KTI
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada
Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
2017
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada
Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
2017
ii
LEMBAR PEBSETT]JUAI\I PEMBIMBXNG
Pembimbing
Ratimh, . M.Kes
NIP. 198303 2 003
lll
LEMBARPENGESAIIAN
Dewan Penguji
Mengetahui,
Ketua Program Sfirdi
Purwokerto
ffi
Efm
tgr
.nM.Kes.
198803 2 002
tv
PERI\IYATAAN KNASIJAN TT]I,ISAN
Menyatakm dengan sebenanrya bahwa laporan kasus yang saya hrlis ini
adalah benar{enr merupatan hasil karya saya s€ndfui, bulan merupakan
pengambilalihaa tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus tentang
“Asuhan Keperawatan Risiko Konstipasi Pada Ibu Hamil Ny.L G2PIAO H 35
Minggu Trimister III Di Puskesmas 1 Purwokerto Timur”. Laporan kasus ini
disusun sebagai tugas akhir Program Studi D III Keperawatan Purwokerto.
vi
11. Rekan-rekan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Program
Studi D III Keperawatan Purwokerto
12. Kaka sekaligus sahabat yang selalu menemaniku Anggun Tri Nofitasari dan
memberiku motivasi untuk menjadi lebih baik
Semoga atas semua apa yang telah diberikan akan mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf setulus-
tulusnya apabila dalam penulisan penyusunan ini masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri, mengharap
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Besar harapan
penulis semoga semua laporan ini dapat menjadi acuan dalam penyusunan KTI
selanjutnya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2: Satuan acara penyuluhan konstipasi pada ibu hamil trimister III
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
berserat tinggi yaitu dengan pembuatan jus pepaya dan anggur. Selanjutnya
menurut hasil Jurnal Riset Gizi oleh Hana (2014) menyatakan bahwa
pemberian jus jaya (jambu 50 gram, apel hijau 25 gram dan papaya 25 gram)
kejadian konstipasi setelah penelitian penurunan menjadi 15,0% pada
kelompok perlakuan dan relatif sama 50,0% pada kelompok kontrol (p =
0,003) . sehingga terdapat efek dari jus jaya pada kejadian konstipasi.
Untuk menangani masalah keperawatan risiko konstipasi pada pasien
kehamilan trimester III penulis akan menerapkan hasil penelitian tersebut.
Menurut Bradley (2007), dari 103 wanita hamil mulai dari kehamilan
trimester pertama mengalami konstipasi. Timnya dari Bradley menemukan
24% wanita hamil trimester pertama menderita konstipasi, 26% mengalami
konstipasi selama trimester kedua dan 26% mengalami konstipasi selama
trimester ketiga. 24% wanita hamil mengalami konstipasi selama 3 bulan
pertama setelah melahirkan. Wanita yang mengkonsumsi supplement zat
besi mengalami 3,5 kali lebih banyak konstipasi di bandingkan tidak
mengkonsumsi suplemen zat besi. Pada penelitian di Loyola University di
Meywood dalam Hayati (2014) yang melibatkan 104 wanita hamil trimester
1 dan 66 wanita hamil trimester III. Penelitian membuktikan bahwa 72%
pada bu hamil trimester I dan 61% pada ibu hamil trimester III mengalami
salah satu atau lebih gangguan pada usus termasuk konstipasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengangkat laporan
kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Risiko Konstipasi Pada Ibu
Hamil Ny.L G2PIAO H 35 Minggu Trimister III Di Puskesmas 1
Purwokerto Timur”, dengan harapan melalui pengelolaan asuhan
keperawatan tersebut akan dapat membantu menyelesaikan masalah yang
ada pada Ny.X
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk
mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan di perkuliahan melalui
pengelolaan asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan
3
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses merantai berkesinabungan dan
terdiri dari ovulasi dan pelepasan sel telur migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi),
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm (Manuaba, 2010). Hutahean (2013) menyatakan trimester ketiga
adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau pada sepertiga masa
kehamilan terakhir. Trimister tiga merupakan periode kehamilan dari
bulan ketujuh sampai sepuluh bulan (29-40 minggu).
b. Tanda dan Gejala
Menurut Huttahean (2013), tanda subjektif dan objektif
kehamilan trimester III ada beberapa tanda subjektif dan objektif.
1) Tanda subjektif.
a) 29-33 minggu
(1)Fatiguer.
(2)Ansietas tentang masa depan.
(3)Mimpi buruk.
(4)Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan
fisik.
b) 34-38 minggu
(1)Sakit punggung perubahan gaya berjalan
(2)Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
(3)Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen.
4
5
c) Sebelum Kelahiran.
(1)Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
(2)Sakit perut bagian bawah.
2) Tanda objektif.
a) 29-33 minggu
(1)Rasa panas dalam perut di sebabkan tekanan uterus
(2)Kontraksi Braxton-hicks (kontraksi tidak teratur rahim dan
tanpa nyeri sepanjang kehamilan)
(3)Fundus terletak di antara umbilicus dan xipoid.
b) 34-38 minggu
Menurut Dickason (1997) dalam Hutahean (2013) pada
minggu ini terjadi perubahan seperti peningkatan sesak nafas
dan tanda-tanda lain yaitu:
(1)Hearthbun (pirosis, nyeri dada)
(2)Konstipasi
(3)Vena varikosa
(4)Edema kaki
(5)Hemoroid (wasir)
c. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimister III
Menurut Hutahean (2013) perubahan yang terjadi pada trimester
ketiaga adalah sebagai berikut:
1) Uterus
Uterus Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi
di bagian tengah antara umbilicus dan sternum. Pada usia
kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan sternum. Tuba uterin
tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus.
Peningkatan berat uterus 1.000 gram dan peningkatan uterus
30x22.5x20 cm.
6
2) Serviks Uteri
Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara
bertahap akibat bertambnya aktivitas uterus selama kehamilan dan
akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester ketiga.
3) Vagina dan Vulva
Pada kehamilan trimester ketiga kadang terjadi peningkatan rabas
vagina. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah
normal. Cairan biasanya jernih.
4) Mammae
Pada ibu hamil trimester ketiga, terkadang keluar rembesan cairan
berwarna kekuningan dari payudara ibu yang di sebut dengan
kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertanda
bahwa payudara sedang mempersiapkan ASI.
5) Kulit
Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu hamil.
Oleh karena peningkatan ukuran maternal, peregangan terjadi pada
pada lapisan kolagen terutama pada payudara, abdomen, dan paha.
6) Sistem kardiovaskular
Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah.
Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%.
Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama
trimester ketiga mengakibatkan menurunnya aliran balik vena.
Sirkulasi utero plasenta menerima proporsi curah jantung yang
terbesar dengan aliran darah meningkat dari 1-2% pada trimester
pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan. Hal ini di
wujudkan dalam peningkatan aliran darah maternal ke dasar
plasenta kira-kira 500ml/menit. Peningkatan volume darah dan
aliran darah selama kehamilan akan menekan darah panggul dan
vena di kaki yang mengakibatkan vena menonjol yang disebut
varices. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan
7
Konstipasi
9
2) perubahan Hormonal
peningkatan dari progesterone yang menyebabkan relaksasi otot
organ pencernaan sehingga usus kurang efisien yang
mengakibatkan fases cenderung lebih keras dan lebih sulit keluar
(proverawati, 2010).
Ibu Hamil
Konstipasi
3) Asupan Cairan tidak adequate
Dalam kehamilan jumlah cairan yang ada dari saluran pencernaan
mengalami peningkatan ke dalam darah (poverawati, 2010)
4) Diit serat tidak cukup
Konsumsi serat pangan yang cukup, akan memberi bentuk,
meningkatkan air dalam feses menghasilkan feces yang lembut dan
tidak keras sehingga hanya dengan kontraksi otot yang rendah
feces dapat dikeluarkan dengan lancar. Hal ini berdampak pada
fungsi gastrointestinal lebih baik dan sehat.
5) Suplement zat besi
Konstipasi juga di perparah dengan obat atau supplement yang
biasa di konsumsi oleh ibu hamil yaitu zat besi dan kalsium yang
mengandung logam berat yang berpengaruh pada masa fases dan
warna fases menjadi hitam (Proverawati, 2010)
10
c. Komplikasi konstipasi
Menurut Harsono (2013) Komplikasi pada konstipasi jika
konstipasi dibiarkan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan
timbulnya wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil akan menjadi
terlalu sering mengejan ketika buang air besar, otot-otot pada
pembuluh darah di anus melemah, akibat keduanya dapat
mempertinggi kemungkinan terjadinya wasir pada ibu hamil.
d. Manajemen konstipasi pada ibu hamil trimester III
Berhubung konstipasi ini sangat mengganggu ibu hamil kehamilan
trimester III, sebaiknya ibu memperhatikan pola hidup sehat di masa
kehamilan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya konstipasi di
kehamilan. Ibu dapat melakukan diit yang pas yaitu :
1) Jalan santai selama 10-15 menit seminggu sekali dapat membuat
usus besar menegang sehingga tidak merasa kembung.
2) Minum setidaknya 10 gelas air putih perhari, karena selama
kehamilan jumlah air yang terserap dri pencernaan ke darah
meningkat (Proverawati, 2010)
3) Beri waktu pergi ke toilet
Beberapa ibu hamil merasa sibuk di pagi hari dan sulit
mengunjungi toilet padahal dengan adanya desakan untuk segera
melakukan defekasi.
