anemis, kornea buram


Palpasi: tidak ada nyeri tekan

-Hidung

Inspeksi : bentuk simetris, ada pernapasan cuping hidung


h idung

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

53
-Mulut

Inspeks
Inspeksii : mukosa
mukosa bibir
bibir kering
kering,, puca
pucat,
t, gigi
gigi dan lidah
lidah tampak
tampak

kotor

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan maupun benjolan

 Telinga

Inspeksi : bentuk daun telinga simestris, bersih tidak ada secret

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan maupun benjolan

Perkusi: fungsi pendengaran normal

 Wajah

Inspeksi : simetris dan tidak ada lesi

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan maupun benjolan

 Leher

Inspeksi : bentuk simetris

Pa
Palp
lpas
asii : tida
tidak
k ad
adaa pe
pemb
mbes
esar
aran
an ke
kele
lenj
njar
ar ty
tyro
roid
id,, ti
tida
dak
k ad
adaa

pembesaran vena jugularis tidak ada nyeri tekan

- Paru
Inspeksi: pola napas dengan frekuensi 30x/menit, tidak ada luka

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dinding dada simetris,

taktil fremitus teraba normal

Perkusi : suara sonor

54
Auskul
Auskultas
tasii : saat
saat auskul
auskultas
tasii ter
terdapa
dapatt ronchi
ronchi pada
pada kanan
kanan paru
paru

daerah apeks lobus superior dan suara wheezing lobus atas kanan

paru

-Dada

Inspeks
Inspeksii : dada
dada tampak
tampak simetr
simetris,
is, tidak
tidak ada lesi
lesi pada thorak
thorak,,

irama pernapasan tidak teraktur dan pola napas cepat.

Palpasi : tidak teraba benjolan pada dada dan tidak ada nyeri

Auskultasi: bunyi napas ronkhi dan whzeeng

Frek
Frekue
uens
nsii RR 30
30x/
x/me
meni
nit,
t, ir
iram
amaa ti
tida
dak
k te
tera
ratu
tur,
r, te
terd
rdap
apat
at

penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi lebih

memanjang.

- Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, tidak ada pulsasi

Palpasi : CTR<3 detik, frekuensi nadi 100x/menit

Perkusi : suara pekak

Auskultasi : saat di auskultasi bunyi suara jantung terdengar

regular (lub-dub)

- Abdomen

Inspeksi : simetris, tidak terdapat lebam maupun lesi

Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan maupun benjolan

Perkusi : -

55
 Integument

Inspeksi : Turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, keadaan

kulit lembab, tidak ada luka, tidak ada kelainan pigmen, tidak

ada tanda-tanda peradangan pada kulit

Palpasi : turgor kulit kembali < 2detik

Perkusi :-

Auskultasi :-

 Ekstermitas

Inspeksi : Tidak ada kesulitan


kesulitan saat bergerak

Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada fraktur

Kekuatan otot : 5 5

5 5

-Genetalia

Inspeksi : tidak di kaji

Palpasi:

Perkusi : -
Auskultasi : -

56
6) Peme
Pemerik
riksa
saan
an Pen
Penunj
unjan
ang
g

a) La
Labo
bora
ratu
turi
rium
um : -

b) Ct-scan : -

c) Rongen : -

d) Terapi : -

7) Terapi
api Ob
Obat

a) Salbut
Salbutamol
amol sulfat
sulfat 2x sehar
seharii dengan
dengan dosis
dosis 4 mg

b) Ambroxol hydrochloride dengan dosis 30 mg

c) Nebu
Nebu sa
salb
lbut
utam
amol
ol 2,
2,5
5 ml
ml

b. Di
Diag
agno
nosa
sa Kep
Keper
erawa
awata
tan
n

Nama pasien : Tn.N No. RM : 0002815641742

Umur : 60 Tahun Ruangan : Poli Ispa

57
1) Analisa Da
Data

Tabel 4.1 Analisa Data


No. Data Penunjang (SYMPTOM) ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Penumpukan mucus Pola Napas Tidak
Ny.R mengatakan An.L Efektif (D.0005)
Sesak
Napas dan disertai batuk sejak Bronkiolus
hari menyempit dan
4 hari yang lalu tersumbat
- Ny.R mengatakan
An.L Alveoli yang dekat
sebelumnya sempat masuk bronkiolus rusak
IGD dan terjadi fibrosis
dan dirawat jalan tetapi hari
ini Perubahan fungsi
An. L kambuh sesak napas makrofag alveoli
nya
- An.L mengatakan Pasien rentan
dada nya terasa terhadap infeksi
sesak pernapasan
- Ny.R mengatakan
anak nya Emfisema
memang memiliki riwayat
penyakit Asma Sesak napas
-Tn.N Mengeluh sesak napas
- Tn.N mengatakan dadanya
terasa sesak saat istrahat dan Gangguan pola
mengatakan memiliki riwayat napas
asma dari almarhum
bapaknya

DO:
-nadi : 100x/menit
-respirasi 30x/menit
-Pasien tampak lemah
-Fase eksiprasi memanjang
daripada inspiras

2 DS: Merokok, polusi

58
No. Data Penunjang (SYMPTOM) ETIOLOGI PROBLEM
-Tn.N mengatakan dada nya udara, infeksi virus
terasa sesak dan disertai Bersihan Jalan Napas
dengan batuk berdahak Tidak Efektif
-Tn.N juga mengungkapkan Asap/ virus (D.0001)
ketika batuk sangat influenza
mengangu setiap kali tidur mengiritasi jalan
napas
DO:
-Terdengar suara wheezing
saat inspirasi saat bernapas Hipersekresi
RR 30x/menit lender+inflamasi
-tampak bernapas cepat tetapi
dangkal
-tampak lemah Mukus kental
--belum mampu mengeluarkan
dahak Batuk berdahak
-bunyi napas wheezing

Bersihan jalan napas


tidak efektif

3 DS: Peningkatan tekanan Gangguan pertukaran


- Tn. N mengatakan memiliki
memiliki ventrikel kanan gas
riwayat asma sejak 2019 (D.0003)
- Tn.N mengatakan dadanya
terasa sesak dan disertai Peningkatan volume
dengan kesulitan untuk darah keparu
istrahat
Edema paru

DO: Kemampuan difusi


- Terdengar suara wheezing paru menurun
saat inspirasi saat bernapas
RR 30x/menit. Hipoksia
-Tn.N Tampak bernapas cepat
tetapi dangkal Sesak
- tampak lemah dan gelisah
Gangguan
pertukaran gas

59
2) Rumusan
Rumusan diagnosa
diagnosa keperawatan
keperawatan

1) Po
Pola
la na
napas
pas tida
tidak
k ef
efek
ekti
tiff berhu
berhubun
bungan
gan denga
dengan
n depre
depresi
si pusat
pusat pe
pern
rnap
apas
asan
an

ditandai dengan pasien mengatakan sesak, kesulitan untuk bernapas, nadi:

10
100x
0x/m
/men
enit
it re
resp
spir
iras
asii 30
30x/
x/me
meni
nit,
t, Spo2 89% Fase
Spo2 89% Fase eks
eksipr
iprasi
asi mem
memanj
anjang
ang

daripada inspiras pasien tampak lemah.

2) Bersih
Bersihan
an jalan napas tidak
tidak efektif
efektif berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan spasme
spasme jalan
jalan napas
napas

ditanda
ditandaii dengan
dengan pasien
pasien sulit
sulit untuk
untuk mengel
mengeluar
uarkan
kan dahak,
dahak, ter
terdeng
dengar
ar suara
suara

wheezing saat inspirasi RR 30x/menit dan pasien kesulitan untuk tidur karena

batuk.

3) Gangguan
Gangguan pertukaran
pertukaran gas berhubungan
berhubungan dengan
dengan ketidak
ketidak seimbangan
seimbangan ventilas
ventilasii

perfusi ditandai dengan pasien mengatakan sesak sering terjadi di setiap

malam dan ketika


ketika malakukan
malakukan aktifitas
aktifitas ringan, adanya bunyi napas tambahan
tambahan

wheezing.

