Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi
diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Anak merupakan bagian dari keluarga, menurut Wong (2009), usia sekolah
adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti
anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya,
dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-
dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan memperoleh keterampilan tertentu.
Karies  gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email
dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme plak
bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan, host dan
bakteri (Behrman, 2002).
Karies gigi sejauh ini masih merupakan masalah kesehatan anak. Organisasi
kesehatan dunia (WHO, 2009) menyatakan angka kejadian karies pada anak
masih sebesar 60-90%. Data SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) tahun
2007, menyatakan bahwa pravalensi karies gigi mencapai 76,92% yang
menyerang penduduk Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2007 Departemen Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa skor DMF-T di
Indonesia memiliki 4 gigi yang karies.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak
sekolah maka diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu
menangani masalah tersebut baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Asuhan Keperawatan Keluarga 1


B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga pada anak sekolah dengan karies dengan anak karies
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran konsep dasar dan
asuhan keperawatan keluarga meliputi :
a. Konsep dasar keluarga
1) Mampu memahami pengertian keluarga
2) Mampu memahami tipe keluarga
3) Mampu memahami struktur keluarga
4) Mampu memahami tahap – tahap keluarga
5) Mampu memahami fungsi keluarga
6) Mampu memahami tugas kelyarga di bidang kesehatan
b. Konsep dasar anak sekolah
1) Mampu memahami Pengertian
2) Mampu memahami Tahap perkembangan anak sekolah
3) Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
c. Konsep dasar anak karies
1) Mampu memahami Pengertian
2) Mampu memahami Etiologi dari karies
3) Mampu menguraikan Tanda dan gejala karies
4) Mampu memahami Pencegahan gigi karies
5) Mampu memahami Perawatan gigi karies

d. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian pada klien dan keluarga pada anak sekolah dengan karies
b) Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dan keluarga sekolah
dengan karies
c) Membuat rencana keparawatan pada klien keluarga pada anak
sekolah dengan karies
d) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien keluarga
pada anak sekolah dengan karies

Asuhan Keperawatan Keluarga 2


C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptip melalui pendekatan studi
khusus yang meliputi mengumpulan data, analisa data, dan menarik kesimpulan.
Metode ini di lakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan sumber-sumber
lain yang berhubungan dengan judul dan permasalahan.

D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan teoritis :Terdiri dari konsep dasar keluarga, tipe keluarga,
struktur keluarga, tahap – tahap keluarga, fungsi
keluarga, tugas keluarga di bidang
kesehatan.Konsep dasar anak sekolah,
Pengertian anak sekolah, Tahap perkembangan
anak sekolah, Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi
Anak Usia Sekolah, Pengertian karies, Etiologi
karies, Tanda dan gejala karies, Pencegahan gigi
karies, Perawatan gigi karies

BAB III Asuhan Keperawatan : Terdiri dari Asuhan Keperawatan Keluarga

dengan Tahap Perkembangan Anak Usia


Sekolah dengan Karies. Yang terdiri dari :
Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,
Implementasi Dan Evaluasi.
BAB IV : Pembahasan
BAB V Penutup : Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Asuhan Keperawatan Keluarga 3


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Supartini (2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
setiap anggota.

2. Tipe-tipe Keluarga
Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,
nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa
saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.

Asuhan Keperawatan Keluarga 4


b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga

3. Struktur Keluarga
Menurut Murwani (2007), struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau
pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta
dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik,
melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya.Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan
orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain kearah positif.
Asuhan Keperawatan Keluarga 5
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kupulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah

4. Tahap-tahap Keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap perkembangan keluarga menurut
Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
a. Tahap I- Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru
membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar
hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami,
keluarga istri dan keluarga sendiri.

b. Tahap II-Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama. Dimulai sejak


hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur
30 bulan atau 2,5 tahun.
Asuhan Keperawatan Keluarga 6
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
tuan berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan
orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang
antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

c. Tahap III-Keluarga dengan anak pra sekolah.


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

d. Tahap IV- Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian
pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
Asuhan Keperawatan Keluarga 7
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.

e. Tahap V- Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik
orang tua dan remaja.

f. Tahap VI- Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung
jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

Asuhan Keperawatan Keluarga 8


g. Tahap VII- Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,
olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

h. Tahap VIII- Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga
atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga
menurut Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga 9


b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-
nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi
untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi
selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying
dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan
identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.

6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan


Sesuai dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipelihara dan dilakukan meliputi :

Asuhan Keperawatan Keluarga 10


a. Mengenal masalah kesehatan keluarga yang merupakan kebutuhan yang
tidak boleh dibiarkan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kegiatan sumber daya
dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, tugas ini
merupakan upaya keluarga utama untuk mencari pertolongan yang tepat
yang mempunyai kemampuan memutusan untuk menentukan tindakan
keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

B. Konsep Anak Sekolah


1. Pengertian
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak
dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan
dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah
merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
keterampilan tertentu.
Anak sekolah adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik yang lebih
kuat, mempunyai sifat individual, aktif dan tidak tergantung dengan orang tua.
Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat daripada anak putra.
Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan
dan pemeliharaan jaringan (Moehji,2003)

2. Tahap perkembangan anak usia sekolah


a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan kritis
fantasis semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh
dengan cita – cita.

Asuhan Keperawatan Keluarga 11


b. Aspek sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih
memiliki kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama).
Anak termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik

3. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah


Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam Miller
Carter dan Mc Goldrik dalam Friedman (2004) :
a. Mensosialisasikan anak - anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat .
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga

C. Konsep dasar keluarga anak sekolah dengan anak karies


1. Pengertian

Karies  gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya
email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme
plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan,
host dan bakteri (Behrman, 2002).

Proses karies gigi ditandaidengan terjadinya demineralisasi pada jaringan


keras gigi, terjadinya invasibakteri dan kerusakan pada jaringan periapikal
dan menimbulkan rasa nyeri(Riyanti, 2005).

Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut akan mempengaruhiasupan makanan


dan intake gizi yang mengakibatkan gangguan-gangguanpertumbuhan yang
akan mempengaruhi status gizi sehingga dapatmenyebabkan menurunnya
fungsi biologis tubuh atau malnutrisi (Hamrui,2009).

2. Etiologi Karies Gigi


Etiologi atau penyebab Terjadinya Karies Gigi. Menurut Yuwono (2003) faktor
yang memungkinkan terjadinya karies yaitu :

Asuhan Keperawatan Keluarga 12


a. Umur
Terdapat tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
1) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies 11
2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun
pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat
menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi
kurang terjaga. Hal ini yang menyebabkan prosentase karies lebih
tinggi.
3) Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau
menurunya gusi dan papil sehingga, sisa – sisa makanan lebih sukar
dibersihkan

b. Kerentanan permukaan gigi


1) Morfologi gigi
Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
2) Lingkungan gigi
Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat
kekentalan dan kemampuan bbuffer yang berpengaruh terjadinya
karies, ludah melindungi jaringan dalam rongga mulut dengan cara
pelumuran element gigi yang mengurangi keausan okulasi yang
disebabkan karena pengunyahan, Pengaruh buffer sehingga naik turun
PH dapat ditekan dan diklasifikasikan element gigi dihambat, Agrogasi
bakteri yang merintangi kolonisasi mikroorganisme, Aktivitas anti
bakterial, Pembersihan mekanis yang dapat mengurangi akumulasi
plak.

c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar
paritis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam,
air ludah dikeluarkan glandula sebanyak 1000 – 1500 ml, kelenjar
submandibularis mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %.
Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air
ludah ini berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.
Asuhan Keperawatan Keluarga 13
Sifat enzimatis air ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan
unsur – unsur makanan. Hubungan air ludah dengan karies gigi telah
diketahui bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak
ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi
misalnya oleh karena : therapi radiasi kanker ganas, xerostomia, klien
dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies yang tinggi.
Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas (Yuwono,
2003)

d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering
menyebabkan karies yaitu :
1) Steptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan
jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu 13spesiesnya yaitu
Streptococus mutan, lebih dari dibandingkan yang lain dapat
menurunkan pH medium hingga 4,3%. Sterptococus mutan terutama
terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa
2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama
membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format.
Actynomyces visocus dan actynomises naesundil mampu membentuk
karies akar, fisur dan merusak periodontonium.
3) Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling
disukai adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap
faktor pembantu proses karies.

e. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti
mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa
makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama
kelamaan menjadi kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.

Asuhan Keperawatan Keluarga 14


f. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (makanan
kariogenik)
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga
kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada 14 waktu
senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan
utama.

3. Tanda dan gejala


Menurut Kliegman dan Arvin (2000) tanda dan gejala karies gigi antara lain
adalah:
1. Terdapat lesi
2. Tampak lubang pada gigi
3. Bintik hitam pada tahap karies awal
4. Kerusakan leher gigi (pada karies botol susu)
5. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentin
6. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala
7. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan
terutama pada waktu malam
8. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah.

4. Pencegahan Karies Gigi


Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan
dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut :
1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu-
waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur,
ditambah dengan sesudah bangun tidur.
2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala
sikat kecil.
3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik(chlor hexidine 0,1
%).

Asuhan Keperawatan Keluarga 15


5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat
gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak
terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi,
gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan
pada jari kemudian digosokkan pada gigi.
6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu
atau sikat gigi

5. Perawatan Karies Gigi


a. Gigi layak untuk ditambal bila terdapat salah satu dari tanda berikut :
1) Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.
2) Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.
3) Fungsi terganggu.
4) Estetik tergangu.
Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan
kontak dengan gigi yang berlubang.
b. Pencabutan gigi
Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau lebih ke
dalam lagi, maka sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang
lebih lanjut.

Asuhan Keperawatan Keluarga 16


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK SEKOLAH


DENGAN KARIES GIGI

I. PENGKAJIAN KELUARGA

A. Data Dasar Keluarga

1. Nama kepala Keluarga (KK) : Tn B

2. Usia : 32 tahun

3. Agama : Islam

4. Pendidikan : SMA

5. Pekerjaan : Karyawan Swasta

6. Alamat : Cipinang Kebembem IX RT 009 RW 007

Kelurahan Pisangan Timur Kecamatan

Pulo Gadung Jakarta Timur

7. Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, Anak, Nenek

No Nama JK Hub. Dg Umur pendidik Agama Pekerjaan


KK

1. Tn B L Kepala 32 th SMA Islam Karyawan


keluarga swasta

2. Ny. S P Istri 28 th SMP Islam Buruh


(penjaga
toko)

3. An. R L Anak 6 th SD Islam Pelajar

4. Ny. Sa P Ibu 64 th SD Islam Wiraswasta

5. Genogram

Asuhan Keperawatan Keluarga 17


Keterangan gambar :

: laki-laki

: perempuan

: menikah

: tinggal serumah

X : meninggal

: klien

6. Tipe keluarga

Adapun tipe keluarga yang ada didalam keluarga Tn B adalah keluarga besar,
yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan nenek. Tahap perkembangan keluarga Tn. B
termasuk ke dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun.

7. Suku Bangsa

Asuhan Keperawatan Keluarga 18


Tn B berasal dari suku jawa dari daerah Wonosobo dan istri berasal dari suku
Betawi daerah Jakarta. Bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa
Indonesia. Keluarga tersebut berasal dari negara Indonesia. Hubungan sosial
keluarga dari budaya yang berbeda. Kebiasaan berpakaian pada nenek masih
tradisional menggunakan daster apabila di rumah dan jika berpergian
menggunakan kebaya. Sedangkan istrinya sudah berpakaian mengikuti trend
modern.dan ayahnya menggunakan kaos dan celana pendek saat di rumah dan
jika bekerja menggunakan seragam. Kebiasaan makan di dalam keluarga Tn B
masih menggunakan budaya jawa yang identik dengan rasa manis dan pedas.
Sejak Ny. Sa mengetahui bahwa ia menderita penyakit hipertensi dan ia
menedengar informasi dari tetangga sehingga lebih memilih pengobatan
tradisional yaitu dengan mengkonsumsi mentimun sebagai lalapan untuk
menurunkan darah tingginya.

8. Agama

Keluarga Tn.B menganut agama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti
sholat, puasa, dan lainnya. Tn. B dan Ny. S selalu menjalakan sholat 5 waktu,
kadang-kadang mereka sholat berjamaah jika keduanya bersamaan berada di
rumah. Ny. S mengatakan jarang menghadiri pengajian yang diadakan 1 bulan
sekali di masjid tempat ia tinggal dikarenakan jadwal pengajian berbarengan
dengan jam kerjanya. Sedangkan Ny. Sa setiap minggu mengikuti pengajian di
dekat rumahnya.

9. Status Ekonomi

Pendapatan keluarga perbulan Rp 2.700.000,- dari hasil gaji bulanan Tn B


(Rp. 1.800.000,-) ditambah dengan hasil kerja Ny. S yaitu sebagai buruh (penjaga
toko Rp. 900.000,-). Penghasilan keluarga dapat mencukupi kebutuhan sekolah
anaknya yang masih bersekolah di jenjang SD dan juga dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Walaupun Ny. Sa memiliki kesibukan berjualan es di
depan rumah, namun itu hanya untuk mengisi kekosongan waktu. Jika Tn B dan
keluarga mempunyai kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya Tn
B meminjam kepada saudaranya untuk keperluan yang sangat mendesak seperti
untuk membayar uang kontrakan dan cicilan motor karena gaji belum turun dan
saat raihan berumur 3 tahun masuk Rumah sakit karena diare. Solusi

Asuhan Keperawatan Keluarga 19


pembayaran dilakukan setelah gaji turun. Dikeluarga Tn B tidak ada dana yang
dialokasikan khusus untuk kesehatan karena mereka berfikir sudah ada
jamkesmas. Keluarga Tn B menyimpan uang sekitar 100-200 ribu perbulan di
rumah. Yang mengelola keuangan dalam keluarga adalah Ny S.

10. Aktivitas Rekreasi keluarga

Tn B dan keluarga biasanya mengadakan rekreasi setahun sekali yaitu mudik ke


kampung halaman yang ada di Wonosobo. untuk bertemu sanak saudara. Setiap
bulan keluarga Tn.S menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi ke Bekasi, untuk
menemui orangtua Ny. S. Pada waktu senggang saat malam hari atau weekend
Tn B dan keluarga menghabiskan waktu dengan menonton TV.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. B adalah tahap perkembangan keluarga


dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai
sekolah ) dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini
biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian
pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

2. Tugas-tugas perkembangan yang belum terpenuhi sesuai dengan tahap


perkembangan saat ini adalah

Asuhan Keperawatan Keluarga 20


Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga. Ny S mengatakan bahwa kebutuhan kehidupan
sehari hari sangat pas pasan namun jika ada keperluan atau kebutuhan lain
yang mendadak yang membutuhkan biaya lebih maka keluarga Tn B meminjam
kepada saudara Ny S atau Tn B. Untuk masalah kesehatan keluarga Tn B telah
mendapat jaminan kesehatan namun masih ada rasa cemas dikeluarga Tn B
jika ada salah satu anggota keluarga yang membutuhkan biaya diluar jaminan
kesehatan keluarga yang mereka miliki.

3. Riwayat keluarga inti

Tn. B dan Ny. S sebelum menikah mereka berpacaran selama 1 tahun.


Mereka saling mengenal saat masih bekerja di pabrik. Mereka menikah pada
tanggal 15 Maret 2006. Setelah menikah, Tn B dan Ny S memutuskan untuk
mengontrak dan mereka dikaruniai anak laki laki bernama Raihan pada tanggal
2 Maret 2007. Karena anak perempuan Ny. Sa sudah menikah dan Ny. Sa
merasa kesepian. Ny. Sa memutuskan untuk tinggal bersama keluarga Tn. B.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Ayah Tn. B sudah meninggal dunia pada tahun 1988 karena kecelakaan kerja
dan Ibu dari Tn B berjualan kue dan tinggal di Wonosobo ( Jawa Tengah).
Sedangkan ibu dari Ny S sebagai ibu rumah tangga dan Bapak Ny S bekerja
sebagai wiraswasta. Orang tua Ny S tinggal di daerah Bekasi. Pada tanggal 02
Maret 2007 Raihan lahir dibantu oleh bidan di puskesmas pukul 13.00 secara
normal. Pada umur 3 tahun rahan mengalami diare sehngga dirawat di rumah
sakit selama 5 hari.

C. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Jenis rumah yang ditinggali Tn. B adalah kontrakan dengan jumlah ruangan 2
dan berlantai 1 dengan ukuran 5X10 m2. Atap rumah berupa genting.
Ventilasi udara dan cahaya ada dan <10 % luas tanah dan cahaya sinar
matahari dapat masuk kedalam rumah. Ny. S mengatakan selalu membuka
jendela setiap pagi hari dan menutupnya pada sore hari. Kondisi dalam

Asuhan Keperawatan Keluarga 21


rumah terlihat padat. Lantai menggunakan keramik. Ny. Sa tidur bersama
cucunya An.R dan menyimpan barang-barangnya seperti pakaian dan uang
di lemari. Ny.S membersihkan rumah setiap 1 kali sehari pada sore hari. Di
dalam rumah terdapat 2 buah lampu di ruangan yang berbeda dengan
perkiraan tiap bohlam berukuran 20 watt dan 1 lampu pada lantai depan
rumah untuk penerangan malam hari. Kamar mandi di bersihkan setiap
seminggu sekali, saat pengkajian didapatkan lantai rumah licin dan tidak ada
pegangan. Di depan rumah terdapat jembatan diatas kali. Antara dasar kali
dan jembatan tersebut dengan tinggi 1,5 meter. Disekitar jembatan dan
pinggir kali tidak ada penghalang sehingga sangat membahayakan untuk An.
R dan Ny. Sa. An. R terbiasa main di depan rumahnya dekat kali bersama
teman-temannya tanpa pengawasan neneknya. Di depan gang rumah juga
terdapat jalan raya yang ramai. Banyak kendaraan yang melewati jalan
tersebut sehingga membahayakan An. R saat bermain. Keluarga memiliki
tempat pembuangan sampah berbentuk keranjang sampah besar. Di depan
rumah terdapat tempat sampah tertutup dan nampak tidak ada sampah di
halaman rumah sehingga depan rumah tidak berbau. Biasanya sampah
diangkut oleh petugas sampah. Sumber air berasal dari sumur (jetpam).
Keluarga Tn. B menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Keluarga minum dengan menggunakan air menggunakan air tanah yang
dimasak. Keluarga Tn. B menggunakan WC sendiri dan jenis jambannya yaitu
leher angsa (WC jongkok ), jarak antara sumber air dengan tempat
penampungan tinja atau septitank<10 m dan disedot atau oleh petugas sedot
WC jika wc mampet. Keadaan jamban tampak cukup bersih. Pembuangan air
limbah ke kali melalui pipa. Ny. Sa mengatakan keadaan pipa-pipa dalam
kondisi baik untuk aliran airnya. Berikut adalah denah rumahnya :