4) Perbanyak konsumsi serat
Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat pangan yang
sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran dapat
dikonsumsi dalam bentuk mentah maupun setelah melalui proses
perebusan. (Olwin Nainggolan dan Cornelis Adimunca 2005 dalam
santoso 2011 ).
11
Tabel 1:
Kadar Serat Pangan per 100 gram dalam Sayuran, Buah-buahan, Kacang-
kacangan dan Produk olahannya
a. Sayuran
Wortel rebus 3,3 Daun pepaya 2) 2,1
Kangkung 3,1 Daun singkong 1,2
Brokoli rebus 2,9 Asparagus 0,6
Labu 2,7 Jamur 1,2
Jagung manis 2,8 Terong 0,1
Kol kembang 2,2 Buncis 3,2
Daun bayam 2,2 Nangka muda 1,4
Kentang rebus 1,8 Daun kelor 2,0
Kubis rebus 1,7 Sawi 2,0
Tomat 1,1 Brokoli 0,5
( Menurut Olwin Nainggolan dan Cornelis Adimunca 2005 dalam Santoso 2011 ).
1) Pola Eliminasi
2) Kemudahan BAB
3) Pengeluaran feses tanpa bantuan
4) Warna fases
Keterangan dari skala hasil di atas sebagai berikut:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
Rencana tindakan yang dapat di lakukan pada pasien risiko konstipasi
dengan kehamilan trimester ketiga antara lain Nursing Intervention
Classification (NIC) menurut Bulechek (2016): Latihan saluran cerna
1) Intruksikan pasien mengenai makan yang tinggi serat
2) Tentukan status BAB secara teratur
3) Pastikan asupan cairan yang cukup
4) Sediakan makanan tinggi serat yang telah di identifikasi pasien
dapat membantu BAB.
b. NOC menurut Moorhead (2016): Status maternal: Antepartum
Kriteria Hasil:
Indikator Skala
1 2 3 4 5
Tekanan darah
Suhu tubuh
Konstipasi
Nyeri Abdomen
4. Ringan
5. Tidak ada
Rencana tindakan yang dapat di lakukan pada pasien risiko konstipasi
dengan kehamilan trimester ketiga antara lain Nursing Intervention
Classification (NIC) menurut Bulechek (2016): Manajemen saluran
cerna
1) Monitor untuk buang air besar termasuk frekuensi, konsistensi,
bentuk, volume, dan warna dengan cara yang tepat.
2) Catat masalah BAB yang sudah ada sebelumnya, BAB ruti dan
penggunaan laksatif.
3) Instruksikan pasien mengenai makanan tinggi serat, dengan cara
yang tepat.
4) Berikan cairan hangat setelah makan dengan cara yang tepat.
5) Ajarkan pasien mengenai makanan-makanan tertentu yang
membantu mendukung keteraturan aktivitas usus.
c. NOC menurut Moorhead (2016): Pengetahuan: Diit yang di sarankan
Indikator Skala
1 2 3 4 5
Diit yang di sarankan
Tujuan diit
METODA
A. Metoda Penulisan
B. Sampel
C. Lokasi
20
21
E. Analisis
A. Laporan Kasus
Bab ini berisi tentang laporan kasus “ Asuhan Keperawatan Risiko
Konstipasi Pada Ibu Hamil G2P1A0 H 35 Minggu Trimister III di
Puskesmas 1 Purwokerto Timur”. Penulis telah melakukan asuhan
keperawatan selama 4 hari yaitu pada tanggal 19, 20, 24 dan 25 April 2017.
Selama melakukan asuhan keperawatan penulis menerapkan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, perumusan masalah,
penentuan perencanaan tindakan, implementasi dan evaluasi.
1. Biodata Klien
Pasien bernama Ny. L berumur 25 tahun jenis kelamin perempuan, agama
islam alamat kelurahan Purwokerto wetan Rt:03 Rw:01 Kecamatan
Purwokerto Timur kabupaten Banyumas, pendidikan terakhir SD, sudah
menikah, pekerjaan ibu rumah tangga, asli Jawa/Indonesia. Penanggung
jawab pasien Tn. S umur 26, pendidikan terakhir SD dan pekerjaan buruh.
2. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Pengkajian di lakukan pada tanggal 19 April 2017 pasien mengatakan
BAB kadang-kadang susah, BAB sekali dalam sehari tidak rutin warna
kecoklatan konsistensi padat.
Pada riwayat kesehatan saat ini pasien hamil G2P1A0 pasien
mengatakan BAB kadang-kadang susah. Riwayat kesehatan masa lalu
pasien mengatakan pada kehamilan pertama pernah mengalami susah
BAB umur kehamilan 7-8 bulan, pada kehamilan ini pasien mengatakan
pernah tidak BAB selam 5 hari saat BAB terasa sakit dan tinja keras pada
umur kehamilan 7 bulan. Sebelum hamil pasien juga pernah mengalami
susah BAB dan mudah lelah, merasa lemas.
22
23
didapatkan bentuk dada simetris, gerakan nafas agak cepat tidak ada
retraksi dinding dada, vocal fremitus kiri dan kanan simetris, bunyi paru-
paru sonor, tidak ada suara tambahan. Sedangkan pada pemeriksaan
jantung di dapatkan hasil bentuk dada simetris, eraba ictus cirdis di ICS
V, bunyi redup, tidak ada suara tambahan seperti gallop.
Pemeriksaan payudara didapatkan bentuk simetris, membesar, areola
berwarna kecoklatan dan bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa,
tidak ada benjolan, dan putting menonjol. Pemeriksaan abdomen
didapatkan perut membesar sesuai umur kehamilan terdapat strechmark,
bunyi timpani, bunyi bissing usus 12x/menit, DJJ 131 x/menit
pemeriksaan palpasi pada abdomen di dapatkan leopold 1 TFU 27 cm,
teraba bagian lunak dan tidak ada lentingan, leopold II: Teraba bagian
kiri perut teraba keras seperti papan (punggung janin) pergerakan janin
aktif, leopold III: Bagian bawah perut teraba bulat keras, leopold IV:
Konvergent (kepala sudah masuk PAP).
Pemeriksaan genetalia didapatkan kebersihan genetalia baik, tidak ada
keputihan dan tidak ada edema. Pemeriksaan integument di dapatkan
turgor kulit baik, tidak ada luka pada kulit, warna sawo matang.
Pemeriksaan ekstremitas didapatkan pada bagian atas anggota gerak
lengkap, fungsi gerak baik, tidak ada edema, tonus otot baik, turgor kulit
cukup, pada bagian bawah anggota gerak lengkap, fungsi gerak baik,
tidak ada edema, kekuatan otot 5 (normal).
c. Pemeriksaan data fokus
Berdasarkan data pengkajian masalah kesehatan klien, ditemukan data
focus meliputi, Pasien mengatakan BAB sekali dalam sehari tidak rutin
dan kadang-kadang BAB susah warna kecoklatan konsistensi padat,
pasien mengatakan pada kehamilan pertama pernah mengalami susah
BAB umur kehamilan 7-8 bulan, pada kehamilan ini pasien mengatakan
pernah tidak BAB selam 5 hari saat BAB terasa sakit dan tinja keras pada
umur kehamilan 7 bulan. Sebelum hamil pasien juga pernah mengalami
susah BAB. mengkonsumsi minum sekitar 5 gelas perhari, terlihat perut
27
pasien membesar, tinggi fundus uteri 27 cm, tampak bibir kering pasien
mengkonsumi hemafort, pasien belum konsumsi serat pada tanggal 19
april 2017. Selain itu pasien tidak paham mengenai cara mencegah
terjadinya konstipasi dan pasien mengatakan mudah sekali lelah dan
lemas saat melakukan aktivitas, terkadang aktifitasnya di bantu oleh
keluarga. Pasien terlihat mengatur nafas saat berbicara, pasien terlihat
lemas, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 110/90 mmHg,
nadi 86 x/menit, suhu 36.7 oC, respirasi 24 x/menit, berat badan sebelum
hamil 56 kg berat badan saat ini 70 kg, lingkar lengan atas 28 cm dan
tinggi badan 156 cm.
3. Perumusan masalah
Berdasarkan data fokus yang penulis temukan, maka diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu: 1) Risiko konstipasi berhubungan dengan
kehamilan trimister III; 2). Keletihan berhubungan dengan kelesuan
fisiologis (kehamilan).
Namun dalam intervensi sampai dengan evaluasi sesuai judul dalam KTI
penulis memfokuskan pada diagnosa risiko konstipasi berhubungan dengan
kehamilan trimister III.
4. Perencanaan
Dari diagnosa risiko konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister
III, maka penulis menyusun intervensi yang penulis rencanakan untuk
tanggal 19, 20, 24 dan 25 April 2016. Intervensi yang penulis susun sebagai
berikut: tujuan umum yang ingin di capai adalah setelah melakukan
tindakan keperawatan selama 4 kali kunjungan diharapkan konstipasi tidak
terjadi dengan nursing outcome classification (NOC): 1) Eliminasi usus dan
2) Pengetahuan: Diit yang disarankan. Kriteria hasil yang diinginkan
berdasarkan NOC eliminasi usus adalah 1) Pola eliminasi (dari skala 3
menjadi 5); 2) Kemudahan BAB (dari skala 3 menjadi 5); 3) Pengeluaran
fases tanpa bantuan (dari skala 3 menjadi 5); 4) warna fases (dari skala 3
menjadi 5). Keterangan skala yang digunakan meliputi: 1) sangat terganggu;
2) banyak terganggu, 3) cukup terganggu; 4) sedikit terganggu; 5) tidak
28
sekitar 5 gelas perhari dan hari ini belum mengkonsumsi sayur. Pukul 11:42
WIB penulis melakukan implementasi menganjurkan minum 10 gelas dalam
sehari dengan respon: Pasien mengatakan akan mengkonsumsi cairan yang
cukup.
Tanggal 20 April 2017 pukul 13:14 WIB penulis melakukan
implementasi mengukur tanda-tanda vital pasien, dengan respon: Tekanan
darah110/80 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36.5 oC dan respirasi 24 x/menit.
Pukul 13:30 WIB penulis melakukan implementasi melakukan pemeriksaan
fisik dengan respon: Pada pemeriksaan payudara di dapatkan bentuk
simetris, membesar, areola berwarna kecoklatan dan bersih, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada massa, tidak ada benjolan, dan putting menonjol dan pada
pemeriksaan abdomen di dapatkan perut membesar sesuai umur kehamilan
(TFU 27 cm) terdapat strechmark, bunyi timpani, bunyi bissing usus
12x/menit. Pukul 14:21 WIB penulis melakukan implementasi memonitor
sumber kegiatan olahraga dengan respon: Pasien mengatakan jarang
melakukan olahraga.
Pukul 14:24 WIB penulis melakukan implementasi menganjurkan pasien
berjalan santai setiap pagi dengan respon: Pasien mengatakan akan berusaha
berolahraga pagi. Pukul 14:32 WIB penulis melakukan implementasi
menciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan
dengan respon: Pasien mengatakan lingkungan rumah sudah nyaman. Pukul
14:40 WIB penulis melakukan implementasi mengidentifikasi adanya alergi
atau intoleransi makanan yang di miliki pasien dengan respon: Pasien
mengatakan tidak ada alergi makanan dan tidak ada yang perlu di hindari.
Pukul 14:51 WIB penulis melakukan implementasi melakukan pendidikan
kesehatan tentang konstipasi yang terjadi pada ibu hamil dan cara
pencegahannya dengan respon: Pasien tampak memperhatikan dengan
seksama. Pukul 15:20 WIB penulis melakukan implementasi mengajarkan
pasien nama-nama makanan yang sesuai dengan diit pasien dengan respon:
Pasien mengatakan makanan yang mengandung serat yaitu segala macam
sayur dan buah. Pukul 15:26 WIB penulis melakukan implementasi
31
fases (dari skala awal 3 akhir 3). Kriteria hasil dari NOC Pengetahuan: Diit
yang di sarankan 1) Diit yang di sarankan (skala awal 3 akhir 3); 2)
Manfaat diit yang dianjurkan ( skala awal 2 akhir 3); 3)Tujuan diit (skala
awal 2 akhir 2); 4) Pedoman untuk persiapan makanan ( skala awal 2 akhir
2). Maka dari itu penulis akan melanjutkan intervensi pada tanggal 24 April
2017 yaitu; Bantu pasien untuk memilih makan kesukaan dengan diit,
intruksikan pasien mengenai makan yang tinggi serat, sediakan contoh
makan yang sesuai dengan diit (melakukan demonstrasi pembuatan jus jaya
(apel, pepaya dan jambu) dan jus papaya untuk mencegah terjadinya
konstipasi dan membuat catatan keteraturan meminum jus), jelaskan kepada
pasien mengenai tujuan kepatuhan terhadap diit yang di sarankan, pastikan
diit mencakup makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi, pastikan
makanan disajikan dengan cara yang menarik untuk konsumsi yang optimal.
Evaluasi dari implementasi yang penulis lakukan pada tanggal 24 April
2017 pasien mengatakan hari ini BAB sekali dengan konsistensi padat dan
warna coklat, pasien mengatakan makan sayur setiap hari dan minum air
sebanyak 8-10 gelas, tampak perut pasien membesar TFU 28 cm, pasien
mengkonsumi hemafort, pasien mengkonsumsi sayur kacang. Berdasarkan
data subjektif dan objektif, maka masalah risiko konstipasi berhubungan
dengan kehamilan trimister III teratasi sebagian dengan kriteria hasil dari
NOC: eliminasi usus; 1) Pola eliminasi ( skala awal 3 akhir 4); 2)
Kemudahan BAB ( skala awal 3 akhir 3 ); 3) Pengeluaran fases tanpa
bantuan ( skala awal 3 akhir 5); 4) warna fases (dari skala awal 3 akhir 4).
Kriteria hasil dari NOC Pengetahuan: Diit yang disarankan 1) Diit yang
disarankan (skala awal 3 akhir 4); 2) Manfaat diit yang dianjurkan ( skala
awal 2 akhir 3); 3)Tujuan diit (skala awal 2 akhir 3); 4) Pedoman untuk
persiapan makanan ( skala awal 2 akhir 3). Maka dari itu penulis akan
melanjutkan intervensi pada tanggal 25 April 2017 yaitu pastikan asupan
cairan yang cukup, pastikan diit mencakup makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi, ajarkan ulang pasien nama-nama makanan yang
35
sesuai dengan diit pasien, bantu pasien untuk memilih makan kesukaan
dengan diit.
Evaluasi berdasarkan implementasi yang penulis lakukan pada tanggal 25
April 2017 adalah pasien mengatakan hari ini BAB sekali dengan
konsistensi agak padat warna kuning kecoklatan, pasien sudah
mengkonsumsi sayur setiap hari dan minum 10 gelas per hari, pasien sudah
olahraga setiap pagi (jalan santai), tampak perut pasien membesar TFU 28
cm, pasien mengkonsumi hemafort. Berdasarkan data subjektif dan objektif,
maka masalah risiko konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister III
teratasi sebagian dengan kriteria hasil dari NOC: eliminasi usus; 1) Pola
eliminasi ( skala awal 3 akhir 4); 2) Kemudahan BAB ( skala awal 3 akhir 4
); 3) Pengeluaran fases tanpa bantuan ( skala awal 3 akhir 5); 4) warna fases
(dari skala awal 3 akhir 4). Kriteria hasil dari NOC Pengetahuan: Diit yang
di sarankan 1) Diit yang di sarankan (skala awal 3 akhir 4); 2) Manfaat diit
yang dianjurkan ( skala awal 2 akhir 4); 3) Tujuan diit (skala awal 2 akhir
4); 4) Pedoman untuk persiapan makanan ( skala awal 2 akhir 4).
Evaluasi akhir dari tindakan keperawatan adalah BAB pasien sudah tidak
sakit seperti sebelumnya, pasien dapat mencegah konstipasi dengan
konsumsi sayur setiap hari, meminum jus, mengkonsumsi air 8-10 gelas dan
berolahraga (jalan santai). Dari data tersebut dapat di tarik kesimpulan
masalah risiko konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister III Ny.L
teratasi sebagian.
B. Pembahasan
Bagiaan ini penulis akan membahas mengenai hasil pelaksanaan tindakan
asuhan keperawatan serta akan membahas kesenjangan yang ditemukan pada
saat pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan yang telah penulis laksanakan
dari tanggal 19, 20, 24 dan 25 April 2016, meliputi tahapan asuhan
keperawatan yaitu pengkajian, perumusan masalah, perencanaan, intervensi,
implementasi dan evalusi sebagai berikut:
36
1. Pengkajian
a. Biodata kien
Ny. L G2P1A0 H 35 minggu trimister III. Pasien berumur 25 tahun
jenis kelamin perempuan, agama islam alamat kelurahan Purwokerto
Wetan Rt:03 Rw:01 Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas, pendidikan terakhir SD, sudah menikah, pekerjaan ibu rumah
tangga, suku/bangsa Jawa/Indonesia.
b. Riwayat pengkajian
Pengkajian penulis lakukan pada tanggal 19 April 2017 pukul: 09:10
WIB. Mengkaji keluhan utama pasien, keluhan yang paling dirasakan
pasien yaitu BAB kadang-kadang susah, BAB sekali dalam sehari tidak
rutin warna kecoklatan konsistensi padat. Mengkaji status BAB secara
teratur yaitu BAB sekali dalam sehari tidak rutin warna kecoklatan
konsistensi padat. pada kehamilan ini pasien mengatakan pernah tidak
BAB selama 5 hari saat BAB terasa sakit dan tinja keras pada umur
kehamilan sekitar 7 bulan dan badannya lemas. Pasien belum mengetahui
cara mencegah konstipasi. Susah BAB pasien di sebabkan karena Ny.L
kurang asupan cairan, konsumsi serat yang kurang, Ny.L mengkonsumsi
hemafort.
Data tersebut sesuai dengan teori Hutahean (2013) bahwa pada
kehamilan trimister terakhir umur 34-38 minggu ditandai dengan susah
BAB. Susah BAB disebabkan karena penurunan mortilitas usus sehingga
memerlukan waktu lebih lama untuk menyerap cairan, demikian juga
usus yang saling berdesakan akibat tekanan uterus yang membesar. Hal
ini di dukung oleh Proverawati (2010) bahwa penyebab konstipasi karena
pembesaran rahim yang menekan kolon, perubahan hormonal, asupan
cairan tidak adequate, diit serat tidak cukup dan konsumsi suplemen zat
besi dan kalsium. Namun pada kasus Ny.L pada kehamilan umur 7 bulan
(28 minggu) pernah tidak BAB selama 5 hari untuk BAB terasa sakit,
dan tinja keras. Hal ini kemungkinan terjadi karena perubahan respon
fisiologis yang berbeda-beda setiap orang.