60
c. In
Inte
terv
rven
ensi
si Keper
Keperaw
awat
atan
an
Nama pasien : Tn. N No. RM : 00028156
0002815641742
41742

Umur : 60 Tahun Ruangan : Poli Ispa

1) Prior
Priorita
itass M
Masa
asalah
lah
a) Bersihan jalan nap
napas
as tidak efektif

b) Pola napas tidak


tidak efektif

c) Ganggua
Gangguan
n pertuk
pertukaran
aran gas

Tabel 4.2 Intervensi Keperawatan


Hari/ DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
tgl
Senin, Bersihan Setelah melakukan tindakan SIKI: Manajemen Asma 1.Observasi
5 juni jalan napas keperawatan selama 1x45  -Memantau kondisi perkembangan
2023 tidak menit maka diharapkan 1. Observasi pernapasan
pernapasa n pada pa
pasien
sien
bersihan jalan
jalan napas a.monitor pola napas frekuensi -Penurunan bunyi napas
efektif
membaik dengan kriteria dan kedalaman napas menunjukkan adanya atelectasis,
hasil: b.monitor bunyi
bunyi napas tambahan ronkhi menunjukkan akumulasi
SLKI : Dengan indikator c. monitor TTV sekret dan ketidakefektifan
kriteria pengeluaran
pengelua ran sekresi
hasil: 2. Terapeutik
a. posisikan semi fowler 2. Terapeutik
a. Batuk efektif meningka
meningkatt b. berikan minum
minum air hang
hangat
at -Membuat oksigen didalam
-Membuat
paru-paru semakin
semakin
(2)
meningkat sehingga

59

Hari/ DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


tgl
b. Produksi sputum
sputum 3. Edukasi meringankan sesak napas.
a. anjurkan asupan cairan 2000 -mengencerkan secret dan
menurum (5)
ml/hari jika tidak kontraindikasi menurunkan kekentalan secret
c. Wheezing menurun (5) b. ajarkan tehnik
tehnik batuk eefektif
fektif
c. latihan bllowing ballon 3. Edukasi
d. Dispnea cukup menurun
-untuk memenuhi kebutuhan
(4) 4. Kolaborasi cairan pasien serta dehidrasi
a. salbutamol sulfate yang adekuat membantu
e. Gelisah menurun cukup
mengencerkan secret dan
b. ambroxol hydrochloride
menurun (4) mengefektifkan jalan napas
-Batuk yang terkontrol dan
f. Frekuensi napas membaik
efektif memudahkan untuk
(2) mengeluarkan secret yang
g. Pernapasan cuping melekat dijalan napas
- blowing ballon meningkatkan
hidung cukup menurun (4) fungsi dan kapasitas paru
4. Kolaborasi
-Agen mukolitik menurunkan
kekentalan dan pelengketan
secret paru untuk memudahkan
dalam pembersihan

Selasa SDKI Setelah melakukan tindakan SIKI: Pemantauan Respiras 1. Obs


bseervas
rvasii
6 juni keperawatan selama 1x45 -pernapasan dangkal dan

60

Hari/ DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


tgl
2023 D0005 menit maka diharapkan 1. Ob
Obser
serva
vasi
si mengetahui gerakan dada
inspirasi atau ekspirasi yang a. Obse
Observas
rvasii frekue
frekuensi
nsi /keda
/kedalam
lam simetris atau tidak
Pola napas
memberikan ventilasi pernapasan
pernapasan dan gera
gerakan
kan dada - wheezing terdengar pada
tidak
epektif adekuat membaikdengan
kriteria hasil: b. Observasi
Observas
misalnyai ronchi,
bunyi napa
napas,
s,
wheezing, inspirasi atau ekspirasi
respons terhadap gumpalan
krekles. cairan, secret kental, dan
SLKI: Dengan indikator spasme jalan napas atau
kriteria 2. Terapeutik obstruksi
hasil: a. Po
Posi
sisi
sika
kann sem
semii ffow
owle
lerr 2. Terapeutik
6. Dispnea (5) b. Berikan min
minum
um hangat - posisi kepala yang lebih
7. Penggunaan otot c. Lak
Lakuk
ukanan pengi
pengisa
sapan
pan lender
lender tinggi memungkinkan
bantu pernapasan
pernapasan ekspansi paru dan
(5) 3. Ed
Eduk
ukas
asii memudahkan pernapasan
8. Pemanjangan fase a. Ajar
Ajarkan
kan tetehnik
hnik n
nafas
afas dalam
dalam - untuk mengencerkan
ekspirasi (5) b. Ajarkan teh
tehnik
nik blowing ballon dahak
9. Orthopnea (5) - untuk membantu
4. Ko
Kolab
labor
orasi
asi mengeluarkan dahak yang
a. Kola
Kolabora
borasi
si deng
dengan
an tim med
medis
is tertahan
dalam pemberian obat sesuai
indikasi dan kebutuhan pasien 3. Edukasi
b. salbutamol sulfate - untuk memaksimalkan
ekspansi paru
c. ambroxol hydrochloride
- blowing ballon
meningkatkan fungsi dan
kapasitas paru

Inovasi 4.Kolaborasi

61

Hari/ DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


tgl
5. Ajarkan teknik pernapasan Membantu mengurangi
blowing ballon
ballon keluhan pasien dan dapat
1. Mengatur posisi pasien menormalkan pernapasan
yang terganggu
senyaman mungkin
2. Mengistruksikan pasien agar 5. Tehnik
Tehnik terap
terapii blowi
blowing
ng
ballon Anjurkan pasien
tetap rileks agar teknik meniup
menghirup udara melalui
ballon berjalan efe
efektif
ktif hidung dengan lambat
menahan inspirasi dan
3. Menyiapkan balon / memegang
mengeluarkan melalui
balon dengan
dengan kedua ttangan,
angan, atau mulut kedalam balon
secara maksimal, tehnik ini
satu tangan
mampu mengurangi sesak
memegang balon tangan yang pada pasien
pasien asma (Astriani
(Astriani
ddk.,2020 )
lain rilek disamping kepala.
4. Menarik napas secara maksimal
melalui hidung, kemudian
tiupkan ke dalam
balon secara
secara maksimal d
dengan
engan
waktu 2 detik lebih lama dari
waktu tarik
napas. Menarik napas selama 3-

62

Hari/ DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


tgl
4 detik ditahan selama 2-3 detik
kemudian
lakukan ekhalasi dengan meniup
balon selama
selama 5-8 detik.
5. Meminta pasien untuk menutup
balon dengan
dengan jari-jari
6. Memberikan perlakuan teknik
blowing sebanyak
sebanyak 3x d
dalam
alam satu
set latihan dan istrahat bila
terjadi kelelahan

Selasa Gangguan Setelah melakukan tindakan 1. Obse


Observas
rvasii 1. Observ
Observasasii
6 juni Pertukaran a. Monitor fre
frekuensi,
kuensi, irama, -untuk mengetahui pola napas
keperawatan selama 1x45
2023 Gas - untuk mengetahui kadar oksigen
kedalaman dan upaya napas.
menit maka diharapkan di dalam darah
b. Monitor pola napas 2. Terapeutik
gangguan pertukaran gas
-mengoptimalkan
-mengoptimalka n pasien untuk
c. Monitor kemampuan batuk
batas normal
normal dengan k
kriteria
riteria bernapas
efektif - jika pasien melakukan
hasil :
pergerakan
pergeraka n maka pasien
pasien akan
d. Monitor ssaturasi
aturasi ok
oksigen
sigen
1. Dipnea menurun membutuhkan lebih banyak
2. Terapeutik oksigen sehingga pasien tidak
63

Hari/ DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


tgl
2. Bu
Buny
nyii nap
napas
as menu
menuru
run
n a. pe
pert
rtah
ahan
anka
kan
nkkep
epat
aten
enan
an jala
jalan
n mudah lelah
napas -melakukan pendidikan kesehatan
b. atur peman
pemantauan
tauan respir
respirasi
asi sesuai sesuai dengan masalah kesehatan
kondisi pasien yang telah disepakati
c. sediakan materi dan media
edukasi berhenti merokok 3.Edukasi
d. jadwalkan pendidikan kesehatan - memberikan penjelasan
sesuai dengan kesepakatan mengenai gejala yang terjadi saat
menjadi seorang perokok berat
3. Edukasi - agar mengetahui tanda dan gejala
a. jelaskan gejala berhenti merokok, saat pasien memutuskan untuk
( membuat orang disekitar menjadi berhenti merokok
merokok
tidak nyaman, gangguan serangan - untuk menambah pengetahuan
jantung, sesak
sesak napas da
dan
n kematian pasien bawah
bawah terapi blow
blowing
ing
b. jelaskan manfaat
manfaat ballon memiliki
memiliki banyak mmanaaf
anaaf
terapi blowing ballon bagi bagi penyakit
penyakit asma
penderita asma
asma -

64

d. Im
Impl
plem
emen
enta
tasi
si Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n
Nama pasien : Tn. N No. RM : 00028156
0002815641742
41742

Umur : 6 0Tahun Ruangan : Poli Ispa

Tabel 4.3 Implementasi Keperawatan


Hari/ Jam DX Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf
tgl
5Juni 09.43 I 1. monitor pola napas 1. Pasien
Pasien meg
megatak
atakan
an sesak
sesak RR 30x/m
30x/menit
enit,,
2023 2. monitor bunyi napas tambahan SPO2 89%, irama napas tidak teratur,
09.50 3. posisikan semi fow
fowler
ler pergerakan dinding da
dada
da tidak sam
samaa
10.59 4. berikan minum air hangat 2. Bunyi
Bunyi napas
napas tamb
tambaha
ahann wheezi
wheezing ng
5. anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari 3. Pasien
Pasien men
mengata
gatakan
kan lebih
lebih nnyama
yamann duduk
duduk
10.05 jika tidak kontraindikasi
kontraindikasi 4. Pasien
Pasien mengata
mengatakan
kan bersedia
bersedia
6. ajarkan tehnik batuk efektif 5. Pasien
Pasien tamp
tampak
ak koo
koopera
peratif
tif saat
saat dibe
diberika
rikan
n

10.30 7.
8. latihan bllowing
Kolaborasi ballon
dengan tim medis dalam penjelasan
6. Pasien
Pasien tam
tampak
pak k
koop
ooperati
eratiff saat d
dii ajarkan
ajarkan
pemberian obat sesua
sesuaii indikasi dan tehnik batuk efektif
10.49 kebutuhan pasien 7. Pasien
Pasien tamp
tampak
ak bigung
bigung di pada
pada ssaat
aat di
b. salbutamol sulfate ajarkan blowing ballon
11.00 8. Setelah
Setelah di
diberi
berikan
kan obat sesa
sesak
k pasien
pasien
c. ambroxol hydrochloride
berkurang
9. Monitor TTV 9. TTV
TD: 150/90
N: 100
S:36,5
RR:30x/menit
SPO2 :89%

65

Hari/ Jam DX Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf


tgl

Selasa, 08.30 I 1. ajarkan tehnik batuk efektif 1.pasien sudah dapat batuk dan mengeluarkan
6 juni dahak
2023

08.40 II 2. Ob
Obse
serv
rvas
asii fr
frek
ekue
uens
nsii /ked
/kedal
alam
am 2. SPO2 94% Irama napas napas naik turun
pernapasan
pernapasa n dan gerak
gerakan
an dada tidak teraktur, pergerakan dada kiri dan kanan
08.45 3. Observasi bunyi napas, misalnya simetris.
ronchi, wheezing, krekles. 3. bunyi napas tambahan ronchi dan wheezing
09.59 4. Ajarkan tehnik nafas dalam 4. pasien kooperatif saat diberikan arahan
10.20 5. Ajarkan tehnik blowing ballon 5. pasien kooperatif saat diberikan arahan
6. Monitor TTV 6. SPO2 94, TD 140/80, RR 27x/menit N
90x/menit

09.26 II
IIII 7. Moni
Monito
torr satu
satura
rasi
si ok
oksi
sige
gen
n 7. Spo2 96% N 90x/menit
8. edukasi materi bahaya merokok
8. sediakan materi dan media edukasi
09.28 9. pasien bersedia
berhenti merokok
merokok
10. pasien kooperatif dalam mendiskusikan
09.30 9. jadwalkan pendidikan kesehatan bahaya merokok
merokok terha
terhadap
dap asma
sesuai dengan kesepakatan
10. jelaskan gejala berhenti merokok,
09.35
( membuat orang disekitar menjadi tidak
nyaman, gangguan serangan jantung,
09.40
sesak napas dan kematian

66

Hari/ Jam DX Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf


tgl

Rabu, 8 08.44 I 1. Melakukan latihan blowing 1. Pasie


Pasien
n tamp
tampak
ak ny
nyama
aman
n dan rrilek
ilekss saat
juni ballon dilakukan latihan blowing ballon
2023 09.01 2. Meng
Mengobse
observas
rvasii k
keny
enyaman
aman dan 2. Pasien
Pasien men
mengata
gatakan
kan agak
agak sedik
sedikit
it rileks
rileks
ketidak nyamanan pasien pada dan sedikit sesaknya berkurang
saat terapi blowing ballon
09.03 II 3. Ob
Obse
serv
rvas
asii fr
frek
ekue
uens
nsii /k
/ked
edal
alam
am 3. Sp02 sebe
sebelum
lum llatiha
atihan
n blo
blowing
wing ball
ballon
on
pernapasan
pernapasa n dan gerak
gerakan
an dada 92%, sesuda latihan 96% ,pergerakan
09.08 4. Observasi bunyi napas, misalnya dinding dada sama, pernapasan naik
ronchi, wheezing, krekles. turun
09.15 5. Ajarkan tehnik nafas dalam 4. Masih terd
terdenga
engarr suara
suara whee
wheezing
zing
5. Pasien
Pasien koo
koopera
peratiif
tiif meras
merasakan
akan rileks
rileks

09.20

67

Hari/ Jam DX Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf


tgl

09.25 II I 6. merokok,
jelaskan g(emembuat
jala berheorang
nti 6..pasien kooperatif
akan berusaha dan pasien
meninggalkan mengatakan
kebiasaan
09.30 disekitar menjadi tidak nyaman, merokok
gangguan serangan jantung, 7. TD 140/90 mmhg, H 36ºc, N
09.35 sesak napas dan kematian 90x/menit,Spo2 96%
7. Mo
Moninito
torr TT
TTV
V
09.40

e. Ev
Eval
alua
uasi
si Ke
Kepe
pera
rawa
wata
tan
n

Nama pasien : Tn.N No. RM : 00028156


0002815641742
41742
Umur : 60 Tahun Ruangan : Poli Ispa

Tabel 4.4 Evaluasi


Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf
Jumat, 9 09:30
Jum 1 S:
juni 2023 WITA
-Pasein mengatakan batuknya sedikit berkurang dan dahak mudah untuk di
keluarkan
-Pasien
-Pasien men
mengata
gatakan
kan mera
merasa
sa nyam
nyaman
an dan sena
senang
ng dengan
dengan keda
kedatang
tangan
an

68
Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf
mahasiswa poltekkes mataram karena memberikan banyak pengetahuan
kepada pasien
- pasien mengatakan mampu melakukan batuk efektif secara mandiri
- pasien mengatakan merasa tennggorokannya lebih enak ketika minum air
hangat
O:
-dahak sudah dapat di keluarkan
-masih batuk saat asmanya kambu
- TTV, TD:140/90 mmhg Nadi: 90x/menit, RR:27x/menit, Suhu: 36,5c
A:
-Masalah teratasi sebagian
I:
-Intervensi dihentikan

Ju
Jum
mat, 9 09.57 II S:
juni 2023
 Pasien mengatakana merasa nyaman dan rileks karena melakukan

relaksasi napas dalam dan sesakya sedikit berkurang


 Pasien mengatakan latihana blowing ballon memberikan sedikit
rasa sesaknya berkurang dan menerapkana 2 kali latihana satu kali

69

Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf


di pagi hari dan satu kali soreh hari
 Pasien tampak rileks dan kadang kadang pasien kambuh sesaknya
O:
- pasien masih terlihat sesak
- pasien terlihat tenang dan rileks walaupun sedikit sesak
- Spo2 95% dan saat latihan blowing ballon 97%
- Suara wheezing masih terdengar paru bagian kanan
A:
-Masalah teratasi sebagian
I:
-Intervensi dihentikan

Ju
Jum
mat, 9 10.20 III S:
juni 2023
-pasien mengatakan akan berusaha untuk menerapkan hidup sehat
-pasien mengatakan akan mengurangi merokok
-pasien mengatakan masih susah berhenti merokok
O:
- Pasie
Pasien
n ta
tampa
mpak
k paham
paham yan
yang
g di jela
jelaskan
skan oleh pera
perawat
wat
- pasi
pasien
en mend
menden
enga
gark
rkan
an deng
dengan
an se
seks
ksam
amaa yang
yang di jela
jelask
skan
an oleh
oleh

70

Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf


perawat
A. Masalah
Masalah terat
teratasi
asi sebag
sebagian
ian
I. Inte
Interven
rvensi
si dihe
dihentika
ntikan
n

71

B. Pembahasan

1. Asuh
Asuhan
an Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n
a. Pe
Peng
ngka
kaji
jian
an

Pengkaj
Pengkajian
ian keperaw
keperawata
atan
n merupak
merupakan
an tahap
tahap awal dari
dari proses
proses

keperawatan. Di sini, tahap ini, semua data dikumpulkan secara sistematis

gu
guna
na mene
menent
ntuk
ukan
an st
stat
atus
us ke
kese
seha
hata
tan
n kl
klie
ien
n sa
saat
at in
ini.
i. Pe
Pengk
ngkaj
ajia
ian
n ha
haru
russ

dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis,

sosial,
sosial, maupun spiritual klien. Berdasarkan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan
dilakukan

pada Tn. “N” Pasien masuk Poli Ispa Puskesmas Lingsar pada senin 5 juni

2023 Pukul 08.30 WITA. Pasien datang dengan keluhan sesak napas batuk

berdahak yang sulit dikeluarkan sejak 1 bulan lalu. Faktor pencetusnya

disebabkan
disebabkan oleh kelelahan,
kelelahan, merokok, dan udara yang dingin dimalam hari

menyeba
menyebabka
bkan
n asmany
asmanyaa kambuh.
kambuh. Pasien
Pasien juga
juga mengat
mengatakan
akan ada keluar
keluarga
ga

yang memiliki riwayat penyakit yang sama, yaitu almarhum ayah pasien.

Se
Sebel
belum
um dibaw
dibawaa ke pu
pusk
skes
esma
mass pasie
pasien
n di
diber
berik
ikan
an ob
obat
at nebu
nebu berupa
berupa

salbutamol untuk meringankan sesaknya. Penyakit pasien sering kambuh

setiap hari dan sering kambuh dimalam hari jika udaranya dingin.

Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
fisik Tn.N didapatkan
didapatkan data keadaan umum kurang baik

pasien tampak sesak, pasien tampak gelisah , GCS 15 : E4 V5 M6 Spo2

89%, Nadi 100x/menit, RR30x/menit tekanan darah 150/90mmHg, suhu

36,6℃, TB 160 cm,


36,6 cm, BB 64 kg. Pasie
Pasien
n tampa
tampak
k sesak
sesak napas
napas,, batuk
batuk dise
disert
rtai
ai

produksi sputum, terdapat otot bantu pernapasan. Frekuensi pernapasan

71

30x/menit
30x/menit dengan fase ekspirasi
ekspirasi lebih memanjang daripada fase inspirasi,
inspirasi,

suara napas wheezing. Tidak ada distensi vena jugularis, temperatur kulit
teraba
teraba hangat
hangat,, capilla
capillary
ry refill
refill <2deti
<2detik,
k, tidak
tidak ada suara
suara tambaha
tambahan
n pada
pada

jantung. Tidak ada kesulitan dalam bergerak pada semua bagian

ekstremitas, tidak terdapat nyeri pada sendi, tidak ada nyeri pada tulang.
Berdasarkan hasil dari pengkajian pada Tn.”N” dengan asma telah sesuai

dengan teori yang ditemukan oleh penulis.

Berdasarkan
Berdasarkan pengkajian secara teoritis,
teoritis, keluhan
keluhan utama klien asma

adalah mengalami
mengalami gangguan pada jalan napas dengan gejala mengi,

sesak napas, dada terasa berat disertai batuk dan gejalanya umumnya

terjadi malam hari atau menjelang pagi. Bila asma tidak terkontrol
dapat menyebabkan kematian (Litanto dan Kartini, 2021).

Dari perbandingan
perbandingan data menurut
menurut teori dan data yang ditemukan
ditemukan pada

Tn.”N” dalam kasus


kasus dengan
dengan tanda
tanda gelaja
gelaja menurut
menurut teoriti
teoritis.
s. Meski tidak

semua gejala
gejala tambahan
tambahan muncul pada kasus,
kasus, Yang mana menurut
menurut secara

teori tanda
tanda gejala utama
utama pasien ASMA adalah
adalah sesak nafas,
nafas, batuk, badan

lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat

malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan

(Kemenkes, 2015). Hal ini juga dialami oleh Tn.S yang merasakan sesak,

batuk badan lemas, kesulitan tidur dimalam hari.

72

b. Diagnosa Keperawatan

Sesuai dengan data subjektif dan data objektif yang telah didapatkan pada
Tn.. N maka
Tn maka di dapat
dapatka
kan
n adany
adanyaa pe
perb
rbed
edaan
aan an
anta
tara
ra ko
kons
nsep
ep te
teor
orit
itis
is dan

kenyata
kenyataan.
an. menurut
menurut (Crowi
(Crowin
n 2016 PPNI,
PPNI, 2016)
2016) Secara
Secara teoritis
teoritis diagnos
diagnosaa

keperawatan yang dapat muncul dengan klien Asma ada sebnyak 6 diagnosa
keperawatan, namun pada di kasus hanya di dapatkan 3 diagnosa keperawatan

yang sesuai
sesuai dengan
dengan data sabjek
sabjektif
tif dan data objektif
objektif yang didapatka
didapatkan
n dari
dari

pasien dan keluarga pasien. Yang mana ke 3 diagnosa keperawatan

ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang dirasakan oleh Tn.N. Diagnosa

keperawatan
keperawatan pertama yang muncul pada masalah
masalah Tn. N Bersihan
Bersihan jalan napas

tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas ditandai dengan pasien

sulit untuk mengeluarkan dahak, terdengar suara wheezing saat inspirasi saat

bernapas RR 30x/menit dan pasien kesulitan untuk tidur karena batuk, belum

mampu mengeluarkan dahak.

Diagnosa
Diagnosa keperawatan
keperawatan kedua yang muncul pada masalah Tn. N Pola

napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan ditandai

dengan pasien mengatakan sesak, kesulitan untuk bernapas, nadi : 100x/menit

respirasi 30x/menit, Spo2 89% tampak bernapas cepat tetapi dangkal pasien

tampak lemah, Daignosa keperawatan yang ke tiga Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan ketidak seimbangan ventilasi perfusi ditandai dengan

pasien mengatakan sesak sering terjadi di setiap malam dan ketika malakukan

aktifitas ringan, adanya bunyi napas tambahan wheezing.

73

c. Interv
Intervens
ensii kepera
keperawat
watan
an

Pada diagnosa
diagnosa pertama
pertama terdapat
terdapat 13 intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan menurut
menurut
standarr SIKI
standa SIKI 2018 terkait
terkait bersihan
bersihan jalan napas tidak efektif
efektif namun pada

kasus ini penulis


penulis hanya merencanakan
merencanakan 9 intervensi
intervensi yaitu monitor pola napas

frekuensi dan kedalaman napas, monitor bunyi napas tambahan, monitor TTV,

berikan minum air hangat, anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak

kontrai
kontraindi
ndikas
kasi,
i, ajarka
ajarkan
n tehnik
tehnik batuk efektif,
efektif, latihan
latihan bllowing
bllowing ballon
ballon ,

kolabor
olaborasi,
asi, salbu
salbutamol
tamol sulfate,
sulfate, ambro
ambroxol
xol hydrochlorid
hydrochloride.
e. pada 3 intervens
intervensii

lainnya penulis tidak camtumkan karena keterbatasan alat.


a lat.

Pada diagnosa
diagnosa kedua terdapat
terdapat 14 intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan menurut
menurut

standar SIKI 2018 terkait pola napas tidak efektif namun pada kasus ini

penulis hanya merencanakan 7 intervensi yaitu Observasi frekuensi /kedalam

pernapasan dan gerakan dada, observasi bunyi napas, misalnya ronchi,

wheezi
wheezing,
ng, krekle
krekles.,
s., berika
berikan
n minum
minum hangat,
hangat, ajarka
ajarkan
n tehnik
tehnik nafas
nafas dalam
dalam ,

ajarkan tehnik blowing ballon, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

obat sesuai indikasi dan kebutuhan pasien, salbutamol sulfate, ambroxol

hydrochloride ajarkan teknik pernapasan blowi


blowing
ng ballon.
ballon. Pada 7 intervensi

lainnya penulis tidak camtumkan karena keterbatasan alat dan disesuaikan

sama kenyamanan pasien.

Pada diagnosa ketiga terdapat 9 intervensi keperawatan menurut standar

SIKI 2018 terkait gangguan pertukaran gas namun pada kasus ini penulis

hanya merencanakan
merencanakan 7 intervensi
intervensi yaitu Monitor
Monitor freku
frekuensi,
ensi, irama, kedalaman

dan upaya
upaya napas,M
napas,Moni
onitor
tor pola
pola napas
napas ,Monit
,Monitor
or kemamp
kemampuan
uan batuk
batuk efekti
efektif,
f,

74

Moni
Monito
torr sa
satu
tura
rasi
si oksig
oksigen,
en, se
sedi
diak
akan
an mate
materi
ri da
dan
n medi
mediaa ed
eduk
ukas
asii berhe
berhent
ntii

merokok, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepakatan, jelaskan


gejala berhenti merokok, ( membuat orang disekitar menjadi tidak nyaman,

gangguan serangan jantung, sesak napas dan kematian, jelaskan manfaat terapi
terapi

blowing ballon bagi penderita asma. Pada 2 intervensi lainnya penulis tidak

camtumkan karena keterbatasan alat dan disesuaikan sama kenyamanan pasien.

d. Impl
Implem
emen
enta
tasi
si kepe
kepera
rawa
wata
tan
n

Menurut (Asmadi, 2008) Implementasi keperawatan adalah tahap ketika

perawat mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk

intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Tindakan
Tindakan keperawatan
keperawatan yang dilakuan
dilakuan pada pasien dilaksanakan
dilaksanakan pada tanggal

pada tanggal 5 juni -9juni 2023

1) Impl
Implem
emen
enta
tasi
si keper
keperaw
awat
atan
an untuk
untuk di
diagn
agnos
osaa bersi
bersiha
han
n ja
jala
lan
n na
napa
pass ti
tida
dak
k

efektif

a) Implementa
Implementasi
si keperawat
keperawatan
an pertama
pertama diberikan
diberikan pada tanggal
tanggal 5 juni pada
pada

pukul 09.43 WITA. Pada pertemuan ini peneliti melakukan pengkajian

riwayat penyakit pasien, keluhan pasien, penyebab timbulnya sesak,

monito
monitorr pola
pola napas,
napas, monitor
monitor bunyi
bunyi napas
napas tambaha
tambahan,
n, kemampuan
kemampuan

batuk pasien, mengajarkan batuk efektif dan terapi blowing ballon,

pemeriksaan vital sign pada pasien.

b) Implementasi keperawatan kedua diberikan pada tanggal 6 juni 2023

pada pukul 08.30 WITA. Pada pertemuan ini peneliti melakukan

75

penelitian terapi blowing ballon hanya untuk mengurangi sesak pada

pasien, mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan,


melakukan pemeriksaan vital sign.

c) Implem
Implement
entasi
asi kepera
keperawat
watan
an yang ketiga
ketiga diberika
diberikan
n pada 7 juni 2023

pukul 08.44 WITA. Pada pertemuan ini peneliti melakukan terapi

blowing ballon dan batuk efektif untuk mengurangi sesak pada pasien.

mengobservas
mengobservasii reaksi
reaksi nonverbal
nonverbal dari ketidaknyaman
ketidaknyamanan,
an, melaku
melakukan
kan

pemeriksaan vital sign.

2) Implem
Implement
entasi
asi keperawa
keperawatan
tan dengan
dengan diagnos
diagnosaa keperaw
keperawata
atan
n pola
pola napas
napas

tidak efekti

a) Implementas
Implementasii keperawatan
keperawatan yang pertama
pertama diberikan
diberikan pada
pada 6 juni 2023

pukul 08.52 WITA. Pada pertemuan ini dilakukan memonitor vital

sign
sign sebelu
sebelum
m dan sesudah
sesudah lat
latiha
ihan,
n, mengka
mengkaji
ji tingkat
tingkat kemamp
kemampuan
uan

pasien melakukan terapi blowing ballon dan napas dalam, Motivasi

pasien untuk meningkatkan kembali


k embali aktivitas yang normal jika sesak

berkurang.

b) Implementasi keperawatan yang kedua diberikan pada 7 juni 2023

pada pukul 09.03 WITA. Pada pertemuan ini dilakukan memonitor

vita
vitall si
sign
gn se
sebel
belum
um da
dan
n se
sesu
suda
dah
h la
lati
tiha
han,
n, meng
mengkaj
kajii ap
apaka
akah
h ad
adaa

berubahan dengan pemberian terapi blowing ballon untuk

mengurangi sesak pada pasien, Motivasi pasien untuk meningkatkan

kembali aktivitas yang normal jika sesak berkurang.

76

c) Implementas
Implementasii keperawat
keperawatan
an yang ketiga
ketiga diberikan
diberikan pada
pada 8 juni
juni 2023
2023

pada pukul 09.03 WITA. Mengulangi implementasi yang diberikan


pada tanggal 7 juni 2023.

3) Impl
Implem
emen
enta
tasi
si ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n de
denga
ngan
n di
diag
agnos
nosaa keper
keperaw
awat
atan
an ga
gang
nggua
guan
n

pertukaran gas

a) Implemetas
Implemetasii keperawat
keperawatan
an pertama
pertama diberika
diberikan
n pada tanggal 6 juni
juni 2023
2023

pada pukul 09.26 WITA. Pada pertemuan ini peneliti melakukan

pendidikan kesehatan pada pasien di karenakan pasien perokok berat,

menjelaskan pentingnya menghindari rokok untuk tidak memperburuk

kondisi pasien, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk kesehatan

pasien.

b) Implemetasi keperawatan kedua diberikan pada tanggal 7 juni 2023

pada pukul 09.25 WITA. Pada pertemuan ini peneliti melakukan

ev
eval
alua
uasi
si se
seber
berap
apaa paham
paham pa
pasi
sien
en denga
dengan
n bahay
bahayaa mero
meroko
kok
k bagi
bagi

kekambuhan asmanya, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk

kesehatan pasien.

Dalam pemberian
pemberian tindakan
tindakan keperawatan
keperawatan ini peneliti
peneliti juga mengaju
mengaju

pada intervensi dan implementasi berdasarkan yang (Rahayu dkk., 2021

dalam Su
dalam Suwa
wary
ryo
o dkk.,
dkk., 20
2021)
21).. Da
Dala
lam
m pe
penel
nelit
itia
ian menerapkan
n menerapkan inter
intervensi
vensi

pemberian terapi blowing ballon berguna untuk mencegah terjadinya

sesa
sesak
k na
napa
pass da
dan
n ke
kele
lema
maha
han
n ok
oksi
sige
gen
n ya
yang
ng ma
masu
suk
k ke da
dala
lam
m tu
tubu
buh
h

meny
menyed
ediiak
akan
an ener
energy
gy unttuk
un sell
se dan
dan otot
otot deng
dengan
an meng
mengel
elua
uarrka
kan
n

77

karbondioksida. Pengaruh terapi aktivitas bermain meniup balon terhadap

perubahan fungsi paru sebelum dan sesudah dilakukan tindakan terapi


meniup balon. Hal ini dinyatakannya bahwa terapi meniup balon ditujukan

pada pasien yang


y ang mengalami gangguan
gang guan pada sistem pernafasan khususnya

asma dengan tujuan agar fungsi paru akan meningkat dan menjadi normal.

Terapi meniup balon dapat meningkatkan kekuatan otot pernafasan pasien

sehingga
sehingga memaks
memaksimalk
imalkan
an recoi
recoill dan compli
compliance
ance paru sehin
sehingga
gga fungsi

paru akan meningkat (Josphine, 2018; Kizilcik ddk., 2021).

Relaksasi pernafasan mempunyai banyak tehnik diantaranya dengan

menggunakan tehnik ballon blowing (tiup balon) tehnik relaksasi ini dapat

memb
memban
antu
tu otot
otot intr
intrac
acos
osta
ta meng
mengev
eval
alua
uasi
sika
kan
n ot
otot
ot di
diaf
afra
ragm
gmaa da
dan
n

ko
kost
sta,
a,se
sehi
hing
ngga
ga memu
memung
ngki
kink
nkan
an un
untu
tuk
k meny
menyer
erap
ap ok
oksi
sige
gen,m
n,meng
engub
ubah
ah

ok
oksi
sigen
gen di da
dala
lam
m paru
paru se
sert
rtaa menge
mengelu
luar
arkan
kan karbon
karbondi
diok
oksi
sida
da dalam
dalam

paru,tehnik meniup balon sangat efektif untuk membantu ekspansi paru

sehingga mampu mensuplai oksigen dan mengeluarkan karbondioksida

yang terjebak dalam paru pasien (Sreedevi, 2016).

Dalam melaksanakan
melaksanakan implementa
implementasi
si tidak ditemukan
ditemukan kesenjangan
kesenjangan

antara teori maupun fakta di lapangan, dimana pemberian terapi difokuskan

pada pemberian terapi blowing ballon.

78

e. Eval
Evalua
uasi
si kepe
kepera
rawa
wata
tan
n

Evaluasi
Evaluasi adalah proses
proses keperawatan
keperawatan yang mengukur
mengukur respon
respon klien
te
terh
rhad
adap
ap tind
tindak
akan
an ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n da
dan
n ke
kema
maju
juan
an ke
kear
arah
ah pe
penc
ncap
apai
aian
an

tuju
tujuan
an.. Eval
Evalua
uasi
si ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n pa
pada
da ha
hari
ri ju
jum’
m’at
at ta
tang
ngga
gall 9 ju
juli
li 2023
2023

masalah bersihan jalan napas tidak efektif dan pola napas tidak efektif

teratasi sebagian karena pasien mengatakan batuk sedikit berkurang dahak

mudah
mudah untuk
untuk dikelu
dikeluark
arkan,
an, mampu
mampu batuk
batuk efekti
efektif,
f, RR: 27x/me
27x/menit
nit,, Spo2
Spo2

95%, pasien mengatakan merasa nyaman dan rileks dengan relaksasi napas

da
dala
lam
m da
dan
n te
tera
rapi
pi blow
blowin
ing
g ballo
ballon,
n, pasien dan keluarga tampak bisa

mela
melakuk
kukan
an te
tera
rapi
pi blo
blowin
wing
g ballon
ballon dengan
dengan benar.
benar. Hasil
Hasil ter
terseb
sebut
ut sudah
sudah

se
sesu
suai
ai denga
dengan
n krit
kriter
eria
ia hasil
hasil pe
penel
nelit
itia
ian
n te
teta
tapk
pkan
an yaitu
yaitu batuk
batuk ef
efek
ekti
tiff

meningkat, produksi sputum menurun, wheezing menurun, gelisa cukup

menurun, frekuensi napas membaik, pernapasan cuping hidung menurun.

Kriteria hasil pola napas teratasi sebagian dyspnea menurun, penggunaan

otott bantu
oto bantu pernap
pernapasa
asan
n menuru
menurun,
n, dar
darii hasil
hasil ter
terseb
sebut
ut penelit
penelitii menarik
menarik

kesimpulan bahwa masalah utama pada Tn.N teratasi sebagian sehingga

inte
interv
rven
ensi
si dihe
dihent
ntik
ikan,
an, namun
namun pe
pene
neli
liti
ti meng
menganj
anjur
urka
kan
n pa
pada
da Tn.N
Tn.N dan

keluar
keluarga
ga agar
agar tetap
tetap melakuk
melakukan
an ter
terapi
api blo
blowin
wing
g ballon
ballon dan keluarga agar

tetap melakukan terapi blowing ballon saat sesak dan setiap hari.

Pada diagnose
diagnose ketiga hari jum’at
jum’at tanggal
tanggal 9 juni 2023 gangguan

pertukaran gas teratasi sebagian karena pasien mengatakan pasien akan

berusaha untuk menerapkan hidup sehat, masih susah berhenti merokok,

dengan
dengan pember
pemberian
ian pendidi
pendidikan
kan keseha
kesehatan
tan ter
terkai
kaitt bahaya
bahaya merokok
merokok bagi

79

pasien akan paham dampak kekambuhan asma adalah salah satunya

merokok
merokok.. Hasil
Hasil terseb
tersebut
ut sudah
sudah sesuai
sesuai dengan
dengan kriter
kriteria
ia hasil
hasil penelit
penelitian
ian
tetapkan yaitu dipnea menurun, bunyi napas menurun. Sehingga intervensi

perlu dilanjutkan oleh keluarga yaitu dengan memotivasi Tn.N untuk

berhenti dari merokok.

Menurut
Menurut (Asmadi
(Asmadi,, 2008) Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari

proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan

terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan.

Padaa evaluas
Pad evaluasii sesuai
sesuai dengan
dengan teori
teori evaluas
evaluasii keperaw
keperawata
atan
n maka
maka

tind
tindaka
akan
n yang
yang su
suda
dah
h dibe
diberi
rikan
kan dapat
dapat memb
memban
antu
tu menga
mengata
tasi
si masa
masala
lah
h

keperawatan.
keperawatan. Penulis melakukan implementasi
implementasi dan evaluasi
evaluasi pada ketiga

diagnosa keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah ditegakkan oleh

peneliti, Salah satu prioritas masalah yang diutamakan adalah pola napas

tidak
tidak efekti
efektiff .untuk
.untuk menuru
menurunka
nkan
n sesak
sesak yang dirasa
dirasakan
kan int
interv
ervens
ensii yang

dilakuk
dilakukan
an yaitu
yaitu melaku
melakukan
kan terapi
terapi blowin
blowing
g ballon
ballon.. Dalam
Dalam pember
pemberian
ian

tind
tindaka
akan
n ke
keper
peraw
awat
atan
an ini
ini pe
penel
nelit
itii ju
juga
ga menga
mengaju
ju pada
pada in
inte
terv
rven
ensi
si da
dan
n

implem
implement
entasi
asi berdas
berdasara
arakan
kan yang dilakuk
dilakukan
an oleh
oleh (Suwaryo
(Suwaryo 2021) dan

(Rahayu
(Rahayu et al.,
al., 2021).
2021). Yang
Yang menera
menerapkan
pkan interv
intervens
ensii pember
pemberian
ian ter
terapi
api

blowing ballon dapat efektif mengurangi sesak nafas pada pasien asma

yang dilakukan selama 5 hari, dengan frekuensi 20 menit tiap terapi. Rata-

rata penurunan frekuensi pernapasan dalam rentang 21-23 kali/menit dan

sesak
sesak nafas
nafas berkur
berkurang
ang.. Terapi
Terapi ter
terseb
sebut
ut bisa
bisa digunak
digunakan
an sebaga
sebagaii ter
terapi
api

80

alternatif non farmakologi yang bisa dilakukan secara mandiri dirumah

untuk mengurangi
mengurangi sesak nafas dan kekambuhan
kekambuhan asma. Hasil penelitian
penelitian ini
menunjukan bahwa blowing ballon terbukti apabila dilakukan benar dan

rutin.

C. Keterbatasan

Dala
Dalam
m pe
penel
nelit
itia
ian
n ini
ini pe
pene
neli
liti
ti menya
menyada
dari
ri ba
bahw
hwaa masi
masih
h ba
bany
nyak
ak

kekurangan dari penelitian yag dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya

keterbatasan dalam melaksanakan penelitian, adapun kendala atau hambatan

peneliti selama proses penelitian ini adalah:

1. Peneliti
Peneliti tidak dapat
dapat mengobservas
mengobservasii secara penuh
penuh 24 jam pengkajian
pengkajian asma

pada pasien secara langsung sehingga pemantauan lebih lanjut dilakukan

oleh keluarga.

81

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESI
KESIMP
MPUL
ULAN
AN

1. Has
asiil pen
eng
gkajian didapatkan bahwa masalah yang dialami
ami pasien

mengeluhkan sesak napas, batuk berdahak yang sulit


sulit untuk dikeluarkan.
dikeluarkan. Saat

dilakukan pemeriksaan fisik, terdengar suara wheezing, ronci, RR : 30x/menit

dengan eks
ekspir
pirasi
asi lebih
lebih memanj
memanjang,
ang, pasien
pasien tampak
tampak.. Fakt
Faktor
or pencetu
pencetusny
snyaa

adalah udara dingin di malam hari yang membuat asma kambuh, pasien juga

merokok, dan melakukan aktifitas ringan yang mencetus kekambuhan asma.

2. Di
Diag
agnos
nosaa Keper
Keperaw
awat
atan
an

Diagnosa
Diagnosa keperawa
keperawatan
tan yang didapatkan
didapatkan dari teori ketiga-tig
ketiga-tiganya
anya muncul

pada Tn.N yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif

dan gangguan pertukaran gas

3. Inte
Interv
rven
ensi
si Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n

Inter
Intervensi
vensi keperawatan
keperawatan pada Tn. N telah direncanakan
direncanakan sesuai
sesuai diagnosa
diagnosa

yang
yang telah
telah ditegak
ditegakkan
kan yang merujuk
merujuk pada buku SIKI,
SIKI, SLKI,
SLKI, dan jurnal
jurnal

sebagai evidence base.

4. Impl
Implem
ement
entas
asii kepera
keperawa
wata
tan
n

Tahap implementas
implementasii atau
atau pelaksanaan
pelaksanaan asuhan keperawatan
keperawatan pada Tn.N

didas
didasar
arka
kan
n pa
pada
da re
renc
ncan
anaa yang
yang te
tela
lah
h di
disu
susu
sun
n pe
penel
nelit
iti.
i. Ti
Tind
ndaka
akan
n yang
yang

difokuskan oleh peneliti yaitu tindakan terapi blowing ballon.

82

5. Evaluasi
Evaluasi untuk diagnose bersihan jalan napas pasien mengatakan merasa

dahakny
dahaknyaa mudah
mudah dikelu
dikeluark
arkan
an setela
setelah
h melakuk
melakukan
an batuk
batuk efe
efekti
ktif,
f, evaluas
evaluasii

un
untu
tuk
k diag
diagno
nosa
sa Pola
Pola na
napa
pass tida
tidak
k ef
efek
ekti
tiff be
berh
rhub
ubun
unga
gan
n Depr
Depres
esii Pu
Pusa
satt

Pernapasan SPO2 97%, RR 27x/menit, pasien mengatakan sesaknya sedikit

berkurang wlaupun kadang kadang kambuh. Evaluasi untuk diagnosa

Gangguan Pertukaran Gas Definisi: Ketidak Seimbangan Ventilasi –Perfusi,

pasien mengatakan sesaknya sedikit berkurang, pasien tidak terlihat gelisa,

dan pasien paham terhadap bahaya merokok bagi kekambuhan asmanya dan

pasien masih sulit untuk meningalkan kebiasaan buruknya.

B. SARAN
1. Bagi
Bagi pas
pasie
ien
n dan
dan keluar
keluargan
ganya
ya

Melalui penelitian ini diharapkan pasien dan keluarga mampu menerapkan

dan melakukan
melakukan tehnik blowing ballon untuk menurunkan sesak pada pasien

asma secara mandiri

2. Bagi
Bagi instit
institusi
usi kese
kesehat
hatan/
an/pus
puskes
kesmas
mas

Disarankan agar hasil yang di peroleh dari penelitian dapat dijadikan suatu

tolak ukur serta upaya puskesmas dalam meningkatkan kualitas pelayanan,

dihara
diharapka
pkan
n dapat
dapat menjad
menjadii refren
refrensi
si bagi
bagi pihak
pihak Puskes
Puskesmas
mas dan dimasu
dimasukan
kan

dalam SOP untuk dijadikan agenda promkes untuk penderita asma.

83

3. Bagi
Bagi inst
instit
itus
usii Prod
Prodii D3 Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n Juru
Jurusa
san
n Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n Polt
Poltek
ekke
kess
Mataram

Disarankan agar hasil


hasil penelitian dapat digunakan sebagai kontribusi dalam

menanamkan minat, motivasi dan sika dari mahasiswa sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar bagi mahasiswanya.

4. Bagi
Bagi penel
penelit
itii selan
selanju
jutn
tnya
ya

Melalu
Melaluii ini dihara
diharapkan
pkan dapat
dapat member
memberika
ikan
n konstri
konstribus
busii ter
terhada
hadap
p peneli
peneliti
ti

sepu
seputa
tarr pe
pemb
mber
eria
ian
n te
tera
rapi
pi blow
blowin
ing
g ba
ball
llon
on un
untu
tuk
k menur
menurunk
unkan
an se
sesa
sak
k pa
pada
da

pasien asma . Semoga penelitian ini dapat memperkaya penelitian ilmiah

tentang blowng ballon di Indonesia.

84
DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, R. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Asma Bronkhial dengan


Masalah Ketidakefektifan Pola Napas di RSUD Bangil Pasuruan (Doctoral
dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, 2020).

Asih S, A, Hidayat S, dan Triana N, Y. (2022). Terapi Blowing Balon Untuk


Mengurangi Sesak Napas Pada Pasien Asma Bronkhiale Di Ruang Parikest
Rst Wijaya Kusuma Purwokerto. Jurnal Pengapdian Mandiri.
Mandiri. 1(4): 628-628.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: ECG.

Astriani N, M, D, Y, Ariani P, A, Dewi P, I, S, Heri M, dan Cita P, E. (2020).


Pelati
Pelatihan
han Relaks
Relaksasi
asi Nafas
Nafas Ballon
Ballon Blowin
Blowingg Untuk
Untuk Meningka
Meningkatka
tkan
n Satura
Saturasi
si
Oksi
Ok sige
gen
n Pa
Pada
da Warg
Wargaa Desa
Desa Bung
Bungku
kula
lan
n Si
Sing
ngar
araj
aja.
a. Jurnal Pengabdian
Multidisiplin,, 2(2): 3-3.
Multidisiplin

Fitri, A. H. (2021). Asuhan Keperawatan Dengan Terapi Pemberian Kompres Jahe

Hangat Untuk Menurunkan Nyeri Pada Pasien Gout Artritis di Puskesmas


Klorleko Lombok Timur. (KTI, Poltekkes Kemenkes Mataram, 2020).

Juli
Julian
anti
ti,, D. M. A. (202
(2020)
0).. Asuh
Asuhan
an Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n pa
pada
da PaPasi
sien
en Asma
Asma de
deng
ngan
an
Ketidakefektifan Pola Nafas di Ruang Bougenville II RSUD Ciamis. (KTI,
Universitas Bakti Kencana, 2020).

Li
Lita
tant
nto,
o, A.
A.,, dan Kart
Kartin
ini.
i. (202
(2021)
1).. Revi
Review
ew ArArti
ticl
cle:
e: Keka
Kekamb
mbuh
uhan
an Asma
Asma Pa
Pada
da
Perempuan dan Berbagai Faktor yang Memengaruhinya: sebuah Tinjauan.
Jurnal Biomedika dan Kesehatan,
Kesehatan, 4(2): 79-79.

Litanto,
Litanto, And
Andria
riani,
ni, and Kar
Kartin
tinii Kar
Kartin
tini.
i. "Ke
"Kekam
kambuha
buhan
n asm
asmaa pada per
peremp
empuan
uan dan

berbagai79-86.
(2021): faktor yang memengaruhinya."
memenga ruhinya." Jurnal Biomedika dan Kesehatan 4.2

Matali, Z. N. (2021). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan Asma di


Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Ilir dan Puskesmas Damai Balikpapan
Tahun 2021. (KTI, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur, 2021).

Novikasari, L., Kusumaningsih, D., dan Anjarsari, R. (2022). Penerapan Pursed


P ursed Lips
Breathing terhadap Ketidakefektifan Pola Nafas pada Pasien Anak dengan
Asma
As ma Br Bronc
onchi
hial
alee di Desa
Desa Bumi
Bumima
mass La
Lamp
mpun
ungg Ti
Timu
mur.
r. Jurnal Kreativitas
Pengabdian kepada Masyarakat (PKM),
(PKM), 5(5): 1555-1555.

85

Suprayitna, M., Asrianti, M., dan Arifin, Z. (2022). Penerapan Batuk Efektif pada
Ketida
Ket idakef
kefekt
ektifa
ifan
n Bersi
Bersihin
hin Jalan
Jalan Nafas
Nafas Pender
Penderita
ita Asma
Asma Bronkhi
Bronkhial.
al. Jurnal
Ilmiah STIKES Yarsi Mataram,
Mataram, XII(1): 24-25.

Suwaryo, P. A. W., Yunita, S., Waladani, B., dan Sufaroni, A. (2021). Studi Kasus:
Te
Tera
rapi
pi Blowing Ballon untuk Mengurangi Sesak Nafas Pada Pasien Asma.
Nursing Science Journal (NSJ),
(NSJ), 2(2): 93-93.

Suwaryo, Putra Agina Widyaswara, et al. "STUDI KASUS: TERAPI BLOWING


BALL
BA LLON
ON UN
UNTUTUK
K ME
MENGNGUR
URANANGIGI SE
SESA
SAKK NANAFAFAS
S PAPADA
DA PA
PASI
SIEN
EN
ASMA." Nursing Science Journal (NSJ) 2.2 (2021): 92-100.

Ti
Tim
m Po
Pokj
kjaa SI
SIKI
KI DPP
DPP PPNI
PPNI.. (201
(2018)
8).. Standar Intervensi
Intervensi Keperawatan
Keperawatan Indonesia:
Indonesia:
1. Jakarta: DPP PPNI.
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.

Tim Riskes
Riskesdas
das 2022. (2019). Laporan Provinsi Nusa Tenggara Barat RISKESDAS
2022.. Ja
2022 Jaka
kart
rta:
a: Le
Lemb
mbag
agaa Pe
Pener
nerbi
bitt Badan
Badan Pe
Penel
nelit
itia
ian
n dan Pe
Penge
ngemb
mban
angan
gan
Kesehatan (LPB).

86

Lampiran 1
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI STUDI KASUS
(PUMSK)

Saya
Saya Rahma
ahmawa
watti ber
beras
asal
al dari
dari Poli
Polite
tekn
kniik Kes
Kesehat
ehatan
an Mat
atar
aram
am Jur
urus
usan
an

Keperawatan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram dengan


ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam studi kasus yang
berjudul “Asuhan
“Asuhan Keperawa
Keperawatan
tan Asma Dengan
Dengan Pemberi
Pemberian
an Terapi Blowing
Ballon Untuk
Untuk Mengura
Mengurangi
ngi Sesak
Sesak Napas
Napas Di Puskesm
Puskesmas
as Lingsar
Lingsar Lom
Lombok
bok
Barat” Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan
kepe
kepera
rawa
wattan dengan as
asuh
uhan
an ke
kepe
perr awa
awatt aan
n de
deng
ngan
an t eerr aapi
pi pe
pemb
mber
erii aan
n
Bl ow ing
in g Ba ll on untuk mengurangi
mengurangi sesak
sesak pada pasien asma
asma di puskesmas
puskesmas
Li
Ling
ngsa
sar.
r. Penelitian
Penelitian ini akan berlangsu
berlangsung
ng selama 1x 24 jam.
Pr
Pros
osed
edur
ur pe
peng
ngam
ambi
bila
lan
n ba
baha
han
n data
data denga
dengan
n wawa
wawanca
ncara
ra te
terp
rpim
impi
pin
n denga
dengan
n
menggunakan pedoman wawancara dan dengan kuesioner yang akan berlangsung
± 15-30 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda
tidak
tidak perlu
perlu khawati
khawatirr karena
karena peneli
penelitia
tian
n ini untuk
untuk kepenti
kepentingan
ngan pengemb
pengembanga
angan
n
asuhan / pelayanan keperawatan.
Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah anda turut terlibat
terlibat aktif mengikuti
mengikuti perkembangan
perkembangan asuhan / tindakan
tindakan yang
diberikan.
Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan akan

tetap dirahasiakan.
Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silahkan
menghubungi peneliti pada nomor Hp : 085338932613
PENELITI

Rahmawati

87

Lampiran 2
INFORMED
INFORMED CONSENT
CONSENT

(Persetujuan menjadi Partisipan)

Sayaa ya
Say yang
ng berta
bertand
ndat
atan
angan
gan dibaw
dibawah
ah in
inii menya
menyata
taka
kan
n ba
bahwa
hwa sa
saya
ya te
tela
lah
h

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakuk
dilakukan
an oleh
oleh Rahmaw
Rahmawati
ati dengan
dengan judul
judul “Asuhan Keperawatan Asma Dengan
Pemb
Pember
eria
ian
n Tera
Terapi
pi Blow
Blowin
ing
g Ball
Ballon
on Untu
Untuk
k Me
Meng
ngur
uran
angi
gi Se
Sesa
sak
k Napa
Napass Di
Puskesmas Lingsar Lombok Barat”.

Saya memutuskan
memutuskan setuju
setuju untuk ikut berpartisi
berpartisipasi
pasi pada penelitian
penelitian ini secara
secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Lingsar, 2023

Saksi Yang memberikan


persetujuan

----------------------- -----------------------

Lingsar, 2023
Peneliti

Rahmawati

88

Lampiran 3
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

RELAKSASI PERNAPASAN DENGAN MENIUP BALON


(BLOWI
BLOWING
NG BALLON
BALLON)

DEFINISI Relaks
Relaksasi
asi pernapasa
pernapasan
n dengan
dengan Balloon blowing atau
latihan pernapasan dengan meniup balon merupakan
salah satu latihan relaksasi pernapasan
pernapasan dengan
menghirup
menghirup udara melalui
melalui hidung dan mengeluarkan
mengeluarkan
udara melalui mulut kedalam balon
TUJUAN 1. Member
Memberika
ikan
n inform
informasi
asi kepa
kepada
da pasie
pasien
n yang
mengalami Asma untuk melakukan relaksasi
pernapasan
2. Membant
Membantu u pasien
pasien Asma
Asma menc
mencegah
egah terja
terjadin
dinya
ya
perburukan penyakit
MANFAAT 1. Mening
Meningkat
katkan
kan volum
volumee ekspir
ekspirasi
asi maks
maksima
imall
2. Meng
Menguat
uatkan
kan oto
otott perna
pernapa
pasa
sann
3. Memper
Memperbai
baiki
ki transp
transport
ort oksige
oksigen
n
4. Mengin
Menginduks
duksii pola
pola napas
napas lamba
lambatt dan dala
dalam
m
5. Memper
Memperpanj
panjang
ang ekshal
ekshalasi
asi dan
dan meningka
meningkatka
tkan
n
tekanan jalan napas selama ekspirasi
6. Mengur
Mengurangi
angi juml
jumlah
ah udara
udara yang terjeb
terjebak
ak dalam
dalam paru-
paru-
paru
7. Mencega
Mencegah
h terj
terjadi
adinya
nya kolaps
kolaps paru
paru
PERSIAPAN 1. 3 buah balon
2. Jam
ALAT

PERSIAPAN 1. Atur
Atur posisi
posisi pasien
pasien senyam
senyaman
an mungkin
mungkin,, jika pasien
pasien
PASIEN mampu untuk berdiri maka lakukan sambil berdiri
(karenaa
(karen dengan posisi berdiri tegak lebih
meningkatkan kapasitas paru dibandingkan dengan
posisi duduk)
2. Jika
Jika pasien
pasien melakuk
melakukan
an dengan
dengan posis
posisii tidur
tidur maka
maka
te
teku
kuk
k ka
kaki
ki pa
pasi
sien
en at
atau
au meng
mengin
inja
jak
k te
temp
mpat
at ti
tidu
durr
(posisi supinasi), dan posisi badan lurus atau tidak

89

memakai bantal
PELAKSANAA 1. Mengat
Mengatur
ur posisi
posisi pasi
pasien
en senyam
senyaman
an mungki
mungkin
n

Anda mungkin juga menyukai