Anda di halaman 1dari 136

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KONFLIK PERAN ORANG


TUA DENGAN SINGLE PARENTDALAM PENGASUHAN PADA
An. R DI RT 05 RW 05 DESA MERSI KABUPATEN BANYUMAS

KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

RIZQI AJENG PAMBUDIARTI


NIM. P1337420214117

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017

i
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KONFLIK PERAN ORANG


TUA DENGANSINGLE PARENTDALAM PENGASUHAN PADA
An. R DI RT 05 RW 05 DESA MERSI KABUPATEN BANYUMAS

KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

RIZQI AJENG PAMBUDIARTI


NIM. P1337420214117

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,


Nama : Rizqi Ajeng Pambudiarti
NIM : P1337420214117
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil laporan kasus yang saya
tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan
merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil laporan
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, 24 Mei2017
Yang membuatpernyataan

Rizqi Ajeng Pambudiarti

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hasil laporan kasus oleh Rizqi Ajeng Pambudiarti, NIM P1337420214117,


dengan judul Asuhan Keperawatan Konflik Peran Orang Tua Dengan Single
ParentDalam Pengasuhan Pada Anak An. R Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi
Kabupaten Banyumas ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Purwokerto,24Mei 2017
Pembimbing

Taat Sumedi, S.Kep.,Ns.,M.H.


NIP. 19660115 199803 1 001

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Hasil Laporan Kasus oleh Rizqi Ajeng Pambudiarti, NIM


P1337420214117, dengan judul Asuhan Keperawatan Konflik Peran Orang
Tua Dengan Single ParentDalam Pengasuhan Pada Anak An. R Di Rt 05 Rw
05 Desa Mersi Kabupaten Banyumastelah dipertahankan di depan Dewan
Penguji pada tanggal.Mei 2017

Dewan Penguji
Ulfah Agus Sukrilah, S.Kep.,M.H. Ketua Penguji (.......................................)
NIP. 19770807200112 2 002

Ani Kuswati, S.Kep., Ns., M.H. Anggota (...........................................)


NIP. 19740323 199803 2 002

Taat Sumedi, S.Kep.,Ns.,M.H. Anggota (...........................................)


NIP.19660115 199803 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi
D III Keperawatan Purwokerto

Walin, SST., M.Kes.


NIP. 19650423 198803 2 002

v
MOTTO HIDUP

1. Keridhaan Allah SWT ada pada keridhaan orangtua dan kemurkaan Allah
SWT ada pada kemurkaan orang tua.
2. Kesuksesan bukan suatu kebetulan belaka
3. Jangan tanyakan apa yang negara mu berikan terhadap mu, tapi tanyakan apa
yang sudah kamu berikan kepada negara mu.

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat


limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir jenjang pendidikan DIII Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Semarang
Program Studi Keperawatan Purwokerto.
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta, Budi Raharjo dan Ruhyana Ulfah Nihayati yang tak
henti-hentinya memberikan motivasi dalam mengerjakan tugas akhir ini dan
doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan anak-anaknya.
2. Sahabat dekatku(Faroqi Muchlis) sebagai penyemangat dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
3. Teman-teman seperjuangan tingkat 3, khususnya tingkat 3B semoga
kebersamaan dan kekompakan selama menuntut ilmu selalu diingat hingga
kapanpun.
4. Adik-adik tingkat I dan II, selamat berjuang dalam menuntut ilmu dan tetap
semangat sampai tercapai semua cita-cita tercapai.
5. Institusi Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes
Semarang dalam rangka sumbangsih tambahan gudang ilmu di Perpustakaan.
6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan laporan ini.

vii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus tentang
“Asuhan Keperawatan Keluarga Konflik Peran Orang Tua Dengan Single
Parent Dalam Pengasuhan Pada Anak An. R Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi
Kabupaten Banyumas” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Laporan
hasil kasus ini disusun sebagai Tugas Akhir Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto.
Dalam penyusunan laporan hasil ini penulis telah banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan, motivasi serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mnengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Sugiyanto, S.Pd, M.App. Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Putrono, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Semarang.
3. Walin, SST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Purwokerto.
4. Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H. selaku Dosen Pembimbingyang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan hasil laporan kasus ini sebagai
Tugas Akhir dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III.
5. Supadi, M.Kep.,Sp.,MB. Selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan motivasi serta bimbingan.
6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto yang telah membantu dalam penyusunan hasil laporan kasus
sebagai Tugas Akhir dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III.

viii
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan hasil
laporan kasus ini, maka dari itu masukan dan saran yang bersifat membangun
diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan hasil laporan kasus ini. Penulis
berharap hasil laporan kasus tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan dan khususnya untukAsuhan Keperawatan Konflik Peran Orang Tua
Dengan Single ParentDalam Pengasuhan Pada Anak.

Purwokerto,24 Mei 2017

Penulis,

Rizqi Ajeng Pambudiarti


NIM. P1337420214117

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ........................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................... 3
C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga dengan Single Parent
pada Anak ..................................................................................... 5
B. Konsep dasar konflik peran orang tua......................................... . 6
C. Konsep Asuhan Keperawatan ....................................................... 8
1. Pengkajian .............................................................................. 8
2. Perumusan Masalah ............................................................... 8
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga ..................................... 8
4. Implementasi........................................................................ .. 9
5. Evaluasi................................................................................. 10
BAB III METODA PENULISAN .......................................................... 12
A. Metoda Penulisan .......................................................................... 12
B. Sampel........................................................................................... 12
C. Lokasi ............................................................................................ 12
D. TeknikPengumpulan Data ............................................................. 13
E. Analisis ......................................................................................... 13

x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................ 14
B. Pembahasan ................................................................................ 20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 27
B. Saran ............................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan Konflik peran orang tua


Lampiran 2 : Leaflet Konflik peran orang tua
Lampiran 4 : Satuan Acara Penyuluhan Peran Keluarga dalam perkembangan
pola asuh anak Usia 6 Tahun
Lampiran 5 : Satuan Acara Penyuluhan Peran Pengasuhan Anak Usia 6 Tahun
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan Pengasuhan Anak Usia 6 Tahun
Lampiran 7 : Satuan Acara Penyuluhan Dukungan Sosial Orang Tua pada Anak
Lampiran 10 : Lembar bimbingan
Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Umumnya suatu keluarga terdiri dari ayah, atau suami, ibu atau isteri
dan anak-anak. Di dalam kehidupan keluarga, ayah dan ibu memiliki peran
sebagai orang tua dari anak-anak. Keutuhan orang tua (ayah-ibu) dalam
sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak memiliki dan
mengembangkan diri. Keluarga yang utuh memberikan peluang besar bagi
anak untuk membangun kepercayaan terhadap kedua orang tuanya, yang
merupakan unsur esensial dalam membantu anak memiliki dan
mengembangkan diri. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan
perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketiadaan
ayah atau ibu tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis.
Namun di dalam masyarakat masih terdapat banyak fenomena salah
satunya adalah semakin meningkatnya keberadaan orang tua tunggal atau
yang lazim disebut dengan istilah “Single Parent”.
Keluarga dengan Single Parent adalah keluarga yang hanya terdiri
dari satu orang tua yang dimana mereka secara sendirian membesarkan anak-
anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasanganya dan hidup
bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah (Layliyah, 2013).
Dengan adanya kasus Single Parent akan menimbulkan suatu konflik
yang akan berpengaruh terhadap pola asuh orang tua terhadap anggota
keluarganya, terutama pada anaknya. Pola asuh terhadap anak yaitu
menyebabkan ibu atau ayah menjadi kurang mampu mengatasi kehidupan
anaknya sehari-hari. Akibat yang lain, muncul serentetan kasus seperti

1
2

tindakan-tindakan yang semestinya tidak perlu terjadi. Misalnya, soal makan


dianggap sepele, makan tidak pada waktunya, tidur tidak teratur (Save, 2013)
Ketika seorang anak kehilangan sosok ayah atau ibunya, ia akan
merasakan kesedihan yang begitu mendalam merasa putus asa. Pola asuh
orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan
kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai
kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Ketika
seorang anak kehilangan sosok ayah atau ibunya, ia akan merasakan
kesedihan yang begitu mendalam merasa putus asa. Jika hal yang sedemikian
rupa dibiarkan dan tidak adanya usaha untuk menenangkan dan
menyembuhkan luka hatinya, maka si anak akan mengalami kelainan jiwa,
depresi, bahkan akan melakukan tindakan menyimpang. Disinilah peran pola
pengasuhan ayah dan ibu diperlukan dalam membimbing, mendidik,
mengarahkan dan berperan ganda sebagai sosok seorang ayah dan seorang
ibu (Anonim, 2009)
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan
Single Parent biasanya akan mengalami konflik peran yang akan berdampak
pada anak. Salah satunya adalah pola pengasuhan orang tua.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, maka penulis tertarik untuk
mengangkat laporan kasus “Asuhan Keperawatan Keluarga Konflik Peran
Orang Tua Dengan Single Parent Dalam Pengasuhan Pada Anak An. R
Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi Kabupaten Banyumas”.
3

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga konflik peran orang
tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak An. R di Rt 05 Rw
05 Desa Mersi kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi konflik peran orang tua
dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak. Serta evaluasi
masalah setelah dilakukan tindakan pemecahan masalah.
b. Menganalisis/membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur
keperawatan – SOP, dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
diagnosa Asuhan keperawatan konflik peran orang tua dengan Single
Parent dalam pengasuhan pada Anak.
C. Manfaat Penulisan
Hasil pengelolaan keperawatan diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain:
1. Bagi Pihak Keluarga
Memberikan informasi tentang pentingnya peningkatan koping dalam
pemberian asuhan keperawatan pada Anak.
2. Bagi profesi keperawatan
Memberikan masukan, informasi, dan pengetahuan bagi profesi
keperawatan khususnya dalam asuhan keperawatan keluarga yang terjadi
konflik peran orang tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada
Anak.
3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dapat dijadikan sebagai refrensi untuk perawatan pada pengelolaan
keperawatan keluarga dengan konflik peran orang tua dengan Single
Parent dalam pengasuhan pada Anak.
4

4. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan, pengalaman serta sebagai bahan acuan karya
tulis pada pengelolaan keperawatan keluarga dengan konflik peran orang
tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Konflik Peran Orang Tua


1. Pengertian
Konflik peran adalah ketika seseorang merasa bahwa ia berkonflik
dengan harapan-harapan yang tidak sesuai, dikarenakan adanya
perubahan pada diri perilaku, orang lain, atau dalam lingkungan
(Mubarak, Chayatin, Santoso, 2009).
Salah satu dari konflik peran pada orang tua yaitu pengalaman
kebingungan sebagai respons terhadap krisis.Data subyektif konflik peran
meliputi ansietas, menyatakan kekhawatiran tentang perasaan kehilangan
kendali terhadap ke[utusan yang berhubungan dengan anak, ketakutan,
orangtua mengungkapkan kekhawatiran mengenai perubahan dalam peran
menjadi orang tua, orangtua mengungkapkan kekhawatiran mengenai
keluarga, orang tua mengungkapkan perasaan tidak cukup adekuat dalam
memenuhi kebutuhan anak, mengungkapkan secara verbal perasan
frustasi, mengungkapkan secara verbal perasaan bersalah.
Data obyektif konflik peran meliputi memperlihatkan gangguan
pada rutinitas perawatan, keengganan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
perawatan yang biasa dilakukan, meskipun ada dorongan dan dukungan
(Wilkson & Ahern, 2012).
2. Macam-Macam Konflik Peran
Konflik peran dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Konflik antarperan
Konflik antarperan adalah konflik yang terjadi jika pola-pola
perilaku atau norma-normma dari suatu peran tidak kongruen dengan
peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh individu. misalnya

5
6

dalam sebuah kasus di keluarga peran sebagai siswa, penjaga rumah,


memasak, perkawinan, dan perawatan anak dilaksanakan sekaligus.
b. Konflik peran antar pengirim
Konflik peran antar pengirim adalah suatu konflik dimana dua
orang atau lebih memegang harapan-harapan yang berkonflik,
menyangkut pemeranan suatu peran. misalnya seorang perawat
menunjukan peran yang profesional, seorang kepala perawat akan
mengharapkan efisiensi dari suatu tindakan pada klien, dan klien
mungkin akan mengharapkan segalanya terpusat pada
dirinya,berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakannya,
sedangkan perawat mengharapkan agar dapat memberikan perawatan
individu sesuai dengan standar profesinya.
c. Person-role conflict
Suatu konflik antara nilai-nilai internal individu, nilai-nilai
eksternal(yang dikomunikasikan kepada pelaku oleh orang lain),dan
berprilaku pada situasi yang sarat dengan setres peran. misalnya
keluarga dengan anak remaja, yaitu apabila remaja tersebut memiliki
pemikiran internal menyangkut perannya sebagai seorang remaja dan
sebayanya menentukan suatu peran yang sangat berbeda (Mubarak,
Chayatin, Santoso, 2009).
Faktor yang berhubungan pada orang tua dengan konflik peran
adalah Gangguan kehidupan keluarga akibat regimen perawatan
dirumah (misalnya : terapi, pemberi asuhan, kurang sehat), perawatan
anak dengan kebutuhan khusus dirumah , perpisahan dari anak karena
penyakit kronik, perubahan pada status perkawinan, tertekan karena
modalitas, invasif (misalnya intubasi), tertekan karena modalitas
restriktif (misalnya isolasi), tinggal dalam lingkungan non tradisional
(misalnya panti,asuhan kelompok atau panti) (Herdman & Kamitsuru,
2015).
B. Konsep Dasar Single Parent
7

1. Pengertian
Single parent adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang tua yang dimana mereka secara sendirian membesarkan anak-
anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasanganya dan
hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah (Layliyah, 2013).
2. Sebab- sebab terjadinya Single parent
Pada keluarga sah :
a. Perceraian
b. Orang tua meninggal
c. Orang tua masuk penjara
d. Study ke pulau lain atau ke negara lain
e. Kerja diluar daerah atau luar negri
Pada keluarga tidak sah :
a. Hamil diluar nikah
(Save, 2013)
3. Dampak Single Parent terhadap perkembangan psikososial anak
Dampak Single Parent terhadap perkembangan psikososial
anak, yaitu:
Dampak negatif :
1. Perubahan perilaku anak
Sifat nakal, tidak sopan dan depresi dapat terjadi karena
kurangya waktu orang tua dengan anaknya untuk menanamkan adat
istiadat atau meluangkan waktu bersama untuk bertukar pikiran.
2. Terganggunya fungsi sosial anak
Dalam lingkungan masyarakat, baik lingkungan tempat tinggal
ataupun sekolah, status orang tua tidak benar-benar bisa
disembunyikan. Maka besar kemungkinan terjadi adanya camooh
ataupun ejekan dari teman-teman ataupun tetangga-tetangga. Bahkan
bisa berujung pada bullying yang akhirnya merusak mental si anak,
8

menjadi kurang percaya diri atau minder, mudah depresi dan kurang
interaksi dengan lingkungan sekitar.
3. Tersesat figuritas
Figur seorang ayah penting bagi anak perempuan dan figure
seorang ibu juga penting bagi anak laki-laki. Sebagai contoh, anak
laki-laki mempelajari peran ayah dari ibunya atau wanita lain, yang
mampu berakibat buruk. Misalnya si anak laki-laki menjadi kewanita-
wanitaan atau lembut gemulai seperti ibunya, bisa juga karena tidak
terbiasa dengan hadirnya laki-laki, si anak menjadi takut atau
membenci laki-laki.
Dampak positif :
1. Anak terhindar dari pertengkaran orang tua
Menonton pertengkaran orang tua mampu mengganggu
kondisi mental seorang anak, apalagi pertengkaran yang rutin
dilakukan.
2. Anak menjadi lebih mandiri dan memiliki kepribadian kuat
Single parent akan lebih sering menyibukkan diri untuk
bekerja mencari nafkah daripada mengurusi anaknya di rumah.
Sehingga si anak sudah terbiasa untuk melakukan segalanya serba
sendiri, tanpa harus didampingi. Sikap mandiri ini akan memudahkan
pribadi si anak untuk kedepannya, yaitu lebih siap untuk mengarungi
dunia luar yang keras (Yui, 2013).

