Anda di halaman 1dari 141

Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Dengan

Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum Di Puskesmas


Ciputat Timur Tahun 2015

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Kesehatan Masyarakat (SKM)

Halimatusa’diah
NIM : 1111101000007

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2015 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, December 2015

Nama : Halimatusa’diah, NIM : 1111101000007


Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan
Ulang Rawat Jalan Umum Di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
xvi + 124 halaman, 11 tabel, 2 bagan, 5 lampiran

ABSTRAK

Beberapa penelitian menyatakan bahwa adanya hubungan mutu pelayanan dengan


minat kunjungan ulang. Berdasarkan data Puskesmas Ciputat Timur menunjukkan bahwa
terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien lama dari tahun 2013 sebanyak 42.912 menjadi
14.923 pada tahun 2014. Penurunan jumlah kunjungan ini mengindikasikan kemungkinan
adanya ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan sehingga
mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Sampel yang diteliti sebanyak 60 orang yang diperoleh dengan
metode systematic random sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat,
bivariat pada kuantitatif dan content analysis pada kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang
pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur sebesar 81,7%. Persepsi pasien
tentang pelayanan baik yaitu 53,3% kehandalan pelayanan, 60% daya tanggap pelayanan,
71,7% jaminan pelayanan, 61,7% empati pelayanan dan 73,3% daya bukti langsung
pelayanan.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kehandalan, empati dan daya
bukti langsung memiliki hubungan bermakna dengan minat kunjungan ulang. Sedangkan
variabel daya tanggap dan jaminan tidak memiliki hubungan dengan minat kunjungan ulang.
Faktor yang mempengaruhi minat kunjungan ulang karena faktor biaya, faktor jarak dan
faktor akses yang mudah dijangkau.
Hasil penelitian ini diharapkan Puskesmas Ciputat Timur dapat meningkatkan
pelayanan yaitu melakukan pengawasan kinerja petugas dan memberikan pelatihan petugas
agar mampu meningkatkan profesionalitas kerja serta memberikan reward (penghargaan)
kepada petugas yang mampu melayani pasien dengan baik.
Kata Kunci : Persepsi, Mutu Pelayanan, Minat
Daftar Bacaan : 66 (1980 – 2014)
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
HEALTH CARE MANAGEMENT
Undergraduate Thesis, December 2015

Name : Halimatusa’diah, ID Number : 1111101000007


The relationship with service quality and re-visit interest at Health Center East Ciputat
in 2015
xvi + 124 pages, 11 tables, 2 schemes, 5 attachments

ABSTRACT

Some studies suggest that the relationship with service quality and re-visit interest.
Based on Health Center East Chester data showed that the reduction of patient visits in 2013
from 42.912 visits into 14.912 visits in 2014. The reduction in the number of these visits may
indicate dissatisfaction of patients on the quality of services provided to influence the level of
utilization of health center services.
This study uses a cross sectional study design with quantitative and qualitative
approaches. Samples were examined as many as 60 people were obtained by systematic
random sampling method. The analysis is univariate, bivariate on the quantitative and
qualitative content analysis.
The results showed that the interest of the patient to re-visit general outpatient
services at the health center of East Ciputat is 81.7%. Patient's perceptions of good service
are 53.3% of reliable service, 60% of responsive service, 71.7% of service guarantees, 61.7%
of empathetic service empathy and 73.3% of direct service.
The conclusion of this study indicates that the variable reliability, empathy and direct
evidence of power have a significant relationship with re-visit interest. Meanwhile,
responsiveness and assurance variable has no relationship to re-visit interest. Factors
affecting re-visit interest because of the cost factor, the distance factor and the factor of
access within easy reach.
The result is expected to be a reference to the Puskesmas Ciputat Timur to improve
health center services in supervising the performance of officers in order to raise the
professional work, reward (award) for officers who are able to serve the patients well,
attaching the information contained to always keep the health center and provide training
officers to improve their performance in providing service.

Keyword : Perception, Service quality, Interest


References : 66 (1980 – 2014)
i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi
Nama : Halimatusa’diah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir Alamat
: Tangerang, 19 Juli 1993
Agama No. Telp : Jl. Aria Putra Gg Sukma RT 03/01, TangSel
E-mail : Islam
: 085691585303
:

2. Riwayat Pendidikan
2011 - sekarang
: Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK), Kesehatan Masyarakat Univer
: SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
: SMP Puspita Bangsa
: SDN Serua 1
: TK Miftahul Jannah
2008 – 2011
2005 – 2008
1999 - 2005
1998 - 1999
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Kedokteran
Segala dan Ilmu
puji kehadirat Kesehatan
Allah SWT, Universitas
yang tidak IslamdanNegeri
pernah tidur Syarif
selalu dekat
Hidayatullah
dengan hamba-Nya. Jakarta.
Syukur senantiasa terucap atas segala nikmat dan rahmat-Nya
3. penulis
sehingga Ibu Fajar
dapatAriyanti, Ph.D skripsi
menyelesaikan selaku dengan
ketua judul
Program Studi Kesehatan
“Hubungan Persepsi
Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Rawat (FKIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jalan Umum Di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015”. Jakarta.
4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM. MKM dan Yuli Amran, SKM,
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana
MKM selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahan sehingga
kesehatan masyarakat (SKM) Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan rasa terima kasih yang tiada
terhingga kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta, ibu dan bapak sebagai penyemangat
hidupku, yang selalu memberikan kasih sayang dan doa tiada henti
kepada penulis, semoga ibu dan bapak selalu dalam Rahmat dan Karunia
ii

5. Seluruh staff Puskesmas Ciputat Timur, terimakasih telah membantu


peneliti dalam melakukan penelitian skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Kesehatan
Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011, terima
kasih telah menjadi classmate yang menyenangkan, sukses selalu buat kita
semua.
Sahabat - sahabat tercintaku Turbulent (Sevi, Yunita, Ria, Mami dan Elle), Perut Karet (Fera d
Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih kurang dari sempurn
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Ciputat, Desember 2015

Penulis
i

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN i
ABSTRAKii PERNYATAAN PERSETUJUANiv LEMBAR PENGESAHANv DAFTAR RIWAYA
DAFTAR TABELxiii
DAFTAR BAGANxv DAFTAR LAMPIRANxvi

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang1
Rumusan Masalah5
Pertanyaan Penelitian6
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum 8
2. Tujuan Khusus 8
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Tangerang Selatan 10
2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur 10
3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta 10
4. Bagi Peneliti 11
F. Ruang Lingkup Penelitian 11
v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Minat Kunjungan Ulang 12
B. Persepsi 15
Mutu Pelayanan17
Pelayanan Kesehatan22
Pelayanan Rawat Jalan25
Pemanfaatan pelayanan kesehatan26
Puskesmas27
Kerangka teori31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL


Kerangka Konsep34
Definisi Operasional35
Definisi Istilah38
Hipotesis Penelitian39

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian40
B. Lokasi dan Waktu 40
C. Populasi, Sampel dan Informan Penelitian 42
1. Populasi 41
2. Sampel 41
3. Informan Penelitian 44
D. Cara Pengumpulan Data 45
E. Instrumen Penelitian 46
F. Triangulasi 47
v

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 47


H. Uji Normalitas 48
I. Pengolahan Data 50
J. Analisis Data 51

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Analisis Univariat
Gambaran Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan54
Gambaran Persepsi Pasien tentang Kehandalan Pelayanan55
Gambaran Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Pelayanan55
Gambaran Persepsi Pasien tentang Jaminan Pelayanan56
Gambaran Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan57
Gambaran Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung Pelayanan 58

B. Analisis Bivariat
Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Pelayanan Terhadap Minat Kunjungan Ulang60
Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Pelayanan
Terhadap Minat Kunjungan Ulang61
Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Pelayanan Terhadap
Minat Kunjungan Ulang 63
4. Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan Terhadap
Minat Kunjungan Ulang 64
5. Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung Pelayanan
Terhadap Minat Kunjungan Ulang 65
6. Alasan Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas
Ciputat Timur 67
v

BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian 73
B. Gambaran Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas
Ciputat Timur 74
C. Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Pelayanan Terhadap
Minat Kunjungan Ulang77
Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Pelayanan
Terhadap Minat Kunjungan Ulang81
Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Pelayanan Terhadap
Minat Kunjungan Ulang83
Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan Terhadap
Minat Kunjungan Ulang86
Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung Pelayanan Terhadap Minat Kunjungan Ula
Alasan Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas
Ciputat Timur91

BAB VI PENUTUP
Simpulan95
Saran96

DAFTAR PUSTAKA 98
LAMPIRAN
v

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman


5.1 Distribusi Frekuensi Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan 55
Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
5.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kehandalan 56
Pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur
Tahun 2015
5.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap 57
Pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur
Tahun 2015
5.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Jaminan 58
Pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur
Tahun 2015
5.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan 59
Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
5.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Daya Bukti 60
Langsung Pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat
Timur Tahun 2015
5.7 Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan 61
Terhadap Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan Umum di
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
5.8 Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap 63
Terhadap Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan Umum di
Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
i

5.9 Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Terhadap 64


Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas
Ciputat Timur Tahun 2015
5.10 Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Terhadap 65
Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas
Ciputat Timur Tahun 2015
5.11 Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti 67
Langsung Terhadap Minat Kunjungan Ulang Rawat Jalan
Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015
x

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

2.1 Kerangka Teori 34

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 35


x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Matriks Wawancara

Lampiran 3 Hasil Observasi

Lampiran 4 Uji validitas, Reliabilitas dan Normalitas

Lampiran 5 Analisis Univariat dan Bivariat


BAB I

PENDAHULUAN

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Provinsi Banten merupakan salah


A. Latar Belakang
satu provinsi yang memiliki jumlah rasio Puskesmas rendah. Rendahnya jumlah
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nomor 128 tahun
rasio Puskesmas yang dimiliki, mengharuskan Pemerintah untuk lebih
2004 Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai Unit Pelaksana
memaksimalkan kualitas pelayanan yang sudah ada agar kebutuhan masyarakat
Teknis Dinas (UPTD) yaitu unit organisasi yang diberikan kewenangan
akan pelayanan bisa terpenuhi karena selama ini pelayanan pengobatan di
kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk melaksanakan tugas-tugas
Puskesmas pada umumnya mempunyai citra kurang baik dibanding fasilitas-
teknis operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Di dalam

puskesmas terdapat enam pokok upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan

oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


1 merupakan salah satu fasilitas

kesehatan yang banyak dimanfaatkan masyarakat. Di Indonesia tahun

2014
2

fasilitas kesehatan lain. Ia sering menjadi pilihan akhir atau bukan tujuan pertama,

misalnya untuk meminta surat rujukan supaya dapat berobat di fasilitas kesehatan

pemerintah yang lebih tinggi tingkat pelayanannya (Irawati, 2011).


pelayanan kesehatan tersebut pada orang di sekitarnya. Sehingga mempengaruhi
Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan di Indonesia
pengambilan keputusan pembelian ulang yang nantinya akan mempengaruhi
maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan dengan mutu
ucapan konsumen tentang pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang baik dan
pelayanan kesehatan. Puskesmas diharapkan memberikan pelayanan kesehatan
bermutu akan meningkatkan jumlah kunjungan yang pada akhirnya akan
yang bermutu, memuaskan, sesuai standar dan etika profesi (Tombi dkk, 2012).
meningkatkan jumlah pendapatan Puskesmas (Trimurthy, 2008).
Pelayanan yang bermutu merupakan hal yang penting karena persepsi tentang

kualitas pelayanan suatu institusi kesehatan yang terbentuk saat kunjungan

pasien. Persepsi tentang mutu yang buruk akan sangat mempengaruhi keputusan

dalam kunjungan berikutnya dan pasien biasanya mencari tempat pelayanan

kesehatan yang lain (Trimurthy, 2008).

Mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan


yang
3

Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu Puskesmas di Tangerang

Selatan yang memiliki wilayah kerja yang cukup luas. Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Tangerang Selatan bahwa pada tahun 2013 terdapat 4.207 kunjungan
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas (Trimurthy, 2008). Oleh sebab itu,
baru rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur sementara, pada tahun
terjadinya penurunan jumlah kunjungan lama ini menunjukkan bahwa minat
2014 terdapat kenaikan jumlah kunjungan baru rawat jalan umum yaitu sebesar
kunjungan pasien untuk melakukan kembali pelayanan Puskesmas juga menurun.
6.781 kunjungan. Hal yang berbeda dengan jumlah kunjungan lama pasien
Alfikri (2000) mengatakan bahwa terjadinya penurunan kunjungan menunjukkan
rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur, tahun 2013 sebanyak 42.912
bahwa adanya permasalahan dalam pengelolaan pelayanan.
jumlah kunjungan sedangkan tahun 2014 hanya terdapat 14.923 jumlah

kunjungan. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir terjadi

penurunan kunjungan pasien lama ke puskesmas hingga 34%.

Kunjungan lama menunjukkan minat pasien untuk memanfaatkan kembali

pelayanan yang telah mereka rasakan. Salah satu penyebab suatu produk

dikatakan bermutu apabila konsumen melakukan pembelian secara

berulang.
4

Sehingga untuk meningkatkan kunjungan pasien Puskesmas, maka Puskesmas

Ciputat Timur harus mampu menampilkan dan memberikan pelayanan kesehatan

yang berkualitas dan bermutu sehinggga mampu memberikan kepuasan pasien


minat kunjungan ulang.
(Riyadi, 2009). Tanpa adanya peningkatan mutu pelayanan dari Puskesmas,
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2006) membuktikan bahwa
maka dalam jangka panjang masyarakat menengah ke atas akan lebih memilih
tarif dan akses lokasi mempengaruhi keputusan pemanfaatan ulang poliklinik
balai pengobatan swasta, sedangkan Puskesmas akan dijauhi. (Rofianti, 2002)
umum RSPWC. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rumengan,
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, dari 10 orang
dkk (2015) yang menunjukkan bahwa ada hubungan akses layanan dengan
yang melakukan pengobatan di Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 5 orang
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Berdasarkan hal tersebut, maka
yang tidak berminat untuk melakukan kunjungan ulang. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rafsanjanie (2014) menjelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi minat berkunjung kembali yaitu persepsi pasien tentang mutu

pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan

daya bukti langsung. Rupirda (2013) juga menjelaskan bahwa mutu

pelayanan (kehandalan, daya


5

peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan persepsi pasien terhadap mutu

pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas

Ciputat Timur tahun 2015.


kunjungan pasien lama ke puskesmas hingga 34%.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, dari 10 orang yang
B. Rumusan Masalah
melakukan pengobatan di Puskesmas Ciputat Timur sebanyak 5 orang yang tidak
Puskesmas Ciputat Timur merupakan salah satu Puskesmas di Tangerang
berminat untuk melakukan kunjungan ulang. Berdasarkan hal tersebut, maka
Selatan yang memiliki wilayah kerja yang cukup luas. Berdasarkan data Dinas
peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan persepsi pasien terhadap mutu
Kesehatan Tangerang Selatan bahwa pada tahun 2013 terdapat 4.207 kunjungan

baru rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur sementara, pada tahun

2014 terdapat kenaikan jumlah kunjungan baru rawat jalan umum yaitu sebesar

6.781 kunjungan. Hal yang berbeda dengan jumlah kunjungan lama pasien

rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur, tahun 2013 sebanyak 42.912

jumlah kunjungan sedangkan tahun 2014 hanya terdapat 14.923 jumlah

kunjungan. Data
6

pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas

Ciputat Timur tahun 2015.