37
keras pada umur kehamilan sekitar 7 bulan (28 minggu). Hal ini
kemungkinan terjadi karena perubahan respon fisiologis yang berbeda-
beda setiap orang.
c. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan data yaitu keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 86 x/menit,
suhu 36.7 oC, respirasi 26 x/menit, tinggi badan 156 Cm, berat badan
sebelum hamil 56 kg, berat badan saat ini 70 kg dan lingkar lengan atas
28 cm. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang di paparkan Hutahean
(2013) bahwa kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar
selama kehamilan trimister tiga mengakibatkan menurunkan aliran balik
vena. Sirkulasi utero plasenta menerima proporsi curah jantung terbesar,
dengan aliran darah meningkat, aliran darah dalam kapiler membrane
mukosa dan kulit juga mengalami peningkatan, vasodilatasi perifer yang
terkait merupakan penyebab mengapa ibu hamil merasa kepanasan dan
berkeringat setiap saat kemudian peningkatan volume darah dan aliran
darah selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena kaki
yang mekakibatkan vena menonjol (varises). Dalam kasus Ny.L tidak di
temukan rasa kepanasan, berkeringat setiap saat dan varises. Hal ini
dimungkinkan karena perubahan fisiologi jantung yang dialami Ny.L
berbeda dengan ibu hamil pada umumnya.
Menurut Manuaba (2007) paru-paru mengalami perubahan fisiologi
akibat peningkatan kebutuhan O2 dan pembesaran uterus hal ini
menyebabkan ibu mengalami gangguan pernafasan. Pada system
kardiovaskuler denyut jantung naik, terjadi penurunan tekanan darah
karena pengaruh progesterone dan prostaskilin, untuk peubahan yang
terjadi yaitu pertambahan berat badan sekitar 12-14 kg. Hal ini sesuai
dalam kasus Ny.L bahwa tekanan darah Ny.L mengalami penurunan
(110/90 mmHg), denyut jantung tidak mengalami kenaikan (86x/menit),
pernafasan cepat (26x/menit) dan penambahan berat badan 14 kg.
39
kehamilan ini pasien mengatakan pernah tidak BAB selam 5 hari saat
BAB terasa sakit dan tinja keras pada umur kehamilan 7 bulan. Sebelum
hamil pasien juga pernah mengalami susah BAB. Mengkonsumsi minum
sekitar 5 gelas perhari, terlihat perut pasien membesar, tinggi fundus uteri
27 cm, tampak bibir kering pasien mengkonsumi hemafort dan kalsium,
pasien belum konsumsi serat.
Data yang di temukan pada data focus pasien sesuai dengan teori
Proverawati (2010) bahwa penyebab konstipasi karena pembesaran rahim
yang menekan kolon, perubahan hormonal, asupan cairan tidak adequate,
diit serat tidak cukup dan konsumsi suplemen zat besi dan kalsium. Dan
teori Walsh (2008) penyebab konstipasi pada kehamilan karena
meningkatnya penyerapan air yang mengakibatkan fases mengeras,
seringkali mengejan dibutuhkan untuk mengeluarkan fases, perubahan
dalam diit dan berolahraga, kurangnya cairan secara adequate dan
penggunaan supplement zat besi berperan dalam munculnya masalah ini.
Selanjutnya, peningkatan ukuran uterus pada saat hamil mempersulit
aktiitas mengejan karena menurunkan dorongan untuk mengeluarkan
fases. Teori ini di perkuat oleh Hutahean (2013) bahwa pada kehamilan
trimester tiga, lambung berada di posisi ventrikel dan bukan pada posisi
normalnya, yaitu horizontal kekuatan mekanis ini menyebabkan
peningkatan tekanan intragastrik dan perubahan sudut persambungan
gastro-esofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks esophageal yang
lebih besar. Penurunan drastis tonus dan mortilitas usus dan usus
ditambah relaksasi sfingter bawah esophagus merupakan predisposisi
terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi dan hemoroid. Hormone
progesterone menimbulkan gerakan usus makin berkurang sehingga
makanan lebih lama di dalam usus. Hal ini dapat menimbulkan
konstipasi. Konstipasi juga dapat terjkadi karena kurangnya aktivitas dan
penurunan asupan cairan.
Pasien mengatakan BAB sekali dalam sehari dan tidak rutin, konsumsi
serat kadang-kadang, pasien belum mengerti makanan-makanan yang
41
2. Perumusan masalah
Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada Ny. L adalah risiko
konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister III. Perumusan
diagnosa tersebut sesuai dengan diagnosa menurut Herdman (2015) dalam
NANDA. Menurut Herdman (2015) pengertian risiko konstipasi adalah
kondisi rentan mengalami penurunan frekuensi defekasi normal yang di
sertai dengan kesulitan atau tidak lampiasnya pasase fases dan pasase fases
yang keras, kering dan banyak yang dapat mengganggu kesehatan.
Diagnosa risiko konstipasi muncul karena pada saat pengkajian terdapat
faktor risiko yang sesuai dengan faktor risiko menurut Herdman (2015)
yaitu faktor mekanis pasien sedang hamil, selain itu dari pengkajian juga
didapat data yang mendukung munculnya diagnosa yaitu pasien pada
kehamilan sebelumnya dan kehamilan saat ini pernah menderita konstipasi,
pasien mengatakan BAB sekali dalam sehari tidak rutin dan kadang-kadang
BAB susah, minum 5 gelas per hari, kurang mengkonsumsi sayur, jarang
berolahraga dan pasien mengkonsumi supplement zat besi dan kalsium.
3. Perencanaan
Tindakan keperawatan yang penulis susun dalam diagnosa risiko
konstipasi yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 kali
kunjungan diharapkan konstipasi tidak terjadi dengan NOC menurut
Moorhead (2016); eliminasi usus dan pengetahuan: diit yang disarankan.
NIC menurut Bulechek (2016); 1) latihan saluran cerna: Intruksikan
pasien mengenai makan yang tinggi serat, tentukan status BAB secara
teratur, pastikan asupan cairan yang cukup, sediakan makanan tinggi serat
yang telah di identifikasi pasien dapat membantu BAB. 2) Manajemen
nutrisi: Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi
makanan, pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik untuk
konsumsi yang optimal, pastikan diit mencakup makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi, tentukan apa yang menjadi preferensi makanan,
identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang di miliki pasien. 3)
pengajaran: Persiapan diitt: Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai diit
43
yang di sarankan, kaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya serta kaji
makanan yang di sukai, ajarkan pasien nama-nama makanan yang sesuai
dengan diit pasien, bantu pasien untuk memilih makan kesukaan dengan
diit, sediakan contoh makan yang sesuai dengan diit, jelaskan kepada pasien
mengenai tujuan kepatuhan terhadap diit yang di sarankan dan libatkan
pasien dan keluarga.
Pada kasus Ny.L tidak menggunakan NOC :Status maternal:Antepartum
sesuai dengan yang di rencanakan di proposal laporan kasus hal ini di
karenakan tidak ada permasalahan pada status maternal yang di alami oleh
Ny.L. selanjutnya penulis tidak melakukan intervensi keperawatan
melaksanakan senam hamil karena pada Ny.L karena pasien sering merasa
kelelahan dan sudah mengetahui tentang tatacara pelaksanaan senam hamil
dan melaksanakannya di kelas hamil selain itu pada buku KIA pasien juga
terdapat langkah-langkah senam hamil. Menurut Kemenkes RI (2014)
bahwa salah satu isi kelas hamil yaitu tentang aktivitas fisik ibu hamil yang
di dalamnya terdapat pelatihan senam hamil.
4. Implementasi
Implementasi yang penulis lakukan selama 4 kali kunjungan sudah sesuai
dengan intervensi yang penulis susun yaitu berdasarkan Bulechek (2016)
bahwa tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah risiko kostipasi
yaitu menentukan status BAB secara teratur. Hal ini sesuai dengan teori
Hutahean (2013) pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh
wanita khususnya hormone progesterone dan estrogen dan juga perubahan
pada uterus dan system tubuh. Oleh karena itu menentukan status BAB
secara teratur sangat di utamakan untuk melakuka rencana selanjutnya
penulis mengkaji tingkat pengetahuan pasien mengenai diit yang di
sarankan, sesuai dengan teori Notoadmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil
dari tahu, dimana terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia
yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan
44
serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang
dikonsumsi pun mempengaruhinya. Menurut Nainggolan Olwin dan
Adimunca Cornelius (2005) dalam santosa (2010) Pada umumnya seseorang
buang air besar setiap hari. Konstipasi dimulai dari kebiasaan makan yang
tidak sehat. Kebanyakan penderita kanker kolon, radang, luka berdarah pada
dinding usus memiliki riwayat kesulitan buang air besar. Seseorang yang
mengkonsumsi sedikit makanan berserat, tinjanya akan keras, kering dan
kecil-kecil. Memperbaiki intake makanan berserat akan membantu
seseorang untuk buang air besar secara normal. Serat makanan di dalam
usus, akan menyerap cairan dan mengembang seperti karet busa,
membentuk tinja menjadi besar dan lembab, sehingga lebih mudah keluar;
konsumsi dietary fiber khususnya insoluble fiber misalnya pectin akan
menghasilkan feses yang lunak. Dengan konsistensi feses yang lunak, hanya
diperlukan sedikit kontraksi otot untuk mengeluarkannya. Sebaliknya intake
serat yang rendah menyebabkan feses menjadi keras sehingga diperlukan
kontraksi otot rektum yang lebih besar untuk mengeluarkannya hal ini
menyebabkan konstipasi, atau lebih lanjut dapat menyebabkan wasir.