C. Konsep Dasar Pengasuhan


1. Pengertian pengasuhan
9

Menurut Dahlan (2010) pengasuhan adalah aktivitas komplek


termasuk banyak perilaku spesifik yang di kerjakan secara individu dan
bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.
2. Macam-macam pola pengasuhan
Menurut karlinawati sillahi (2010) terdapat 4 macam pola
pengasuhan orang tua :
a. Pola pengasuhan otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus di
turuti biasanya di barengi ancaman –ancaman .Orang tua tipe ini
cenderung memaksa ,memerintah,menghukum
b. Pola pengasuhan demokratis
Pola asuh umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka anatara
orang tua dengan anak. Mereka membuat semacam-semacam
aturan yang disepakati bersama orang tua yang demokratis ini yaitu
orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara
langsung.
c. Pola pengasuhan libeeal
Pola asuh permisif di tandai dengan adanya kebebasantanpa batas
kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak
.pola asu permisif atau di kenal pula pola asuh serba membiarkan
adalah orang tuayang bersikap mengalah , menuruti keinginan,
melindumgi secara berlebihan , serta memberikan atau memenuhi
semua keinginan anak secara berlebihan
d. Pola pengasuhan tidak terlibat
Pola pengasuhan ini lebih cenderung anti sossial pada masa remaja
peneliti menggungkapkan bahwa ibu dalam pola pengasuhan ini
akan memiliki anak yang defisit dalam fungsi fisiologisnya,
penurunan kemampuan intelektual, kesulitan dalam attachment
serta pemarah
3. Tugas dan tanggung jawab orang tua
10

Menurut Sri Sugiharti (2007) tugas dan tanggung jawab orang tua
antara lain :
a. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang
b. Memelihara kesehatan anak
c. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain
d. Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak
e. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial,
mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindakan
kekerasan dari luar
f. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan
berpendapat sesuai dengan usia anak.

D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian pada asuhan keperawatan keluarga, penulis fokus pada
5 fungsi keluarga yaitu fungsi afektif ( berhubungan dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga), fungsi sosialisasi (
proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan
interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam
lingkungan sosial), fungsi reproduksi (meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia, fungsi ekonomi (
memenuhi kebutuhan keluarga, fungsi perawatan keluarga. ( Ali, 2009)
Cara yang digunakan dalam proses pengkajian yaitu dengan cara
observasi, wawancara, pemeriksaan fisik (Debora, 2012).
Pengkajian pola asuh dapat dilihat dari 4 macam pola asuh yang
ada yaitu dengan cara melihat pola asuh dari segi pola asuh demokratis,
pola asuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuh penelantar (Suparyanto,
2010).
2. Perumusan Masalah
11

Menurut Herdman T. Heather (2015) konflik peran orang tua


adalah pengalaman kebingungan peran orang tua dan konflik dalam
berespons terhadap krisis. Batasan karakteristik konflik peran orang tua
yaitu ansietas, enggan berpartisipasi di dalam aktivitas pengasuhan yang
biasa dilakukan, frustasi, gangguan rutinitas pengasuhan, ketakutan,
merasa kehilangan kontrol terhadap keputusan yang berkaitan dengan
anak, merasa tidak adekuat memenuhi kebutuhan anak (misalnya fisik,
emosi), prihatin tentang keluarga (misalnya fungsi, komunikasi, kesehatan)
Perumusan masalah kesehatan keluarga disusun sesuai
perioritasnya dengan proses skoring menggunakan skala dengan kriteria
sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah
untuk dicegah, dan menonjolnya masalah (Mubarak, Wahid Iqbal, 2009,
p.292).
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Intervensi pada konflik peran orang tua merujuk pada kinerja
pengasuhan: Keamanan fisik kehidupan masa awal/ tengah anak-anak
Tujuan : akan ditunjukkan, yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut
( sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau
selalu). Dengan kriteria hasil: melindungi dari kekerasan fisik,
melindungi dari kekerasan seksual.
NIC :
a. Pendidikan orang tua: keluarga yang membesarkan anak
1) Jelaskan pengertian konflik peran orang tua,
2) Jelaskan penyebab konflik peran
3) Jelaskan macam-macam konflik
4) Jelaskan dampak orang tua tunggal dalam tahap perkembangan
anak

b. Peningkatan peran
12

1) Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya peran orang tua dalam


tahap perkembangan anak
2) Ajarkan perilaku-perilaku baru yang diperlukan oleh pasien/ orang
tua untuk dapat memenuhi perannya.
3) Jelaskan peran pengasuhan anak
4) Jelaskan tahap dan perkembangan anak
5) Jelaskan upaya keluarga dalam peran pengasuhan anak
c. Pemeliharaan proses keluarga
1) Beri kesempatan untuk memilih fasilitas pelayanan kesehatan
2) Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada
4. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari
proses keperawatan keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah
perilaku hidup sehat (Mubarak, Chayatin, & Santoso , 2012).
Dari intervensi konflik peran orang tua maka penulis akan
melakukan implementasi yang akan dilakukan diantaranya: menjelaskan
pengertian konflik orang tua, menjelaskan penyebab konflik, menjelaskan
macam-macam konflik, menjelaskan dampak orang tua tunggal dalam
tahap perkembangan anak, menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya
peran orang tua dalam tahap perkembangan anak, mengajarkan perilaku-
perilaku baru yang diperlukan oleh pasien/ orang tua untuk dapat
memenuhi perannya menjelaskan peran pengasuhan anak, menjelaskan
tahap dan perkembangan anak, menjelaskan upaya keluarga dalam peran
pengasuhan anak, memberi kesempatan untuk memilih fasilitas pelayanan
kesehatan, menjelaskan fasilitas kesehatan yang ada.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah upaya untuk menentukan apakah seluruh proses
sudah berjalan dengan baik dan apakah tindakan berhasil dengan baik.
Proses yang tidak sesuai dengan rencana perlu ditinjau kembali dan
dilakukan perbaikan. Apabila hasil tidak mencapai tujuan, intervensi
13

diulang kembali dengan berbagai perbaikan. Tujuan yang tidak tercapai


mungkin disebabkan oleh tujuan yang tidak pas, tindakan keperawatan
tidak tepat, alat atau metode tidak tepat, dan faktor ekstrem tidak dapat
diatasi/ dikendalikan (Ali, 2009)
BAB III

METODE PENULISAN

A. Metoda Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan
kasus pengelolaan keperawatan Asuhan keperawatan konflik peran orang tua
dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak adalah metode deskriptif
yaitu menggambarkan hasil asuhan keperawatan pada klien. Metoda
deskriptif adalah bagian dari jenis penelitian observasional yang dilakukan
melalui pengamatan atau observasi baik secara langsung maupun tidak
langsung tanpa ada perlakuan atau intervensi (Aziz, 2010).

B. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam
kasus ini adalah keluarga dengan Asuhan keperawatan konflik peran orang
tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak. Tekhnik
pengambilan sampel dengan cara convenince sampling method (non-
probability sampling technique) dimana cara penetapan sampel dengan
mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan atau mengenakan
peneliti (Nursalam,2009).

C. Lokasi
Lokasi yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan kasus
pengelolaan Asuhan keperawatan konflik peran orang tua dengan Single
Parent dalam pengasuhan pada Anak An. R di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi
Kabupaten Banyumas.

12
13

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Suatu metode komunikasi yang direncanakan dan meliputi tanya jawab
antara perawat dengan klien yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien. Pada saat wawancara menggunakan format asuhan
keperawatan keluarga.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengemati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah yang dihadapi klien. Yang perlu diamati
pada saat observasi adalah keadaan rumah, keadaan lingkungan sekitar
rumah, perilaku keluarga, perilaku masyarakat dilingkungan sekitar rumah,
dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Psikologi
Pemeriksaan Psikologi dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk
memperoleh data objektif dari klien. Pemeriksaan Psikologi dilakukan
dirumah klien.
E. Analisis
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
diperoleh baik hasil wawancara, pemeriksaan fisik atau pun observasi.
Setelah dianalisis dilakukan skoring dan prioritas. Selanjutnya data disajikan
dalam bentuk laporan kasus. Analisis data dilakukan dengan mengungkapkan
keadaan yang sebenarnya dibandingkan dengan teori.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan melaporkan hasil dan pembahasan mengenai
asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan penulis terhadap keluarga Ny.
N dengan Konflik Peran Orang Tua dengan Single Parent dalam Pengasuhan
Pada Anak An. R Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi Kabupaten Banyumas yang
dilakukan melalui proses keperawatan keluarga yaitu tahap pengkajian,
perumusan masalah, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan yang dilakukan selama enam kali kunjungan yaitu dimulai
pada tanggal 22 April 2017 sampai dengan 27 Mei 2017.
A. HASIL
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Sabtu 22 April 2017 bertempat di
rumah Ny. N Keluarga Ny. N termasuk keluarga Inti yang terdiri dari
suami, istri dan anak. namun beberapa bulan kemudian karena perceraian
makan keluarga Ny. N menjadi tipe keluarga Single parent.
Semua anggota keluarga beragama Islam dan berasal dari suku Jawa/
Indonesia. Ny. N bekerja sebagai wiraswasta dengan pendapatan perbulan
Rp. 1.000.000,00 Pendidikan Ny. N hanya sampai SMA, menikah pada
usia 19 tahun, mempunyai anak 1 berusia 6 tahun. Perceraian Ny. N
dikarenakan KDRT. Selama menikah suami tidak pernah memberi nafkah
Dalam perkembangan anaknya sementara diasuh dari nenek ibunya.
Dalam perkembangan anak tampak kurang bersemangat dalam belajar,
tidak mau sholat, diatur orang tua susah, dan sering merengek ingin
bertemu dengan ayahnya. Dengan kesibukan Ny. N sehingga anak kurang
perhatian, Ny. N tidak mempunyai waktu untuk menemani anaknya
belajar, mengantar anaknya kesekolah, memandikan anaknya, dan
bercengkrama

14
15

Pengkajian lima fungsi keluarga di dapatkan beberapa masalah.


Pertama, kemampuan keluarga mengenal masalah tentang konflik peran
orang tua, macam- macam konflik peran, penyebab konflik peran, dampak
Single parent . Kedua, kemampuan keluarga mengambil keputusan
tindakan yang tepat ditandai dengan keluarga belum mengetahui
pentingnya peran orang tua dalam perkembangan anak. Ketiga,
kemampuan keluarga dalam memberi perawatan yang benar ditandai
dengan Ny.N masih belum mengerti tahap perkembangan usia 6 tahun.
Keempat, kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan, ditandai dengan
Ny. N belum mengerti upaya kelurga dalam peran pengasuhan anak.
Kelima, kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
Ny. N, ditandai dengan keluarga memeriksakan kesehatannya saat ada
anggota keluarga yang sakit.

