Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MODEL PENGELOLAAN ASUHAN PASIEN

DENGAN METODE PRIMER

Disusun Oleh: Kelompok 3

1. Megawati Kristina parapat (1711113945) 9. Novitasari wijayanti (1711113771)


2. Mei indah novayani (1711123142) 10. Nur ela janniati sakina (1711123015)
3. Melly ani osasi hutapea (1711113943) 11. Permata rigina Sonia (1711122753)
4. Muhammad roni septiawan 12. Putri citra oktavia (1711114086)
(1711122820) 13. Putri dwi ayuningrum (1711113656)
5. Nanik saryati hutabarat (1711113669) 14. Putri melda nengsih (1711122243)
6. Netty ami ruhama (1711114102) 15. Ranti marisa (1711113708)
7. Nhelmy nursepta (1711114095) 16. Resty hoky (1711114076)
8. Nisa ulfitri (1711113979) 17. Retno ayu widiyastuti (1711113701)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan 24
jam hendaknya meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu
rumah sakit. Kualitas pelayanan keperawatan berjalan dengan baik apabila proses
keperawatan yang dilaksanakan terstruktur dengan baik (Farlinda, 2011). Kualitas
pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga demikian juga
sebaliknya jika pasien dan keluarga tidak puas maka akan meninggalkan rumah sakit bila
kualitas pelayanan buruk (Muhlisin, 2008). Kualitas pelayanan ditentukan oleh
manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk
memberikan asuhan keperawatan profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
profesional , sehingga diharapkan keduanya saling menopang dan berkesinambungan.
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
adalah memberikan rasa tanggung jawab perawat yang lebih tinggi sehingga terjadi
peningkatan kinerja kerja dan kepuasan pasien.
Hubungan yang baik antara pasien dan perawat dapat dilakukan apabila
menerapkan suatu model asuhan keperawatan yang baik, dengan demikian pelayanan
pasien menjadi sempurna sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien selama di rumah
sakit. Model pengelolaan asuhan pasien terdapat beberapa metode yaitu metode
fungsional, metode team, metode primer, metode manajemen kasus dan metode
modifikasi keperawan tim-primer. Katz, Jacquilile (1998) mengidentifikasi 8 model
pemberiaan asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit
adalah keperawatan Tim dan Keperawatan primer. Model asuhan pasien metode primer
adalah salah satu model praktik keperawatan keperawatan kepada pasien secara
komprehensifselama 24 jam dimulai sejak pasien masuk rumah sakit sampai pasien
keluar rumah sakit. Metode primer merupakan cara atau bntuk penerapan asuhan
keperawatan secara menyeluruh pada pasien yang dilakukan perawat primer dan
merupakan tanggung jawab perawat primer. Metode primer berbeda dengan metode
pemberian asuhan keperawatan yang lain, metode primr mempunyai kelebihan fokus
pada pasin yang menjadi tanggung jawab perawat, sedangkan kekurangannya adalah
perawat kurang mengetahui keadaan pasien lain yang bukan tanggungjawabnya. Asuhan
keperawatan yang rendah menyebabkan mutu pelayanan keperawatan juga menurun dan
akhirnya memicu ketidakpuasan pasien, hal yang demikian akan terus menerus berulang
jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, penyusun tertarik untuk membahas model
pengelolaan asuhan pasien metode primer.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penulisan ini
adalah:
1. Bagaimana definisi dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer?
2. Bagaimana contoh model pengelolaan asuhan pasien metode primer?
3. Bagaimana penerapan dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer?
4. Bagaimana keuntungan dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer?
5. Bagaimana kelemahan dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan definisi dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer
2. Untuk menjelaskan contoh dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer
3. Untuk menjelaskan penerapan dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer
4. Untuk menjelaskan keuntungan dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer
5. Untuk menjelaskan kelemahan dari model pengelolaan asuhan pasien metode primer
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu untuk memberikan wawasan pada setiap
pembaca khususnya perawat tentang modl pengolalaan asuhan pasien, dengan harapan
bisa menerapkannya dalam dunia pekerjaan sesuai dengan teori yang diuraikan.
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Definisi Metode Primer


Menurut Nursalam (2007) Metode primer adalah metode dalam pemberian asuhan
keperawatan yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Metode primer ialah metode penugasan di
mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien. Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Metode primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena  ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.

B. Contoh Metode Primer


 Metode Primer Di Ruang Rawat Inap
Salah satu Model Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional dan dilakukan
oleh perawat professional terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya mulai
dari pasien masuk rumah sakit sampai dengan pasien pulang. Asuhan keperawatan
selama 24 jam secara komprehensif langsung kepada pasien mulai dari rencana
tindakan sampai implementasi baik tindakan mandiri, kolaborasi, dan tindakan
invasif, mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang, serta tugas dan karakteristik
dari Perawat Primer sudah dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah sakit. Dimana
1 orang perawat dapat menangani dan bertanggung jawab terhadap 4-5 orang pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat juga melibatkan keluarga dalam
mengambil keputusan atas perawatan yang akan diterima oleh pasien itu sendiri
selama berada diruang Rawat Inap.
C. Keuntungan Metode Primer
 Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan motivasi,
tanggung jawab, dan tanggung gugat.
 Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer memberikan atau
mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
 Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien dan kebutuhan
fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian riwayat dan fisik,
mengembangkan rencana perawatan, dan melaksanakannya sebagai kesatuan antara
pasien dan pekerja kesehatan lain.
 Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang akan
memungkinkan pembentukan hubungan terapeutik.
 Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
 Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan pasien langsung.
 Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer operasional:
untuk menghadapi masalah staf dan penugasan dan memotivasi serta mendukung
staf.

Menurut Nursalam (2007) Keuntungan yang dirasakan klien ialah mereka merasa
lebih dihargai sebagai manusia karena terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Metode ini dapat meningkatkan
mutu asuhan keperawatan karena:

1. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi
asuhan keperawatan
2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam
4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
5. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel

Menurut Sitorus (2006), staf medis juga merasakan kepuasan dengan metode ini
karena senantiasa mendapat informasi tentang kondisi klien yang mutakhir dan
komprehensif.
D. Kelemahan Metode Primer
 Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,kemampuan mengambil keputusan
yang tepat, menguasai keperawatanklinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin ilmu
 Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
 Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

E. Penerapan Metode Primer


Penerapan metode ini pertama kali di lakukan di Inggris. Dimana seseorang yang
memperkenalkan metode ini pertama kalinya di Inggris yaitu Lydia Hall (1963) sistem ini
merupakan sistem dimana seorang perawat memiliki tanggung jawab selama 24 jam/hari
serta 7 hari/minggu dalam memberikan perawatan secara komprehesif individual dan
juga secara konsisten. Dalam penggunaan metode primer ini dibutuhkan pengetahuan dan
keterampilan manajemen, perawat primer disini juga memiliki tugas mengkaji dan
membuat prioritas kebutuhan pasien, mengidentifikasidiagnosa keperawatan,
mengembangkan rencana keperawatan dan mengevaluasi keefektivitasan asuhan
keperawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan keperawatan, perawat
primer mengkoordinasikan keperawatan serta menginformasikan tentang kesehatan yang
lainnya. Keperawatan primer sendiri melibatkan semua aspek peran professional dalam
keperawatan, termasuk memberikan pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan
keputusan dan kesenambungan keperawatan. Perawat primer selaku manager garis
terdepan dalam proses keperawatan pasien dengan segala akuntabilitas serta tanggung
jawab yang menyertainya (Neushotz, L & Joyce J, 2008 dalam Pramono et al, 2019).
Metode Primer merupakan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan yang
menunjukan nilai profesional, lebih adaptif dan kompetitif, model asuhan keperawatan
yang efektif, dan tetap mempertimbangkan standar kualitas dan berkaitan erat dengan
patient safety. Metode primer dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Metode primer sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan
klien karena perawat bertanggung jawab langsung mulai dari klien masuk sampai keluar
rumah sakit, menciptakan hubungan kedekatan klien, keluarga dan perawat terjalin
dengan baik dalam kaitannya dengan komunikasi terapeutik (Suarli, 2012).
Pada model ini, klien, keluarga, staf medik dan staf keperawatan akan mengetahui
bahwa pasien tertentu akan merupakan tanggung jawab perawat primer tertentu. Setiap
perawat primermempunyai 4-6 pasien. Seorang perawat primer mempunyai kewenangan
untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah, dan
lain sebagainya. Dengan diberikannya kewenangan tersebut, maka dituntut akuntabilitas
yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan. Tanggung jawab
mencakup periode 24 jam, dengan perawat kolega yang memberikan perawatan bila
perawat primer tidak ada. Perawatan yang diberikan, direncanakan dan ditentukan secara
total oleh perawat primer. Metode keperawatan primer mendorong praktek
kemandirian perawat, yang ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan
dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Perawat primer bertanggung
jawab untuk membangun komunikasi yang jelas di antara pasien, dokter, perawat asosiet,
dan anggota tim kesehatan lain. Walaupun perawat primer membuat rencana
keperawatan, umpan balik dari orang lain diperlukan untuk pengkoordinasian asuhan
keperawatan klien.
Dalam menetapkan seseorang menjadi perawat primer perlu berhati – hati karena
memerlukan beberapa kriteria, di antaranya dalam menetapkan kemampuan asertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,
akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan baik antar berbagai disiplin ilmu. Di
negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk sebagai perawat primer adalah
seorang perawat spesialis klinik yang mempunyai kualifikasi master dalam bidang
keperawatan.
Karakteristik modalitas keperawatan primer adalah :
 Perawat primer mempunyai tanggungjawab untuk asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai pemulangan
 Perawat primer melakukan pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi
dengan pasien dan professional kesehatan lain, dan menyusun rencana perawatan.
 Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh perawat
primer kepada perawat sekunder selama shift lain.
 Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
 Autoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada perawat primer.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode primer adalah metode pemberian asuhan keperawatan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan selama
pasien dirawat. Contoh metode primer adalah di ruangan rawat inap dimana satu perawat
bertanggung terhadap pasien dari pasien masuk sampai pasien pulang. Pemberian asuhan
keperawatan selama 24 jam ini dilakukan secara komprehensif langsung kepada pasien
mulai dari rencana tindakan sampai implementasi baik tindakan mandiri, kolaborasi, dan
tindakan invasif. Setiap perawat ruangan rawat inap ini dapat menangani dan bertanggung
jawab terhadap 4-5 orang pasien. Metode primer ini pun memiliki keuntungan dan
kelemahan, salah satu keuntungannya adalah memberikan peningkatan autonomi pada pihak
perawat, sehingga meningkatkan motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat sedangkan
kelemahanya adalah memerlukan kualitas dan kuantitas tenang perawat.

B. Saran

Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar


dapat membuat makalah yang baik dan benar. Terutama litelatur yang berhubungan dengan
model praktik keperawatan profesional supaya mempermudah mahasiswa perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2001. Dasar- Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika. 

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses (3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2012.  Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Pramono, L. H., dkk. (2019). Konsep Sistem Pengorganisasian Asuhan Keperawatan Dengan
Metode Primer. Makalah. Diperoleh tanggal 24 Februari 2021 dari
https://id.scribd.com/document/407811727/Makalah-Metode-Primer-Revisi.

S. Suarli, (2012). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga. Jakarta.

Suarli, Bahtial. (2011). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga

Swanburg, Russel C. 2000. Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai