Anda di halaman 1dari 31

MODEL PRAKTEK

KEPERAWATAN PROFESIONAL

Kelompok 2
A 2017 2
Anggota:
● Fakhrana Hanniyati ● Hafizah Tul Hasanah
● Fauziah Irwan ● Idzni Nelia Mustafa
● Fellya Alma Hesti ● Ilham Muarif
● Firdiana Suryani Siahaan ● Ilwana
● Firliany Triamanda ● Jhodi Ibrahim
● Fitri Anisa ● Kurnia Utari
● Fitri Handayani ● Lichentia Putri EP
● Fitri Karmila ● Maidenni Fortuna
● Fitri Rabika ZP ● Mardiah Mila Hamdi
● Gita Febriani Pratiwi ● Maulia Trijuliani Putri
  ● Megawati
1. Definisi MPKP

Hoffart dan Woods dalam Arsad Suni (2018),


mendefinisikan MPKP sebagai suatu sistem yang
meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang
memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan dan mengatur
lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan.
Dapat disimpulkan bahwa MPKP merupakan suatu
tatanan yang terdiri dari struktur, proses, dan
profesional value yeng mendorong perawat untuk
memiliki profesionalitas dan menjadi pemberi
pelayanan keperawatan yang memadai.
2. Komponen MPKP
2. Hubungan
1. Nilai-nilai
antar
profesional
professional

3. Metode
pemberian 4.Pendekatan
asuhan manajemen
keperawatan

5. Sistem
kompensasi dan
panghargaan.
3. Tingkatan Perawat MPKP

a. MPKP Pemula
Ketenagaan pada tingkat ini
jumlah harus sesuai kebutuhan,
DIII keperawatan sebagai
perawat primer pemula, SPK/DIII
keperawatan sebagai PA.
Dokumentasi keperawatan
mengacu standart rencana
perawatan masala aktual.
b. MPKP Tingkat 1
Praktik keperawatan pada tingkat ini
diharapkan mampu memberikan
asuhan keperawatan profesional
tingkat I dengan metode pemberian
asuhan keperawatan modifikasi
keperawatan primer Ketenagaan pada
tingkat ini jumlah harus sesuai
kebutuhan, Ners spesialis sebagai CCM,
SKp/Ners sebagai PP. DIII keperawatan
sebagi PA. Dokumentasi keperawatan
mengacu standar rencana perawatan
masalah aktual dan masalah risiko.
c. MPKP Tingkat II
Metode pemberian asulan
keperawatan adalah manajemen
kasus Jumlah tentu sesuai
kebutuhan, doktor keperawatan
klinik sebagai konsultan, ners
spesialis: PP(11) ners spesialis
sebagai CCM, DII keperawatan
sebagai PA Dokumentasi
keperawatan menggunakan clitical
pathway/ stundbar rencana
keperawatan.
d. MPKP Tingkat III
Mampu memberikan modifikasi
tingkat primer/asuhan
keperawatan profesional tingkat
III. Ketenagaan di mpkp tingkat
III Jumlah sesuai kebutuhan,
Doktor keperawatan klinik
(konsultan), Ners spesialis (1:1
PP) sebagai CCM, Skp/Ners
sebagai PP, D III Keperawatan
sebagai PA. Metode pemberian
askep adalah manajemen kasus,
dokumentasi dengan Clinical
pathway/standar renpra.
4. Kelebihan dan
kekurangan MPKP
Kelebihan model praktek keperawatan professional :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3. Komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikankepuasan pada anggota tim
4. Bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan
5. Ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk
proses belajar
6. Ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan
Nursing
4. Kelebihan dan
kekurangan MPKP
Kekurangan model praktek keperawatan
professional :
1. Komunikasi antar anggota tim terutama
dalam bentuk konferensi tim,
membutuhkan waktu dimana sulit
melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
2. Akuntabilitas pada tim
3. beban kerja tinggi
5. Kriteria Perawat MPKP

