Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KONSTIPASI NY. S DENGAN PRE


OPERASI HEMOROIDEKTOMI DI RUANG PAVILIUN SOEPARJO
RUSTAM II RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

Oleh:
Devi Lianatama
NIM. P1337420214005

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017

i
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KONSTIPASI NY. S DENGAN PRE


OPERASI HEMOROIDEKTOMI DI RUANG PAVILIUN SOEPARJO
RUSTAM II RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

Oleh:
Devi Lianatama
NIM. P1337420214005

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017

ii
PERI\TYATAAI\I KEASLIAN PENTJLISAI\I

Saya yang be*andatangan di bawah ini:

Nama : Devi Lianatama


NIM :P1337420214005

Menyatakan deng;an sebenamya bahwa hasil laporan kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan pengelolaan


kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto,lS Mei 2017


Yans"W*
Devi Lianatama

r1l
LEMBAR PERSETUJUAIT PEMBIMBING

Hasil laporan kasus oleh Devi Lianatama NIM. P133V420214005 dengan


judul *Asuhan Keperawatan : Konstipasi Ny. S dengan Pre Operasi
Hemoroidektomi lli Ruang Paviliun Soepario Rustam n RSUD. Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purvokerto' ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Purwokerto, 15 Mei 2017

Pembimbing

Munjiati, S. Kep., Nsr. MH


NrP. 19670717 199003 20A2

lv
LEMBAR PENGNSAHANI

Hasil Laporan Kasus oleh Devi Lianatarna" NIL{ p13374202140A5,


dengan judul Asuhan Keperawatan Konstipasi Ny. S dengan Pro Operasi
Hemoroidektomi Di Ruang Paviliun Soeparjo Rustam II RSUD. Frof. I)r.
Margono Soekarjo Purwokerto ini telah dipertahankan di depan dewan penguji
padatanggallT Mei 2017.

I)ewan Penguii
\/
Handoyo, MN Ketua , )Wa.r.M4
(......1"..,..............................'
\

NrP. 19710802199803 1002

Mardiyono, Ph.D Penguji r r.......Vl'f*...........)


NIP . 19700612 199403 1 002

Munjiati, S.Kep., Ns., MH Penguji II


ffi
("........."".....1.....................1

NrP. 19670717 199003 2 002

Mengetahui,
Ketua Frogram Studi

NrP. 196s0423 198803 2AA2


MOTTO

1. Ketika putus asa, ingatlah jika Allah SWT akan membantumu

melewatinya.

2. Kesulitan bukanlah rintangan dalam perjalanan , tapi sebuah jalan untuk

memperoleh kemudahan.

3. Tugasku bukanlah untuk berhasil tapi untuk mencoba karena di dalam

mencoba itulah aku akan belajar dan menemukan kesempatan untuk

berhasil.

4. Duduklah bersama orang-orang besar, bertanyalah kepada orang-orang

yang pandai dan bergaulah dengan orang-orang yang cerdik (H.R.Ath –

Tabrani).

5. “ Jadikanlah pengetahuan sebagai modal, ilmu sebagai senjata, sabar

sebagai pakaian, keyakinan sebagai kekuatan dan lemah lembut sebagai

kebanggaan” (Al- Hadist) .

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir jenjang pendidikan diploma III keperawatan politeknik kesehatan semarang

studi keperawatan purwokerto. Semua yang telah penulis lakukan, penulis

persembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu, Mba, Kakak ipar dan Mbah yang telah memberikan dukungan

secara mental maupun materi semoga Allah membalas kebaikan yang telah

kalian berikan.

2. Ponakan saya ( Azizi Milan Khumaira ) tersayang yang selalu memberi

semangat.

3. Semua keluarga di Sokaraja dan Kalibagor yang selalu mendoakan atas

keberhasilan saya.

4. Ny. S yang telah memberikan izin dan dukungan untuk melakukan asuhan

keperawatan sebagai laporan kasus.

5. Ibu Siti Mulidah selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing

dan memberi dukungan pada penulis.

6. Dosen pembimbing karya tulis ilmiah ibu Munjiati, terimakasih banyak atas

bimbingan, nasehat, ilmu yang diberikan dan kesabarannya dalam

membimbing saya.

7. Dosen dan Staff karyawan Prodi Keperawatan Purwokerto yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman bagi penulis.

8. Teman-teman seperjuangan ( Irma, Rizal, Rinaldi ) sukses untuk kalian.

vii
9. Untuk teman-teman yang mungkin tidak disebutkan satu persatu, saya tidak

akan melupakan saat-saat bersama kalian selama tiga tahun ini, terima kasih

atas kerjasamanya.

10. Yang terakhir kupersembahkan untuk adik-adik tingkat saya, berusahalah

untuk lebih baik dari pada kami dan persiapkanlah diri kalian sebaik-baiknya

mulai dari sekarang.

Purwokerto, Mei 2017

Penulis

viii
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus tentang Asuhan Keperawatan : Konstipasi Ny. S
dengan Pre Operasi Hemoroidektomi di Ruang Paviliun Soeparjo Rustam II
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan
Semarang Program Studi Keperawatan Tahun Akademik 2016 – 2017.
Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat
adanya bantuan, bimbingan, motivasi, bantuan serta doa dari berbagi pihak. Untuk
itu kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B direktur Rumah Sakit Umum Daerah Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
2. Sugiyanto, S.Pd. M.App, Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
3. Putrono, S. Kep. Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.
4. Walin, SST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
5. Munjiati, S.Kep., Ns, MH selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan memberi arahan pada penulis dalam penyusunan laporan kasus ini.
6. Handoyo, MN selaku dosen ketua penguji hasil laporan kasus yang telah
menguji penulis
7. Mardiyono, Ph.D selaku dosen penguji I hasil laporan kasus yang telah
menguji penulis
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan laporan ini.

Penulis mohon maaf dalam menyelesaikan laporan kasus ini masih


banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya

ix
membangun dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga laporan ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca. Aamiin.

Purwokerto, Mei 2017

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................i


HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ..............................iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................v
MOTTO .............................................................................................................vi
PERSEMBAHAN ..............................................................................................vii
PRAKATA .........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................2
C. Manfaat .................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Hemorroid........................................................................4
1. Definisi ................................................................................................4
2. Etiologi ................................................................................................4
3. Klasifikasi............................................................................................5
4. Tanda dan Gejala .................................................................................5
5. Patofisiologi ........................................................................................6
6. Penatalaksanaan ..................................................................................6
7. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................7
8. Komplikasi ..........................................................................................7
B. Konstipasi ................................................................................................8
C. Pengelolaan konstipasi pada pasien hemorroid ......................................8
D. Asuhan Keperawatan Konstipasi pada Hemorroid ......................... …... 9
1. Pengkajian ..........................................................................................9
2. Diagnosis ............................................................................................10

xi
3. Perencanaan .........................................................................................10
4. Implementasi .......................................................................................12
5. Evaluasi ...............................................................................................12
BAB III METODA PENULISAN
A. Metoda Penulisan .................................................................................. 13
B. Sampel ................................................................................................... 13
C. Lokasi .................................................................................................... 13
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 14
E. Hasil Analisis ........................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Hasil .......................................................................................... 15
B. Pembahasan ............................................................................................. 24
BAB V SIMPULAN
A. Simpulan ................................................................................................. 31
B. Saran ........................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Dokumentasi pengelolaan keperawatan
2. Surat izin pengambilan data kasus hemorroid dari pihak rumah sakit
3. Surat izin penelitian dari pihak rumah sakit
4. Surat keterangan pengambilan kasus
5. Daftar riwayat hidup
6. Lembar bimbingan

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hemorroid merupakan penyakit yang umum terjadi tetapi tidak


mengancam jiwa dan penyakit ini mengakibatkan ketidaknyamanan pada
penderita didalam eliminasi. Jumlah penderita hemorroid menurut WHO
(2008) mencapai lebih dari 230 juta jiwa, adapun didalam Muthmainnah,
Masrul, dan Asril (2015) 500.000 orang di Amerika didiagnosa menderita
hemorroid setiap tahunnya. Data yang didapatkan dari rekam medik RSUD
PROF. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, angka kejadian hemorroid
mencapai 180 kasus pada tahun 2015 dan 210 kasus pada tahun 2016.
Tentunya hal tersebut memerlukan satu perhatian khusus dikarenakan
hemorroid dapat terjadi pada semua umur tanpa melihat jenis kelamin.

Prevalensi hemorroid dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini


dikarenakan gaya hidup masyarakat sudah modern yang serba praktis tetapi
kadang kurang melihat cakupan gizi yang ada didalam mengkonsumsinya,
sehingga kurang memenuhi unsur-unsur gizi seperti buah – buahan dan
sayuran. Buah – buahan dan sayuran sangat penting untuk kesehatan karena
berfungsi sebagai sumber vitamin. Buah dan sayur yang banyak mengandung
serat sangat baik bagi tubuh terutama sekali pada eliminasi buang air besar
sehingga BAB menjadi lancar dan apabila kurang serat akan terjadi sembelit
atau konstipasi apabila penderita mengejan akan menyebabkan pembuluh
darah dalam anus melebar atau merenggang sehingga berpotensi terjadi
hemorroid.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Septadina Indri, Seta & Veronica,


Fifi (2015), hemorroid dipengaruhi beberapa faktor predisposisi diantaranya
diet rendah serat, konstipasi kronik, kehamilan, obesitas dan usia. Diet rendah

1
2

serat akan terjadi penyerapan air yang berlebihan dan pembentukan kotoran
mengeras sehingga perlu kontraksi otot yang besar untuk mengeluarkannya,
hal ini akan menyebabkan konstipasi atau keadaan sulit buang air besar
(Mustofa, 2015). Permasalahan yang sering timbul pada hemorroid adalah
konstipasi, karena dapat mengalami perdarahan dan apabila perdarahan
tersebut berulang dapat berakibat timbulnya anemi (Suprijono, 2009). Untuk
itu perlu penatalaksanaan yang baik.

Tindakan keperawatan pada pasien hemorroid menurut Diyono &


Mulyati (2013) adalah hindari konstipasi, pemberian diet tinggi serat, banyak
minum, makan buah-buahan, rendam duduk dan pemberian laxantia.
Sedangkan menurut pengamatan penulis tindakan keperawatan pasien
hemorroid dirumah sakit, yaitu dukung intake cairan, anjurkan makan
makanan yang berserat seperti sayur dan buah serta kolaborasi farmakologi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka panulis tertarik untuk


mengangkat topik konstipasi pada pasien hemorroid sebagai tugas akhir
dalam menempuh jenjang pendidikan DIII di politeknik kesehatan semarang
program studi keperawatan purwokerto yang berjudul Asuhan Keperawatan
Konstipasi Ny.X / Tn.X dengan Hemorroid Di Ruang.X RSUD. Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan : konstipasi pada pasien


hemorroid (studi kasus di RSUD. Prof. Dr. Margono soekarjo purwokerto)

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan dan


tindakan yang dilakukan serta evaluasi tentang masalah setelah dilakukan
3

tindakan untuk mengatasi konstipasi dengan hemorroid di RSUD.


Prof.dr.Margono soekarjo purwokerto.
b. Menganalisis/ membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur
keperawatan (SOP) dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi konstipasi pada pasien hemorroid di RSUD. Prof.dr.Margono
soekarjo purwokerto.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Profesi keperawatan


Memberi saran atau masukan kepada perawat klinik dalam melakukan
asuhan keperawatan konstipasi dengan hemorroid di rumah sakit.
2. Bagi Penulis
Memberi pengetahuan kepada penulis dan dapat dijadikan pertimbangan
dalam pemberian asuhan keperawatan konstipasi pada pasien hemorroid.
3. Bagi institusi pendidikan keperawatan
Dapat dijadikan referensi untuk perawatan pada pengelolaan keperawatan
konstipasi pada pasien hemorroid.
4. Bagi mahasiswa keperawatan
Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk karya tulis pada pengelolaan
keperawatan konstipasi pada pasien hemorroid.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hemorroid


1. Pengertian
Menurut Diyono & Mulyati (2013), hemorroid atau wasir adalah
pembesaran vena (varises) dari pleksus venosis hemoroidalis yang
diketemukan pada anal kanal. Sedangkan menurut Simadibrata k,
Marcellus (2014) hemorroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh
darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di
bawah atau di luar linea dentate pelebaran vena yang berada dibawah kulit
(subkutan) disebut hemoroid eksterna. Sedangkan di atas atau di dalam
linea dentate pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (submukosa)
disebut hemoroid interna.
2. Etiologi
Penyebab dari hemorroid menurut Nurarif, Amin Huda & Kusuma,
Hardhi (2015) antara lain :
a. Mengedan pada buang air besar yang sulit
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
duduk, terlalu lama duduk dijamban sambil membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor abdomen)
d. Kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan
hormonal)
e. Usia tua
f. Konstipasi kronik
g. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
h. Hubungan seks peranal
i. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan
buah) dan kurang olahraga/imobilisasi