5m

Asuhan Keperawatan Keluarga 22


Dapur Kamar Mandi

Ruang Tidur 1 Ruang

Tidur 2

10 m

Ruang Tamu

Teras rumah

2. Fasilitas sosial dan kesehatan

Di lingkungan rumah keluarga Tn. B terdapat perkumpulan sosial seperti


pengajian diadakan seminggu sekali untuk ibu-ibu. Biasanya nenek datang
untuk mengaji. Arisan RT diadakan sebulan sekali dan keluarga Tn. B
mengikuti kegiatan sosial. Fasilitas kesehatan seperti posyandu diadakan
setiap minggu pertama setiap bulan dikantor RW. Ny. Sa tidak membawa An.
R ke posyandu karna An. R sudah berusia 6 tahun. Fasilitas kesehatan
lainnya adalah Puskesmas dan jarak tempuhnya sekitar ± 1 Km dari rumah.
Jika ada keluhan mengenai kesehatannya keluarga Tn. B memanfaatkan
fasilitas kesehatan. Ny. Sa mengatakan tiga bulan yang lalu ke puskesmas
untuk memeriksakan kesehatannya. Ny. Sa merasa pusing dan tegang pada
daerah leher. Ny. Sa di diagnosa oleh dokter mengalami hipertensi. An. R jika
sakit memeriksakan ke puskesmas tetapi Ny. Sa lebih sering memberi obat
warung. Ny. Sa pergi ke puskesmas menggunakan angkutan umum. Di
sekitar rumah terdapat fasilitas pendidikan yaitu PAUD, TK, MI, MTS, dan
akper persahabatan. Selain itu, untuk keperluan kebutuhan sehari-hari
biasanya keluarga Tn. B berbelanja di pasar swalayan Tip Top yang harganya
cukup terjangkau.

3. Karakteristik tetangga dan komunitas

Asuhan Keperawatan Keluarga 23


Lingkungan rumah sebagian besar adalah penduduk asli dan pendatang. Ny.
S sering ke luar rumah untuk membeli sayuran di tukang sayur keliling atau
warung sebelum berangkat bekerja. Selain mendekatkan kepada Allah
SWT. , Ny. Sa rajin mengkuti pengajian yang ada di lingkungan RT dan RW
karena menurut Ny. Sa dengan cara tersebut dirinya dapat mengenal
tetangga dengan baik. Menurut Ny. Sa jika hubungan dengan tetangganya
baik maka jika mendapatkan masalah atau musibah, tetangganya tidak segan
menolong mereka. Menurut Ny. S, mereka sudah lama tinggal di daerah
cipinang sehingga sudah saling mengenal dan akrab dengan tetangga. Di
depan rumah Tn B tampak kali mengalir lancar dan tidak banjir . Di sekitar
tempat tinggal Ny. S banyak terdapat warung yang menjual kebutuhan sehari-
hari. Sarana kesehatan dekat rumah Tn B adalah posyandu dan puskesmas.
Ny. S rajin membawa An. R menimbang berat badan ke posyandu.

4. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn B sudah hampir 8 tahun tinggal di daerah ini. Keluarga Tn. B


masih mengontrak dirumah yang saat ini ditempati.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menurut Ny. Sa, Tn B dan Ny S sering bergaul dengan tetangga sekitar. Ny Sa


rajin mengikuti pengajian RT. Jika ada tetangga yang mendapat musibah atau
tetangga yang sedang hajatan mereka akan menyempatkan diri untuk
menghadiri acara tersebut.

6. Sistem pendukung keluarga

Tn B memiliki jaminan kesehatan untuk dirinya dan keluarganya sebagai


jaminan pemeliharaan kesehatan dari tempatnya bekerja. Sehingga dirinya
dan keluarganya tidak merasa khawatir jika ada anggota keluarga yang sakit.
Namun jika keluarga ini mempunyai masalah yang tidak dapat diselesaikan
sendiri, biasanya Ny S akan diskusi dengan saudara-saudaranya yang ada di
Bekasi. Namun menurut Ny S cara tersebut sangat jarang dilakukan.

D. STRUKTUR KELUARGA

Asuhan Keperawatan Keluarga 24


1. Pola komunikasi keluarga

Tn. B sering berkomunikasi dengan anaknya walupun pun Tn. B sibuk dengan
pekerjaannya tetapi masih dapat berkomunikasi dengan anaknya dengan
cara bercanda, tertawa, dan menasehati anaknya untuk menjadi anak yang
hebat walaupun anaknya masih kecil dan Ny. S mengatakan yang lebih
sering bercanda, tertawa dan menasehati jika anaknya nakal dengan dibantu
oleh Ny. Sa yang menjaga anaknya disaat Ny S bekerja. Ny S mengatur
semua urusan yang ada di rumah sebelum berangkat bekerja dan Ny. S
mengatakan anaknya selalu bercerita tentang kegiatannya sehari hari baik di
sekolah dan pada saat berman. Tn. B dan Ny. S hanya berkomunikasi pagi
hari dan malam hari. Pada pagi hari setelah sarapan bersama-sama Tn. B
selalu mengatakan ”ayah kerja dulu ya nak, raihan sama nenek jangan nakal
ya nak dan titip raihan ya bu, ayah berangkat ya bun”. Sedangkan pada
malam hari Tn. B dan Ny. S selalu membicarakan tentang perkembangan
usia anak mereka, uang belanja, dan menceritakan aktivitas sehari-hari yang
dilakukan bersama anak.

2. Struktur kekuatan
Menurut Ny S, Ny. Sa lebih dekat dengan anaknya karena memiliki waktu
lebih banyak untuk dekat dengan anaknya. Ny. S mengatur semua kebutuhan
keluarga dan mengelola keuangan. Ny S mengatakan yang mengambil
keputusan dalam keluarga yaitu Tn.B mengenai uang belanja, uang
kebutuhan rumah tangga selama 1 bulan tetapi kadang-kadang Ny. S juga
mengambil keputusan mengenai mengikuti arisan uang sebulan bersama
temannya, membeli keperluaan Ny. S seperti baju peribadi, perlengkapan
kosmetik, dll. Ketika malam hari Ny S mengajarkan anak R untuk
mengerjakan tugas sekolah dan menyiapkan makan malam dan tidak lupa
pula Ny S menganjurkan An. R untuk menyikat gigi sebelum tidur, tetapi An.
R selalu malas dan tidak mau menggosok giginya.

3. Struktur Peran
Tn. B berperan sebagai kepala keluarga, tugas Tn. B mencari nafkah untuk
keluarga. Ny S berperan sebagai pengatur kebutuhan keluarga, mendidik,

Asuhan Keperawatan Keluarga 25


merawat dan melindungi anak dan anak mereka tugasnya bermain, bercanda
dan membantu anak bersosialisasi dengan tetangga dan teman sebayanya.

4. Nilai dan Norma Budaya


Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. B adalah nilai-nilai
agama Islam dan budaya Jawa betawi. Menurut Ny. Sa jika sudah masuk
waktu sholat, ia menganjurkan An. R untuk shalat. Disaat Tn B dan Ny S
berada di rumah mereka melakukan solat berjamaah khususnya pada waktu
magrib. Menurut Ny S budaya betawi pun tidak jauh berbeda dengan budaya
jawa hanya pada selera makanan saja budaya jawa identik dengan rasa
manisnya dan budaya betawi lebih identik dengan rasa asin dan pedas.
Kedua budaya tersebut dapat dijalankan secara bersamaan dan berdampak
baik untuk An. R. An. R selalu memanggil bapaknya dengan sebutan ayah
dan memanggil ibunya dengan sebutan bunda serta memanggil neneknya
dengan sebutan mbah.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Keluarga Tn. B dan Ny. S saling berkomunikasi dengan baik, saling


menyayangi dan menghargai satu sama lain. Tn. B dan Ny S selalu
memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya. Walaupun
Tn. B dan Ny S bekerja, namun mereka masih meluangkan waktu untuk
bermain, dan bercanda bersama An. R. Bila ada salah satu anggota keluarga
yang sakit maka Ny S tidak pernah mendiamkan anaknya yang sakit. Ny. S
akan segera merawat dan atau memberikan obat berdasarkan pengalaman
yang lalu. Menurut Ny S jika ada masalah, An. R sudah terbiasa berbicara/
curhat dengan ibunya. Sehingga walaupun bekerja, Ny S. tetap bisa dekat
dengan anaknya.

2. Fungsi Sosialisasi

Ny S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan


sangat kurang, menurutnya dirinya tidak memiliki cukup waktu untuk ngobrol-

Asuhan Keperawatan Keluarga 26


ngobrol atau berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya dikarenakan
bekerja. Tn.B jarang kumpul-kumpul dengan tetangga karena tidak memiliki
cukup waktu dikarenakan setiap harinya pun bekerja. Namun Tn. B bila ada
kegiatan kerja bakti, maka Tn. B selalu mengkuti kerja bakti sampai selesai.
Setiap perayaan lomba 17 agustusan, An. R selalu ikut dalam perlombaan
walau jarang memenangkan lomba. Sesekali An. R bergaul dengan
temannya, namun jika pulang sekolah, An. R langsung pulang dan istirahat di
rumah. Ny. S tidak melarang anaknya untuk bergaul dengan teman-teman
sekolah atau tetangga. Ketika perawat melakukan pengkajian tampak An. R
pulang, sehabis bermain dengan temannya.

3. Fungsi perawatan keluarga

Ny. S mengatakan setiap hari melaksanakan rutinitasnya sehari-hari yaitu


bekerja dan mengurus rumah tangga. Ny S mengatakan sebelum berangkat
bekerja, dia selalu berbelanja di warung terdekat atau abang sayuran lewat
untuk bahan masakan. Kemudian ia masak untuk makan pagi dan siang.
Sedangkan untuk makan malam, ia baru memasaknya setelah pulang
berkerja. Ny S mengakui bahwa An. R sangat menyukai coklat dan permen.
Namun An. R sangat malas menggosok gigi, An.R juga pernah mengalami
sakit gigi. Walaupun berulang kali di ingatkan untuk menggosok gigi setiap
habis makan dan sebelum tidur, namun tetap saja An. R tidak mau
melakukannya. Di tambah dengan An. R sangat takut untuk memeriksakan
giginya ke dokter. Ny. S mengatakan sudah lelah membujuk anaknya tersebut
untuk merawat giginya. Alhasil, An. R memiliki masalah karies gigi yang
belum terselesaikan. Sudah pernah di bujuk oleh semua keluarga besar pun
tetap tidak berhasil. An R hanya mau menggosok giginya saat mandi pada
pagi hari. Selain itu Tn. B juga memiliki masalah maag pada dirinya. Ny S
mengatakan bahwa Tn. B sangat menyukai makan makanan pedas. Padahal
seringkali di ingatkan untuk menguranginya karena dapat menimbulkan
kekambuhan maagnya. Namun Tn. B mengatakan semua akan baik baik
saja. Ketika Tn B ditanya mengenai penyakit maag nya Tn B mengatakan 3
hari belakangan ini merasa nyeri pada ulu hatinya, kadang mual dan muntah
sehingga menyebabkan malas makan dan tidak nafsu makan.Tn. B
mengatakan 3 hari belakangan ini sangat sibuk sampai makan tidak teratur

Asuhan Keperawatan Keluarga 27


bahkan lupa makan siang. Sakitnya terasa parah kalau makan makanan yang
pedas. Ketika ditanya penyebab tanda gejala dan cara perawatan Tn B
mengatakan tidak begitu tahu dan paham.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Ny. S mengatakan bingung dan tidak tahu lagi bagaimana membujuk anaknya
untuk mengobati giginya dan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur
serta mengurangi makan makanan yang manis. Selain itu Ny S juga bingung
mengenai menu yang perlu disiapkan setiap kali ia memasak dikarena Ny. Sa
memiliki penyakit hipertensi yang tidak boleh mengkonsumsi makanan
dengan rasa asin yang berlebih. Sedangkan Ny S sangat menyukai makanan
dengan cita rasa asin. Selain itu, Tn B yang memiliki maag juga suka makan
makanan pedas yang sering membuat maagnya kambuh. Ny S bingung
bagaimana mengatasi masalah tersebut.

2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor

Masalah-masalah yang ada dalam keluarga akan diselesaikan secara


musyawarah, keputusan selalu diambil secara bersamaan. Ny S mengatakan
ia selalu bersyukur pada Allah SWT, karena telah mendapatkan nikmat yang
banyak dari Nya sehingga dengan kekuatan itu dirinya dan suaminya memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

3. Strategi koping yang digunakan


Saat keluarga sedang ada masalah mereka lebih memilih mendekatkan diri
kepada Allah. Mereka juga selalu berpedoman untuk segera menyelesaikan
masalah bersama-sama.

4. Strategi adaptasi disfungsional


Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.

Asuhan Keperawatan Keluarga 28


5. Pemeriksaan fisik

Komponen Tn. B Ny. S An. R Nenek S

Kepala Tidak ada Tidak ada tidak ada tidak ada


ketombe, ketombe, benjolan/luka, benjolan/luka,
tidak ada tidak ada simetris, simetris,
benjolan/luka, benjolan warna rambut warna rambut
simetris, /luka, simetris, hitam, lurus. putih lurus.
warna rambut warna rambut
hitam, lurus, hitam, lurus,
tebal. tebal.

Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva


tidak anemis, anemis, tidak anemis, tidak anemis,
skelera ikterik skelera ikterik skelera ikterik skelera ikterik
(-/-), simetris, (-/-), simetris, (-/-), simetris, (-/-), simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
cekungan cekungan cekungan cekungan
pada mata, pada mata, pada mata, pada mata,
reaksi cahaya reaksi cahaya reaksi cahaya reaksi cahaya
pupil pupil (+/+), pupil (+/+) pupil (+/+).
Kornea putih.

Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


sumbatan, sumbatan, sumbatan, sumbatan,
cairan (-) cairan (-) cairan (-) cairan (-)

Telinga Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak


ada serumen, ada serumen, ada serumen, ada serumen,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
bengkak luka bengkak luka bengkak luka bengkak luka
dan dan dan dan
kemerahan, kemerahan, kemerahan, kemerahan,
simetris simetris simetris simetris

Mulut Gigi putih, Gigi putih, Gigi Kuning, Gigi putih,


karang gigi karang gigi(-) karang gigi(+) karang gigi(+)

Asuhan Keperawatan Keluarga 29


(-), ada 2 gigi di 1 gigi ada 1 gigi di 2 gigi
berlubang, geraham ada berlubang, geraham
jumlah gigi: 1 gigi jumlah gigi: tidak ada 1
atas 15, berlubang, atas 10, gigi
bawah 13, jumlah gigi: bawah 10, berlubang,
bibir tampak atas 14, bibir lembab jumlah gigi:
lembab, bawah 14, atas 13,
sariawan (-) bibir lembab bawah 12,
bibir lembab

Leher dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tenggorok kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
an menelan, menelan, menelan, menelan,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening bening bening bening (- )
(-)distensi (-)distensi (-)distensi distensi vena
vena jugularis vena jugularis vena jugularis jugularis (-),
(-), tidak ada (-), tidak ada (-), tidak ada tidak ada
tanda radang tanda radang tanda radang tanda radang

Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,


bronkovesikul bronkovesikul bronkovesikul bronkovesikul
er, RR: 16 X/ er, RR: 16 X/ er, RR: 18 X/ er, RR: 20 X/
menit, bunyi menit, bunyi menit, bunyi menit, bunyi
jantung S1, jantung S1, jantung S1, jantung S1,
S2 (+), S3, S2 (+), S3, S2 (+), S3, S2 (+), S3,
mur-mur, mur-mur, mur-mur, mur-mur,
gallop (-), gallop (-), gallop (-), gallop (-),
rhonki (-) rhonki (-) rhonki (-) rhonki (-)

Abdomen Ada nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada


tekan, sering nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
mual-mual tidak ada tidak ada tidak ada
terutama jika keluhan keluhan keluhan
gastritis

Asuhan Keperawatan Keluarga 30


kambuh

Ekstremita Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak


s terbatas, terbatas, terbatas, terbatas,
mampu fleksi/ mampu fleksi/ mampu fleksi/ mampu fleksi/
ekstensi ekstensi ekstensi ekstensi
tanpa rasa tanpa rasa tanpa rasa tanpa rasa
nyeri tidak nyeri nyeri tidak nyeri tidak
ada benjolan, kekuatan otot ada benjolan, ada benjolan,
bengkak, normal bengkak, bengkak,
kemerahan, mampu kemerahan, kemerahan,
kekuatan otot menahan kekuatan otot kekuatan otot
normal tahanan, normal normal
mampu refleks (+) mampu mampu
menahan menahan menahan
5555555555
tahanan, tahanan, tahanan,
refleks (+) 5555555555 refleks (+) refleks (+)

5555555555 5555555555 5555555555

5555555555 5555555555 5555555555

Kulit Turgor baik, Turgor baik, Turgor baik, Turgor baik,


tanda radang tanda radang tanda radang tanda radang
(-), sawo (-), sawo (-), sawo (-), sawo
matang, matang, matang, matang,
tekstur halus tekstur halus tekstur halus tekstur halus

Kuku Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada


yang panjang, yang panjang, yang panjang, yang panjang,
terawat terawat terawat terawat
bersih, bersih, bersih, bersih,
sianosis (-), sianosis (-), sianosis (-), sianosis (-),
tanda radang tanda radang tanda radang tanda radang
(-) (-) (-) (-)

Suhu tubuh 36,5 o C 36,2 oC 36 o C 36,3 o C

Berat 65 Kg 50 Kg 15 kg 55 kg

Asuhan Keperawatan Keluarga 31


badan

Tinggi 170 cm 155cm 105 cm 155 cm


Badan

Tekanan 120/80 mmHg 120/90 100/70 mmHg 180/100


darah mmHg mmHg

6. Harapan Keluarga

Ny. S mengharapkan perawat untuk membantu mengatasi masalah karies gigi


yang diderita oleh An.R, mengatasi hipertensi Ny. Sa dan penyakit maag yang di
derita Tn. B serta membantu memelihara kesehatan semua anggota
keluarganya.

Asuhan Keperawatan Keluarga 32


II. ANALISA DATA
No Data Diagnosa
1 Data Subjektif : Defisit Perawatan Diri (gigi) pada
- Ny. S mengatakan bahwa An.S malas Keluarga Tn.B. Khususnya An.R
sikat gigi ( satu kali dalam sehari) dan berhubungan dengan
suka jajan yang manis seperti coklat dan ketidakmampuan keluarga merawat
permen anggota keluarga dengan karies
- Ny. S juga mengatakan An.R pernah gigi
sakit gigi bila sakit gigi An.R rewel
- Ketika ditanya tentang pengertian,
penyebab, tanda atau gejala, dan cara
pencegahan dan perawatan Ny.S
mengatakan pernah dengar namun tidak
begitu paham cara membersihkan dan
merawat gigi dengan benar

Data Objektif :
- Gigi An. R terlihat kotor
- Gigi An.R tampak kuning
- Gigi geraham berlubang

2 Data Subjektif : Gangguan rasa nyaman; nyeri pada


- Tn. B mengatakan 3 hari yang lalu keluarga Tn.B khususnya Tn.B
merasa nyeri ulu hati, kadang mual dan berhubungan dengan
mau muntah sehingga menyebabkan ketidakmampuan keluarga merawat
malas makan atau tidak nafsu makan anggota keluarga dengan gastritis
- Tn.B juga mengatakan 3 hari yang lalu (maag)
terlalu sibuk sampai makan tidak teratur
bahkan lupa makan siang. Sakitnya
terasa parah kalau makan makanan
pedas.
- Ketika ditanya penyebab tanda atau
gejala dan cara perawatan, Tn.B
mengatakan tidak terlalu paham

Asuhan Keperawatan Keluarga 33


Data Objektif :
- Bising Usus (+) 14x/menit
- Nyeri ulu hati (+)
3 Data Subjektif : Resiko terjadinya stroke pada
- Ny. Sa mengatakan hanya sekali keluarga Tn. B khususnya pada Ny.
memeriksakan kesehatannya di Sa berhubungan dengan
PUSKESMAS dan jarang memeriksa ketidakmampuan keluarga merawat
tekanan darahnya kembali. anggota keluarga yang menderita
- Ny. Sa mengatakan tidak hipertensi
mengkonsumsi obat dari Puskesmas
lagi, karena tidak ada perubahan pada
tekanan darahnya.
- Ny. Sa mengatakan hanya
mengonsumsi lalapan timun sebagai
obat alternatifnya yang diketahui dari
tetangganya.
- Ny. Sa belum paham tentang cara-
cara penanggulangan hipertensi
- Ny. Sa mengetahui bahwa menderita
ia hipertensi sejak ± 3 bulan yang
lalu.
- Klien mengatakan sering merasa
pusing saat beraktivitas dan cepat
merasa lelah

Data Objektif
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36 0 C

Asuhan Keperawatan Keluarga 34


III. PRIORITAS MASALAH

1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan karies gigi.

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Masalah adalah ancaman, dilihat dari riwayat
Ancaman An.R pernah menderita sakit gigi, dan
kotornya gigi dicemaskan akan
menyebabkan infesksi pada gusi atau mulut
bahkan pada saluran pencernaan.
Kemungkinan 2/2 X 2 2 Ny. S merasa mampu untuk mengawasi An.R
masalah dapat untuk menyikat gigi di sore dan malam
diubah : sebelum tidur. Ny. Sa juga percaya bahwa
Mudah akan bisa mengawasi jajanan An.R dan
mengawasi An.R menyikat gigi sebelum pergi
ke sekolah
Potensial 2/3 X 1 2/3 Ny.S yang berperan sebagai ibu dibutuhkan
masalah dapat peranan besar dalam pembentukan perilaku
dicegah : anak. Namun Ny.S yang bekerja akan sulit
Cukup memberikan peranannya dalam membentuk
kebiasaan An.R untuk menjaga kebersihan
gigi nya.
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Ny.S menyadari bahwa gigi geraham An.R
masalah : Ada yang telah berlubang sangat mengganggu
masalah, dan terlebih ketika sakit gigi An. R kambuh, An.R
perlu segera akan sangat rewel dan Ny.S ingin gigi An.R
ditangani bersih dan sehat
Total 4 1/3

Asuhan Keperawatan Keluarga 35


2. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Tn.B
khususnya Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gastritis (maag)

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Sifat masalah adalah kurang sehat karena
Kurang sehat Tn. B merasa perutnya sakit karena
terlambat makan dan punya kebiasaan
makan tidak teratur dikarenakan pekerjaan
yang padat.
Kemungkinan 1/2 X 2 1 Dikarenakan pekerjaan yang padat,
masalah dapat kemungkinan mengubah pola makan Tn.B
diubah : dirasa sulit karena tuntutan pekerjaan.
Sebagian Namun, Ny.S membiasakan memasak
sarapan pagi untuk keluarga dirumah.
Potensial 2/3 X 1 2/3 Ada kemauan dari Tn. B untuk segera
masalah dapat senbuh. Perhatian Ny.S terhadap sakit yang
dicegah : dirasakan Tn.B juga cukup tinggi. Namun
Cukup dengen tuntutan pekerjaan diperlukan
strategi yang baik agar pemenuhan
kebutuhan nutrisi tetap tercapai
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Tn.B mengatakan nyeri karena gastritis
masalah : Ada sangat mengganggu Tn.B dan ingin sekali
masalah dan disembuhkan.
perlu segera
ditangani
Total 3 1/3

Asuhan Keperawatan Keluarga 36


3. Resiko terjadinya stroke pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi

Kriteria Perhitunga Skor Pembenaran


n
Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Ny.Sa merasakan pusing saat beraktivitas
Tidak/kurang dan cepat merasa lelah, hal ini sangat
sehat mempengaruhi kesehatan Ny. Sa yang
memasuki usia lanjut
Kemungkinan 1/2 X 2 1 Ny. Sa yang kesibukannya saat ini menjaga
masalah dapat warung jarang memiliki waktu untuk
diubah : beristirahat dan memeriksakan kesehatannya
Sebagian di puskesmas, namun Ny. Sa memiliki
keinginan yang besar agar penyakit yang di
derita cepat mengalami perbaikan.
Potensial 3/3 X 1 1 Keinginan Ny.Sa yang tinggi dan perhatian
masalah dapat dari anggota keluarga terhadap Ny.Sa
dicegah : Tinggi memungkinkan pengobatan hipertensi Ny.Sa
mudah untuk dilakukan.
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Ny.Sa dan Tn.B merasa penyakit hipertensi
masalah : Ada yang diderita Ny.Sa harus segera ditangani
masalah dan dan perlu penanganan lebih lanjut.
perlu segera
ditangani
Total 3 2/3

Asuhan Keperawatan Keluarga 37


Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.B adalah sebagai
berikut:

1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies
gigi (skore: 4 1/3).

