KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
i
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Purwokerto, 24 Mei2017
Yang membuatpernyataan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Purwokerto,24Mei 2017
Pembimbing
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
Ulfah Agus Sukrilah, S.Kep.,M.H. Ketua Penguji (.......................................)
NIP. 19770807200112 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
D III Keperawatan Purwokerto
v
MOTTO HIDUP
1. Keridhaan Allah SWT ada pada keridhaan orangtua dan kemurkaan Allah
SWT ada pada kemurkaan orang tua.
2. Kesuksesan bukan suatu kebetulan belaka
3. Jangan tanyakan apa yang negara mu berikan terhadap mu, tapi tanyakan apa
yang sudah kamu berikan kepada negara mu.
vi
PERSEMBAHAN
vii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus tentang
“Asuhan Keperawatan Keluarga Konflik Peran Orang Tua Dengan Single
Parent Dalam Pengasuhan Pada Anak An. R Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi
Kabupaten Banyumas” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Laporan
hasil kasus ini disusun sebagai Tugas Akhir Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto.
Dalam penyusunan laporan hasil ini penulis telah banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan, motivasi serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mnengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Sugiyanto, S.Pd, M.App. Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Putrono, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Semarang.
3. Walin, SST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Purwokerto.
4. Taat Sumedi, S.Kep., Ns., M.H. selaku Dosen Pembimbingyang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan hasil laporan kasus ini sebagai
Tugas Akhir dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III.
5. Supadi, M.Kep.,Sp.,MB. Selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan motivasi serta bimbingan.
6. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto yang telah membantu dalam penyusunan hasil laporan kasus
sebagai Tugas Akhir dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III.
viii
Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan hasil
laporan kasus ini, maka dari itu masukan dan saran yang bersifat membangun
diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan hasil laporan kasus ini. Penulis
berharap hasil laporan kasus tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan dan khususnya untukAsuhan Keperawatan Konflik Peran Orang Tua
Dengan Single ParentDalam Pengasuhan Pada Anak.
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................ 14
B. Pembahasan ................................................................................ 20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 27
B. Saran ............................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Umumnya suatu keluarga terdiri dari ayah, atau suami, ibu atau isteri
dan anak-anak. Di dalam kehidupan keluarga, ayah dan ibu memiliki peran
sebagai orang tua dari anak-anak. Keutuhan orang tua (ayah-ibu) dalam
sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak memiliki dan
mengembangkan diri. Keluarga yang utuh memberikan peluang besar bagi
anak untuk membangun kepercayaan terhadap kedua orang tuanya, yang
merupakan unsur esensial dalam membantu anak memiliki dan
mengembangkan diri. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan
perlu diimbangi dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketiadaan
ayah atau ibu tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis.
Namun di dalam masyarakat masih terdapat banyak fenomena salah
satunya adalah semakin meningkatnya keberadaan orang tua tunggal atau
yang lazim disebut dengan istilah “Single Parent”.
Keluarga dengan Single Parent adalah keluarga yang hanya terdiri
dari satu orang tua yang dimana mereka secara sendirian membesarkan anak-
anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasanganya dan hidup
bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah (Layliyah, 2013).
Dengan adanya kasus Single Parent akan menimbulkan suatu konflik
yang akan berpengaruh terhadap pola asuh orang tua terhadap anggota
keluarganya, terutama pada anaknya. Pola asuh terhadap anak yaitu
menyebabkan ibu atau ayah menjadi kurang mampu mengatasi kehidupan
anaknya sehari-hari. Akibat yang lain, muncul serentetan kasus seperti
1
2
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga konflik peran orang
tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak An. R di Rt 05 Rw
05 Desa Mersi kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi konflik peran orang tua
dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak. Serta evaluasi
masalah setelah dilakukan tindakan pemecahan masalah.
b. Menganalisis/membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur
keperawatan – SOP, dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
diagnosa Asuhan keperawatan konflik peran orang tua dengan Single
Parent dalam pengasuhan pada Anak.
C. Manfaat Penulisan
Hasil pengelolaan keperawatan diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain:
1. Bagi Pihak Keluarga
Memberikan informasi tentang pentingnya peningkatan koping dalam
pemberian asuhan keperawatan pada Anak.
2. Bagi profesi keperawatan
Memberikan masukan, informasi, dan pengetahuan bagi profesi
keperawatan khususnya dalam asuhan keperawatan keluarga yang terjadi
konflik peran orang tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada
Anak.
3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Dapat dijadikan sebagai refrensi untuk perawatan pada pengelolaan
keperawatan keluarga dengan konflik peran orang tua dengan Single
Parent dalam pengasuhan pada Anak.
4
4. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan, pengalaman serta sebagai bahan acuan karya
tulis pada pengelolaan keperawatan keluarga dengan konflik peran orang
tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1. Pengertian
Single parent adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang tua yang dimana mereka secara sendirian membesarkan anak-
anaknya tanpa kehadiran, dukungan, tanggung jawab pasanganya dan
hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu rumah (Layliyah, 2013).