4
5

3. Klasifikasi
Menurut Diyono & Mulyati (2013), terdapat dua jenis hemorroid :
a. Hemorroid eksternal
Hemorroid eksternal merupakan pembesaran vena rektalis inferior yang
terletak di bawah linea dinata dan ditutup epitel gepeng, anoderm serta
kulit perinal. Ciri – ciri :
1) Nyeri sekali akibat peradangan
2) Edema akibat trombosis
3) Nyeri yang semakin bertambah
b. Hemorroid internal
Hemorroid internal merupakan pembesaran vena yang berdilatasi pada
pleksus rektalis superior dan media yang timbul di atas lenia dinata dan
dilapisi oleh mukosa.
Hemorroid internal dibagi menjadi empat derajat :
1) Derajat I
Dilatasi pleksus hemorroid superior yang tidak mengalami prolaps
dan hanya terdapat luka kecil yang masuk pada anak kanal.
2) Derajat II
Pada waktu gerak, benjolan keluar (prolaps) dan waktu selesai
berak, masuk sendiri tanpa didorong dengan jari/secara spontan.
3) Derajat III
Benjolan yang keluar waktu berak tidak dapat masuk sendiri tanpa
didorong dengan jari/ secara manual.
4) Derajat IV
Benjolan mengalami inkarserasi dan tidak dapat didorong masuk ke
anus.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi (2015)
manifestasi klinisnya adalah timbul rasa gatal dan nyeri, perdarahan
berwarna merah terang saat defekasi, pembengkakan pada area anus,
6

nekrosis pada area sekitar anus, dan perdarahan / prolaps. Sedangkan


menurut Diyono & Mulyati (2013) tanda dan gejalanya, yaitu :
a. Gangguan pada anus : nyeri, konstipasi, perdarahan.
b. Benjolan pada anus yang menetap pada hemorroid eksternal sedangkan
pada hemorroid internal benjolan tanpa prolaps mukosa dan keduanya
sesuai gradasinya.
c. Dapat terjadi anemia bila hemorroid mengalami perdarahan kronis.
d. Perdarahan peranus waktu gerak yang berupa darah merah segar yang
menetes/mengucur tanpa rasa nyeri.
e. Bila terdapat bekuan darah pada saat gerak maka dapat menyebabkan
infeksi dan menimbulkan rasa nyeri.
5. Patofisiologi
Menurut Elseveir (2014), tenesmus akan meningkatkan tekanan
vena intra abdomen dan hemoroidalis, yang menyebabkan distensi dari
vena-vena hemoroidalis. Ketika ampula (kantong) tektum terisi dengan
feses, diperkirakan akan terjadi obstruksi vena. Sebagai akibat dari
peningkatan tekanan dan obstruksi yang berulang dalam jangka waktu
lama ini, vena- vena hemoroidalis berdilatasi secara permanen. Sebagai
akibat dari distensi, dapat pula terjadi trombosis dan perdarahan.
6. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi (2015) penatalaksanaan
hemorroid, yaitu :
a. Penatalaksanaan konservatif
1) Koreksi konstipasi jika ada, meningkatkan konsumsi serat, laksatif,
dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi
seperti kodein.
2) Perubahan gaya hidup lainnya seperti meningkatkan konsumsi
cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat
buang air besar.
3) Kombinasi antara anetasi lokal, kortikosteroid, dan antiseptik dapat
mengurangi gajala gatal-gatal dan rasa tak nyaman pada hemorroid.
7

Mengurangi efek efek samping. Selain itu suplemen flavonoid dapat


membantu mengurangi tonus vena, mengurangi hiperpermeabilitas
serta efek antiinflamasi meskipun belum diketahui bagaimana
mekanismenya.
b. Pembedahan
Apabila hemorroid internal derajat I tidak membaik dengan
penatalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan tindakan
pembedahan. HIST ( Hemorrhoid Institute Of South Texas )
menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan hemorroid antara lain :
1) Hemoroid internal derajat II berulang.
2) Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
3) Mukosa rektum menonjol keluar anus.
4) Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura.
5) Kegagalan penatalaksanan konservatif dan permintaan pasien.
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Muttaqin, Arif & Sari, Kumala (2013) pemeriksaan penunjang
yang dilakukan pada pasien hemoroid yaitu, pemeriksaan laboratorium
untuk mendeteksi hematokrit dan adanya anemia, pemeriksaan anoskopi
untuk melihat apakah hemoroid terjadi karena radang atau keganasan.
8. Komplikasi
Menurut Diyono & Mulyati (2013), komplikasi dari hemoroid adalah :
a. Perdarahan. Bila deras dan banyak/akut dapat menjadi syok
hipovolemik, sedangkan perdarahan kronis dapat menyebabkan
anemia.
b. Inkarserasi dapat berkembang yang kemudian mengalami iritasi dan
infeksi sehingga dapat terjadi sepsi.
8

B. Konsep dasar pengelolaan keperawatan : Konstipasi


Konstipasi atau sembelit merupakan terhambatnya defekasi dari
kebiasaan normal dimana terjadi defekasi yang jarang, jumlah feses yang
kurang, konsistensinya keras dan kering (Octaviani, 2014). Adapun batasan
karakteristik yang muncul yaitu bersifat subjektif dan objektif, bersifat
subjektif antara lain, nyeri abdomen, mual, sakit kepala, perasaan penuh atau
tekanan pada rektum, kelelahan umum, anoreksia, nyeri tekan pada abdomen
dengan atau tanpa resistansi otot yang dapat di palpasi, dan nyeri saat defekasi,
sedangkan yang bersifat objektif adalah darah merah segar menyertai
pengeluaran feses, perubahan pada pola defekasi, penurunan frekuensi,
penurunan volume feses, feses yang kering, keras, dan padat, massa abdomen
dapat dipalpasi, flatus berat, mengejan saat defekasi, tidak mampu
mengeluarkan feses, dan muntah. Facktor yang berhubungan antara lain
kelemahan otot abdomen, kebiasaan defekasi tidak teratur, obesitas, hemoroid,
depresi, dan stres emosi (wilkinson & Ahern, 2011).

C. Pengelolaan Konstipasi Pada Hemorroid


Pengelolaan konstipasi adalah upaya untuk membebaskan dari
kesulitan buang air besar. Pengelolaan konstipasi meliputi memberi diet tinggi
serat dengan tepat, banyak minum, monitor bising usus, anjurkan klien untuk
tidak menahan buang air besar terlalu sering (Wilkinson dan Ahern 2012;
Nurarif dan Kusuma 2015). Menurut koniyo, mira astri (2011) pengelolaan
konstipasi dilakukan dengan mengajarkan pasien Range of Motion (ROM)
dengan latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan
pergerakan otot dimana klien menggerakan masing-masing persendiaannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif maupun pasif. Perawat mendorong
ambulasi sering dan mengajarkan latihan pengerutan otot abdomen untuk
meningkatkan defekasi . Pengerutan otot abdomen terdiri dari mengontraksikan
otot abdomen (empat kali sehari) dan melakukan mengangkut lutut keadaan
saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur (10-20 kali sehari). Pasien
yang berbaring didorong untuk melakukan latihan rentang gerak (6-10 kali
9

sehari), membalik dengan sering dari satu sisi ke sisi yang lain, dan telungkup
(bila tidak dikontraindikasikan) selama 30 menit setiap 4 jam. Latihan ini
meningkatkan tonus otot abdomen yang membantu mendorong isi kolon.

D. Asuhan Keperawatan Konstipasi Pada Hemorroid


1. Pengkajian
Menurut Muttaqin, Arif & Sari, Kumala (2013) pengkajian
hemorroid terdiri atas pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
evaluasi diagnostik. Pada pengkajian anamnesis didapatkan sesuai dengan
kondisi klinik perkembangan penyakit.
Keluhan utama yang lazim didapatkan adalah nyeri , perdarahan
pada anus, dan merasa ada benjolan di sekitar anus.
Keluhan nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan
hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang
mengalami trombosis.
Pengkajian riwayat penyakit dahulu, perawat menanyakan faktor
predisposisi yang berhubungan dengan hemoroid, seperti riwayat diet
rendah serat, adanya hemoroid sebelumnya, dan riwayat peradangan pada
usus.
Pengkajian psikososial akan didapatkan peningkatan kecemasan,
serta perlunya pemenuhan informasi intervensi keperawatan, pengobatan,
dan rencana pembedahan.
Pemeriksaan survei umum bisa terlihat sakit ringan, sampai gelisah
akibat menahan sakit. TTV biasa normal atau bisa didapatkan perubahan,
seperti takikardi, peningkatan pernapasan.
Pemeriksaan anus untuk melihat adanya benjolan pada anus,
kebersihan dan adanya ulserasi di sekitar anus. Pemeriksaan colok dubur
hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak
cukup tinggi, biasanya tidak nyeri. Colok dubur diperlukan untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
10

2. Diagnosis
Diagnosa yang sering muncul pada pasien hemoroid adalah
perubahan eliminasi BAB : konstipasi yang berhubungan dengan nyeri saat
defekasi (Diyono & Mulyati, 2013). Konstipasi yaitu penurunan frekuensi
normal defekasi yang disertai kesulitan atau pengeluran feses tidak tuntas
dan/atau feses yang keras , kering, dan banyak. Adapun batasan
karakteristik konstipasi antara lain: adanya feses lunak seperti pasta di
dalam rektum, anoreksia, bising usus hiperaktif, bising usus hiporaktif,
darah merah pada feses, feses keras dan berbentuk, keletihan umum, massa
abdomen yang dapat diraba, mengejan pada saat defekasi, mual, muntah,
nyeri abdomen, nyeri pada saat defekasi, peningkatan tekanan abdomen,
penurunan frekuensi, penurunan volume feses, perubahan pada pola
defekasi, rasa tekanan rektal, tidak dapat mengeluarkan feses (NANDA,
2015).

3. Perencanaan
Tujuan perencanaan keperawatan pada klien dengan hemorroid
adalah setelah dilakukan tindakan selama proses keperawatan diharapkan
konstipasi menurun, frekuensi defekasi normal, dan feses lunak.
Nursing Outcomes Classification/ NOC : bowel elimination.
Kriteria hasil: bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, mengidentifikasi
indikator untuk mencegah konstipasi, dan feses lunak dan berbentuk
NIC 1 : Manajemen konstipasi/ impaksi dengan intervensi yang
dapat dilakukan antara lain: monitor tanda dan gejala konstipasi, monitor
tanda dan gejala impaksi, monitor (hasil produksi) pergerakan usus (feses)
meliputi: frekuensi, konsistensi, bentuk, volume, warna dengan cara yang
tepat, monitor bising usus, konsultasikan dengan dokter mengenai
penurunan/ peningkatan frekuensi bising usus, identifikasi faktor-faktor
(misalnya, pengobatan, tirah baring, dan diet) yang menyebabkan atau
berkontribusi pada terjadinya konstipasi, buatlah jadwal untuk BAB dengan
cara yang tepat, dukung peningkatan asupan cairan jika tidak ada kontra
11

indikasi, instruksikan pada pasien/ keluarga akan penggunaan laksatif yang


tepat, instruksikan pada pasien/ keluarga mengenai hubungan antara diet,
latihan dan asupan cairan terhadap kejadian konstipasi/ impaksi serta
evaluasi catatan asupan untuk apa saja nutrisi (yang telah dikonsumsi).
NIC 2 : Manajemen cairan dengan intervensi yang dapat dilakukan
antara lain : monitor status pasien, jaga intake/ asupan yang akurat dan
catat output (pasien), monitor status hidrasi (misalnya, membran mukosa
lembab, denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik),monitor hasil
laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya, peningkatan
berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematokrit), monitor tanda-tanda
vital pasien, kaji lokasi dan luasnya edema jika ada, monitor status gizi,
berikan cairan dengan tepat, dukung pasien dan keluarga untuk membantu
dalam pemberian makan dengan baik.
NIC 3 : manajemen cairan/ elektrolit dengan intervensi yang dapat
dilakukan antara lain : pantau adanya tanda dan gejala overhidrasi yang
memburuk atau dehidrasi (misalnya, poliuria atau oliguria, mata cekung
atau edema, napas dangkal dan cepat), dapatkan spesimen laboratorium
untuk pemantauan perubahan cairan atau elektrolit (misalnya, hematokrit,
BUN, protein, natrium, dan kadar kalium) yang sesuai, berikan cairan yang
sesuai, tingkatkan intake/ asupan cairan per oral (misalnya, memberikan
cairan oral sesuai preferensi pasien, tempatkan (cairan) ditempat yang
mudah dijangkau, memberikan sedotan, dan menyediakan air segar) yang
sesuai, jaga pencatatan intake/ asupan dan output yang akurat, berikan
suplemen elektrolit tambahan yang diresepkan, amati membran bukal
pasien, sklera, dan kulit terhadap indikasi perubahan cairan dan
keseimbangan elektrolit (misalnya, kekeringan, sianosis,dan jaundice),
konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala ketidakseimbangan
cairan dan atau elektrolit menetap atau memburuk serta monitor kehilangan
cairan (misalnya, perdarahan, muntah, keringat, dan takipnea).
12

4. Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai rencana keperawatan
hingga tercapainya tujuan. Adapun menurut Nursalam (2009),
implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tindakan yang dilakukan antara lain
melakukan pemeriksaan fisik, memonitor status gizi, dan memberikan
cairan dengan tepat, menginstruksikan pada pasien/ keluarga pada diet
tinggi serat dengan cara yang tepat untuk mengatasi konstipasi dan
pengelolaan konstipasi dilakukan dengan mengajarkan pasien Range of
Motion (ROM) dengan latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot dimana klien menggerakan
masing-masing persendiaannya sesuai gerakan normal baik secara aktif
maupun pasif.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terakhir proses keperawatan yang telah
direncanakan. Penetapan keberhasilan asuhan keperawatan dilihat dari
perubahan perilaku dari kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009).
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan yaitu
bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, mengidentifikasi indikator
untuk mencegah konstipasi, feses lunak dan berbentuk.
BAB III

METODA PENULISAN

A. Metode Penulisan
Metoda penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metoda
deskriptif yaitu bagian dari jenis penelitian observasional yang dilakukan
melalui pengamatan atau observasi baik secara langsung atau tidak
langsung (Hidayat, 2010). Karya tulis ini menyajikan hasil asuhan
keperawatan hemorroid dengan memfokuskan pada masalah keperawatan
konstipasi.

B. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti oleh
penulis dengan nilai karakteristik yang diukur dan dipilih sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan oleh penulis. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan penulis adalah convenience sampling method (non-
probability sampling technique) yaitu penetapan sampel dengan mencari
subjek yang menyenangkan peneliti (Nursalam, 2009). Kriteria pasien
untuk sampel dalam laporan kasus ini adalah pasien yang mengalami
hemorroid pre operasi dengan masalah keperawatan konstipasi dengan
keluhan gangguan pada anus : nyeri, konstipasi, perdarahan saat defekasi,
pada usia dewasa (26- 45 tahun), usia lansia (>46 tahun).

C. Lokasi
Dalam melakukan studi kasus ini, penulis memilih lokasi
pengambilan data di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada
bulan februari.

13
14

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data digunakan adalah wawancara, observasi
(Nursalam, 2009). Teknik wawancara merupakan suatu metode
komunikasi tanya jawab antara perawat dan pasien yang berhubungan
dengan masalah kesehatan. Adapun teknik observasi yaitu kegiatan
mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan pasien. Pada wawancara pengkajian primer didapatkan
dari pasien berupa data subyektif dan obyektif. Data subjektif adalah data
yang didapatkan dari keluhan yang disampaikan pasien, misalnya nyeri
saat defekasi. Sedangkan data obyektif adalah data yang didapatkan dari
hasil observasi dan tindakan yang dilakukan pada pasien, seperti darah
merah segar menyertai pengeluaran feses. Adapun pengkajian sekunder
dilakukan kepada keluarga pasien ataupun petugas kesehatan yang
merawat pasien.
Alat untuk mengumpulkan data yaitu media yang dapat
menampung seluruh data yang diperoleh dari responden yang digunakan
penulis dalam pengambilan data penyusun laporan kasus. Alat yang
digunakan penulis adalah lembar atau format asuhan keperawatan.

E. Hasil Analisis
Analisa data yang digunakan dimulai dari tinjauan pustaka mengenai
hemoroid dilanjutkan dengan pengkajian, perumusan masalah, diagnosis,
pelaksanaan dan evaluasi yang dibuat dengan kata-kata sederhana dan
mudah dimengerti sehingga dapat ditarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan kasus ini berisi tentang “Asuhan Keperawatan Konstipasi


Ny. S dengan Pre Operasi Hemoroidektomi di Ruang Paviliun Soeparjo
Rustam II RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”. Asuhan
keperawatan pre operasi hemoroidektomi dilakukan selama 3 hari yaitu
tanggal 20 April 2017 di rumah pasien, Jl. Tipar baru rt 4 / 3 kranji dan 21
April 2017 - 22 April 2017 di Ruang Paviliun Soeparjo Roestam II RSUD.
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penulis menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan atau intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Laporan Hasil

1. Identitas pasien

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada hari kamis tanggal 20


april 2017 pukul 09.30 WIB di rumah pasien, Jl. Tipar baru rt 4 / 3
kranji diperoleh identitas pasien bernama Ny. S, umur 49 tahun,
berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, agama islam, keturunan
dari suku Jawa Indonesia. Pendidikan terakhir pasien adalah SLTA dan
bekerja sebagai wiraswasta. Pasien datang ke poliklinik bedah RSUD.
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada hari rabu tanggal 19 April
2017 pukul 10.00 WIB untuk memeriksakan penyakitnya dengan
nomor rekam medik 00316745 dan dengan diagnosa medis Hemorroid
grade 4. Pasien diperiksa dokter dan dianjurkan datang lagi ke rumah
sakit pada hari jumat tanggal 21 April 2107 untuk dirawat inap dan
menjalankan operasi hemoroidektomi pada hari sabtu tanggal 22 April
2017. Selama pasien menjalankan pengobatan di rumah sakit yang
bertanggung jawab adalah suaminya yaitu Tn. A, umur 51 tahun,
pendidikan terakhir DIII, pekerjaan wiraswata dan beralamat di Jl.
Tipar baru rt 4 / 3 kranji.

15
16

2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 April 2017 di rumah pasien,
Jl. Tipar baru rt 4 / 3 kranji dengan narasumber pasien, suami pasien,
catatan rekam medis.
a. Riwayat kesehatan
Pasien datang ke poli bedah RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto pada hari rabu tanggal 19 April 2017 pukul
10.00 WIB untuk memeriksakan diri dengan keluhan utamanya nyeri
di daerah anus, P : ada benjolan yang keluar dari anus, Q : nyeri
seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri dirasakan pada daerah anus, S : skala
nyeri 7 ( nyeri berat ), T : nyeri ketika BAB dan terdapat keluhan
tambahan pasien buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai
darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB dan tidak bisa istirahat tidur dengan cukup
karena nyeri. Pasien diperiksa dokter dan dianjurkan untuk datang
lagi ke rumah sakit pada tanggal 21 April 2017 untuk dirawat inap
dan menjalankan operasi hemoroidektomi pada hari sabtu tanggal 22
april 2017 karena pasien menderita hemorroid grade IV. Diketahui
pasien menderita hemorroid selama kurang lebih lima tahun tetapi
benjolan dapat dimasukkan kedalam anus.
Satu minggu yang lalu pasien membereskan kos-kosan
miliknya dan mengangkat barang-barang berat dengan suaminya
selama tiga hari pasien beraktifitas lebih berat daripada hari-hari
sebelumnya dan pada saat ingin buang air besar pasien merasakan
keluar benjolan dari anus tetapi tidak dapat dimasukkan kembali.
Riwayat pekerjaan dahulu pasien sering keluar kota untuk
berdagang, dalam perjalannya pasien sering mampir kewarung
makan untuk makan dan pasien sering memilih makanan instan,
cepat saji daripada makan sayur karena pasien tidak suka makan
sayur sehingga menyebabkan pola BAB tidak rutin dan sering
mengedan saat BAB. Pada tanggal 18 April 2017 pasien diperiksa
17

dokter di puskesmas karena nyeri dianus, ada benjolan dan fesesnya


disertai darah. Pasien pernah dirawat inap di RSUD. Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto karena keguguran pada kehamilan
kedua, pasien tidak mempunyai penyakit menurun seperti diabetes,
hipertensi dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
yang sama seperti pasien ( hemorroid ).

b. Data umum
Hasil pengkajian pola fungsional gordon yang terdiri dari
11 fungsi didapatkan data yaitu : data pola persepsi kesehatan bahwa
pasien menyatakan kesehatan itu sangat penting dan jika pasien
maupun anggota keluarga sakit akan berobat ke puskesmas atau ke
pelayanan kesehatan terdekat, pada pola nutrisi metabolik pasien
menyatakan sebelum sakit makan tiga kali sehari dengan menu yang
instan, gurih, bersantan, gorengan dan jarang makan sayur maupun
buah. Minum air putih ± 1 liter perhari. Saat sakit pasien makan tiga
kali sehari dengan porsi makan sedikit dan sedikit makan sayur,
minum air putih ± 1,5 liter perhari. Pada pola eliminasi pasien
menyatakan sebelum sakit BAB dua hari sekali dengan konsistensi
lunak, saat sakit BAB dua hari sekali dengan konsistensi padat, feses
diserta darah segar, sering mengedan saat BAB. BAK sebelum dan
saat sakit 4-6 kali sehari dengan karakteristik kuning jernih.
Pola istirahat dan tidur pasien menyatakan sebelum sakit
tidurnya cukup ± 5-7 jam sehari,saat sakit ada gangguan pola tidur,
kurang tidur, susah tidur ± 3-5 jam sehari karena nyeri pada anus,
pasien terlihat kurang tidur, lesu, lelah, dan ada lingkaran hitam
disekitar mata. Pada pola persepsi kognitif pasien menyatakan tidak
ada gangguan pada panca indranya, pasien kooperatif dan dapat
berkomunikasi dengan baik.
Pada pola aktivitas dan latihan pasien menyatakan dalam
beraktifitas ada yang dibantu oleh suaminya ada yang mandiri.
18

Makan dan minum mandiri, mandi mandiri, berpakaian mandiri,


toileting dibantu suaminya, ROM mandiri, mobilisasi ditempat tidur
mandiri. Pola persepsi dan konsep diri pasien menyatakan yakin
bahwa penyakitnya akan sembuh dan pasien kooperatif dengan
tindakan keperawatan yang diberikan. Pola peran dan hubungan
pasien berperan sebagai istri dan hubungan dengan keluarga baik.
Pada pola seksual dan reproduksi pasien berjenis kelamin perempuan
,sudah menikah dan memiliki satu orang anak tetapi sudah
meninggal dan calon anak kedua keguguran. Pola koping dan
toleransi pasien menyatakan jika ada masalah selalu dibicarakan
dengan suaminya. Pada pola nilai dan keyakinan pasien beragama
islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

c. Pemeriksaan fisik
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap
Ny.S, diperoleh data keadaan umum baik, kesadaran composmentis
dengan nilai Glasgow Coma Skale (GCS) 15, eye 4 (spontan), verbal
5 (orientasi baik), motorik 6 (mengikuti perintah). Pemeriksaan
tekanan darah 130 /80 mmHg, nadi 88 kali per menit, respirasi 18
kali per menit, dan suhu 36,5 0C.
Hasil pemeriksaan head to toe diperoleh data meliputi,
kepala: bentuk mesochepal, rambut: hitam bersih, mata: pupil isokor,
sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, hidung: tidak ada
polip, tidak ada cuping hidung, telinga: serumen dalam batas normal,
mulut : tidak sianosis, mukosa lembab, ada caries gigi, leher: tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid. Pemeriksaan dada meliputi paru-
paru yaitu inspeksi: simetris, palpasi: vocal fremitus: getaran paru-
paru kanan dan kiri sama, perkusi: sonor, auskultasi: RR: 18 kali per
menit, tidak ada suara tambahan ronchi dan wheezing. Pada
pemeriksaan jantung, inspeksi: tidak ada iktus cardis, palpasi: teraba
19

ictus cardis pada spatum intercostal (sic) v, perkusi: redup,


auskultasi: HR: 88 kali per menit, S1 > S2 (regular).
Pada pemeriksaan abdomen yaitu inspeksi : supel, palpasi :
teraba keras, ada nyeri tekan, perkusi : timpani, auskultasi : bising
usus 15 kali per menit. Integumen: turgor kulit < 2 detik, tidak ada
sianosis, akral hangat. Capila refill time (CRT) < 2 detik. Pada
ekstremitas atas: kekuatan otot penuh, terpasang infus RL ditangan
kiri, ekstremitas bawah : kekuatan otot penuh. Pada pemeriksaan
genetalia pasien berjenis kelamin perempuan, pada rectal tampak ada
benjolan hemoroid.

d. Pemeriksaan penunjang dan terapi


Pada pemeriksaan didapatkan hasil laboratorium sebelum
operasi pada tanggal 21 april 2017. Hemoglobin: 11,8 g/ dl (nilai
normal 11,7 – 15, 5), leukosit: 10.100 u/L (nilai normal 3.600 –
11.000), hematokrit: 36 % (nilai normal 35 – 47), eritrosit: 3,9
10^6/Ul (nilai normal 3,8 – 5, 2), trombosit: 296.000 /uL (nilai
normal 150.000 – 440.000), MCV: 93.0 Fl (nilai normal 80 – 100),
MCH: 30.6 pg/cell (nilai normal 26 – 34), MCHC: 32,9 % (nilai
normal 32 – 36), RDW:11.7 % (nilai normal 11,5 – 14, 5) ,MPV:
10,2 Fl (nilai normal 9,4 – 12, 3), basofil: 0,3 % (nilai normal 0 – 1),
eosinofil: L 0,7 % (nilai normal 2 – 4), batang: L 0,6 % (nilai normal
3 – 5), segmen: 65,4 % (nilai normal 50 – 70), limfosit: 28,4 % (nilai
normal 25 – 40), monosit: 4,6 % (nilai normal 2 – 8), PT: 10,0 detik
(nilai normal 9,3 – 11, 4) , APTT: L 28,6 detik (nilai normal 29,0 –
40, 2) , ureum darah: 19,6 mg/dl (nilai normal 14,98 – 38,52) ,
kreatinin darah: 0,70 mg/dl (nilai normal 0,55 – 1, 02) , glukosa
sewaktu: H 244 mg/dl (nilai normal <= 200).
Pemeriksaan penunjang lainnya adalah thorax dan EKG
pada tanggal 21 April 2017. Kesan thorax: pulmo dalam batas
normal, besar cor dalam batas normal, sistem tulang yang
20

tervisualisasi baik. Hasil EKG: sinus tachycardia, nonspecific T


wave abnormality, abnormal ECG. Terapi yang diberikan pada
tanggal 21 April 2017 yaitu cefixime 3 x 100 mg, RL 20 tetes per
menit, fleet enema 133 ml dua kali sebelum operasi, ceftriaxon 2x1
gram, ketorolak 3x30 mg, ranitidin 2x50 mg.

3. Perumusan masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diperoleh
data subjektif dan data objektif, selanjutnya dilakukan analisa data
sebagai berikut : pasien menyatakan buang air besarnya susah, fesesnya
padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit,
sering mengedan ketika BAB. Berdasarkan data yang diperoleh penulis
merumuskan masalah konstipasi berhubungan dengan agen mekanis
yaitu hemorroid.

4. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan penulis menggunakan
dasar nursing outcome classification (NOC) dan nursing intervention
classification (NIC). Untuk mengatasi masalah konstipasi yang terdapat
pada Ny. S penulis merencanakan tindakan mulai tanggal 20 April
2017. Konstipasi berhubungan dengan agen mekanis. Tujuannya adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
frekuensi BAB kembali normal, NOC: Bowel Elimination dengan
kriteria hasil : mempertahankan bentuk feses lunak (dari skala 2
menjadi skala 4), bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi (dari skala
2 menjadi skala 4), mengidentifkasi untuk mencegah konstipasi (dari
skala 2 menjadi skala 4), feses lunak dan berbentuk (dari skala 2
menjadi skala 4).
Setiap indikator dalam NOC memiliki skala 1-5 dengan
ketentuan 1: tidak pernah menunjukkan, 2: jarang menunjukkan, 3:
kadang-kadang menunjukkan, 4: sering menunjukkan, 5: selalu
menunjukkan. Intervensi yang dilakukan berdasarkan NIC: constipation
21

management: monitor tanda dan gejala konstipasi, monitor bising usus,


monitor feses : konsistensi, frekuensi, dan volume, dukung intake
cairan, dan ajarkan pasien Range of Motion (ROM) dengan
mengajarkan latihan pengerutan otot abdomen untuk meningkatkan
defekasi, pengerutan otot abdomen terdiri dari mengontraksikan otot
abdomen (4 kali sehari), melakukan mengangkut lutut keadaan saat
duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur (10 kali sehari). Pasien
yang berbaring didorong untuk melakukan latihan rentang gerak (6-10
kali sehari), membalik dengan sering satu sisi ke sisi yang lain, dan
telungkup (bila tidak dikontraindikasikan) selama 30 menit setiap 4
jam. Latihan ini meningkatkan tonus otot abdomen yang membantu
mendorong isi kolon. NIC : Manajemen Obat: Pemberian Fleet enema
133 ml satu kali sehari suposituria.

5. Implementasi
Sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun,
penulis mengimplementasikan kepada pasien dengan masalah
konstipasi selama tiga hari pada tanggal 20 April 2017 sampai 22 April
2017 dengan hasil sebagai berikut :
Tindakan keperawatan pada tanggal 20 April 2017 yaitu
melakukan pengkajian keperawatan, ditemukan keluhan yaitu pasien
mengatakan buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai darah
segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering mengedan ketika
BAB, nyeri saat BAB. Melakukan palpasi dan auskultasi daerah
abdomen abdomen teraba keras, ada nyeri tekan, bising usus 15 kali
per menit. Melatih pasien nafas dalam untuk mengurangi nyeri.
Menganjurkan pasien untuk banyak minum dan makan sayur dan buah.
Memonitor bising usus, bising usus 15 kali per menit dan mengajarkan
pasien latihan pengerutan otot abdomen untuk meningkatkan defekasi.
Pelaksanaan pada hari kedua tanggal 21 April 2017 yaitu
mengkaji KU pasien, KU pasien baik. Mengukur vital sign, TD: 130/90
22

mmHg, N : 89 kali per menit, RR: 20 kali per menit, S:36,50C.