2. Resiko terjadinya stroke pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi (skore: 3 2/3).

3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Tn.B


khususnya Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan gastritis (maag) (skore: 3 1/3)

Asuhan Keperawatan Keluarga 38


IV. RENCANA KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

N Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan


o Keperawatan
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard

1 Defisit Perawatan Setelah di Setelah dilakukan


Diri (gigi) pada lakukan pertemuan
Keluarga Tn.B asuhan sebanyak 3x45
khususnya An.R keperawatan, menit diharapkan:
berhubungan diharapkan
1. Keluarga dapat
dengan karies gigi An
mengenal
ketidakmampuan R berkurang
tentang karies
keluarga merawat atau hilang
gigi : 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian
anggota keluarga
a. Menjelaskan karies gigi
dengan karies gigi Respon Karies gigi adalah
pengertian 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan
verbal penyakit infeksi
karies gigi kembali pengertian karies gigi dengan
yang merusak
dengan bahasa bahasa sederhana
struktur gigi.
yang sederhana 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga
Penyakit ini
menyebabkan gigi

Asuhan Keperawatan Keluarga 39


berlubang.
b. Menyebutkan 1. Identifikasi kemampuan keluarga
Respon
penyebab 2. Diskusikan penyebab karies gigi
verbal Penyebab karies
karies gigi 3. Beri kesempatan keluarga bertanya
gigi adalah
4. Dorong keluarga untuk menyebutkan
keberadaan bakteri
penyebab karies gigi
dalam mulut yang
5. Bantu keluarga mengidentifikasi
dapat mengubah
penyebab karies gigi pada keluarga
makanan terutama
6. Beri pujian atas kemampuan keluarga
gula menjadi plak,
yang kemudian
tidak dibersihkan
sehingga
menimbulkan karies
gigi.
1. Diskusikan tanda dan gejala karies gigi
c. Menyebutkan
Respon 2. Bantu keluarga mengidentifikasi tanda
tanda dan Tanda dan gejala
Verbal dan gejala karies gigi yang ada dalam
gejala karies karies gigi adalah:
keluarga
gigi - Gigi berlubang
3. Dorong keluarga untuk menyebutkan
- Gigi berwarna
kembali tanda dan gejala karies gigi
hitam
4. Beri pujian atas kemampuan keluarga
-Nyeri jika gigi
menyebutkan kembali tanda dan gejala

Asuhan Keperawatan Keluarga 40


berlubang semakin karies gigi
dalam.
-Ngilu saat makan
makanan yang
panas, dingin atau
manis.
-Bengkak (jika tidak
ada penanganan
lebih lanjut akibat
infeksi)
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
segera
mengatasi karies
gigi pada An. R
dengan :
1. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila
keluarga tidak mengambil keputusan
a. Menjelaskan
Respon untuk mengatasi karies gigi
akibat yang Akibat yang terjadi
verbal 2. Beri kesempatan keluarga bertanya
terjadi bila bila karies gigi tidak
3. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
karies gigi diatasi dengan baik

Asuhan Keperawatan Keluarga 41


tidak diatasi ialah : kembali penjelasan yang diberikan
dengan baik - Napas tak sedap 4. Beri pujian atas kemampuan keluarga
- Pengecapan buruk
- Penampilan gigi
tampak buruk dan
kotor.
- Nyeri dan bengkak
-Demam sebagai
proses infeksi. 1. Gali pendapat keluarga tentang Karies
gigi yang dialami oleh An.R
b. Mengambil
Keluarga dapat 2. Bimbing dan bantu keluarga untuk
keputusan Respon
mengambil mengambil keputusan yang tepat
yang tepat verbal
keputusan yang 3. Beri kesempatan keluarga memikirkan
untuk segera
tepat untuk segera kembali keputusan yang diambil
merawat An. R
merawat anggota 4. Beri pujian atas keputusan yang
yang
keluarga yang diambil keluarga
menderita
menderita karies
karies gigi.
gigi
3. Keluarga dapat
menyebutkan
1. Diskusikan dengan keluarga cara
cara mencegah :
mencegah terjadinya karies gigi
a. Menjelaskan Respon
2. Dorong keluarga untuk

Asuhan Keperawatan Keluarga 42


cara verbal Cara mencegah mengungkapkan kembali cara
mencegah karies gigi dirumah : mencegah terjadinya karies gigi
karies gigi - Hindari makanan 3. Beri pujian atas jawaban keluarga
dirumah atau minuman yang yang benar.
manis /
mengandung gula
(permen, coklat)
-Sikat gigi segera
setelah makan dan
sebelum tidur
dengan pasta gigi
berflouride.
-Lakukan
pemeriksakan gigi
setiap minimal 6
bulan sekali ke
1. Gali pengalaman keluarga merawat
dokter gigi.
karies gigi selama ini
Respon
b. Menjelaskan 2. Beri pujian atas upaya keluarga
verbal Menurut
cara yang sudah benar
Notoadmodjo (2003)
mengatasi 3. Diskusikan dengan keluarga
Cara mengatasi
karies gigi beberapa cara merawat karies gigi
karies gigi ialah :

Asuhan Keperawatan Keluarga 43


-Melakukan 4. Dorong keluarga untuk
pemeriksaan ke mengungkapkan kembali cara
dokter gigi / merawat karies gigi di rumah
puskesmas
-Dilakukan
pembersihan
jaringan gigi karies
dengan penambalan
(restorasi)
-Jika sudah terjadi
infeksi/ kerusakan
lebih dalam
mengenai syaraf
maka dilakukan
pencabutan
-Menggosok gigi
dengan baik dan
benar dengan
menggunakan pasta
gigi berflouride.
-Kurangi makanan
atau minuman yang

Asuhan Keperawatan Keluarga 44


4. Keluarga dapat manis dan lengket.
memodifikasi
lingkungan -
sehat - 1. Gali pengetahuan keluarga tentang
Keluarga penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Respon
menyebutkan 2. Diskusikan pengaruh lingkungan yang
Verbal
penatalaksanaan tidak sehat terhadap adanya penyakit
pemeliharaan 3. Berikan penjelasan tentang
lingkungan rumah penatalaksanaan pemeliharaan
yang menunjang lingkungan rumah
kesehatan 4. Beri motivasi peran serta keluarga
dalam penyediaan lingkungan yang
sehat
5. Keluarga mampu
5. Berikan pujian terhadap modifikasi
memanfaatkan
lingkungan yang sudah dilakukan
fasilitas
pelayanan 1. Diskusikan jenis fasilitas kesehatan
kesehatan yang Respon Fasilitas kesehatan yang tersedia dilingkungan keluarga
ada untuk verbal yang dapat 2. Bantu keluarga memilih fasilitas
mengatasi karies digunakan oleh kesehatan yang sesuai dengan
gigi keluarga untuk kondisi keluarga
a. Menyebutkan mencegah karies 3. Anjurkan keluarga memanfaatkan

Asuhan Keperawatan Keluarga 45


fasilitas yang gigi: fasilitas kesehatan sesuai pilihan
tersedia 1. RS
2. Puskesmas
3. Dokter praktek
b. Menyebutkan
manfaat 1. Klarifikasi pengetahuan keluarga
fasilitas tentang manfaat fasilitas kesehatan
kesehatan 2. Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan
Respon
Manfaat fasilitas 3. Dorong keluarga mengungkapkan
verbal
kesehatan : kembali manfaat fasilitas kesehatan
1. Memberikan yang ada
informasi
kesehatan
2. Memberikan
pengobatan
3. Memberikan
pelayanan
konseling
4. Membantu
meningkatakan 1. Motivasi keluarga untuk
c. Memanfaatkan
kesehatan memanfaatkan fasilitas kesehatan
fasilitas
yang ada.
kesehatan yang

Asuhan Keperawatan Keluarga 46


ada untuk 2. Beri pujian atas kemampuan keluarga
mengatasi untuk memanfaatkan fasilitas
Respon
karies gigi kesehatan
verbal Fasilitas kesehatan
merupakan tempat
di laksanakannya
pelayanan
kesehatan

V. CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal No DX/ Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf

Dan Jam TUK

01 Maret Defisit Perawatan Diri (gigi) pada TUK 1-2: Subjektif: Kel 4
2014 Keluarga Tn.B khususnya An.R - Keluarga dapat menyebutkan

Asuhan Keperawatan Keluarga 47


Pukul 10.00 berhubungan dengan 1. Mendiskusikan dengan keluarga kembali pengertian karies gigi
ketidakmampuan keluarga tentang; yaitu penyakit infeksi yang
Dx.1
merawat anggota keluarga  Pengertian karies gigi merusak struktur gigi. Penyakit
dengan karies gigi  Penyebab karies gigi ini menyebabkan gigi

 Tanda dan gejala karies gigi berlubang.

 Akibat karies gigi - Keluarga dapat menyebutkan


kembali Penyebab karies gigi
yaitu keberadaan bakteri dalam
2. Memberi pendidikan kesehatan mulut yang dapat mengubah
pada keluarga tentang Pengertian makanan terutama gula
karies gigi, Penyebab karies gigi, menjadi plak, yang kemudian
Tanda dan gejala karies gigi, tidak dibersihkan sehingga
Akibat karies gigi menimbulkan karies gigi.
- Keluarga dapat menyebutkan
3. Memberi kesempatan pada kembali tanda dan gejala
keluarga untuk mengiden-tifikasi karies gigi yaitu : gigi
Pengertian karies gigi, Penyebab berlubang, gigi berwarna hitam,
karies gigi, Tanda dan gejala nyeri jika gigi berlubang
karies gigi, Akibat karies gigi, semakin dalam, ngilu saat
makan makanan yang

4. Memberikan reinforcement positif panas, /dingin atau manis,


bengkak (jika tidak ada

Asuhan Keperawatan Keluarga 48


seperti pujian atas kemampuan penanganan lebih lanjut akibat
keluarga mengidentifikasi infeksi)
Pengertian karies gigi, Penyebab - Keluarga dapat menyebutkan
karies gigi, Tanda dan gejala akibat karies gigi seperti : napas
karies gigi, Akibat karies gigi, tak sedap, pengecapan buruk,
penampilan gigi tampak buruk
dan kotor, nyeri dan bengkak,
5. Mengevaluasi pengetahuan
demam sebagai proses infeksi.
keluarga dan memberikan
kesempatan pada keluarga untuk
Objektif:
membandingkan pengetahuan
 Keluarga tampak
yang dimiliki keluarga dengan
memperhatikan dengan
standar
seksama saat diskusi
berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-
kali menganggukkan kepala
tanda mengerti penjelasan
yang perawat berikan
 Keluarga tersenyum
senang saat diberikan pujian

Asuhan Keperawatan Keluarga 49


oleh perawat

Analisa:
Masalah teratasi dimana
keluarga memahami tentang
pengertian karies gigi, penyebab
karies gigi, tanda dan gejala
karies gigi, akibat karies gigi

Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3 & 4

TUK 3:
02 Maret Subjektif:
2014 1. Memberi pendidikan kesehatan
Defisit Perawatan Diri (gigi) pada - Keluarga dapat menyebutkan Kel 4
mengenai cara mengatasi karies
Pukul 13.00 Keluarga Tn.B khususnya An.R kembali cara mengatasi karies
gigi di rumah
berhubungan dengan gigi yaitu : konsultasikan gigi
Dx.1
ketidakmampuan keluarga ke dokter, menggosok gigi
2. Memotivasi keluarga untuk
merawat anggota keluarga dengan baik dan benar,
mendemonstrasikan kembali apa
dengan karies gigi kurangi makanan yang manis
yang telah diajarkan
manis, kompres dengan

Asuhan Keperawatan Keluarga 50


menggunakan kassa jika
terjadi bengkak, berikan obat
analgetik (asam mefenamat)
3. Memberi reinforcement positif atas jika terdapat nyeri
upaya dan kemampuan keluarga - Keluarga dapat menyebutkan
kembali cara mencegah karies
gigi : tidak banyak makan
4. Memberi pendidikan kesehatan
makanan yang mengandung
pada keluarga tentang cara
gula (permen, coklat),
mencegah penyakit karies gigi
menyikat gigi segera setelah
makan dan sebelum tidur,
memeriksakan gigi setiap
minimal 6 bulan sekali, banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran
dan buah-buahan,
menggunakan pasta gigi saat
menyikat gigi, biasakan
meminum susu sebelum tidur,
bukan untuk menemani saat
tidur.

Asuhan Keperawatan Keluarga 51


Objektif:
 Keluarga tampak
memperhatikan dengan
seksama saat diskusi
berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-
kali menganggukkan kepala
tanda mengerti penjelasan
yang perawat berikan
 Keluarga tersenyum
senang saat diberikan pujian
oleh perawat

Analisa:

 Masalah teratasi

Perencanaan:

 Motivasi keluarga untuk


mengatasi karies gigi dan

Asuhan Keperawatan Keluarga 52


berperilaku hidup sehat

Subjektif

1. Keluarga dapat menjelaskan


03 Maret TUK 4:
tentang modifikasi
2014
1. Mendiskusikan dengan keluarga lingkungan yang tepat untuk
Pukul 15.00 tentang modifikasi lingkungan mencegah karies gigi
Defisit Perawatan Diri (gigi) pada
yang tepat untuk mencegah kembali yaitu dengan selalu
Dx.1 Keluarga Tn.B khususnya An.R
karies gigi membiasakan An.R untuk
berhubungan dengan
2. Mendorong keluarga untuk menyikat gigi, mengurangi
ketidakmampuan keluarga
mengidentifikasi lingkungan yang makanan yang manis dan
merawat anggota keluarga
tepat untuk mencegah karies gigi lengket.
dengan karies gigi
3. Memotivasi keluarga untuk 2. Keluarga mengatakan akan
mengungkapkan kembali mengatur letak sikat gigi dan
terhadap bahasan yang telah pasta gigi agar terjangkau
didiskusikan saat dibutuhkan anak.
4. Memberi reinforcement terhadap
kemampuan keluarga Objektif:
mengungkapkan kembali apa
 Keluarga tampak antusias
yang telah didiskusikan
dalam memikirkan cara yang
5. Memberi kesempatan keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga 53


bertanya tentang hal yang belum dapat keluarga lakukan
jelas dalam memodifikasi
lingkungan untuk mencegah
karies gigi.

Analisa:

Masalah teratasi oleh keluarga


dengan fasilitasi dari perawat
keluarga

Perencanaan:

Mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan
keluarga untuk memodifikasi
lingkungan rumah.

TUK 5:
Subjektif:
1. Mendiskusikan dengan keluarga - Keluarga dapat menyebutkan
04 Maret tentang fasilitas kesehatan yang fasilitas kesehatan yang
2014 tersedia dapat digunakan oleh

Asuhan Keperawatan Keluarga 54


Pukul 15.00 keluarga untuk mencegah
karies gigi, yaitu : Rumah
Dx.1 b. Mendiskusikan dengan keluarga
sakit, Puskesmas, dokter gigi
untuk menyebutkan manfaat
Defisit Perawatan Diri (gigi) pada praktek (klinik). Kel 4
fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.B khususnya An.R - Keluarga dapat menyebutkan
berhubungan dengan manfaat fasilitas kesehatan
ketidakmampuan keluarga 6. Mendorong keluarga untuk seperti: memberikan informasi
merawat anggota keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan kesehatan, memberikan
dengan karies gigi untuk mengatasi karies gigi pengobatan, memberikan
pelayanan konseling,
membantu meningkatakan
7. Memberi reinforcement seperti
kesehatan, keluarga
pujian terhadap kemampuan
mengatakan pernah
keluarga menyebutkan kembali
membawa An. R yang
manfaat fasilitas kesehatan
mengalami karies gigi ke
fasilitas kesehatan yang ada
8. Memberi kesempatan keluarga a. Objektif:
bertanya tentang hal yang belum  Keluarga tampak antusias
jelas bertanya tentang manfaat
fasilitas kesehatan
 Keluarga tampak
memperhatikan dengan

Asuhan Keperawatan Keluarga 55


seksama saat diskusi
berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-
kali menganggukkan kepala
tanda mengerti penjelasan
yang perawat berikan
 Keluarga tersenyum
senang saat diberikan pujian
oleh perawat
Analisa:
 Masalah teratasi oleh
keluarga dengan fasilitasi dari
perawat keluarga
Planning:
Mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan
keluarga untuk menggunakan
fasilitas kesehatan jika karies
giginya kambuh

Asuhan Keperawatan Keluarga 56


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara tinjauan kasus dengan
tinjauan teoritis yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Pembahasan
asuhan keperawatan keluarga ini mencangkup pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian
Pada saat mengumpulkan data, penulis menemukan bahwa An.R menderita
karies gigi. Dari data fokus yang diperoleh data dari Ny. S mengatakan bahwa
An.S malas sikat gigi (satu kali dalam sehari) dan suka jajan yang manis seperti
coklat dan permen, Ny. S juga mengatakan An.R pernah sakit gigi bila sakit gigi
An.R rewel, Gigi An. R terlihat kotor, tampak kuning dan gigi geraham
berlubang. Menurut (Harris and Christen, 1995) Gejala karies gigi bukan hanya
satu gejala saja, adapun gejalanya adalah gigi terasa sangat sensitif terhadap
panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi sudah sampai bagian
dentin. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri
akan bersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat spontan, meski
tidak ada rangsangan.
Didapatkan kesamaan antara teori dengan kenyataan yang penulis temukan.
Faktor penunjang dalam pengumpulan data yaitu keluarga cukup kooperatif
dalam memberikan informasi.

B. Diagnosa Keperawatan

Dalam perumusan diagnosa keperawatan terdapat tiga tipe diagnosa


keperawatan yaitu masalah keperawatan aktual, resiko dan potensial. Dari data
yang didapat pada tahap pengkajian didapat tiga masalah yaitu satu masalah
bersifat aktual dan dua masalah bersifat resiko. Sehingga penulis dapat
menyimpulkan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas. masalah pada
keluarga Tn.B. Diagnosa keperawatan utama yang penulis temukan adalah
defisit perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies

Asuhan Keperawatan Keluarga 57


gigi. Masalah keperawatan bersifat aktual karena pada saat pengkajian
diperoleh data Ny. S mengatakan An.R pernah sakit gigi bila sakit gigi An.R
rewel, gigi An. R terlihat kotor, tampak kuning dan gigi geraham berlubang.
Menurut teori, karies  gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh
rusaknya email dan dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifan
metabolisme plak bakteri. Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubungan yaitu
makanan, host dan bakteri (Behrman, 2002).