6. Bagaimana gambaran persepsi pasien tentang dimensi daya bukti langsung


C. Pertanyaan Penelitian
terhadap pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun
1. Bagaimana gambaran minat pasien untuk melakukan pemanfaatan ulang
2015?
pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015?
7. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi kehandalan terhadap
2. Bagaimana gambaran persepsi pasien tentang dimensi kehandalan
minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur
terhadap pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun
tahun 2015?
2015?

3. Bagaimana gambaran persepsi pasien tentang dimensi daya tanggap

terhadap pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2015?

4. Bagaimana gambaran persepsi pasien tentang dimensi jaminan terhadap

pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015?


7

8. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi daya tanggap terhadap

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur

tahun 2015?

9. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi jaminan terhadap

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur

tahun 2015?

10. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi empati terhadap

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur

tahun 2015?

11. Apakah ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi daya bukti langsung

terhadap minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat

Timur tahun 2015?

12. Apa alasan lain yang mempengaruhi pasien melakukan kunjungan ulang

rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur?


8

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dengan minat

pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2015.

Tujuan Khusus

Diketahui gambaran minat pasien untuk melakukan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan um
Diketahui gambaran persepsi pasien tentang dimensi kehandalan terhadap pelayanan rawat jalan um
Diketahui gambaran persepsi pasien tentang dimensi daya tanggap terhadap pelayanan rawat jal
2015.

d. Diketahui gambaran persepsi pasien tentang dimensi jaminan terhadap

pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

e. Diketahui gambaran persepsi pasien tentang dimensi empati terhadap

pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.


9

f. Diketahui gambaran persepsi pasien tentang dimensi daya bukti langsung

terhadap pelayanan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2015.
tahun 2015.
g. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang dimensi kehandalan
k. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang dimensi daya bukti langsung
terhadap minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas
terhadap minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas
Ciputat Timur tahun 2015.
Ciputat Timur tahun 2015.
h. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang dimensi daya tanggap
l. Diketahui alasan lain yang mempengaruhi pasien melakukan pemanfaatan
terhadap minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas
ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur.
Ciputat Timur tahun 2015.

i. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang dimensi jaminan terhadap

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur

tahun 2015.

j. Diketahui hubungan persepsi pasien tentang dimensi empati terhadap

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat


1

E. Manfaat

1. Bagi Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada dinas terkait


masyarakat.
tentang mutu pelayanan Puskesmas sehingga lebih meningkatkan
b. Sebagai tambahan wawasan kepustakaan sehingga dapat memberikan
kualitas pelayanan Puskesmas di Tangerang Selatan.
masukan bagi peneliti dimasa mendatang khususnya tentang mutu
b. Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi oleh Dinas Kesehatan
pelayanan dan minat pemanfaatan ulang di Puskesmas.
agar meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas.
c. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan oleh peneliti lain.
2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan kepada Puskesmas Ciputat

Timur untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja Puskesmas.

3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Terlaksananya salah satu dari upaya untuk mengimplementasikan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu; akademik, penelitian dan pengabdian


1

4. Bagi Peneliti

a. Menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman peneliti

terkait mutu pelayanan dan minat pemanfaatan ulang di Puskesmas

Ciputat Timur.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain terkait mutu pelayanan

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan mixed methods yaitu menggabungkan studi penelitian kuantitatif dan kua
Puskesmas Ciputat Timur. Sampel penelitian ini sebanyak 60 responden yang

merupakan pasien baru rawat jalan umum yang berkunjung di Puskesmas

Ciputat Timur dan telah merasakan pelayanan di balai pengobatan umum.

Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan metode purposive sampling

dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Penelitian ini dilakukan di

Puskesmas Ciputat Timur Jl. Anggur 1 No. 3, Tangerang Selatan. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

purchase) menurut Peter/Oslen (2002) dalam Handayani (2012) adalah


A. Minat Kunjungan Ulang
kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau beberapa kali.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang
Menurut Engel dkk (1994) dalam Riyadi (2002) minat konsumen
kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu di masa
didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi
mengkonsumsikan dan menghabiskan jasa, termasuk proses keputusan yang

mendahului tindakan tersebut.

Kotler (2009) dan Hartono (2010) dalam Hamidiyah (2013)

menyebutkan bahwa minat pembelian ulang merupakan bagian dari perilaku

purna pembelian, setelah membeli12produk, konsumen akan mengalami level

kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan terhadap

produk
1

menyebabkab perubahan perilaku (Kotler dan Keller, 2007). Ada beberapa

ciri pelanggan dianggap loyal, sebagai berikut :

1. Pelanggan yang melakukan pembelian ulang secara teratur.


Keputusan kunjungan ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai
2. Pelanggan yang membeli untuk produk yang lain ditempat yang sama
respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk
3. Pelanggan yang mereferensikan kepada orang lain
melakukan pembelian ulang. Proses keputusan pembelian ulang terbentuk
4. Pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk
pada tahapan purna beli dimana konsumen merasakan puas atau tidak puas
berpindah ke tempat lain.
terhadap suatu produk.
Suatu penelitian menemukan mengapa pasien tidak kembali lagi

disebabkan sebagai berikut (Lebouef, 1992) :

1. 3% pindah tempat tinggal,

2. 5% menemukan persahabatan baru dengan perusahaan lain,

3. 9% karena bujukan pesaing,

4. 14% tidak puas akan mutu pelayanan,

5. 68% sikap masa bodoh atau ketidak pedulian perusahaan (Lebouef, 1992)
1

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rafsanjanie (2014) menjelaskan

bahwa ada hubungan antara persepsi mutu pelayanan berdasarkan dimensi

kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan daya bukti langsung dengan
waktu pelayanan, informasi, hubungan pasien dengan pemberi layanan,
keputusan berkunjung kembali. Rupirda (2013) juga menjelaskan bahwa ada
lingkungan mempengaruhi kunjungan ulang pasien.
hubungan mutu pelayanan (kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan

daya bukti langsung) dengan minat kunjungan ulang. Hamidiyah (2013)

juga menjelaskan bahwa ada hubungan dimensi kehandalan, daya

tanggap, jaminan, empati, dan daya bukti langsung dengan minat kunjungan

ulang.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Subekorini tahun 2006

menjelaskan bahwa mutu pelayanan petugas loket, mutu pelayanan dokter,

mutu pelayanan perawat, mutu pelayanan petugas obat dan mutu kondisi

lingkungan mempengaruhi pemanfaatan ulang pelayanan pengobatan rawat

jalan umum di Puskesmas Pejagon. Sedangkan menurut penelitian


1

B. Persepsi

Sugihartono, dkk (2007) mengemukakan bahwa persepsi adalah

kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk

pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,


menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Walgito
pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu
(2004) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses
objek.
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh
Menurut Sunaryo (2004) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai
organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan
berikut:
merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
a. Adanya objek yang dipersepsi
Menurut Toha (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,

keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,

gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

2. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,


1

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus


2) Objek yang dipersepsikan
d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat
kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
mempengaruhi apa yang dipersepsikan.
Persepsi seseorang dalam melakukan penilaian terhadap kualitas

pelayanan menurut Engel (1994) dalam Hamidiyah (2013) akan sangat

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Menurut Robbins (2001) dan

Muchlas (2005) dalam Hamidiyah (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan sebagai berikut :

1) Pelaku persepsi (perceiver)

Seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik priibadi dari pelaku persepsi individual itu.


1

3) Situasi

Selain kedua hal tersebut situasi berpengaruh pula terhadap persepsi

individu. Situasi ini mencangkup waktu, keadaan/tempat kerja dan

keadaan sosial.

C. Mutu Pelayanan

Menurut Heizer dan Render (2001) yang diadopsi oleh American Society for Quality Control, peng
Mutu pelayanan (Depkes RI, 2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok dan atupun masyarakat.

Mutu pelayanan kesehatan merupakan kesempurnaan suatu produk dalam

pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa. Pelayanan

yang bermutu merupakan penyelenggaraan pelayanan yang diberikan sesuai

dengan prosedur dan standar pada kode etik profesi yang telah ditetapkan,
1

dengan menyesuaikan potensi dari sumber daya yang tersedia secara aman

dan memuaskan yang dilakukan dengan wajar, efisien dan efektif dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat


nantinya dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
konsumen (Azwar, 2007). Pengertian mutu pelayanan kesehatan untuk
3. Menurut pihak manajemen, mutu pelayanan kesehatan adalah seorang
masing profesi berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan mereka, dapat dilihat
pemimpin atau manajer yang mampu mengatur staf dan masyarakat
sebagai berikut (Wijono, 2011) :
sebagai konsumen untuk mengikuti prosedur yang berlaku.
1. Menurut pengguna layanan kesehatan atau masyarakat, mutu
4. Menurut pemilik pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan merupakan pelayanan yang dapat memenuhi
merupakan tenaga professional yang dimilki oleh perusahaan dan
keinginan atau pengaharapan mereka dan kebutuhan yang

diselenggarakan dengan cara sopan, ramah, empati, menghargai, dan

tanggap.

2. Menurut pemberi layanan kesehatan atau petugas, mutu pelayanan

kesehatan adalah memberi pelayanan kepada konsumen secara

professional sesuai dengan pendidikan dan pengetahuan yang


1

mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada pasien atau

masyarakat.

Teori di atas hampir serupa dengan pendapat Supardi (2008) yang


memperoleh pelayanan kesehatan.
menyatakan mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari sudut
Menurut Zeithaml mutu jasa/pelayanan merupakan konstruksi multi
pandang pengguna layanan, penyandang dana pelayanan, dan
dimensi, yang terdiri dari banyak atribut yang berbeda satu sama lain, yang
penyelenggara pelayanan. Azlina (2013) juga menyatakan mutu pelayanan
meliputi (Parasuraman dkk, 1990) :
kesehatan bagi pasien lebih terfokus pada dimensi daya tanggap petugas
a. Nyata/berwujud (Tangible)
dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien meliputi
b. Kehandalan (Reliability)
keramahan petugas dan komunikasi petugas dengan pasien.

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Rosita, dkk (2011)

dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dimana empati atau

perhatian tenaga kesehatan sangat diharapkan oleh pemakai jasa atau

pasien. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu

pelayanan
2

c. Cepat tanggap (Responsiveness)

d. Kompetensi (Competence)

e. Kemudahan (Access)
1) Kehandalan (Realibility)
f. Keramahan (Courtesy)
Kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat (akurat) dan
g. Komunikasi (Communication)
memuaskan. Secara umum dimensi kehandalan merefleksikan
h. Kepercayaan (Credibility)
konsistensi dan kehandalan (hal yang dapat dipercaya dan
i. Kemananan (Security)
dipertanggung jawabkan ) dari penyedia pelayanan. Dengan kata lain,
j. Pemahaman pelanggan (Understanding the Customer)
kehandalan berarti sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah
Dalam perkembangan selanjutnya, dirasakan adanya dimensi mutu

pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya yang

dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh Parasuraman

dimensi-dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi (ukuran) kualitas

jasa/pelayanan karena dirasakan adanya dimensi mutu yang saling

tumpang
2

dijanjikan kepada pelanggannya dengan memuaskan. Hal ini berkaitan

erat dengan apakah perusahaan/instansi memberikan tingkat pelayanan

yang sama dari waktu ke waktu, apakah perusahaan/instansi memenuhi

janjinya, membuat catatan yang akurat dan melayani secara benar.

2) Cepat tanggap (Responsiveness)

Keinginan para karyawan/staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan melaksana
memberikan pelayanan.

3) Jaminan (Assurance)

Karyawan/staf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dpercaya,

bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-raguan. Dimensi-

dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan (sopan

santun) kepada pelanggan dan kemanan operasinya. Kompetensi ini


2

berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan

jasa.

4) Empati (Empaty)
Karyawan/staf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahannya me

5) Bukti Fisik (Tangible)


Bukti fisik berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang siappakaisertapenamp

(Retraningsih, 2013)

D. Pelayanan Kesehatan

Terdapat tiga strata pelayanan kesehatan disemua Negara, diantaranya adalah

sebagai berikut (Iqbal dkk, 2009) :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)


2

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit

ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka

atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien
populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan kesehatan yang
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
diperlukan bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health service) atau
Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health
Contohnya : Rumah sakit tipe A dan B.
care). Bentuk pelayanan ini adalah Puskesmas, Puskesmas pembantu,
Ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun
puskesmas keliling dan Balkesmas.
berada di dalam suatu sistem dan saling berhubungan.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services)

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat

yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani

oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah

Sakit tipe C dan D dan memerlukan tenaga spesialis.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)


2

Suatu pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat

berikut ini (Iqbal dkk, 2009) :

a. Tersedia (available) dan berkesinambungan (continous). Artinya


yang ditetapkan harus sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
pelayanan kesehatan tidak sulit ditemukan keberadaannya, mudah
Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian
diakses oleh masyarakat kapan pun dibutuhkan.
kecil masyarakat.
b. Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar (appropriate). Artinya
e. Bermutu (quality). Artinya merujuk pada tingkat kesempurnaan dalam
bahwa pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan
memberikan pelayanan kesehatan, tata cara penyelenggaraan harus sesuai
kebudayaan masyarakat (adat istiadat, kebudayaan, keyakinan,
dengan kode etik dan standar yang telah ditetapkan.
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar).

c. Mudah dicapai (accessible). Artinya pelayanan kesehatan yang baik

harus bersifat merata tidak hanya berfokus pada diperkotaan saja

melainkan juga dipedesaan.

d. Mudah dijangkau (affordable). Artinya pelayanan kesehatan yang

diberikan mudah dijangkau dalam sudut biaya. Biaya pelayanan


2

E. Pelayanan Rawat Jalan

Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang

melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan,

2. Peningkatan kemampuan dan sistem reimbursement untuk prosedur di


termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik (Thimurthy, 2008).
rawat jalan,
Pelayanan rawat jalan di Puskesmas adalah segala bentuk pelayanan yang
3. Perkembangan secara terus menerus dari teknologi tinggi untuk pelayanan
diberikan kepada seseorang/pasien tidak dalam bentuk rawat inap untuk
rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan rawat jalan pada abad
menghilangkan penyakit atau gejalanya yang dilakukan oleh tenaga
mendatang.
kesehatan dengan cara-cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan

tersebut. Bentuk pelayanan pengobatan di Puskesmas diarahkan dengan

menggunakan tiga cara yaitu diagnosa penyakit, tindakan pengobatan dan

rujukan (Riyadi, 2002)

Disebutkan juga bahwa akhir tahun 1990-an. Pertumbuhan yang

cepat dari rawat jalan ditentukan oleh tiga faktor yaitu (Thimurthy, 2008) :

1. Penekanan biaya untuk mengontrol peningkatan harga perawatan


2

Tujuan pelayanan rawat jalan di antaranya adalah untuk memberikan

konsultasi kepada pasien yang memerlukan pendapat dari seorang dokter

spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak dan untuk menyediakan

tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus dikontrol
Tenagapelayanandirawatjalanadalahtenagayanglangsung berhubungan dengan pasien, yaitu (D
Tenagaadministrasi(nonmedis)yangmemberikanpelayanan penerimaan pendaftaran dan pemba
Tenaga keperawatan (paramedis) sebagai mitra dokter dalam memberikan pelayanan pemeriks
Tenaga dokter (medis) pada masing-masing poliklinik yang ada.

F. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Andersen, (1995) menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh komponen predisposisi, pemungkin, dan

kebutuhan seseorang akan pelayanan kesehatan. Andersen (1995),

menguraikan komponen predisposisi tersebut dalam 3 faktor yaitu :

1. Faktor demografi : terdiri dari usia, jenis kelamin dan status perkawinan.

struktur sosial; terdiri dari tingkat pendidikan, pekerjaan dan ras.


2

kepercayaan terdiri dari keyakinan, sikap atau pandangan terhadap

pelayanan kesehatan dan pengetahuan.

2. Faktor pemungkin terdiri dari sumber daya keluarga (pendapatan, cakupan

asuransi), kualitas pelayanan dan jarak.

Faktor kebutuhan terdiri dari tarif, fasilitas, pelayanan personil, lokasi, kecepatan pelayanan, dan
Kebutuhan yang dirasakan yaitu keadaan kesehatan yang dirasakan
Evaluate/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian pe

G. Puskesmas

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kemenkes) Nomor 128 tahun

2004 Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai Unit Pelaksana

Teknis Dinas (UPTD) yaitu unit organisasi yang diberikan kewenangan

kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk melaksanakan tugas-

tugas teknis operasional pembangunan kesehatan diwilayah kecamatan.

Puskesmas memiliki fungsi sebagai berikut (Trihono, 2005) :


2

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat

dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembanguna
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat


Puskesmasselaluberupayaagarperoranganterutamapemuka masyarakat, keluarga dan masyarak

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan

kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut

menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini


2

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya

sosial budaya masyarakat setempat.

ditambah dengan rawat inap.


3. Puskesmas pelayanan kesehatan strata pertama
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
bersifat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
bertanggungjawab puskesmas meliputi :
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang

bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit,

pelayanan
3

kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,

pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa


c) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
d) Upaya Perbaikan Gizi
lainnya. Upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yaitu
e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(Trihono, 2005) :
f) Upaya Pengobatan
1) Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang

mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh

setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib

tersebut adalah :

a) Upaya Promosi Kesehatan


3

2) Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di


i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan


H. Kerangka Teori
pokok puskesmas yang telah ada, yakni :
Perilaku pembeli dapat dijadikan kiat dasar untuk menghubungkan
a) Upaya Kesehatan Sekolah
kualitas pelayanan kepuasan dan minat. Perilaku konsumen untuk
b) Upaya Kesehatan Olah Raga
menggunakan pelayanan yang sama apabila mereka merasa puas dengan
c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d) Upaya Kesehatan Kerja

e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f) Upaya Kesehatan Jiwa

g) Upaya Kesehatan Mata

h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut


3

pelayanan yang mereka terima. Pembeli yang merasa puas akan kualitas

produk jasa yang mereka terima akan membeli ulang produk itu kembali

(Trimurthy, 2008).
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi
Dalam mengukur suatu kualitas produk jasa maka diperlukannya
: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam
penilaian mutu pelayanan yang dilakukan pasien atau masyarakat. Penilaian
menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan / pasien. Jaminan
mutu tersebut biasanya biasanya bersifat subjektif, ketika dua orang
(Assurance), meliputi karyawan/staf memiliki kompetensi, kesopanan dan
mendapatkan pelayanan yang sama bisa memiliki pandangan atau persepsi
dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-raguan,
yang berbeda terhadap pelayanan tersebut. Menurut Parasuraman, penentuan
kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang
kualitas suatu jasa pelayanan dapat ditinjau dari lima dimensi dalam

menentukan kualitas jasa, yaitu kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati

dan daya bukti langsung.

Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Daya

Tanggap
3

ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan. Empati (emphaty), yaitu karyawan/staf mampu

menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahannya menjalin

hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap pelanggannya,

serta dapat memahami kebutuhan pelanggan. Dimensi ini menunjukkan

derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pelanggan dan mereflesikan

kemampuan pekerja (karyawan) untuk menyelami perasaan pelanggan.

Kemudian, bukti langsung (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik

seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir,

kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan

komunikasi dan penampilan karyawan.

Berikut kerangka teori dalam penelitian ini :

Dimensi kehandalan
Bagan 2.1 : kerangka teori Parasuraman (1990)
Dimensi daya Minat
tanggap Dimensi Pemanfaatan
Ulang Pelayanan
jaminan Dimensi
Kesehatan
empati
Dimensi daya bukti langsung
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Bagan 3.1 Bagan Kerangka Konsep


A. Kerangka Konsep

Pada penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hubungan

persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang

rawat jalan umum di Puskesmas 34


Ciputat Timur tahun 2015. Variabel yang

akan diteliti yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel

independen yaitu persepsi terhadap mutu pelayanan berdasarkan dimensi

kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan daya bukti langsung.

Sedangkan untuk penelitian kualitatif bertujuan untuk mengetahui alasan

lain yang mempengaruhi pasien melakukan pemanfaatan ulang rawat jalan

umum di Puskesmas Ciputat Timur. Variabel dependen yaitu minat

kunjungan ulang.

Variabel Independen :

1. Dimensi kehandalan Variabel Dependen


2. Dimensi daya tanggap :
3. Dimensi jaminan
4. Dimensi empati Minat
5. Dimensi daya Pemanfaatan
bukti langsung
3

B. Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala


ukur
1 Minat kunjungan Pernyataan pasien akan Wawancara Kuesioner 1. Berminat Ordinal
ulang kembali menggunakan jasa (Rafsanjanie, 2. Tidak
pelayanan klinik umum unit 2014) berminat
rawat jalan apabila (Trimurthy,
membutuhkan pelayanan. 2008)
2 Persepsi pasien Penilaian pasien terhadap Wawancara Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
tentang pelayanan yang diberikan (Rafsanjanie, score ≥
kehandalan tentang kemampuan petugas 2014) mean/median.
memberikan pelayanan sesuai 2. Buruk jika
dengan apa yang telah score <
dijanjikan, kemampuan mean/median.
petugas dalam keahlian,
penguasaan dan
profesionalisme kerja yang
tinggi.
3

3 Persepsi pasien Penilaian pasien terhadap Wawancara Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
tentang daya pelayanan yang diberikan (Rafsanjanie, score ≥
tanggap cepat, cekatan dan tepat dalam 2014) mean/median.
menghadapi permintaan, 2. Buruk jika
pertanyaan, dan permasalahan score <
pasien. mean/median.
4 Persepsi pasien Penilaian pasien terhadap Wawancara Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
tentang jaminan pelayanan yang diberikan (Rafsanjanie, score ≥
tentang kompetensi, 2014) mean/median.
pengetahuan dan kesopanan 2. Buruk jika
sehingga memberikan score <
pelayanan yang dapat mean/median.
dipercaya, bebas dari bahaya,
serta bebas dari resiko dan
keragu-raguan.
4 Persepsi pasien Penilaian pasien terhadap Wawancara Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
tentang empati pelayanan yang diberikan (Rafsanjanie, score ≥
tentang kemampuan petugas 2014) mean/median.
menempatkan dirinya pada 2. Buruk jika
3

pasien yang berupa kemudahan score <


menjalin hubungan dan mean/median.
komunikasi dengan baik
termasuk perhatiannya
terhadap pasien, serta dapat
memahami keluhan dan
kebutuhan pasien
6 Persepsi pasien Penilaian pasien terhadap Wawancara Kuesioner 1. Baik jika Ordinal
tentang daya bukti pelayanan yang diberikan (Rafsanjanie, score ≥
langsung tentang kenyataan yang 2014) mean/median.
dialami dan dirasakan oleh 2. Buruk jika
pasien meliputi kebersihan dan score <
kerapian ruangan, kenyamanan mean/median.
ruangan, kelengkapan
peralatan yang digunakan oleh
perawat dan dokter, kerapihan
pemberi pelayanan kesehatan
dan penampilan profesional
pemberi pelayanan kesehatan.
3

C. Definisi Istilah

NO Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Sumber


Informasi
1 Alasan minat Pertimbangan pasien untuk  Wawancara  Panduan Pasien, Petugas
pemanfaatan ulang menggunakan kembali pelayanan mendalam wawancara Kesehatan
rawat jalan umum di Rawat Jalan Umum Puskesmas  Observasi mendalam Rawat Jalan
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan  Pedoman Umum
tingkat I ketika pasien Observasi Puskesmas
membutuhkan pelayanan Ciputat Timur
kesehatan.
39

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi kehandalan terhadap minat

pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

terhadap minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas


2015.

2. Ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi daya tanggap terhadap

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur

tahun 2015.

3. Ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi jaminan terhadap minat

pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2015.

4. Ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi empati terhadap minat

pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2015.

5. Ada hubungan persepsi pasien tentang dimensi daya bukti langsung


BAB IV

METODE PENELITIAN

B. Lokasi Dan Waktu


A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ciputat Timur, Jl. Anggur 1
Penelitian ini merupakan mixed methods yaitu menggabungkan studi
No. 3, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada bulan September 2015.
kuantitatif dengan kualitatif. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan

desain cross sectional. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dan variabel terkait. Variabel independen

yaitu kehandalan, ketanggapan, bukti langsung, empati dan jaminan,

sedangkan variabel dependen yaitu minat pemanfataan ulang rawat jalan

umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Pendekatan kualitatif juga

digunakan untuk mengulas lebih


40 dalam alasan pasien melakukan

pemanfaatan ulang.
4

C. Populasi, Sampel dan Informan Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008), pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik te
pasien.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyo

proporsi sebagai berikut :


2
(𝑍1−𝛼 √2𝑃̅(1 − 𝑃̅) + 𝑍1−𝛽 √𝑃1 (1 − 𝑃1 ) + 𝑃2 (1 − 𝑃2 )
2
𝑛=
(𝑃1 − 𝑃2)2
4

Keterangan:

Z1-α/2 : Nilai Z pada derajat kepercayaan 95% ( 1,96)

Z1-β : Nilai Z dari kekuatan uji 95% (1.64)

P1 : Proporsi persepsi pasien terhadap empati pelayanan pada penelitian

sebelumnya 67% (0,67) (Rafsanjanie, 2014)

P2 : Proporsi kelompok tidak terekspos (1-0,67 = 0,33)

𝑃 𝑃1+𝑃2 0,67+0,33
: 2 = 2 = 0,5

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah :


2
𝑛 = (1,96√2(0,5)(0,5) + 1,64√0,67(0,33) + 0,33(1 − 0,33)
(0,34)2
2
𝑛 = (1,96√(0,5) + 1,64√(0,44)
0,12
(1,39 + 1,09)2
𝑛 =0,12
6,15
𝑛=
0,12

n = 51,25 = 52

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah yang diambil sebanyak 52

pasien baru rawat jalan umum. Untuk menghindari adanya data yang

kurang atau data yang hilang, maka peneliti menambah 10% dari jumlah

sampel yang telah dihitung, sehingga sampel menjadi 60 responden.


4

Menurut Sugiyono (2008) teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan oleh penulis

adalah probability sampling. Probability Sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) pop
:

k = 𝑛 = 60 = 1
𝑁4808
l unsur I dilakukan pengundian untuk memilih satu angkadarinomorpertamasampaidelapan.Setelahmelakukan
pengundian keluar angka 2, maka pengambil sampel diawali dengan

pasien yang kedua. Kemudian untuk sampel berikutnya diambil setiap

jarak delapan.

Adapun sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi
4

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat

dimasukkan atau layak untuk diteliti. Kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah :

Pasien baru yang berobat di Puskesmas Ciputat Timur yang belum melakukan ku
Pasien bisa baca dan tulis

Bersedia menjadi responden penelitian.

Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan atau tidak la
Tidak sehat mental.

Pasien baru rawat jalan poli gigi, poli anak dan poli paru.

3. Informan Penelitian

Pemilihan informan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling dengan jumlah informan sebesar 8 (delapan)

orang yang terdiri dari 5 (lima) informan utama dan 3 (tiga) informan
4

pendukung. Pada penelitian ini, kategori informan penelitian dimabil

berdasarkan statusnya yaitu :

1. Informan Utama yaitu Pasien Baru Rawat Jalan Umum yang berminat

melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Ciputat Timur.


2. Informan pendukung yaitu petugas kesehatan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Tim

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data Kuantitatif

Jenis data yang digunakan pada pendekatan kuantitatif adalah data primer. Data primer yaitu data ya
penelitian ini berupa variabel dependen dan independen yang diperoleh

hasil wawancara kuesioner tentang hubungan mutu pelayanan terhadap

pemanfaatan ulang di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015.

2. Data Kualitatif

Pendekatan kualitatif pada penelitian ini bersumber dari wawancara

mendalam.
4

E. Instrumen Penelitian

Insturmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

terstruktur berisi pernyataan yang harus diisi oleh responden terpilih dengan

Tidak = nilainya 1
memberi tanda (√) pada jawaban yang dipilih. Kuesioner dalam penelitian
Ya = nilainya 2
ini diadopsi dan dimodifikasi dari :
Selain itu terdapat instrumen penelitian lainnya yaitu panduan wawancara
1. Enka Rafsanjanie (2014) yang berjudul Hubungan Antara Persepsi Mutu
yang digunakan untuk mengatahui alasan lain yang mempengaruhi pasien
Pelayanan Terhadap Keputusan Berkunjung Kembali Klinik Anak
untuk melakukan kunjungan ulang rawat jalan umum ke Puskesmas Ciputat
RSUD Kota Bekasi Tahun 2013.
Timur.
Pengukuran dalam kuesioner ini menggunakan format skala likert dan skala

Guttman. Skala likert pada variabel independen yaitu nilai 1 = sangat tidak

setuju, nilai 2 = tidak setuju, nilai 3 = setuju, nilai 4 = sangat setuju.

Sedangkan untuk skala Guttmann pada variabel dependen dengan jawaban

“ya – tidak”. Nilai yang dimasukan adalah skor atas jawaban responden

dimana yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :


4

F. Triangulasi

Penilaian validitas informasi pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

triangulasi. Triangulasi yang dilakukan terdiri dari triangulasi sumber dan

triangulasi metode.

1.Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan melakukan cross check informasi dan fakta dari sumber

2.Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengan beberapa metode dalam melakukan pengumpulan info

disesuaikan dengan data primer yang telah diperoleh melalui kuesioner.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel, maka harus

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel pula. Pada penelitian

dilakukan uji validitas dan reliabel pada 20 orang. Sebagaimana menurut


4

Hidayat (2007) dalam Hamidiyah (2013), agar diperoleh distribusi nilai hasil

pengukuran mendekati kurva normal maka sebaiknya jumlah responden untuk

uji validitas dan reabilias yaitu 20 orang. Uji validitas dan reliabel ini

dilakukan di Puskesmas Situ Gintung pada bulan September 2015. Hasil validitas dan reliabilit
total correlation dan crombach alpha > 0,468.

H. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji normalitas dalam
hasil ukur variabel independen. Apabila data berdistribusi normal maka hasil

ukur variabel dikategorikan sebagaimana berikut :

1. Baik, Total skor ≥ Nilai Mean

2. Tidak baik, total skor < Nilai Mean

Apabila data tidak berdistribusi normal, maka dalam mengkategorikan hasil

ukurnya sebagai berikut :

1. Baik, Total skor ≥ Nilai Median


4

2. Tidak baik, total skor < Nilai Median

Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa dalam penelitian ini

berdistribusi tidak normal dengan Pvalue < 0,05 sehingga menggunakan cut of
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 19
point nilai median masing-masing variabel sebagai berikut :
Tidak baik, apabila memiliki nilai < 19
1. Persepsi pasien tentang kehandalan
5. Persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan
pelayanan Baik, apabila memiliki nilai ≥ 22
Baik, apabila memiliki nilai ≥ 15
Tidak baik, apabila memiliki nilai < 22
Tidak baik, apabila memiliki nilai < 15
2. Persepsi pasien tentang daya tanggap

pelayanan Baik, apabila memiliki nilai ≥ 18

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 18

3. Persepsi pasien tentang jaminan

pelayanan Baik, apabila memiliki nilai ≥

12

Tidak baik, apabila memiliki nilai < 12


5

I. Pengolahan Data

1. Data Kuantitatif

Data yang dikumpulkan kemudian diolah menggunakan software.


yaitu nilai 1 = tidak, nilai 2 = ya.
Tahap-tahap pengolahan data menurut Hastono (2006) adalah sebagai
c. Entry data, yaitu memasukkan data untuk diolah menggunakan
berikut :
komputer. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan software SPSS
a. Editing, yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk diteliti
(Statistical Product and Service Solutions) untuk proses entry data.
kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun
d. Cleaning Data, yaitu pengecekan kembali data yang telah di entry
kesalahan antar jawaban pada kuesioner. Pada tahap ini, peneliti
untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan data.
akan memeriksa data yang sudah terkumpul untuk memeriksa

apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian kuesioner.

b. Data Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan

proses pengolahan data. Pengodean untuk variabel independen yang

digunakan yaitu nilai 1 = sangat tidak setuju, nilai 2 = tidak

setuju,
5

2. Data Kualitatif

Pada pendekatan kualitatif, tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

dengan realitas yang diteliti.


a. Reduksi

Pada tahap ini dilakukan tahap editing, pengelompokan dan


J. Analisis Data
meringkas data. Peneliti akan menyusun kode-kode dan catatan-
1. Data Kuantitatif
catatan yang berkenan dengan aktivitas serta proses penelitian dalam
Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
bentuk transkip.
hubungan mutu pelayanan terhadap pemanfataan ulang rawat jalan umum
b. Display data

Pada tahap ini dilakukan pengelompokkan data sesuai dengan pokok

permasalahan dalam bentuk matriks sehingga membantu peneliti

dalam proses analisis.

c. Verifikasi

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan/verifikasi sesuai


5

di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015. Proses pengolahan data

dilakukan dengan analisis univariat dan analisis bivariat dengan

menggunakan software dan diinterpretasikan lebih lanjut. Analisis yang


uji statistik chi-square. Signifikasi uji chi-square menggunakan derajat
dilakukan sebagai berikut :
kepercayaan 95% (α = 5%). Jika Pvalue ≤ 0,05 maka hipotesis
a. Analisis Univariat
alternative (Ha) diterima atau hipotesis null (Ho) ditolak yang
Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan pada tiap
menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dari hasil penelitian untuk melihat distribusi frekuensi. Uji
variabel dependen. Sebaliknya jika nilai Pvalue > 0,05 maka hipotesis
ini menggambarkan variabel persepsi pasien tentang mutu pelayanan
alternative (Ha) ditolak atau hipotesis null (Ho) diterima yang
berupa dimensi kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, daya

bukti langsung dan variabel minat kunjungan ulang.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis yaitu

untuk mengetahui mengetahui hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen. Analisis bivariat dalam penelitian ini


5

menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Sedangkan untuk melihat kekuatan

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat digunakan odds

ratio (OR).

Interpretasi odds ratio adalah sebagai berikut : OR = 1 ; artinya tidak ada hubungan
OR < 1 ; artinya tidak ada efek proteksi atau perlindungan

OR > 1 ; artinya ada hubungan (sebagai faktor resiko)

2. Data Kualitatif
Pada pendekatan kualitatif akan dilakukan analisis data dengan menggunakan content analysis
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat

1. Gambaran Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan

Berdasarkan analisis univariat yang telah dilakukan, gambaran minat

pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun

2015 dapat dilihat pada tabel :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan

Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

Minat Pemanfaatan Frekuensi


Ulang n %
Berminat 49 81,7
Tidak Berminat 11 18,3

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar pasien memiliki

minat pemanfaatan ulang rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur

yaitu 81,7%.

54
5

2. Gambaran Persepsi Pasien tentang Kehandalan Pelayanan

Gambaran persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan pasien rawat

jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Kehandalan Pelayanan Rawat Jalan Umu

Persepsi Pasien tentang Frekuensi


Kehandalan Pelayanan n %

Baik 32 53,3

Tidak Baik 28 46,7

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa persepsi pasien tentang

kehandalan pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur

hampir merata yaitu sebesar 53,3% menilai kehandalan pelayanan baik.

3. Gambaran Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Pelayanan

Gambaran persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan pasien

rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015 dapat dilihat

pada tabel berikut ini :


5

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap

Pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur

Tahun 2015

Persepsi Pasien tentang Frekuensi


Daya Tanggap Pelayanan n %
Baik 36 60
Tidak Baik 24 40

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa persepsi pasien tentang daya


tanggap pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur hampir merata, sebesa

4. Gambaran Persepsi Pasien tentang Jaminan Pelayanan

Gambaran persepsi pasien tentang jaminan pelayanan pasien rawat

jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015 dapat dilihat pada

tabel berikut ini :


5

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Jaminan Pelayanan

Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

Persepsi Pasien tentang Frekuensi


Jaminan Pelayanan n %
Baik 43 71,7
Tidak Baik 17 28,3

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar pasien memiliki persepsi baik tentang
Puskesmas Ciputat Timur yaitu 71,7%.

5. Gambaran Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan

Gambaran persepsi pasien tentang empati pelayanan pasien rawat jalan

umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015 dapat dilihat pada tabel

berikut ini :
5

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Empati Pelayanan

Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

Persepsi Pasien tentang Frekuensi


Empati Pelayanan n %

Baik 37 61,7

Tidak Baik 23 38,3

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa persepsi pasien tentang empati


pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur hampir merata yaitu sebesar 6

6. Gambaran Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung Pelayanan

Gambaran persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan

pasien rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015 dapat

dilihat pada tabel berikut ini :


5

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung

Pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur

Tahun 2015

Persepsi Pasien tentang Frekuensi


Bukti Fisik Pelayanan n %
Baik 44 73,3
Tidak Baik 16 26,7

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebagian besar pasien memiliki


persepsi baik tentang daya bukti langsung pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Cip
6

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Terhadap Minat

Pemanfaatan Ulang

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Terhadap

Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat

Timur Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.7 :

Tabel 5.7

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Terhadap

Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2015

Minat Pemanfaatan
Persepsi Ulang
Pasien Total OR
Tidak Berminat Pvalue (95% CI)
tentang Berminat
Kehandalan n % n % n %
Tidak Baik 72,7 20 40,8 28 46,7 3,867
Baik 27,3 29 59,2 32 53,3 0,113 0,912 – 16,386
Total 11 100 49 100 60 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 8 orang (72,7%)

menilai kehandalan pelayanan tidak baik, tidak berminat untuk

melakukan pemanfaatan ulang. Sedangkan pasien yang menilai pelayanan

kehandalan baik sebanyak 3 orang (27,3%) yang tidak berminat untuk

melakukan pemanfaatan ulang. Berdasarkan uji statistik Chi-square

diperoleh hasil Pvalue = 0,113 (P > 0,05) dan nilai OR = 3,867 dengan
6

tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukkan tidak adanya hubungan antara

persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan dengan minat kunjungan

ulang. Responden yang menyatakan kehandalan pelayanan baik memiliki

odds 3,867 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang pelayanan rawat
jalan dibandingkan dengan responden yang menyatakan kehandalan pelayanan tidak baik.

2. Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Terhadap Minat Pemanfaatan U


Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Terhadap
Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015 dapa
6

Tabel 5.8

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Terhadap

Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat

Timur Tahun 2015

Persepsi Minat Pemanfaatan


Pasien Ulang OR
Total
tentang Tidak Berminat Pvalue (95% CI)
Daya Berminat
Tanggap n % n % n %
Tidak Baik 45,5 19 38,8 24 40 1,316
Baik 54,5 30 61,2 36 60 0,741 0,352 – 4,919
Total 11 100 49 100 60 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang (45,5%) menilai daya tanggap pelay
melakukan pemanfaatan ulang. Berdasarkan uji statistik Chi-square

diperoleh hasil Pvalue = 0,741 (P > 0,05) dan nilai OR = 1,316 dengan

tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukkan tidak adanya hubungan antara

persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan minat kunjungan

ulang. Responden yang menyatakan daya tanggap pelayanan baik

memiliki peluang 1,316 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang

pelayanan rawat jalan dibandingkan dengan responden yang menyatakan

daya tanggap pelayanan tidak baik.


6

3. Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Terhadap Minat

Pemanfaatan Ulang

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Terhadap Minat

Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur

Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.9 :

Tabel 5.9

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Jaminan Terhadap

Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2015

Minat Pemanfaatan
Persepsi Ulang
Pasien Total OR
Tidak Berminat Pvalue (95% CI)
tentang Berminat
Jaminan n % n % n %
Tidak Baik 36,4 13 26,5 17 28,3 1,582
Baik 63,6 36 73,5 43 71,7 0,712 0,397 – 6,306
Total 11 100 49 100 60 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang (36,4%)

menilai jaminan pelayanan tidak baik, tidak berminat untuk melakukan

pemanfaatan ulang. Sedangkan pasien yang menilai pelayanan jaminan

baik sebanyak 7 orang (63,6%) yang tidak berminat untuk melakukan

pemanfaatan ulang. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh hasil

Pvalue = 0,712 (P > 0,05) dan nilai OR = 1,582 dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi


6

pasien tentang jaminan pelayanan dengan minat kunjungan ulang.

Responden yang menyatakan jaminan pelayanan baik memiliki peluang

1,582 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang pelayanan rawat jalan

dibandingkan dengan responden yang menyatakan jaminan pelayanan

tidak baik.

4. Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang


Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang Rawat
Tabel 5.1
Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Terhadap Minat Pem

Tahun 2015

Minat Pemanfaatan
Persepsi
Ulang OR
Pasien Total
Tidak Berminat Pvalue (95% CI)
tentang
Berminat
Empati
n % n % n %
Tidak Baik 9 81,8 14 28,6 23 38,3 11,250
Baik 2 18,2 35 71,4 37 61,7 0,002 2,155 – 58,742
Total 11 100 49 100 60 100
6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang (81,8%)

menilai empati pelayanan tidak baik, tidak berminat untuk melakukan

pemanfaatan ulang. Sedangkan pasien yang menilai pelayanan empati

baik sebanyak 2 orang (28,2%) yang tidak berminat untuk melakukan pemanfaatan ulang.
tidak baik.

5. Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung Terhadap

Minat Pemanfaatan Ulang

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung

Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.11 :


6

Tabel 5.11

Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung

Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di

Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2015

Minat Pemanfaatan
Persepsi Pasien tentang
Ulang Pvalue OR (95% CI)
Total
Tidak Berminat
Daya Bukti Berminat Langsungn%n%n%

Tidak Baik763,6918,41626,7 7,778


Baik436,44081,64473,30,005 1,870 – 32,355
Total111004910060100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 7 orang (63,6%) menilai daya bukti langsu
berminat untuk melakukan pemanfaatan ulang. Berdasarkan uji statistik

Chi-square diperoleh hasil Pvalue = 0,005 (P ≤ 0,05) dan nilai OR =

7,778 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukkan adanya

hubungan antara persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan

dengan minat kunjungan ulang. Responden yang menyatakan daya bukti

langsung pelayanan baik memiliki peluang 7,778 kali lebih tinggi untuk
6

memanfaatkan ulang pelayanan rawat jalan dibandingkan dengan

responden yang menyatakan daya bukti langsung pelayanan tidak baik.

C. Alasan Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat

Timur

Keputusan kunjungan ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yan
dijangkau serta memiliki tarif yang rendah.

1. Faktor jarak

Jarak merupakan salah satu alasan pasien untuk memanfaatkan

kembali Puskesmas Ciputat Timur saat membutuhkan pelayanan

kesehatan. Jarak yang dekat dari rumah sehingga menghemat waktu dan

biaya membuat pasien lebih memilih Puskesmas Ciputat Timur dalam


6

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Berikut hasil kutipan wawancara

yang telah dilakukan :

RP (1) : “.. kalo kesini lebih deket dari rumah...rumah saya di RT 8


deketlah kalo kesini daripada ketempat laen jauh…”

RP (2) : …disini juga lebih deket dari rumah... dari rumah ke sini paling lima menit ga

RP (4) : “tadinya saya berobat di Puskesmas Ciputat tapi saya sekarang rumah saya uda

Berdasarkan dari hasil kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian informan memilih
untuk mencapai Puskesmas Ciputat Timur. Hal ini juga didukung oleh

petugas Puskesmas Ciputat Timur yang menyatakan bahwa sebagian

pasien berasal dari wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur yang memang

lokasinya dekat dengan rumah. Seperti pada kutipan wawancara dengan

petugas kesehatan :

RP (6) : “Puskesmas sini kan sebenernya megang kelurahan Rempoa


sama Cempaka Putih dek... tapi masyarakat yang tinggal daerah Situ
Gintung terus Pisangan banyak tuh yang dateng kesini.... kalo orang
Situ Gintung pada kesini soalnya disini paling deket kalo yang
6

Puskesmas Situ Gintung malah jauh diserua yang mau ke Jombang


sono dek jadi makanya pada lebih milih kesini”

RP (7) : “disini pasien nya banyak pada lebih milih kesini lebih deket
katanya...”

RP (8) : “iyaaa banyak yang kesini soalnya kan masyarakatnya juga banyak neng... disini

2. Faktor akses yang mudah dijangkau

Akses yang mudah dijangkau menjadi salah satu alasan lain pasien untuk memanfaatkan kemba
RP (5) : “soalnya kalo yang Puskesmas di Pisangan itu ribet banget
mba naek angkot dulu terus abis itu saya harus naek ojek soalnya kan
di dalem perumahan soalnya ga ada angkot kalo jalan gempor juga
mba hehehe... rumah saya di situ gintung sono mba yang jebol tanggul
itu kan kalo kesini tinggal naek angkot sekali doang jadi mendingan
kesini gampang ya meskipun disini rame banget mba dibandingin
puskesmas Pisangan mah sepi.... iyaa jadi kalo kesini harus dateng
pagi-pagi ngambil nomor antrian daftar biar ga lama dapetnya
soalnya kan pasiennya banyak kaya gini nih mba liat aja... lama nya
paling pas daftar aja kalo pas mau ke dokter mah cepet kadang
langsung dipanggil”
7

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang

berkunjung ke Puskesmas Ciputat Timur bukan hanya dari wilayah

kerjanya saja tetapi juga dari wilayah lainnya seperti Situ Gintung,

Pisangan dan luar wilayah lainnya. Hal ini karena akses nya yang lebih mudah dijangkau o
Timur. Berikut hasil kutipan wawancara yang telah dilakukan :

RP (7) : “…pantes aja saya kan sebelumnya di Puskesmas Pisangan yaa itu pasiennya e

3. Faktor tarif

Tarif merupakan salah satu alasan pasien untuk memanfaatkan

kembali Puskesmas Ciputat Timur saat membutuhkan pelayanan

kesehatan. Tarif yang rendah yaitu sebesar Rp 3000 menjadi daya tarik

masyarakat untuk menggunakan Puskesmas Ciputat Timur. Selain itu,

masyarakat juga tidak perlu membayar apabila memiliki KTP Tangerang


7

Selatan atau Kartu Keluarga (KK). Berikut hasil kutipan wawancara yang

telah dilakukan :

RP (2) : “saya milih berobat kesini lagi karena disini kan murah sih mba Cuma bayar tiga

RP (3) : “yaa gimana yaa saya mah orang ga ada mba jadi lebih baik berobat disini karen
sanggup bayar perbulannya soalnya mba jadi saya pake ktp aja sama aja gratis juga... kalo
saya lupa bawa ktp bayar juga murah cuma 3 ribu doang itu udah dapet obat mba kalo itu

Penerapan tarif yang berlaku di Puskesmas Ciputat Timur sesuai dengan kebijakan yang dik
merupakan masyarakat Kota Tangerang Selatan, sedangkan untuk

masyarakat yang tidak memiliki KTP Kota Tangerang Selatan dikenakan

biaya pengobatan sebesar tiga ribu rupiah. Seperti yang disampaikan pada

kutipan wawancara berikut ini :

RP (6) : “...kalo masalah biaya sekarang orang yang punya ktp


Tangsel gratis, tinggal bawa ktp nya aja terus kalo masih dibawa
umur 17 tahun pake KK... kalo yang ga punya ktp bayar tiga ribu tapi
kalo ada tindakan-tindakan laen beda lagi bayar lagi... kaya nambel
gigi, cabut, atau uap itu udah harganya masing-masing... dinas yang
netepin harganya kita tinggal ngikutin aja”
7

RP (7) : “iyaa sekarang udah gratis tinggal kasih foto copy ktp
Tangsel aja atau kalo anak-anak kasihnya KK Tangsel, itu semuanya
gratis sampe dapet obat pokonya”

RP (8) : “iya neng sekarang udah gratis kalo berobat asalkan punya
ktp Tangsel atau KK Tangsel... setiap berobat bawa foto copy nya kalo engga ya dikenain biaya tig
BAB VI

PEMBAHASAN

menjawab pertanyaan. Hal tersebut kemungkinkan jawaban yang


A. Keterbatasan Penelitian
diberikan responden bukan keadaan yang sesungguhnya.
Pada penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang ditemukan

selama proses penelitian berlangsung yang tidak dapat diprediksi oleh

peneliti saat masih dilakukannya perencanaan penelitian. Beberapa

keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengisian kuesioner ini dilakukan saat pasien telah mendapatkan seluruh

pelayanan, beberapa responden menjawab pertanyaan dengan tergesa-

gesa. Sehingga terdapat 3 responden yang tidak mengisi kuesioner

secara keseluruhan. 73

2. Peneliti tidak menjelaskan kepada sebagian responden terkait


kerahasiaan
74

B. Gambaran Minat Pemanfaatan Ulang Pasien Rawat Jalan Umum di

Puskesmas Ciputat Timur

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur


tetapi tingginya minat pasien untuk melakukan pemanfaatan ulang masih
menunjukkan bahwa pasien yang memiliki minat pemanfaatan ulang rawat
terdapat keluhan-keluhan yang pasien rasakan terhadap pelayanan yang
jalan umum sebesar 81,7%. Minat kunjungan ulang merupakan keinginan
diberikan oleh Puskesmas Ciputat Timur. Berikut hasil wawancara yang
yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan
mempengaruhi minat pemanfaatan ulang pasien Puskesmas Ciputat Timur :
pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Handayani, 2012). Hapsari
1. Keputusan pasien untuk memanfaatkan Puskesmas Ciputat Timur
(2006) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat kunjungan
dipengaruhi oleh kepercayaan pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
pasien adalah tarif dan lokasi. Sedangkan menurut Sugiyono dkk (2013)

mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan

ulang yaitu kepercayaan, pengetahuan, sikap, kualitas pelayanan,

tarif/biaya, fasilitas dan pelayanan personil.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien


berminat
75

Pasien yang berada dalam keadaan sakit hanya bisa mempercayakan

kepada dokter bahwa setelah melakukan pengobatan akan membawa

pasien menjadi lebih baik. Pasien percaya bahwa Puskesmas Ciputat


yang bisa dijadikan masyarakat untuk menjangkau Puskesmas tersebut.
Timur mampu memberikan pengobatan yang tepat sehingga penyakit
3. Kebutuhan pasien untuk mendapatkan pengobatan segera menjadi faktor
pasien bisa sembuh.
yang mempengaruhi minat pemanfaatan ulang pasien ke Puskesmas
2. Faktor yang mempengaruhi pasien memiliki minat untuk memanfaatkan
Ciputat Timur. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa
kembali Puskesmas Ciputat Timur karena lokasi puskesmas yang lebih
meskipun pasien harus menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan
dekat dari rumah dan mudah untuk dijangkau. Keadaan pasien yang
pelayanan akan tetapi hal ini tidak mempengaruhi pasien untuk memilih
lemah karena sakitnya membuat pasien lebih memilih untuk mencari

tempat pengobatan yang lebih dekat. Berdasarkan hasil observasi

sebagian besar pasien hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit

saja untuk datang ke Puskesmas Ciputat Timur. Selain itu Puskesmas

Ciputat Timur memiliki lokasi yang mudah untuk dijangkau

karena
76

fasilitas Puskesmas atau klinik pengobatan swasta lainnya. Pasien

bersedia harus menunggu waktu yang lama karena merasa bahwa pasien

sangat membutuhkan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut.


merekomendasikan pelayanan kesehatan tersebut pada orang di sekitarnya.
4. Tarif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pasien untuk
Sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian ulang yang
melakukan pemanfaatan ke Puskesmas Ciputat Timur. Berdasarkan
nantinya akan mempengaruhi ucapan konsumen tentang pelayanan yang
hasil observasi menunjukkan bahwa masyarakat lebih memilih untuk
diberikan. Pelayanan yang baik dan bermutu akan meningkatkan jumlah
berobat ke Puskesmas Ciputat Timur karena biayanya yang murah yaitu
kunjungan yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan
sebesar Rp 3.000-, saja. Hal ini tentu lebih meringankan masyarakat
Puskesmas (Trimurthy, 2008).
dibandingkan harus berobat ke klinik pengobatan swasta atau rumah

sakit. Selain itu, pasien yang memiliki kartu kependudukan Tangerang

Selatan maka biaya pelayanan kesehatannya akan dibebas biayakan

(gratis).

Mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan


pada
77

Parasuraman, dkk menyebutkan bahwa untuk mengukur mutu pelayanan

terdapat 5 dimensi (ukuran) kualitas jasa/pelayanan yaitu kehandalan, daya

tanggap, jaminan, empati dan daya bukti langsung. Berikut akan dijelaskan

terkait pembahasan pada hasil penelitian ini.

C. Hubungan Persepsi Pasien tentang Kehandalan Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang


Kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang segera, tepat (akurat) dan memuaskan
Selatan. Petugas Puskesmas Ciputat Timur harus selalu berada ditempat setiap

pasien membutuhkan pelayanan. Petugas juga harus datang tepat waktu sesuai

dengan peraturan jam operasional yang sudah ditetapkan. Setiap petugas

medis dalam melakukan pemeriksaan harus dengan teliti, hati-hati dan

memberikan infromasi yang jelas setiap memberikan tindakan kepada pasien.

Pekerjaan petugas yang diberikan sesuai dengan pengalaman serta latar

belakang pendidikannya.
78

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pasien

tentang kehandalan pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat

Timur hampir merata yaitu sebesar 53,3% menilai kehandalan pelayanan baik.
memiliki odds 3,867 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang pelayanan
Menurut persepsi pasien pada pagi hari dokter sesekali terlambat datang.
rawat jalan dibandingkan dengan responden yang menyatakan kehandalan
Pasien juga harus menunggu untuk diperiksa dokter karena rekam medis
pelayanan tidak baik. Hasil penelitian ini tidak dibuktikan oleh penelitian
yang belum datang ke ruang pemeriksaan. Selain itu, dalam keadaan pasien
Devi dan Rina (2013) yang menyatakan bahwa adanya hubungan persepsi
yang sangat banyak petugas loket sering tidak teliti karena sering terjadinya
tentang kehandalan dengan kunjungan ulang pelayanan BRSU Tabanan.
rekam medis pasien yang terselip ke poli lain. Petugas pelayanan loket juga
Berbeda kondisinya dengan penelitian ini disebabkan oleh kehandalan
belum handal dalam melakukan prosedur pelayanan loket. Seperti saat

pasien tidak membawa kartu berobat, petugas tersebut mengalami kesulitan

dalam melakukan registrasi pasien.

Hasil analisis bivariat diperoleh tidak adanya hubungan bermakna

antara persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan dengan

minat
79

pelayanan yang bersifat negatif ditandai dengan proporsi yang tidak berbeda

jauh antara persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan yang baik dan

persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan tidak baik.


Sugihartono, dkk (2007) mengemukakan persepsi adalah kemampuan
Selain itu tidak adanya pengaruh jaminan pelayanan dengan minat
otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan
pemanfaatan ulang kemungkinan besar disebabkan oleh adanya faktor lain
stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Pembentukan persepsi ini
yang mempengaruhi minat pemanfaatan ulang salah satunya yaitu karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Trimurthy, 2008) :
perbedaan karakteristik pasien. Seperti yang dikatakan dalam penelitian
1. Dapat berada pada pihak pelaku persepsi
Devi dan Rina (2013) menyatakan bahwa karakteristik dari setiap individu

memiliki peranan dalam perbedaan cara pandang terhadap suatu hal

khususnya dalam pemanfaatan suatu pelayanan kesehatan. Hapsari (2006)

juga menyatakan bahwa karakteristik pasien seperti usia, pendidikan,

pengetahuan, pengalaman mempengaruhi persepsi pasien. Persepsi tersebut

akan mempengaruhi perilaku konsumen untuk membuat keputusan untuk

berkunjung kembali.
80

Seseorang individu memandang pada suatu target dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya. Penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh

karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu.


pelayanan Puskesmas Ciputat Timur melakukan pengawasan terhadap
2. Dalam objeknya atau target yang dipersepsikan
kedisiplinan petugas sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan. Selain itu
Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat
juga Puskesmas memberikan pelatihan kepada petugas agar mampu
mempengaruhi apa yang dipersepsikan.
meningkatkan kinerja petugas dalam memberikan pelayanan.
3. Dalam konteks situasi dimana persepsi itu dilakukan

Selain kedua hal tersebut situasi berpengaruh pula terhadap persepsi

individu. Situasi ini mencakup waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan

sosial.

Jadi, kehandalan pelayanan yang ada di Puskesmas Ciputat Timur

masih belum maksimal. Hal ini dibuktikan oleh telatnya beberapa tenaga

kesehatan dalam memberikan pelayanan dan kurang teliti petugas

kesehatan
81

D. Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Tanggap Terhadap Minat

Pemanfaatan Ulang

Daya tanggap adalah keinginan para karyawan/staf membantu semua


loket membuat antrian pelayanan sangat panjang.
pelanggan serta berkeinginan dan melaksanakan pemberian pelayanan
Hasil analisis bivariat diperoleh tidak adanya hubungan bermakna
dengan tanggap (Retnaningsih, 2013). Berdasarkan hasil penelitian ini
antara persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan minat
menunjukkan bahwa persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan Rawat
pemanfaatan ulang. Responden yang menyatakan daya tanggap pelayanan
Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur hampir merata, sebesar 60%
baik memiliki peluang 1,316 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang
menilai daya tanggap pelayanan baik. Menurut persepsi pasien dalam
pelayanan rawat jalan dibandingkan dengan responden yang menyatakan daya
melayani pendaftaran petugas loket belum cekatan. Pasien harus menunggu

dalam waktu yang lama untuk melakukan proses administrasi pendaftaran.

Hal ini disebabkan oleh digabungnya pelayanan pendaftaran (peserta

jaminan atau bukan jaminan), pembayaran, rujukan dan rekam medis dalam

satu ruangan. Sedangkan dengan keadaan ruangan yang kecil membuat

pelayanan dibuka hanya dua


82

tanggap pelayanan tidak baik. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Devi dan Rina (2013) yang menyatakan bahwa adanya

hubungan persepsi tentang daya tanggap dengan kunjungan ulang pelayanan


secara fisik maupun psikis telah dirasakan dan memerlukan penyembuhan.
BRSU Tabanan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena sebagian
Menurut teori Andersen, (1995) salah satu faktor yang mempengaruhi
besar pengguna layanan mempunyai persepsi yang baik tentang mutu
pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu karakteristik kebutuhan. Kebutuhan
pelayanan. Pelayanan yang diberikan di unit rawat inap VIP BRSU Tabanan
merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan
telah sesuai harapan bahkan melebihi harapan dari pasien.
kesehatan. Kebutuhan pelayanan dapat dikategorikan menjadi :
Tidak adanya pengaruh daya tanggap pelayanan dengan minat
c. Kebutuhan yang dirasakan yaitu keadaan kesehatan yang dirasakan
pemanfaatan ulang kemungkinan besar disebabkan oleh adanya faktor lain

yang mempengaruhi minat kunjungan ulang salah satunya yaitu kebutuhan

pasien terhadap pengobatan sehingga pasien menerima pelayanan yang

diberikan. Meskipun pasien harus menunggu cukup lama pasien tetap

bersedia untuk menunggu dan menerima lamanya pelayanan yang

diberikan. Faktor
83

d. Evaluate/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit

didasarkan oleh penilaian petugas (Andersen dalam Trimurthy, 2008)

Jadi, cepat tanggap pelayanan yang ada di Puskesmas Ciputat Timur

belum dikatakan baik. Hal ini dibuktikan oleh lamanya pasien untuk mendapatkan pelayanan pen
memberikan pelayanan.

E. HubunganPersepsiPasiententangJaminanTerhadapMinat Pemanfaatan Ulang


Jaminan adalah karyawan/staff memiliki kompetensi, kesopanan dan

dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari resiko dan keragu-raguan

(Retnaningsih, 2013). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pasien memiliki persepsi baik tentang jaminan pelayanan

Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur yaitu 71,7%. Menurut

persepsi pasien dalam melakukan pemeriksaan perawat dan dokter sudah

teliti, perawat memeriksa kondisi tubuh pasien (berat badan, tingi badan,
84

tekanan darah), dokter selalu membaca riwayat pasien sehingga penangan

yang dilakukan tepat dan akurat. Selain itu semua sarana dan prasarana di

Puskesmas Ciputat Timur bersih dan terlihat terawat.


keadaan sakit hanya percaya kepada dokter bahwa setelah melakukan
Hasil analisis bivariat diperoleh tidak adanya hubungan bermakna
pengobatan akan membawa pasien menjadi lebih baik. Selain itu juga pasien
antara persepsi pasien tentang jaminan pelayanan dengan minat pemanfaatan
percaya terhadap tindakan dan obat yang diberikan aman. Sehingga pasien
ulang. Responden yang menyatakan jaminan pelayanan baik memiliki
tidak mempertimbangan apakah pengobatan yang diberikan terjamin atau
peluang 1,582 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang pelayanan rawat
tidak.
jalan dibandingkan dengan responden yang menyatakan jaminan pelayanan

tidak baik. Penelitian Helmawati (2012) juga membuktikan bahwa tidak

adanya hubungan antara persepsi jaminan dengan minat pemanfaatan

kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar.

Tidak adanya pengaruh jaminan pelayanan dengan minat

pemanfaatan ulang kemungkinan besar disebabkan oleh persepsi pasien

terhadap keadaan
85

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Andersen, (1995) yang

menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh

komponen predisposisi, pemungkin, dan kebutuhan seseorang akan pelayanan


selalu menjelaskan secara jelas penyakit yang diderita pasien serta tindakan
kesehatan. Andersen (1995), menguraikan komponen predisposisi tersebut
yang diberikan kepada pasien. Selain itu, alat kesehatan yang digunakan juga
dalam 3 faktor, yaitu faktor demografi; terdiri dari usia, jenis kelamin dan
masih dalam keadaan baik dan terawat. Oleh sebab itu Puskesmas Ciputat
status perkawinan. struktur sosial; terdiri dari tingkat pendidikan, pekerjaan
Timur harus tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas jaminan
dan ras. kepercayaan terdiri dari keyakinan, sikap atau pandangan terhadap
pelayanan yang sudah baik.
pelayanan kesehatan , dan pengetahuan. Faktor pemungkin terdiri dari

sumber daya keluarga (pendapatan, cakupan asuransi), kualitas pelayanan

dan jarak dan faktor kebutuhan terdiri dari tarif, fasilitas, pelayanan personil,

lokasi, kecepatan pelayanan, dan informasi (Andersen dalam Trimurthy,

2008).

Jadi, jaminan pelayanan yang ada di Puskesmas Ciputat Timur sudah

baik. Hal ini dibuktikan oleh kinerja petugas kesehatan selalu berhati-
86

F. Hubungan Persepsi Pasien tentang Empati Terhadap Minat

Pemanfaatan Ulang

Empati adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan


pasien lainnya.
kepada pelanggan. Tjiptono (2005) mendefenisikan nilai pelanggan adalah
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pasien
ikatan emosional yag terjalin antara pelanggan dan produsen setelah
tentang empati pelayanan Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur
pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati
hampir merata yaitu sebesar 61,7% menilai empati pelayanan baik. Menurut
bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah. Kehandalan
pasien petugas bersikap hangat kepada pasien, dokter yang selalu mendengar
pelayanan yang diberikan di Puskesmas Ciputat Timur ditetapkan
keluhan dan cerita pasien, petuga farmasi yang selalu mendoakan pasien agar
berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan. Petugas dalam melayani pasien wajib melakukan 3S

(Senyum, Salam dan Sapa), dan harus menjalin komunikasi yang baik

dengan pasien. Petugas dalam bekerja harus berpakaian yang rapi, sopan

dan menggunakan seragam sesuai dengan hari yang telah ditetapkan.

Selain itu petugas juga harus melayani pasien


87

cepat sembuh. Akan tetapi terdapat beberapa petugas yang bersikap tidak

ramah kepada pasien. Banyaknya pasien yang datang dan proses administrasi

yang rumit membuat komunikasi antara pasien dan petugas tidak berjalan
dimana empati atau perhatian tenaga kesehatan sangat diharapkan oleh
dengan baik. Petugas melayani tanpa melakukan kontak mata dengan
pemakai jasa atau pasien. Azwar dan Parasuraman menyatakan bahwa
pasien, tidak memberikan senyum dan bersikap tidak ramah.
penilaian jasa pelayanan kesehatan lebih terkait pada kelancaran komunikasi
Hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan antara persepsi
petugas dengan pasien, empati dan keramah tamahan petugas dalam melayani
pasien tentang empati pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang.
pasien dalam kesembuhan penyakit yang diderita oleh pasien kualitas
Responden yang menyatakan empati pelayanan baik memiliki peluang
keramah tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan
11,250 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang pelayanan rawat jalan

dibandingkan dengan responden yang menyatakan empati pelayanan tidak

baik. Penelitian Hamidiyah (2013) juga membuktikan bahwa adanya

hubungan antara persepsi pasien tentang empati pelayanan dengan minat

kunjungan ulang di RS Bhineka Bakti Husada. Rosita, dkk

(2011)
88

(Azwar dan Parasuraman dalam Trimuthy, 2008). Jika pelayanan yang

diberikan baik maka penilaian pasien juga baik sehingga menimbulkan

kepuasan pasien yang nantinya akan membuat pasien berminat untuk


mampu melayani pasien dengan baik berupa penghargaan petugas terbaik
berkunjung kembali.
dengan memajang foto petugas terbaik pada dinding informasi puskesmas.
Jadi, empati pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Ciputat

Timur masih belum maksimal. Hal ini dibuktikan oleh masih adanya

petugas yang bersikap tidak ramah kepada pasien dan tidak memberikan

pelayanan sesuai 3S (senyum, sapa, salam). Akan tetapi beberapa petugas

lainnya memberikan pelayanan kepada pasien dengan penuh kehangatan

sehingga membuat pasien merasa dihargai. Untuk memperbaiki kualitas

pelayanan dalam dimensi empati Puskesmas Ciputat Timur harus

mengawasi setiap kinerja petugas. Sehingga petugas yang tidak mampu

melayani pasien dengan baik akan terbiasa untuk bersikap ramah dalam

memberikan pelayanan. Selain itu,


89

G. Hubungan Persepsi Pasien tentang Daya Bukti Langsung Terhadap

Minat Pemanfaatan Ulang

Bukti fisik atau bukti langsung dapat berupa ketersediaan sarana dan
lengkap seperti alat uap dan pemeriksaan laboratorium. Akan tetapi
prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan/staf
banyaknya pasien yang datang dan ruang tunggu pasien yang terbatas
yang menyenangkan. Dimensi daya bukti langsung pelayanan dalam
membuat kondisi ruang tunggu sangat sesak dan padat. Hal ini membuat
penelitian ini ditunjukkan oleh tenaga medis, non medis dan penunjang
beberapa pasien harus menunggu dengan berdiri.
medis bersih, rapih dan nyaman saat dilihat, kondisi sarana dan prasarana
Hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan antara persepsi
bersih, rapi, nyaman dan terawat, dan peralatan medis memadai dan
pasien tentang daya bukti langsung pelayanan dengan minat pemanfaatan
modern.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan yang baik sebesar

73,3%. Menurut penilaian pasien, petugas selalu menggunakan pakaian

yang rapi dan sopan serta melayani pasien dengan ramah. Selain itu juga

ruangan pemeriksaan, toilet selalu terjaga kebersihannya. Puskesmas


90

ulang. Responden yang menyatakan daya bukti langsung pelayanan baik

memiliki peluang 7,778 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan ulang

pelayanan rawat jalan dibandingkan dengan responden yang menyatakan daya


pasien untuk kembali lagi (Mukti dalam Yuliastuti dkk, 2010).
bukti langsung pelayanan tidak baik. Penelitian Handayani (2012) juga
Depkes RI (2007) menyebutkan bahwa untuk mempertahankan mutu
membuktikan bahwa adanya hubungan antara persepsi pasien tentang daya
dan citra pelayanan puskesmas semestinya setiap petugas menjaga senyum
bukti langsung pelayanan dengan minat kunjungan ulang di RS Hermina
dan sikap ramah. Selain itu, Azwar dalam Riyadi (2002) menyatakan bahwa
Depok dan penelitian Devi dan Rina (2013) yang menyatakan bahwa adanya
mengupayakan terselenggaranya pelayanan yang bersih dan nyaman adalah
hubungan antara persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan
salah satu kewajiban etik pengelola sarana pelayanan kesehatan, agar dapat
dengan minat kunjungan ulang di BRSU Tabanan.

Hal ini juga sesuai dengan sebagaimana yang dikemukakan oleh

menurut Zeithmall menyatakan bahwa kebersihan unit ruang perawatan,

kebersihan kamar mandi, kerapian dan penampilan dokter, kebersihan

makanan yang disajikan, kebersihan dan kelengkapan alat-alat medis

serta
91

terselenggara pelayanan yang bermutu maka suasana pelayanan yang bersih

dan nyaman harus dapat diciptakan.

Jadi, daya bukti yang ada di Puskesmas Ciputat Timur sudah baik. Hal

ini dibuktikan oleh pakaian yang selalu rapih dan bersih, keadaan ruangan yang bersih dan saran
Puskesmas.

H. Alasan Pemanfaatan Ulang Rawat Jalan Umum di Puskesmas Ciputat Timur


Keputusan kunjungan ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai

respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk

melakukan pembelian ulang. Setiap pasien memiliki alasan atau persepsi yang

berbeda dalam memutuskan untuk memilih memanfaatkan kembali atau tidak

suatu pelayanan kesehatan apabila suatu saat membutuhkan pelayanan

kesehatan tersebut.
92

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa

salah satu alasan pasien menggunakan kembali pelayanan Puskesmas Ciputat

Timur karena pelayanan pengobatan di puskesmas memiliki tarif yang lebih


untuk tetap menggunakan pelayanan kesehatan Puskesmas. Berdasarkan
murah dibandingkan dengan pengobatan klinik swasta atau rumah sakit.
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 26 Tahun 2012 mengenai
Untuk mendapatkan pelayanan pengobatan masyarakat hanya perlu
retribusi pelayanan Puskesmas di Tangerang Selatan, pelayanan di seluruh
menunjukkan kartu kependudukan Tangerang Selatan atau hanya dengan
Puskesmas Tangerang Selatan diberikan secara gratis. Penerimaan
bayar sebesar Rp 3.000-,. Penelitian yang dilakukan Sugiyono, dkk (2013)
pembebasan biaya retribusi ini untuk pasien yang berobat ke UPT Puskesmas
membuktikan bahwa adanya hubungan tarif/biaya dengan minat
dengan persyaratan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih
pemanfaatan kembali. Menurut Feidstein (1978) salah satu faktor yang

mempengaruhi permintaan pasien terhadap pelayanan kesehatan adalah

faktor ekonomi yang di dalamnya mencakup besarnya harga pelayanan

kesehatan.

Adanya pelayanan pengobatan gratis bagi penduduk Tangerang

Selatan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memanfaatkan


93

berlaku dan memiliki kartu identitas lain yang menyatakan pasien berdomisili

di Tangerang Selatan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa alasan lain yang


Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2006) membuktikan bahwa
mempengaruhi pasien untuk mempengaruhi minat kunjungan ulang adalah
adanya hubungan bermakna antara tarif dan akses lokasi dengan keputusan
akses yang dekat dari rumah dan mudah dijangkau. Informan menyatakan
pemanfaatan ulang poliklinik umum RSPWC. Hal ini juga sesuai dengan
bahwa untuk berkunjung ke Puskesmas Ciputat Timur sebagian besar
penelitian yang dilakukan Rumengan, dkk (2015) yang menunjukkan bahwa
informan hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit dan hanya
ada hubungan akses layanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
dengan berjalan kaki saja. Selain itu, Puskesmas Ciputat Timur salah satu
Puskesmas.
Puskesmas yang mudah untuk dijangkau karena lokasinya yang terletak

dekat dengan jalan raya. Berbeda dengan beberapa Puskesmas lainnya yang

sulit dijangkau karena berada didalam perumahan sehingga informan harus

berjalan kaki jauh atau menggunakan ojek dengan kosekuensi mengeluarkan

biaya yang lebih mahal. Hal ini membuat informan lebih memilih untuk

menggunakan
94

Menurut teori Andersen, (1995) pemanfaatan pelayanan kesehatan

dipengaruhi oleh komponen predisposisi, pemungkin, dan kebutuhan

seseorang akan pelayanan kesehatan, selanjutnya Andersen (1995),

menguraikan komponen predisposisi tersebut dalam 3 faktor, yaitu faktor

demografi; terdiri dari usia, jenis kelamin dan status perkawinan. struktur

sosial; terdiri dari tingkat pendidikan, pekerjaan dan ras. kepercayaan terdiri

dari keyakinan, sikap atau pandangan terhadap pelayanan kesehatan, dan

pengetahuan. Faktor pemungkin terdiri dari sumber daya keluarga

(pendapatan, cakupan asuransi), kualitas pelayanan dan jarak dan faktor

kebutuhan terdiri dari tarif, fasilitas, pelayanan personil, lokasi, kecepatan

pelayanan, dan informasi.


95

BAB VII

PENUTUP

baik.
A. Simpulan
5. Persepsi pasien tentang empati pelayanan Rawat Jalan Umum di
1. Minat pasien untuk melakukan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan
Puskesmas Ciputat Timur sebesar 61,7% yang menilai empati pelayanan
umum di Puskesmas Ciputat Timur sebesar 81,7%.
baik.
2. Persepsi pasien tentang kehandalan pelayanan Rawat Jalan Umum di

Puskesmas Ciputat Timur sebesar 53,3% yang menilai kehandalan

pelayanan baik.

3. Persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan Rawat Jalan Umum di

Puskesmas Ciputat Timur sebesar 60% yang menilai daya tanggap

pelayanan baik.

