KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
Oleh:
Devi Lianatama
NIM. P1337420214005
i
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
Oleh:
Devi Lianatama
NIM. P1337420214005
ii
PERI\TYATAAI\I KEASLIAN PENTJLISAI\I
Menyatakan deng;an sebenamya bahwa hasil laporan kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
r1l
LEMBAR PERSETUJUAIT PEMBIMBING
Pembimbing
lv
LEMBAR PENGNSAHANI
I)ewan Penguii
\/
Handoyo, MN Ketua , )Wa.r.M4
(......1"..,..............................'
\
Mengetahui,
Ketua Frogram Studi
melewatinya.
memperoleh kemudahan.
berhasil.
Tabrani).
vi
PERSEMBAHAN
persembahkan untuk :
1. Bapak, Ibu, Mba, Kakak ipar dan Mbah yang telah memberikan dukungan
secara mental maupun materi semoga Allah membalas kebaikan yang telah
kalian berikan.
semangat.
keberhasilan saya.
4. Ny. S yang telah memberikan izin dan dukungan untuk melakukan asuhan
5. Ibu Siti Mulidah selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing
6. Dosen pembimbing karya tulis ilmiah ibu Munjiati, terimakasih banyak atas
membimbing saya.
vii
9. Untuk teman-teman yang mungkin tidak disebutkan satu persatu, saya tidak
akan melupakan saat-saat bersama kalian selama tiga tahun ini, terima kasih
atas kerjasamanya.
untuk lebih baik dari pada kami dan persiapkanlah diri kalian sebaik-baiknya
Penulis
viii
PRAKATA
1. Dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Sugiyanto, S.Pd. M.App, Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
3. Putrono, S. Kep. Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.
4. Walin, SST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
5. Munjiati, S.Kep., Ns, MH selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan memberi arahan pada penulis dalam penyusunan laporan kasus ini.
6. Handoyo, MN selaku dosen ketua penguji hasil laporan kasus yang telah
menguji penulis
7. Mardiyono, Ph.D selaku dosen penguji I hasil laporan kasus yang telah
menguji penulis
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.
ix
membangun dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga laporan ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca. Aamiin.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
3. Perencanaan .........................................................................................10
4. Implementasi .......................................................................................12
5. Evaluasi ...............................................................................................12
BAB III METODA PENULISAN
A. Metoda Penulisan .................................................................................. 13
B. Sampel ................................................................................................... 13
C. Lokasi .................................................................................................... 13
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 14
E. Hasil Analisis ........................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Hasil .......................................................................................... 15
B. Pembahasan ............................................................................................. 24
BAB V SIMPULAN
A. Simpulan ................................................................................................. 31
B. Saran ........................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Dokumentasi pengelolaan keperawatan
2. Surat izin pengambilan data kasus hemorroid dari pihak rumah sakit
3. Surat izin penelitian dari pihak rumah sakit
4. Surat keterangan pengambilan kasus
5. Daftar riwayat hidup
6. Lembar bimbingan
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
serat akan terjadi penyerapan air yang berlebihan dan pembentukan kotoran
mengeras sehingga perlu kontraksi otot yang besar untuk mengeluarkannya,
hal ini akan menyebabkan konstipasi atau keadaan sulit buang air besar
(Mustofa, 2015). Permasalahan yang sering timbul pada hemorroid adalah
konstipasi, karena dapat mengalami perdarahan dan apabila perdarahan
tersebut berulang dapat berakibat timbulnya anemi (Suprijono, 2009). Untuk
itu perlu penatalaksanaan yang baik.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
3. Klasifikasi
Menurut Diyono & Mulyati (2013), terdapat dua jenis hemorroid :
a. Hemorroid eksternal
Hemorroid eksternal merupakan pembesaran vena rektalis inferior yang
terletak di bawah linea dinata dan ditutup epitel gepeng, anoderm serta
kulit perinal. Ciri – ciri :
1) Nyeri sekali akibat peradangan
2) Edema akibat trombosis
3) Nyeri yang semakin bertambah
b. Hemorroid internal
Hemorroid internal merupakan pembesaran vena yang berdilatasi pada
pleksus rektalis superior dan media yang timbul di atas lenia dinata dan
dilapisi oleh mukosa.
Hemorroid internal dibagi menjadi empat derajat :
1) Derajat I
Dilatasi pleksus hemorroid superior yang tidak mengalami prolaps
dan hanya terdapat luka kecil yang masuk pada anak kanal.
2) Derajat II
Pada waktu gerak, benjolan keluar (prolaps) dan waktu selesai
berak, masuk sendiri tanpa didorong dengan jari/secara spontan.
3) Derajat III
Benjolan yang keluar waktu berak tidak dapat masuk sendiri tanpa
didorong dengan jari/ secara manual.
4) Derajat IV
Benjolan mengalami inkarserasi dan tidak dapat didorong masuk ke
anus.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi (2015)
manifestasi klinisnya adalah timbul rasa gatal dan nyeri, perdarahan
berwarna merah terang saat defekasi, pembengkakan pada area anus,
6
sehari), membalik dengan sering dari satu sisi ke sisi yang lain, dan telungkup
(bila tidak dikontraindikasikan) selama 30 menit setiap 4 jam. Latihan ini
meningkatkan tonus otot abdomen yang membantu mendorong isi kolon.
2. Diagnosis
Diagnosa yang sering muncul pada pasien hemoroid adalah
perubahan eliminasi BAB : konstipasi yang berhubungan dengan nyeri saat
defekasi (Diyono & Mulyati, 2013). Konstipasi yaitu penurunan frekuensi
normal defekasi yang disertai kesulitan atau pengeluran feses tidak tuntas
dan/atau feses yang keras , kering, dan banyak. Adapun batasan
karakteristik konstipasi antara lain: adanya feses lunak seperti pasta di
dalam rektum, anoreksia, bising usus hiperaktif, bising usus hiporaktif,
darah merah pada feses, feses keras dan berbentuk, keletihan umum, massa
abdomen yang dapat diraba, mengejan pada saat defekasi, mual, muntah,
nyeri abdomen, nyeri pada saat defekasi, peningkatan tekanan abdomen,
penurunan frekuensi, penurunan volume feses, perubahan pada pola
defekasi, rasa tekanan rektal, tidak dapat mengeluarkan feses (NANDA,
2015).