2. Sebab- sebab terjadinya Single parent
Pada keluarga sah :
a. Perceraian
b. Orang tua meninggal
c. Orang tua masuk penjara
d. Study ke pulau lain atau ke negara lain
e. Kerja diluar daerah atau luar negri
Pada keluarga tidak sah :
a. Hamil diluar nikah
(Save, 2013)
3. Dampak Single Parent terhadap perkembangan psikososial anak
Dampak Single Parent terhadap perkembangan psikososial
anak, yaitu:
Dampak negatif :
1. Perubahan perilaku anak
Sifat nakal, tidak sopan dan depresi dapat terjadi karena
kurangya waktu orang tua dengan anaknya untuk menanamkan adat
istiadat atau meluangkan waktu bersama untuk bertukar pikiran.
2. Terganggunya fungsi sosial anak
Dalam lingkungan masyarakat, baik lingkungan tempat tinggal
ataupun sekolah, status orang tua tidak benar-benar bisa
disembunyikan. Maka besar kemungkinan terjadi adanya camooh
ataupun ejekan dari teman-teman ataupun tetangga-tetangga. Bahkan
bisa berujung pada bullying yang akhirnya merusak mental si anak,
8
menjadi kurang percaya diri atau minder, mudah depresi dan kurang
interaksi dengan lingkungan sekitar.
3. Tersesat figuritas
Figur seorang ayah penting bagi anak perempuan dan figure
seorang ibu juga penting bagi anak laki-laki. Sebagai contoh, anak
laki-laki mempelajari peran ayah dari ibunya atau wanita lain, yang
mampu berakibat buruk. Misalnya si anak laki-laki menjadi kewanita-
wanitaan atau lembut gemulai seperti ibunya, bisa juga karena tidak
terbiasa dengan hadirnya laki-laki, si anak menjadi takut atau
membenci laki-laki.
Dampak positif :
1. Anak terhindar dari pertengkaran orang tua
Menonton pertengkaran orang tua mampu mengganggu
kondisi mental seorang anak, apalagi pertengkaran yang rutin
dilakukan.
2. Anak menjadi lebih mandiri dan memiliki kepribadian kuat
Single parent akan lebih sering menyibukkan diri untuk
bekerja mencari nafkah daripada mengurusi anaknya di rumah.
Sehingga si anak sudah terbiasa untuk melakukan segalanya serba
sendiri, tanpa harus didampingi. Sikap mandiri ini akan memudahkan
pribadi si anak untuk kedepannya, yaitu lebih siap untuk mengarungi
dunia luar yang keras (Yui, 2013).
Menurut Sri Sugiharti (2007) tugas dan tanggung jawab orang tua
antara lain :
a. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang
b. Memelihara kesehatan anak
c. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain
d. Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak
e. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial,
mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindakan
kekerasan dari luar
f. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan
berpendapat sesuai dengan usia anak.
b. Peningkatan peran
12
METODE PENULISAN
A. Metoda Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan
kasus pengelolaan keperawatan Asuhan keperawatan konflik peran orang tua
dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak adalah metode deskriptif
yaitu menggambarkan hasil asuhan keperawatan pada klien. Metoda
deskriptif adalah bagian dari jenis penelitian observasional yang dilakukan
melalui pengamatan atau observasi baik secara langsung maupun tidak
langsung tanpa ada perlakuan atau intervensi (Aziz, 2010).
B. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang digunakan dalam
kasus ini adalah keluarga dengan Asuhan keperawatan konflik peran orang
tua dengan Single Parent dalam pengasuhan pada Anak. Tekhnik
pengambilan sampel dengan cara convenince sampling method (non-
probability sampling technique) dimana cara penetapan sampel dengan
mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan atau mengenakan
peneliti (Nursalam,2009).
C. Lokasi
Lokasi yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan kasus
pengelolaan Asuhan keperawatan konflik peran orang tua dengan Single
Parent dalam pengasuhan pada Anak An. R di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi
Kabupaten Banyumas.
12
13
Dalam bab ini, penulis akan melaporkan hasil dan pembahasan mengenai
asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan penulis terhadap keluarga Ny.
N dengan Konflik Peran Orang Tua dengan Single Parent dalam Pengasuhan
Pada Anak An. R Di Rt 05 Rw 05 Desa Mersi Kabupaten Banyumas yang
dilakukan melalui proses keperawatan keluarga yaitu tahap pengkajian,
perumusan masalah, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan yang dilakukan selama enam kali kunjungan yaitu dimulai
pada tanggal 22 April 2017 sampai dengan 27 Mei 2017.
A. HASIL
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Sabtu 22 April 2017 bertempat di
rumah Ny. N Keluarga Ny. N termasuk keluarga Inti yang terdiri dari
suami, istri dan anak. namun beberapa bulan kemudian karena perceraian
makan keluarga Ny. N menjadi tipe keluarga Single parent.
Semua anggota keluarga beragama Islam dan berasal dari suku Jawa/
Indonesia. Ny. N bekerja sebagai wiraswasta dengan pendapatan perbulan
Rp. 1.000.000,00 Pendidikan Ny. N hanya sampai SMA, menikah pada
usia 19 tahun, mempunyai anak 1 berusia 6 tahun. Perceraian Ny. N
dikarenakan KDRT. Selama menikah suami tidak pernah memberi nafkah
Dalam perkembangan anaknya sementara diasuh dari nenek ibunya.
Dalam perkembangan anak tampak kurang bersemangat dalam belajar,
tidak mau sholat, diatur orang tua susah, dan sering merengek ingin
bertemu dengan ayahnya. Dengan kesibukan Ny. N sehingga anak kurang
perhatian, Ny. N tidak mempunyai waktu untuk menemani anaknya
belajar, mengantar anaknya kesekolah, memandikan anaknya, dan
bercengkrama
14
15
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan keluarga yang penulis lakukan,
didapatkan diagnosa keperawatan keluarga yaitu Konflik peran orang tua
dan Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua. Pengambilan data
tersebut berdasarkan pada data subyektif dan obyektif yang ditemukan
oleh penulis.
Data subyektif yang didapatkan, Ny.S. mengatakan tidak ada waktu
menemani anaknya belajar, mengantar anaknya ke sekolah, memandikan
anaknya, dan bercengkrama saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah
dan bekerja, sejak perceraian dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya
yang kurang bersemangat dalam belajar, tidak mau sholat, diatur orang tua
susah, dan sering merengek ingin bertemu dengan ayahnya.
Hal tersebut didukung oleh data obyektif yang didapatkan baik dari
pasien maupun keluarga, yaitu terlihat anak Ny.N diasuh oleh ibu Ny.N,
terlihat pada saat pengkajian tidak tampak keharmonisan dalam ibu dan
anak, Anak Ny. N terlihat kurus serta rambut acak-acakan, Anak Ny. N
terlihat sedang sendiri pada saat makan, mandi, dan belajar
16
B. PEMBAHASAN
Dalam asuhan keperawatan keluarga ini, penulis akan membahas tentang
hasil pengelolaan keperawatan keluarga dengan konsep teori dan penelitian
yang ada serta membahas kesenjangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan
keperawatan.
Sebelum dilakukan wawancara, penulis melakukan kontrak waktu dan
tempat untuk mempermudah dalam pelaksanaan proses pengkajian terhadap
keluarga untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar dapat
merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan permasalahan yang dirasakan oleh keluarga.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2017 dengan
menggunakan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Dalam
metode wawancara, penulis melakukan pengumpulan data. Data yang
dikaji adalah data umum (nama KK, umur, agama, alamat, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa, komposisi keluarga, genogram, tipe keluarga,
status sosial ekonomi, aktivitas rekreasi keluarga), riwayat keluarga,
keluhan yang dirasakan sedangkan keadaan serta perilaku keluarga yang
meliputi keadaan fisik, pola komunikasi yang digunakan, peranan setiap
anggota keluarga, keadaan lingkungan rumah. Penulis juga melakukan
metode pemeriksaan fisik yang dilakukan secara keseluruhan melalui head
to toe (Suarli & Bahtiar, 2012)
Menurut Herdman T. Heather (2015), batasan karakteristik Konflik
peran orang tua antara lain: ansietas, enggan berpatisipasi di dalam
aktivitas pengasuhan yang dilakukan, frustasi, gangguan rutinitas
pengasuhan, ketakutan, merasa kehilangan kontrol terhadap keputusan
yang berkaitan dengan anak, merasa tidak adekuat memenuhi kebutuhan
21
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian muncul beberapa
diagnosa keperawatan salah satunya yaitu Konflik peran orang tua pada
Ny.N dan sesuai dengan North American Diagnosis Association
(NANDA).
Konflik peran orang tua adalah pengalaman kebingungan peran
orang tua dan konflik dalam berespon terhadap krisis (Herdman T.
Heather, 2015)
Dari data yang diperoleh, muncul diagnosa keperawatan yaitu konflik
peran orang tua dan resiko ketidakmampuan menjadi orang tua. Untuk
menentukan diagnosa utama maka ditentukan prioritas masalah dengan
cara skoring.
Untuk diagnosa Konflik peran orang tua: yang pertama sifat masalah
adalah aktual, karena masalah sudah terjadi dan dirasakan keluarga dengan
skor 1. Kedua, kemungkinan untuk diubah adalah sebagian dengan skor 1
karena Ny. N masih sibuk bekerja dan kuliah serta masih tinggal 1 rumah
dengan orang tua Ny. N. Ketiga, masalah potensial dicegah cukup dengan
skor 2/3 karena Ny. N sibuk bekerja dan kuliah. Keempat menonjolnya
masalah segera ditangani dengan skor 1 karena menurut keluarga masalah
segera perlu untuk ditangani. Dari skoring yang diperoleh maka total skor
yang didapat yaitu 3 2/3
Untuk diagnosa Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua, yang
pertama yaitu sifat masalah resiko karena masalah beresiko untuk terjadi
karena peran Ny. N sebagai orang tua belum dilaksanakan dengan baik
skor 2/3. Kedua, kemungkinan untuk diubah adalah sebagian dengan skor
1 karena kesibukan Ny. N dalam bekerja dan kuliah. Ketiga, potensial
dicegah cukup dengan skor 2/3 apabila Ny. N tahu tentang pola
pengasuhan pada anaknya tentang bagaimana cara berperilaku yang baik
misalnya mengajarkan anak masuk kerumah untuk memberi salam,
berkomunikasi yang baik terhadap orang yang lebih tua, serta belum tahu
bagaimana cara menganjurkan kepada anaknya untuk menjalankan ibadah.