Kepala Ruangan Ketua tim


1. Pendidikan minimal S1 Keperawatan.
1. Pendidikan minimal S1 Keperawatan. Jika belum ada masa transisi boleh
Jika belum ada masa transisi boleh D3 D3 dengan syarat mempunyai jiwa
bila di ruangan tersebut belum ada kepemimpinan.
perawat yang lulusan S1. 2. Pengalaman kerja minimal 2 tahun
2. Pengalaman menjadi kepala ruangan 3. Sehat jasmani dan rohani
minimal 2 tahun dan bekerja pada 4. Pernah mengikuti pelatihan
area keperawatan minimal 2 tahun.
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Pernah mengikuti pelatihan
5. Kriteria Perawat MPKP

Perawat pelaksana

1. Pendidikan minimal D3
2. Pengalaman kerja minimal 1 tahun
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Pernah mengikuti pelatihan
5. Lulus tes tulis dan wawancara
6. Penyusunan Visi dan
Misi MPKP
a. Visi
Visi dirumuskan bersama oleh kepala ruang dengan
memperhatikan masukan-masukan dari stakeholders dan
visi seharusnya ditinjau serta dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan ipteks dan
masyarakat. Visi diruangan diturunkan dari visi rumah sakit
yang merupakan pengembangan yang disesuaikan dengan
ruang masing-masing.
Contoh visi ruangan :
Menjadi ruangan yang mampu dan handal dalam
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit A dengan
pelayanan secara utuh bio-psiko-sosio dan spiritual
6. Penyusunan Visi dan
Misi MPKP
b. Misi
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan
organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan,
Contoh misi ruangan :
1. Kami dapat melayani pasien dengan layanan sepenuh
hati
2. Kami akan selalu berkomunikasi dengan pasien secara
terapeutik
3. Kami akan optimalisasi sarana pelayanan sehingga bisa
efektif dan efisien
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima,
berfokus pada kesehatan dan kepuasan pasien
dengan tetap memperhatikan aspek sosial.
7. Tugas setiap komponen MPKP
a. Kepala ruangan

1. Pengertian Kepala Ruangan adalah : Seorang perawat


profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab
dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu
ruang rawat.

2. Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
7. Tugas setiap komponen MPKP
b. CCM

1. Membimbing PP pada implementasi MPKP


2. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP
dan PA
3. Mempresentasikan isu-isu baru terkait asuhan keperawatan
4. Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan
pembuktian\
5. Mengidentifikasi masalah penelitian
6. Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam asuhan keperawatan
7. Bekerjasama dengan kepala ruang dalam mengevaluasi mutu
asuhan keperawatan dan mengevaluasi implementasi MPKP
8. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP
9. Merencakan pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi
asuhan keperawatan
7. Tugas setiap komponen MPKP
c. Perawat Primer

1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.


2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin
ilmu lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
7. Membuat jadwal perjanjian klinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
10. Mengikuti timbang terima.
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif.
12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
7. Tugas setiap komponen MPKP
c. Perawat Primer

13. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin


lain maupun perawat blain.
14. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
15. Menerima dan menyesuaikan rencana.
16 Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
17. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
18. Membuat jadual perjanjian klinik.
19. Mengadakan kunjungan rumah.
20. Melaksanakan sentralisasi obat.
21. Mendampingi visite.
22. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat
associate.
23. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.
7. Tugas setiap komponen MPKP
c. Perawat Associate

1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan


kasih sayang.
2. Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun.
3. Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
4. Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada catatan
perawatan.
5. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
6. Pemberian obat.
7. Pemeriksaan laboratorium.
8. persiapan klien yang akan dioperasi.
9. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien
10. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan serta diagnostik.
11. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
12. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
13. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
14. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
15. Sensus harian dan formulir.
16. Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
7. Tugas setiap komponen MPKP
c. Perawat Associate

17. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.


18. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
19 Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
20 Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
21. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
22. Membuat laporan harian.
23. Mengikuti timbang terima.
24. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
25. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
26. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
27. Melakukan evaluasi formatif.
28. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
29. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.
8. Struktur MPKP
9. Kegiatan MPKP

1. Timbang terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan kedaan klien, bertujuan untuk:
- Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum
klien
- Menyampaikan hal-hal penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
- Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
9. Kegiatan MPKP

2. Preconference
Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada
shift tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau
penanggung jawab primer. Jika yang dinas pada
primer tersebut hanya 1 orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari
kepala primer dan penanggung jawab primer.
9. Kegiatan MPKP

3. Post conference
Komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
operan kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil
asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin
oleh kepala primer atau penanggung jawab primer.
9. Kegiatan MPKP

4. Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, disamping klien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh penanggung
jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
10. Penyusunan MPKP
a. Pembentukan Tim Jika MPKP akan diimplementasikan di rumah sakit yang
digunakan sebagai tempat proses belajar bagi mahasiswa keperawatan,
sebaiknya kelompok kerja ini melibatkan staf dari institusi yang berkaitan
sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan kolaborasi antara
pelayanan/rumah saklit dan institusi pendidikan. Tim ini bisa terdiri dari
seorang koordinator departemen, seorang penyelia, dan kepala ruang rawat
serta tenaga dari institusi pendidikan. (Sitorus, 2011).
b. Rancangan Penilaian Mutu Penilaian mutu asuhan keperawatan meliputi
kepuasan klien/keluarga kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai
dari dokumentasi keperawatan, lama hari rawat dan angka infeksi noksomial
(Sitorus, 2011).
c. Presentasi MPKP Selanjutnya dilakukan presentasi tentang MPKP dan hasil
penilaian mutu asuhan kepada pimpinan rumah sakit, departemen, staf
keperawatan, dan staf lain yang terlibat. Pada presentasi ini juga, sudah
dapat ditetapkan ruang rawat tempat implementasi MPKP akan
dilaksanakan (Sitorus, 2011).
11. Metode
MPKP a. Metode fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada
saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi,
misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.
b. Metode Tim
Metode ini digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari
berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.
Tujuan metode penugasan keperawatan tim untuk
memberikan keperawatan yang berpusat pada pasien.
c. Metode Primer
Metode primer adalah suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat professional bertanggung
jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam
11. Penjelasan Kapasitas
Tempat Tidur (BOR &
LOS)  a. BOR
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah presentase pemakaian tempat
tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai jumlah tempat
tidur yang terpakai untuk perawatan pasien di dalam ruangan
terhadap jumlah tempat tidur yang tersedia. Standar nilai BOR
menurut Barber Johnson adalah 75%-85% (Standar Internasional),
sedangkan standar nilai Depkes RI adalah 60%-85%. Adapun
perhitungan BOR adalah sebagai berikut:
11. Penjelasan Kapasitas
Tempat Tidur (BOR &
LOS) 2. ALOS (Average Length of Stay)
a. ALOS secara umum
Lama rawat inap pasien di ruang bedah X mulai bulan Januari sampai April rata
– rata 6-10 hari dengan presentase 30% dari total pasien 230 orang.
b. ALOS secara khusus
Lama rawat inap pasien di ruang bedah X berdasarkan divisi medis yaitu
sebagai berikut.
- Urologi
Lama rawat inap pasien di ruangan bedah X mulai bulan Januari sampai April
pada divisi urologi rata – rata 6 – 10 hari dengan presentase 30,16% dari total
pasien 126 orang.
- Digestif
Lama rawat inap pasien di ruangan bedah X mulai bulan Januari sampai April
pada divisi digestif rata – rata 6 – 10 hari dengan presentase 26,67% dari total
pasien 45 orang.
- Bedah Plastik
Lama rawat inap pasien di ruangan bedah X mulai bulan Januari sampai April
pada divisi bedah plastik rata – rata 6 – 10 hari dengan presentase 59,14% dari
total pasien 7 orang.
13. Tingkat Ketergantungan Pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat
ketergantungan klien :
1. Perawatan Total, yaitu klien memerlukan 5-7 jam perawatan langsung/24 jam
2. Perawatan Parsial, yaitu klien memerlukan 3-4 jam perawatan langsung /24 jam
3. Perawatan Mandiri, yaitu klien memerlukan 1-2 jam perawatan langsung /24 jam

Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien


Jumlah tenaga perawat = Jumlah pasien x tingkat ketergantungan pasien

Minimal Partial Care Total Care


Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai