Oleh:
CITRA DEWI
162212074
TANJUNGPINANG
2023
PENGARUH KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP
WAKTU TANGGAP DALAM PENANGANAN KEGAWATAN
PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMKITAL DR.
MIDIYATO.S TANJUNGPINANG
Tanjungpinang
Oleh:
CITRA DEWI
162212074
TANJUNGPINANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Penelitian ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar
Tanjungpinang. Pembuatan penelitian ini tak lepas dari bimbingan dan bantuan
dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ini mengucapkan
terimakasih pada:
4. Ernawati, S.Psi, M.Si. Selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
ini.
7. Zuraida, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing II yang bersedia
8. Bapak/ibu dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran ataupun kritikan
Penulis,
Citra Dewi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sat pelayanan kegawatdaruratan sebuah rumah sakit. Sering kali Instalasi Gawa
t Darurat menjadi pintu utama masuknya pasien, khususnya pasien dengan kon
nyawa. Tenaga kesehatan yang bekerja di dalam sebuah Instalasi Gawat Darura
t terdiri dari dokter, perawat, petugas farmasi, petugas administrasi, dan petuga
h pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan p
alah orang yang berada dalam ancaman kematian dan kecacatan yang memerlu
kan tindakan medis segera (PMK NO 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Kega
yang bermutu tinggi. Untuk mencapai pelayanan yang bermutu tinggi tersebut
Tahun 2018).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digu
ventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pem
Pasien yang datang ke IGD biasanya mengalami sakit akut, sakit berat,
atau injury yang dapat menyebabkan pasien berada pada kondisi yang labil
tepat, dan cermat agar status kesehatan pasien dapat tertangani sesuai dengan
keadaan pasien gawat darurat dapat berpengaruh terhadap status bio psiko-
sosial dan spiritual serta kondisi keluarganya (Amelia, Yanny and Silwi, 2018).
pertolongan fase pra rumah sakit dan fase rumah sakit. Kedua komponen
tersebut sama pentingnya dalam upaya pertolongan gawat darurat. Pertolongan
gawat darurat memiliki sebuah waktu standar pelayanan yang dikenal dengan
istilah waktu tanggap (response time) yaitu maksimal 5 menit. Waktu tanggap
gawat darurat merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di
depan pintu rumah sakit sampai mendapat respon dari petugas instalasi gawat
darurat dengan waktu pelayanan yang diperlukan pasien sampai selesai proses
I/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit menyatakan waktu tang
gap atau respons time. Standar waktu ini dihitung berdasarkan kecepatan pelay
anan dokter maupun perawat di UGD. Waktu ini dihitung dari saat pasien tiba
di depan pintu rumah sakit sampai mendapat respon dari petugas UGD dengan
ususnya pasien dengan kategori triase merah karena dapat mengurangi keluasa
esponse time yang cepat dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan yan
g dirasakan oleh keluarga pasien ditunjang juga dengan sikap peduli atau empa
ti dan keramahan juga komunikasi yang baik antara keluarga pasien dengan pet
sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun
tidak terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata
Dimana semakin cepat tanggap yang dilakukan perawat dalam menangani kega
watdaruratan pasien maka pelanggan akan semakin puas dengan pelayanan kep
erawatan tersebut.
m waktu 2-3 menit sehingga dapat menyebabkan kematian yang fatal. Respon t
ime sangat penting bahkan pada selain penderita penyakit jantung. Waktu tang
gap yang panjang dapat mengakibatkan resiko kematian ataupun cedera parah.
dapat dihitung dengan hitungan menit. Tetapi terdapat faktor-faktor yang dapat
penempatan staf, 3) Brankar, Rostur dan alat lainnya yang digunakan untuk
didapatkan bahwa pelayanan gawat darurat dilayani tidak sesuai dengan waktu
tanggap. Data Kunjungan pasien gawat darurat dari Januari 2023 sampai
sesuatu.
pasien 71,9% tidak memperoleh penanganan yang cepat dan tepat sesuai
IGD.
Midiyato.S Tanjungpinang”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tanjungpinang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikasi
c. Bagi Peneliti
2. Manfaat Akademik/Teoritis/Keilmuwan
Midiyato.S Tanjungpinang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
an.
2. Profesi Perawat
nuhi kebutuhan dasar manusia baik yang sehat maupun yang sakit yang m
engalami gangguan fisik, psikis, dan sosial, sehingga mencapai derajat kes
profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat-kiat kesehatan, secara kom
pada individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok baik sehat maupun sak
Azizah, 2015).
3. Peran Perawat
Peran perawat dapat diartikan sebagai tingkah laku dan gerak gerik
seseorang yang diharap oleh orang lain sesuai dengan kedudukan dalam sy
stem, tingkah laku dan gerak gerik tersebut dapat dipengaruhi oleh keadaa
n sosial di dalam maupun di luar profesi perawat yang bersifat konstan (Po
ungan yang aman, mencegah terjadinya kecelakaaan dan hal yang mer
ara hukum.
nya.
ngkan klien dan keluarga, antar perawat maupun tenaga kesehatan lain
mbelajaran klien.
rawatan kesehatan.
