SKRIPSI
HASTUTI
201401015
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
HASTUTI
201401015
i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
HASTUTI
201401015
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nuasantara Palu
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
iv
PERYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Self Care
Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Diruang Garuda RSU Anutapura
Palu adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkaan maupun tidak di terbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka
dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKES
Widya Nusantara Palu.
HASTUTI
201401015
iv
v
ABSTRAK
HASTUTI. Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus
Diruang Garuda Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Dimbimbing Oleh
AFRINA JANUARISTA dan NELKY SURIAWANTO
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah yang tidak dapat disembuhkan dengan cepat sehingga
memerlukan Perawatan mandiri (self care). Self care merupakan suatu tindakan
individu yang terencana dalam rangka mengendalikan penyakit untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan kualitas hidupnya. Tujuan penelitian
ini untuk menganalisis hubungan antara self care dengan kualitas hidup pasien
diabetes melitus di ruang Garuda RSU Anutapura Palu. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan pada penelitian
ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional. Penganbilan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner Summary Of Diabetes Self-Care
(SDSCA) dan Diabetes Quality Of Life (DQOL). Pengambilan sampel
menggunakan tehnik total sampling. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30
responden. Adapun analisa yang digunakan adalah analisis Univariat dan analisis
Bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian diperoleh bahwa lebih banyak
responden yang memiliki self care baik (70%), dengan kualitas hidup yang baik
(73.3%), hasil uji “Chi Square” didapatkan nilai p = 0,003 (p value < 0,05) ini
berarti secara statistik ada hubungan antara self care dengan kualitas hidup.
Simpulan ada hubungan antara self care dengan kualitas hidup pasien Diabetes
Melitus ruang Garuda RSU Anutapura Palu. Penderita DM diharapkan dapat
meningkatkan perilaku self care untuk meningkatkan kualitas hidup, status
kesehatan dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
v
vi
ABSTRACT
Diabetic mellitus is the disease signed by increasing of blood sugar level and
could hot be cured instantly whereas need self care. Self care is individual
planning action in controlling the disease to improve the health and life quality.
The aims of this research to analys the corellation between self care and life
quality of diabetic mellitus patient in Garuda Ward of Anutapura General Hospital
Palu. This is quantitative research it used analyses design with cross sectional
approaching. Data taken by using questionniare of summary of self care (SDSCA)
and diabetic quality of life (DQOL) and sample taken by total sampling technique.
Population number was 30 respondents and used univariat and bivariat analyses
with chi-square test. Result found that more respondents have good self care
(70%) with good quality of life (73.3%) and chi-square test result that p value =
0.003 (p value < 0.05) it means statistically having corellation between self care
with quality of life. Conclusion that having corellation between self care with
quality of life diabetic mellitus patient in Garuda Ward of Anutapura General
Hospital Palu. Patient Diabetic mellitus expeeted cold improve the self care
atittude in incerasing quality of life, health state and prevent the further
complication.
vi
vii
PRAKATA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbingaNya saya dapat menyelesaikan tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Maret 2018 sampai Juli 2018. Skripsi dengan judul
“Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Diruang
Garuda RSU Anutapura Palu”, Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Starata I keperawatan (S-I) pada perogram studi Ilmu
keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu.
vii
viii
HASTUTI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
LEMBAR PENGESHAN iv
HALAMAN JUDUL v
PRAKATA vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori 6
2.2 Kerangka Teori 28
2.3 Kerangka Konsep 29
2.4 Hipotesis 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian 30
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 30
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 30
3.4 Variabel Penelitian 31
3.5 Definisi Operasional 31
3.6 Instrumen Penelitian 32
3.7 Tehnik Pengumpulan Data 33
3.8 Analisa Data 35
vii
viii
5.1 Kesimpulan 51
5.2 Saran 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.8 Hubungan self care dengan kualitas hidup pasien di ruang
Garuda RSU Anutapura Palu 43
ix
x
DAFTAR GAMBAR
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
tentang self care sehingga pengetahuan pasien tentang kualitas hidup masih
sangat rendah. Berdasarkan data yang menyatakan bahwa self care adalah
salah satu program yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Untuk itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Self Care
Dengan Kulitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Di Ruang Garuda RSU
Anutapura Palu”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
5) Polyphagia
Karena glukosa tidak dapat ditrasfer kedalam sel tanpa
insulin, maka produksi energi akan menurun. Penurunan energi
inilah yang menstimulasi rasa lapar, dan seseorang akan makan
lebih banyak.
