JURNAL
NI MADE ARYAWATI
201401026
2018
1
PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP INTENSITAS NYERI SENDI OSTEOARTRITIS
PADA LANSIA DI PUSKESMAS BIROBULI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI
TENGAH
The Effect of Rheumatic Exercise on Joint Pain Intensity of Osteoarthritis on Elderly at Birobuli
Public Health Center in Palu City of Central Sulawesi Province
ABSTRAK
NI MADE ARYAWATI : Pengaruh Senam Rematik Terhadap Intensitas Nyeri Sendi Osteoartritis Pada
Lansia Di Puskesmas Birobuli Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Dibimbing Oleh TIGOR H.
SITUMORANG dan HASNIDAR
Osteoartritis merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang paling banyak ditemukan pada
golongan usia lanjut di lndonesia, berkisar 50-60%. Untuk meringankan rasa nyeri dilakukan latihan gerak
tubuh dikenal dengan senam rematik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam rematik
terhadap intensitas nyeri sendi pada Lansia yang mengalami osteoarthritis. Metode penelitian ini adalah pre-
eksperimental pendekatan one group pre test-post test dengan jumlah populasi adalah 15 orang Lansia yang
mengalami osteoarthritis dan sampel sebanyak 15 orang. Variabel independennya adalah latihan senam
rematik dengan alat ukur SOP (Standar Operasional Prosedur) sedangkan variabel dependen adalah intensitas
nyeri sendi dengan alat ukur yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS). Dengan teknik pengambilan
sampel purposive sampling. Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian uji
hipotesis menunjukan nilai p=0,004 (p<α) terdapat pengaruh latihan senam rematik terhadap intensitas nyeri
sendi pada Lansia yang mengalami osteoarthritis. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh senam
rematik terhadap intensitas nyeri sendi osteoartritis pada lansia Di puskesmas birobuli kota palu Provinsi
sulawesi tengah. Saran dalam penelitian ini yaitu dengan senam rematik dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi dalam menurunkan nyeri sendi pada lansia yang mengalami osteoarthritis.
Kata Kunci: Senam Rematik, Intensitas Nyeri, Lansia,Osteoarhritis.
ABSTRACT
NI MADE ARYAWATI. The Effect of Rheumatic Exercise on Joint Pain Intensity of Osteoarthritis on Elderly
at Birobuli Public Health Center in Palu City of Central Sulawesi Province. Under supervisions of Tigor H
situmorang and Hasnidar
Osteoarthritis is one of the most common types of rheumatic disease one elderly in Indonesia,
ranging from 50% to 60% To relieve pain, body exercise is known as rheumatic exercis. The objective of this
research is to find out the effect of rheumatic exercise on the intensity of joint pain out the experienced
osteoarthritis. This research method was pre-experimental one group pretest and posttes approach with a
total sample of 15 elderly experienced osteoarthritis from the population is 15 persons. The independent
variabel was rheumatic exercise with a measuring instrument used is SOP (Standart Operational Procedure)
while the dependent variabel was joint paint intensity with the measuring instrument used is Numeric Rating
Scale (NRS) with purposive sampling technique. Hypothesis testing used the wilcoxon Signed Ranks test.the
result of hypothesis testing research shows that p=0.004 (p<a) there is an effect of rheumatic exercise on joint
pain intensity on elderly who experienced osteoarthritis. The conclusion of this research in there is the effect
of rheumatic exercise on joint pain intensity on eldery at Birobuli Public Health Center In Palu City of
Central Sulawesi Province. The suggestion in this research is rheumatic exercise can be used as a non-
pharmacological therapy in reducing joint pain on eldery who experience ostearthritis.
Keywords : rheumatic Excercis, paint intensity, elder, ostearthritis
2
PENDAHULUAN dan sekitarnya akibat proses inflamasi maupun
Hasil survey badan kesehatan dunia (WHO) terjadi secara idiopatik.
melaporkan jumlah lansia adalah kelompok Nyeri sendi memiliki prevalensi nyeri
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. muskuloskeletal yang paling banyak terjadi pada
Secara global pada tahun 2015 proporsi dan lansia. Fenomena ini terjadi karena lanjut usia
pooulasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun merupakan usia yang paling rentan terkait dengan
adalah 13,7% dari total populasi dunia. Masalah disabilitas dan perubahan degeneratif. Nyeri sendi
musculoskeletal seperti gangguan pada sendi dan merupakan pengalaman subjektif yang dapat
tulang yang mempengaruhi mobilitas dan aktivitas, memengaruhi kualitas hidup lansia termasuk
merupakan hal vital bagi kesehatan lansia. gangguan aktivitas fungsional lansia (Nurhidayah
Beberapa kelainan akibat perubahan sendi yang 2012).