2. Diagnosa Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan keluarga yang penulis lakukan,
didapatkan diagnosa keperawatan keluarga yaitu Konflik peran orang tua
dan Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua. Pengambilan data
tersebut berdasarkan pada data subyektif dan obyektif yang ditemukan
oleh penulis.
Data subyektif yang didapatkan, Ny.S. mengatakan tidak ada waktu
menemani anaknya belajar, mengantar anaknya ke sekolah, memandikan
anaknya, dan bercengkrama saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah
dan bekerja, sejak perceraian dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya
yang kurang bersemangat dalam belajar, tidak mau sholat, diatur orang tua
susah, dan sering merengek ingin bertemu dengan ayahnya.
Hal tersebut didukung oleh data obyektif yang didapatkan baik dari
pasien maupun keluarga, yaitu terlihat anak Ny.N diasuh oleh ibu Ny.N,
terlihat pada saat pengkajian tidak tampak keharmonisan dalam ibu dan
anak, Anak Ny. N terlihat kurus serta rambut acak-acakan, Anak Ny. N
terlihat sedang sendiri pada saat makan, mandi, dan belajar
16

Dari data yang diperoleh, muncul diagnosa keperawatan yaitu Konflik


peran orang tua dan Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua. Untuk
menentukan diagnosa utama maka ditentukan prioritas masalah dengan
cara skoring.
Untuk diagnosa Konflik peran orang tua: yang pertama sifat masalah
adalah aktual, karena masalah sudah terjadi dan dirasakan keluarga dengan
skor 1. Kedua, kemungkinan untuk diubah adalah sebagian dengan skor 1
karena Ny. N masih sibuk bekerja dan kuliah serta masih tinggal 1 rumah
dengan orang tua Ny. N. Ketiga, masalah potensial dicegah cukup dengan
skor 2/3 karena Ny. N sibuk bekerja dan kuliah. Keempat menonjolnya
masalah segera ditangani dengan skor 1 karena menurut keluarga masalah
segera perlu untuk ditangani. Dari skoring yang diperoleh maka total skor
yang didapat yaitu 3 2/3
Untuk diagnosa Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua, yang
pertama yaitu sifat masalah resiko karena masalah beresiko untuk terjadi
karena peran Ny. N sebagai orang tua belum dilaksanakan dengan baik
skor 2/3. Kedua, kemungkinan untuk diubah adalah sebagian dengan skor
1 karena kesibukan Ny. N dalam bekerja dan kuliah. Ketiga, potensial
dicegah cukup dengan skor 2/3 apabila Ny. N tahu tentang pola
pengasuhan pada anaknya tentang bagaimana cara berperilaku yang baik
misalnya mengajarkan anak masuk kerumah untuk memberi salam,
berkomunikasi yang baik terhadap orang yang lebih tua, serta belum tahu
bagaimana cara menganjurkan kepada anaknya untuk menjalankan ibadah.
Keempat, menonjolnya maalah segera ditangani dengan skor 1. Dari
skoring yang diperoleh maka total skor yang didapat yaitu 3 1/3
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan yang diperoleh yaitu Konflik peran orang tua selama 6 kali
kunjungan, Ny.N dan keluarga dapat mengatasi Konflik peran orang tua.
Hal ini dibuktikan dengan indikator Nursing Outcome Classification
17

(NOC) yaitu anggota keluarga bisa melakukan peran yang diharapkan,


melibatkan anggota keluarga dalam pemecahan masalah.
Tujuan Umum : setelah dilakukan implementasi keperawatan Ny.S
dan keluarga dapat mengatasi konflik peran orang tua, hal ini dibuktikan
dengan indikator Nursing Outcome Classification (NOC) yaitu anggota
keluarga bisa melakukan peran yang diharapkan, melibatkan anggota
keluarga dalam pemecahan masalah.
Tujuan khusus I : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah
mengenai Konflik peran orang tua dengan NIC : Pendidikan orang tua:
keluarga yang membesarkan anak. Intervensi: jelaskan pengertian Konflik
peran orang tua, macam-macam konflik peran, penyebab konflik peran,
Dampak Single parent dalam tahap perkembangan anak
Tujuan khusus II : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
satu kali kunjungan diharapkan Keluarga mampu mengetahui pentingnya
peran orang tua dalam tahap perkembangan anak dengan NIC :
Peningkatan peran. Intervensi : mengajarkan perilaku-perilaku yang
diperlukan oleh pasien/ orang tua untuk dapat memenuhi perannya.
Tujuan khusus III : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
enam kali kunjungan diharapkan Keluarga mampu memberi perawatan
yang benar dengan NIC : Peningkatan peran. Intervensi: jelaskan peran
pengasuhan anak, jelaskan tahap dan perkembangan anak usia 6 tahun.
Tujuan khusus IV: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan
untuk mengurangi konflik peran dengan NIC : Peningkatan peran
Intervensi:. jelaskan upaya keluarga dalam peran pengasuhan anak.
Tujuan khusus V : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada. Dengan NIC : Pemeliharaan proses
keluarga
18

Intervensi : jelaskan fasilitas kesehatan yang ada,beri kesempatan


untuk memilih fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan implementasi keperawatan berdasarkan pada tujuan
umum dan khusus yang akan dicapai serta pada intervensi yang telah
dibuat oleh penulis dalam diagnosa Konflik peran orang tua.
Kunjungan pertama pada tanggal 22 April 2017 pukul 19.00 WIB
penulis memberikan informasi tentang pengertian Konflik peran orang tua,
macam-macam konflik peran, penyebab konflik peran, Dampak Single
parent dalam tahap perkembangan anak.
Kunjungan kedua pada tanggal 23 April 2017 pukul 19.00 WIB.
Penulis menyediakan informasi tentang peran yang biasanya dalam
keluarga
Kunjungan ketiga pada tanggal 24 April 2017 pukul 19.00 WIB,
penulis menjelaskan tahap perkembangan anak usia 6 tahun dan
menjelaskan peran pengasuhan anak
Kunjungan keempat pada tanggal 25 April 2017 pukul 19.30 WIB,
Penulis menyediakan sumber informasi yang dirancang untuk
mengajarkan orang tua mengenai pengasuhan anak
Kunjungan kelima yaitu pada tanggal 26 April 2017 pukul 19.30,
penulis bantu orang tua dalam mengembangkan, memelihara, dan
menggunakan sistem dukungan sosial agar anak tidak salah pergaulan
Kunjungan keenam pada tanggal 27 April 2017 pukul 20.00 WIB
yaitu penulis mengevaluasi materi yang telah disampaikan
5. Evaluasi
Setelah melakukan implementasi sesuai intervensi yang ditentukan
pada keluarga Ny. N untuk menilai dan menentukan rencana tindak lanjut
perlu dilakukan tahap evaluasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan pada
tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan disetiap kunjungan dan akhir sebagai penilaian secara
keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis.
19

Kunjungan pertama, 22 April 2017 pukul 19.00 WIB keluarga


mampu mengetahui Konflik peran orang tua, dibuktikan dengan keluarga
bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar..
Kunjungan kedua, 23 April 2017 pukul 19.00 WIB keluarga paham
tentang peran yang ada pada keluarga dibuktikan dengan keluarga mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan. Rencana tindak lanjutnya yaitu
Menjelaskan tahap perkembangan anak usia 6 tahun dan menjelaskan
peran pengasuhan anak.
Kunjungan ketiga, 24 April 2017 pukul 19.00 WIB keluarga sudah
lumayan paham tentang tahap perkembangan anak usia 6 tahun dan
bagaimana peran pengasuhan anak dibuktikan dengan Ny. N dan keluarga
bisa menjawab pertanyaan yang diberikan walaupun hanya sedikit.
Rencana tindak lanjutnya yaitu Menyediakan sumber informasi yang
dirancang untuk mengajarkan orang tua mengenai pengasuhan anak
Kunjungan keempat, 25 April 2017 pukul 19.30 WIB keluarga sudah
paham tentang informasi yang telah diberikan.dibuktikan dengan keluarga
mampu menjelaskan kembali materi yang telah diberikan. Rencana tindak
lanjutnya yaitu bantu orang tua dalam mengembangkan, memelihara, dan
menggunakan sistem dukungan sosial agar anak tidak salah pergaulan.
Kunjungan kelima, 26 April 2017 pukul 19.30 WIB keluarga mampu
Keluarga Ny. N mengatakan sudah mengerti bagaimana cara
mengembangkan menggunakan sistem dukungan sosial dibuktikan dengan
Ny. N terlihat bisa mempraktekan terhadap anaknya. Rencana tindak
lanjutnya yaitu mengevaluasi materi yang selama ini diberikan.
Kunjungan keenam pada 27 April 2017 pukul 20.00 keluarga
mengatakan sudah mengerti materi yang selama ini telah diberikan.
Evaluasi Akhir Tindakan Keperawatan: dilakukan tindakan
implementasi keperawatan selama 6 kali kunjungan, dengan evaluasinya
yaitu Subyektif (S): Ny. N mengatakan akan mulai bisa memprioritaskan
anaknya ditengah kesibukan Ny. N dalam bekerja dan kuliah, Obyektif(O):
Terlihat Ny. N sedang mendampingi anaknya dalam belajar. Assesment
20

(A): masalah teratasi sebagian. Planning (P) : Lanjutkan intervensi: beri


motivasi kepada orang tua untuk melibatkan anggota keluarga dalam
memberikan pengasuhan kepada anak.

B. PEMBAHASAN
Dalam asuhan keperawatan keluarga ini, penulis akan membahas tentang
hasil pengelolaan keperawatan keluarga dengan konsep teori dan penelitian
yang ada serta membahas kesenjangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan
keperawatan.
Sebelum dilakukan wawancara, penulis melakukan kontrak waktu dan
tempat untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses pengkajian terhadap
keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar dapat
merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan permasalahan yang dirasakan oleh keluarga.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2017 dengan
menggunakan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Dalam
metode wawancara, penulis melakukan pengumpulan data. Data yang
dikaji adalah data umum (nama KK, umur, agama, alamat, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa, komposisi keluarga, genogram, tipe keluarga,
status sosial ekonomi, aktivitas rekreasi keluarga), riwayat keluarga,
keluhan yang dirasakan sedangkan keadaan serta perilaku keluarga yang
meliputi keadaan fisik, pola komunikasi yang digunakan, peranan setiap
anggota keluarga, keadaan lingkungan rumah. Penulis juga melakukan
metode pemeriksaan fisik yang dilakukan secara keseluruhan melalui head
to toe (Suarli & Bahtiar, 2012)
Menurut Herdman T. Heather (2015), batasan karakteristik Konflik
peran orang tua antara lain: ansietas, enggan berpatisipasi di dalam
aktivitas pengasuhan yang dilakukan, frustasi, gangguan rutinitas
pengasuhan, ketakutan, merasa kehilangan kontrol terhadap keputusan
yang berkaitan dengan anak, merasa tidak adekuat memenuhi kebutuhan
21

anak (misalnya,fisik,emosi), prihatin tentang keluarga (misalnya, fungsi


komunikasi, kesehatan), prihatin tentang perubahan pada peran orang tua,
rasa bersalah. Kondisi tersebut sesuai dengan kondisi pasien saat
pengkajian Ny.N mengatakan sejak perceraian dirinya merasa kerepotan
mengurus anaknya, Ny. N tidak ada waktu menemani anaknya belajar,
mengantar anaknya ke sekolah, memandikan anaknya, dan bercengkrama
saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah dan bekerja.
Menurut Yui (2013) bahwa dampak negatif yang diakibatkan
adanya Single Parent dalam mengasuh anak antara lain perubahan perilaku
anak, terganggunya fungsi sosial anak, tersesat figuritas. Selain itu,
dampak negatif bagi anak, diantaranya: perasaan terjebak dengan tanggung
jawab dalam mengasuh anak dan mencari sumber pendapatan, kelelahan
menanggung tanggung jawab untuk mendukung dan membesarkan anak
sendirian. Kondisi tersebut sesuai dengan kondisi pasien saat pengkajian
Ny.N mengatakan Ny.N mengatakan sejak perceraian dirinya merasa
kerepotan mengurus anaknya yang kurang bersemangat dalam belajar,
tidak mau sholat, diatur orang tua susah, dan sering merengek ingin
bertemu dengan ayahnya.
Menurut Save (2013) dengan adanya Single Parent juga akan
berdampak pula pada pola asuh terhadap anak yaitu menyebabkan ibu atau
ayah menjadi kurang mampu mengatasi kehidupan anaknya sehari-
hari.akibat yang lain, muncul serentetan kasus seperti tindakan –tindakan
yang semestinya tidak perlu terjadi. Misalnya, soal makan sudah dianggap
sepele, makan tidak pada waktunya, tidur tidak teratur. Kondisi tersebut
sesuai dengan kondisi pasien saat pengkajian terlihat Anak Ny. N terlihat
sedang sendiri pada saat makan, mandi, dan belajar
Berdasarkan data yang diperoleh saat pengkajian dengan teori yang
dikemukakan oleh para ahli hanya terdapat 3 data yang muncul pada saat
pengkajian, sedangkan 18 data lainnya tidak muncul sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara data dengan teori karena
sesuai dengan data subjektif dan objektif yang ada pada pengkajian.
22

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian muncul beberapa
diagnosa keperawatan salah satunya yaitu Konflik peran orang tua pada
Ny.N dan sesuai dengan North American Diagnosis Association
(NANDA).
Konflik peran orang tua adalah pengalaman kebingungan peran
orang tua dan konflik dalam berespon terhadap krisis (Herdman T.
Heather, 2015)
Dari data yang diperoleh, muncul diagnosa keperawatan yaitu konflik
peran orang tua dan resiko ketidakmampuan menjadi orang tua. Untuk
menentukan diagnosa utama maka ditentukan prioritas masalah dengan
cara skoring.
Untuk diagnosa Konflik peran orang tua: yang pertama sifat masalah
adalah aktual, karena masalah sudah terjadi dan dirasakan keluarga dengan
skor 1. Kedua, kemungkinan untuk diubah adalah sebagian dengan skor 1
karena Ny. N masih sibuk bekerja dan kuliah serta masih tinggal 1 rumah
dengan orang tua Ny. N. Ketiga, masalah potensial dicegah cukup dengan
skor 2/3 karena Ny. N sibuk bekerja dan kuliah. Keempat menonjolnya
masalah segera ditangani dengan skor 1 karena menurut keluarga masalah
segera perlu untuk ditangani. Dari skoring yang diperoleh maka total skor
yang didapat yaitu 3 2/3
Untuk diagnosa Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua, yang
pertama yaitu sifat masalah resiko karena masalah beresiko untuk terjadi
karena peran Ny. N sebagai orang tua belum dilaksanakan dengan baik
skor 2/3. Kedua, kemungkinan untuk diubah adalah sebagian dengan skor
1 karena kesibukan Ny. N dalam bekerja dan kuliah. Ketiga, potensial
dicegah cukup dengan skor 2/3 apabila Ny. N tahu tentang pola
pengasuhan pada anaknya tentang bagaimana cara berperilaku yang baik
misalnya mengajarkan anak masuk kerumah untuk memberi salam,
berkomunikasi yang baik terhadap orang yang lebih tua, serta belum tahu
bagaimana cara menganjurkan kepada anaknya untuk menjalankan ibadah.
23