Menurut Akmal (2010 ) bahwa serat makanan adalah komponen dalam
tanaman yang tidak tercerna secara enzimatik menjadi bagian-bagian yang
dapat terserap di saluran pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam
tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan adalah
karbohidrat kompleks. Rata-rata negara di dunia ini menetapkan sebanyak
30 gram kebutuhan akan serat setiap harinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianingrum dkk
(2016) Menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara konsumsi
serat berdasarkan proses defekasi. Semakin tinggi konsumsi serat makanan
maka proses defekasi akan lancar tanpa mengejan. Semakin tinggi konsumsi
serat makanan individu maka semakin lunak konsistensi feses individu
tersebut sehingga mudah untuk dieliminasi tanpa rasa nyeri dan mengejan.
Hal ini di perkuat oleh penelitian Oktaviana (2013) bahwa terdapat
hubungan bermakna antara asupan serat dengan kejadian konstipasi
48
jus). Hal ini sesuai dengan teori Pramono (2012) bahwa jus buah merupakan
sumber vitamin dan penghilang rasa mual. Tetapi sebaiknya ibu hamil
membatasi komsumsi buah-buahan yang mengandung kalori tinggi seperti
jus alpukat, jus mangga, jus durian.
Menurut Emelia (2010) selain sayuran, ibu hamil juga bagus
mengkonsumsi buah terutama papaya karena dapat melunakkan sisa
makanan yang masih berasa dalam saluran pencernaan selain dimakan
langsung buah dan sayur bisa di buat jus. Meminum jus bisa menjadi
alternative bagi ibu hamil yang kesulitan memakan buah dan sayur secara
rutin. Menurut Ramayulis (2013) konstipasi dapat di atasi dengan
meningkatkan konsumsi cairan dengan serat. Mayoritas buah mengandung
air dan serat dalam jumlah tinggi tetapi terdapat beberapa jenis buah yang
kandungan air dan serat lebih tinggi dengan komposisi yang baik untuk
membantu melancarkan buang air besar yaitu papaya, sirsak, anggur, kiwi
dan nanas. Buah tersebut mengandung serat pectin. Pectin dalam usus besar
mampu membuat volume fases menjadi besar serta mudah untuk di
keluarkan, Selain itu buah tersebut juga kaya akan magnesium. Magnesium
merupakan suatu elemen yang di perlukan untuk pergerakan fases yang
baik. Papaya yang diolah menjadi jus mengandung serat 16.3 g dan
magnesium 22.6 g. Jus ini dapat di konsumsi kapan saja, untuk mengatasi
konstipasi minumlah sesering mungkin pagi, siang dan malam. Untuk
pencegahan konstipasi dapat di minum menjelang tidur agar keesokan
paginya buang air besar lancar. Selanjutnya menurut hasil Jurnal Riset Gizi
oleh Hana (2014) menyatakan bahwa pemberian jus jaya (jambu 50 gram,
apel hijau 25 gram dan papaya 25 gram), kejadian konstipasi setelah
penelitian penurunan menjadi 15,0% pada kelompok perlakuan dan relatif
sama 50,0% pada kelompok kontrol (p = 0,003) . sehingga terdapat efek dari
jus jaya pada kejadian konstipasi. Oleh karena itu pembuatan jus jaya dan
jus papaya diharapkan mampu mencegah terjadinya konstipasi.
Dalam melaksanakan implementasi selama 4 kali kunjungan tidak
terdapat kendala yang berarti, hal ini disebabkan karena pasien dan keluarga
50
SIMPULAN
A. Simpulan
Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi terhadap risiko konstipasi pada pasien Ny. L dengan
kehamilan trimister III di Puskesmas I Purwokerto Timur selama 4 kali
kunjungan, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 19 April 2017 ditemukan
Ny. L mempunyai keluhan badannya lemas dan BAB tidak lancar sekali
dalam sehari tidak rutin dan kadang-kadang BAB susah warna kecoklatan
konsistensi padat Ny.L minum 5 gelas per hari. Pasien belum mengetahui
cara mencegah konstipasi.Pada hari kedua tanggal 20 April 2017 pengkajian
di dapatkan yaitu pasien BAB masih tidak lancar pada tanggal 20 April
pasien belum BAB dan pasien jarang berolahraga. Pasien sudah menerapkan
anjuran penulis pada hari pertama tentang minum 10 gelas perhari.
Pada hari ketiga tanggal 24 April 2017 pengkajian yang di dapatkan yaitu
pasien BAB masih sakit, pada tanggal 24 April pasien sudah BAB satu kali
dan konsentrasi masih padat. Pasien sudah menerapkan anjuran penulis pada
hari kedua tentang konsumsi serat.Pada hari keempat tanggal 25 April 2017
pengkajian yang di dapatkan yaitu BAB sudah tidak sakit, pada tanggal 25
April 2017 pasien BAB sekali dengan konsistensi agak padat, pasein
menerapkan yang di anjurkan perawat yaitu meminum jus untuk mencegah
konstipasi.
2. Diagnosa keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari kepada pasien
diagnose keperawatan yang muncul masih sama yaitu risiko konstipasi dan
sesuai dengan factor risiko yaitu kehamilan.
51
52
3. Intervensi
Sebelum dilakukan intervensi hari pertama tanggal 19 April 2017 penulis
belum mengetahui keadaan pasien secara mendetail seperti ststus BAB
secara rutin. Pasien belum mengerti cara mencegah konstipasi. Sebelum
dilakukan intervensi hari ke dua tanggal 20 April 2017 pasien belum
mengetahui makanan-makanan yang mengandung serat dan cara
mencegahan terjadinya konstipasi. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
pasien menjadi mengerti dan akan melaksanakan apa yang di anjurkan. Pada
tanggal 24 April 2017 sebelum dilakukan perencaaan hari ke tiga pasien
belum mengtahui tentang cara mencegah konstipasi dengan jus, setelah
dilakukan tindakan pasien menjadi mengerti. Pada tanggal 25 April 2017
intervensi hari ke empat dilakukan evaluasi dan memastikan apakah pasien
melaksanakan yang di anjurkan penulis. Saat dilakukan intervensi pasien
dan keluarga kooperatif dan tidak ada kendala yang berarti.
4. Implementasi
Pada hari pertama tanggal 19 April 2017 penulis melakukan
implementasi cara untuk mencegah konstipasi yang dialami pasien dengan
beberapa cara seperti menentukan status BAB secara teratur, mengkaji
tingkat pengetahuan pasien mengenai diit yang di sarankan, mengkaji pola
makan pasien saat ini dan sebelumnya serta kaji makanan yang di sukai,
memastikan asupan cairan yang cukup dan menganjurkan minum 10 gelas
dalam sehari. Pada hari kedua tanggal 20 April 2017 implementasi yang
penulis lakukan adalah pendidikan kesehatan tentang makanan-makanan
yang mengandung serat, konstipasi pada ibu hamil dan cara mencegah
konstipasi. Pada hari ke tiga tanggal 24 April 2017 penulis melakukan
implementasi demonstrasi pembuatan jus untuk mencegah konstipasi,
pasien dan keluarga kooperatif dan melakukan cara tersebut. Pada hari ke
empat tanggal 25 April 2017 implementasi yang penulis lakukan adalah
evaluasi dan memastikan yang telah penulis anjurkan dilakukan atau tidak,
pasien kooperatif dan menjalankan beberapa anjuran yang penulis anjurkan.
53
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan selama 4 hari. Pada hari pertama tanggal 19 April
2017 evaluasi tindakan keperawatan adalah pasien masih memiliki risiko
konstipasi yang tinggi karena status BAB tidak rutin dan gaya hidup asien
yang kurang baik. Evaluasi hari kedua tanggal 20 April 2017 yaitu pasien
masih beresiko terkena konstipasi karena pada hari tersebut pasien belum
BAB dan belum mengkonsumsi serat. Evaluasi pada hari ketiga tanggal 24
April 2017 risiko konstipasi yang di alami pasien sudah berkurang karena
pasien hari tersebut sudah BAB dengan konsentrasi tinja padat dan pasien
sudah melaksanaka yang di anjurkan penulis untuk konsumsi air 10 gelas
dan konsumsi serat setiap hari. Evaluasi pada hari ke empat tanggal 25
April 2017 yaitu risiko konstipasi yang dialami pasien sudah berkurang,
pasien sudah menjalankan yang dianjurkan oleh penulis, pasien pada hari
tersebut BAB dengan lancar. Pasien sudah melakukan anjuran penulis untuk
rutin mengkonsumsi air minimal 10 gelas perhari, konsumsi sayur dan buah
setiap hari dan rutin meminum jus sesuai denga jadwal yamg telah
disepakati. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan masalah risiko
konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister III pada Ny.L teratasi
sebagian.
B. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny.L dengan risiko
konstipasi berhubungan dengan kehamilan maka penulis memberi saran yang
diharapkan bermanfaat antara lain:
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan (Puskesmas)
Diharapkan puskesmas dapat memberikan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan hubungan kerjasama yang baik sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada
umumnya dan khususnya bagi klien dengan kehamilan rimister III yang
mengalami konstipasi sehingga dapat mendukung kesembuhan pasien
54
Bradley, C.S., Colleen. M., Anne M., Satish S., Inggrid E. (2007). constipation in
pregnancy. Obstetrict and gynecology. Vol.110, N0.6.
Desember.2007.(online) https://www.ncbi.nlm.nih.gov di akses pada
22 Desember 2016
Bulechek, G.M., Howard, K.B., Joanne, M.D., and Cherly, M.W. (2016). Nursing
Intervention Clasification (NIC) Edisi ke enam. Missouri: Elsevier
Global Rights
Emelia, Ova. (2010). Tetap Bugar dan Energik Selama Hamil. Jakarta:
Agromedia pustaka
Hana, N., Susi, T dan Heni, H. (2014). Pemberian Jus Jaya Mengatasi Konstipasi
Pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang. Jurnal
Riset Gizi. Artikel di publikasikan (online) http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id Di akses pada 25 januari 2017
Hayati. (2013). Hubungan konsumsi air dengan konstipasi pada ibu hamil di BPS
Ny. P di desa kedung maling sokomojokerto. Penelitian di
publikasikan. (online) http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id di
akses pada 22 Desember 2016)
Kementrian Kesehatan RI. Direktorat jendral bina GIZI dan KIA. (2014).
Pegangan fasilitator kelas ibu hamil. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI
Olwin Nainggolan dan Cornelis Adimunca, 2005. Diet Sehat Dengan Serat.
Cermin Dunia Kedokteran No. 147, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Puspitasari, R,Y. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu hamil Tentang Senam Hamil
Di Puskesmas Jambu Kulon Kecamatan ceper Kabupaten klaten. KTI
Stikes kusumahusada. KTI di publikasikan (online).
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id.diakses pada 24 mei 2017
Santoso, A. (2011). Serat Pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan.
Di publikasikan online http://journal.unwidha.ac.id di akses pada 25
januari 2017.
Sari dan Astinal, E. (2012). Hubungan Pola Makan Berserat dengan Kejadian
Konstipasi di RSUP H. Adam Malik. Jurnal USU International
Respiratory Artikel di publikasikan (online)
http://repository.usu.ac.id. Di akses pada 25 Januari 2017.
Disusun oleh:
NIM: P1337420214109
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh :
Nama Mahasiswa :Nisrina Juli Nurjanah
NIM :P1337420214109
Tanggal Pengkajian :19 April 2017
Tempat Praktik :Puskesmas Purwokerto Timur 1
1. Identitas
a. Data Pasien
Nama :Ny.L
Umur :25 tahun
Alamat :Purwokerto wetan Rt:03 Rw:01
Pendidikan :SD
Agama :Islam
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa :Jawa/Indonesia
√ Perawatan Payudara
B. Analisa Data
Berdasarkan data yang di temukan dalam pengkajian maka di temukan
beberapa masalah yang dapat di lihat dalam tabel
No Data Fokus Etiologi Problem
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data di atas, maka diagnose keperawatan yang muncul
menurut NANDA (2015) adalah sebagai berikut:
1. Risiko konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister III
2. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (kehamilan)
D. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah di temukan maka intervensi
atau perencanaan yang dapat di lakukan menurut Bullechek (2016) antara lain
sebagai berikut:
1. Diagnosa I: Risiko konstipasi berhubungan dengan kehamilan trimister III
Tujuan: setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 4 x kunjungan di
harapkan konstipasi tidak terjadi
a. NOC menurut Moorhead (2016): Eliminasi usus
Kriteria hasil pada diagnose Risiko konstipasi berhubungan dengan
kehamilan trimister III dapat dilihat pada tabel berikut:
No Indikator Awal Tujuan
1 Pola Eliminasi 3 5
2 Kemudahan BAB 3 5
3 Pengeluaran feses tanpa bantuan 3 5
4 Warna fases 3 5
Keterangan dari skala hasil di atas sebagai berikut:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
NIC:Latihan saluran cerna
1) Intruksikan pasien mengenai makan yang tinggi serat
2) Tentukan status BAB secara teratur
3) Pastikan asupan cairan yang cukup
4) Sediakan makanan tinggi serat yang telah di identifikasi pasien dapat
membantu BAB.
b. NOC :Pengetahuan: Diit yang di sarankan
Kriteria hasil pada diagnose Risiko konstipasi berhubungan dengan
kehamilan trimister III dapat dilihat pada tabel berikut:
NO Indikator Awal Tujuan
1 Diit yang di sarankan 3 5
2 2 5
3 Manfaat diit yang di anjurkan 2 5
Tujuan diit
4 2 5
Pedoman untuk persiapan
makanan
Keterangan dari skala hasil di atas sebagai berikut:
1 Diit yang di 3 5 3
sarankan
2 Manfaat diit 2 5 2
yang di
anjurkan
3 2 5 2
Tujuan diit
4 2 5 2
Pedoman
untuk
persiapan
makanan
P: Lanjutkan Intervensi
1. Ciptakan lingkungan yang optimal pada
saat mengkonsumsi makanan
2. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi
makanan yang di miliki pasien.
3. Ajarkan pasien nama-nama makanan
yang sesuai dengan diit pasien
4. Tentukan apa yang menjadi preferensi
makanan.
5. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan
kepatuhan terhadap diit yang di sarankan
1 Diit yang di 3 5 3
sarankan
2 2 5 3
Manfaat diit
yang di
3 anjurkan 2 5 2
4 2 5 2
Tujuan diit
Pedoman
untuk
persiapan
makanan
P: Lanjutkan Intervensi
1. Bantu pasien untuk memilih makan
kesukaan dengan diit
2. Intruksikan pasien mengenai makan yang
tinggi serat
3. Sediakan contoh makan yang sesuai
dengan diit
4. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan
kepatuhan terhadap diit yang di sarankan.
5. Pastikan diit mencakup makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi.
6. Pastikan makanan disajikan dengan cara
yang menarik
1 Diit yang di 3 5 4
sarankan
2 2 5 3
Manfaat diit
yang di
3 anjurkan 2 5 3
4 2 5 3
Tujuan diit
Pedoman
untuk
persiapan
makanan
P: Lanjutkan Intervensi
1. Pastikan asupan cairan yang cukup
2. Pastikan diit mencakup makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi.
3. Ajarkan ulang pasien nama-nama
makanan yang sesuai dengan diit pasien
4. Bantu pasien untuk memilih makan
kesukaan dengan diit
13:00 II S: Pasien mengatakan lelah sudah berkurang
WIB karena aktivitas sudah di bantu ayah pasien,
nis
dan pasien hanya melakukan beberapa aktivitas
rina
yang tidak berat.
O: Tampak pasien sehat tidak menahan sakit dan
tidak mengatur nafas, hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital: TD:110/80 mmHg, N :86
x/menit, S: 36.4 oC, RR:23 x/menit
A: Masalah belum teratasi
N Indikator Awal Tuju Akhir
o an
1 Kelelahan 2 5 4
2 Kehilangan 3 5 4
selera makan
3 Nyeri sendi 2 5
4 Keseimbangan 2 5 4
antara kegiatan 5
dan istirahat
P: Hentikan Intervensi
2 Kemudahan 3 5 4
BAB
3 Pengeluaran 3 5 5
feses tanpa
bantuan
4 Warna fases 3
4
2. NOC:Pengetahuan: Diit yang di saranakan
No Indikator Awal Tuj- Akhir
ua
n
1 Diit yang di 3 5 4
sarankan
2 2 5 4
Manfaat diit
yang di
3 anjurkan 2 5 4
4 2 5 4
Tujuan diit
Pedoman
untuk
persiapan
makanan
P: Lanjutkan Intervensi
1. Pastikan asupan cairan yang cukup
2. Sediakan makanan tinggi serat yang telah di
identifikasi pasien dapat membantu BAB.
3. Pastikan diit mencakup makanan tinggi
serat untuk mencegah konstipasi.
4. Ajarkan ulang pasien nama-nama makanan
yang sesuai dengan diit pasien
5. Pastikan untuk rutin berolahraga
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Disusun oleh :
P1337420214109
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses merantai berkesinabungan dan
terdiri dari ovulasi dan pelepasan sel telur migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi),
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm (Manuaba, 2010).Setiap wanita hamil memiliki resiko terkena
konstipasi karena pada wanita hamil terjadi perubahan-perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan konstipasi, serta kejadiannya
dapat meningkat 4 kali pada ibu dengan riwayat konstipasi. (Ojieh,
2012)
Konstipasi merupakan salah satu masalah dari rasa
ketidaknyamanan selama kehamilan,namun jika di biarkan saja
dalam jangka panjang konstipasi dapat menjadi kronis dan
menimbulkan beberapa komplikasi seperti wasir, fisura pada anus
(robeknya kulit pada anus), impaksi fases (menumpuknya tinja) dan
prolaps rectum sehingga konstipasi yang terjadi segera di atasi.