banyak terjadi pada lansia antara lain, osteoatritis, Penurunan aktivitas fungsional lansia
arthritis, rheumatoid dan gout, namun yang sering menyebabkan penurunan Lingkup Gerak Sendi
terkena yaitu sendi yang menanggung beban berat (LGS). LGS merupakan gerakan pada bagian
badan seperti panggul, lutut, dan sendi tulang tubuh yang dilakukan oleh otot-otot yang
belakang bagian lumbal bawah. Senam rematik menggerakkan tulang-tulang pada persendian
merupakan senam yang berfokus untuk dalam berbagai pola dan rentang gerak. Kekuatan
mempertahankan lingkup gerak sendi secara otot-otot merupakan kekuatan yang berasal dari
maksimal. Tujuan lain dari senam rematik yaitu luar. Untuk mempertahankan LGS sendi pada
untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi keadaan normal, otot harus digerakkan secara
kekuatan dan daya tahan otot, kapasitas aerobic, optimal dan teratur. Aktivitas LGS juga dianjurkan
keseimbangan, biomedik, sendi dan rasa posisi sebagai terapi yang dapat mempertahankan
sendi (Mayasari 2017). pergerakan sendi dan jaringan lunak,
Proses penuaan ditandai dengan perubahan mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan
fisiologis yang terjadi pada beberapa organ dan lunak, serta meminimalkan kontraktur (Santoso
sistem. Perubahan yang terjadi menyebabkan 2009).
penurunan fungsi tubuh untuk melakukan Salah satu faktor pencetus nyeri sendi
aktivitas. Seiring dengan peningkatan persentase adalah osteoarthritis (OA) karena nyeri sendi
lansia terjadi juga peningkatan jumlah dan tingkat merupakan keluhan utama yang muncul pada
kejadian penyakit kronis yang disebabkan oleh penderita OA (Felson & Schaible. 2010). OA
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang
dengan stress lingkungan serta kelemahan pada paling banyak ditemukan pada golongan
lansia (Efendi dan Makhfudli 2009). usia lanjut di lndonesia, berkisar 50-60%. Nyeri
Tujuh golongan penyakit yang banyak sendi muncul dengan adanya hambatan pada sendi
dilaporkan terjadi pada lansia adalah arthritis, saat dilakukan gerakan. Data dari World Health
hipertensi, gangguan pendengaran, kelainan Organization (2011) menunjukkan jumlah
jantung, sinusitis kronik, penurunan visus, dan penderita OA di seluruh dunia sebanyak 151 juta
gangguan pada tulang (Stanley. 2012). Masalah jiwa. Di kawasan Asia Tenggara kejadian OA
muskuloskeletal seperti arthritis dan gangguan mencapai 24 juta jiwa dan untuk wilayah
pada tulang menjadi masalah yang sering terjadi Indonesia sekitar 100% laki-laki dan perempuan di
pada lansia karena memengaruhi mobilitas dan Indonesia dengan usia diatas 75 tahun mempunyai
aktivitas yang merupakan hal vital bagi kesehatan gejala-gejala OA.
total lansia. Arthritis dan gangguan pada tulang Nyeri sendi dapat menyerang semua sendi,
menyebabkan munculnya nyeri sendi. Nyeri sendi sakit yang tersering adalah pada sendi-sendi yang
merupakan nyeri yang dirasakan bagian persendian menanggung beban berat badan seperti panggul,
3
lutut, dan sendi tulang belakang bagian lumbal Terapi non farmakologis lainnya dapat
bawah. Lokasi Nyeri sendi yang sering ditemukan digunakan untuk menurunkan nyeri sendi tetapi
adalah pada lokasi lutut. Lokasi penemuan tidak memberikan peningkatan pada kekuatan otot
kejadian nyeri sendi serupa dengan laporan data sendi karena peningkatan kekuatan otot sendi
Riskesdas yang menyatakan bahwa lokasi dapat dicapai dengan adanya pergerakan melalui
terbanyak terjadinya OA adalah pada sendi lutut aktivitas fisik. Terapi seperti penurunan berat
yang mencapai 89,91% (Riskesdas 2013). badan, akupunktur, okupasional, dan aplikasi
Dengan keberadaan nyeri akibat OA lutut dingin atau panas membantu meringankan nyeri
ini, lansia yang menderita kemudian membatasi sendi tanpa memberi perubahan terhadap kondisi
pergerakan pada bagian yang nyeri sehingga luas kekuatan otot-otot sendi (Hochberg 2012).
gerak sendi ke semua arah berkurang. Bila gerakan Berdasarkan Data di Puskesmas Birobuli
pasif lebih dominan dari pada gerakan aktif dapat Tahun 2017 jumlah lansia berjumlah 372 orang.
menyebabkan kekakuan dan gangguan pada otot Studi pendahuluan di Puskesmas Birobuli dari 10
sendi. Nyeri dan kaku sendi yang bertahan lama orang lansia yang datang memeriksakan kesehatan,
dapat menghentikan secara permanen fungsional 9 orang mengeluhkan tentang penyakit nyeri sendi
sendi. Penghentian fungsional sendi ini dapat (rematik) yang sering dialami, adapun tindakan
membatasi aktivitas fisik lansia, selanjutnya lansia petugas kesehatan dalam penanganan penyakit
mengalami penurunan dari quality of life. rematik semuanya diberikan supplement nyeri
Kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor sendi dan diberitahukan menjaga pola makan serta
risiko timbulnya berbagai penyakit pada populasi melakukan olahraga atau senam rematik dirumah.
lansia, sementara itu jika terdapat peningkatan Berdasarkan permasalahan yang ditemukan
aktifitas fisik pada lansia dapat meningkatkan diatas maka, peneliti tertarik untuk melakukan
kesehatan, meningkatkan quality of life, serta penelitian tentang Pengaruh Senam Rematik
menurunkan morbiditas dan mortalitas (Klieman Terhadap Intensitas Nyeri Sendi Osteoatritis pada
2011). Salah satu metode untuk mengurangi rasa Lansia di Puskesmas Birobuli Kota Palu Provinsi
nyeri sendi yang praktis dan efektif pada pasien Sulawesi Tengah.
osteoartritis dalam memelihara kesehatan tubuh
adalah dengan cara senam rematik (Nugroho 2015) METODE PENELITIAN
Berdasarkan penelitian Sangrah Wahid Desain Penelitian ini menggunakan
tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian mentode quasy experiment dengan pre-post test
Quasi Experiment dengan rancangan pretest design. Dengan menggunakan Pendekatan cross
posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh sectional. Cross sectional bertujuan untuk
lansia di Wilayah Kerja Puskesmas semata yang mengidentifikasi veriabel dependen dan variabel
memiliki masalah osteoatritis. Dibagi menjadi dua independen yang dilakukan secara bersamaan
kelompok yaitu 12 responden pada kelompok dengan menggunakan koesioner.
intervensi dan 12 responden pada kelompok
kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan ada Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
hubungan antara pemberian terapi senam rematik Birobuli Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah,
terhadap penurunan nyeri dan peningkatan rentang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli - 05 Agustus.
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan
gerak osteoatritis lutut pralansia dimana dari hasil
adalah probabiliaty sampling dengan pendekatan
uji Mann-Whitney Test diperoleh p = 0.000 (skala Purposive sampling. Jumlah Sampel pada
nyeri) dan p = 0.017 (rentang gerak) atau p value < peneilitian ini berjumlah 15 responden. Analisis
0.05 yang artinya ada hubungan yang signifikan bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
untuk penurunan nyeri. mencari pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Untuk mengatahui Pengaruh
4
Senam Rematik Terhadap Intensitas Nyeri Sendi Tabel 3 Frekuensi Nyeri Sesudahm
Osteoartritis Pada Lansia Di Puskesmas Birobuli Diberikan Senam Rematik
Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan Osteoartritis
Uji wilcoxon dengan nilai tingkat kepercayaan Skala nyeri Frekuensi Persentase (%)
95%
Ringan 9 65
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat Sedang 6 35
8
merupakan protein pada cairan sendi yang
berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk
peradangan pada sendi. Senam rematik akan mengembangkan penelitian yang telah
meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan dilakukan oleh peneliti dan melaksanakan
cara melakukan beberapa gerakan untuk penelitian nonfarmakologi lainnya misalnya
mengurangi nyeri. Tumbukan yang diterima akan kompres hangat yang dapat digunakan untuk
didistribusikan ke seluruh permukaan sendi menurunkan frekuensi nyeri sendi osteoartritis
sehingga meringankan dampak yang diterima. gout.
Tulang di balik kartilago memiliki fungsi untuk
menyerap goncangan yang diterima. Kartilago
berfungsi sebagai pelindung sendi. Kartilago REFERENSI
dilumasi oleh cairan sendi sehingga mampu
menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi Alcaraz, M.J., Gualillo, O., Pernaute, O.S. (eds.).
ketika bergerak. Sehingga senam rematik dapat 2013. Studies on Arthritis and Joint
menurunkan rasa nyeri. Disorder. London: Humana Press
Bachtiar, A. (2010). Pengaruh Ekstrak Jahe
(Zingiber Officinale) terhadap Tanda dan
KESIMPULAN DAN SARAN Gejala Osteoarthritis pada Pasien Rawat
Kesimpulan Jalan di Puskesmas Pandan Wangi Kota
Kesimpulan dalam peneliti didapatkan Malang. Tesis FIK UI, 1-87.
terdapat Ada pengaruh pemberian senam rematik Boltz, Capezuti, Fulmer, dan Zwicker. 2012. Pain
dalam mengurangi nyeri sendi osteoartritis pada Management in Older. Adults.
lansia Dipuskesmas Birobuli Kota Palu Provinsi Dhanang. 2016. Usia Lanjut dengan Pendekatan
Sulawesi Tengah. Asuhan keperawatan. Jakarta (ID) : Salemba
Medika.
Saran
1. Bagi Instansi Puskesms Birobuli Kota Palu Efendi & Makhfudli, 2009, Prinsip-prinsip ilmu
Provinsi Sulawesi Tengah penyakit dalam volume 4 editor Asdie :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
sebagai bahan masukan dalam rangka Felson D.T, 2015. Osteoartritis, Harrisons
meningkatkan profesionalisme keperawatan Principles of internal medicine. 17 th.
dalam melakukan asuhan keperawatan pada Edition UGM.
lansia nyeri sendi Osteoatritis, melalui
pengembangan bentuk intervensi yang sesuai Heri, K. 2013. Pengaruh senam rematik terhadap
dengan kebutuhan individu, keluarga dan nyeri sendi pada lansia di Panti Sosial
masyarakat, termasuk perencanaan atau Tresna Werdha Budimulia 04 Margaguna
pengembangan program bimbingan antisipasi Jakarta Selatan. Jurnal Mahasiswa Program
dan pemberdayaan pasien. Keperawatan Universitas Esa Unggul,
1(1).2014:1–10.
Hochberg, 2012, Self-Perceived weather
2. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Widya Sensitivity and Joint Pain in Older People
Nusantara Palu with Osteoarthritis in Six European
Disarankan agar hasil penelitian ini dapat Countries: Results from The European
dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan Project on OSteoArthritis (EPOSA).
yang nantinya dapat menambah pengetahuan Biomedcentral (BMC) Musculoskeletal
mahasiswa tentang perawatan penyakit dalam Disorder, 15(66), 1471-2474.Klieman, 2011,
Pathology of Bone and Joint Disorders with
yaitu pemberian senam rematik dan membantu
Clinical and Radiographic Correlation (2nd
dalam pembuatan skripsi selanjutnya. ed.). United Kingdom: Cambridge
University Press.
9
Ilyas Elida. 2012. Pendekatan Terapi Fisik pada
Osteoartritis. Bunga Rampai Rehabilitasi
Medik, Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah
Tahunan Perdosri. Jakarta :PERDOSRI
Mayasari & Pujiati, 2017. Senam Rematik
terhadap peningkatan kualitas hidup Lansia
Ny. S keluarga Tn. A dalam melakukan
ADL Dukuh Pendem Kulon Desa Jepang
Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
Jurnal Profesi Kesehatan Akademi
keperawatan Krida Husada Kudus P-ISSN
2355-8040 Vol 4 No. 2 Juli 2017.
Nurhidayah, 2012, Mekanisme gangguan sendi
(Osteoatritis) dan pengelolaannya. Onlien
http.perpustakaan.uns.ac.id, diakses 12 April
2012
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik edisi 2.
Jakarta (ID) : Buku Kedokteran EGC.
Riskesdas, 2013, lokasi terbanyaak terjadinya
osteoatritis tahun 2013. Jakarta (ID). FKUI.
Santoso, 2009, Pain Management in Older.
Adults. Jakarta (ID). FKUI.
Stanley, 2012, Mekanisme terjadinya nyeri sendi
(Osteoatritis) dan pengelolaannya. Online
http.perpustakaan.uns.ac.id, diakses 12 April
2012
Susilowati, T. 2012. Pengaruh Senam Rematik
Terhadap Kemampuan Berjalan Lansia Di
PantiWredha Dharma Bakti Pajang
Surakarta, Tesis. Universitas Airlangga (ID)
: Surabaya.
[WHO] World Health Organization. 2011.
Tehnical Brief for Policy Maker.
osteoarthitis. Gineva: Switzerland
10