Keempat, menonjolnya maalah segera ditangani dengan skor 1. Dari


skoring yang diperoleh maka total skor yang didapat yaitu 3 1/3
Setelah didapatkan diagnosa maka menentukan diagnosa prioritas
dengan membandingkan hasil skor. Didapatkan skor tertinggi yaitu
diagnosa konflik peran orang tua dengan total skor 3 2/3. Maka diagnosa
prioritas adalah konflik peran orang tua.
Sesuai data yang diperoleh penulis, dapat disimpulkan bahwa Ny.N
yang mengalami masalah konflik peran orang tua membutuhkan
bimbingan spiritual untuk menghasilkan kesehatan yang lebih baik.
3. Intervensi Keperawatan
Dalam melakukan intervensi, penulis menyesuaikannya berdasarkan
data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan Nursing Intervention
Classification (NIC). Intervensi dalam kasus konflik peran orang tua
dengan Single parent ditunjukan pada individu dan keluarga. Gambaran
intervensi yang dilakukan sesuai dengan konsep teori Bulecheck, Butcher,
Dochterman, dan Wagner (2015) dan dikelompokan lima fungsi tugas
keluarga untuk dijadikan tujuan khusus.
Tujuan khusus I: setelah dilakukan implementasi keperawatan
selama satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal
masalah mengenai Konflik peran orang tua dengan NIC : Pendidikan
orang tua: keluarga yang membesarkan anak. Intervensi: jelaskan
pengertian Konflik peran orang tua, macam-macam konflik peran,
penyebab konflik peran, Dampak Single parent dalam tahap
perkembangan anak.
Rasional : keluarga mampu menyebutkan konflik peran, macam-
macam konflik peran, penyebab konflik peran, dampak negatif Single
parent dalam tahap perkembangan anak.
Tujuan khusus II : setelah dilakukan tindakan implementasi
keperawatan selama satu kali kunjungan diharapkan Keluarga mampu
mengetahui pentingnya peran orang tua dalam tahap perkembangan anak
dengan NIC : Peningkatan peran. Intervensi : mengajarkan perilaku-
24

perilaku yang diperlukan oleh pasien/ orang tua untuk dapat memenuhi
perannya.
Rasional : keluarga mampu mengetahui pentingnya peran orang tua
dalam tahap perkembangan anak.
Tujuan khusus III: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
enam kali kunjungan diharapkan Keluarga mampu memberi perawatan
yang benar dengan NIC : Peningkatan peran. Intervensi: jelaskan peran
pengasuhan anak, jelaskan tahap dan perkembangan anak usia 6 tahun.
Rasional : keluarga mampu menjelaskan peran orang tua serta
mampu menjelaskan tahap perkembangan anak usia 6 tahun.
Tujuan khusus IV: setelah dilakukan tindakan implementasi
keperawatan selama satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan untuk mengurangi konflik peran dengan NIC :
Peningkatan peran. Intervensi: jelaskan upaya keluarga dalam peran
pengasuhan anak.
Rasional : dukung upaya keluarga dalam peran pengasuhan anak.
Tujuan khusus V: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dengan NIC : pemeliharaan proses keluarga.
Intervensi : jelaskan fasilitas kesehatan yang ada,beri kesempatan untuk
memilih fasilitas pelayanan kesehatan.
Rasional : keluarga mampu menyebutkan pelayanan yang ada :
puskesmas, klinik, rumah sakit.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam penyusunan implementasi keperawatan, penulis menyusunnya
berdasarkan pada Nursing Intervention Classification (NIC).
Pelaksanaan implementasi berdasarkan pada tujuan umum dan
khusus yang akan dicapai serta pada perencanaan yang telah dibuat oleh
penulis dalam diagnosa konflik peran orang tua. Hal ini dibuktikan dengan
indikator Nursing Outcome Classification (NOC) yaitu anggota keluarga
25

bisa melakukan peran yang diharapkan, melibatkan anggota keluarga


dalam pemecahan masalah.
Kunjungan pertama pada tanggal 22 April 2017 puul 19.00 WIB
penulis memberikan informasi tentang pengertian Konflik peran orang tua,
macam-macam konflik peran, penyebab konflik peran, Dampak Single
parent dalam tahap perkembangan anak. hasil dari implementasi keluarga
Ny. N mengatakan sudah mengerti dan memahami pengertian konflik
peran orang tua, terlihat keluarga Ny. N dapat menjawab pertayaan yang
diberikan dengan benar.
Kunjungan kedua pada tanggal 23 April 2017 pukul 19.00 WIB
masih melanjutkan TUK II yaitu penulis menyediakan informasi tentang
peran yang biasanya dalam keluarga. hasil dari implementasi keluarga Ny.
N mengatakan sudah paham tentang informasi yang telah diberikan,
terlihat keluarga Ny. N dapat menjelaskan kembali apa yang telah
diberikan.
Kunjungan ketiga pada tanggal 24 April 2017 pukul 19.00 WIB
masih melanjutkan TUK III yaitu menjelaskan tahap perkembangan anak
usia 6 tahun dan menjelaskan peran pengasuhan anak. hasil dari
implementasi keluarga Ny. N mengatakan sudah lumayan paham dengan
materi yang telah diberikan, terlihat keluarga Ny. N bisa menjelaskan
kembali materi yang telah diberikan, meskipun hanya sedikit.
Kunjungan keempat pada tanggal 25 April 2017 pukul 19.30 WIB
penulis menyediakan sumber informasi yang dirancang untuk mengajarkan
orang tua mengenai pengasuhan anak. hasil dari implementasi keluarga
Ny. N mengatakan sudah lumayan paham dengan materi yang telah
diberikan, terlihat keluarga Ny. N bisa menjelaskan kembali materi yang
telah diberikan, meskipun hanya sedikit.
Kunjungan kelima yaitu pada tanggal 26 April 2017 pukul 19.30
penulis bantu orang tua dalam mengembangkan, memelihara. Dan
menggunakan sistem dukungan sosial agar anak tidak salah pergaulan.
hasil dari implementasi keluarga Ny. N mengatakan sudah lumayan paham
26

dengan materi yang telah diberikan, terlihat keluarga Ny. N bisa


menjelaskan kembali materi yang telah diberikan, meskipun hanya sedikit
Kunjungan keenam pada tanggal 27 April 2017 pukul 20.00 hasil
dari implementasi keluarga Ny. N mengatakan sudah paham materi yang
telah diberikan selama ini, terlihat Ny. N dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan.
5. Evaluasi
sesuai intervensi yang ditentukan pada keluarga Ny. N untuk menilai
dan menentukan rencana tindak lanjut perlu dilakukan tahap evaluasi.
Evaluasi dilakukan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai sesuai
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan disetiap kunjungan dan akhir
sebagai penilaian secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis.
Kunjungan pertama, 22 April 2017 pukul 19.00 WIB keluarga mampu
mengetahui Konflik peran orang tua, dibuktikan dengan keluarga bisa
menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar..
Kunjungan kedua, 23 April 2017 pukul 19.00 WIB keluarga paham
tentang peran yang ada pada keluarga dibuktikan dengan keluarga mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan. Rencana tindak lanjutnya yaitu
Menjelaskan tahap perkembangan anak usia 6 tahun dan menjelaskan
peran pengasuhan anak.
Kunjungan ketiga, 24 April 2017 pukul 19.00 WIB keluarga sudah
lumayan paham tentang tahap perkembangan anak usia 6 tahun dan
bagaimana peran pengasuhan anak dibuktikan dengan Ny. N dan keluarga
bisa menjawab pertanyaan yang diberikan walaupun hanya sedikit.
Rencana tindak lanjutnya yaitu Menyediakan sumber informasi yang
dirancang untuk mengajarkan orang tua mengenai pengasuhan anak
Kunjungan keempat, 25 April 2017 pukul 19.30 WIB keluarga sudah
paham tentang informasi yang telah diberikan.dibuktikan dengan keluarga
mampu menjelaskan kembali materi yang telah diberikan. Rencana tindak
lanjutnya yaitu bantu orang tua dalam mengembangkan, memelihara, dan
menggunakan sistem dukungan sosial agar anak tidak salah pergaulan.
27

Kunjungan kelima, 26 April 2017 pukul 19.30 WIB keluarga mampu


Keluarga Ny. N mengatakan sudah mengerti bagaimana cara
mengembangkan menggunakan sistem dukungan sosial dibuktikan
dengan Ny. N terlihat bisa mempraktekan terhadap anaknya. Rencana
tindak lanjutnya yaitu memotivasi pasien untuk menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada dan mengevaluasi materi yang selama ini diberikan.
Kunjungan keenam pada 27 April 2017 pukul 20.00 keluarga
mengatakan mengatakan sudah mengerti materi yang selama ini telah
diberikan.
Evaluasi dari masalah Konflik peran orang tua berhubungan dengan
Single parent yaitu Subyektif (S): Ny. N mengatakan akan mulai bisa
memprioritaskan anaknya ditengah kesibukan Ny. N dalam bekerja dan
kuliah, Obyektif(O): Terlihat Ny. N sedang mendampingi anaknya dalam
belajar. Assesment (A): masalah teratasi sebagian. Planning (P):
Lanjutkan intervensi: beri motivasi kepada orang tua untuk melibatkan
anggota keluarga dalam memberikan pengasuhan kepada anak
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil laporan kasus dan pembahasan, penulis dapat


menarik kesimpulan yaitu laporan kasus yang disajikan berupa Konflik
Peran Orang Tua dengan Single Parent dalam Pengasuhan Pada Anak An.
R Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi Kabupaten Banyumas yang dilakukan pada
tanggal 22 April 2017 smpai 27 April 2017 melalui pendekatan proses
keperawatan penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada saat pengkajian didapatkan data subjektif Ny. S. mengatakan tidak
ada waktu menemani anaknya belajar, mengantar anaknya ke sekolah,
memandikan anaknya, dan bercengkrama saat waktu luang karena
dirinya sibuk kuliah dan bekerja, sejak perceraian dirinya merasa
kerepotan mengurus anaknya yang kurang bersemangat dalam belajar,
tidak mau sholat, diatur orang tua susah, dan sering merengek ingin
bertemu dengan ayahnya. Diagnosa keperawatan konflik peran orang
tua dapat ditegakan jika ditemukan satu batasan karakteristik
diantaranya: tidak adekuat memenuhi kebutuhan anak ( misalnya, fisik,
emosi), enggan berpartisipasi di dalam aktivitas pengasuhan yang biasa
dilakukan.
2. Pada tahap diagnosa keperawatan penulis mengambil kesimpulan
masalah yang muncul yaitu konflik peran orang tua terhadap anak
berhubungan dengan Single parent. Diagnosa konflik peran orang tua
jika ditemukan satu diantara batasan karakteristik seperti: tidak adekuat
memenuhi kebutuhan anak ( misalnya, fisik, emosi), dan enggan
berpartisipasi di dalam aktivitas pengasuhan yang biasa dilakukan.
3. Rencana tindakan keperawatan konflik peran orang tua pada keluarga
Ny. N didasarkan pada NOC dan kriteria NIC mempertimbangkan pada
lima tugas keluarga dalam fungsi perawatan kesehatan, tujuan umum

27
28

setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Konflik peran


orang tua teratasi serta tujuan khusus keluarga mengalami peningkatan
dan kemandirian dalam kelima fungsi keperawatan keluarga.
4. Implementasi keperawatan dilaksanakan 6 kali kunjungan mulai tanggal
22 April 2017 sampai dengan 27 April 2017 untuk memecahkan
masalah keperawatan yang ditemukan pada keluarga Ny. N dengan
konflik peran orang tua. Implementasi tindakan yang dilakukan oleh
penulis diantaranya yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang
tentang konflik peran orang tua, macam- macam konflik peran,
penyebab konflik peran, dampak Single parent.
5. Evaluasi dilakukan pada tanggal 27 April 2017 dari diagnosa konflik
peran orang tua teratasi. Dibuktikan dengan Ny. N terlihat sedang
menemani anaknya belajar.
29

B. Saran

Penulis memberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut mengenai


penatalaksanaan asuhan keperawatan khususnya Konflik peran orang tua
yaitu:
1. Bagi keluarga, keluarga mengerti akan pentingnya mengatasi konflik
peran orang tua pada Single parent
2. Bagi profesi keperawatan memberikan masukan, informasi, serta
pengetahuan dalam pengelolan keperawatan keluarga konflik peran
orang tua pada Single parent.
3. Bagi institusi pendidikan keperawatan untuk dapat menerapkan
pembuatan asuhan keperawatan yang tepat mengenai konflik peran
orang tua pada Single parent dalam pembelajaran.
4. Bagi penulis untuk menambah wawasan, pengalaman mengenai
konflik peran orang tua pada Single parent sehingga dapat menentukan
intervensi yang tepat sesuai kebutuhan klien.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan,
semoga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan keperawatan
konflik peran orang tua pada Single parent.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. (2009). Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta: EGC.

Bulechek , Gloria. M., Howard, K, Butcher., Joanne, M. Dochterman., & Cheryl M. Wagner.

(2013). Nursing interventions classification (NIC) edisi keenam. Terjemahan oleh

Intansari Nurjannah & Roxsana Devi Tumanggor. Yogyakarta: Mocomedia.

Friedman, M.M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, praktik. Jakarta: EGC

Harmoko. (2012). Asuhan keperawatan keluarga. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Herdman, T.H. (2015). NANDA international inc diagnosis keperawatan: definisi dan

klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta: EGC.

Illahi, Takdir. (2013). Quantum parenting kiat sukses mengasuh anak secara efektif dan

cerdas. Jogjakarta : Katahati

Knollmueller, N.R., & Stanhope. (2007). Buku saku keperawatan komunitas: pengkajian,

intervensi, dan penyuluhan. Jakarta: EGC

Layliyah, Z. (2013). Perjuangan Hidup Single Parent. Jurnal Sosiologi Islam, (online), Vol.

3 No. 1.

Moorhead, S., Marion, J., Meridean, L. Maas., Elizabeth, S. (2013). Nursing outcomes

classification (NOC) pengukuran oucomes kesehatan. Edisi kelima: Terjemahan oleh

Intansari Nurjannah dan Roxsana Devi Tumanggor.

Mubarak, W.I., Chayatin, N., & Santoso, B,A. (2009). Ilmu keperawatan komunitas : konsep

dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2009). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Rianawati, (2006). Perlindungan hukum terhadap kekerasan pada anak ). Jurnal studi gender

dan anak, (Online), (http://www.Jurnaliainpontianak.or.id diakses 16 januari 2017).


Save, Dagun. (2013). Psikologi keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Wilkinson, J.M., & Ahern, N. R. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan : diagnosis

NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC, Ed. 9. Terjemahan oleh Dwi Widiarti.