3. Perencanaan
Tujuan perencanaan keperawatan pada klien dengan hemorroid
adalah setelah dilakukan tindakan selama proses keperawatan diharapkan
konstipasi menurun, frekuensi defekasi normal, dan feses lunak.
Nursing Outcomes Classification/ NOC : bowel elimination.
Kriteria hasil: bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, mengidentifikasi
indikator untuk mencegah konstipasi, dan feses lunak dan berbentuk
NIC 1 : Manajemen konstipasi/ impaksi dengan intervensi yang
dapat dilakukan antara lain: monitor tanda dan gejala konstipasi, monitor
tanda dan gejala impaksi, monitor (hasil produksi) pergerakan usus (feses)
meliputi: frekuensi, konsistensi, bentuk, volume, warna dengan cara yang
tepat, monitor bising usus, konsultasikan dengan dokter mengenai
penurunan/ peningkatan frekuensi bising usus, identifikasi faktor-faktor
(misalnya, pengobatan, tirah baring, dan diet) yang menyebabkan atau
berkontribusi pada terjadinya konstipasi, buatlah jadwal untuk BAB dengan
cara yang tepat, dukung peningkatan asupan cairan jika tidak ada kontra
11
4. Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai rencana keperawatan
hingga tercapainya tujuan. Adapun menurut Nursalam (2009),
implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tindakan yang dilakukan antara lain
melakukan pemeriksaan fisik, memonitor status gizi, dan memberikan
cairan dengan tepat, menginstruksikan pada pasien/ keluarga pada diet
tinggi serat dengan cara yang tepat untuk mengatasi konstipasi dan
pengelolaan konstipasi dilakukan dengan mengajarkan pasien Range of
Motion (ROM) dengan latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot dimana klien menggerakan
masing-masing persendiaannya sesuai gerakan normal baik secara aktif
maupun pasif.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terakhir proses keperawatan yang telah
direncanakan. Penetapan keberhasilan asuhan keperawatan dilihat dari
perubahan perilaku dari kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009).
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan yaitu
bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, mengidentifikasi indikator
untuk mencegah konstipasi, feses lunak dan berbentuk.
BAB III
METODA PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metoda penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metoda
deskriptif yaitu bagian dari jenis penelitian observasional yang dilakukan
melalui pengamatan atau observasi baik secara langsung atau tidak
langsung (Hidayat, 2010). Karya tulis ini menyajikan hasil asuhan
keperawatan hemorroid dengan memfokuskan pada masalah keperawatan
konstipasi.
B. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti oleh
penulis dengan nilai karakteristik yang diukur dan dipilih sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan oleh penulis. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan penulis adalah convenience sampling method (non-
probability sampling technique) yaitu penetapan sampel dengan mencari
subjek yang menyenangkan peneliti (Nursalam, 2009). Kriteria pasien
untuk sampel dalam laporan kasus ini adalah pasien yang mengalami
hemorroid pre operasi dengan masalah keperawatan konstipasi dengan
keluhan gangguan pada anus : nyeri, konstipasi, perdarahan saat defekasi,
pada usia dewasa (26- 45 tahun), usia lansia (>46 tahun).
C. Lokasi
Dalam melakukan studi kasus ini, penulis memilih lokasi
pengambilan data di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada
bulan februari.
13
14
E. Hasil Analisis
Analisa data yang digunakan dimulai dari tinjauan pustaka mengenai
hemoroid dilanjutkan dengan pengkajian, perumusan masalah, diagnosis,
pelaksanaan dan evaluasi yang dibuat dengan kata-kata sederhana dan
mudah dimengerti sehingga dapat ditarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Hasil
1. Identitas pasien
15
16
2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 April 2017 di rumah pasien,
Jl. Tipar baru rt 4 / 3 kranji dengan narasumber pasien, suami pasien,
catatan rekam medis.
a. Riwayat kesehatan
Pasien datang ke poli bedah RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto pada hari rabu tanggal 19 April 2017 pukul
10.00 WIB untuk memeriksakan diri dengan keluhan utamanya nyeri
di daerah anus, P : ada benjolan yang keluar dari anus, Q : nyeri
seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri dirasakan pada daerah anus, S : skala
nyeri 7 ( nyeri berat ), T : nyeri ketika BAB dan terdapat keluhan
tambahan pasien buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai
darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB dan tidak bisa istirahat tidur dengan cukup
karena nyeri. Pasien diperiksa dokter dan dianjurkan untuk datang
lagi ke rumah sakit pada tanggal 21 April 2017 untuk dirawat inap
dan menjalankan operasi hemoroidektomi pada hari sabtu tanggal 22
april 2017 karena pasien menderita hemorroid grade IV. Diketahui
pasien menderita hemorroid selama kurang lebih lima tahun tetapi
benjolan dapat dimasukkan kedalam anus.
Satu minggu yang lalu pasien membereskan kos-kosan
miliknya dan mengangkat barang-barang berat dengan suaminya
selama tiga hari pasien beraktifitas lebih berat daripada hari-hari
sebelumnya dan pada saat ingin buang air besar pasien merasakan
keluar benjolan dari anus tetapi tidak dapat dimasukkan kembali.
Riwayat pekerjaan dahulu pasien sering keluar kota untuk
berdagang, dalam perjalannya pasien sering mampir kewarung
makan untuk makan dan pasien sering memilih makanan instan,
cepat saji daripada makan sayur karena pasien tidak suka makan
sayur sehingga menyebabkan pola BAB tidak rutin dan sering
mengedan saat BAB. Pada tanggal 18 April 2017 pasien diperiksa
17
b. Data umum
Hasil pengkajian pola fungsional gordon yang terdiri dari
11 fungsi didapatkan data yaitu : data pola persepsi kesehatan bahwa
pasien menyatakan kesehatan itu sangat penting dan jika pasien
maupun anggota keluarga sakit akan berobat ke puskesmas atau ke
pelayanan kesehatan terdekat, pada pola nutrisi metabolik pasien
menyatakan sebelum sakit makan tiga kali sehari dengan menu yang
instan, gurih, bersantan, gorengan dan jarang makan sayur maupun
buah. Minum air putih ± 1 liter perhari. Saat sakit pasien makan tiga
kali sehari dengan porsi makan sedikit dan sedikit makan sayur,
minum air putih ± 1,5 liter perhari. Pada pola eliminasi pasien
menyatakan sebelum sakit BAB dua hari sekali dengan konsistensi
lunak, saat sakit BAB dua hari sekali dengan konsistensi padat, feses
diserta darah segar, sering mengedan saat BAB. BAK sebelum dan
saat sakit 4-6 kali sehari dengan karakteristik kuning jernih.
Pola istirahat dan tidur pasien menyatakan sebelum sakit
tidurnya cukup ± 5-7 jam sehari,saat sakit ada gangguan pola tidur,
kurang tidur, susah tidur ± 3-5 jam sehari karena nyeri pada anus,
pasien terlihat kurang tidur, lesu, lelah, dan ada lingkaran hitam
disekitar mata. Pada pola persepsi kognitif pasien menyatakan tidak
ada gangguan pada panca indranya, pasien kooperatif dan dapat
berkomunikasi dengan baik.
Pada pola aktivitas dan latihan pasien menyatakan dalam
beraktifitas ada yang dibantu oleh suaminya ada yang mandiri.
18
c. Pemeriksaan fisik
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap
Ny.S, diperoleh data keadaan umum baik, kesadaran composmentis
dengan nilai Glasgow Coma Skale (GCS) 15, eye 4 (spontan), verbal
5 (orientasi baik), motorik 6 (mengikuti perintah). Pemeriksaan
tekanan darah 130 /80 mmHg, nadi 88 kali per menit, respirasi 18
kali per menit, dan suhu 36,5 0C.
Hasil pemeriksaan head to toe diperoleh data meliputi,
kepala: bentuk mesochepal, rambut: hitam bersih, mata: pupil isokor,
sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, hidung: tidak ada
polip, tidak ada cuping hidung, telinga: serumen dalam batas normal,
mulut : tidak sianosis, mukosa lembab, ada caries gigi, leher: tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid. Pemeriksaan dada meliputi paru-
paru yaitu inspeksi: simetris, palpasi: vocal fremitus: getaran paru-
paru kanan dan kiri sama, perkusi: sonor, auskultasi: RR: 18 kali per
menit, tidak ada suara tambahan ronchi dan wheezing. Pada
pemeriksaan jantung, inspeksi: tidak ada iktus cardis, palpasi: teraba
19
3. Perumusan masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diperoleh
data subjektif dan data objektif, selanjutnya dilakukan analisa data
sebagai berikut : pasien menyatakan buang air besarnya susah, fesesnya
padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit,
sering mengedan ketika BAB. Berdasarkan data yang diperoleh penulis
merumuskan masalah konstipasi berhubungan dengan agen mekanis
yaitu hemorroid.
4. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan penulis menggunakan
dasar nursing outcome classification (NOC) dan nursing intervention
classification (NIC). Untuk mengatasi masalah konstipasi yang terdapat
pada Ny. S penulis merencanakan tindakan mulai tanggal 20 April
2017. Konstipasi berhubungan dengan agen mekanis. Tujuannya adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
frekuensi BAB kembali normal, NOC: Bowel Elimination dengan
kriteria hasil : mempertahankan bentuk feses lunak (dari skala 2
menjadi skala 4), bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi (dari skala
2 menjadi skala 4), mengidentifkasi untuk mencegah konstipasi (dari
skala 2 menjadi skala 4), feses lunak dan berbentuk (dari skala 2
menjadi skala 4).
Setiap indikator dalam NOC memiliki skala 1-5 dengan
ketentuan 1: tidak pernah menunjukkan, 2: jarang menunjukkan, 3:
kadang-kadang menunjukkan, 4: sering menunjukkan, 5: selalu
menunjukkan. Intervensi yang dilakukan berdasarkan NIC: constipation
21
5. Implementasi
Sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun,
penulis mengimplementasikan kepada pasien dengan masalah
konstipasi selama tiga hari pada tanggal 20 April 2017 sampai 22 April
2017 dengan hasil sebagai berikut :
Tindakan keperawatan pada tanggal 20 April 2017 yaitu
melakukan pengkajian keperawatan, ditemukan keluhan yaitu pasien
mengatakan buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai darah
segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering mengedan ketika
BAB, nyeri saat BAB. Melakukan palpasi dan auskultasi daerah
abdomen abdomen teraba keras, ada nyeri tekan, bising usus 15 kali
per menit. Melatih pasien nafas dalam untuk mengurangi nyeri.
Menganjurkan pasien untuk banyak minum dan makan sayur dan buah.
Memonitor bising usus, bising usus 15 kali per menit dan mengajarkan
pasien latihan pengerutan otot abdomen untuk meningkatkan defekasi.
Pelaksanaan pada hari kedua tanggal 21 April 2017 yaitu
mengkaji KU pasien, KU pasien baik. Mengukur vital sign, TD: 130/90
22
6. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun, maka penulis melakukan
evaluasi dari tindakan keperawatan sesuai dengan SOAP (subjektif,
objektif, assessment, dan planning). Evaluasi ini merupakan penilaian
untuk mengukur tercapainya tujuan yang ditetapkan untuk masalah
konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid).
Evaluasi pertama dilakukan pada tanggal 20 April 2017
dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan susah BAB, fesesnya
padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit.
Data objektif yaitu pasien belum BAB, perut teraba keras. Evaluasi
pencapaian berdasar kriteria hasil pada masalah konstipasi yaitu
mempertahankan bentuk feses lunak skala 2 dari skala tujuan 4, bebas
dari ketidaknyamanan dan konstipasi skala 2 dari skala tujuan 4,
mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi skala 2 dari skala tujuan 4,
feses lunak dan berbentuk skala 2 dari skala tujuan 4. Berdasarkan hasil
tersebut masalah konstipasi belum teratasi dan rencana tindak lanjut
yaitu monitor bising usus, monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan
volume serta dukung intake cairan.
Evaluasi hari kedua dilakukan pada hari jumat tanggal 21
April 2017 dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan sudah BAB
dengan konsistensi lunak dengan jumlah sedikit, nyeri saat BAB. Data
objektif yaitu pasien terlihat nyaman, bising usus 15 kali per menit,
nyeri saat BAB, pasien sudah BAB. Evaluasi pencapaian berdasar
kriteria hasil pada masalah konstipasi yaitu mempertahankan bentuk
feses lunak skala 3 dari skala tujuan 4, bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi skala 3 dari skala tujuan 4, mengidentifikasi untuk mencegah
konstipasi skala 3 dari skala tujuan 4, feses lunak dan berbentuk skala 3
dari skala tujuan 4. Berdasarkan hasil tersebut masalah konstipasi
belum teratasi dan rencana tindak lanjut yaitu dukung intake cairan,
monitor bising usus, monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan volume.
24
B. Pembahasan
Pembahasan difokuskan terutama pada aspek riwayat kesehatan,
data umum, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, masalah
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi yang
berkaitan dengan konstipasi berhubungan dengan agen mekanis
(hemorroid).
1. Pengkajian
Pada pembahasan akan dijelaskan tentang kesenjangan yang terjadi
antara kasus yang dikelola dilapangan dengan teori mengenai masalah
konstipasi. Pengkajian pasien dilakukan pada tanggal 20 April 2017
didapatkan pasien megalami nyeri di daerah anus, P : ada benjolan
yang keluar dari anus, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri
dirasakan pada daerah anus, S : skala nyeri 7 ( nyeri berat ), T : nyeri
ketika BAB serta buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai
darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB. Kondisi tersebut sesuai dengan teori Diyono
dan Mulyati (2013), mengatakan bahwa tanda dan gejala yang muncul
25
2. Perumusan masalah
Diperoleh data pasien meliputi data subjektif: pasien mengatakan
buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai darah segar, BAB 2
hari sekali dengan jumlah sedikit, sering mengedan ketika BAB dan
data objektif: pasien terlihat tidak nyaman, perut teraba keras, pasien
terlihat lelah, nyeri saat defekasi, bising usus 15 kali per menit, pasien
mengalami hemorroid grade IV.
Berdasarkan data tersebut, penulis mengangkat masalah yaitu
konstipasi berhubungan dengan agen mekanik (hemorroid). Data yang
diperoleh pasien sesuai teori yang dikemukakan oleh Octaviani (2014),
bahwa konstipasi yaitu terhambatnya defekasi dari kebiasaan normal
dimana terjadi defekasi yang jarang, jumlah feses yang kurang,
konsistensinya keras dan kering.
Adapun batasan karakteristik yang muncul yaitu bersifat subjektif
dan objektif, bersifat subjektif antara lain, nyeri abdomen, mual, sakit
kepala, perasaan penuh atau tekanan pada rektum, kelelahan umum,
anoreksia, nyeri tekan pada abdomen dengan atau tanpa resistansi otot
yang dapat di palpasi, dan nyeri saat defekasi, sedangkan yang bersifat
objektif adalah darah merah segar menyertai pengeluaran feses,
perubahan pada pola defekasi, penurunan frekuensi, penurunan volume
feses, feses yang kering, keras, dan padat, massa abdomen dapat
dipalpasi, flatus berat, mengejan saat defekasi, tidak mampu
mengeluarkan feses, dan muntah. Facktor yang berhubungan antara
lain kelemahan otot abdomen, kebiasaan defekasi tidak teratur,
obesitas, hemoroid, depresi, dan stres emosi (Wilkinson & Ahern,
2011). Diagnosa konstipasi menjadi masalah utama pasien karena
merupakan masalah aktual dan berkaitan erat dengan kondisi penyakit
pasien. Penulis menyimpulkan tidak terdapat kesenjangan pada
perumusan masalah.
27
3. Perencanaan
Tindakan keperawatan yang penulis rencanakan berdasarkan NOC
dan NIC menurut (Wilkinson & Ahern, 2011). NOC: bowel elimination
dengan kriteria hasil: a. Mempertahankan bentuk feses lunak skala
indikator 4 (sering menunjukkan) . b. Bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi skala indikator 4 (sering menunjukkan), menurut pendapat
Mustofa (2015) bahwa ketika serat cukup dikonsumsi, kotoran/feses
akan menjadi besar dan lunak karena serat-serat tumbuhan dapat
menarik air, kemudian akan menstimulasi otot dan pencernaan,
akhirnya tekanan yang digunakan untuk pengeluaran feses menjadi
berkurang. c. Mengidentifkasi untuk mencegah konstipasi skala
indikator 4 (sering menunjukkan), pengetahuan cara mencegah
konstipasi akan mengembangkan gaya hidup yang lebih baik sehingga
membantu mengurangi konstipasi. d. Feses lunak dan berbentuk skala
indikator 4 (sering menunjukkan).
dalam keadaan normal cairan akan mengisi sebagian besar usus dan
feses sehinga feses lebih mudah dikeluarkan. e. Ajarkan pasien Range
of Motion (ROM). Menurut Brunner (2002) bahwa latihan ROM
dengan mengajarkan latihan pengerutan otot abdomen akan
meningkatkan tonus otot abdomen yang membantu mendorong isi
kolon dan meningkatkan defekasi. Pengerutan otot abdomen terdiri dari
mengontraksikan otot abdomen (4 kali sehari), melakukan mengangkut
lutut keadaan saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur (10 kali
sehari). Pasien yang berbaring didorong untuk melakukan latihan
rentang gerak (6-10 kali sehari), membalik dengan sering satu sisi ke
sisi yang lain, dan telungkup (bila tidak dikontraindikasikan) selama 30
menit setiap 4 jam. NIC : Manajemen Obat: Pemberian Fleet enema 133
ml satu kali sehari suposituria untuk mengurangi konstipasi, dalam teori
Diyono & Mulyati (2013) cara mengatasi konstipasi salah satunya
adalah pemberian laxantia.
4. Pelaksanaan
Tindakan yang telah dilakukan penulis sesuai dengan perencanaan
yang disusun pada tanggal 20 April 2017 sampai dengan 22 April 2017
dibagi menjadi dua yaitu tindakan farmakologi dan tindakan
nonfarmakologi. Pada tindakan farmakologis tidak ditemukan
kesenjangan yang penulis temukan di rumah sakit bahwa tindakan
terapi obat pencahar dilakukan, yaitu pemberian Fleet enema 133 ml
satu kali sehari suposituria. Fungsi fleet enema yaitu meringankan
gangguan konstipasi dan pembersihan bowel sebelum operasi.
Kolaborasi pemberian analgetik yaitu memberikan terapi injeksi
ketorolak 3x30 mg , analgetik diberikan untuk membantu mengurangi
nyerinya dan dapat membantu mengembangkan kepatuhan pasien
terhadap rencana terapeutik (Muttaqin, Arif & Sari, Kumala ,2013).
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah dibuat. Evaluasi
dilakukan dengan masalah keperawatan konstipasi berhubungan dengan
agen mekanis (hemorroid). Menurut Wilkinson dan Ahern (2011)
indikator keberhasilan pasien hemorroid yaitu bebas dari
ketidaknyamanan dan konstipasi. Hasil yang didapat meliputi data
30
A. Simpulan
31
32
rentang gerak (6-10 kali sehari), membalik dengan sering satu sisi ke
sisi yang lain, dan telungkup (bila tidak dikontraindikasikan) selama 30
menit setiap 4 jam. Latihan ini meningkatkan tonus otot abdomen yang
membantu mendorong isi kolon. NIC : Manajemen Obat: Pemberian
Fleet enema 133 ml satu kali sehari suposituria.
4. Penatalaksanaan masalah konstipasi meliputi : constipation
management dan manajemen Obat. Dimana pelaksanaan mengacu pada
perencanaan yang telah dibuat.
5. Evaluasi terhadap Ny.S dengan kriteria mempertahankan bentuk feses
lunak skala 4 dari skala tujuan 4, bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi skala 4 dari skala tujuan 4, mengidentifikasi untuk mencegah
konstipasi skala 4 dari skala tujuan 4, feses lunak dan berbentuk skala 4
dari skala tujuan 4. Masalah konstipasi teratasi.
6. Setelah dilakukannya tindakan keperawatan konstipasi pada pasien
Ny.S dengan pre operasi hemoroidektomi dari pengkajian sampai
dengan evaluasi dihasilkan bahwa tidak ada permasalahan yang berarti
dan tidak adanya kesenjangan antara konsep teori dan pengaplikasian
dalam pemberian asuhan keperawatan, hanya perlu ditekankan pasien
harus banyak mengkonsumsi makanan yang serat (sayur dan buah) dan
kesiapan psikologis pasien karena akan dilaksanakan operasi supaya
kecemasan tidak terjadi.
B. Saran
Jakarta : kencana
Medika
Koniyo. (2011). Efektifitas Rom Pasif Dalam Mengatasi Konstipasi Pada Pasien
Stroke Di Ruang Neuro Badan Pelayanan Umum Daerah ( Blud ) RSU dr.
10 februari 2017).
(http://staff.unila.ac.id/syazilimustofa/2015/03/26/manfaat-serat-bagi-
Muthmainnah, A., Masrul., & Zahari, A., (2015). Peranan diet rendah serat
(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/254/243, diakses 30
November 2016).
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/534/439, diakses 7
Desember 2016).
Septadina Indri, Seta & Veronica, Fifi. (2015). Gambaran histopatologi epitel
(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2537, diakses 30
November 2016).
Simadibrata K, Marcellus. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi
(http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/vie
Oleh:
Devi Lianatama
NIM. P1337420214005
A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Devi Lianatama
NIM : P1337420214005
Tanggal Pengkajian : 26 April 2017
Tempat Pengkajian : Jl. Tipar Baru RT 4/3, Kranji
Waktu Pengkajian : 09.30 WIB
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahum
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tipar Baru RT 4/3, Kranji
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
No. RM : 00316745
Diagnosa Medis : Hemorroid
Tanggal Masuk : 21 April 2017
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tipar Baru RT 4/3, Kranji
Pendidikan : Diploma III
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di daerah anus
P : Ada benjolan yang keluar dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7
T: Nyeri ketika buang air besar
b. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai
darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB dan tidak bisa istirahat tidur dengan cukup
karena nyeri.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik bedah RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto pada tanggal 19 April 2017 pukul 10.00 WIB untuk
memeriksakan diri dengan keluhannya, nyeri di anus karena ada
benjolan yang keluar dari anus seperti ditusuk-tusuk dengan skala
nyeri 7 (nyeri berat) , nyeri ketika buang air besar, pasien BAB 2 hari
sekali dengan jumlah sedikit dan sering mengedan ketika BAB. Pasien
diperiksa dokter dan dianjurkan untuk datang lagi ke rumah sakit pada
tanggal 21 April 2017 untuk dirawat inap dan menjalankan operasi
hemoroidektomi pada hari sabtu, 22 April 2017 karena pasien
menderita hemorroid grade IV. Diketahui pasien menderita hemorroid
selama kurang lebih lima tahun tetapi benjolan dapat dimasukkan
kedalam anus. Satu minggu yang lalu pasien membereskan kos-kosan
miliknya dan mengangkat barang-barang berat dengan suaminya
selama tiga hari pasien beraktifitas lebih berat daripada hari-hari
sebelumnya dan pada saat ingin buang air besar pasien merasakan
keluar benjolan dari anus tetapi tidak dapat dimasukkan kembali.
Riwayat pekerjaan dahulu pasien sering keluar kota untuk berdagang,
dalam perjalanannya pasien sering mampir ke warung makan untuk
makan dan pasien sering memilih makanan instan, cepat saji daripada
makan sayur karena pasien tidak suka makan sayur sehingga
menyebabkan pola BAB tidak rutin dan sering mengedan saat BAB.
Pada tanggal 18 April 2017 pasien diperiksa dokter dipuskesmas
karena nyeri di anus, ada benjoln dan fesesnya disertai darah.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyatakan pernah dirawat inap di RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto karena keguguran pada kehamilan ke dua.
Pasien tidak mempunyai penyakit menurun seperti diabetes,
hipertensi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti pasien (hemorroid0.
4. Pemeriksan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis, GCS : E4V5M6
Tanda-tanda Vital : Tanggal 20 April 2017 pukul 09.30 WIB
TD : 130/80 mmHg
N : 88 kali per menit
RR : 18 kali per menit
S : 36,40C
b. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala : Bentuk meshocepal
Rambut : Hitam, bersih
Mata : Pupil isokor, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak ada pembesaran polip, tidak ada cuping hidung
Telinga : Serumen dalam batas normal
Mulut : Tidak ada sianosis, mukosa lembab, ada caries gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada :
Paru-pau : Inspeksi : Simetris
Palpasi : Vocal fremitus: getaran paru-paru kanan dan
kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : RR: 18 kali per menit, tidak ada suara
tambahan ronchi dan wheezing
Jantung : Inspeksi : Tidak ada iktus cardis
Palpasi : Teraba iktus cardis pada spatum intercostal
(SIC) V
Perkusi : Redup
Auskultasi : HR : 88 kali per menit, S1>S2 (regular)
Abdomen : Inspeksi : Supel
Palpasi : Teraba keras, ada nyeri tekan
Perksui : Timpani
Auskultasi : Bising usus 15 kali per menit
Integumen : Turgor kulit < 2 detik, tidak ada sianosis, akral hangat
Capila refill time (CRT) < 2 detik
Genetalia : Berjenis kelamin perempuan, pada rectal tampak
benjolan
Ekstermitas : kekuatan otot 5 5
5 5
ROM aktif
5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 21 April 2107
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 11,8 g/dl 11,4 -15,5
Leukosit 10100 u/L 3600 - 11000
Hematokrit 36 % 35 – 47
Eritrosit 3,9 10^6/Ul 3,8 – 5,2
Trombosit 296.000 /Ul 150.000 – 440.000
MCV 93.0 FL 80 – 100
MCH 30,6 Pg/cell 26 – 34
MCHC 32,9 % 32 – 36
RDW 11,7 % 11,5 – 14,5
MPV 10,2 FL 9,4 – 12,3
Hitung Jenis
Basofil 0,3 % 0–1
Eosinofil L 0,7 % 2–4
Batang L 0,6 % 3–5
Segmen 65,4 % 50 -70
Limfosit 28,4 % 25 – 40
Monosit 4,6 % 2–8
PT 10.0 detik 9,3 – 11,4
APTT L 28,6 detik 29,0 – 40,2
KIMIA KLINIK
Ureum Darah 19,6 mg/dl 14,98 – 38,52
Kreatinin Darah 0,70 mg/dl 0,55 – 1,02
Glukosa Sewaktu H 244 mg/dl <= 200
Hasil thorax pada tanggal 21 April 2017
Klinis : Hemorhoid grade 4
Hasil :
Apek pulmo bilateral tampak tenang
Corakan vaskuler pulmo dalam batas normal
Tak tampak nodul, fibrotic maupun kalsifikasi
Sinus costofrenicus dextra sinistra lancip
Diafragma dextra et sinistra licin tak mendatar
Cor : CTR = 0,44
Sistema tulang intact tak tampak lesi litik maupun sklerotik pada foto
saat ini
Kesan :
Pulmo dalam batas normal
Besar cor dalam batas normal
Sistema tulang yang tervisualisasi baik
6. Program Terapi
Cefixime 3 x 100 mg
RL 20 tetes per menit
Fleet enema 2 x 133 ml
Ceftriaxon 2 x 1 gram
Ketorolak 3 x 30 mg
Ranitidin 2 x 50 mg
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS: Pasien menyatakan nyeri Agen injury Nyeri akut
di daerah anus. biologis
P: Ada benjolan yang keluar
dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7
T: Nyeri ketika buang air
besar
DO: Pasien terlihat menahan
nyeri, pasien gelisah, TD:
130/80 mmHg, N: 88x/menit,
RR: 18x/menit, S: 36,40C
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
2. Konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
D. INTERVENSI
1. Diagnosa I. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Tujuan
Melaporkan nyeri berkurang 2 4
Mampu mengontrol nyeri 2 4
Frekuensi nyeri berkurang 2 4
Tanda-tanda vital dalam batas normal 2 4
Menunjukkan ekspresi wajah tenang 2 4
Keterangan :
1: Tidak pernah menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
NOC : Pain level
Pain control
NIC : Paint management
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Ajarkan teknik non farmakologi
d. Tingkatkan istirahat
e. Monitor vital sign
f. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
g. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri
2. Diagnosa II. Konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan frekuensi BAB kembali normal dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Tujuan
Mempertahankan bentuk feses lunak 2 4
Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi 2 4
Mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi 2 4
Feses lunak dan berbentuk 2 4
Keterangan :
1: Tidak pernah menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
NOC : Bowel Elimination
NIC : Constipation Management
a. Monitor tanda dan gejala konstipasi
b. Monitor bising usus
c. Monitor feses : frekuesi, konsistensi dan volume
d. Dukung intake cairan
e. Kolaborasi pemberian laksatif
f. Ajarkan pengerutan otot abdomen untuk meningkatkan defekasi
4. Diagnosa III. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola tidur terpenuhi dengan kriteria hasil :
indikator Awal Tujuan
Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam per hari 2 5
Pola tidur, kualitas dalam batas normal 2 5
Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat 2 5
Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan 2 5
tidur
Keterangan :
1: Tidak pernah menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
NOC : Pain level
NIC : Sleep Enhancement
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
c. Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
d. Monitor / catat kebutuhan tidur pasien
e. Anjurkan untuk mempertahankan aktifitas sebelum tidur seperti
menonton tv, membaca koran, dan lain-lain
E. IMPLEMENTASI
Tanggal DX Implentasi Respon Paraf
20-4-2017
O9.30 I,II Mengkaji KU KU pasien baik, kesadaran:
,III pasien composmentis,GCS: E4V5M6 Devi
Mengukur vital TD: 130 mmHg, N: 88x/menit,
sign RR: 18x/menit, S: 36,40C Devi
09.40 Mengkaji keluhan Pasien menyatakan nyeri
pasien didaerah anus, p: ada benjolan Devi
yang keluar dari anus, Q:
seperti ditusuk-tusuk, R:
daerah anus, S: skala 7, T:
nyeri ketika BAB. BAB susah,
fesesnya padat disertai darah
segar, BAB 2 hari sekali
dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB dan
tidak bisa istirahat tidur
dengan cukup karena nyeri.
09.45 I Melatih pasien Pasien mengikuti latihan nafas
nafas dalam untuk dalam Devi
mengurangi nyeri
09.55 II Menganjurkan Pasien responsif dan mau
pasien untuk melakukan anjuran perawat Devi
banyak minum
dan makan sayur
dan buah
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
10.00 II Memonitor bising Pasien mengikuti latihan
usus dan pengerutan otot abdomen.
mengajarkan Bising usus 15x/menit Devi
pasien latihan
pengerutan otot
abdomen untuk
meningkatkan
defekasi
10.25 III Mendiskusikan Pasien mengatakan lebih
dengan pasien nyaman tidur dengan posisi Devi
tentang teknik miring kanan atau miring kiri
tidur pasien
10.30 III Menganjurkan Pasien mengatakan sering
pasien untuk menonton tv jika susah tidur
menonton tv atau dan untuk hiburan Devi
membaca koran
apabila susah
tidur
10.40 III Menganjurkan Pasien mendengarkan anjuran
pasien dan perawat dan mengatakan
keluarga untuk lingkungan yang bersih, tidak Devi
menciptakan terang akan memudahkan
lingkungan yang untuk istirahat tidur
nyaman seperti
lingkungan
bersih,
lingkungan
kondusif (tidak
ramai)
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
21-4-2017
10.00 I,II Mengkaji KU KU: baik, kesadaran Devi
,III pasien :composmentis
Mengukur tanda- TD: 130/90 mmHg, N:
tanda vital 89x/menit, RR: 20x/menit, S: Devi
36,50C
10.15 I,II Mengkaji keluhan Pasien mengatakan nyeri
,III pasien didaerah anus, p: ada benjolan Devi
yang keluar dari anus, Q:
seperti ditusuk-tusuk, R:
daerah anus, S: skala 7, T:
nyeri ketika BAB
10.30 I,II Mengambil Pasien kooperatif
,III spesimen darah Devi
pasien
10.45 II Memonitor bising Bising usus 15x/menit, BAB
usus dan padat, nyeri saat BAB, hari ini Devi
memonitor feses sudah BAB 1 kali tapi sedikit
11.00 I,II Memberikan Pasien kooperatif, obat masuk
,III terapi injeksi sesuai terapi, tidak ada alergi Devi
ketorolak 30 mg,
ceftriaxon 1 gram,
ranitidin 50 mg
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
11.30 II Menganjurkan Pasien minum air putih dan
pasien banyak melakukan gerakan Devi
minum dan pengerutan otot abdomen
menganjurkan
pasien melakukan
pengerutan otot
abdomen dengan
mengangkut lutut
keadaan berbaring
ditempat tidur,
membalik dengan
sering dari satu
sisi kesisi yang
lain dan
telungkup
12.00 II, Memberikan Pasien responsif dan makan
III makan siang makanan dari rumah sakit Devi
dengan menu dari
rumah sakit dan
menganjurkan
untuk
menghabiskan
makanannya
13.00 I,II Merapikan Pasien merasa nyaman dan
,III lingkungan pasien istirahat Devi
tempat tidur
pasien dan
menganjurkan
pasien untuk
istirahat
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
14.00 I Menganjurkan Pasien melakukan nafas dalam
pasien untuk Devi
nafas dalam
15.00 II Memonitor bising Bising usus 15x/menit
usus pasien Devi
16.00 I,II Menyiapkan air Pasien menyeka badannya
,III seka pasien dan dibantu suami Devi
memberikan air
seka
17.00 I Memberikan Obat masuk sesuai terapi
terapi injeksi Devi
ketorolak 30 mg
19.00 II Memberikan obat Obat masuk sesuai terapi dan
fleet enema pasien merasa kesakitan saat Devi
melalui anus dimasukkan obat
20.00 II Mengkaji BAB Setelah diberikan obat fleet
pasien enema, pasien BAB dengan Devi
konsistensi lunak tapi sedikit,
nyeri saat BAB
20.10 I,II Melakukan EKG Pasien kooperatif
,III Devi
20.20 Memberikan Pasien dan keluarga
informed consent menandatangani informed Devi
consent
20.30 Memberitahu Pasien responsif dan
pasien untuk mengikuti aturan petugas Devi
puasa makan, kesehatan
minum mulai jam
24.00 WIB
sampai operasi
Tanggal DS Implementasi Respon Paraf
21.00 I,II Mengukur tanda- TD: 130/90 mmHg, N:
,III tanda vital 85x/menit, RR: 20x/menit, S: Devi
360C
21.15 Menciptakan Pasien merasa nyaman dan
lingkungan pasien istirahat Devi
nyaman dengan
membatasi
penunggu pasien
(1 orang) dan
menganjurkan
pasien untuk
istirahat tidur
22-4-2107
05.30 I,II Mengkaji KU KU: baik, kesadaran:
,III pasien composmentis Devi
Mengukur tanda- TD: 120/90 mmHg, N:
tanda vital 80x/menit, RR: 21x/menit,
S:36, 30C
05.45 I,II Mengecek kadar GDS: 235 mg/dl
,III gula darah pasien Devi
05.50 II Memberikan obat Obat masuk sesuai terapi
fleet enema Devi
melalui anus
06.00 I,II Memberikan baju Pasien kooperatif dan merasa
,III operasi dan tenang
menganjurkan
nafas dalam agar
pasien tenang
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
07.30 I,II Mengkaji keluhan Pasien mengatakan nyeri
,III pasien disaerah anus, P: ada benjolan
yang keluar dari anus, Q: Devi
seperti ditusuk-tusuk, R:
daerah anus, S: skala 7, T:
nyeri sat BAB
07.40 II memonitor feses Setelah melakukan pengerutan
otot abdomen dan obat fleet
enema masuk pasien BAB Devi
dengan feses lunak dan jumlah
yang lebih banyak dari
sebelumnya
08.00 III Mengkaji tidur Pasien bisa tidur dengan cukup
pasien dari jam 22.00 WIB - 05.00 Devi
WIB
08.30 I,II Mengantar pasien Pasien terlihat berdoa
,III keruang IBS Devi
lantai 3 RSUD
Prof. Dr.