4. Persepsi pasien tentang jaminan pelayanan Rawat Jalan Umum di

Puskesmas Ciputat Timur sebesar 71,7% yang menilai jaminan


96

6. Persepsi pasien tentang daya bukti langsung pelayanan Rawat Jalan

Umum di Puskesmas Ciputat Timur sebesar 73,3% yang menilai daya

bukti langsung pelayanan baik.

Adanya hubungan antara persepsi pasien tentang empati dan daya bukti langsung pelayanan de
Tidak adanya hubungan antara persepsi pasien tentang kehandalan, daya tanggap dan jaminan
jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur tahun 2015

B. Saran

Bagi Puskesmas Ciputat Timur


Untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap empati pelayanan, Puskesmas Ciputat Timur dihara

setiap kinerja petugas sehingga petugas yang tidak mampu melayani

pasien dengan baik akan terbiasa untuk bersikap ramah dalam

memberikan pelayanan dan memberikan reward (penghargaan) berupa

penghargaan petugas terbaik.

b. Untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap daya bukti langsung

Puskesmas Ciputat Timur diharapkan membuat ruangan yang bersih,


97

cukup udara dan memiliki ruang gerak, serta menempelkan informasi

yang berisikan untuk selalu menjaga kebersihan Puskesmas

c. Untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap kehandalan pelayanan,

Puskesmas Ciputat Timur diharapkan melakukan pengawasan terhadap kedisiplinan petugas


d. Untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap daya tanggap pelayanan, Puskesmas Cipu
memberikan pelayanan.

Bagi Peneliti Selanjutnya


Untuk mempresentatifkan hasil penelitian kualitatif, maka dapat dilakukan penelitian kuantita

minat pemanfaatan ulang.


98

Daftar Pustaka

Addani, Amir. 2008. Pengaruh Karakteristik Masyarakat Terhadap Utilisasi


Puskesmas Di Kabupaten Bireuen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun

2007
Alfiati, Yenni Dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Pelayanan Poli Obsgyn Di RSUD Banjarnegara
Anggraini, Merry Tiyas Dan Afiana Rohmani. 2012. Hubungan Kepuasan Pasien
Dengan Minat Pasien Dalam Pemanfaatan Ulang Pelayanan Kesehatan
Pada Praktek Dokter Keluarga
Azwar, Azrul, 1994, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta:
Yayasan Penerbit IDI
Azwar, A. 2007. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran
Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi umum. Yogyakarta: Andi offset.
Devi, Ni Luh Gede Nova Cintya Dan Rina Listyowati. 2014. Hubungan Persepsi
Pengguna Layanan Tentang Mutu Pelayanan Unit Rawat Inap (VIP)
Gryatama Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Di BRSU Tabanan Tahun 2013
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Pemantuan Berkala:
Kepuasan Pengguna Jasa Puskesmas
Departemen Kesehatan RI,. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid I, Jakarta,
1990/1991/11. Peter, P; Olson, J.C., Cunsomer
Donabedian, A. 1980. Exploration in Quality and Monitoring,. Health Administration
Press, Ann Arbor, Mechigan
Dwijayati, Resti. 2014. Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
Kunjungan Ulang Pasien Diabetes Mellitus Di Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Karya Asih Palembang
99

Hamidiyah, Azizatul. 2013. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan


Dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik Umum RS Bhineka Bakti Husada
Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Handayani, SB Dan Setia Iriyanto. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tarif
Terhadap Kepuasan Serta Implikasinya Terhadap Minat Beli Pasien Rawat
Inap Pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang
Handayani, Yuniarsih. 2012. Hubungan Dimensi Kepuasaan Pelayanan Dengan
Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Inap Di RS. Hermina Depok
Tahun 2012.
Hapsari, Yauminnisa. 2006. Analisis Persepsi Pasien Tentang Poliklinik Umum
Terhadap Keputusan Pemanfaatan Ulangnya Di RS Pantiwilasa Citarum
Semarang
Hartanto, Deky. 2014. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Pegawai Dengan
Kepuasan Dan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas
Nguter Sukoharjo.
Hasbi, Fill Hendra. 2012. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu
Pelayanan Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas
Helmawati, Triana. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Minat Kunjungan Ulang
Yang Mediasi Oleh Kepuasan Pasien Di Klinik Rumah Zakat Yogyakarta
Hermawan, Andi Dkk. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Masyarakat Berobat Di Puskesmas Kecamatan Buayan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan. Vol.7, No. 2
Iqbal, Mubarak Wahid dan Ns. Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat :
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
10

Irawati. 2011. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Pasien


Rawat Jalan Di Poli Umum Di Puskesmas Lhoknga Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2011
Jabbar, Karmilasari Dkk. 2014. Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Minat

Pemanfaatan Kembali Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Jongaya Kota


Makasar
Kemenkes, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004,
Kebijakan Dasar Puskesmas.Jakarta
Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran, Dialih
Bahasakan Oleh Benjamin Molan, Buku Kesatu, Edisi Kedua Belas. Jakarta:
PT Indeks
Kunto, Widyo. 2004. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu
Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Unit Rawat Inap
Umum Di Rumah Sakit Kusta Kelet Jepara.
Kurniati, Irma Tri. 2008. Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh
Pemegang Kartu JPK Gakin
Leboeuf, Michael. 1992. Memenangkan Dan Memelihara Pelanggan. Jakarta :
Pustaka Tangga
Maniagasi, Bernard Dkk. 2014. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap
Pelayanan Puskesmas Di Kabupaten Keerom
Maslina, Vina Hotnurayda. 2011. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas
Pelayanan Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan Di RS
Zahirah Jakarta Tahun 2011
Miftah Toha. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Mikrajab, Muhammad Agus Dkk. 2011. Hubungan Dimensi Ketanggapan Waktu
Tunggu Pasien , Kejelasan Informasi Dan Kerahasiaan Informasi Pelayanan
10

Kesehatan Dengan Karakteristik Anggogota Rumah Tangga Dan Status


Sosioekonomi Di Unit Rawat Inap Puskesmas
Mukti A.G. 2007. Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan.
Yogyakarta : PT Karya Husada Mukti

Noor Azlinna Azizan & Bahari Mohamed. 2013. The Effect of Perceived Service
Quality On Patient Satisfaction At A Public Hospital In State of Pahang,
Malaysia. Asian Journal of Social Science and Humanities Vol: 2, No: 3.
Notoatmodjo, S. 2007b. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta Parasuraman, A dkk. 1990. Delivering Quality Service. New York : The Free
Press Pasiak, Alexander J Dkk. Hubungan Karakteristik Masyarakat Kelurahan
Tuminting
Dengan Pemanfaatan Puskesmas
Prasetijo, Ristiyanti Dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta
: ANDI
Prastiwi, Ellya Niken. 2008. Hubungan Kepuasaan Pasien Bayar Dengan Minat
Kunjungan Ulang Di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi Tahun 2007
Primatika, Nita Rupirda. 2013. Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan
Dan Minat Kunjungan Ulang Pasien Di RSGM Universitas Jember
Rachmawati, St. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Rafsanjanie, Enka. 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Terhadap
Keputusan Berkunjung Kembali Klinik Anak RSUD Kota Bekasi Tahun 2013
Rahmadini, Poppy Dan Meyzi Heriyanto. 2013. Kualitas Pelayanan Dasar
Masyarakat. Jurnal Kebijakan Publik. Vol. 4, No. 1
Retnowati, Dinik. 2008. Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Bringin
Kabupaten Semarang (Analisi Tingkat Kepuasan Masyarakat)
Retraningsih, Ekowati. 2013. Akses Layanan Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo
10

Riyadi T. 2002. Hubungan antara Mutu Puskesmas Menurut Persepsi Pasien dengan
Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Pengobatan Rawat jalan Umum di
Puskesmas Maos Kabupaten Cilacap Jawa Tengah Tahun 2002. MIKM
Undip Semarang ( Tesis )

Rofianti. 2002. Kepuasan Pasien Baru di Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas


Harapan Raya Pekanbaru Provinsi Riau. MIKM Undip Semarang (Tesis)
Rofiyanti. 2002. Gambaran Kepuasan Pasien Baru Di Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas Harapan Raya Pecan Baru Provinsi Riau Tahun 2001
Rondonuwu, Natalya S. 2014. Hubungan Antara Kepuasan Pasien Terhadap
Kualitas Jasa Pelayanan Rawat Jalan Dengan Minat Untuk Memanfaatkan
Kembali Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado
Tahun 2014
Rumengan, Debra S. S Dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta BPJS kesehatan Di
Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado
Rupirda, Nita Primatika. 2013. Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan
Pasien dan Minat Kunjungan Ulang Pasien di RSGM Universitas Jember
Sampeluna, Noviana Dkk. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan

Subekorini, Pris Hindhi. 2006. Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan
Puskesmas Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Pengobatan Rawat Jalan
Umum Di Puskesmas Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun 2006
Sugiono, Evi Febrianty Dkk. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat
Pemanfaatan Kembali Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Stella Maris
Makassar Tahun 2013
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Uny Press.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
10

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suhendro, Angeline Dewi Dkk. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat
Kunjungan Ulang Pelayanan Antenatal Di Poliklinik Kebidanan RS Islam

Sunan Kudus
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Supardi. 2008. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Pengobatan Dengan
Kepuasan Pasien di Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus. (tesis).
Semarang. Universitas Diponegoro.
Tjiptono, Fandy Dan Gregorius Chandra. 2005. Service, Quality Dan
Satisfaction.
Yogyakarta : ANDI
Tombi, P. Hana Dkk. Hubungan Antara Karakteristik Masyarakat Kelurahan
Sindulang I Dengan Pemanfaatan Puskesmas Tuminting
Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Puskesmas : Berbasis Paradigma Sehat.
Jakarta: CV. Sagung Seto
Trimurthy, Iga. 2008. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang

Gramedia Pustaka Utama


Wibowo, Hendrianti T. 2008. Mengukur Kinerja Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas
Menggunakan Instrument Kualitas Berorientasi Pelanggan Di Kabupaten Aceh
Tenggara.
Wijono, Dj. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan
Aplikasi.Volume. 2. Cetakan Kedua. Surabaya : Airlangga Unniversity Press.
10

Yohana, Antin. 2009. Analisis Harapan dan Kepuasan Pasien Rawat Inap Penyakit
Dalam Terhadap Mutu Pelayanan Dokter Spesialis di RSI Sunan Kudus
(tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.
Yuliastuti, Tri Dkk. 2010. Hubungan Antara Persepsi Kualitas Pelayanan Dengan

Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan Okupasi Terapi RS Ortopedi


Dr.
R. Soeharso Surakarta 2009
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-ttg-
Puskesmas.pdf diakses pada tanggal 2 februari 2015 pukul 05.30 WIB
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%2030%20ttg%20
Standar%20Pelayanan%20Kefarmasian%20di%20Puskesmas.pdf

diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 09:41 WIB


http://www.academia.edu/8667159/
SISTEM_PELAYANAN_KESEHATAN_Sistem diakses pada pukul 12:13
diakses pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 12:13 WIB
T Limanjaya, 2005. Diakses pada 24 September 2014
di
http://repository.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/593/bab2.pdf

Laporan Tahunan Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2013


Laporan Tahunan Puskesmas Ciputat Timur Tahun 2014
10

LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
AN PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI RAWAT
PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TAHUN 2015

Assalamu’alaikum Wr.Wb saya mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hida

Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu/saudara kami ucapkan terima kasih. 

A. Identitas Responden

Anda diminta memberi tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini pada
jawaban yang disediakan dan mengisi titik-titik.

1. Nama :….........................................( boleh tidak diisi )


2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
3. Umur : a. < 30 tahun
b. ≥ 30 tahun
10

B. Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan

Berikan tanda silang (X) untuk jawaban yang sesuai!

No Pernyataan SS S TS STS
Kehandalan ( Reability )
1 Petugas loket selalu ditempat
2 Dokter hadir tepat waktu
3 Pemeriksaan dilakukan oleh dokter
4 Dokter memeriksa pasien dengan teliti
5 Perawat melayani dengan teliti
6 Tenaga non medis (pendaftaran, kasir, cs) melayani
dengan teliti
7 Petugas farmasi menjelaskan penggunaan resep obat
dengan jelas kepada anda
Daya Tanggap ( Responsiveness )
1 Pasien membutuhkan waktu yang cepat untuk
mendapatkan pelayanan dokter
2 Dokter cekatan dalam melayani pasien
3 Dokter selalu menanyakan gejala dan riwayat penyakit
anda, sebelum melakukan pemeriksaan
4 Perawat cekatan dalam melayani pasien
5 Tenaga nonmedis (pendaftaran, kasir, cs) cekatan dalam
melayani pasien
6 Pengambilan hasil penunjang medis (hasil lab, penebusan
obat) membutuhkan waktu yang cepat
7 Proses pembayaran dikasir cepat
Jaminan ( Assurance )
1 Pasien merasa percaya pada pelayanan yang diberikan
2 Dokter dan perawat berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya
3 Dokter menjelaskan secara jelas terhadap tindakan/
penanganan/terapi sakit yang anda derita
4 Pasien yang datang dilayani dengan baik
10

Empati ( Emphaty )
1 Tenaga medis (dokter, perawat) memberikan senyum,
salam dan sapa kepada anda
2 Tenaga medis (dokter, perawat) memberikan perhatian
kepada anda dengan baik
3 Tenaga non medis (pendaftaran, kasir dan cs) memberikan
perhatian kepada anda dengan baik
4 Dokter mendengarkan keluhan tentang penyakit anda
dengan penuh perhatian
5 Dokter memberikan keterangan penyakit anda tanpa
diminta
6 Tenaga penunjang medis (farmasi, lab) memberikan
perhatian dengan baik kepada anda
Daya Bukti Langsung ( Tangibles )
1 Tenaga medis, non medis, penunjang medis bersih, rapih
dan nyaman saat dilihat
2 Kondisi gedung, ruang tunggu, ruang peneriksaan
Puskesmas Ciputat Timur bersih, rapih, nyaman dan
terawatt
3 Tempat parkir di Puskesmas Ciputat Timur sudah
memadai
4 Toilet, kantin, mushalla Puskesmas Ciputat Timur bersih,
rapih, nyaman dan terawatt
5 Peralatan medis di Puskesmas Ciputat Timur telah
memadai dan modern

Ket :
SS : sangat setuju = nilai 4
S : setuju = nilai 3
TS : tidak setuju = nilai 2
STS : sangat tidak setuju = nilai 1
10

C. Minat Pemanfaatan Kembali Rawat Jalan Umum Di Puskesmas


Ciputat Timur

No Pernyataan Ya Tidak
(nilai 2) (nilai 1)
1 Apabila suatu saat Bapak/Ibu/Sdr/I membutuhkan
pelayanan kesehatan, apakah Bapak/Ibu/Sdr/I akan
berminat untuk kembali memanfaatkan pelayanan
rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat Timur?

D. Saran/ Kritik Tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas Ciputat Timur

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……………………………………………………

(Sumber : Enka Rafsanjanie, 2014)


10

E. Pedoman Observasi

No Nama Keterangan Ya Tidak


Informan

1. Responden datang kembali menggunakan


pelayanan kesehatan rawat jalan umum di
Puskesmas Ciputat Timur

F. Pedoman Wawancara

1. Mengapa anda memutuskan untuk kembali memanfaatkan pelayanan


Puskesmas Ciputat Timur?
11

Lampiran : Matriks Wawancara

1. Matriks Hasil Wawancara dengan Pasien Rawat Jalan Umum

Informan Pernyataan Kesimpulan

RP 1 Sudah mencoba melakukan pengobatan ditempat lain Menurut informan alasan melakukan kunjungan ulang yaitu
akan tetapi tidak kunjung sembuh. Oleh sebab itu saya karena merasa cocok dengan pengobatan di Puskesmas
memutuskan untuk melakukan pengobatan di Ciputat Timur.
Puskesmas ini kemudian cocok. Jadi, saya memutuskan
untuk berobat di Puskesmas Ciputat Timur.
RP 2 Melakukan pengobatan disini gratis kalau mempunyai Menurut informan alasan melakukan kunjungan ulang yaitu
kartu identitas warga Tangerang Selatan kalau saya karena hanya dikenakan biaya sebesar Rp 3000 saja. Selain
tidak punya maka dikenakan biaya sebesar Rp 3000 itu, jarak rumah dengan Puskesmas Ciputat Timur sangat
saja. Selain itu, jarak antara Puskesmas dengan rumah dekat.
saya dekat hanya 5 menit saja.
RP 3 Berobat disini gratis hanya dengan menunjukkan kartu Menurut informan alasan melakukan kunjungan ulang yaitu
identitas Tangerang Selatan saja. karena berobat tidak dikenakan biaya atau gratis.

RP 4 Saya kesini karena jarak antara Puskesmas dengan Menurut informan alasan melakukan kunjungan ulang yaitu
rumah saya dekat hanya butuh waktu 10 menit saja. karena jarak rumah yang dekat dengan Puskesmas Ciputat
Timur

RP 5 Saya kesini karena akses yang gampang, kalau ke Menurut informan alasan melakukan kunjungan ulang yaitu
puskesmas lain lebih ribet harus naik angkot kemudian karena akses yang mudah untuk menjangkau Puskesmas
jalan jauh lagi karena lokasi yang berada didalam Ciputat Timur
perumahan kalau tidak berjalan saya harus naek ojek
jadi harus ngeluarin uang lagi.
11

2. Matriks Hasil Wawancara dengan petugas Puskesmas Ciputat Timur


Informan Pernyataan Kesimpulan

RP 6 Puskesmas Ciputat Timur memiliki wilayah kerja yaitu Menurut petugas Puskesmas Ciputat Timur
Kelurahan Rempoa dan Cempaka Putih. Akan tetapi banyak Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur yaitu
pasien yang berasal dari luar Kelurahan Rempoa dan Cempaka Kelurahan Cempaka Putih dan Rempoa. Kemudian
Putih. Kemudian untuk biaya bagi yang punya kartu identitas biaya yang dikenakan sebesar Rp 3.000 dan apabila
Tangerang Selatan gratis sedangkan untuk yang tidak punya memiliki kartu identitas Tangerang Selatan maka
dikenakan biaya pendaftaran Rp 3.000. pengobatan gratis

RP 7 Pasien yang datang dari Kelurahan Situ Gintung, Pisangan dan Menurut petugas Puskesmas Ciputat Timur pasien
Cirendeu juga berobat ke Puskesmas Ciputat Timur. Hal ini yang datang dari wilayah lainnya memilih untuk
karena pasien merasa aksesnya lebih mudah dibandingkan harus berobat di Puskesmas Ciputat Timur karena mudah
ke Puskesmas lainnya yang sulit untuk dijangkau. Kemudian untuk diakses. Kemudian biaya yang dikenakan
untuk biaya bagi yang punya kartu identitas Tangerang Selatan sebesar Rp 3.000 dan apabila memiliki kartu
gratis sedangkan untuk yang tidak punya dikenakan biaya identitas Tangerang Selatan maka pengobatan gratis
pendaftaran Rp 3.000
RP 8 Pasien yang datang bukan hanya dari Cempaka Putih dan Menurut petugas Puskesmas Ciputat Timur pasien
Rempoa saja tapi juga banyak dari kelurahan lain seperti yang datang bukan hanya dari Kelurahan Rempoa
Pisangan dan Situ Gintung. Kemudian untuk biaya bagi yang dan Cempaka Putih saja tetapi juga dari wilayah
punya kartu identitas Tangerang Selatan gratis sedangkan untuk lainnya. Kemudian biaya yang dikenakan sebesar
yang tidak punya dikenakan biaya pendaftaran Rp 3.000 nanti Rp 3.000 dan apabila memiliki kartu identitas
kalo ada biaya tindakan beda lagi itu harganya dari dinkes Tangerang Selatan maka pengobatan gratis.
11

Lampiran : Hasil Observasi

No Nama Keterangan Ya Tidak Ket.


Informan
1. Ng Responden datang kembali menggunakan pelayanan √ - Melakukan pengecekan kunjungan
kesehatan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat kembali dengan mengkroscek
Timur. administrasi pendaftaran dan rekam
medis.
2. Na Responden datang kembali menggunakan pelayanan √ - Melakukan pengecekan kunjungan
kesehatan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat kembali dengan mengkroscek
Timur. administrasi pendaftaran dan rekam
medis.
3. Ta Responden datang kembali menggunakan pelayanan √ - Melakukan pengecekan kunjungan
kesehatan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat kembali dengan mengkroscek
Timur. administrasi pendaftaran dan rekam
medis.
4. Za Responden datang kembali menggunakan pelayanan √ - Melakukan pengecekan kunjungan
kesehatan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat kembali dengan mengkroscek
Timur. administrasi pendaftaran dan rekam
medis.
11

5. Ay Responden datang kembali menggunakan pelayanan √ - Melakukan pengecekan kunjungan


kesehatan rawat jalan umum di Puskesmas Ciputat kembali dengan mengkroscek
Timur. administrasi pendaftaran dan rekam
medis.
11

LAMPIRAN

A. Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
a1 88,1500 85,082 ,577 ,896
a2 87,9500 84,576 ,481 ,895
a3 88,0500 83,524 ,483 ,895
a4 88,1500 84,555 ,531 ,895
a5 88,1000 86,516 ,565 ,898
a6 88,0000 84,211 ,471 ,895
a7 88,0000 84,842 ,640 ,895
b1 87,8000 79,642 ,549 ,890
b2 87,9500 81,103 ,573 ,893
b3 87,9000 81,253 ,555 ,892
b4 88,0500 86,997 ,563 ,898
b5 88,0000 80,737 ,473 ,892
b6 87,9500 79,103 ,571 ,889
b7 88,1000 79,884 ,514 ,891
c1 87,8500 83,608 ,598 ,895
c2 87,9500 82,576 ,538 ,893
c3 87,8000 80,695 ,651 ,889
c4 88,0500 82,471 ,627 ,893
d1 88,1000 76,726 ,640 ,887
d2 88,0500 79,103 ,627 ,888
d3 88,0500 77,524 ,614 ,888
d4 88,2000 78,800 ,606 ,889
d5 88,0500 77,839 ,744 ,886
d6 88,0500 78,155 ,629 ,888
e1 88,3000 77,379 ,553 ,890
e2 88,2500 79,671 ,573 ,889
e3 88,4500 76,997 ,588 ,889
e4 87,9000 80,937 ,691 ,889
e5 88,2500 76,829 ,563 ,890
f1 89,9000 86,832 ,585 ,899

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,895 30
11

B. Uji Normalitas

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 21,55 ,284


95% Confidence Interval for Lower Bound 20,98
Mean Upper Bound 22,12

5% Trimmed Mean 21,63

Median 22,00

Variance 4,828

skorkehandalan Std. Deviation 2,197

Minimum 16

Maximum 25

Range 9

Interquartile Range 3

Skewness -,540 ,309


Kurtosis -,457 ,608

Tests of a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skorkehandalan ,195 60 ,000 ,940 60 ,005
11

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 18,87 ,422


95% Confidence Interval for Lower Bound 18,02
Mean Upper Bound 19,71

5% Trimmed Mean 18,76

Median 18,00

Variance 10,660

skordayatanggap Std. Deviation 3,265

Minimum 14

Maximum 26

Range 12

Interquartile Range 4

Skewness ,739 ,309


Kurtosis -,579 ,608

Tests of a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skordayatanggap ,255 60 ,000 ,887 60 ,000

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 12,13 ,192


95% Confidence Interval for Lower Bound 11,75
Mean Upper Bound 12,52

5% Trimmed Mean 12,17

Median 12,00

Variance 2,219

skorjaminan Std. Deviation 1,490

Minimum 7

Maximum 15

Range 8

Interquartile Range 2

Skewness -,554 ,309


Kurtosis 1,435 ,608
11

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skorjaminan ,181 60 ,000 ,938 60 ,004

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 18,98 ,322


95% Confidence Interval for Lower Bound 18,34
Mean Upper Bound 19,63

5% Trimmed Mean 19,09

Median 19,00

Variance 6,220

skorempati Std. Deviation 2,494

Minimum 11

Maximum 24

Range 13

Interquartile Range 4

Skewness -,665 ,309


Kurtosis ,987 ,608

Tests of
Kolmogorov-Smirnov a
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skorempati ,119 60 ,033 ,956 60 ,029
11

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 15,45 ,356


95% Confidence Interval for Lower Bound 14,74
Mean Upper Bound 16,16

5% Trimmed Mean 15,50

Median 15,00

Variance 7,608

skorbuktilangsung Std. Deviation 2,758

Minimum 10

Maximum 20

Range 10

Interquartile Range 3

Skewness -,188 ,309


Kurtosis -,255 ,608

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skorbuktilangsung ,169 60 ,000 ,938 60 ,005

C. Analisis

kehandalan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 32 53,3 53,3 53,3


Valid tidak baik 28 46,7 46,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

dayatanggap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 36 60,0 60,0 60,0


Valid tidak baik 24 40,0 40,0 100,0
Total 60 100,0 100,0
11

jaminan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 43 71,7 71,7 71,7


Valid tidak baik 17 28,3 28,3 100,0
Total 60 100,0 100,0

empati

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 37 61,7 61,7 61,7


Valid tidak baik 23 38,3 38,3 100,0
Total 60 100,0 100,0

buktilangsung
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

baik 44 73,3 73,3 73,3


Valid tidak baik 16 26,7 26,7 100,0
Total 60 100,0 100,0

Minat Kunjungan Ulang


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

tidak 11 18,3 18,3 18,3


Valid ya 49 81,7 81,7 100,0
Total 60 100,0 100,0
12

D. Analisis Bivariat

kehandalan * minat Crosstabulation


minat Total
tidak berminat berminat
Count 8 20 28
tidak baik
% within minat 72,7% 40,8% 46,7%
kehandalan
Count 3 29 32
baik
% within minat 27,3% 59,2% 53,3%
Count 11 49 60
Total
% within minat 100,0% 100,0% 100,0%

Value Chi-Square
df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3,675a 1 ,055


Continuity Correctionb 2,505 1 ,113
Likelihood Ratio 3,754 1 ,053
Fisher's Exact Test
,093 ,056
Linear-by-Linear
3,614 1 ,057
Association
N of Valid Cases 60

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval


Lower Upper

Odds Ratio for kehandalan


3,867 ,912 16,386
(tidak baik / baik)
For cohort minat = tidak
3,048 ,894 10,386
berminat
For cohort minat = berminat ,788 ,608 1,022
N of Valid Cases 60
12

dayatanggap * minat Crosstabulation


minat Total
tidak berminat berminat
Count 5 19 24
tidak baik
% within minat 45,5% 38,8% 40,0%
dayatanggap
Count 6 30 36
baik
% within minat 54,5% 61,2% 60,0%
Count 11 49 60
Total
% within minat 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square ,167a 1 ,683


Continuity Correction b
,005 1 ,946
Likelihood Ratio ,165 1 ,684
Fisher's Exact Test
,741 ,467
Linear-by-Linear
,164 1 ,685
Association
N of Valid Cases 60

Risk Estimate 95% Confidence Interval


Value
Lower Upper

Odds Ratio for dayatanggap


1,316 ,352 4,919
(tidak baik / baik)
For cohort minat = tidak
1,250 ,429 3,639
berminat
For cohort minat = berminat ,950 ,738 1,222
N of Valid Cases 60
12

jaminan * minat Crosstabulation


minat Total
tidak berminat berminat
Count 4 13 17
tidak baik
% within minat 36,4% 26,5% 28,3%
jaminan
Count 7 36 43
baik
% within minat 63,6% 73,5% 71,7%
Count 11 49 60
Total
% within minat 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square ,428a 1 ,513


Continuity Correction b
,081 1 ,777
Likelihood Ratio ,412 1 ,521
Fisher's Exact Test
,712 ,377
Linear-by-Linear
,421 1 ,517
Association
N of Valid Cases 60

Risk Estimate 95% Confidence Interval


Value
Lower Upper

Odds Ratio for jaminan


1,582 ,397 6,306
(tidak baik / baik)
For cohort minat = tidak
1,445 ,485 4,310
berminat
For cohort minat = berminat ,913 ,680 1,227
N of Valid Cases 60
12

empati * minat Crosstabulation


minat Total
tidak berminat berminat
Count 9 14 23
tidak baik
% within minat 81,8% 28,6% 38,3%
empati
Count 2 35 37
baik
% within minat 18,2% 71,4% 61,7%
Count 11 49 60
Total
% within minat 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 10,774a 1 ,001


Continuity Correction b
8,640 1 ,003
Likelihood Ratio 10,819 1 ,001
Fisher's Exact Test
,002 ,002
Linear-by-Linear
10,595 1 ,001
Association
N of Valid Cases 60

Risk Estimate 95% Confidence Interval


Value
Lower Upper

Odds Ratio for empati (tidak


11,250 2,155 58,742
baik / baik)
For cohort minat = tidak
7,239 1,713 30,587
berminat
For cohort minat = berminat ,643 ,460 ,901
N of Valid Cases 60

buktilangsung * minat Crosstabulation


minat Total
tidak berminat berminat
Count 7 9 16
tidak baik
% within minat 63,6% 18,4% 26,7%
buktilangsung
Count 4 40 44
baik
% within minat 36,4% 81,6% 73,3%
Count 11 49 60
Total
% within minat 100,0% 100,0% 100,0%
12

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 9,414 a


1 ,002
Continuity Correction b
7,241 1 ,007
Likelihood Ratio 8,431 1 ,004
Fisher's Exact Test
,005 ,005
Linear-by-Linear
9,257 1 ,002
Association
N of Valid Cases 60

RiskValue 95% Confidence Interval


Lower Upper

Odds Ratio for


buktilangsung (tidak baik / 7,778 1,870 32,355
baik)
For cohort minat = tidak
4,813 1,623 14,272
berminat
For cohort minat = berminat ,619 ,398 ,963
N of Valid Cases 60

Anda mungkin juga menyukai