23
perilaku yang diperlukan oleh pasien/ orang tua untuk dapat memenuhi
perannya.
Rasional : keluarga mampu mengetahui pentingnya peran orang tua
dalam tahap perkembangan anak.
Tujuan khusus III: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
enam kali kunjungan diharapkan Keluarga mampu memberi perawatan
yang benar dengan NIC : Peningkatan peran. Intervensi: jelaskan peran
pengasuhan anak, jelaskan tahap dan perkembangan anak usia 6 tahun.
Rasional : keluarga mampu menjelaskan peran orang tua serta
mampu menjelaskan tahap perkembangan anak usia 6 tahun.
Tujuan khusus IV: setelah dilakukan tindakan implementasi
keperawatan selama satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu
memodifikasi lingkungan untuk mengurangi konflik peran dengan NIC :
Peningkatan peran. Intervensi: jelaskan upaya keluarga dalam peran
pengasuhan anak.
Rasional : dukung upaya keluarga dalam peran pengasuhan anak.
Tujuan khusus V: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
satu kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dengan NIC : pemeliharaan proses keluarga.
Intervensi : jelaskan fasilitas kesehatan yang ada,beri kesempatan untuk
memilih fasilitas pelayanan kesehatan.
Rasional : keluarga mampu menyebutkan pelayanan yang ada :
puskesmas, klinik, rumah sakit.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam penyusunan implementasi keperawatan, penulis menyusunnya
berdasarkan pada Nursing Intervention Classification (NIC).
Pelaksanaan implementasi berdasarkan pada tujuan umum dan
khusus yang akan dicapai serta pada perencanaan yang telah dibuat oleh
penulis dalam diagnosa konflik peran orang tua. Hal ini dibuktikan dengan
indikator Nursing Outcome Classification (NOC) yaitu anggota keluarga
25
A. Simpulan
27
28
B. Saran
Bulechek , Gloria. M., Howard, K, Butcher., Joanne, M. Dochterman., & Cheryl M. Wagner.
Friedman, M.M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: Riset, teori, praktik. Jakarta: EGC
Herdman, T.H. (2015). NANDA international inc diagnosis keperawatan: definisi dan
Illahi, Takdir. (2013). Quantum parenting kiat sukses mengasuh anak secara efektif dan
Knollmueller, N.R., & Stanhope. (2007). Buku saku keperawatan komunitas: pengkajian,
Layliyah, Z. (2013). Perjuangan Hidup Single Parent. Jurnal Sosiologi Islam, (online), Vol.
3 No. 1.
Moorhead, S., Marion, J., Meridean, L. Maas., Elizabeth, S. (2013). Nursing outcomes
Mubarak, W.I., Chayatin, N., & Santoso, B,A. (2009). Ilmu keperawatan komunitas : konsep
Nursalam. (2009). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Rianawati, (2006). Perlindungan hukum terhadap kekerasan pada anak ). Jurnal studi gender
Wilkinson, J.M., & Ahern, N. R. (2009). Buku saku diagnosis keperawatan : diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC, Ed. 9. Terjemahan oleh Dwi Widiarti.
Yui. (2013). Efek negatif dari single parent. Yogyakarta: Salemba Medika.
ASUHAN KEPERAWATAN KONFLIK PERAN ORANG TUA DENGAN
SINGLE PARENT DALAM PENGASUHAN PADA ANAK
An. R DI RT 05 RW 05 DESA MERSI KABUPATEN BANYUMAS
1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 22 April 2017
A. DATA UMUM
1. Kepala Keluarga
a. Nama KK : Tn. B
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 46 Tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : PNS
g. Alamat : Jl. Pager Desa Rt 05 Rw 05 Mersi ,
Purwokerto timur- Banyumas
2. Komposisi Keluarga
Hubungan
Jenis Status
No. Nama Umur dengan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin kesehatan
KK
1 Ny. S 45 th Perempuan Istri SMA IRT Hipertensi
Karyawan
2 Ny. N 24 th Perempuan Anak SMA Sehat
wiraswata
Sdri. Karyawan
3 19 th Perempuan Anak SMA Sehat
R wiraswata
4 Sdr. U 12 th Laki - laki Anak SD Pelajar Sehat
5 An. R 6 th Laki - laki Cucu SD Pelajar Sehat
3. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Cerai
4. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. N termasuk keluarga Inti yang terdiri dari suami, istri dan
anak. namun beberapa bulan kemudian karena perceraian makan
keluarga Ny. N menjadi tipe keluarga Single parent.
5. Suku
Keluarga Ny. N termasuk dalam suku jawa dan kewarganegaraan
Indonesia.
6. Agama
Ny. N mengatakan setelah bercerai Ny. N lebih dekat dengan Allah swt,
Ny. N selalu menjalankan sholat 5 waktu, menjalankan puasa senin
kamis, menjalankan sholat tahajud setiap malam, serta selalu mengikuti
pengajian yang diadakan di lingkungan sekitar.
C. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah 7 x 8 m terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan
WC, ruang tamu dan ruang keluarga, dapur, ruang makan, ruang
ibadah, teras. Tipe bangunan adalah permanen. Keadaan lantai sudah
keramik., pencahayaan dari sinar matahari cukup, ventilasi untuk
sirkulasi udara cukup baik,jumlah jendela ada 2 buah diruang tamu.
Sumber air minum yang digunakan berasal dari sumur, gali. WC yang
dimiliki terdapat septic tank. Kebiasaan memasak menggunakan
kompor gas. Pembungan air limbah dengan cara diambil oleh tukang
sampah. Antara sumur dan septic tank > 8 meter.
Denahnya:
Teras kamar U
Ruang Tamu
WC
Ruang Keluarga
Kamar
Dapur
D. STRUKTUR KELUARGA
a. Formal
1) Tn. B sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah bagi
keluarganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
disamping itu Tn. B sebagai pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman pada keluarga.
2) Ny. S berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny.
S sebagai ibu rumah tangga memiliki peran untuk
mengurusi rumah dan pendidik bagi anak-anaknya.
3) Sdri. R dan Sdr. U berperan sebagai anak yang harus
memantaskan diri menjadi anak yang mandiri dengan
bekerja untuk membantu perekonomian orang tuanya.
4) Ny. N berperan sebagai anak sekaligus ibu dari An. R yang
bertugas mengurus anaknya tanpa suami. Ny. N
mengatakan tidak ada waktu menemani anaknya belajar,
mengantar anaknya kesekolah, memandikan anaknya, dan
bercengkrama saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah
dan bekerja. Terlihat anak Ny.N diasuh oleh ibu Ny.N, pada
saat pengkajian tidak tampak keharmonisan dalam ibu dan
anak, anak Ny. N terlihat kurus serta rambut acak-acakan
dan sedang sendiri pada saat makan, mandi dan belajar
b. Informal
Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran untuk saling
memotivasi satu sama lain.
3. Nilai/Norma Keluarga
Keluarga Ny. N memegang nilai dan norma budaya yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya, bersikap hormat pada yang lebih tua
dan bersikap santun pada sesama.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga memiliki rasa untuk saling menyayangi dan
menghargai satu sama lainnya. Keluarga Ny. N saling mendukung
kebutuhan sehingga dapat terpenuhi kehidupan sederhana, dapat
menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny. N selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya yaitu agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari dirumah dan lingkungan tempat
tinggal mereka.
4. Fungsi reproduksi
Ny. N memiliki 1 orang anak yang berumur 6 tahun, Ny. N sudah
bercerai dengan suaminya.
5. Fungsi ekonomi
Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, pendapatan Ny. N perbulan Rp.
1.000.000,00. Pendapatan perbulan Ny. N hanya cukup digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan untuk membayar biaya
sekolah anaknya. pendapatan Ny. N belum cukup untuk membeli
rumah dan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Maka Ny. N masih tinggal 1 rumah dengan orang tuanya.
F. STREES DAN KOPING KELUARGA
Pemeriksaan
Tn. B Ny. S Ny. N
Fisik
1. Nutrisi
Keluarga Ny. N makan 3 kali sehari dengan makan-makanan
bervariasi, selalu ada karbohidrat protein, sayur. Keluarga Tn. B tidak
suka pilih-pilih makanan, apa yang dimasak oleh Ny. S selalu
dimasak.
2. Intake cairan
Anggota keluarga Tn. B setiap harinya minum kurang lebih 8 gelas
per hari.
3. Eliminasi
Anggota keluarga mengatakan bahwa setiap harinya rutin dalam BAB
dan BAK. BAB 1x setiap harinya sedangkan BAK 5-6 kali perhari.
4. Mobilisasi
Anggota keluarga mengatakan jarang melakukan senam pagi, karena
kesibukan.
5. Personal Hygine
Keluarga rajin melakukan kebersihan diri seperti mandi sehari 2 kali,
dan selalu menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari.
II. ANALISA DATA
No. Data Fokus Problem Etiologi
1 DS : Konflik peran Single
- Ny. N mengatakan tidak ada orang tua parent
waktu menemani anaknya terhadap anak akibat
belajar, mengantar anaknya ke perceraian
sekolah, memandikan anaknya,
dan bercengkrama saat waktu
luang karena dirinya sibuk
kuliah dan bekerja.
- Ny.N mengatakan sejak
perceraian dirinya merasa
kerepotan mengurus anaknya
yang kurang bersemangat dalam
belajar, tidak mau sholat, diatur
orang tua susah, dan sering
merengek ingin bertemu dengan
ayahnya.
DO :
- Terlihat anak Ny.N diasuh oleh
ibu Ny.N
- Terlihat pada saat pengkajian
tidak tampak keharmonisan
dalam ibu dan anak
- Anak Ny. N terlihat kurus serta
rambut acak-acakan
- Anak Ny. N terlihat sedang
sendiri pada saat makan, mandi,
dan belajar
No Data Fokus Problem Etiologi
2 Ds : Resiko Kurangnya
- Ny. N mengatakan perceraiannya ketidakmampuan pengetahuan
dikarenakan sering mendapatkan menjadi orang tua
KDRT asuh anak
- Selama berumah tangga suami
Ny. N belum pernah memberikan
nafkah, pendapatan Ny. N Rp.
1.000.000,00
- Ny. N mengatakan sejak
perceraian dirinya merasa
kerepotan mengurus anaknya
- Ny. N mengatakan belum tahu
cara mengajarkan anaknya untuk
berperilaku dan komunikasi yang
baik, serta belum bisa
menyampaikan kepada anaknya
untuk menjalankan ibadah.
Do :
- Belum pernah melihat Ny. N
menyuruh anaknya untuk segera
pergi ke masjid pada saat teman
anak Ny. N mengajak untuk
mengaji dan menjalankan sholat
di masjid.
- Ny. N terlihat tidak menegur
anaknya ketika masuk rumah
tidak mengucapkan salam
- Anak Ny. N tampak berbicara
kasar kepada Ny. N
III. DIAGNOSA
No Tanggal dan
Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
waktu
1. I Hari 1 a. Pengertian konflik a. S : Keluarga Ny. N sudah mengerti dan
peran orang tua memahami pengertian konflik peran
22 April 2017 orang tua
19.0 IB O : Keluarga Ny. N dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan dengan benar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
Hari, tanggal
No Dx Evaluasi Sumatif Paraf
Waktu
1. I Kamis, 27 April S : Ny. N mengatakan akan mulai bisa memprioritaskan
2017 anaknya ditengah kesibukan Ny. N dalam bekerja dan
kuliah
18.30 O : Terlihat Ny. N sedang mendampingi anaknya dalam
belajar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III B
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KONFLIK PERAN ORANG TUA
I. Latar Belakang
Ny. N mengatakan tidak ada waktu menemani anaknya belajar,
mengantar anaknya ke sekolah, memandikan anaknya, dan bercengkrama
saat waktu luang karena dirinya sibuk kuliah dan bekerja.
sejak perceraian dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya yang
kurangbersemangatdalambelajar, tidakmausholat, diatur orang tuasusah,
danseringmerengekinginbertemudenganayahnya.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
memahami tentang Konflik peran orang tua.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menyebutkankonflik peran orang tua dengan baik
2. Menjelaskan macam-macam konflik dengan baik
3. Menyebutkan penyebab konflik peran dengan baik
4. Menyebutkan dampak Single parentdengan baik
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah -
1. Menyampaikan 1. Menjawabsalam Responsif
salam 2. Mendengarkand dan antusias
2. Perkenalan anmemperhatika
3. Menjelaskantuju n
an
4. Apersepsi
2. 8 menit Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
konflik peran
orang tua
2. Macam-macam
konflik peran
3. Penyebab
konflik peran
4. Dampak single
parent dalam
tahap
perkembangan
anak
3. 3 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan menjawab
kembali materi Tanya pertanyaan dari
meliputi: jawab penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta mampu
konflik peran mengulang
orang tua materi yang
2. Macam-macam telah diberikan
konflik peran
3. Penyebab
konflik peran
4. Dampak single
parent dalam
tahap
perkembangan
anak
4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias
Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
1. Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
2. Menyampaikan
salam penutup
Mahasiswa/ Penyuluh
NIM : P1337420214117
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Mubarak, W.I., Chayatin, N., & Santoso, B,A. (2009). Ilmu keperawatan
komunitas : konsep dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Herdman, T.H. (2014). NANDA international inc diagnosis keperawatan: definisi
dan klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta: EGC.
Save, Dagun. (2013). Psikologi keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Yui. (2013). Efek negatif dari single parent. Yogyakarta: Salemba Medika.
PRE PLANNING
KONFLIK PERAN ORANG TUA
Disusun oleh :
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117/ III B
G. Metode Pelaksanaan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. Media
Liflet
I. Alokasi waktu
Perkenalan : 2 menit
Proses kegiatan : 15 menit
Penutup : 3 menit
J. Pengorganisasian
1. Leader : Rizqi Ajeng Pambudiarti
Tugas :
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
c. Menjelaskan Konflik peran orang tua, macam- macam konflik peran,
penyebab konflik peran, dampak Single parent dalam tahap
perkembangan anak
d. Memberi reinforcement positif pada klien
e. Menyimpulkan kegiatan
K. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Klien/ keluarga
Mekanisme Kegiatan
Kegiatan
Tahapan dan
No
Waktu Kegiatan Demonstrasi Kegiatan Peserta
L. Proses Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta 4 orang
b. Setting tempat sesuai dengan rencana
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib
2. Evaluasi proses
a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
b. Keluarga memahami penjelasan dari kegiatan penyuluhan
c. Kegiatan berjalan dengan lancar
3. Evaluasi hasil
a. Pasien dan keluarga mampu mejelaskan kembali tentang penyuluhan yang
telah dilaksanakan
b. Pasien mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan
M. Penutup
Demikianlah pre planning ini saya ajukan dalam rangka memenuhi tugas
akhir dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Desa Mersi Banyumas. Atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan saya ucapkan terimakasih.
Rizqi Ajeng P.
NIM P1337420214117
Disetujui oleh :
Pembimbing Akademik
Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III B
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN POLA ASUH ANAK
USIA 6 TAHUN
I. Latar Belakang
Menurut Casmini (2007) pola asuh memiliki definisi bagaimana
orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan
serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada
upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada
umumnya.
Ny. N mengatakan belum tahu cara mengajarkan anaknya untuk
berperilaku dan komunikasi yang baik, serta belum bisa menyampaikan
kepada anaknya untuk menjalankan ibadah
.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
memahami tentang Peran keluarga dalam perkembangan pola asuh anak
usia 6 tahun
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menjelaskan pengertian Pola asuh
2. Menyebutkan interaksi pengasuhan orang tua dengan anak dalam
keluarga
3. Menjelaskan kedudukan Ayah, Ibu, dan Anak dalam keluarga
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah -
1. Menyampaikan 1. Menjawabsala Responsif
salam m dan antusias
2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Menjelaskantuj danmemperhati
uan kan
4. Apersepsi
2. 8 menit Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
nutrisi pada
pasien kanker
2. Prinsip nutrisi
pada pasien
kanker
3. Tujuan
pemberian
nutrisi nutrisi
pada pasien
kanker
4. Syarat nutrisi
nutrisi pada
pasien kanker
3. 3 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan Tanya menjawab
kembali materi jawab pertanyaan
meliputi: dari penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta
nutrisi pada mampu
pasien kanker mengulang
2. Prinsip nutrisi materi yang
pada pasien telah
kanker diberikan
3. Tujuan
pemberian
nutrisi nutrisi
pada pasien
kanker
4. Syarat nutrisi
nutrisi pada
pasien kanker
4. 1 menit Kesimpulan : Ceramah - Mendengarkan Antusias
Penyuluh
menyimpulkan
materi penyuluhan
5. 1 Menit Penutup: Ceramah - Menjawabsalam Antusias
1. Mengucapkan
terimakasih atas
peran sertanya.
2. Menyampaikan
salam penutup
Mahasiswa/ Penyuluh
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Syaiful, Bahri. (2014). Kedudukan keluarga dan peran. Jakarta: Asdi Mahasatya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 6 TAHUN
Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti.
P1337420214117
III B
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAN PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN ANAK USIA 6 TAHUN
I. Latar Belakang
Menurut Soekanto (2009) Peran adalah proses dinamis kedudukan
(status ), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai
dengan kedudukanya, dia menjalankan suatu peranan.
Menurut data yang diperoleh , Ny. N mengatakan sejak perceraian
dirinya merasa kerepotan mengurus anaknya. Ny. N mengatakan belum
tahu cara mengajarkan anaknya untuk berperilaku dan komunikasi yang
baik, serta belum bisa menyampaikan kepada anaknya untuk menjalankan
ibadah
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. N mampu
memahami tentang peran pengasuhan orang tua pada anak usia 6 tahun.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Tn.Pdapat:
1. Menjelaskan pengertian peran
2. Menyebutkan apa saja peran orang orang tua pada anak usia 6 tahun
3. Menjelaskan perkembangan anak usia 6 tahun
III. Metode Penyampaian Informasi
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. Mediayang digunakan
Laptop
V. Materi Penyuluhan (terlampir)
VI. Evaluasi
Diberikan pertanyaan lisan, yaitu :
1. Apa pengertian peran
2. Menyebutkan apa saja peran orang orang tua pada anak usia 6 tahun
3. Menjelaskan perkembangan anak usia 6 tahun
Mahasiswa/ Penyuluh
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
A. Pengertian
Menurut Soekanto (2009) Peran adalah proses dinamis kedudukan
(status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai
dengan kedudukanya, dia menjalankan suatu peranan.
B. Peran orang tua pada anak usia 6 tahun
Menurut Ilahi (2013) terdapat beberapa peran orang tua dengan anak
usia 6 tahun diantaranya adalah :
a. Merawat fisik anak agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat
b. Proses sosialisasi anak agar anak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar
c. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak
Illahi, Takdir. (2013). Quantum parenting kiat sukses mengasuh anak secara
efektif dan cerdas. Jogjakarta : Katahati
Martini, Jamaris. (2006). Perkembangan dan pengembangan anak usia 5-6
tahun. Jakarta : Salemba Medika
Soerjono, Soekanto. (2009). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta :Rajawalipers
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENGASUHAN ANAK USIA 6 TAHUN
Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III A
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENGASUHAN ANAK USIA 6 TAHUN
I. Latar Belakang
Menurut Dahlan (2010) pengasuhan adalah aktivitas komplek
termasuk banyak perilaku spesifik yang di kerjakan secara individu dan
bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
memahami tentang pengasuhan anak usia 6 tahun.
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny. Ndapat:
1. Menjelaskan pengasuhan
2. Menjelaskan macam-macam pola pengasuhan
3. Mengetahui tugas dan tanggung jawab orang tua
III. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Metode Media Sasaran Keterangan
1. 2menit Pembukaan : Ceramah - Responsif
- Menyampaikan 1. Menjawabsala dan antusias
salam m
- Perkenalan 2. Mendengarkan
- Menjelaskantuj danmemperhati
uan kan
- Apersepsi
2. 19 Pelaksanaan: Ceramah Leaflet 1. Mendengarkan Antusias
menit Menjelaskanmateri 2. Bertanya
mengenai : 3. Memperhatikan
1. Pengertian 4. Mencatat
pengasuhan
2. Macam-macam
pola
pengasuhan
3. Tugas dan
tanggung
jawab orang
tua
3. 7 menit Evaluasi : Diskusi 1. Peserta Peserta aktif
Menanyakan dan Tanya menjawab
kembali materi jawab pertanyaan
meliputi: dari penyuluh
1. Pengertian 2. Peserta
pengasuhan mampu
2. Macam- mengulang
macam pola materi yang
pengasuhan telah
3. Tugas dan diberikan
tanggung
jawab orang
tua
Mahasiswa/ Penyuluh
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
1. Pengertian pengasuhan
Menurut Dahlan (2010) pengasuhan adalah aktivitas komplek
termasuk banyak perilaku spesifik yang di kerjakan secara individu dan
bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.
2. Macam-maca pola pengasuhan
Menurut karlinawati sillahi (2010) terdapat 4 macam pola
pengasuhan orang tua :
a. Pola pengasuhan otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus di
turuti biasanya di barengi ancaman –ancaman .Orang tua tipe ini
cenderung memaksa ,memerintah,menghukum
b. Pola pengasuhan demokratis
pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai
dengan adanya sikap terbuka anatara orang tua dengan anak.
Mereka membuat semacam-semacam aturan yang disepakati
bersama orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang
mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung
c. Pola pengasuhan libeeal
Pola asuh permisif di tandai dengan adanya kebebasantanpa batas
kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak
.pola asu permisif atau di kenal pula pola asuh serba membiarkan
adalah orang tuayang bersikap mengalah , menuruti keinginan,
melindumgi secara berlebihan , serta memberikan atau memenuhi
semua keinginan anak secara berlebihan
d. Pola pengasuhan tidak terlibat
Pola pengasuhan ini lebih cenderung anti sossial pada masa remaja
peneliti menggungkapkan bahwa ibu dalam pola pengasuhan ini
akan memiliki anak yang defisit dalam fungsi fisiologisnya,
penurunan kemampuan intelektual, kesulitan dalam attachment
serta pemarah
3. Tugas dan tanggung jawab orang tua
Menurut Sri Sugiharti (2007) tugas dan tanggung jawab orang tua
antara lain :
a. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang
b. Memelihara kesehatan anak
c. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain
d. Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak
e. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial,
mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindakan
kekerasan dari luar
a. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan
berpendapat sesuai dengan usia anak
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Djawad. (2010). Pengasuhan Anak dan Remaja . Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Silalahi, Karlinawati. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dinamika zaman.
Jakarta: PT. Raja grafindo persada.
Sri, Sugiharti. (2007). Penjajagan kebutuhan tentang pemenuhan hak Anak di
Oleh
Rizqi Ajeng Pambudiarti
P1337420214117
III B
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA PADA ANAK
I. Latar Belakang
Menurut Kuntjoro (2002) dukungan sosial sebagai adanya
kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap
menerima kondisinya, dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu
maupun kelompok.
II. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. Nmampu
mampu mendidik anaknya agar tidak salah pergaulan
Mahasiswa/ Penyuluh
NIM : P1337420214117
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
A. Pengertian
Menurut Kuntjoro (2002) dukungan sosial sebagai adanya kenyamanan,
perhatian, penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya,
dukungan sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok.
B. Bentuk dukungan sosial orang tua terhadap anak
Menurut Duvall dan Miller (2008) ada beberapa bentuk dukungan sosial
orang tua, antara lain :
1. Dorongan untuk belajar sejak dini
2. Penghargaan atas prestasi yang diperoleh dirumah
3. Bahasa dan cara berbicara orang tua
4. Bimbingan dan bantuan di rumah
5. Minat dan aktivitas intelektual
6. Kebiasaan kerja, rutinitas dan keteraturan dirumah
Menurut Rupiati (2007) bentuk dukungan sosial orang tua, antara lain:
1. Dukungan emosional
Meliputi cinta dan kasih sayang, ekspresi, empati, perlindungan,
perhatian dan kepercayaan
2. Dukungan instrumental
Dukungan dalam bentuk penyediaan sarana yang dapat mempermudah
tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk materi, dapat juga berupa jasa
pelayanan, atau pemberian peluang waktu dan kesempatan.
3. Dukungan informasi
DAFTAR PUSTAKA
Duval, E.M., & Miller, B.C. (2008). Marriage and Family development. New
York: Publisher Inc.
Koentjoro, S. (2002). Dukungan sosial pada anak.Jakarta: Rineka Cipta.
Rupiati. (2007). Psikologi praktis : Anak, Remaja, Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama lengkap : Rizqi Ajeng Pambudiarti
2. NIM : P1337420214117
3. Tanggal lahir : 1 Januari 1997
4. Tempat : Banyumas
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Alamat rumah : a. Kelurahan : Sokaraja Lor Rt 04 Rw 03
b. Kecamatan : Sokaraja
c. Kab/ kota : Banyumas
d. Propinsi : Jawa Tengah
7. Telepon : a. Rumah :-
b. HP : 085868923754
c. E-mail : rizqiajeng19@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 1 Sokaraja lulus tahun 2008
2. Pendidikan SMP di SMPN 1 Sokaraja lulus tahun 2011
3. Pendidikan SMA di SMAN 5 Purwokerto lulus tahun 2014