Margono
Soekarjo
10.15 Menjemput Pasien terlihat tenang
pasien di IBS dan Devi
balik ke ruang
perawatan
F. EVALUASI
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
20-4-2017 I S: Pasien mengatakan nyeri di daerah anus
P: Ada benjolan yang keluar dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7
T: Nyeri ketika BAB
O: Pasien tampak menahan nyeri
A: Masalah nyeri belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Melaporkan nyeri 2 4 2 Devi
berkurang
Mampu 2 4 3
mengontrol nyeri
Frekuensi nyeri 2 4 2
berkurang
Tanda-tanda vital 2 4 3
dalam batas
normal
Menunjukkan 2 4 3
ekspresi wajah
tenang
P: Lanjutkan intervensi :
Kaji nyeri secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Monitor vital sign
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
II S: Pasien mengatakan susah BAB, fesesnya
padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali
dengan jumlah sedikit
O: Pasien belun BAB, perut teraba keras
A: Masalah konstipasi belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Mempertahankan 2 4 2
bentuk feses lunak Devi
Bebas dari 2 4 2
ketidaknyamanan
dan konstipasi
Mengidentifikasi 2 4 2
untuk mencegah
konstipasi
Feses lunak dan 2 4 2
berbentuk
P: Lanjutkan intervensi:
Monitor bising usus
Monitor feses: frekuensi, konsistensi, dan
volume
Dukung intake cairan
NIP,
Tembusan Kepada Yth. :
{
98602 2 001
Tefnbusan Kep?da YLh. :
1. lGbid. FeraraaBn;
2. Ka. IRNA I;
3. IG. IRNA II;
4. IG. IMP I;
5. Arsip
KEMENTRIAN KESEHATAN R.I
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
f*:\
Mersi Purwokerto Timur Telpon/Fax. 028 I -62796 I Purwokerto 53 I 0 I , $GS
CedrflcrteNo.
Perihal
Di - Purwokerto
Dengan hormat,
Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian dan kebijaksanaann),a diucapkan terima kasih.
Keperawatan Purrvokefto.
Ternbusan Yth;
I. Pertinggal;-
I DATA MAEASISWA PSNCAMBILAN KASUS KTI
DR MARGIONO SOEKARTIJO puRwoKERTO
I _ R.SUD PR.OF.
I PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PIIRIYOKERTO, JURUSAN KEPERAWATAN
FOI,ITEIU$K ItrSEHli,T:IN KIMENKE S SEMARAITIG
TAEUN 2016-2017
!1-,
No. Nama MM Judul
32. DinarNuning P133742A214A7s Asuhan Keperawatan Keletihan dengan
Prasasti Post Sectio Caesarea Hari ke-l dengan
Inclikasi Parhrs Lama pada Ny.X di
Ruang X RSUD Prof. Dr. Ivlargono
Soekarjo Purwokerto
Aoneq MnhorrliL"
4 r .*u$t yrrt9
t)l jj
{l tarrin
t1lvz 11i.iuif
tAl E
Asuhan Keperawatan Gangguan Poia
Daryani Tidur pada An. X dengan Asma Bronkial
di Ruang Aster RStm Prof- Dr. Margono
Soekarto Purwokerto
Mei PujiUtami PI33742021418i i Asuhan Keprawatan Risiko Aspirasi
I pada An. X dengan Kejang Demam di
I
,"t-_-----t +r
- -_
rurwu[trrtu, /,t ?
Januilrl /.vl I
i Keperawatan Purwokerto
23 r98so3 zao2
KEMENTRIAN KESEHATAN R.I
roLTTEKNTKKEsEHATAN sEMARANG
PROGRAM STTIDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERT@ IT' I I ,X,
ffi
i-g-l
I
Telah menyelesaikan pengambilan kasus untuk ponyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan sebenar-benarnya.
A. IDENTITAS
7. No. HP : 085747392253
8. E-mail : Devilianatama@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
2
t3/t2t2106
Senin
judul KTI
4 Kamis
Pendahuluan
Bimbingan Pengutipan
fr I
h
29/t2/20r6 BAB I,II dibenarkan lagi
iII
7 Kamis Bimbingan ACC
8
79nlzAfi
Kamis
Power point
13
w5DAr7
Senin
BAB V
Bimbingan
untuk pasien
ACC
tu l/t,