Menurut Bradley (2007), dari 103 wanita hamil mulai dari
kehamilan trimester pertama mengalami konstipasi. Timnya dari
Bradley menemukan 24% wanita hamil trimester pertama menderita
konstipasi, 26% mengalami konstipasi selama trimester kedua dan
26% mengalami konstipasi selama trimester ketiga. 24% wanita
hamil mengalami konstipasi selama 3 bulan pertama setelah
melahirkan. Wanita yang mengkonsumsi supplement zat besi
mengalami 3,5 kali lebih banyak konstipasi di bandingkan tidak
mengkonsumsi suplemen zat besi. Pada penelitian di Loyola
University di Meywood dalam Hayati (2014) yang melibatkan 104
wanita hamil trimester 1 dan 66 wanita hamil trimester III. Penelitian
membuktikan bahwa 72% pada bu hamil trimester I dan 61% pada
ibu hamil trimester III mengalami salah satu atau lebih gangguan
pada usus termasuk konstipasi.
Penyakit konstipasi/sembelit menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang sering disepelekan. Salah satu kasus
yang memiliki risiko terjadinya konstipasi terjadi di kelurahan
Purwokerto wetan yaitu keluarga Tn. S khususnya Ny. L yang
berusia 25 tahun, Ny.L sedang hamil trimister ke 3 umur 35 minggu..
Oleh karena itu pendidikan kesehatan mengenai cara pencegahan
konstipasi beserta asuhan keperawatannya sanga penting dan perlu
untuk dilakukan. Dengan adanya pengetahuan yang cukup dan baik,
serta dengan pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka
diharapkan agar masyarakat mampu mencegah terjadinya konstipasi
pada ibu hamil trimister ke III.
D. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Metode Sasaran Keterangan
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Demonstrasi
G. Materi (Terlampir)
1. Pengertian konstipasi
2. Penyebab konstipasi pada ibu hamil
3. Komplikasi pada konstipasi
4. Pencegahan terjadinya konstipasi pada ibu hamil
H. Evaluasi
a. Apa yang dimaksud konstipasi ?
b. Apa Penyebab terjadinya konstipasi pada ibu hamil?
c. Bagaimana komplikasi penyakit konstipasi?
d. Apa saja tanda dan gejala Stomatitis ?
5. Bagaimana cara mencegah terjadinya konstipasi pada ibu hamil ?
I. Daftar Pustaka
Hana, N., Susi, T dan Heni, H. (2014). Pemberian Jus Jaya Mengatasi
2017
Harsono, T. (2013). Permasalahan kehamilan yang sering terjadi.
Jakarta: Platinum
EGC
Nuha Medika
Plus
Erlangga
Padjadjaran, Bandung
EGC
Mengetahui
Pembimbing Akademik Penyuluh
A. Pengertian
Risiko konstipasi adalah kondisi rentan mengalami penurunan frekuensi
defekasi normal yang di sertai dengan kesulitan atau tidak lampiasnya pasase
fases dan pasase fases yang keras, kering dan banyak yang dapat mengganggu
kesehatan (Herdman, 2015). Menurut Stoppard (2009), konstipasi atau
sembelit terjadi ketika tinja keras dan kering sehingga sulit buang air besar. Ini
bisa terjadi mulai dari konsepsi.
B. Penyebab konstipasi pada ibu hamil trimister 3
Menurut Walsh (2008) penyebab dari konstipasi karena progesteron
menyebabkan otot polos berelaksasi yang mengakibatkan menurunnya
motilitas pada usus dan menyebabkan wanita mengalami konstipasi dalam
kehamilan. Selanjutnya, peningkatan ukuran uterus pada ibu yang hamil dapat
mempersulit keluarnya fases. Konstipasi selama kehamilan di pengaruhi oleh
sejumlah factor di antaranya:
1. pembesaran rahim yang menekan kolon
pada kehamilan trimester tiga dimana perut sudah membesar, di tambah
oleh penekanan rahim yang membesar di daerah perut hal tersebut dapat
menambah tingginya resiko terkena konstipasi (proverawati, 2010).
Ibu Hamil
Konstipasi
2. Perubahan Hormonal
peningkatan dari progesterone yang menyebabkan relaksasi otot organ
pencernaan sehingga usus kurang efisien yang mengakibatkan fases
cenderung lebih keras dan lebih sulit keluar (proverawati, 2010).
Ibu Hamil
Konstipasi
3. Asupan Cairan tidak adequate
Dalam kehamilan jumlah cairan yang ada dari saluran pencernaan
mengalami peningkatan ke dalam darah (poverawati, 2010)
4. Diit serat tidak cukup
Konsumsi serat pangan yang cukup, akan memberi bentuk,
meningkatkan air dalam feses menghasilkan feces yang lembut dan tidak
keras sehingga hanya dengan kontraksi otot yang rendah feces dapat
dikeluarkan dengan lancar. Hal ini berdampak pada fungsi gastrointestinal
lebih baik dan sehat.
2. Suplement zat besi
Konstipasi juga di perparah dengan obat atau supplement yang biasa di
konsumsi oleh ibu hamil yaitu zat besi dan kalsium yang mengandung
logam berat yang berpengaruh pada masa fases dan warna fases menjadi
hitam (Proverawati, 2010)
C. Komplikasi konstipasi
Menurut Harsono (2013) Komplikasi pada konstipasi jika konstipasi
dibiarkan berlangsung terus menerus dapat menyebabkan timbulnya wasir,
akibat terjadinya sembelit, ibu hamil akan menjadi terlalu sering mengejan
ketika buang air besar, otot-otot pada pembuluh darah di anus melemah, akibat
keduanya dapat mempertinggi kemungkinan terjadinya wasir pada ibu hamil.
D. Manajemen konstipasi pada ibu hamil trimester III
Berhubung konstipasi ini sangat mengganggu ibu hamil kehamilan trimester
III, sebaiknya ibu memperhatikan pola hidup sehat di masa kehamilan untuk
mengurangi atau mencegah terjadinya konstipasi di kehamilan. Ibu dapat
melakukan diit yang pas yaitu :
1. Jalan santai selama 10-15 menit seminggu sekali dapat membuat usus besar
menegang sehingga tidak merasa kembung.
2. Minum setidaknya 10 gelas air putih perhari, karena selama kehamilan
jumlah air yang terserap dri pencernaan ke darah meningkat (Proverawati,
2010)
3. Beri waktu pergi ke toilet
Beberapa ibu hamil merasa sibuk di pagi hari dan sulit mengunjungi toilet
padahal dengan adanya desakan untuk segera melakukan defekasi.
4. Perbanyak konsumsi serat
Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat pangan yang sangat
mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam
bentuk mentah maupun setelah melalui proses perebusan. (Olwin
Nainggolan dan Cornelis Adimunca 2005 dalam santoso 2011 ). Di samping
memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi kesehatan, serat pangan
diketahui juga memberikan pengaruh yang merugikan. Adapun pengaruh
yang merugikan serat pangan Deddy Muchtadi (2001) dalam Santoso (2011)
yaitu sebagai penyebab ketidaktersediaan (unavailability) beberapa zat gizi
seperti vitamin-vitamin larut dalam lemak (terutama vitamin D dan E), serta
mempengaruhi aktivitas enzim-enzim protease. Dilaporkan Jansen Silalahi
dan Netty Hutagalung (2010) selain mengurangi absopsi zat gizi juga
menyebabkan flatulen, juga memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap penyerapan mineral dan dapat menyebabkan defisiensi mineral
sehingga meningkatkan resiko osteoporosis pada orang usia lanjut (Tensiska
(2008).
5. Kolaborasi dengan dokter
Jika konstipasi sudah parah maka ada baiknya di kolaborasikan dengan
dokter (menggunakan obat pencahar). Menurut BPOM (2008) dosis sedang
pencahar yang tidak di absorpsi dapat di gunakan. Obat pembentuk masa
fases sebaiknya di coba terlebih dahulu yaitu metamucil 7 gram 1 shachet
sehari, kemudian pencahar stimulant yaitu bisakodil tablet 5mg satu kali
sehari dan diminum pada malam hari dan pencahar osmotic seperti
constipen syrup 1 kali sehari.
E. Pengelolaan pada risiko konstipasi pada ibu hamil
Pengelolaan risiko konstipasi pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah
terjadinya konstipasi pada ibu hamil. Ibu hamil di anjurkan untuk mencukupi
asupan cairan, yaitu minum air minimal 8 gelas/hari (ukuran gelas minum),
istirahat cukup, minum air hangat (misal air putih, teh) saat bangkit dari tempat
tidur untuk menstimulasi peristaltic (olahraga pagi selama 10-15 menit), makan
makanan berserat dan mengandung serat alami (1 buah kiwi mengandung 3
gram serat, 1 buah pisang mengandung 3 gram serat, 1 apel besar mengandung
4 gram serat, 1 buah pir mengandung 4 gram serat) miliki pola defekasi yang
baik dan teratur (Helen, 2006). Menurut penelitian yang berjudul Hubungan
Pola Makan Berserat dengan Kejadian Konstipasi di RSUP H. Adam Malik
oleh Sari (2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna dari hubungan penderita konstipasi terhadap pola makan berserat.
Menurut Ramayulis (2013) untuk mendapatkan makanan berserat tinggi yaitu
pembuatan jus pepaya dan anggur. Kandungan serat yang terkandung yaitu
16.3 gr. Selanjutnya menurut hasil Jurnal Riset Gizi oleh Hana (2014)
menyatakan bahwa pemberian jus jaya (jambu 50 gram, apel hijau 25 gram
dan papaya 25 gram) efektif menurunkan konstipasi sekitar 15%.