6) Malaise dan fatique
Rasa lelah dan kelemahan otot muncul karena pemecahan
protein dan lemak di otot sebagai upaya pemenuhan energi
karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan glukosa
sebagai sumber energi.
7) Gangguan Penglihatan
Hiperglikemia akan menyebabkan gangguan penglihatan
terutama jika terjadi komplikasi berupa retinopati yang
disebabkan karena perubahan sirkulasi pada retina yang
menyebabkan sel-sel pada retina mengalami iskemik.
8) Peningkatan Angka Infeksi
Ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi glukosa di
sekresi mukus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran
darah pada penderita diabetes kronik.
5) Patofisiologi
1) Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM)
Pada diabetes tipe ini terdapat ketidak mampuan pankreas
untuk memproduksi insulin karena sel-sel beta pankreas
dihancurkan oleh proses autoimun. Proses ini mengakibatkan
gangguan fungsi sel beta pankreas dimana sel ini tidak dapat
19
6) Diagnostik test
Ada beberapa diagnostik test pada penderita Diabetes Mellitus
menurut Corwin (2013) yaitu :
1) Pemeriksaan Darah
Pada pemeriksaan darah memperlihatkan peningkatan
glukosa darah lebih dari 140 mg per 100 ml darah pada dua kali
pengukuran.
2) Pemeriksaan Glukosa dalam Urine
Glukosa dalam urine adalah nol, tetapi apabila kadar
glukosa dalam darah lebih besar dari 180 mg per 100 ml darah
maka glukosa akan keluar bersama urin.
3) Pemeriksaan Keton dalam Urine
Terutama pada individu dengan diabetes tipe I yang tidak
terkontrol, disini akan muncul keton pada urine penderita
diabetes melitus.
4) Peningkatan Hemoglobin Terglikosilasi.
Selama 120 hari masa hidup sel darah merah, hemoglobin
secara lambat dan ireversible mengalami glikosilasi (mengikat
glukosa).
7) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa puasa
kemudian diikuti dengan tes toleransi glukosa oral standar. untuk
kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua (Rudijanto
2015).
Tabel 2.1 interprestasi Kadar Glukosa Darah (mg/dl). Kadar
Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan
Penyaring dan Diagnosis Diabetes Melitus
21
No Jadwal Waktu
Jenis Anjuran
2) Aktifitas fisik
kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara
teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit terdiri
dari pemanasan ±15 menit dan pendinginan ±15 menit),
merupakan salah satu cara untuk mencegah DM. Kegiatan
sehari-hari seperti menyapu, mengepel, berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan dan
menghindari aktivitas sedenter misalnya menonton televisi,
main game komputer, dan lainnya.
3) Kontrol Kesehatan
Seseorang harus rutin mengontrol kadar gula darah agar
diketahui nilai kadar gula darah untuk mencegah terjadinya
diabetes melitus supaya ada penanganan yang cepat dan tepat
saat terdiagnosa diabetes melitus.
1) Terapi Primer
a) Diet Diabetes Mellitus
Pasien yang memerlukan insulin untuk membantu
mengendalikan kadar gula darah, dapat mempertahankan
konsistensi jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi
pada jam-jam makan yang berbeda.
b) Program Olahraga
Terutama untuk pengidap diabetes tipe II, olah raga di
sertai dengan pembatasan diet akan mendorong penurunan
berat badan dan dapat meningkatkan kepekaan insulin.
Untuk kedua tipe Diabetes Mellitus, olah raga terbukti dapat
meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar
glukosa darah turun.
Pengidap diabetes tipe I harus berhati-hati sewaktu
berolahraga karena dapat terjadi penurunan glukosa darah
yang mencetuskan hipoglikemia.
c) Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan harus sering diberikan oleh
dokter atau perawat kepada para penderita Diabetes
Mellitus. Penyuluhan tersebut meliputi beberapa hal, antara
lain pengetahuan mengenai diet secara ketat, latihan fisik,
minum obat, dan pencegahan, maupun perawatannya.
2) Terapi Sekunder
a) Pemberian Cairan
Koma nonketolik hiperglikemik hiperosmolar diterapi
dengan pemberian cairan dalam jumlah besar dan koreksi
lambat terhadap defisit kalium.
b) Intervensi Farmakologis
Jika penderita Diabetes Mellitus sudah melakukan
terapi primer namun kadar glukosa darahnya masih tetap
27
Diabetes Melitus
Kualitas Hidup
Fungsi Fisik : Nyeri, Fungsi Psikologis : Fungsi Sosial : Fungsi lingkungan : 1. Kualitas hidup Baik
, aktivitas seksual, cara berpikir, memori hubungan personal, kebebasan, keamanan, 2. Kualitas hidup
tidur dan istirahat. dukungan sosial, lingkungan rumah. kurang baik.
dan konsentrasi.
aktivitas seksual.
1. Diet DM :
: Diteliti
2.4 Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara self care dengan kualitas hidup pasien
Diabetes Melitus di Ruang Garuda RSU Anutapura Palu.
Ha : Ada hubungan antara self care dengan kualitas hidup pasien Diabetes
Melitus di Ruang Garuda RSU Anutapura Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN
30
31
2) Variabel Dependen
a) Kualitas hidup pasien DM
Definisi : Persepsi atau pandangan subjektif penderita DM
tentang kepuasan dirinya dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari untuk mencapai harapan hidup
dan dampak yang dirasakan, baik terhadap
kemampuan fisik, psikologis, lingkungan dan
hubungan sosial.
Agar data yang di kumpulkan menjadi data yang bermakna atau berarti,
maka data perlu di olah terlebih dahulu sebelum disajikan. Adapun tahap
pengolahan data yang di lakukan menurut Hidayat (2011) yaitu sebagai
berikut :
𝑓
P = x 100%
𝑛
Keterangan : P : Presentase
F : Frekuensi
n : Sampel
3.9.2 Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan dependen. Analisis bivariat yang dilakukan
terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi
dengan menganalisis proposi atau persentase, menganalisis hasil uji
statistik (Chi Square Test) dan menganalisis keeratan hubungan antara
dua variabel dengan melihatkan nilai Odd Ratio (Notoatmodjo 2010).
Uji Chi-Square atau X2 dapat dipergunakan untuk mengestimasi atau
mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil
observasi untuk mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan
yang signifikan pada penelitian tidak yang menggunakan data nominal
(Hidayat 2011).
Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk mengetahui
hubungan Self Care dengan Kualitas Hidup pasien Diabetes Melitus di
Ruang Garuda RSU Anutapura Palu. Pada uji Chi Square (SPSS) ada
beberapa aturan yang berlaku dengan tingkat kepercayaan 95% dan
tingkat kemaknaan 0,05%.
Dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
x2 : nilai chi-kuadrat
fo : frekuensi yang diharapkan
fe : frekuensi yang diperoleh
Interprestasi
1) Ada hubungan yang bermakna, jika nilai p≤0,05 maka dengan demikian
HA ditolak
37
2) Tidak ada hubungan yang bermakna, jika nilai p≥0,05 maka dengan
demikian HA diterimah.
Syarat-syarat Chi-square
a) Pearson Chi Square/Likehood
Untuk tabel > 2x2 (misal 3x2 atau 3x3) dengan
memperhatikan persyaratan:
(1) Tidak ada frekuensi harapan kurang dari 1 (E<1)
b) Yates Correction
Untuk tabel 2x2 bila tidak ada nilai E < 5, maka dipakai
Continuity Correction
c) Fisher Exact Test
Untuk tabel 2x2 bila terdapat nilai E < 5 maka digunakan
Uji Fisher Exact
BAB IV
38
39
1. 31-40 Tahun
1 3.3
2. 41-50 Tahun 23.3
7
3. 51-60 Tahun 19 63.3
3 10
4. 61-70 Tahun
Total 30 100
1. Laki-laki 12 40
18
40
2. Perempuan 60
Total 30 100
3) Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pendidikan Responden Diruang
Garuda Atas dan Garuda bawah RSU Anutapura Palu
1. SD 12 40
SMP 6 20
2. SMA 9 30
3. S1 3 10
4.
Total 30 100
4) Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan tingkat Pekerjaan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Diruang
Garuda Atas dan Garuda bawah RSU Anutapura Palu
4. Pensiun
Total 30 100
5) Lama Menderita DM
Karakteristik responden berdasarkan tingkat lama menderita
DM adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi lama menderita DM Responden
Diruang Garuda Atas dan Garuda bawah RSU
Anutapura Palu
Total 30 100
1. Baik 17 56,7
Kurang baik 13 43,3
2.
Total 30 100
1. Baik 17 56,7
Kurang baik 13 43,3
2.
Total 30 100
4.3 Pembahasan
Hasil pengolahan data yang dilakukan dari hasil penelitian tentang
Hubungan self care dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus Diruang
Garuda RSU Anutapura Palu. Maka akan dibahas sesuai dengan variabel
sebagai berikut :
4.3.1 Karakteristik pasien Diabetes Melitus Diruang Garuda RSU
Anutapura Palu
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa usia penderita DM
rata-rata berusia 51-60 tahun yaitu 19 responden (63.3%) ini termasuk
usia pra lansia, dimana rentang usia pra lansia 45-60 tahun. Hal ini
disebabkan karena semakin meningkatnya usia maka semakin rentang
seseorang terkena penyakit (Walker 2013). Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tamara (2014) menunjukkan hasil
bahwa usia penderita DM sebagian besar >50 tahun. IDF (2015)
menyatakan bahwa jumlah penderita DM di Indonesia mayoritas
berusia antara 45-60 tahun. Seiring bertambahnya usia seseorang akan
45
4.3.2 Sel care pasien Diabetes Melitus Diruang Garuda RSU Anutapura
Palu
Berdasarkan hasil penelitian self care di ruang perawatan bedah
(Garuda Atas dan Garuda Bawah) RSU Anutapura Palu, dari 30
responden diketahui bahwa responden yang memiliki self care baik
lebih banyak yaitu 17 responden (56,7%), dibandingkan yang memiliki
self care kurang baik yaitu 13 responden (43,3%) . Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan Diruang Garuda RSU Anutapura Palu, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya kelompok tingkat
pendidikan, yang paling banyak pada kelompok pendidikan SD dari 12
responden sebanyak 6 responden memiliki self care yang kurang baik
(20%), sebagian besar memiliki self care yang kurang baik disebabkan
karena pengetahuan yang didapatkan masih sangat kurang. Tingkat
pendidikan seseorang atau individu akan berpengaruh terhadap
kemampuan berfikir dan melakukan perawatan diri, semakin tinggi
tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir secara rasional dan
menangkap informasi baru termaksut dalam melakukan perawatan diri
penaykit diabetes melitus (Sigurdadottir 2015).
Menurut peneliti self care dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik responden yaitu pada kelompok lama menderita DM lebih
banyak responden yang menderita < 2 tahun yaitu 53.3%. sedangkan
responden dengan lama menderita > 2 tahun 14 responden yaitu 46.7%.
Lama menderita DM adalah salah satu penyebab yang mempengaruhi
Self Care pasien DM karena seseorang yang menderita Dm < 2 tahun
maka self care masih kurang karena pengetahuan yang didapatkan
tentang perawatan DM masih kurang. Namun pasien dengan lama
menderita > 2 tahun self care lebih baik karena sudah sering
mendapatkan informasi tentang bagaimana perawatan DM yang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Inge
(2013) menyatakan bahwa lama menderita DM sangat mempengaruhi
self Care pasien DM karena seseorang dengan menderita DM lebih
48
lama maka self carenya lebih baik daripada seseorang yang terkena DM
< 2 tahun maka self carenya juga masih sangat kurang.
Menurut peneliti sebagian besar responden memiliki self care
baik hal ini ditunjang dengan cara Pola makan/diet yang dilakukan oleh
responden cukup baik dengan melakukan diet sesuai anjuran dokter dan
minum obat secara teratur serta melakukan monitoring gula darah
teratur. Hasil penelitian ini sejalan dengan Inge (2013) dimana
diperoleh hasil bahwa responden lebih banyak yang memiliki self care
baik dibandingkan dengan self care kurang baik. Setara dengan
penelitian Sulistria (2013) diperoleh hasil yaitu tingkat self care yang
diperoleh dari 25 responden rawat inap di RSU Kalirungkut Surabaya
adalah kebanyakan self care yang baik dikarenakan cara mereka dalam
melakukan pola makan mengikuti anjuran dokter dan minum
obat/menyuntikan insulin teratur serta mengontrol gula darah.
Kesimpulan penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan
antara self care dengan kualitas hidup pasien DM.
Penelitian yang dilakukan oleh Kusniawati (2013) menyebutkan
bahwa self care masih belum bisa dilakukan secara optimal oleh pasien
DM seperti aktivitas fisik dan pengontrolan gula darah. Aktivitas lain
seperti perawatan luka dan pengaturan pola makan (diet) sudah dapat
dilakukan secara optimal.
Manajemen perawatan diri adalah modal perawatan yang paling
tepat untuk sesorang yang menderita penyakit kronis seperti Diabetes
melitus (Sousa dan Zauszniewky 2015). Sigurdadottir (2015)
menyatakan perawatan diri pada pasien DM berfokus pada 4 aspek
yaitu memonitoring kadar gula darah, variasi nutrisi yang dikomsumsi
setiap hari, pengaturan insulin serta latihan fisik secara regular.
Perawatan diri pada pasien Diabetes melitus merupakan sesuatu yang
sangat penting sebab berperang sebagai pengontrol penyakit dan
mencegah terjadinya komplikasi.
49
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 01 s/d 07 Juni
2018 dan dilakukan di Ruang Perawatan Bedah (Garuda Atas dan Garuda
Bawah) RSU Anutapura Palu disimpulkan bahwa:
1. Self care pasien Diabetes Melitus Diruang Garuda RSU Anutapura Palu
sebagaian besar pasien memiliki self care yang baik
2. Kualitas hidup pasien Diabetes Melitus Diruang Garuda RSU Anutapura
Palu sebagaian besar pasien memiliki kualitas hidup yang baik.
3. Ada hubungan yang bermakna antara self care dengan kualitas hidup
pasie Diabetes Melitus Diruang Garuda RSU Anutapura Palu
5.2 Saran
1. Manfaat Bagi ilmu pengetahuan (pendidikan)
Untuk dijadiakan sebagai sumber pengetahuan bagi mahasiswa
guna menambah wawasan, selain itu juga untuk pengembangan
kurikulum STIKES Widya Nusantara Palu dalam pelaksanaan
program pembelajaran mengenai mata kuliah sistem Endokrin
Keperawatan.
2. Manfaat Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan Self Care
dengan kualitas hidup bagi pasien DM.
3. Manfaat Bagi instansi tempat meneliti
Dapat memberikan masukan kepada pihak Rumah Sakit Umum
Anutapura Palu agar mengetahui pentinngnya memberikan
pengetahuan kepada pasien tentang self care untuk mencapai kualitas
hidup pasien diabetes melitus yang baik dan panduan untuk proses
perawatan pasien Diabetes Melitus.
56
57
Andra SW, Yessi MP, 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta (ID):
Nuha Medika
Arisman, MB. 2015. Diabetes Melitus. Sumatra Utara (ID): Universitas Sumatra
Utara
Bushara YM, Gonda JG. 2017. Evaluation of Diabetic Rats Behavior After
Treatmen By Artemisia Herba-Alba Relative To Insulin : Jurnal Of
Diabetes Melitus. 21 (3):3-7.
[GOLD] Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. 2015. Global
Strategy for the Diagnosis Management and Prevention for Chronic
Obstructive Pulmonary Disease. [diunduh 2017 Nov 12]. Tersedia pada:
http://www.gold.copp.org/uploads/users/files/GOLD_pocket_2015.
Harris, S. (2013). Health-related quality of life associated with daytime and
nocturnal hypoglycaemic events: a time trade-off survey in five
countries. Health and Quality of Life Outcomes, 11 :90.
Hidayat AA. 2011. Metode Penelitian Tehnik Analisis Data. Jakarta (ID) :
Salemba Medika
Inge RS, Putu S, Marylin M. (2013). Hubungan Self Care Diabetes Dengan
Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Di Poliklinik Interna Rumah Sakit
Umum Daerah Badung. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, 30(12):1-7.
Isa BM, Baiyewu, O. 2014. Quality of Life patient with diabetes mellitus in
Nigerian Teaching Hospital. Hongkong Journal Psychiatry, 16(12):27-33
Junianty, 2013. Hubungan Tingakat Self Care dengan Kejadian Komplikasi pada
Pasien DM di Ruang Rawat Inap RSUD. Jurnal Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran, 21(4):1- 15.
Kusniawati. 2013. Analisis Faktor yang Berkotribusi terhadap Self Care Diabetes
pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Tanggerang :
Tanggerang FIK. UI.
Lennon H, Sheila W. 2013. Self Care Programmes For People Desease Cronic: A
Systematic Review. Article Of Clinical Rehabilitation. Jakarta (ID):
Medika Salemba
Polonsky SA. 2014. Hubungan tingkat Self Care dengan kejadian komplikasi pada
pasien DM diruang rawat inap RSUD. Jurnal Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Pandjajaran 2(12):1-15
Setiadi S, Alwi SA. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Jakarta (ID) : Interna
Publishing.
Sigurdadottir AK. 2015. Self care in diabetes: model of factors Affecting Self
Care. Jurnal Of Clinical Nursing 12(2):301-314
Sulistria YM. 2013. Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe
2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya , 21(5):1-11.
Sugiyono D, Soegondo S. 2013. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta (ID) :
Universitas Indonesia.
Tamara SA. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta (ID): Medika Salemba
Toobert DJ, Hampson SE, Glasgow RE. 2010. The Summaryof diabetes self care
aktivities measure: result from 7 studies and a revised scale [serial
online]. Diabetes care, 23 (7) :12-23
http://care.diabetesjournals.org./content/23/7/943.full.pdf
Walker. 2013. Importance of illness beliefs and self care for patients with
coronary heard disease. Diakses 16 juni 2016, dari
http:/www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17877566.
[WHO] World Health Organization. 2013. Tehnical Brief for Policy Maker.
Diabetes melitus. Gineva: Switzerland
JADWAL PENELITIAN
JADWAL PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Usia : tahun
Alamat :
Pendidikan : a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Perguruan Tinggi
b. Wiraswasta
c. Petani
d. Pensiun
e. Dan lain-lain
lama menderita DM :
LAMPIRAN 3
KUESIONER
RINGKASAN AKTIVITAS PERAWATAN MANDIRI DIABETES
(The Summary Of Diabetes Self Care Activities (SDSCA))
N JUMLAH HARI
PERTANYAAN
O 0 1 2 3 4 5 6 7
1 POLA MAKAN
Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda melakukan pola
makan/ diet?
2 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir anda makan buah dan
sayuran?