Mengambil spesimen darah pasien. Memonitor bising usus : 15 kali per
menit dan memonitor feses: BAB padat, nyeri saat BAB, hari ini sudah
BAB satu kali tapi sedikit. Memberikan terapi injeksi ketorolak 1x30
mg, ceftriaxon 1x1 gram, rantidin 1x50 mg. Menganjurkan pasien
untuk banyak dan menganjurkan pasien melakukan pengerutan otot
abdomen dengan mengangkut lutut keadaan berbaring ditempat tidur,
membalik dengan sering dari satu sisi kesisi yang lain dan telugkup.
Memberikan makan siang dengan menu dari rumah sakit (ayam kecap,
tahu kecap, sayur kobis campur wortel, kentang, nasi lembek, dan buah
pepaya) dan mengajurkan untuk menghabiskan makanannya.
Menganjurkan pasien untuk nafas dalam. Memberikan terapi obat fleet
enema 133 ml suposituria. Mengkaji BAB pasien: setelah diberikan
obat fleet enema pasien BAB dengan konsistensi lunak tapi sedikit,
nyeri saat BAB. Memberikan informed consent dan pasien, suami
pasien menandatangani informed consent. Memberitahu pasien untuk
puasa makan, minum mulai jam 24.00 WIB sampai operasi. Mengukur
tanda-tanda vital, TD: 130/90 mmHg, N: 85 kali per menit, RR: 20 kali
per menit, S: 36 0C.
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada tanggal 22 April
2017 antara lain mengkaji KU pasien: KU baik dan mengukur tanda-
tanda vital, TD: 120/90 mmHg, N: 80 kali per menit, RR: 2I kali per
menit, S: 36,30C. Mengecek kadar gula darah pasien : 235 mg/dl.
Memberikan terapi farmakologis fleet enema 133 ml supositoria.
Memonitor bising usus: 15 kali per menit dan memonitor feses: setelah
melakukan pengerutan otot abdomen dan obat fleet enema masuk
pasien BAB dengan feses lunak dan jumlah yang lebih banyak dari
sebelumnya.
23

6. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun, maka penulis melakukan
evaluasi dari tindakan keperawatan sesuai dengan SOAP (subjektif,
objektif, assessment, dan planning). Evaluasi ini merupakan penilaian
untuk mengukur tercapainya tujuan yang ditetapkan untuk masalah
konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid).
Evaluasi pertama dilakukan pada tanggal 20 April 2017
dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan susah BAB, fesesnya
padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit.
Data objektif yaitu pasien belum BAB, perut teraba keras. Evaluasi
pencapaian berdasar kriteria hasil pada masalah konstipasi yaitu
mempertahankan bentuk feses lunak skala 2 dari skala tujuan 4, bebas
dari ketidaknyamanan dan konstipasi skala 2 dari skala tujuan 4,
mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi skala 2 dari skala tujuan 4,
feses lunak dan berbentuk skala 2 dari skala tujuan 4. Berdasarkan hasil
tersebut masalah konstipasi belum teratasi dan rencana tindak lanjut
yaitu monitor bising usus, monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan
volume serta dukung intake cairan.
Evaluasi hari kedua dilakukan pada hari jumat tanggal 21
April 2017 dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan sudah BAB
dengan konsistensi lunak dengan jumlah sedikit, nyeri saat BAB. Data
objektif yaitu pasien terlihat nyaman, bising usus 15 kali per menit,
nyeri saat BAB, pasien sudah BAB. Evaluasi pencapaian berdasar
kriteria hasil pada masalah konstipasi yaitu mempertahankan bentuk
feses lunak skala 3 dari skala tujuan 4, bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi skala 3 dari skala tujuan 4, mengidentifikasi untuk mencegah
konstipasi skala 3 dari skala tujuan 4, feses lunak dan berbentuk skala 3
dari skala tujuan 4. Berdasarkan hasil tersebut masalah konstipasi
belum teratasi dan rencana tindak lanjut yaitu dukung intake cairan,
monitor bising usus, monitor feses : frekuensi, konsistensi, dan volume.
24

Evaluasi hari ketiga dilakukan pada hari sabtu tanggal 22


April 2017 dengan data subjektif yaitu pasien mengatakan sudah BAB
setelah dimasukkan obat fleet enema dengan konsistensi lunak, jumlah
feses lebih banyak dari sebelumnya. Data objektif yaitu pasien terlihat
nyaman, pasien sudah BAB, bising usus 15 kali per menit, pasien
terlihat tenang. Evaluasi pencapaian berdasar kriteria hasil pada
masalah konstipasi yaitu mempertahankan bentuk feses lunak skala 4
dari skala tujuan 4, bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi skala 4
dari skala tujuan 4, mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi skala 4
dari skala tujuan 4, feses lunak dan berbentuk skala 4 dari skala tujuan
4. Berdasarkan hasil tersebut masalah konstipasi teratasi dan rencana
untuk dipertahankan yaitu monitor bising usus, monitor feses :
frekuensi, konsistensi, dan volume serta dukung intake cairan.

B. Pembahasan
Pembahasan difokuskan terutama pada aspek riwayat kesehatan,
data umum, hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, masalah
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi yang
berkaitan dengan konstipasi berhubungan dengan agen mekanis
(hemorroid).
1. Pengkajian
Pada pembahasan akan dijelaskan tentang kesenjangan yang terjadi
antara kasus yang dikelola dilapangan dengan teori mengenai masalah
konstipasi. Pengkajian pasien dilakukan pada tanggal 20 April 2017
didapatkan pasien megalami nyeri di daerah anus, P : ada benjolan
yang keluar dari anus, Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri
dirasakan pada daerah anus, S : skala nyeri 7 ( nyeri berat ), T : nyeri
ketika BAB serta buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai
darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB. Kondisi tersebut sesuai dengan teori Diyono
dan Mulyati (2013), mengatakan bahwa tanda dan gejala yang muncul
25

pada pasien hemorroid yaitu adanya gangguan pada anus : nyeri,


konstipasi, perdarahan, benjolan pada anus yang menetap pada
hemorroid eksternal.
Sedangkan menurut Simadibrata k, Marcellus (2014), bahwa
keluhan yang sering muncul pada penyakit hemorroid antara lain
buang air besar sakit dan sulit, adanya benjolan di dubur dan
perdarahan melalui dubur. Teori tersebut menunjukkan kesesuaian
dengan kenyataan yang terjadi pada pasien yaitu pasien ditemukan
keluhan buang air besarnya susah, nyeri ketika BAB, ada benjolan
yang keluar dari anus. Dalam teori yang dikemukakan oleh Nurarif,
Amin Huda & Kusuma, Hardhi (2015), bahwa penyebab terjadinya
hemorroid antara lain : mengedan pada buang air besar yang sulit,
kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan
buah). Teori tersebut sesuai dengan keadaan pasien dimana penyebab
pasien menderita hemorroid yaitu pasien sering mengedan ketika BAB,
pasien jarang makan makanan yang berserat (sayur dan buah) karena
pasien tidak suka sayur, pasien minum ±1 liter per hari.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang ditemukan pada pasien,
penulis mendapatkan abdomen pasien teraba keras dimana abdomen
yang teraba keras merupakan batasan karakteristik yang bersifat
objektif terjadinya konstipasi. Sama seperti teori yang dikemukakan
Wilkinson & Ahern (2011), yaitu batasan karakteristik konstipasi yang
bersifat objektif salah satunya adalah massa abdomen dapat dipalpasi.
Sedangkan menurut teori Simadibrata k, Marcellus (2014), bahwa
tanda yang ditemukan yaitu benjolan/ dubur secara inspeksi dan
terabanya hemorroid interna pada perabaan/ pemeriksaan colok dubur.
Teori ini sesuai kondisi pasien bahwa pada rectal tampak ada benjolan
hemoroid.
26

2. Perumusan masalah
Diperoleh data pasien meliputi data subjektif: pasien mengatakan
buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai darah segar, BAB 2
hari sekali dengan jumlah sedikit, sering mengedan ketika BAB dan
data objektif: pasien terlihat tidak nyaman, perut teraba keras, pasien
terlihat lelah, nyeri saat defekasi, bising usus 15 kali per menit, pasien
mengalami hemorroid grade IV.
Berdasarkan data tersebut, penulis mengangkat masalah yaitu
konstipasi berhubungan dengan agen mekanik (hemorroid). Data yang
diperoleh pasien sesuai teori yang dikemukakan oleh Octaviani (2014),
bahwa konstipasi yaitu terhambatnya defekasi dari kebiasaan normal
dimana terjadi defekasi yang jarang, jumlah feses yang kurang,
konsistensinya keras dan kering.
Adapun batasan karakteristik yang muncul yaitu bersifat subjektif
dan objektif, bersifat subjektif antara lain, nyeri abdomen, mual, sakit
kepala, perasaan penuh atau tekanan pada rektum, kelelahan umum,
anoreksia, nyeri tekan pada abdomen dengan atau tanpa resistansi otot
yang dapat di palpasi, dan nyeri saat defekasi, sedangkan yang bersifat
objektif adalah darah merah segar menyertai pengeluaran feses,
perubahan pada pola defekasi, penurunan frekuensi, penurunan volume
feses, feses yang kering, keras, dan padat, massa abdomen dapat
dipalpasi, flatus berat, mengejan saat defekasi, tidak mampu
mengeluarkan feses, dan muntah. Facktor yang berhubungan antara
lain kelemahan otot abdomen, kebiasaan defekasi tidak teratur,
obesitas, hemoroid, depresi, dan stres emosi (Wilkinson & Ahern,
2011). Diagnosa konstipasi menjadi masalah utama pasien karena
merupakan masalah aktual dan berkaitan erat dengan kondisi penyakit
pasien. Penulis menyimpulkan tidak terdapat kesenjangan pada
perumusan masalah.
27

3. Perencanaan
Tindakan keperawatan yang penulis rencanakan berdasarkan NOC
dan NIC menurut (Wilkinson & Ahern, 2011). NOC: bowel elimination
dengan kriteria hasil: a. Mempertahankan bentuk feses lunak skala
indikator 4 (sering menunjukkan) . b. Bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi skala indikator 4 (sering menunjukkan), menurut pendapat
Mustofa (2015) bahwa ketika serat cukup dikonsumsi, kotoran/feses
akan menjadi besar dan lunak karena serat-serat tumbuhan dapat
menarik air, kemudian akan menstimulasi otot dan pencernaan,
akhirnya tekanan yang digunakan untuk pengeluaran feses menjadi
berkurang. c. Mengidentifkasi untuk mencegah konstipasi skala
indikator 4 (sering menunjukkan), pengetahuan cara mencegah
konstipasi akan mengembangkan gaya hidup yang lebih baik sehingga
membantu mengurangi konstipasi. d. Feses lunak dan berbentuk skala
indikator 4 (sering menunjukkan).

NIC yang digunakan: constipation management dengan intervensi


yang dapat dilakukan antara lain: a. Monitor tanda dan gejala
konstipasi, yang bertujuan agar tidak memperburuk keadaan feses
karena apabila dibiarkan akan lebih mempersulit dalam BAB serta
membuat pasien mengejan berlebihan yang dapat menyebabkan
perdarahan pada anus, menurut Suprijono (2009) bahwasannya apabila
datang pendarahan hemorroid yang berulang dapat berakitbat timbulnya
anemia berat. b. Monitor bising usus untuk mengetahui bising usus
apakah normal, hiperaktif, hipoaktif atau tidak ada bising usus. c.
Monitor feses : konsistensi, frekuensi, dan volume. Konsistensi feses
yang padat dapat menyebabkan susah untuk BAB, menurut Mustofa
(2015) dimana tinja yang keras memerlukan kontraksi otot yang besar
untuk mengeluarkannya dan hal ini sering menyebabkan konstipasi atau
keadaan sulit buang air besar. d. Dukung intake cairan karena cairan
yang cukup akan melunakkan feses, menurut Octaviani (2014) bahwa
28

dalam keadaan normal cairan akan mengisi sebagian besar usus dan
feses sehinga feses lebih mudah dikeluarkan. e. Ajarkan pasien Range
of Motion (ROM). Menurut Brunner (2002) bahwa latihan ROM
dengan mengajarkan latihan pengerutan otot abdomen akan
meningkatkan tonus otot abdomen yang membantu mendorong isi
kolon dan meningkatkan defekasi. Pengerutan otot abdomen terdiri dari
mengontraksikan otot abdomen (4 kali sehari), melakukan mengangkut
lutut keadaan saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur (10 kali
sehari). Pasien yang berbaring didorong untuk melakukan latihan
rentang gerak (6-10 kali sehari), membalik dengan sering satu sisi ke
sisi yang lain, dan telungkup (bila tidak dikontraindikasikan) selama 30
menit setiap 4 jam. NIC : Manajemen Obat: Pemberian Fleet enema 133
ml satu kali sehari suposituria untuk mengurangi konstipasi, dalam teori
Diyono & Mulyati (2013) cara mengatasi konstipasi salah satunya
adalah pemberian laxantia.

4. Pelaksanaan
Tindakan yang telah dilakukan penulis sesuai dengan perencanaan
yang disusun pada tanggal 20 April 2017 sampai dengan 22 April 2017
dibagi menjadi dua yaitu tindakan farmakologi dan tindakan
nonfarmakologi. Pada tindakan farmakologis tidak ditemukan
kesenjangan yang penulis temukan di rumah sakit bahwa tindakan
terapi obat pencahar dilakukan, yaitu pemberian Fleet enema 133 ml
satu kali sehari suposituria. Fungsi fleet enema yaitu meringankan
gangguan konstipasi dan pembersihan bowel sebelum operasi.
Kolaborasi pemberian analgetik yaitu memberikan terapi injeksi
ketorolak 3x30 mg , analgetik diberikan untuk membantu mengurangi
nyerinya dan dapat membantu mengembangkan kepatuhan pasien
terhadap rencana terapeutik (Muttaqin, Arif & Sari, Kumala ,2013).

Pada tindakan nonfarmakologi yaitu memonitor tanda dan gejala


konstipasi dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien hemorroid
29

karena merupakan salah satu tujuan keperawatan konstipasi dan


didapatkan pasien buang air besarnya susah, BAB 2 hari sekali dengan
jumlah sedikit, sering mengedan ketika BAB, BAB dengan feses yang
padat disertai darah segar. Sedangkan hasil tanda gejala konstipasi pada
pasien hemorroid menurut Diyono & Mulyati (2013), bahwa hasil
pemeriksaannya biasanya di dapatkan ada gangguan pada anus : nyeri,
konstipasi dan perdarahan.