PRE PLANNING
PEMBUATAN JUS JAYA dan JUS PEPAYA
Disusun oleh :
Nisrina Juli Nurjanah
P1337420214109
Topik : Pembuatan jus jaya dan jus pepaya untuk mencegah konstipasi
Terapis : Nisrina Juli Nurjanah
Sasaran : Ny. L
Tempat : Rumah Ny. L
D. Sasaran Kegiatan
Ny. L dan seluruh anggota keluarga
E. Tempat
Rumah Ny. L
F. Waktu
Hari : Senin
Tanggal : 24 April 2017
Waktu : Pukul 11.00
H. Alokasi waktu
Perkenalan : 2 menit
Proses kegiatan : 10 menit
Penutup : 3 menit
I. Pengorganisasian
1. Leader : Unik Nurocmah
Tugas :
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu kegiatan
c. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
d. Memimpin jalannya pembuatan jus
e. Meminta tanggapan dari klien atas kegiatan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
J. Langkah-langkah
1. Jus Pepaya
a. Buat sari anggur dengan cara menggunakan juicer atau blender
kemudian di saring (Di blender skitar 2-5 menit)
b. Sari anggur di taruh di gelas
c. Masukkan potongan papaya kedalam blender tambahkan sedikit air
d. Pepaya di blender skitar 2-5 menit
e. Tambahkan sari anggur dan blender hingga halus
f. Tuang ke dalam gelas dan siap di sajikan
Catatan: Jus ini dapat di konsumsi kapan saja, untuk mengatasi
konstipasi minumlah seering mungkin pagi, siang dan malam
untuk pencegahan dapat di minum menjelang tidur agar keesokan
paginya buang air besar lancar.
K. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Klien
L. Mekanisme Kegiatan
KEGIATAN
TAHAPAN
NO KEGIATAN
DAN WAKTU KEGIATAN PESERTA
DEMONSTRASI
1 Pembukaan 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam
2 Menit dengan mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatikan
dari pembuatan jus
2 Pelaksanaan 1. Menjelaskan langkah- 1. Memperhatikan
langkah pembuatan
10 Menit
jus 2. Mengikuti
2. Mendemonstrasikan
pembuatan jus 3. Bertanya dan
3. Memberikan menjawab
kesempatan kepada pertanyaan yang di
peserta untuk bertanya ajukan
N. PENUTUP
Demikianlah preplanning ini saya ajukan dalam rangka memenuhi
tugas akhir di Purwokerto Wetan 03/01 Purwokerto Timur Banyums. Atas
perhatian dan kesempatan yang diberikan saya ucapkan terimakasih.
Mengetahui
Pembimbing Akademik Penyuluh
Pengikut
Penanggung Jawab Walin, SST.,M.Kes
l. Membaca : 1. Surat dari Ketua Program Studi Keperawatan Puruokerto Poltekes Semarang
nomor: D1.02.02.2.1.0/'186, tanggal : 26 April 2017, perihal : Permohonan ljin Penelitian.
2. Surat Rekomendasi Penelitian Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Banyumas
nomor : 070.1/553/lV/2017, tanggal l 27 Agnl2017.
ll. Menimbang : Bahwa kebijaksanaan mengenaisesuatu kegiatan ilmiah dan pengabdian kepada masyarakal perlu
dibantu pelaksanaannya.
a. Pelaksanaan kegiatan dimaksud tidak dilaksanakan untuk tuiuan lain yang dapat berakibat melakukan tindakan
pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan dimaksud, terlebih dahulu melaporkan kepada wilayah setempat..
c. Mentaati segala ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku juga petuniuk-petunjuk dari peiabat pemerintah
yang beMenang.
d. Apabila masa berlaku Surat lzin Penelitian sudah berakhir, sedangkan pelaksanaan kegiatan belum selesai,
perpanjangan waktu harus diajukan kepada instansi pemohon.
e. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan dimaksud menyerahkan hasilnya kepada Bappedalitbang Kabupaten
Banyumas Up. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Litbang pada Bappedalitbang Kabupaten Banyumas.
DIKELUARKAN DI : PURWOKERTO
PADATANGGAL i 28Aprtt2017
KABUPATEN BANYUMAS
dan Lihang
Pengembangan
ST., MPA.
TEIIBUSAN disampaikan kepadaYth. :
I. BUPATI BANYUMAS; 1 006
2. Ketua Program Studi Keperairatan Punnrokerto Poltekes Semarang
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas;
4. Kcpala Puskesmas I Punrvokerto Timur Kabupaten Banyumas;
5. Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Banyumas;
fusiD
PEMERINTAH KABUPATEN
BANYUMAS
KESEHATAN-
"'-
KA .gtNAS
.rr. ^^ vvtryaatmaia No 4 purwokerto
531 151
ru,IJgiu 1,1 6-32s7 I Fax. (oiii'i;;iscji,
Email: dkkbanyrrr"@ylnoo.co.
id
Di
Tempat
Menindaklaniut.
No 07o r ro8o ijv,;ou' +:iss"i':1 BAPPEDA Kabuoaten Banyumas
oo,f "f31i Perihal lzin penelitian.
Sehubunoan dengan hal tersebut
memfasilitasi kegiatai tersebut- *"". bersama ini Saudara untuk dapat
atas nad;
Nama
NISRINA JULI NURJANAH
Pekerjaan : Mahasiswa
Judul Penelitiafl ; Asuhan Keperawatan Resiko
Kontrasepsi pada
tbu
,Hamit Ny. L G2pA0-.. iiiiZri&' irf"it
Puskesmas I purvvokerto I mur.
Lokasi penelitian : Puskesmas I pM Timur
ef'g}gsqa
i ir i i':., t ;:: i i.'
i il,i:i,i.
.\ * 1. -^*----'z
Purwokerto Timur
,;,
o"
Tembusan
1. Arsip
NIP: 19500510 198603 101s
BI'KTI MELAKT]KAI\ KT]NJUNGAI\ RUMAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Tn. S
Umur 26 Tahun
Pekerjaan Buruh
NIM P1337420214105
Jabatan Mahasiswa
Nama : Ny.L
Umur r 25 tahun
Dernikian surat keterangau ini saya buat dengao sebenamya untuk dapat
digunakan sebagai mana mestinya-
Yang menerangkan
PERSETUJUAN MENJADI KASUS KELOLAAN
Nama : Ny. L
Umur : 25 tahun
r Lia M.S
\1.........1...:tl..t'.......1.1
\
LEMBARBIMBINGAN
PEI\'ULISAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STI,JDI DItr IOPERAWATAI\ PURWOKERTO
JURUSAI\ KEPERAWTAIY - POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
NamaMahasiswa :NisrinaJuliNurjanah
NIM :P13374202141@
NamaPembimbing :Ratifah,SST.M.Kes
JudulKTI :
ASUHAN KEPERAWATAN RTSIKO KONSTIPASI
PADA IBU HAMIL Ny.L GzPTA. H 35 MINGGU TRIMISTER III DI
PUSKESMAS 1 PTJRWOKERTO TIMT]R
fob"
lotL
Nqtea
C4t Q ,'iohs.
tsastoan dl{,AtA't4?,l
Frbtttt' tctuot ,Aa.t
?=
8.e x
(*acaeaa p1h.oa )
L8 -rl
1 hLi .-
F.Oir l kTaq^ka^
zo lc taoi aua,.q{. t e
t*e I Pe.rufrq. 4an
t tl, <ron t<a,,, qd.. /
rJ
dq?n t s'rr, tcqhql,.
l<am r ruat4q^ -Bqi I Aq
9ob i
r*, - $el A fqle*ha
fe$cka.t
'BqE0 t u.kt,<<tCq ptutrma
t toq
P$otef ,rttvdi &a^
tpyt 8q6 0
fe)a ra -
frLqlda4
Bal i
Bql0, AA
t t',
EaLQ ' f*6'?
O- bt7
- borul tdag e+e punno
Bqt t! telua' {qra4
Eq6 rr ' Atc
L
p'6<l4en
Junht
c
8"1 0 - F-Gatkl" dro,^
13 -t -)ot7
- baatL fqhot,Anl At.e_
frPr eoo frto&|,^
Pe404rt@i
Fwt; rqa _
lelo, rc P'+6alh'- Act
e4fl4 f&r
1 l? -t -)o 4 Jai t ^t, ?u6q&,o.' A.+ttran
4a^ fttor- ften
?.^gpot<.
-PPa ldq hq141
juttdl bnrut c(
Mh r,u,A
- Pcr.e'a pqa antuk
$
20 - I 'loh , t,'.o,
OqP,.*
*'ens
pengdalq^
PPT
Fop*l
f alu Fo
^
oul ferbettd'&yavtq
n
&L4
I 3 -t -)on A*ef /b4rarcai
futa dt- laglcqTl
1988032 002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Nisrina Juli Nurjanah
2. NIM : P1337420214109
3. Tanggal Lahir : 19 Juli 1996
4. Tempat Lahir : Kebumen
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah : Desa Arjowinangun 02/02, Kecamatan
Buluspesantren Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
7. Telefon
a. HP : 087719071996
b. E-mail : nisrinajuli@yahoo.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SD Negeri Arjowinangun, lulus tahun 2008.
2. Pendidikan SLTP di, SMP Negeri 2 Buluspesantren lulus tahun 2011.
3. Pendidikan SLTA di SMA Negeri 1 Kutowinangun lulus tahun 2014.
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Bendara Divisi MIBA HIMA periode 2014–2015.