3 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda mengkonsumsi
makanan berlemak tinggi (daging
sapi, daging kambing, daging babi,
makanan cepat saji) atau produk
olahan susu (keju, krim, yoghurt,
mentega)?
4 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda mengatur pemasukan
makanan yang mengandung
karbohidrat (nasi, roti, mie, jagung,
singkong)?
5 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda mengikuti pola
makan yang sehat (buah, sayuran)?
6 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda makan makanan
selingan/ cemilan yang
mengandung gula (seperti kue,
biskuit, cokelat, es krim)?
7 LATIHAN FISIK (OLAHRAGA)
Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda melakukan aktivitas
fisik (misalnya mencuci, menyapu,
mengepel, menjemur, berjalan)
setidaknya selama 30 menit?
8 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda mengikuti sesi latihan
khusus (misalnya berenang
berjalan, bersepeda) selain dari apa
yang Anda lakukan di sekitar rumah
atau apa yang menjadi bagian dari
pekerjaan Anda?
9 PERAWATAN LUKA
Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda memeriksa luka
anda?
10 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir anda memeriksa bagian
dalam luka anda ?
11 Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda menggunakan alas
luka saat keluar rumah?
12 Berapa hari dalam tujuh hari
terakhir Anda menggunakan
pelembab atau lotio/salep pada luka
Anda?
13 PENGOBATAN
Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda minum obat diabetes
yang disarankan untuk Anda?
14 Apakah Anda menggunakan
insulin? Jika Ya, berapa hari dalam
tujuh hari terakhir Anda
menggunakan insulin yang
disarankan untuk Anda?
15 MONITORING GULA DARAH
Berapa hari dalam satu minggu
terakhir Anda mengecek gula darah
Anda sesuai dengan waktu yang
disarankan oleh tenaga kesehatan?
16 Jika Anda menggunakan insulin,
berapa hari dalam tujuh hari
terakhir Anda mengecek gula darah
Anda?
LAMPIRAN 4 KODE RESPONDEN :
KUESIONER
KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES
(Diabetes Quality Of Life (DQOL))
Petunjuk :
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang ada
2. Berilah tanda (√) pada jawaban yang dipilih
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas tanyakan kepada petugas yang
bersangkutan
Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa puas dan seberapa sering
bapak/ibu/saudara/saudari rasakan .
No Pertanyaan Sangat Puas Cukup Tidak
Puas Puas Puas
1 Seberapa puaskah anda dengan
kualitas hidup anda?
2 Seberapa puas anda dengan tidur
dan istirahat anda?
3 seberapa puas anda dengan
dukungan yang anda peroleh dari
teman/keluarga anda?
4 Seberapa puas anda dengan
kehidupan sosial anda?
5 Seberapa puaskah anda dengan
kehidupan seksual anda?
6 Seberapa puaskah anda dengan
pengobatan diabetes anda saat
ini?
7 Seberapa puaskah anda dengan
lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk perawatan diabetes anda ?
8 Apakah anda puas dengan
aktivitas yang diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri anda?
9 Apakah anda puas dengan waktu
yang anda gunakan untuk
berolahraga?
10 Apakah anda puas dengan beban
yang harus dialami keluarga anda
karena anda menderita diabetes?
11 Seberapa puaskah anda dengan
waktu yang dihabiskan untuk
kontrol pemeriksaan diabetes
anda?
12 Apakah anda puas dengan
pengetahuan anda tentang
diabetes ?
Nama : HASTUTI
Nim : 201401015
(HASTUTI)
201401015
LAMPIRAN 10
Nama (Inisial) :
Alamat :
Nama : HASTUTI
NIM : 201401015
Pendidikan : SI Keperawatan
Demikian pernyataan saya buat tanpa paksaan dan tekanan dari peneliti.
RESPONDEN
( )
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
A. Self Care
Cases
Descriptives
Median 1.0000
Variance .221
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Range 1.00
Median 1.0000
Variance .256
Std. Deviation .50637
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Range 1.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
RIWAYAT HIDUP