2012. Jakarta: EGC.

Yui. (2013). Efek negatif dari single parent. Yogyakarta: Salemba Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN KONFLIK PERAN ORANG TUA DENGAN
SINGLE PARENT DALAM PENGASUHAN PADA ANAK
An. R DI RT 05 RW 05 DESA MERSI KABUPATEN BANYUMAS

RIZQI AJENG PAMBUDIARTI


NIM. P1337420214117

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO


JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KONFLIK PERAN ORANG TUA DENGAN
SINGLE PARENT DALAM PENGASUHAN PADA ANAK
An. R DI RT 05 RW 05 DESA MERSI KABUPATEN BANYUMAS

1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 22 April 2017
A. DATA UMUM
1. Kepala Keluarga
a. Nama KK : Tn. B
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 46 Tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : PNS
g. Alamat : Jl. Pager Desa Rt 05 Rw 05 Mersi ,
Purwokerto timur- Banyumas

2. Komposisi Keluarga
Hubungan
Jenis Status
No. Nama Umur dengan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin kesehatan
KK
1 Ny. S 45 th Perempuan Istri SMA IRT Hipertensi
Karyawan
2 Ny. N 24 th Perempuan Anak SMA Sehat
wiraswata
Sdri. Karyawan
3 19 th Perempuan Anak SMA Sehat
R wiraswata
4 Sdr. U 12 th Laki - laki Anak SD Pelajar Sehat
5 An. R 6 th Laki - laki Cucu SD Pelajar Sehat
3. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Garis Keturunan

: Perempuan : Cerai

: Tinggal Serumah : Pasien

: Laki-laki meninggal : Perempuan


meninggal

4. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. N termasuk keluarga Inti yang terdiri dari suami, istri dan
anak. namun beberapa bulan kemudian karena perceraian makan
keluarga Ny. N menjadi tipe keluarga Single parent.

5. Suku
Keluarga Ny. N termasuk dalam suku jawa dan kewarganegaraan
Indonesia.

6. Agama
Ny. N mengatakan setelah bercerai Ny. N lebih dekat dengan Allah swt,
Ny. N selalu menjalankan sholat 5 waktu, menjalankan puasa senin
kamis, menjalankan sholat tahajud setiap malam, serta selalu mengikuti
pengajian yang diadakan di lingkungan sekitar.

7. Status Sosial Ekonomi


Ny. N bekerja sebagai wiraswasta dengan pendapatan perbulan
Rp. 1.000.000,00. cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan
membayar biaya sekolah anaknya. membeli rumah dan belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan. Sementara masih tinggal dengan orang
tuanya.

8. Aktivitas dan Rekreasi Keluarga


Ny. N sering mengikuti sosialisasi di lingkungan sekitar, setiap seminggu
sekali, dan mengikuti pengajian, serta mengikuti arisan RT, dawis yang
diadakan setiap bulan sekali. Rekreasi mengajak anaknya berenang 1x
setiap bulan.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini


Pendidikan Ny. N hanya sampai SMA, menikah pada usia 19 tahun,
mempunyai anak 1 berusia 6 tahun, dalam kehidupan keluarga sering
mendapatkan KDRT pemicu KDRT adanya ketidakmampuan dalam
keluarga. Adapun KDRT yang dilakukan seperti menjambak,
membenturkan kepala kedinding ini dilakukan pada saat ada anaknya.

Untuk pendidikan Tn. I hanya lulusan SD bertempat tinggal dengan


orang tuanya yaitu dengan ayah sementara itu ibunya keluar negri
sehingga, Tn. I kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya.
Sehingga mempunyai kepribadian nakal dan malas. Pada umur 21 tahun
menginjak untuk menikah dengan Ny. N. dalam kehidupan sehari-
harinya, Tn. I hanya bermain burung merpati dan mabuk-mabukan.
Dengan dasar dari Tn. I mempunyai kepribadian seperti itu Ny. N
merasa takut terhadap Tn. I, takut dengan KDRT. Dengan pemikiran
lebih panjang Ny. N untuk bermusyawarah mencari solusinya yaitu
kedua orang tua dan kedua mertuanya karena Ny. N selalu dihadapi
permasalahan itu, tidak kuat menanggung bebannya sehingga minta
cerai.

Selang beberapa hari, Ny. N merasakan lebih lega tidak menanggung


beban yang dirasakan yaitu KDRT nya. Untuk perkembangan
selanjutnya dari hubungan Tn. I dan Ny. N mendapatkan 1 anak laki-
laki. Dalam perkembangan anaknya sementara diasuh dari nenek
ibunya. Dalam perkembangan anak tampak kurang bersemangat dalam
belajar, tidak mau sholat, diatur orang tua susah, dan sering merengek
ingin bertemu dengan ayahnya.

Dengan kesibukan Ny. N sehingga anak kurang perhatian dalam hal


menemani belajar pada saat malam hari. Ny. N belum sepenuhnya tahu
tentang pengetahuan dan perkembangan anaknya.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Ny. N belum bisa hidup
secara mandiri ditunjukan masih tinggal dengan kedua orang tuanya
dan belum mampu untuk memiliki rumah sendiri. Dari anaknya
menginginkan figur seorang ayah yang bisa memberikan peran seorang
ayah.

3. Riwayat keluarga Inti


Setelah cerai keluarga merasa nyaman dan kebutuhan ekonomi cukup.
Dan bekerja di PT dengan pendapatan Rp. 1000.000,00 mempunyai
pola pikir lebih maju lagi untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi
(UT) sekarang semester 1 dengan biaya dari diri sendiri.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Sebelum perceraian Tn. I dan Ny. N selama 6 tahun, peran seorang
ayah, peran seorang ibu belum bisa menempatkan diri. Contohnya
dalam hal memberikan perlindungan, kasih sayang, perhatian, dan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam keseharianya. Dalam peran yang
lain bagi seorang Ayah, belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga
dalam keseharian dibuktikan dengan Tn. I belum memberi nafkah untuk
mencukupi keluarga, masih menggantungkan kedua orang tuanya.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak untuk bermain burung merpati dan
mabuk-mabukan.

Selama dalam keluarga Ny. N sudah bekerja di PT selama 6 tahun


dalam bekerja sampai jam 6 sore. Tidak mempunyai waktu untuk
menemani anaknya belajar, mengantar anaknya kesekolah, memandikan
anaknya, dan bercengkrama.

C. KEADAAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah
Luas rumah 7 x 8 m terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan
WC, ruang tamu dan ruang keluarga, dapur, ruang makan, ruang
ibadah, teras. Tipe bangunan adalah permanen. Keadaan lantai sudah
keramik., pencahayaan dari sinar matahari cukup, ventilasi untuk
sirkulasi udara cukup baik,jumlah jendela ada 2 buah diruang tamu.
Sumber air minum yang digunakan berasal dari sumur, gali. WC yang
dimiliki terdapat septic tank. Kebiasaan memasak menggunakan
kompor gas. Pembungan air limbah dengan cara diambil oleh tukang
sampah. Antara sumur dan septic tank > 8 meter.
Denahnya:

Teras kamar U

Ruang Tamu

WC

Ruang Keluarga

Kamar

Ruang Ibadah Ruang makan

Dapur

1. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga selalu berhubungan baik. Dalam masyarakat sekitar sering
diadakan pengajian minggu sekali, dawis serta arisan RT yang diadakan
sebulan sekali.

2. Interaksi dengan Komunitas


Hubungan keluarga Ny. N dengan tetangga disekitarnya tidak ada
masalah, Ny. N selalu mengikuti acara atau kegiatan yang diadakan RT
sekitar.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Rumah Ny. N merupakan daerah pedesaan, mudah dijangkau oleh sepeda
motor dan mobil. Dalam berpergian Ny. N menggunakan transportasi
motor.
4. Sistem Pendukung Keluarga
Anggota keluarga Ny. N sehat dan apabila ada anggota keluarga
mengalami sakit yang agak lama selalu menggunakan fasilitas kesehatan
yaitu puskesmas. Keluarga Ny. N mempunyai jaminan kesehatan yaitu
KIS.

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga


Keluarga mengatakan, jika ada masalah dalam keluarga yang paling
dominan sebagai pengambil keputusan adalah Tn. B, namun
sebelumnya dilakukan musyawarah mufakat terlebih dahulu dalam
mengambil keputusan.

2. Struktur peran (Formal dan Informal)

a. Formal
1) Tn. B sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah bagi
keluarganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
disamping itu Tn. B sebagai pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman pada keluarga.
2) Ny. S berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny.
S sebagai ibu rumah tangga memiliki peran untuk
mengurusi rumah dan pendidik bagi anak-anaknya.
3) Sdri. R dan Sdr. U berperan sebagai anak yang harus
memantaskan diri menjadi anak yang mandiri dengan
bekerja untuk membantu perekonomian orang tuanya.
4) Ny. N berperan sebagai anak sekaligus ibu dari An. R yang
bertugas mengurus anaknya tanpa suami. Ny. N
mengatakan tidak ada waktu menemani anaknya belajar,
mengantar anaknya kesekolah, memandikan anaknya, dan
bercengkrama saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah
dan bekerja. Terlihat anak Ny.N diasuh oleh ibu Ny.N, pada
saat pengkajian tidak tampak keharmonisan dalam ibu dan
anak, anak Ny. N terlihat kurus serta rambut acak-acakan
dan sedang sendiri pada saat makan, mandi dan belajar
b. Informal
Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran untuk saling
memotivasi satu sama lain.

3. Nilai/Norma Keluarga
Keluarga Ny. N memegang nilai dan norma budaya yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya, bersikap hormat pada yang lebih tua
dan bersikap santun pada sesama.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga memiliki rasa untuk saling menyayangi dan
menghargai satu sama lainnya. Keluarga Ny. N saling mendukung
kebutuhan sehingga dapat terpenuhi kehidupan sederhana, dapat
menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny. N selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya yaitu agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan lingkungan tempat
tinggal mereka.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan


Tn. B Dan Ny. S mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit
hipertensi namun belum mengetahui tanda dan gejala hipertensi,
makanan yang diperbolehkan maupun yang tidak.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat
Ny. N mengatakan jika anggota keluarga mengalami sakit lebih
sering dibawa ke puskesmas.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


Ny. N mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit, Ny.
N pergi berobat ke puskesmas terdekat.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang


sehat
Fasilitas kesehatan sudah mencukupi didalam keluarga Ny. N Di
dalam kamar mandi sudah terdapat jamban.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan


kesehatan di masyarakat
Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan dan
memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas
kesehatan tersebut, misalnya setiap ada anggota keluarga yang
sakir setelah minum obat diwarung tidak kunjung sembuh lalu
dibawa ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat.

4. Fungsi reproduksi
Ny. N memiliki 1 orang anak yang berumur 6 tahun, Ny. N sudah
bercerai dengan suaminya.

5. Fungsi ekonomi
Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, pendapatan Ny. N perbulan Rp.
1.000.000,00. Pendapatan perbulan Ny. N hanya cukup digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan untuk membayar biaya
sekolah anaknya. pendapatan Ny. N belum cukup untuk membeli
rumah dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka Ny. N masih tinggal 1 rumah dengan orang tuanya.
F. STREES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka panjang dan pendek


• Pendek : Semua kebutuhan Ny. N masih ditanggung oleh Tn. B
kecuali kebutuhan anaknya ditanggung oleh Ny. N
sendiri.
• Panjang : Ny. N berkeinginan untuk menikah lagi setelah lulus
kuliah.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi
Keluarga Ny. N selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan
masalah baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.

3. Strategi koping yang digunakan


Keluarga Ny. N apabila ada masalah baik dalam keluarga atau
masyarakat selalu menyelesaikan dengan meminimalkan masalah yang
lain.

4. Strategi adaptasi disfungsional


Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada
akhirnya Tuhan yang menentukan.
G. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan
Tn. B Ny. S Ny. N
Fisik

Tekanan darah 170/90 mmHg 140/80 mmHg 110/90 mmHg


Nadi 83x/m 81x/m 80x/m
Suhu 36,5oC 36,6oC 36,4oC
RR 20x/m 22x/m 21x/m
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Turgor baik Turgor baik Turgor baik
Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva
Mata
tidak anemis tidak anemis tidak anemis
penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik
Hidung Bersih Bersih Bersih
Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
Mulut dan
berbau, tidak berbau, tidak berbau, tidak
tenggorokan
ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan
Simetris Simetris Simetris
Telinga pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Leher pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Dada
wheezing wheezing wheezing

Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri


Perut
tekan tekan tekan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Ekstremitas
kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk
Pemeriksaan
Sdr. R Sdr. U An. R
Fisik

Tekanan darah 110/90 mmHg 90/70 mmHg -


Nadi 84x/m 82x/m 90x/m
Suhu 36,3oC 36,5oC 36,7oC
RR 23x/m 20x/m 24x/m
Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal
Rambut Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
Kulit Turgor baik Turgor baik Turgor baik
Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva
Mata
tidak anemis tidak anemis tidak anemis
penglihatan baik penglihatan baik penglihatan baik
Hidung Bersih Bersih Bersih
Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
Mulut dan
berbau, tidak berbau, tidak berbau, tidak
tenggorokan
ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan
Simetris Simetris Simetris
Telinga pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Leher pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Dada
wheezing wheezing wheezing

Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri


Perut
tekan tekan tekan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Ekstremitas
kelainan bentuk kelainan bentuk kelainan bentuk
H. HARAPAN KELUARGA
Harapan yang diinginkan oleh Ny. N adalah Ny. N ingin memiliki rumah
sendiri, dan ingin mempunyai calon suami yang bisa menjadi contoh figur
seorang ayah yang baik dan bertanggung jawab untuk anaknya.

I. AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI ANGGOTA


KELUARGA

1. Nutrisi
Keluarga Ny. N makan 3 kali sehari dengan makan-makanan
bervariasi, selalu ada karbohidrat protein, sayur. Keluarga Tn. B tidak
suka pilih-pilih makanan, apa yang dimasak oleh Ny. S selalu
dimasak.

2. Intake cairan
Anggota keluarga Tn. B setiap harinya minum kurang lebih 8 gelas
per hari.

3. Eliminasi
Anggota keluarga mengatakan bahwa setiap harinya rutin dalam BAB
dan BAK. BAB 1x setiap harinya sedangkan BAK 5-6 kali perhari.