Diagnosa kedua adalah resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada
keluarga Tn.B khususnya Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan gastritis (maag). Masalah keperawatan
bersifat resiko karena pada saat dilakukan pengkajian ditemukan data bahwa
Masalah keperawatan bersifat resiko karena pada saat dilakukan pengkajian
ditemukan data bahwa Tn. B mengatakan 3 hari yang lalu merasa nyeri ulu hati,
kadang mual dan mau muntah sehingga menyebabkan malas makan atau tidak
nafsu makan dan terlalu sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa makan
siang. Ketika ditanya penyebab tanda atau gejala dan cara perawatan, Tn.B
mengatakan tidak terlalu paham, nyeri ulu hati (+) dan bising usus (+) 14x/menit.
Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala dari gastritis. Menurut Mansjoer (2002)
tanda dan gejala dari gastritis yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, perut
kembung, pusing dan keringat dingin. Didapat kesenjangan antara teori dengan
kenyataan yang penulis temukan, dalam teori ditemukan adanya masalah perut
kembung, pusing dan keringat dingin sendangkan pada kenyataannya tidak
ditemukan adanya gejala tersebut. Faktor penunjang dalam pengumpulan data
yaitu keluarga cukup kooperatif dalam memberikan informasi.

Untuk diagnosa keperawatan ketiga yaitu, resiko terjadinya komplikasi dari


hipertensi pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi. Masalah keperawatan bersifat resiko karena pada saat dilakukan
pengkajian ditemukan data bahwa Ny. Sa mengatakan hanya sekali
memeriksakan kesehatannya di Puskesmas dan jarang memeriksa tekanan
darahnya kembali, Ny. Sa mengatakan tidak mengkonsumsi obat dari
Puskesmas lagi, karena tidak ada perubahan pada tekanan darahnya, Ny. Sa
mengatakan hanya mengonsumsi lalapan timun sebagai obat alternatifnya yang

Asuhan Keperawatan Keluarga 58


diketahui dari tetangganya, Ny. Sa belum paham tentang cara-cara
penanggulangan hipertensi, Ny. Sa mengetahui bahwa menderita ia hipertensi
sejak ± 3 bulan yang lalu, klien mengatakan sering merasa pusing saat
beraktivitas dan cepat merasa lelah, TTV : TD : 150/100 mmHg, N : 82 x/menit,
RR: 20 x/menit, S : 36 0 C. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala dari hipertensi.
Menurut teori, hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Brunner and
Suddart. 2002).

Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan dalam merumuskan


diagnosa keperawatan keluarga. Faktor pendukung dari perumusan diagnosa
adalah ditemukan tanda dan gejala sesuai dengan referensi.

C. Rencana Keperawatan
Untuk mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. B, penulis menyusun
rencana asuhan keperawatan keluarga dengan menentukan skala prioritas yaitu
berdasarkan sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, kemungkinan
masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah.
Perencanaan tindakan difokuskan untuk mengatasi diagnosa keperawatan defisit
perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi. Hal ini
sesuai skoring dalam perumusan masalah dengan mempertimbangkan sumber-
sumber yang ada pada keluarga Tn. B. Sumber yang ada di keluarga menurut
Mubarak (2006) adalah kekuatan fisik dan psikososial dari tiap anggota kerluarga
serta kemampuan keuangan dan fasilitas fisik. Dalam melakukan tindakan
keperawatan seperti memberikan pendidikan kesehatan, mendemonstrasikan
cara membuat obat tradisional, memotivasi keluarga dalam memodifikasi
lingkungan, dan memotivasi keluarga dalam memanfaatan fasilitas kesehatan
yang tersedia.

D. Implementasi

Proses pelaksanaan intervensi keperawatan di keluarga dapat di laksanakan


sampai TUK 5 untuk diagnosa keperawatan pertama. Asuhan keperawatan
dilakukan penulis selama satu kali pertemuan, hasil intervensi sesuai dengan

Asuhan Keperawatan Keluarga 59


kriteria dan standar yang diharapkan pada perencanaan, dimana pada
pelaksanaannya penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang karies gigi,
adapun metode pembelajaran yang di gunakan adalah metode ceramah, dan
demonstrasi. Dengan di berikan pendidikan kesehatan di harapkan peningkatan
pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yang sedang terjadi
dalam keluarga Tn.B. Faktor penunjang dalam pelaksanaan intervensi adalah
sikap keluarga Tn.B yang koperatif dan keinginan yang tinggi untuk mengatasi
masalah. Diskusi yang di lakukan antara keluarga dan perawat dapat berjalan
dengan lancar. Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan pada saat
melakukan intervensi adalah kurangnya optimalisasi pemahaman anggota
keluarga khususnya Ny. S dalam memperkenalkan masalah yang ada pada An R.
Karena terbatasnya waktu pelaksana, maka intervensi keperawatan tidak dapat
dilaksanakan dengan maksimal.

E. Evaluasi
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses keperawatan yaitu, pada tahap ini
membandingkan antara implementasi dengan kriteria dan standar yang telah di
tetapkan untuk melihat hasilnya. Evaluasi yan telah penulis lakukan dalam asuhan
keperawatan dalam keluarga yang mengacu pada dua jenis, yaitu evaluasi
formatif dan sumatif. Penulis melakukan evaluasi pada tanggal 28 februari 2014
untuk diagnosa keperawatan defisit perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B
khususnya An.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan karies gigi. Keluarga dapat memahami penjelasan yang
telah di berikan oleh perawat, sehingga keluarga mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan oleh perawat untuk keluarga. Sedangkan penulis
belum melakukan evaluasi untuk diagnosa keperawatan kedua dan ketiga karena
keterbatan waktu.
Pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan evaluasi,
faktor pendukung dilaksanakannya evaluasi yaitu keluarga sangat kooperatif dan
mampu menjelaskan kembali apa yang telah penulis jelaskan pada keluarga.
Sedangkan faktor penghambat yang penulis temukan pada saat melakukan
intervensi adalah kurangnya optimalisasi pemahaman anggota keluarga
khususnya Ny. S dalam memperkenalkan masalah yang ada pada An R. Karena

Asuhan Keperawatan Keluarga 60


terbatasnya waktu pelaksana, maka intervensi keperawatan tidak dapat
dilaksanakan dengan maksimal.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 28 Februari 2014, penulis


mendapatkan data tentang identitas keluarga, riwayat, dan tahap perkembangan
keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga stressor dan koping, kesehatan
lingkungan, pemeriksaan fisik dan data kesehatan terkait anggota keluarga
dengan masalah kesehatan khusus sehingga didapat 3 diagnosa keperawatan
yaitu defisit perawatan diri (gigi) pada keluarga Tn.B khususnya An.R
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan karies gigi. Kemudian didapatkan diagnosa keperawatan kedua yaitu
resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Tn.B khususnya
Tn.B berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan gastritis (maag). Selain itu didapat diagnosa keperawatan yaitu resiko
terjadinya komplikasi dari hipertensi pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi. Masalah kesehatan tersebut sudah berdasarkan prioritas
dan skoring.

Dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis


melakukan bersama keluarga dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada
dalam keluarga. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada tanggal 28
februari 2014 keluarga Tn. B telah mengenal dan memahami masalah kesehatan
yang terjadi, keluarga dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga
dengan masalah karies gigi. An. R sendiri jika di tinjau dari klasifikasikan karies
gigi termasuk tingkat sedang karena sudah merusak sebagian struktur gigi dan
menggangu fungsi gigi itu sendiri, jika tidak segera diatasi akan berlanjut ke
komplikasi yang lebih berat.

Asuhan Keperawatan Keluarga 61


Penilaian terhadap hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
keluarga adalah aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga, untuk
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn. B. Akhir dari
pelaksanaan asuhan keperawatan ini antara lain keluarga memperlihatkan
adanya peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap, walaupun memerlukan
proses dalam jangka waktu yang lama. Faktor pendukung dalam melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga Tn. B yaitu keluarga sangat kooperatif dan
sangat berantusias untuk mengetahui informasi kesehatan yang dialami keluarga,
adapun faktor penghambatnya adalah pada saat penulis memberikan pendidikan
kesehatan tidak semua anggota keluarga hadir dikarenakan kesibukan dalam
beraktifitas.

B. SARAN
Setelah penulis mengemukakan kesimpulan diatas maka penulis mencoba
menyampaikan beberapa saran, yaitu :
1. Keluarga Binaan

Diharapkan dapat meningkatkan pola hidup sehat, rajin memeriksakan


kesehatan ke Puskesmas, adanya peningkatan pengetahuan dan perubahan
sikap dalam kehidupan sehari-hari.

2. Puskesmas
Diharapkan melakukan pembinaan lebih lanjut terhadap kasus karies gigi pada
anak sekolah yang terjadi di kalangan masyarakat, mengingat karies gigi
merupakan penyakit kronik yang dapat menimbulkan komplikasi terhadap
kesehatan anak.

Asuhan Keperawatan Keluarga 62


DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :


Sagung Seto
Behrman. (2002). Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Vol. II. Ed. 15. Jakarta: EGC

Hamrui.(2009). Faktor-Faktor Yang Mendukung Kebiasaan Makan-Makanan


Kariogenik Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Prasekolah. Jakarta : EGC

Harris and Christen. (1995). Karies gigi pada anak. Jakarta:EGC

Notoadmojo S. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Riyanti E. (2005). Penatalaksanaan Perawatan Nursing Mouth Caries. Jurnal


Kedokteran Gigi Anak. Bandung: Bagian Kedokteran Gigi anak FKG Unpad

Suprajitno.(2004).Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta


:EGC

Asuhan Keperawatan Keluarga 63

Anda mungkin juga menyukai