Tindakan keperawatan non farmakologi yang kedua yaitu


memonitor bising usus dan memonitor feses, didapatkan bising usus
pasien normal: 15 kali per menit dan konsistensi feses pasien padat.
Tindakan keperawatan selanjutnya adalah dukung intake cairan hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Gotera (2006) apabila banyak
memakan makanan yang mengandung serat dan banyak minum air
putih dapat memperlancar defekasi, selain itu ginjal menjadi sehat.
Mengajarkan latihan pengerutan otot abdomen terdiri dari
mengontraksikan otot abdomen (4 kali sehari), melakukan mengangkut
lutut keadaan saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur, pasien
yang berbaring didorong untuk melakukan latihan rentang gerak (6-10
kali sehari), membalik dengan sering satu sisi ke sisi yang lain, dan
telungkup. Tindakan tersebut sesuai teori yang dikemukakan Menurut
Brunner (2002) bahwa latihan ROM dengan mengajarkan latihan
pengerutan otot abdomen akan meningkatkan tonus otot abdomen yang
membantu mendorong isi kolon dan meningkatkan defekasi.

5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah dibuat. Evaluasi
dilakukan dengan masalah keperawatan konstipasi berhubungan dengan
agen mekanis (hemorroid). Menurut Wilkinson dan Ahern (2011)
indikator keberhasilan pasien hemorroid yaitu bebas dari
ketidaknyamanan dan konstipasi. Hasil yang didapat meliputi data
30

subjektif pasien mengatakan sudah BAB setelah dimasukkan obat fleet


enema dengan konsistensi lunak, jumlah fese lebih banyak dari
sebelumnya. Data objektif pasien terlihat nyaman, pasien sudah BAB,
bising usus 15 kali per menit, pasien terlihat tenang.
Berdasarkan hasil tersebut masalah konstipasi berhubungan dengan
agen mekanis (hemorroid) teratasi dengan skala akhir untuk masing-
masing kriteria yaitu mempertahankan bentuk feses lunak skala 4 dari
skala tujuan 4, bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi skala 4 dari
skala tujuan 4, mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi skala 4 dari
skala tujuan 4, feses lunak dan berbentuk skala 4 dari skala tujuan 4.
Berdasarkan hasil tersebut masalah konstipasi teratasi dan rencana
untuk dipertahankan yaitu monitor bising usus, monitor feses :
frekuensi, konsistensi, dan volume serta dukung intake cairan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Selama memberikan asuhan keperawatan konstipasi Ny.S dengan


pre hemoroidektomi selama tiga hari yaitu pada tanggal 20 April 2017 di
rumah pasien di Jl. Tipar baru rt 4/3 kranji dan tanggal 21-22 April 2017 di
ruang Paviliun Soeparjo Rustam II RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo
dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengkajian keperawatan didapatkan hasil bahwa Ny.S mengeluhkan


buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai darah segar, BAB 2
hari sekali dengan jumlah sedikit, sering mengedan ketika BAB.
Pemeriksaan fisik abdomen pasien teraba keras, tampak ada benjolan
hemorroid pada daerah anus. Dengan demikian, masalah yang muncul
adalah konstipasi.
2. Masalah keperawatan yang muncul yaitu konstipasi berhubungan
dengan agen mekanis (hemorroid) dengan data fokus pasien buang air
besarnya susah, fesesnya padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali
dengan jumlah sedikit, sering mengedan ketika BAB.
3. Perencanaan konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid)
adalah NOC: bowel elimination. NIC yang digunakan: constipation
management dengan intervensi antara lain monitor tanda dan gejala
konstipasi, monitor bising usus, monitor feses : konsistensi, frekuensi,
dan volume, dukung intake cairan, dan ajarkan pasien Range of Motion
(ROM) dengan mengajarkan latihan pengerutan otot abdomen untuk
meningkatkan defekasi, pengerutan otot abdomen terdiri dari
mengontraksikan otot abdomen (4 kali sehari), melakukan mengangkut
lutut keadaan saat duduk di kursi atau berbaring di tempat tidur (10 kali
sehari). Pasien yang berbaring didorong untuk melakukan latihan

31
32

rentang gerak (6-10 kali sehari), membalik dengan sering satu sisi ke
sisi yang lain, dan telungkup (bila tidak dikontraindikasikan) selama 30
menit setiap 4 jam. Latihan ini meningkatkan tonus otot abdomen yang
membantu mendorong isi kolon. NIC : Manajemen Obat: Pemberian
Fleet enema 133 ml satu kali sehari suposituria.
4. Penatalaksanaan masalah konstipasi meliputi : constipation
management dan manajemen Obat. Dimana pelaksanaan mengacu pada
perencanaan yang telah dibuat.
5. Evaluasi terhadap Ny.S dengan kriteria mempertahankan bentuk feses
lunak skala 4 dari skala tujuan 4, bebas dari ketidaknyamanan dan
konstipasi skala 4 dari skala tujuan 4, mengidentifikasi untuk mencegah
konstipasi skala 4 dari skala tujuan 4, feses lunak dan berbentuk skala 4
dari skala tujuan 4. Masalah konstipasi teratasi.
6. Setelah dilakukannya tindakan keperawatan konstipasi pada pasien
Ny.S dengan pre operasi hemoroidektomi dari pengkajian sampai
dengan evaluasi dihasilkan bahwa tidak ada permasalahan yang berarti
dan tidak adanya kesenjangan antara konsep teori dan pengaplikasian
dalam pemberian asuhan keperawatan, hanya perlu ditekankan pasien
harus banyak mengkonsumsi makanan yang serat (sayur dan buah) dan
kesiapan psikologis pasien karena akan dilaksanakan operasi supaya
kecemasan tidak terjadi.

B. Saran

Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan masalah


keperawatan konstipasi Ny.S dengan pre operasi hemoroidektomi selama
tiga hari yaitu pada tanggal 20 April 2017 di rumah pasien di Jl. Tipar baru
rt 4/3 kranji dan tanggal 21-22 April 2017 di ruang Paviliun Soeparjo
Rustam II RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo. Untuk pengembangan lebih
lanjut maka penulis memberikan saran yang bermanfaat dan membantu
pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya konstipasi, yaitu :
33

1. Pengkajian keperawatan sebaiknya dilakukan lebih menyeluruh,


kompleks sehingga masalah yang terdapat pada pasien dapat diatasi
secara tepat melalui asuhan keperawatan komprehensif dan dalam
merumuskan masalah sebaiknya terlebih dahulu menguasai materi
supaya dapat merumuskan masalah dengan tepat sesuai keadaan / kondisi
pasien dan kemudian dirumuskan sesuai dengan prioritas yang ada.
Selanjutnya, perencanaan tindakan sebaiknya disusun sesuai keadaan /
kondisi pasien, disusun sistematis sesuai prioritas masalah pasien dan
dapat mengacu pada konsep teori. Kemudian tindakan keperawatan yang
dilakukan sebaiknya sesuai kebutuhan pasien mengacu pada perencanaan
yang sudah disusun serta evaluasi dilakukan setiap hari secara kontinyu
dan sebaiknya berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yang mengarah
pada kriteria hasil yang sudah ditentukan.

2. Bagi pihak pasien untuk menghindari faktor pencetus terjadinya


konstipasi, banyak mengkonsumsi makanan yang berserat (sayur dan
buah), banyak minum air putih.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan, semoga


bermanfaat dan dapat meningkatkan asuhan keperawatan konstipasi
dengan pre operasi hemoroidektomi di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
DAFTAR PUSTAKA

Diyono & Mulyati, S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.

Jakarta : kencana

Elseveir. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Buku 2. Jakarta : Salemba

Medika

Hidayat, A.A.A. (2010). Metode penelitian Kesehatan : Paradigma Kuantitatif.

Surabaya : Health Books Publishing.

Koniyo. (2011). Efektifitas Rom Pasif Dalam Mengatasi Konstipasi Pada Pasien

Stroke Di Ruang Neuro Badan Pelayanan Umum Daerah ( Blud ) RSU dr.

M.M Dunda kabupaten gorontalo (online),

(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/view/24/21, diakses tanggal

10 februari 2017).

Mustofa. (2015). Manfaat Serat Bagi Kesehatan. (online),

(http://staff.unila.ac.id/syazilimustofa/2015/03/26/manfaat-serat-bagi-

kesehatan/, diakses tanggal 21 Desember 2016).

Muthmainnah, A., Masrul., & Zahari, A., (2015). Peranan diet rendah serat

terhadap timbulnya hemoroid di RSUP. Dr. Djamil Padang. Jurnal

Kesehatan Andalas (online), 4(2), 359-363,

(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/254/243, diakses 30

November 2016).

Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. (2013). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika


NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan 2015-2017. EGC : Jakarta.

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA. Jogjakarta : MediAction

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. (Edisi 2). Jakarta : Salemba Medika

Octaviani. (2014). Chronic constipation with hemorrhoid at single man because of

unhealthy lifestyle. J Medula Unila (online), 3(1), 46-55,

(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/534/439, diakses 7

Desember 2016).

Septadina Indri, Seta & Veronica, Fifi. (2015). Gambaran histopatologi epitel

transisional kolorektal pada pasien hemoroid. Jurnal Kedokteran dan

Kesehatan (online), 2(1), 85-91,

(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/view/2537, diakses 30

November 2016).

Simadibrata K, Marcellus. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi

VI. Jakarta : Internapublishing

Suprijono, (2009). Hemorroid. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan

Agung (online), 44(118), 23-38,

(http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/vie

w/10, diakses 21 Desember 2016).

Wilkinson, J. M & Ahern, N, R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.

Edisi 9. Terjemahan oleh Esty Wahyuningsih. 2011. Jakarta : EGC


ASUHAN KEPERAWATAN KONSTIPASI NY. S DENGAN PRE OPERASI
HEMOROIDEKTOMI DI RUANG PAVILIUN SOEPARJO RUSTAM II RSUD.
PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Oleh:
Devi Lianatama
NIM. P1337420214005

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KONSTIPASI NY. S DENGAN PRE OPERASI
HEMOROIDEKTOMI DI RUANG PAVILIUN SOEPARJO RUSTAM II RSUD.
PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Devi Lianatama
NIM : P1337420214005
Tanggal Pengkajian : 26 April 2017
Tempat Pengkajian : Jl. Tipar Baru RT 4/3, Kranji
Waktu Pengkajian : 09.30 WIB

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahum
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tipar Baru RT 4/3, Kranji
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
No. RM : 00316745
Diagnosa Medis : Hemorroid
Tanggal Masuk : 21 April 2017
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tipar Baru RT 4/3, Kranji
Pendidikan : Diploma III
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di daerah anus
P : Ada benjolan yang keluar dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7
T: Nyeri ketika buang air besar
b. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan buang air besarnya susah, fesesnya padat disertai
darah segar, BAB 2 hari sekali dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB dan tidak bisa istirahat tidur dengan cukup
karena nyeri.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik bedah RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto pada tanggal 19 April 2017 pukul 10.00 WIB untuk
memeriksakan diri dengan keluhannya, nyeri di anus karena ada
benjolan yang keluar dari anus seperti ditusuk-tusuk dengan skala
nyeri 7 (nyeri berat) , nyeri ketika buang air besar, pasien BAB 2 hari
sekali dengan jumlah sedikit dan sering mengedan ketika BAB. Pasien
diperiksa dokter dan dianjurkan untuk datang lagi ke rumah sakit pada
tanggal 21 April 2017 untuk dirawat inap dan menjalankan operasi
hemoroidektomi pada hari sabtu, 22 April 2017 karena pasien
menderita hemorroid grade IV. Diketahui pasien menderita hemorroid
selama kurang lebih lima tahun tetapi benjolan dapat dimasukkan
kedalam anus. Satu minggu yang lalu pasien membereskan kos-kosan
miliknya dan mengangkat barang-barang berat dengan suaminya
selama tiga hari pasien beraktifitas lebih berat daripada hari-hari
sebelumnya dan pada saat ingin buang air besar pasien merasakan
keluar benjolan dari anus tetapi tidak dapat dimasukkan kembali.
Riwayat pekerjaan dahulu pasien sering keluar kota untuk berdagang,
dalam perjalanannya pasien sering mampir ke warung makan untuk
makan dan pasien sering memilih makanan instan, cepat saji daripada
makan sayur karena pasien tidak suka makan sayur sehingga
menyebabkan pola BAB tidak rutin dan sering mengedan saat BAB.
Pada tanggal 18 April 2017 pasien diperiksa dokter dipuskesmas
karena nyeri di anus, ada benjoln dan fesesnya disertai darah.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyatakan pernah dirawat inap di RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto karena keguguran pada kehamilan ke dua.
Pasien tidak mempunyai penyakit menurun seperti diabetes,
hipertensi.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama seperti pasien (hemorroid0.

3. Pola Fungsional Gordon


a. Pola Persepsi Kesehatan
DS : Pasien menyatakan kesehatan itu sangat penting. Jika pasien
maupun anggota keluarga sakit akan berobat ke puskesmas atau
ke pelayanan kesehatan terdekat.
DO : Pasien berobat ke RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto untuk menjalani pengobatan supaya sembuh.
b. Pola Nutrisi Metabolik
DS : Pasien menyatakan sebelum sakit makan tiga kali sehari dengan
menu yang instan, gurih, bersantan, gorengan dan jarang makan
sayur maupun buah. Minum air putih ± 1 liter per hari. Saat
sakit, pasien makan tiga kali sehari dengan porsi makan sedikit
dan sedikit makan sayur. Minum air putih ± 1,5 liter per hari.
DO: Pasien terlihat lemas, tidak makan sayur dengan rutin dan terjadi
penurunan berat badan dari 68 kg menjadi 64 kg (4 kg).
c. Pola Eliminasi
DS : Pasien menyatakan sebelum sakit BAB dua hari sekali dengan
konsistensi lunak. Saat sakit BAB dua hari sekali dengan
konsistensi padat, feses disertai darah, sering mengedan saat
BAB. BAK sebelum dan saat sakit 4-6 kali sehari dengan
karakteristik kuning jernih.
DO:Pasien terlihat tidak nyaman, perut teraba keras, tidak terpasang
DC.
d. Pola Istirahat dan Tidur
DS : Pasien menyatakan sebelum sakit tidurnya cukup ± 5-7 jam
sehari. Saat sakit ada gangguan pola tidur, kurang tidur, susah
tidur ± 3-5 jam sehari karena nyeri pada anus.
DO :Pasien terlihat kurang tidur, lesu, lelah dan ada lingkaran hitam
disekitar mata.
e. Pola Persepsi Kognitif
DS : Pasien menyatakan tidak ada gangguan pada panca indranya.
DO : Pasien kooperatif dan dapat berkomunikasi dengan baik.
f. Pola Aktivitas dan Latihan
DS : Pasien menyatakan dalam beraktifitas ada yang dibantu oleh
suaminya, ada yang mandiri.
DO :Pasien dibantu saat ke toilet
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan dan Minum √
Mandi √
Berpakaian √
Toileting √
ROM √
Mobilisasi di tempat tidur √
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu alat
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu alat dan orang lain
4 : ketergantungan total
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
DS : Pasien menyatakan yakin bahwa penyakitnya akan sembuh
DO : Pasien kooperatif dengan tindakan keperawatan yang diberikan
h. Pola Peran dan Hubungan
DS : Pasien berperan sebagai istri dan hubungan dengan keluarga baik
DO : Pasien selalu ditemani oleh suaminya
i. Pola Seksual dan Reproduksi
DS : Pasien menyatakan sudah menikah, memiliki satu orang anak
tapi sudah meninggal dan calon anak ke dua keguguran
DO: Pasien berjenis kelamin perempuan
j. Pola Koping dan Toleransi
DS : Pasien menyatakan jika ada masalah selalu dibicarakan dengan
suaminya
DO : Pasien menjalankan pengobatan di rumah sakit atas persetujuan
suaminya
k. Pola Nilai dan Keyakinan
DS : Pasien menyatakan beragama islam
DO :Pasien selalu berdoa untuk kesembuhannya dan menjalankan
solat 5 waktu

4. Pemeriksan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis, GCS : E4V5M6
Tanda-tanda Vital : Tanggal 20 April 2017 pukul 09.30 WIB
TD : 130/80 mmHg
N : 88 kali per menit
RR : 18 kali per menit
S : 36,40C
b. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala : Bentuk meshocepal
Rambut : Hitam, bersih
Mata : Pupil isokor, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak ada pembesaran polip, tidak ada cuping hidung
Telinga : Serumen dalam batas normal
Mulut : Tidak ada sianosis, mukosa lembab, ada caries gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada :
Paru-pau : Inspeksi : Simetris
Palpasi : Vocal fremitus: getaran paru-paru kanan dan
kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : RR: 18 kali per menit, tidak ada suara
tambahan ronchi dan wheezing
Jantung : Inspeksi : Tidak ada iktus cardis
Palpasi : Teraba iktus cardis pada spatum intercostal
(SIC) V
Perkusi : Redup
Auskultasi : HR : 88 kali per menit, S1>S2 (regular)
Abdomen : Inspeksi : Supel
Palpasi : Teraba keras, ada nyeri tekan
Perksui : Timpani
Auskultasi : Bising usus 15 kali per menit
Integumen : Turgor kulit < 2 detik, tidak ada sianosis, akral hangat
Capila refill time (CRT) < 2 detik
Genetalia : Berjenis kelamin perempuan, pada rectal tampak
benjolan
Ekstermitas : kekuatan otot 5 5
5 5
ROM aktif
5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 21 April 2107
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 11,8 g/dl 11,4 -15,5
Leukosit 10100 u/L 3600 - 11000
Hematokrit 36 % 35 – 47
Eritrosit 3,9 10^6/Ul 3,8 – 5,2
Trombosit 296.000 /Ul 150.000 – 440.000
MCV 93.0 FL 80 – 100
MCH 30,6 Pg/cell 26 – 34
MCHC 32,9 % 32 – 36
RDW 11,7 % 11,5 – 14,5
MPV 10,2 FL 9,4 – 12,3
Hitung Jenis
Basofil 0,3 % 0–1
Eosinofil L 0,7 % 2–4
Batang L 0,6 % 3–5
Segmen 65,4 % 50 -70
Limfosit 28,4 % 25 – 40
Monosit 4,6 % 2–8
PT 10.0 detik 9,3 – 11,4
APTT L 28,6 detik 29,0 – 40,2
KIMIA KLINIK
Ureum Darah 19,6 mg/dl 14,98 – 38,52
Kreatinin Darah 0,70 mg/dl 0,55 – 1,02
Glukosa Sewaktu H 244 mg/dl <= 200
Hasil thorax pada tanggal 21 April 2017
Klinis : Hemorhoid grade 4
Hasil :
 Apek pulmo bilateral tampak tenang
 Corakan vaskuler pulmo dalam batas normal
 Tak tampak nodul, fibrotic maupun kalsifikasi
 Sinus costofrenicus dextra sinistra lancip
 Diafragma dextra et sinistra licin tak mendatar
 Cor : CTR = 0,44
 Sistema tulang intact tak tampak lesi litik maupun sklerotik pada foto
saat ini
Kesan :
Pulmo dalam batas normal
Besar cor dalam batas normal
Sistema tulang yang tervisualisasi baik

Hasil EKG pada tanggal 21 April 2017


Interpretation :
Sinus tachycardia
Non specific T wave abnormality
Abnormal ECG

6. Program Terapi
Cefixime 3 x 100 mg
RL 20 tetes per menit
Fleet enema 2 x 133 ml
Ceftriaxon 2 x 1 gram
Ketorolak 3 x 30 mg
Ranitidin 2 x 50 mg
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 DS: Pasien menyatakan nyeri Agen injury Nyeri akut
di daerah anus. biologis
P: Ada benjolan yang keluar
dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7
T: Nyeri ketika buang air
besar
DO: Pasien terlihat menahan
nyeri, pasien gelisah, TD:
130/80 mmHg, N: 88x/menit,
RR: 18x/menit, S: 36,40C

2 DS: Pasien menyatakan buang Agen mekanis Konstipasi


air besarnya susah, fesesnya (hemorroid)
padat disertai darah segar,
BAB 2 hari sekali dengan
jumlah sedikit, serimg
mengedan ketika BAB
DO: Pasien terlihat tidak
nyaman, perut teraba keras,
pasien terlihat lelah, nyeri saat
defekasi, bising usus
15x/menit, pasien mengalami
hemorroid grade IV

3 DS: Pasien menyatakan ada Kurang kontrol Gangguan pola


gangguan pola tidur, tidak bisa tidur tidur
istirahat tidur dengan cukup
karena nyeri, susah tidur, tidur
± 3-5 jam sehari
DO: Pasien terlihat kurang
tidur, lesu, lelah, dan ada
lingkaran hitam disekitar mata

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
2. Konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

D. INTERVENSI
1. Diagnosa I. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Tujuan
Melaporkan nyeri berkurang 2 4
Mampu mengontrol nyeri 2 4
Frekuensi nyeri berkurang 2 4
Tanda-tanda vital dalam batas normal 2 4
Menunjukkan ekspresi wajah tenang 2 4
Keterangan :
1: Tidak pernah menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
NOC : Pain level
Pain control
NIC : Paint management
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Ajarkan teknik non farmakologi
d. Tingkatkan istirahat
e. Monitor vital sign
f. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
g. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri
2. Diagnosa II. Konstipasi berhubungan dengan agen mekanis (hemorroid)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan frekuensi BAB kembali normal dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Tujuan
Mempertahankan bentuk feses lunak 2 4
Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi 2 4
Mengidentifikasi untuk mencegah konstipasi 2 4
Feses lunak dan berbentuk 2 4
Keterangan :
1: Tidak pernah menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
NOC : Bowel Elimination
NIC : Constipation Management
a. Monitor tanda dan gejala konstipasi
b. Monitor bising usus
c. Monitor feses : frekuesi, konsistensi dan volume
d. Dukung intake cairan
e. Kolaborasi pemberian laksatif
f. Ajarkan pengerutan otot abdomen untuk meningkatkan defekasi
4. Diagnosa III. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pola tidur terpenuhi dengan kriteria hasil :
indikator Awal Tujuan
Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam per hari 2 5
Pola tidur, kualitas dalam batas normal 2 5
Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat 2 5
Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan 2 5
tidur
Keterangan :
1: Tidak pernah menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Selalu menunjukkan
NOC : Pain level
NIC : Sleep Enhancement
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman
b. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien
c. Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
d. Monitor / catat kebutuhan tidur pasien
e. Anjurkan untuk mempertahankan aktifitas sebelum tidur seperti
menonton tv, membaca koran, dan lain-lain
E. IMPLEMENTASI
Tanggal DX Implentasi Respon Paraf
20-4-2017
O9.30 I,II Mengkaji KU KU pasien baik, kesadaran:
,III pasien composmentis,GCS: E4V5M6 Devi
Mengukur vital TD: 130 mmHg, N: 88x/menit,
sign RR: 18x/menit, S: 36,40C Devi
09.40 Mengkaji keluhan Pasien menyatakan nyeri
pasien didaerah anus, p: ada benjolan Devi
yang keluar dari anus, Q:
seperti ditusuk-tusuk, R:
daerah anus, S: skala 7, T:
nyeri ketika BAB. BAB susah,
fesesnya padat disertai darah
segar, BAB 2 hari sekali
dengan jumlah sedikit, sering
mengedan ketika BAB dan
tidak bisa istirahat tidur
dengan cukup karena nyeri.
09.45 I Melatih pasien Pasien mengikuti latihan nafas
nafas dalam untuk dalam Devi
mengurangi nyeri
09.55 II Menganjurkan Pasien responsif dan mau
pasien untuk melakukan anjuran perawat Devi
banyak minum
dan makan sayur
dan buah
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
10.00 II Memonitor bising Pasien mengikuti latihan
usus dan pengerutan otot abdomen.
mengajarkan Bising usus 15x/menit Devi
pasien latihan
pengerutan otot
abdomen untuk
meningkatkan
defekasi
10.25 III Mendiskusikan Pasien mengatakan lebih
dengan pasien nyaman tidur dengan posisi Devi
tentang teknik miring kanan atau miring kiri
tidur pasien
10.30 III Menganjurkan Pasien mengatakan sering
pasien untuk menonton tv jika susah tidur
menonton tv atau dan untuk hiburan Devi
membaca koran
apabila susah
tidur
10.40 III Menganjurkan Pasien mendengarkan anjuran
pasien dan perawat dan mengatakan
keluarga untuk lingkungan yang bersih, tidak Devi
menciptakan terang akan memudahkan
lingkungan yang untuk istirahat tidur
nyaman seperti
lingkungan
bersih,
lingkungan
kondusif (tidak
ramai)
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
21-4-2017
10.00 I,II Mengkaji KU KU: baik, kesadaran Devi
,III pasien :composmentis
Mengukur tanda- TD: 130/90 mmHg, N:
tanda vital 89x/menit, RR: 20x/menit, S: Devi
36,50C
10.15 I,II Mengkaji keluhan Pasien mengatakan nyeri
,III pasien didaerah anus, p: ada benjolan Devi
yang keluar dari anus, Q:
seperti ditusuk-tusuk, R:
daerah anus, S: skala 7, T:
nyeri ketika BAB
10.30 I,II Mengambil Pasien kooperatif
,III spesimen darah Devi
pasien
10.45 II Memonitor bising Bising usus 15x/menit, BAB
usus dan padat, nyeri saat BAB, hari ini Devi
memonitor feses sudah BAB 1 kali tapi sedikit
11.00 I,II Memberikan Pasien kooperatif, obat masuk
,III terapi injeksi sesuai terapi, tidak ada alergi Devi
ketorolak 30 mg,
ceftriaxon 1 gram,
ranitidin 50 mg
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
11.30 II Menganjurkan Pasien minum air putih dan
pasien banyak melakukan gerakan Devi
minum dan pengerutan otot abdomen
menganjurkan
pasien melakukan
pengerutan otot
abdomen dengan
mengangkut lutut
keadaan berbaring
ditempat tidur,
membalik dengan
sering dari satu
sisi kesisi yang
lain dan
telungkup
12.00 II, Memberikan Pasien responsif dan makan
III makan siang makanan dari rumah sakit Devi
dengan menu dari
rumah sakit dan
menganjurkan
untuk
menghabiskan
makanannya
13.00 I,II Merapikan Pasien merasa nyaman dan
,III lingkungan pasien istirahat Devi
tempat tidur
pasien dan
menganjurkan
pasien untuk
istirahat
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
14.00 I Menganjurkan Pasien melakukan nafas dalam
pasien untuk Devi
nafas dalam
15.00 II Memonitor bising Bising usus 15x/menit
usus pasien Devi
16.00 I,II Menyiapkan air Pasien menyeka badannya
,III seka pasien dan dibantu suami Devi
memberikan air
seka
17.00 I Memberikan Obat masuk sesuai terapi
terapi injeksi Devi
ketorolak 30 mg
19.00 II Memberikan obat Obat masuk sesuai terapi dan
fleet enema pasien merasa kesakitan saat Devi
melalui anus dimasukkan obat
20.00 II Mengkaji BAB Setelah diberikan obat fleet
pasien enema, pasien BAB dengan Devi
konsistensi lunak tapi sedikit,
nyeri saat BAB
20.10 I,II Melakukan EKG Pasien kooperatif
,III Devi
20.20 Memberikan Pasien dan keluarga
informed consent menandatangani informed Devi
consent
20.30 Memberitahu Pasien responsif dan
pasien untuk mengikuti aturan petugas Devi
puasa makan, kesehatan
minum mulai jam
24.00 WIB
sampai operasi
Tanggal DS Implementasi Respon Paraf
21.00 I,II Mengukur tanda- TD: 130/90 mmHg, N:
,III tanda vital 85x/menit, RR: 20x/menit, S: Devi
360C
21.15 Menciptakan Pasien merasa nyaman dan
lingkungan pasien istirahat Devi
nyaman dengan
membatasi
penunggu pasien
(1 orang) dan
menganjurkan
pasien untuk
istirahat tidur
22-4-2107
05.30 I,II Mengkaji KU KU: baik, kesadaran:
,III pasien composmentis Devi
Mengukur tanda- TD: 120/90 mmHg, N:
tanda vital 80x/menit, RR: 21x/menit,
S:36, 30C
05.45 I,II Mengecek kadar GDS: 235 mg/dl
,III gula darah pasien Devi
05.50 II Memberikan obat Obat masuk sesuai terapi
fleet enema Devi
melalui anus
06.00 I,II Memberikan baju Pasien kooperatif dan merasa
,III operasi dan tenang
menganjurkan
nafas dalam agar
pasien tenang
Tanggal DX Implementasi Respon Paraf
07.30 I,II Mengkaji keluhan Pasien mengatakan nyeri
,III pasien disaerah anus, P: ada benjolan
yang keluar dari anus, Q: Devi
seperti ditusuk-tusuk, R:
daerah anus, S: skala 7, T:
nyeri sat BAB
07.40 II memonitor feses Setelah melakukan pengerutan
otot abdomen dan obat fleet
enema masuk pasien BAB Devi
dengan feses lunak dan jumlah
yang lebih banyak dari
sebelumnya
08.00 III Mengkaji tidur Pasien bisa tidur dengan cukup
pasien dari jam 22.00 WIB - 05.00 Devi
WIB
08.30 I,II Mengantar pasien Pasien terlihat berdoa
,III keruang IBS Devi
lantai 3 RSUD
Prof. Dr.
Margono
Soekarjo
10.15 Menjemput Pasien terlihat tenang
pasien di IBS dan Devi
balik ke ruang
perawatan
F. EVALUASI
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
20-4-2017 I S: Pasien mengatakan nyeri di daerah anus
P: Ada benjolan yang keluar dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7
T: Nyeri ketika BAB
O: Pasien tampak menahan nyeri
A: Masalah nyeri belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Melaporkan nyeri 2 4 2 Devi
berkurang
Mampu 2 4 3
mengontrol nyeri
Frekuensi nyeri 2 4 2
berkurang
Tanda-tanda vital 2 4 3
dalam batas
normal
Menunjukkan 2 4 3
ekspresi wajah
tenang
P: Lanjutkan intervensi :
Kaji nyeri secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Monitor vital sign
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
II S: Pasien mengatakan susah BAB, fesesnya
padat disertai darah segar, BAB 2 hari sekali
dengan jumlah sedikit
O: Pasien belun BAB, perut teraba keras
A: Masalah konstipasi belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Mempertahankan 2 4 2
bentuk feses lunak Devi
Bebas dari 2 4 2
ketidaknyamanan
dan konstipasi
Mengidentifikasi 2 4 2
untuk mencegah
konstipasi
Feses lunak dan 2 4 2
berbentuk
P: Lanjutkan intervensi:
Monitor bising usus
Monitor feses: frekuensi, konsistensi, dan
volume
Dukung intake cairan

III S: Pasien menyatakan ada gangguan pola tidur


tidak bisa istirahat tidur dengan cukup karena
nyeri di anus
O: Pasien terlihat kurang tidur, lesu, lelah
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi Devi
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
Indikator Awal Tujuan Akhir
Jumlah jam tidur 2 5 2
dalam batas
normal 6-8 jam
per hari
Pola tidur, 2 5 2
kualitas dalam
batas normal
Perasaan segar 2 5 2
sesudah tidur atau
istirahat
Mampu 2 5 2
mengidentifikasik
an hal-hal yang
meningkatkan
tidur
Lanjutkan intervensi :
Ciptakan lingkungan nyaman
Monitor kebutuhan tidur pasien

21-4-2017 I S: Pasien mengatakan nyeri di daerah anus


P: Ada benjolan yang keluar dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus
S: Skala 7 Devi
T: Nyeri ketika BAB
O: Pasien terlihat gelisah, menahan nyeri, TD:
130/90 mmgHg, N:85x/menit, RR: 20x/menit, S:
360C
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
A: Masalah nyeri belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Melaporkan nyeri 2 4 2
berkurang
Mampu 2 4 2
mengontrol nyeri
Frekuensi nyeri 2 4 2
berkurang
Tanda-tanda vital 2 4 2
dalam batas
normal
Menunjukkan 2 4 2
ekspresi wajah
tenang
P: Lanjutkan intervensi :
Kaji nyeri secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Monitor vital sign

II S: Pasien mengatakan susah BAB dengan


konsistensi lunak dengan jumlah sedikit, nyeri
saat BAB
O: Pasien terlihat nyaman, bising usus
15x/menit, nyeri saat BAB, pasien sudah BAB Devi
A: Masalah konstipasi belum teratasi
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
Indikator Awal Tujuan Akhir
Mempertahankan 2 4 3
bentuk feses lunak
Bebas dari 2 4 3
ketidaknyamanan
dan konstipasi
Mengidentifikasi 2 4 3
untuk mencegah
konstipasi
Feses lunak dan 2 4 3
berbentuk
P: Lanjutkan intervensi:
Monitor bising usus
Monitor feses: frekuensi, konsistensi, dan
volume
Dukung intake cairan

III S: Pasien menyatakan ada gangguan pola tidur


tidak bisa tidur siang, tidak bisa istirahat dengan
cukup
O: Pasien terlihat lelah, kurang tidur, nyeri di
anus Devi
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
Indikator Awal Tujuan Akhir
Jumlah jam tidur 2 5 2
dalam batas
normal 6-8 jam
per hari
Pola tidur, 2 5 2
kualitas dalam
batas normal
Perasaan segar 2 5 2
sesudah tidur atau
istirahat
Mampu 2 5 3
mengidentifikasik
an hal-hal yang
meningkatkan
tidur
Lanjutkan intervensi :
Ciptakan lingkungan nyaman
Monitor kebutuhan tidur pasien

22-4-2017 I S: Pasien mengatakan nyeri di daerah anus


P: Ada benjolan yang keluar dari anus
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah anus Devi
S: Skala 6
T: Nyeri ketika BAB
O: Pasien menahan nyeri, TD: 120/90 mmgHg,
N:80x/menit, RR: 21x/menit, S: 36,30C
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
A: Masalah nyeri belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Melaporkan nyeri 2 4 3
berkurang
Mampu 2 4 3
mengontrol nyeri
Frekuensi nyeri 2 4 2
berkurang
Tanda-tanda vital 2 4 3
dalam batas
normal
Menunjukkan 2 4 2
ekspresi wajah
tenang
P: Lanjutkan intervensi :
Kaji nyeri secara komprehensif
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Monitor vital sign

II S: Pasien mengatakan sudah BAB setelah


dimasukkan obat fleet enema dengan konsistensi
lunak, jumlah feses lebih banyak dari
sebelumnya
O: Pasien terlihat nyaman, pasien sudah BAB, Devi
bising usus 15x/menit, pasien terlihat tenang.
A: Masalah konstipasi teratasi
Tanggal DX Catatan perkembangan Paraf
Indikator Awal Tujuan Akhir
Mempertahankan 2 4 4
bentuk feses lunak
Bebas dari 2 4 4
ketidaknyamanan
dan konstipasi
Mengidentifikasi 2 4 4
untuk mencegah
konstipasi
Feses lunak dan 2 4 4
berbentuk
P: Pertahankan intervensi:
Monitor bising usus
Monitor feses: frekuensi, konsistensi, dan
volume
Dukung intake cairan

III S: Pasien menyatakan tidurnya cukup dan


merasa segar setelah tidur.
O: Pasien terlihat segar, tidur dari jam 22.00-
05.00)
A: Masalah gangguan pola tidur teratasi Devi
Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf
Indikator Awal Tujuan Akhir
Jumlah jam tidur 2 5 5
dalam batas
normal 6-8 jam
per hari
Pola tidur, 2 5 5
kualitas dalam
batas normal
Perasaan segar 2 5 5
sesudah tidur atau
istirahat
Mampu 2 5 5
mengidentifikasik
an hal-hal yang
meningkatkan
tidur
Pertahankan intervensi :
Ciptakan lingkungan nyaman
PEMERINTAH PROPINSI ]AWA TENGAH
RUMAH SAKrr UMUM DAERAH (RSUD)
PROF. Dr, MARGONO SOEKARIO PURWOKERTO
Jalan Dr. Gumbreg nomor 1 Telepon 632708 Fac. 531015 Purwokerto
Email : rsmarqono@jatenqprov,go.id

Puruokerto, /2 Januari 20L7

Nomor 42olN/ra filzoL7 Kepada:


Sifat Biasa . Yth. Ketua Prodi D3 Keperwatan
Lampiran Poltekkes Kemenkes Semarang
Perihal IjinPengambilan data Di-
an, Devi Lianatama Purwokefto

Menanggapi surat saudara tanggal 9 Januari 20L7 nomor :


D1.02.02.2.1.0016 perihal : Ijin Pengambilan data di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Punvokerto, pada prinsipnya kami tidak keberatan dan
mengijinkan permohonan tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Mematuhi peraturan yang berlaku di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo


Punryokefto;
2. Menanggung semua biaya Pengambilan data sebesar Rp.75.000,-/mahasis-
wal bulan lunit (sesuai Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 th. 2013
yang berlaku)
3. Pengambilan data tentang Askep Konstipasi pada Ny. X / Tn. X dengan
l-iemorroid di R.uanq Kenanqa R.SUDii"of, Qr.Margono Soekarjo Punruokerto
dilaksanakan tanss-at O/ ^ r
4" Melapor ke Bidang
7 Yl tt/. />
Perididikan dan
^
Penelitian RSUD Prof, Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto sebelum pelaksanaan Pengambilan data pada jam
dinas.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima


kasih.

NIP,
Tembusan Kepada Yth. :

1. Ka. Subag. Rekmed;


2. Ka. IRNA II;
3. Arslp
PEMERINTAH PROPINSI ]AWA TENGAH
RUTIIAH SAXTT UMUM DAERAH (RSUD}
PROF. Dr. MARGOilO SOEKAR O PURWOKERTO
Jalan Dr. Gumhdg nomor I Telepon 632708 Fac.631015 Purwokefto
Email :

Purwokerto, /7- April 2017


Nornor t, 4201/a8Ql /W pAfi K€indi r
Slfat : Biasa YSr. Ka. Prcdi Keperawatan
Lampiran Pottekkes Kemenkes Semamng
Perihal : Ilin Pengambllan lCfI Dl-
an. Rlnaldhl Adha hrnrolrerto

Menanggapi surat saudara tanggal 27 Januari ZALT nomor :


DL.02.02.2.1.054 perihal : Ijin Pengambilan Kn di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto, pada prinsipnya kami Udak keberatan dan mengijinkan
pennohonan tersebut dengan k&nfuan sebagai berikut :

1. Mematuhi peraturan yang berlaku di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo


furwokerto;
2. Menanggung semua biaya Pengambilan KTI sebesar Rp.100.000r I
mahasiswal bulan (sesuai Penahrran Gubernur Jawa Tengah No. 52 th,
2013 yang berlaku)
3. Pengambilan KTI Di RSUD Prof. Dr. Margono Soelorjo Punruokerto
dilaksanakan bnggal
4. Melapor ke Bidang Pendidikan dan Penelitian RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto sebelum pelakanaan Pengambilan KTI pada jam
dinas.
5. Me*yerahkan hasil pereliHan yang telah disahlon.

Demikian ahs perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima


kasih.

RSUD Prof. Dr. Marono Soekarjo


dan Pendidikan
Or)\
\zr

{
98602 2 001
Tefnbusan Kep?da YLh. :
1. lGbid. FeraraaBn;
2. Ka. IRNA I;
3. IG. IRNA II;
4. IG. IMP I;
5. Arsip
KEMENTRIAN KESEHATAN R.I
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
f*:\
Mersi Purwokerto Timur Telpon/Fax. 028 I -62796 I Purwokerto 53 I 0 I , $GS
CedrflcrteNo.

Nomor Dt,02.02,2 l.0t{ 27 lanuari2AlT


Lampiran I set

Perihal

Kepada Yth. Direktur RSUD Prot. DR Margono Soekardjo Purrvokerlo


Jl. Dr. Gumbreg No 1

Di - Purwokerto

Dengan hormat,

Diberitahukan bahwa mahasrsrva Program Studi DIII Keperar.vatan Purrvokerto. .lnrusan


Keperawatan Politekni.k Kesehatan Kemenkes Semarang Tahun Ajaran 2016-2017 an,.
5/
Rinaldhi Adha dkk (62Mahasiswa) bermaksud pengambil Kasus dalam rangka penyusunan
Karya Tulis IImiah (KTI) seperti terdaftar dalam lampiran,

Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian dan kebijaksanaann),a diucapkan terima kasih.

Keperawatan Purrvokefto.

Ternbusan Yth;
I. Pertinggal;-
I DATA MAEASISWA PSNCAMBILAN KASUS KTI
DR MARGIONO SOEKARTIJO puRwoKERTO
I _ R.SUD PR.OF.
I PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PIIRIYOKERTO, JURUSAN KEPERAWATAN
FOI,ITEIU$K ItrSEHli,T:IN KIMENKE S SEMARAITIG
TAEUN 2016-2017

No. Natna NIM Judul


1. Rinaldhi Adha P1337420214A57 Asuhan ts^eperawatan Gangguan Citra
Tubuh pada TnA{y.X di Ruang X RSUD
Prof. Dr Margono Soekardjo Purwokerto
f 2. ) Devi Lianatama P133742A214005 4qulau Keperawatan Konmpasi
Ny/Tn.X dengan Hemoroid di Ruang X
RSUD Prof. Dr Margono Soekardjo
P,uTwo-kerto

3. Putri Sadeffi P13374202t4049 Asuhan Keperawatan Gangguan lvtenetan


pada Klien dengan Stroke Non
Hemoragik di Ruang Cendana RSUD
Prof. Dr Margono Soekardjo purwokerts

4. Ungkas Herlambang P1337420214060 Asuhan Keperawatan Penurunan Curah


Jantung pada Pasien Congestif Heart
Failure di Ruang X RS{.ID prof. Dr
Margono $pskftrdj o prr$y.okerto

5. Rini Yuliyani P1337420214046 Asuhan Keperawatan Intoleransi


Alr*ivitas pada Klien dengan Cangestif
I:{eart Failure (Cf#) di RSUD prof. Dr
Margono Soekardjo Purwokerto

6. Devi Meingtyas P1337420214048 Asuhan Keperawatan----Hambi6l


Mobilitas di
Tempat Tidur pada Klien
dengan Post Op ORIF Fraktur Femur di
Ruang Seruni RSUD Prof. Dr Margono
Soekardjo Purwokerto

7. Novita tsella Inayah P1337420214004 Aiuhan Keperawatan Ketidakefektifan


Bersihan Jalan Nafas pada pasien TBC di
$UanS Cenda& RSUD Prof. Dr Margono
Soekardjo Purwokerto

-t'itriana Khoirunnisa P1337420214019 Asuhan Keperawaftiir Nferi Akiit


U.

Pasien Pre dan Post Operasi Fraktur


effi
Femur di Ruang Seruni RSUD prof. Dr
fuIargono Soekardj o Purwokerto

9. Rizal Achmad P1337420214036 Asuhan Keperawatan Gangguan persepsi


Nurdiyanto Sensori Penglihatan Pasien Tn.X dengan
Katarak di RSLI0 Prof. Dr Margono
Soukardjo Furwskerto

10, Dini Indah P1337420214098 Asuhan Keperawatan Kekurangan


Rahmawati Yolume Cairan pada Ny. X dengan Diare
Akut di Ruang Mawar RSUD Prof. Dr
Margono Soekar$o Purwokerto
No. Nama NIM Judul
11. Eka Pujilestari
t Pt33742021,4027 Asuhan Keperawatan Inkontinenisa Urin
Fungsional pada Tn. X
dengan Post
Operasi Benigna Prostatic l{lperplasta
(BPH) di RSIJD Prof. Dr Margono
Soekardio Purwokerto
t2" Irma Istiqomah P133742A214044 Atutran Keperawatan Risiko Jatuh pada
Wardani Klien dengan Katarak di Ruang Seruni
RSUD Frsf, DrMargono Soekardjo
Pur,vokerto
13." Tri Utami P1337420214108 Asuhan KePerawatan Gangguan
Eliminasi Urine pada NY' X
de4gan
Gaga[ Giojal Kronik di RSUD Prof. Dr
lvlargono Soekardi o Purwokerto
14. Rizal Fathurohman igtzqzo2t4i04 Asuhan Keperawatan Defisit Perdwittttil
Diri: Makan pada Pasien Stroke Non
Hemoragik di RSIID Prof. Dr Margono
Soekardo Purwokerto

15.', Nur Elisa Apriliani P133?4202t4412 eiuhan Keperawatan Risiko


inkontinensia Urine Dorongan pada Tn.
X dengan Post Operasi Benign Prostatic
Hyperptasia @PH) tndikasi
Traraurethral Resectian of The Prostat
(TURP) di RSUD Prof, Dr Margono
Soekardj o Purrarokerto

16. ElaTriana P1337*20214058 Effian Keperawatan Ketidakefektifan


Pola Nafas pada Ny. X dengan Asma
Bronkhiale di Ruang X RSUD Prof. Dr
Margono So ekardlj o Pur'fuokerto

17, Asgidt !"ind,a P1?374?9:214977 Asuhqft KppSr.awAIan An$i"e-tas Kpme' iaft


Evangelista pada Ny. X dengan Gagal Ginjal Kronik
di RSUD Prof Dr Margono Soekardjo
Purwokerto

18. Dodi Setiadi P1337420214071 nsutran Keperawatan Ris_rk1_Disfungsi


Neurovaskuiar Perifer pada Kasus Post
Operasi Fraktur Femur di Ruang Seruni
RSUD Prof, Dr Margono Soekardjo
Purwokerto

19, Linggar Dwi Utami P13374202140s6 Asuhan Kcperawatan Integritas Jaringan


pada Pasien Ca Mamrnae di Ruang
Bougenville RSUD Prof' Dr Margono
Soekardio Purwokerto
24. Sekaring Tyas P1337420214034 Asman Keperawatan Hambatan Berjalan
'Kiisnarini dengan Ringe Of Mott'on Pada Tn. X
dengan Diagnosa Stroke Non Hemoragik
di Ruang X RSTID Prof. Dr Margono
Soekardio Purwokerto
21. Yeni Endahsari P133742A214089 Asuhan Keperawatan Kerusakan
Iiir6$ies. Kuli'f prid6Ny: A deaglifi{Jlktrls
Diabetes Melitus di Ruang X RSUD Prof.
"t-.
Dr Margono Soekardjo Purwokerto
No. Nama MM Judul
22. Novi Indarti P1337420214095 Asuhan Keperawatan Retensi Urin pada
Tn. X dengan Benigna Prostat
Hiperplasia (BPH) di RSUD Prof Dr
Margono Soekardj o Purwokerto

23 Zakiyah P1337420214067 Asuhan Keperawatan Kecemasan


Fukhrotunnisa dengan Pre Operasi Kanker Scrviks pada
Ny. X Di Ruang Bougenvile RSUD Prof,
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

24. WindaPuti P133?420214078 Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan


Nugrahaeni Pertirsi Jarihgan Perifer Pada Ny. X
dengan Post Sectio Caesarea dengan
Indikasi Preeklamsia Berat Di RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

2s. Meiyana Rospriyani Pt337420214092 Asuhan Keperawatan Risiko Gangguan


Perlekatan Ibu dan Bayi Prematur
(Bounding Attachmenr) pada Ny. X Post
Partum dengan Sectio Caesarea di Ruang
Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono
$o'ekarjo'Funro'kefio

26. Iaayatul Miitidhah P1337424214Afi Asuhan Keperawatan Risiko Cedera pada


Post Partum dengan Seetio Caesarea dt
Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr.
[4ar.gono Eoekarjo punrokerto

27. Risa Mariska P1337420214043 Asuhan Keperawatan Risiko Asfiksia


pada Bayr Baru Lahir Ny. X dengan
Prematur di Ruang VK RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarj o Purwokerto

28. Yeni Pratiwi P1337420214107 Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan


Performa Peran pada Ibu Post SectiO
Caesarea di Ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

29. AlmaUntara P13374242140s2 Asuhan Keperawatan De{isit Perawatan


Agnesia Mumthanah Diri Mandi : Vulva Hygine pada Ny. X
dengan Post Sectio Caesarea llari ke-l di
Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto

30. Jaetun Chasanah Pt337420214013 Asuhan Keperawatan Risiko Infeksi pada


Ibu Post Partum dengan Ketuban pecah
Dini di Ruang Flamboyan RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

3t. Dyah Meitasari Y1337424214053 Asuhan Keperawatan Disfungsi Seksual


pada Ny. X dengan Kanker Serviks di
Ruang Bougenvile RSUD Prof. Dr.
MaYgofio' I sekafjo Fuf{,rrokdfro

!1-,
No. Nama MM Judul
32. DinarNuning P133742A214A7s Asuhan Keperawatan Keletihan dengan
Prasasti Post Sectio Caesarea Hari ke-l dengan
Inclikasi Parhrs Lama pada Ny.X di
Ruang X RSUD Prof. Dr. Ivlargono
Soekarjo Purwokerto

33.; UnikNurocmah P13374202141t5 Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan


Pemberian ASI pada Ny. X PsAo Posr
Sectio Caesarea dengan Indikasi Ketuban
Pecah Dini di Ruang Flamboyan RSUD
Frof Dr, Margono Soekarjo Purwokerto
34.. Febriar Laidhoyasi P133742A214029 Asuhan Keperawatan Persiapan
Meningkatkan Pemberian ASI pada
Primipara di Ruang Flamboyan RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

35. Nina }lerlina P1337420214055 Asuhan Keperawatan Hambatan


Mobilitas Fisik pada Ny. X dengan Posf
Sectio Caesarea Hari ke-2 atas Indikasi
Pre Eklamsi Berat di Ruang Flamboyan
RSUD Frof,. Dr. Margono Soekajo
Purwokerto

36. Lutfia.&bdunisa P1337420?14119 Asuhan Keperawatan Resiko Perdarahan


Pervaginam Post Partum pada Ny. X
,dengan Biwayat Pre Eklarnsia di Ruang
Flamboyan R.gLiD Frofl Dr. Margouo
Soekarjo Purwokerto

37. Amalia Rizka Tifani P13374242.14002 Astrhaii Keperawatan Hipotermi pada


bayi Ny. X dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) di Ruang Melati RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

38. Resita Herliani Pr337420214031 Asuhan Keperawatan Diskontinuitas


Pembsrian ASI pada By. Ny. X dengan
Prematur di Ruang Melati RSt D
Margono Soekarj o Furwskerto

39. Komala Puji Lestari P133742A214105 Asuhan Keperawatan Ikterik Neonatus


pada tsayi X dengan Hiperbiltzubinemia
di Ruang Melati RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarj o PurWokerto

40. Rizki Wulandari P13374202t4037 Asuhan Keperawatan Kelebihan Volume


Cairan pada Ibu Hamil dengan
Preeklampsia Berat di Ruang Flamboyan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto
MM
P133742A214011 Asuhan Keperarvatan Kpsiapan
\ ningkarkan Harapa-n pada Tn.X
fe
dengair Post Amputasi di Ruang Mawar
RSLD Prof. &. Margono Soekarjo
rPrgtrnr.nl-+rta
r I valva tv

Lizzatul Munajah A. P1337420214080, Pengelolaan Keperawatan Keputusasaan


i prOu Tn.X dengan Gagal Ginjal Kronik di
RStiD Prof. dr.
Uti Diyan Pangestu P133742A214073 Pengelolaan Keperawatan lnsomnia pda
Pasien X dengan Pre Operasi BPH di RS
Mar
Sapto Dwi Saputro lpt3374Z0Zt403S Asuhan Keperawatan Distes Spiritu,al.
nedn Jr]rr Y r{paaan
svr.a$r^ If o-L-o. D..,,,J^-^
arsBvl r aJ ur.J4r cr
Stadium fV di Rusng X RSUD Prof. dr.

Aoneq MnhorrliL"
4 r .*u$t yrrt9
t)l jj
{l tarrin
t1lvz 11i.iuif
tAl E
Asuhan Keperawatan Gangguan Poia
Daryani Tidur pada An. X dengan Asma Bronkial
di Ruang Aster RStm Prof- Dr. Margono
Soekarto Purwokerto
Mei PujiUtami PI33742021418i i Asuhan Keprawatan Risiko Aspirasi
I pada An. X dengan Kejang Demam di
I

Ruang Aster RSIJD Prof. Dr. Margono

47. I Risna Meida P133742A214045 Ketidakseimbangen Nutrisi Kurang dari


Kebutuhan Tubuh pada An. X dengan
Thypoid di RSUD Prof. Dr. Margono

Novi Kumiawati P133742A214068 Risiko Perturnbuhan Tidak Proporsional


pada An- X dengan Gizi Buruk di Ruang
Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Pur*'okerto
rur&,oKefto
49 Ainun Zulfa P133742ti214A72 Aslrh-
Setyamien Termoregulasi pade An. X dengan
Demam Tifoid di Ruang X R.SUD Prof
vl . I-\,fa*n^-^
T-\r e^^l-^-;^ l(J|
rvlst livlrv u!|!t\4r
50. Dinda Annisa P133742A214025 Asuhan Keperawatan Hipertermi pada
Asminteri An. X dengan DIIF di Ruang Aster
RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo
Purwokerto
51. Yanuar Bagus P1337420214rc2 Asuhan Keperawatan Diare pda AilX
Santosa dengan Gastroenteritis Akut di Ruang
Aster RSUD Prod, Dr, Margono $oekarjo
Purwokerto

,"t-_-----t +r
- -_
rurwu[trrtu, /,t ?
Januilrl /.vl I
i Keperawatan Purwokerto

23 r98so3 zao2
KEMENTRIAN KESEHATAN R.I
roLTTEKNTKKEsEHATAN sEMARANG
PROGRAM STTIDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERT@ IT' I I ,X,
ffi
i-g-l
I

Mersi Purwokerto Timur Telpon 0281-637356 Fax A28t-627g61- SG$ l'^HH* |

Certif icate tuo. lmg hZBs


Ptrwokerto 53101

SURAT KETERANGAN PENGAMBILAN KASUS

Bahwamahasiswa dibawah ini :

Nama : Devi Lianatama


Nim :P133742A214005
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Konstipasi Ny. S dengan Hemorroid di Ruang
Paviliun Soeparjo Rustam II RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto

Telah menyelesaikan pengambilan kasus untuk ponyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan sebenar-benarnya.

Purwokerto, 26 April 2017


RSUD. Prof, Dr. Margono Soekarjo Purvokerto Pembimbing Klinik
Diklit I

1010 NIP. i97403121994031 008


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Devi Lianatama


2. NIM : P1337420214005
3. Tanggal Lahir : 26 Januari 1996
4. Tempat Lahir : Banyumas
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah :
a. Keluraan : Ds. Lemberang RT 01 RW IV
b. Kecamatan : Sokaraja
c. Kabupaten : Banyumas
d. Provinsi : Jawa Tengah

7. No. HP : 085747392253

8. E-mail : Devilianatama@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Pertiwi Lemberang, lulus tahun 2002


2. SD N Lemberang, lulus tahun 2008
3. SMP N 1 Sokaraja, lulus tahun 2011
4. SMA N 1 Sokaraja, lulus tahun 2014
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIII I{EPER.4.WATAN PURWOKERTO
JURUSAN KEPEBAWATAI{ . POLITE}O{TK KESEIIATAN SEMARANG

Nama Mahasiswa Devi Lianatama


NIM P1337420214005
Nama Pembimbing Munjiati, $. Kep., Ns,. MF{
Judul KTI Asuhan KepErawatan Konstipasi Ny.S dengan pre Operasi
Hemoroidektomi Di Ruang Paviliun Soeparjo Ru$arn II
RSII,D.Prof. Dr. Margono Soekarjo purwokerto

Harl/ Tanda Tangan Monitor


No Materi Saran
Tanggal
Bimbingan Pernbimbing Kaprodi
I Selasa Pengajuaxr ACC

2
t3/t2t2106

Senin
judul KTI

Bimbingan Tarnbah refrerensi


b l^
t9/12/2A16 BAB I
Pendahuluan
terbaru
p t,
3 Selasa Bimbingan Carilah inovasi untuk
271r2t2016 BAB I latar belakang

4 Kamis
Pendahuluan

Bimbingan Pengutipan
fr I
h
29/t2/20r6 BAB I,II dibenarkan lagi

5 Rabu Bimbingan Perbaiki latar


fi h
4fit20t7 BaB L II, dan belakang, sampen
m ditambah
karakteristiknya
6 Rabu Bimbingan ACC
lgnnan BAB I, II, dAN

iII
7 Kamis Bimbingan ACC

8
79nlzAfi

Kamis
Power point

Bimbingan Revisi sesuai arahan


br k
27AtzAr7 askep kelolaan 4U [o'
9 Jumat Bimbingan ACC
5lsl2at7 askep kelolaan
p ln'
10 Senin Bimbingan Tambahkan referensi {L
BAB W
81512017 di pembahasan
tp {^
1t Rabu Bimbingan. BAB TV ACC
t0l5l20t7 BAB IV dan BAB V tambahkan
BAB V analisis di simpulan t
L
t2 Jumat Bimbingan Tambahkan saran
/.

13
w5DAr7
Senin
BAB V
Bimbingan
untuk pasien

ACC
tu l/t,

t5l52At7 BAB I,II, UI,


[v, v ln,
T4 Selasa Bimbingan ACC
rc/5DAt7 power point
I'/a
lb
Purwokerto, l(u Mei zot-l
Ketua Program Studi DIII

Anda mungkin juga menyukai