4. Mobilisasi
Anggota keluarga mengatakan jarang melakukan senam pagi, karena
kesibukan.

5. Personal Hygine
Keluarga rajin melakukan kebersihan diri seperti mandi sehari 2 kali,
dan selalu menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari.
II. ANALISA DATA
No. Data Fokus Problem Etiologi
1 DS : Konflik peran Single
- Ny. N mengatakan tidak ada orang tua parent
waktu menemani anaknya terhadap anak akibat
belajar, mengantar anaknya ke perceraian
sekolah, memandikan anaknya,
dan bercengkrama saat waktu
luang karena dirinya sibuk
kuliah dan bekerja.
- Ny.N mengatakan sejak
perceraian dirinya merasa
kerepotan mengurus anaknya
yang kurang bersemangat dalam
belajar, tidak mau sholat, diatur
orang tua susah, dan sering
merengek ingin bertemu dengan
ayahnya.
DO :
- Terlihat anak Ny.N diasuh oleh
ibu Ny.N
- Terlihat pada saat pengkajian
tidak tampak keharmonisan
dalam ibu dan anak
- Anak Ny. N terlihat kurus serta
rambut acak-acakan
- Anak Ny. N terlihat sedang
sendiri pada saat makan, mandi,
dan belajar
No Data Fokus Problem Etiologi
2 Ds : Resiko Kurangnya
- Ny. N mengatakan perceraiannya ketidakmampuan pengetahuan
dikarenakan sering mendapatkan menjadi orang tua
KDRT asuh anak
- Selama berumah tangga suami
Ny. N belum pernah memberikan
nafkah, pendapatan Ny. N Rp.
1.000.000,00
- Ny. N mengatakan sejak
perceraian dirinya merasa
kerepotan mengurus anaknya
- Ny. N mengatakan belum tahu
cara mengajarkan anaknya untuk
berperilaku dan komunikasi yang
baik, serta belum bisa
menyampaikan kepada anaknya
untuk menjalankan ibadah.
Do :
- Belum pernah melihat Ny. N
menyuruh anaknya untuk segera
pergi ke masjid pada saat teman
anak Ny. N mengajak untuk
mengaji dan menjalankan sholat
di masjid.
- Ny. N terlihat tidak menegur
anaknya ketika masuk rumah
tidak mengucapkan salam
- Anak Ny. N tampak berbicara
kasar kepada Ny. N

III. DIAGNOSA

1. Konflik peran orang tua terhadap anak berhubungan dengan Single


parent akibat perceraian
2. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua asuh anak berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan
IV. PRIORITAS MASALAH

1. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Single parent


No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
`1. Sifat masalah 3/3x1 1 Masalah sudah terjadi
Skala dan perlu ditangani
Potensial : 1 dibuktikan dengan
Resiko : 2 sejak perceraian
Aktual : 3 dirinya merasa
kerepotan mengurus
anaknya.
2. Kemungkinan untuk 1/2x2 1 Masalah diubah
diubah sebagian karena Ny.
Skala N masih sibuk
Mudah : 2 bekerja dan kuliah
Sebagian : 1 serta masih tinggal 1
Tidak dapat : 0 rumah dengan orang
tua Ny. N
3. Potensial dicegah 2/3x1 2/3 Masalah cukup untuk
Skala dicegah karena
Tinggi : 3 waktunya untuk
Cukup : 2 bekerja dan kuliah
Rendah : 1 jadi bisanya pada hari
libur.
4. Menonjolnya masalah 2/2x1 1 Masalah yang ada
Skala dirasa cukup perlu
Segera ditangani : 2 untuk ditangani
Tidak perlu segera : 1
Masalah tidak dirasakan :
0
Skor total 3 2/3
2. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan.

No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran


`1. Sifat masalah 2/3x1 2/3 Masalah beresiko
Skala untuk terjadi karena
Potensial : 1 peran Ny. N sebagai
Resiko : 2 orang tua belum
Aktual : 3 dilaksanakan dengan
baik
2. Kemungkinan untuk 1/2x2 1 Kemungkinan
diubah masalah dapat diubah
Skala sebagian karena
Mudah : 2 kesibukan Ny. N
Sebagian : 1 dalam bekerja dan
Tidak dapat : 0 kuliah
3. Potensial dicegah 2/3x1 2/3 Masalah cukup untuk
Skala dicegah apabila Ny. N
Tinggi : 3 tahu tentang pola
Cukup : 2 pengasuhan pada
Rendah : 1 anaknya tentang
bagaimana cara
berperilaku yang baik
misalnya mengajarkan
anak masuk kerumah
untuk memberi salam,
berkomunikasi yang
baik terhadap orang
yang lebih tua, serta
belum tahu bagaimana
cara menganjurkan
kepada anaknya untuk
menjalankan ibadah.

4. Menonjolnya masalah 2/2x1 1 Masalah yang ada


Skala dirasa cukup perlu
Segera ditangani : 2 untuk ditangani
Tidak perlu segera : 1
Masalah tidak dirasakan
:0
Skor total 3 1/3
IV. DIAGNOSA PRIORITAS
Berdasarkan skoring yang telah dilakukan diperlukan diagnosa
prioritas yaitu :
1. Konflik peran orang tua terhadap anak berhubungan dengan Single
parent akibat perceraian
2. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua asuh anak
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
V. INTERVENSI

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Konflik peran orang Setelah Setelah dilakukan
tua berhubungan dilakukan tindakan
dengan Single parent asuhan keperawatan
akibat perceraian keperawatan selama 6 x 30
diharapkan menit diharapkan:
konflik peran 1. Keluarga
orang tua mampu Keluarga mampu
teratasi mengenal dan menyebutkan :
mengerti :
a. Pengertian Kognitif a. Konflik peran adalah a. Jelaskan
konflik ketika seseorang pengertian
peran merasa bahwa ia konflik peran
orang tua berkonflik dengan orang tua
harapan-harapan yang
tidak sesuai,
dikarenakan adanya
perubahan pada diri
perilaku, orang lain
atau dalam lingkungan
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
b. Macam - Kognitif b. Macam-macam konflik b. Jelaskan
macam konflik peran diantaranya macam-macam
peran konflik antar peran, konflik peran
konflik peran antar
pengirim, dan person-
role conflict

c. Penyebab Kognitif c. Penyebab konflik peran c. Jelaskan


konflik peran orang tua adalah salah penyebab konflik
satunya pola peran
pengasuhan orang tua
tunggal atau yang
disebut dengan Single
parent
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
d. Dampak Kognitif d.Dampak negatif : d. Jelaskan
Single parent perubahan perilaku anak, dampak
dalam tahap terganggunya fungsi sosial Single parent
perkembangan anak, tersesat figuritas dalam tahap
anak Dampak positif: anak perkembangan
terhindar dari pertengkaran anak
orang tua, anak menjadi
lebih mandiri dan
memiliki kepibadian kuat

2. Keluarga Kognitif a. Keluarga mampu d. a. mengajarkan


mampu mengetahui pentingnya perilaku-perilaku
mengambil peran orang tua dalam yang diperlukan
keputusan tahap perkembangan oleh pasien/ orang
yang tepat anak tua untuk dapat
dalam memenuhi
mengatasi perannya
konflik peran
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
3. Keluarga Kognitif a. Keluarga mampu a. Jelaskan peran
mampu menjelaskan peran pengasuhan
memberi orang tua anak
perawatan b. Keluarga mampu b. Jelaskan tahap
yang benar menjelaskan tahap dan
perkembangan anak perkembangan
usia 6 tahun anak usia 6
tahun

4. Keluarga Afektif 4.Dukung upaya keluarga 4.Jelaskan upaya


mampu dalam peran pengasuhan keluarga dalam
memodifikasi anak peran pengasuhan
lingkungan anak
untuk
mengurangi
konflik peran
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
5. Keluarga Kognitif a. Menyebutkan pelayanan a.Jelaskan
mampu yang ada : puskesmas, fasilitas
memanfaatkan klinik, rumah sakit kesehatan yang
fasilitas ada
pelayanan ada b.Beri
kesempatan untuk
memilih fasilitas
pelayanan
kesehatan
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
2 Resiko Setelah Setelah dilakukan
ketidakmampuan dilakukan tindakan
menjadi orang tua asuhan keperawatan
keperawatn selama 6 x 30
diharapkan menit diharapkan
resiko :
ketidakmam a. Orang tua Kognitif a. Orang tua terutama a. Membantu orang
puan mengenal Ny. N mengetahui tua mengenai
menjadi masalah resiko masalah resiko fisiologis,
orang tua ketidakmampu ketidak mampuan emosional, dan
teratasi an menjadi menjadi orang tua karakteristik
orang tua perilaku normal
anak
b. Mengetahui Kognitif b. Orang tua terutama b. Menyediakan
peran orang Ny. N mengetahui informasi tentang
tua dalam apa saja peran orang peran yang biasanya
memenuhi tua dalam memenuhi dalam keluarga
tumbuh kebutuhan tumbuh
kembang kembang anak.
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
c. Orang tua Kognitif c. Orang tua terutama c. Menyediakan sumber
mampu Ny. N informasi yang
merawat dan mengungkapkan dirancang untuk
kemampuan untuk
mengasuh mengajarkan orang tua
merawat dan
anak mengasuh anak mengenai pengasuhan
anak

d. Keluarga Kognitif d. Orang tua terutama d.bantu orang tua dalam


mampu Ny. N mampu mengembangkan,
memodifikasi mendidik anaknya memelihara, dan
lingkungan agar tidak salah menggunakan sistem
untuk pergaulan dukungan sosial
mengurangi
resiko
ketidakmamp
uan menjadi
orang tua
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
e. Keluarga Kognitif e. Menyebutkan e. Memberikan
mampu pelayanan kesehatan informasi kepada
memanfaatkan yang ada: puskesmas, caregiver
fasilitas rumah sakit, perawat, mengenai
pelayanan dokter dukungan
yang ada pelayanan
kesehatan,
komunitas yang
bisa diakses
VI. IMPLEMENTASI

No Tanggal dan
Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
waktu
1. I Hari 1 a. Pengertian konflik a. S : Keluarga Ny. N sudah mengerti dan
peran orang tua memahami pengertian konflik peran
22 April 2017 orang tua
19.0 IB O : Keluarga Ny. N dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan benar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi

b. Macam-macam konflik a. S : Keluarga Ny. N sudah mengerti dan


peran memahami macam-macam konflik peran
O : Keluarga Ny. N dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan benar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
Tanggal dan
No Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
waktu
b. Penyebab konflik peran b. S : Keluarga Ny. N sudah mengerti dan
memahami penyebab konflik peran
O : Pasien dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan benar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi

d.Dampak Single parent c. S : Keluarga Ny. N sudah mengerti dan


dalam tahap memahami dampak Single parent dalam
perkembangan anak tahap perkembangan anak
O : Pasien dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan dengan benar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi

2 II Hari 2 a. Menyampaikan a. S : Keluarga Ny. N paham tentang


informasi lewat internet/ informasi yang telah diberikan
23 April 2017 media cetak/media O : Keluarga dapat menjelaskan
19.00 elektronik,dan kembali apa yang telah di berikan
bersosialisasi dengan A : Masalah teratasi sebagian
tentangga tentang peran P : Lanjutkan Intervensi
yang biasanya dalam
No Tanggal dan
Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
waktu
keluarga untuk
digunakan dalam
perkembangan keluarga
dalam pola asuh anak.
Memberikan
reinforcement positif
Melakukan kontrak
selanjutnya

3 II Hari 3 a. Menjelaskan tahap S: Keluarga Ny. N mengatakan sudah


perkembangan anak usia lumayan paham dengan materi yang
24 April 2017
6 tahun dan menjelaskan telah diberikan
19.00 peran pengasuhan anak: O : Keluarga Ny. N bisa menjelaskan
- orang tua perlu kembali materi yang telah diberikan,
mendukung anak meskipun hanya sedikit
- menghargai usaha yang A : Masalah teratasi sebagian
telah anak lakukan P : Lanjutkan Intervensi
- mengajak anak
berpendapat/
bermusyawarah
No Tanggal dan
Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
waktu
Memberikan
reinforcement positif
Melakukan kontrak
selanjutnya

4 II Hari 4 Menyediakan sumber S: Keluarga Ny. N mengatakan sudah


informasi yang lumayan paham dengan materi yang
25 April 2017
dirancang untuk telah diberikan
19.30 mengajarkan orang tua O : Keluarga Ny. N bisa menjelaskan
mengenai pengasuhan kembali materi yang telah diberikan,
anak. Contoh: melalui meskipun hanya sedikit
liflet, melalui internet A : Masalah teratasi sebagian
Melakukan kontrak P : Lanjutkan Intervensi
selanjutnya
No Tanggal dan
Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
waktu
5 II Hari 5 Bantu orang tua dalam S: Keluarga Ny. N mengatakan sudah
mengembangkan, lumayan paham dengan materi yang
26 April 2017 memelihara, dan telah diberikan
19.30 menggunakan sistem O : Keluarga Ny. N bisa menjelaskan
dukungan sosial agar kembali materi yang telah diberikan,
anak tidak salah meskipun hanya sedikit
pergaulan.Contoh : A : Masalah teratasi sebagian
penataan laksanaan fisik, P : Lanjutkan Intervensi
pendidikan internal dan
eksternal, aktivitas dan
cara dialog dengan anak-
anak, perilaku yang
ditampilkan.
Memberikan
reinforcement positif
Melakukan kontrak
selanjutnya
No Tanggal dan
Dx Implementasi Evaluasi Formatif
waktu
6 II Hari 6 Mengevaluasi materi yang S : Keluarga Ny. N mengatakan sudah paham
telah disampaikan materi yang telah diberikan selama ini
27 April 2017 O : Keluarga Ny. N dapat menjawab pertanyaan
20.00 yang diajukan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
VII. EVALUASI

Hari, tanggal
No Dx Evaluasi Sumatif Paraf
Waktu
1. I Kamis, 27 April S : Ny. N mengatakan akan mulai bisa memprioritaskan
2017 anaknya ditengah kesibukan Ny. N dalam bekerja dan
kuliah
18.30 O : Terlihat Ny. N sedang mendampingi anaknya dalam
belajar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

2. II Kamis, 27 April S : pasien mengatakan sudah lebih memahami perilaku-


2017 perilaku apa saja untuk dapat memenuhi perannya serta
sudah mengerti tahap dan perkembangan anak usia 6
tahun
O : Terlihat pasien dapat menjelaskan kembali materi
yang sudah di berikan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KONFLIK PERAN ORANG TUA

Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KONFLIK PERAN ORANG TUA

Pokok Bahasan : Konflik


Sub Pokok Bahasan : Konflik peran orang tua
Hari, tanggal : Sabtu, 22 April2017
Waktu : 1 x 15 menit
Tempat : Kediaman Ny. N Rt 05Rw 05, Mersi
Sasaran : Keluarga Ny. N
Penyuluh : Rizqi Ajeng Pambudiarti

I. Latar Belakang
Ny. N mengatakan tidak ada waktu menemani anaknya belajar,
mengantar anaknya ke sekolah, memandikan anaknya, dan bercengkrama
saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah dan bekerja.
sejak perceraian dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya yang
kurangbersemangatdalambelajar, tidakmausholat, diatur orang tuasusah,
danseringmerengekinginbertemudenganayahnya.

II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
memahami tentang Konflik peran orang tua.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menyebutkankonflik peran orang tua dengan baik
2. Menjelaskan macam-macam konflik dengan baik
3. Menyebutkan penyebab konflik peran dengan baik
4. Menyebutkan dampak Single parentdengan baik
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah -
1. Menyampaikan 1. Menjawabsalam Responsif
salam 2. Mendengarkand dan antusias
2. Perkenalan anmemperhatika
3. Menjelaskantuju n
an
4. Apersepsi
2. 8 menit Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
konflik peran
orang tua
2. Macam-macam
konflik peran
3. Penyebab
konflik peran
4. Dampak single
parent dalam
tahap
perkembangan
anak
3. 3 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan menjawab
kembali materi Tanya pertanyaan dari
meliputi: jawab penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta mampu
konflik peran mengulang
orang tua materi yang
2. Macam-macam telah diberikan
konflik peran
3. Penyebab
konflik peran
4. Dampak single
parent dalam
tahap
perkembangan
anak
4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias
Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
1. Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
2. Menyampaikan
salam penutup

IV. Metode Penyampaian Informasi


1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Mediayang digunakan
Leaflet
VI. Materi Penyuluhan (terlampir)
VII. Evaluasi
Diberikan pertanyaan lisan, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Konflik peran orang tua
2. Apa saja macam-macam konflik peran orang tua
3. Apa saja penyebab konflik peran
4. Apa saja dampak Single parent dalam tahap perkembangan anak
Purwokerto, 22 April 2017

Mahasiswa/ Penyuluh

(Rizqi Ajeng Pambudiarti)

NIM : P1337420214117

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H.


NIP.19660115 199803 1 001
Lampiran materi
KONFLIK PERAN ORANG TUA
A. Pengertian
Konflik peran adalah ketika seseorang merasa bahwa ia berkonflik
dengan harapan-harapan yang tidak sesuai, dikarenakan adanya perubahan
pada diri perilaku, orang lain, atau dalam lingkungan(Mubarak, Chayatin,
Santoso, 2009)
Sedangkan menurut Herdman dan Kamitsuru (2014)Konflik peran orang tua
adalah pengalaman kebingungan peran orang tua dan konflik dalam berespon
terhadap krisis.
B. Macam- macam
Macam-Macam Konflik Peran
Konflik peran dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Konflik antarperan
Konflik antarperan adalah konflik yang terjadi jika pola-pola
perilaku atau norma-normma dari suatu peran tidak kongruen dengan
peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh individu. misalnya
dalam sebuah kasus di keluarga peran sebagai siswa, penjaga rumah,
memasak, perkawinan, dan perawatan anak dilaksanakan sekaligus.
b. Konflik peran antar pengirim
Konflik peran antar pengirim adalah suatu konflik dimana dua orang
atau lebih memegang harapan-harapan yang berkonflik, menyangkut
pemeranan suatu peran. misalnya seorang perawat menunjukan peran yang
profesional, seorang kepala perawat akan mengharapkan efisiensi dari
suatu tindakan pada klien, dan klien mungkin akan mengharapkan
segalanya terpusat pada dirinya,berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakannya, sedangkan perawat mengharapkan agar dapat memberikan
perawatan individu sesuai dengan standar profesinya.
c. Person-role conflict
Suatu konflik antara nilai-nilai internal individu, nilai-nilai
eksternal(yang dikomunikasikan kepada pelaku oleh orang lain),dan
berprilaku pada situasi yang sarat dengan setres peran. misalnya keluarga
dengan anak remaja, yaitu apabila remaja tersebut memiliki pemikiran
internal menyangkut perannya sebagai seorang remaja dan sebayanya
menentukan suatu peran yang sangat berbeda (Mubarak, Chayatin,
Santoso, 2009).
C. Penyebab konflik peran
1. Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok bisa
menyangkut bidan ekonomi, politik dan juga sosial
2. Terdapat perubahan nilai yang cepat secara tiba-tiba dalam masyarakat
3. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi yang berbeda-beda pula
D. Dampak Single parent dalam tahap perkembangan anak
Menurut Yui (2013) dampak Single parent bagi anak adalah :
1. Perubahan perilaku anak
Sifat nakal, tidak sopan dan depresi dapat terjadi karena kurangya
waktu orang tua dengan anaknya untuk menanamkan adat istiadat atau
meluangkan waktu bersama untuk bertukar pikiran.
2. Terganggunya fungsi sosial anak
Dalam lingkungan masyarakat, baik lingkungan tempat tinggal
ataupun sekolah, status orang tua tidak benar-benar bisa disembunyikan.
Maka besar kemungkinan terjadi adanya camooh ataupun ejekan dari
teman-teman ataupun tetangga-tetangga. Bahkan bisa berujung pada
bullying yang akhirnya merusak mental si anak, menjadi kurang percaya
diri atau minder, mudah depresi dan kurang interaksi dengan lingkungan
sekitar.
3. Tersesat figuritas
Figur seorang ayah penting bagi anak perempuan dan figure
seorang ibu juga penting bagi anak laki-laki. Sebagai contoh, anak laki-
laki mempelajari peran ayah dari ibunya atau wanita lain, yang mampu
berakibat buruk. Misalnya si anak laki-laki menjadi kewanita-wanitaan
atau lembut gemulai seperti ibunya, bisa juga karena tidak terbiasa dengan
hadirnya laki-laki, si anak menjadi takut atau membenci laki-laki
Dengan adanya kasus Single Parent juga akan berdampak pula
pada pola asuh terhadap childbearing yaitu menyebabkan ibu atau ayah
menjadi kurang mampu mengatasi kehidupan anaknya sehari-hari.akibat
yang lain, muncul serentetan kasus seperti tindakan –tindakan yang
semestinya tidak perlu terjadi. Misalnya, soal makan sudah dianggap
sepele, makan tidak pada waktunya, tidur tidak teratur (Save, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W.I., Chayatin, N., & Santoso, B,A. (2009). Ilmu keperawatan
komunitas : konsep dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Herdman, T.H. (2014). NANDA international inc diagnosis keperawatan: definisi
dan klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta: EGC.
Save, Dagun. (2013). Psikologi keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Yui. (2013). Efek negatif dari single parent. Yogyakarta: Salemba Medika.
PRE PLANNING
KONFLIK PERAN ORANG TUA

Disusun oleh :
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117/ III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2017
PRE PLANNING
KONFLIK PERAN ORANG TUA

Topik : Konflik peran orang tua


Terapis : Rizqi Ajeng Pambudiarti
Sasaran : Ny. S dan seluruh anggota keluarga
Tempat : Rumah Ny.S

A. Latar Belakang Masalah


Ny. N mengatakan tidak ada waktu menemani anaknya belajar, mengantar
anaknya ke sekolah, memandikan anaknya, dan bercengkrama saat waktu
luang karena dirinya sibuk kuliah dan bekerja.
sejak perceraian dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya yang
kurangbersemangatdalambelajar, tidakmausholat, diatur orang tuasusah,
danseringmerengekinginbertemudenganayahnya.
B. Topik
Konflik peran orang tua
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan dari kegiatan ini yaitu agar keluarga mampu mengenal masalah
mengenai konflik peran orang tua
2. Hasil
a. Pasien mampu menjelaskan pengertian Konflik peran orang tua,
macam- macam konflik peran, penyebab konflik peran, dampak Single
parent dalam tahap perkembangan anak.
D. Sasaran Kegiatan
Ny. S dan seluruh anggota keluarga
E. Tempat
Rumah Ny. S
F. Waktu
Hari : Kamis
Tanggal : 22 April 2017

G. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. Media
Liflet
I. Alokasi waktu
Perkenalan : 2 menit
Proses kegiatan : 15 menit
Penutup : 3 menit
J. Pengorganisasian
1. Leader : Rizqi Ajeng Pambudiarti
Tugas :
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
c. Menjelaskan Konflik peran orang tua, macam- macam konflik peran,
penyebab konflik peran, dampak Single parent dalam tahap
perkembangan anak
d. Memberi reinforcement positif pada klien
e. Menyimpulkan kegiatan
K. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader

: Klien/ keluarga
Mekanisme Kegiatan

Kegiatan
Tahapan dan
No
Waktu Kegiatan Demonstrasi Kegiatan Peserta

1 Pembukaan 1. Membukakegiatanden 1. Menjawab salam


2 Menit ganmengucapkansala
m
2. Memperkenalkandiri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskanmaksud 3. Memperhatikan
dan tujuan
4. Menanyakan
kesediaan dari
keluarga untuk
diadakanya
penyuluhan
2 Pelaksanaan 1. Membina hubungan 1. Memperhatikan
saling percaya dengan
15 Menit keluarga 2. Mengikuti
2. Melakukan penkes
tentang Konflik peran 3. Bertanya dan
orang tua menjawab
pertanyaan yang di
ajukan

3 Evaluasi 1. Menanyakankepadape 1. Menjawab


3 Menit sertatentangmateri Pertanyaan
Konflik peran orang
tua yang telah
dilaksanakan 2. Mendengarkan
2. Memberikan
reinforcement positif
3. Mengucapkanterimak 3. Menjawab salam
asihatasperanpeserta
4. Mengucapkansalampe
nutup

L. Proses Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta 4 orang
b. Setting tempat sesuai dengan rencana
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib
2. Evaluasi proses
a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
b. Keluarga memahami penjelasan dari kegiatan penyuluhan
c. Kegiatan berjalan dengan lancar
3. Evaluasi hasil
a. Pasien dan keluarga mampu mejelaskan kembali tentang penyuluhan yang
telah dilaksanakan
b. Pasien mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan
M. Penutup
Demikianlah pre planning ini saya ajukan dalam rangka memenuhi tugas
akhir dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Desa Mersi Banyumas. Atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan saya ucapkan terimakasih.

Purwokerto, 22 April 2017


Penyuluh

Rizqi Ajeng P.
NIM P1337420214117

Disetujui oleh :
Pembimbing Akademik

Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H.


NIP.19660115 199803 1 001
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN POLA ASUH ANAK
USIA 6 TAHUN

Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN POLA ASUH ANAK
USIA 6 TAHUN

Pokok Bahasan : Peran keluarga


Sub Pokok Bahasan : Peran keluarga dalam perkembangan pola asuh anak
Hari, tanggal : Minggu , 23 April 2017
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Kediaman Ny. N Rt 05 Rw 05, Mersi
Sasaran : Keluarga Ny. N
Penyuluh : Rizqi Ajeng Pambudiarti

I. Latar Belakang
Menurut Casmini (2007) pola asuh memiliki definisi bagaimana
orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan
serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada
upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada
umumnya.
Ny. N mengatakan belum tahu cara mengajarkan anaknya untuk
berperilaku dan komunikasi yang baik, serta belum bisa menyampaikan
kepada anaknya untuk menjalankan ibadah
.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
memahami tentang Peran keluarga dalam perkembangan pola asuh anak
usia 6 tahun
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menjelaskan pengertian Pola asuh
2. Menyebutkan interaksi pengasuhan orang tua dengan anak dalam
keluarga
3. Menjelaskan kedudukan Ayah, Ibu, dan Anak dalam keluarga
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah -
1. Menyampaikan 1. Menjawabsala Responsif
salam m dan antusias
2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Menjelaskantuj danmemperhati
uan kan
4. Apersepsi
2. 8 menit Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
nutrisi pada
pasien kanker
2. Prinsip nutrisi
pada pasien
kanker
3. Tujuan
pemberian
nutrisi nutrisi
pada pasien
kanker
4. Syarat nutrisi
nutrisi pada
pasien kanker
3. 3 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan Tanya menjawab
kembali materi jawab pertanyaan
meliputi: dari penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta
nutrisi pada mampu
pasien kanker mengulang
2. Prinsip nutrisi materi yang
pada pasien telah
kanker diberikan
3. Tujuan
pemberian
nutrisi nutrisi
pada pasien
kanker
4. Syarat nutrisi
nutrisi pada
pasien kanker
4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias
Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 Menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
1. Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
2. Menyampaikan
salam penutup

IV. Metode Penyampaian Informasi


1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Mediayang digunakan
Laptop
VI. Materi Penyuluhan (terlampir)
VII. Evaluasi
Diberikan pertanyaan lisan, yaitu :
1. Apa pengertian Pola asuh
2. Apa sajainteraksi pengasuhan orang tua dengan anak dalam keluarga
3. Apa saja kedudukan Ayah, Ibu, dan Anak dalam keluarga
Purwokerto, 23 April2017

Mahasiswa/ Penyuluh

(Rizqi Ajeng Pambudiarti)


NIM : P1337420214117

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H.


