PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi
diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Anak merupakan bagian dari keluarga, menurut Wong (2009), usia sekolah
adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti
anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya,
dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-
dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan memperoleh keterampilan tertentu.
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email
dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme plak
bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan, host dan
bakteri (Behrman, 2002).
Karies gigi sejauh ini masih merupakan masalah kesehatan anak. Organisasi
kesehatan dunia (WHO, 2009) menyatakan angka kejadian karies pada anak
masih sebesar 60-90%. Data SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun
2007, menyatakan bahwa pravalensi karies gigi mencapai 76,92% yang
menyerang penduduk Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2007 Departemen Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa skor DMF-T di
Indonesia memiliki 4 gigi yang karies.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak
sekolah maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu
menangani masalah tersebut baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga pada anak sekolah dengan karies dengan anak karies
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran konsep dasar dan
asuhan keperawatan keluarga meliputi :
a. Konsep dasar keluarga
1) Mampu memahami pengertian keluarga
2) Mampu memahami tipe keluarga
3) Mampu memahami struktur keluarga
4) Mampu memahami tahap – tahap keluarga
5) Mampu memahami fungsi keluarga
6) Mampu memahami tugas kelyarga di bidang kesehatan
b. Konsep dasar anak sekolah
1) Mampu memahami Pengertian
2) Mampu memahami Tahap perkembangan anak sekolah
3) Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
c. Konsep dasar anak karies
1) Mampu memahami Pengertian
2) Mampu memahami Etiologi dari karies
3) Mampu menguraikan Tanda dan gejala karies
4) Mampu memahami Pencegahan gigi karies
5) Mampu memahami Perawatan gigi karies
d. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian pada klien dan keluarga pada anak sekolah dengan karies
b) Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dan keluarga sekolah
dengan karies
c) Membuat rencana keparawatan pada klien keluarga pada anak
sekolah dengan karies
d) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien keluarga
pada anak sekolah dengan karies
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan teoritis :Terdiri dari konsep dasar keluarga, tipe keluarga,
struktur keluarga, tahap – tahap keluarga, fungsi
keluarga, tugas keluarga di bidang
kesehatan.Konsep dasar anak sekolah,
Pengertian anak sekolah, Tahap perkembangan
anak sekolah, Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi
Anak Usia Sekolah, Pengertian karies, Etiologi
karies, Tanda dan gejala karies, Pencegahan gigi
karies, Perawatan gigi karies
2. Tipe-tipe Keluarga
Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,
nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa
saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.
3. Struktur Keluarga
Menurut Murwani (2007), struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau
pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta
dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik,
melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya.Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
Asuhan Keperawatan Keluarga 5
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kupulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah
4. Tahap-tahap Keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap perkembangan keluarga menurut
Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
a. Tahap I- Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar
hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga
menurut Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya
email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme
plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan,
host dan bakteri (Behrman, 2002).
c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar
paritis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam,
air ludah dikeluarkan glandula sebanyak 1000 – 1500 ml, kelenjar
submandibularis mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %.
Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air
ludah ini berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.
Asuhan Keperawatan Keluarga 13
Sifat enzimatis air ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan
unsur – unsur makanan. Hubungan air ludah dengan karies gigi telah
diketahui bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak
ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi
misalnya oleh karena : therapi radiasi kanker ganas, xerostomia, klien
dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies yang tinggi.
Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas (Yuwono,
2003)
d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering
menyebabkan karies yaitu :
1) Steptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu 13spesiesnya yaitu
Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat
menurunkan pH medium hingga 4,3%. Sterptococus mutan terutama
terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa
2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.
Actynomyces visocus dan actynomises naesundil mampu membentuk
karies akar, fisur dan merusak periodontonium.
3) Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling
disukai adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap
faktor pembantu proses karies.
e. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti
mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa
makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama
kelamaan menjadi kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.
I. PENGKAJIAN KELUARGA
2. Usia : 32 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA
5. Genogram
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: tinggal serumah
X : meninggal
: klien
6. Tipe keluarga
Adapun tipe keluarga yang ada didalam keluarga Tn B adalah keluarga besar,
yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan nenek. Tahap perkembangan keluarga Tn. B
termasuk ke dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun.
7. Suku Bangsa
8. Agama
Keluarga Tn.B menganut agama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti
sholat, puasa, dan lainnya. Tn. B dan Ny. S selalu menjalakan sholat 5 waktu,
kadang-kadang mereka sholat berjamaah jika keduanya bersamaan berada di
rumah. Ny. S mengatakan jarang menghadiri pengajian yang diadakan 1 bulan
sekali di masjid tempat ia tinggal dikarenakan jadwal pengajian berbarengan
dengan jam kerjanya. Sedangkan Ny. Sa setiap minggu mengikuti pengajian di
dekat rumahnya.
9. Status Ekonomi
Ayah Tn. B sudah meninggal dunia pada tahun 1988 karena kecelakaan kerja
dan Ibu dari Tn B berjualan kue dan tinggal di Wonosobo ( Jawa Tengah).
Sedangkan ibu dari Ny S sebagai ibu rumah tangga dan Bapak Ny S bekerja
sebagai wiraswasta. Orang tua Ny S tinggal di daerah Bekasi. Pada tanggal 02
Maret 2007 Raihan lahir dibantu oleh bidan di puskesmas pukul 13.00 secara
normal. Pada umur 3 tahun rahan mengalami diare sehngga dirawat di rumah
sakit selama 5 hari.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Jenis rumah yang ditinggali Tn. B adalah kontrakan dengan jumlah ruangan 2
dan berlantai 1 dengan ukuran 5X10 m2. Atap rumah berupa genting.
Ventilasi udara dan cahaya ada dan <10 % luas tanah dan cahaya sinar
matahari dapat masuk kedalam rumah. Ny. S mengatakan selalu membuka
jendela setiap pagi hari dan menutupnya pada sore hari. Kondisi dalam
5m
Tidur 2
10 m
Ruang Tamu
Teras rumah
D. STRUKTUR KELUARGA
Tn. B sering berkomunikasi dengan anaknya walupun pun Tn. B sibuk dengan
pekerjaannya tetapi masih dapat berkomunikasi dengan anaknya dengan
cara bercanda, tertawa, dan menasehati anaknya untuk menjadi anak yang
hebat walaupun anaknya masih kecil dan Ny. S mengatakan yang lebih
sering bercanda, tertawa dan menasehati jika anaknya nakal dengan dibantu
oleh Ny. Sa yang menjaga anaknya disaat Ny S bekerja. Ny S mengatur
semua urusan yang ada di rumah sebelum berangkat bekerja dan Ny. S
mengatakan anaknya selalu bercerita tentang kegiatannya sehari hari baik di
sekolah dan pada saat berman. Tn. B dan Ny. S hanya berkomunikasi pagi
hari dan malam hari. Pada pagi hari setelah sarapan bersama-sama Tn. B
selalu mengatakan ”ayah kerja dulu ya nak, raihan sama nenek jangan nakal
ya nak dan titip raihan ya bu, ayah berangkat ya bun”. Sedangkan pada
malam hari Tn. B dan Ny. S selalu membicarakan tentang perkembangan
usia anak mereka, uang belanja, dan menceritakan aktivitas sehari-hari yang
dilakukan bersama anak.
2. Struktur kekuatan
Menurut Ny S, Ny. Sa lebih dekat dengan anaknya karena memiliki waktu
lebih banyak untuk dekat dengan anaknya. Ny. S mengatur semua kebutuhan
keluarga dan mengelola keuangan. Ny S mengatakan yang mengambil
keputusan dalam keluarga yaitu Tn.B mengenai uang belanja, uang
kebutuhan rumah tangga selama 1 bulan tetapi kadang-kadang Ny. S juga
mengambil keputusan mengenai mengikuti arisan uang sebulan bersama
temannya, membeli keperluaan Ny. S seperti baju peribadi, perlengkapan
kosmetik, dll. Ketika malam hari Ny S mengajarkan anak R untuk
mengerjakan tugas sekolah dan menyiapkan makan malam dan tidak lupa
pula Ny S menganjurkan An. R untuk menyikat gigi sebelum tidur, tetapi An.
R selalu malas dan tidak mau menggosok giginya.
3. Struktur Peran
Tn. B berperan sebagai kepala keluarga, tugas Tn. B mencari nafkah untuk
keluarga. Ny S berperan sebagai pengatur kebutuhan keluarga, mendidik,
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
Ny. S mengatakan bingung dan tidak tahu lagi bagaimana membujuk anaknya
untuk mengobati giginya dan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur
serta mengurangi makan makanan yang manis. Selain itu Ny S juga bingung
mengenai menu yang perlu disiapkan setiap kali ia memasak dikarena Ny. Sa
memiliki penyakit hipertensi yang tidak boleh mengkonsumsi makanan
dengan rasa asin yang berlebih. Sedangkan Ny S sangat menyukai makanan
dengan cita rasa asin. Selain itu, Tn B yang memiliki maag juga suka makan
makanan pedas yang sering membuat maagnya kambuh. Ny S bingung
bagaimana mengatasi masalah tersebut.
Leher dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tenggorok kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
an menelan, menelan, menelan, menelan,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening bening bening bening (- )
(-)distensi (-)distensi (-)distensi distensi vena
vena jugularis vena jugularis vena jugularis jugularis (-),
(-), tidak ada (-), tidak ada (-), tidak ada tidak ada
tanda radang tanda radang tanda radang tanda radang
Berat 65 Kg 50 Kg 15 kg 55 kg
6. Harapan Keluarga
Data Objektif :
- Gigi An. R terlihat kotor
- Gigi An.R tampak kuning
- Gigi geraham berlubang
Data Objektif
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36 0 C
1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies
gigi (skore: 4 1/3).
V. CATATAN KEPERAWATAN
01 Maret Defisit Perawatan Diri (gigi) pada TUK 1-2: Subjektif: Kel 4
2014 Keluarga Tn.B khususnya An.R - Keluarga dapat menyebutkan
Analisa:
Masalah teratasi dimana
keluarga memahami tentang
pengertian karies gigi, penyebab
karies gigi, tanda dan gejala
karies gigi, akibat karies gigi
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3 & 4
TUK 3:
02 Maret Subjektif:
2014 1. Memberi pendidikan kesehatan
Defisit Perawatan Diri (gigi) pada - Keluarga dapat menyebutkan Kel 4
mengenai cara mengatasi karies
Pukul 13.00 Keluarga Tn.B khususnya An.R kembali cara mengatasi karies
gigi di rumah
berhubungan dengan gigi yaitu : konsultasikan gigi
Dx.1
ketidakmampuan keluarga ke dokter, menggosok gigi
2. Memotivasi keluarga untuk
merawat anggota keluarga dengan baik dan benar,
mendemonstrasikan kembali apa
dengan karies gigi kurangi makanan yang manis
yang telah diajarkan
manis, kompres dengan
Analisa:
Masalah teratasi
Perencanaan:
Subjektif
Analisa:
Perencanaan:
Mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan
keluarga untuk memodifikasi
lingkungan rumah.
TUK 5:
Subjektif:
1. Mendiskusikan dengan keluarga - Keluarga dapat menyebutkan
04 Maret tentang fasilitas kesehatan yang fasilitas kesehatan yang
2014 tersedia dapat digunakan oleh
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara tinjauan kasus dengan
tinjauan teoritis yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pembahasan
asuhan keperawatan keluarga ini mencangkup pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pada saat mengumpulkan data, penulis menemukan bahwa An.R menderita
karies gigi. Dari data fokus yang diperoleh data dari Ny. S mengatakan bahwa
An.S malas sikat gigi (satu kali dalam sehari) dan suka jajan yang manis seperti
coklat dan permen, Ny. S juga mengatakan An.R pernah sakit gigi bila sakit gigi
An.R rewel, Gigi An. R terlihat kotor, tampak kuning dan gigi geraham
berlubang. Menurut (Harris and Christen, 1995) Gejala karies gigi bukan hanya
satu gejala saja, adapun gejalanya adalah gigi terasa sangat sensitif terhadap
panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi sudah sampai bagian
dentin. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri
akan bersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat spontan, meski
tidak ada rangsangan.
Didapatkan kesamaan antara teori dengan kenyataan yang penulis temukan.
Faktor penunjang dalam pengumpulan data yaitu keluarga cukup kooperatif
dalam memberikan informasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa kedua adalah resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada
keluarga Tn.B khususnya Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan gastritis (maag). Masalah keperawatan
bersifat resiko karena pada saat dilakukan pengkajian ditemukan data bahwa
Masalah keperawatan bersifat resiko karena pada saat dilakukan pengkajian
ditemukan data bahwa Tn. B mengatakan 3 hari yang lalu merasa nyeri ulu hati,
kadang mual dan mau muntah sehingga menyebabkan malas makan atau tidak
nafsu makan dan terlalu sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa makan
siang. Ketika ditanya penyebab tanda atau gejala dan cara perawatan, Tn.B
mengatakan tidak terlalu paham, nyeri ulu hati (+) dan bising usus (+) 14x/menit.
Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala dari gastritis. Menurut Mansjoer (2002)
tanda dan gejala dari gastritis yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, perut
kembung, pusing dan keringat dingin. Didapat kesenjangan antara teori dengan
kenyataan yang penulis temukan, dalam teori ditemukan adanya masalah perut
kembung, pusing dan keringat dingin sendangkan pada kenyataannya tidak
ditemukan adanya gejala tersebut. Faktor penunjang dalam pengumpulan data
yaitu keluarga cukup kooperatif dalam memberikan informasi.
C. Rencana Keperawatan
Untuk mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. B, penulis menyusun
rencana asuhan keperawatan keluarga dengan menentukan skala prioritas yaitu
berdasarkan sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, kemungkinan
masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
Perencanaan tindakan difokuskan untuk mengatasi diagnosa keperawatan defisit
perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi. Hal ini
sesuai skoring dalam perumusan masalah dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang ada pada keluarga Tn. B. Sumber yang ada di keluarga menurut
Mubarak (2006) adalah kekuatan fisik dan psikososial dari tiap anggota kerluarga
serta kemampuan keuangan dan fasilitas fisik. Dalam melakukan tindakan
keperawatan seperti memberikan pendidikan kesehatan, mendemonstrasikan
cara membuat obat tradisional, memotivasi keluarga dalam memodifikasi
lingkungan, dan memotivasi keluarga dalam memanfaatan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
D. Implementasi
E. Evaluasi
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses keperawatan yaitu, pada tahap ini
membandingkan antara implementasi dengan kriteria dan standar yang telah di
tetapkan untuk melihat hasilnya. Evaluasi yan telah penulis lakukan dalam asuhan
keperawatan dalam keluarga yang mengacu pada dua jenis, yaitu evaluasi
formatif dan sumatif. Penulis melakukan evaluasi pada tanggal 28 februari 2014
untuk diagnosa keperawatan defisit perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B
khususnya An.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan karies gigi. Keluarga dapat memahami penjelasan yang
telah di berikan oleh perawat, sehingga keluarga mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan oleh perawat untuk keluarga. Sedangkan penulis
belum melakukan evaluasi untuk diagnosa keperawatan kedua dan ketiga karena
keterbatan waktu.
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan evaluasi,
faktor pendukung dilaksanakannya evaluasi yaitu keluarga sangat kooperatif dan
mampu menjelaskan kembali apa yang telah penulis jelaskan pada keluarga.
Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan pada saat melakukan
intervensi adalah kurangnya optimalisasi pemahaman anggota keluarga
khususnya Ny. S dalam memperkenalkan masalah yang ada pada An R. Karena
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Setelah penulis mengemukakan kesimpulan diatas maka penulis mencoba
menyampaikan beberapa saran, yaitu :
1. Keluarga Binaan
2. Puskesmas
Diharapkan melakukan pembinaan lebih lanjut terhadap kasus karies gigi pada
anak sekolah yang terjadi di kalangan masyarakat, mengingat karies gigi
merupakan penyakit kronik yang dapat menimbulkan komplikasi terhadap
kesehatan anak.