NIP.19660115 199803 1 001
Lampiran materi

PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN POLA ASUH ANAK


USIA 6 TAHUN

A. Pengertian pola asuh


Menurut Casmini (2007) pola asuh memiliki definisi bagaimana
orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan
serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada
upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada
umumnya.
B. Interaksi pengasuhan orang tua dengan anak dalam keluarga
Menurut Hermawati (2014) interaksi pengasuhan orang tua terhadap
anak bisa melalui komunikasi, Komunikasi mengandung 3 kata kunci yaitu
a. Sender (komunikator)
Sender adalah orang pertama yang akan mengirim sinyal
komunikasi melalui pesan yang disampaikannya. Maksudnya
setiap anggota keluarga berpotensi menjadi sumber ( pengirim
pesan)
b. Message (pesan)
Message adalah pesan yang ingin disampaikan oleh orang yang
ingin menyampaikan pesan tersebut. Pesan berupa pelajaran (nilai-
nilai, nasihat, harapan, ide, atau gagasan, perasaan hati)
c. Desender
Desender adalah penerima pesan. Dalam keluarga, orang yang
akan banyak menerima pesan. Dalam keluarga, orang yang akan
banyak menerima pesan adalah anak atau orang tua itu sendiri.
Agar pesan dapat diterima dengan baik, tentunya harus
disampaikan sejelas dan sesingkat mungkin.
C. Kedudukan Ayah, Ibu, dan Anak dalam keluarga

Menurut Syaiful (2014) Ayah, Ibu, dan Anak memiliki kedudukan


masing- masing dalam keluarga yaitu :
a. Peran Ayah
Ayah sebagai kepala keluarga, mencari uang untuk memenuhi
nafkah keluarga, mengambil keputusan dalam setiap masalah,
mengawasi semua kegiatan anggota keluarga, ( semua kegiatan
anggota keluarga diawasi agar tidak merugikan diri sendiri dan
orang lain), mewakili kepentingan keluarga di luar rumah.
b. Peran Ibu
Ibu berperan mengurus rumah tangga, mengatur rumah tangga,
mengatur keuangan, dan membina anak, ibu menjadi wakil ayah
( jika ayah sudah tiada), ibu bekerja untuk membantu keuangan
keluarga.
c. Posisi anak dalam keluarga
Secara kodrati, hidup berumah tangga adalah dambban setiap
orang meskipun secara realitas masih ada yang membujang.
Anak adalah buah perpaduan cinta dan kasih sayang atara
sepasang suami istri. Dalam islam, anak tidak hanya diaku
sebagai amanh Allah, tetapi juga sebagai harapan ( dambaan,
penyejuk mata, dan hiasan dunia)
DAFTAR PUSTAKA

Casmini. (2007). Emotional Parenting:Dasar-dasar pengasuhan kecerdasan


emosi anak. Yogyakarta: Pilar Media.
Herdman, T.H. (2014). NANDA international inc diagnosis keperawatan: definisi
dan klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta: EGC.
Hermawati. (2014). Pendidikan keluarga. Bandung: Remaja Rosdikaria.

Syaiful, Bahri. (2014). Kedudukan keluarga dan peran. Jakarta: Asdi Mahasatya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 6 TAHUN

Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti.
P1337420214117
III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 6 TAHUN

Pokok Bahasan : Peran pengasuhan


Sub Pokok Bahasan : Peran pengasuhan orang tua dengan anak usia 6 tahun
Hari, tanggal : Senin, 24April 2017
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Kediaman Ny. N Rt 05 Rw 05, Mersi
Sasaran : Keluarga Ny. N
Penyuluh : Rizqi Ajeng Pambudiarti

I. Latar Belakang
Menurut Soekanto (2009) Peran adalah proses dinamis kedudukan
(status ), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai
dengan kedudukanya, dia menjalankan suatu peranan.
Menurut data yang diperoleh , Ny. N mengatakan sejak perceraian
dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya. Ny. N mengatakan belum
tahu cara mengajarkan anaknya untuk berperilaku dan komunikasi yang
baik, serta belum bisa menyampaikan kepada anaknya untuk menjalankan
ibadah
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. N mampu
memahami tentang peran pengasuhan orang tua pada anak usia 6 tahun.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Tn.Pdapat:
1. Menjelaskan pengertian peran
2. Menyebutkan apa saja peran orang orang tua pada anak usia 6 tahun
3. Menjelaskan perkembangan anak usia 6 tahun
III. Metode Penyampaian Informasi
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. Mediayang digunakan
Laptop
V. Materi Penyuluhan (terlampir)
VI. Evaluasi
Diberikan pertanyaan lisan, yaitu :
1. Apa pengertian peran
2. Menyebutkan apa saja peran orang orang tua pada anak usia 6 tahun
3. Menjelaskan perkembangan anak usia 6 tahun

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah -
- Menyampaikan 1. Menjawabsalam Responsif
salam 2. Mendengarkand dan antusias
- Perkenalan anmemperhatika
- Menjelaskantuju n
an
- Apersepsi
2. 19 Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
menit Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian peran 4. Mencatat
2. Peran orang tua
pada anak usia 6
tahun
3. Perkembangan
anak usia 6
tahun
3. 7 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan Tanya menjawab
kembali materi jawab pertanyaan dari
meliputi: penyuluh
1. Menyampaikan 2. Peserta mampu
salam mengulang
2. Perkenalan materi yang
3. Menjelaskantuj telah diberikan
uan
4. Apersepsi
4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias
Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
- Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
- Menyampaikan
salam penutup
Purwokerto, 24 April 2017

Mahasiswa/ Penyuluh

(Rizqi Ajeng Pambudiarti)


NIM : P1337420214117

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Taat Sumedi, S. Kep., Ns., M.H.


NIP.19660115 199803 1 001
Lampiran materi

PERAN PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 6 TAHUN

A. Pengertian
Menurut Soekanto (2009) Peran adalah proses dinamis kedudukan
(status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai
dengan kedudukanya, dia menjalankan suatu peranan.
B. Peran orang tua pada anak usia 6 tahun
Menurut Ilahi (2013) terdapat beberapa peran orang tua dengan anak
usia 6 tahun diantaranya adalah :
a. Merawat fisik anak agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat
b. Proses sosialisasi anak agar anak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar
c. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak

C. PEMBANGAN ANAK USIA 6 TAHUN


Menurut Jamaris martini (2006) pekembangan anak usia 6 taun yakni :
a. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan
contohnya : bermain sepak bola, loncat tali, berenang.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminya
e. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, berhitung
f. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari
g. Membentuk hati nurani, nilai moral, dan nilai sosial
h. Memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
i. Membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga
DAFTAR PUSTAKA

Illahi, Takdir. (2013). Quantum parenting kiat sukses mengasuh anak secara
efektif dan cerdas. Jogjakarta : Katahati
Martini, Jamaris. (2006). Perkembangan dan pengembangan anak usia 5-6
tahun. Jakarta : Salemba Medika
Soerjono, Soekanto. (2009). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta :Rajawalipers
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENGASUHAN ANAK USIA 6 TAHUN

Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENGASUHAN ANAK USIA 6 TAHUN

Pokok Bahasan : Pengasuhan


Sub Pokok Bahasan : Pengasuhan anak usia 6 tahun
Hari, tanggal : Selasa, 25April 2017
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Kediaman Ny. N Rt 05 Rw 05, Mersi
Sasaran : Keluarga Ny. N
Penyuluh : Rizqi Ajeng Pambudiarti

I. Latar Belakang
Menurut Dahlan (2010) pengasuhan adalah aktivitas komplek
termasuk banyak perilaku spesifik yang di kerjakan secara individu dan
bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
memahami tentang pengasuhan anak usia 6 tahun.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menjelaskan pengasuhan
2. Menjelaskan macam-macam pola pengasuhan
3. Mengetahui tugas dan tanggung jawab orang tua
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah - Responsif
- Menyampaikan 1. Menjawabsala dan antusias
salam m
- Perkenalan 2. Mendengarkan
- Menjelaskantuj danmemperhati
uan kan
- Apersepsi
2. 19 Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
menit Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
pengasuhan
2. Macam-macam
pola
pengasuhan
3. Tugas dan
tanggung
jawab orang
tua
3. 7 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan Tanya menjawab
kembali materi jawab pertanyaan
meliputi: dari penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta
pengasuhan mampu
2. Macam- mengulang
macam pola materi yang
pengasuhan telah
3. Tugas dan diberikan
tanggung
jawab orang
tua

4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias


Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 Menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
- Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
- Menyampaikan
salam penutup
IV. Metode Penyampaian Informasi
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Mediayang digunakan
Laptop
VI. Materi Penyuluhan (terlampir)
VII. Evaluasi
Diberikan pertanyaan lisan, yaitu :
1. Apa pengertian pengasuhan
2. Apa saja macam-macam pola pengasuhan
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab orang tua
Purwokerto,25 April 2017

Mahasiswa/ Penyuluh

(Rizqi Ajeng Pambudiarti)


NIM : P1337420214117

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H.


NIP.19660115 199803 1 001
Lampiran materi
PENGASUHAN ANAK USIA 6 TAHUN

1. Pengertian pengasuhan
Menurut Dahlan (2010) pengasuhan adalah aktivitas komplek
termasuk banyak perilaku spesifik yang di kerjakan secara individu dan
bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.
2. Macam-maca pola pengasuhan
Menurut karlinawati sillahi (2010) terdapat 4 macam pola
pengasuhan orang tua :
a. Pola pengasuhan otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus di
turuti biasanya di barengi ancaman –ancaman .Orang tua tipe ini
cenderung memaksa ,memerintah,menghukum
b. Pola pengasuhan demokratis
pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai
dengan adanya sikap terbuka anatara orang tua dengan anak.
Mereka membuat semacam-semacam aturan yang disepakati
bersama orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang
mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung
c. Pola pengasuhan libeeal
Pola asuh permisif di tandai dengan adanya kebebasantanpa batas
kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak
.pola asu permisif atau di kenal pula pola asuh serba membiarkan
adalah orang tuayang bersikap mengalah , menuruti keinginan,
melindumgi secara berlebihan , serta memberikan atau memenuhi
semua keinginan anak secara berlebihan
d. Pola pengasuhan tidak terlibat
Pola pengasuhan ini lebih cenderung anti sossial pada masa remaja
peneliti menggungkapkan bahwa ibu dalam pola pengasuhan ini
akan memiliki anak yang defisit dalam fungsi fisiologisnya,
penurunan kemampuan intelektual, kesulitan dalam attachment
serta pemarah
3. Tugas dan tanggung jawab orang tua
Menurut Sri Sugiharti (2007) tugas dan tanggung jawab orang tua
antara lain :
a. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang
b. Memelihara kesehatan anak
c. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain
d. Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak
e. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial,
mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindakan
kekerasan dari luar
a. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan
berpendapat sesuai dengan usia anak
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Djawad. (2010). Pengasuhan Anak dan Remaja . Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Silalahi, Karlinawati. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dinamika zaman.
Jakarta: PT. Raja grafindo persada.
Sri, Sugiharti. (2007). Penjajagan kebutuhan tentang pemenuhan hak Anak di

Dusun V peranti Desa gadingharjo kecamatan sanden kabupaten Bantul

DIY. Yogyakarta : Balitbang BKKBN DIY.


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA PADA ANAK

Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA PADA ANAK

Pokok Bahasan : Dukungan sosial orang tua


Sub Pokok Bahasan : Dukungan sosial orang tua pada Anak
Hari, tanggal : Rabu, 26 April2017
Waktu : 1 x 30 menit
Tempat : Kediaman Ny. N Rt 05Rw 05, Mersi
Sasaran : Keluarga Ny. N
Penyuluh : Rizqi Ajeng Pambudiarti

I. Latar Belakang
Menurut Kuntjoro (2002) dukungan sosial sebagai adanya
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap
menerima kondisinya, dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu
maupun kelompok.

II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
mampu mendidik anaknya agar tidak salah pergaulan

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menjelaskan pengertian dukungan sosial
2. Menyebutkan bentuk dukungan sosial orang tua terhadap anak
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah -
1. Menyampaikan 1. Menjawabsalam Responsif
salam 2. Mendengarkand dan antusias
2. Perkenalan anmemperhatika
3. Menjelaskantuju n
an
4. Apersepsi
2. 19 Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
menit Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
dukungan sosial
2. Bentuk
dukungan sosial
orang tua
terhadap anak
3. 7 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan menjawab
kembali materi Tanya pertanyaan dari
meliputi: jawab penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta mampu
dukungan sosial mengulang
2. Bentuk materi yang
dukungan sosial telah diberikan
orang tua
terhadap anak
4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias
Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
1. Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
2. Menyampaikan
salam penutup

IV. Metode Penyampaian Informasi


1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Mediayang digunakan
Laptop
VI. Materi Penyuluhan (terlampir)
VII. Evaluasi
Diberikan pertanyaan lisan, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan dukungan sosial
2. Apa saja bentuk dukungan sosial orang tua terhadap anak
Purwokerto,26 April 2017

Mahasiswa/ Penyuluh

(Rizqi Ajeng Pambudiarti)

NIM : P1337420214117

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H.


NIP.19660115 199803 1 001
Lampiran materi
DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA TERHADAP ANAK

A. Pengertian
Menurut Kuntjoro (2002) dukungan sosial sebagai adanya kenyamanan,
perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya,
dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.
B. Bentuk dukungan sosial orang tua terhadap anak
Menurut Duvall dan Miller (2008) ada beberapa bentuk dukungan sosial
orang tua, antara lain :
1. Dorongan untuk belajar sejak dini
2. Penghargaan atas prestasi yang diperoleh dirumah
3. Bahasa dan cara berbicara orang tua
4. Bimbingan dan bantuan di rumah
5. Minat dan aktivitas intelektual
6. Kebiasaan kerja, rutinitas dan keteraturan dirumah
Menurut Rupiati (2007) bentuk dukungan sosial orang tua, antara lain:
1. Dukungan emosional
Meliputi cinta dan kasih sayang, ekspresi, empati, perlindungan,
perhatian dan kepercayaan
2. Dukungan instrumental
Dukungan dalam bentuk penyediaan sarana yang dapat mempermudah
tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk materi, dapat juga berupa jasa
pelayanan, atau pemberian peluang waktu dan kesempatan.
3. Dukungan informasi
DAFTAR PUSTAKA

Duval, E.M., & Miller, B.C. (2008). Marriage and Family development. New
York: Publisher Inc.
Koentjoro, S. (2002). Dukungan sosial pada anak.Jakarta: Rineka Cipta.
Rupiati. (2007). Psikologi praktis : Anak, Remaja, Keluarga. Jakarta: Gunung

Mulia.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
1. Nama lengkap : Rizqi Ajeng Pambudiarti
2. NIM : P1337420214117
3. Tanggal lahir : 1 Januari 1997
4. Tempat : Banyumas
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Alamat rumah : a. Kelurahan : Sokaraja Lor Rt 04 Rw 03
b. Kecamatan : Sokaraja
c. Kab/ kota : Banyumas
d. Propinsi : Jawa Tengah
7. Telepon : a. Rumah :-
b. HP : 085868923754
c. E-mail : rizqiajeng19@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 1 Sokaraja lulus tahun 2008
2. Pendidikan SMP di SMPN 1 Sokaraja lulus tahun 2011
3. Pendidikan SMA di SMAN 5 Purwokerto lulus tahun 2014

Purwokerto, 24 Mei 2017

Rizqi Ajeng Pambudiarti


NIM. P1337420214117

Anda mungkin juga menyukai