4. Karakteristik Perawat
akan diteliti adalah Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama
kerja.
a) Usia
para pekerja yang lebih muda karena masa pengabdian mereka yang
lebih menarik.
responden berusia lebih dari 20 tahun. Hal ini sejalan dengan hasil
b) Jenis Kelamin
kelamin laki-laki.
c) Pendidikan
nasional.
sistematis dan berjenjang yang diikat oleh peraturan yang sangat ketat.
produktivitas kerja.
Begitu juga pula penelitian yang dilakukan oleh Ashra,F dan Amalia,S
jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu lembaga atau organisasi
respon time petugas/pekerja. Masa kerja atau lama kerja adalah proses
Grandmed. Peneliti juga menyadari bahwa masa kerja juga sangat erat
e) Status Kepegawaian
kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap yang bekerja pada instansi
pemerintah ataupun swasta memiliki faktor risiko mengalami
engan triase dimana standar triase yang paling banyak digunakan di Rumah S
ung (0 menit), sedikit mengancam hidup (10 menit), beresiko mengancam hid
up (30 menit), darurat (60 menit) dan kategori biasa dengan waktu perawatan
(120 menit). Di negara Kanada juga terdapat lima tingkatan triase yaitu Resus
itasi (0 menit), gawat darurat (0 menit), darurat (<30 menit), tingkat biasa (<6
0 menit) dan tidak gawat (<120 menit) (Departemen Of Health and Ageing O
elayanan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan k
kegagalan response time di IGD dapat diamati dari yang berakibat fatal
berupa kematian atau cacat permanen dengan kasus kegawatan organ vital
pada pasien sampai hari rawat di ruang perawatan yang panjang setelah
pertolongan di IGD sehingga berakibat ketidakpuasan pasien dan
dodo 2015, 25). Respon time perawat dikatakan tepat waktu jika tidak mel
pintu IGD.
darurat harus terlayani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di gawat
darurat.
a) Kompetensi perawat
sehatan). Jika sarana dan prasarana sesuai dengan standar maka perawa
t akan cepat dan tepat pula dalam memberikan pelayanan kepada klien.
makin baik pula pelayanan yang akan diberikan. Selain itu jika perawa
d) Kecepatan pelayanan
C. Konsep Triase
1. Definisi Triase
Triase berasal dari bahasa Prancis trier bahasa Inggris triage dan
diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir yaitu proses k
enentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digun
akan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfo
nusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang
da atau tidaknya gangguan seperti Airway (A), Breathing (B), dan Circula
tion (C) dengan mempertimbangkan sumber daya manusia, sarana dan pro
erupa berat atau ringannya cedera yang dialami pasien ada atau tidaknya g
2. Tujuan Triase
rutama pada korban dalam keadaan kritis atau emergensi yang memerluka
ll. 2011).
edahan.
f) Bertindak dengan cepat dan waktu yang tepat serta melakukan yang ter
aruratan.
ic dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu pe
ngobatan.
4. Klasifikasi Triase
edis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasi
at keparahannya.
(1) Gawat
(2) Darurat
Suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan pen
ena, 2016):
(1) Biru
nyerang bagian vital. Pasien yang bertanda biru, jika tidak segera
(2) Merah
segera atau ditangani dan tingkat prioritas pertama setelah triase bir
uensi nafas>32x/menit, suara nafas mengi, nadi terasa lemah, nadi <5
2.
(3) Kuning
egera atau cepat untuk ditangani. Akan tetapi, tanda kuning menjad
(4) Hijau
biasa. Pasien tidak dalam kondisi gawat darurat dan tidak dalam k
3) Korban terluka yang masih dapat berjalan diberi lebel hijau atau ti
itas 3). Ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama secara validita
ara rebilitas yaitu perawat yang menangani pasien sama dan mene
dispnea saat istirahat, tanda-tanda vital di luar batas normal dan sianosi
1) Kelas I
Kelas satu meliputi pasien yang masih mampu menunggu la
2) Kelas II
3) Kelas III
4) Kelas IV
5) Kelas V
D. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan penjelasan tentang teori yang dijadikan
landasan dalam suatu penelitian, dapat berupa rangkuman dari berbagai teori
teori dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan permasalahan yang
Karakteristik Perawat :
Waktu tanggap
1. Jenis kelamin
Keterangan : 1. Kurang dari 5 menit
2. Usia
: diteliti 2. Lebih dari 5 menit
3. Pengalaman Kerja
4. Pendidikan
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya, atau antara variabel
kaitan antara variabel satu dengan yang lainnya (Nursalam, 2016). Adapun
F. Hipotesis Penelitian
hipotesis penelitian
1. Jika nilai probabilitas (p) <0,05, artinya ada penaruh karakteristik perawat
2. Jika nilai probabilitas (p) > 0,05, artinya tidak ada pengaruh karakteristik
Amelia, K., Yanny, T., & Silwi, I. (2018). Keperawatan Gawat Darurat Dan
Bencana Sheehy. Edisi Indonesia Pertama, Singapura: Elsevier.
Ashra, F., & Amalia, S. (2018). Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Waktu
Tanggap Penanganan Kasus Gawat Darurat di IGD Puskesmas Kumanis
Kabupaten Sijujung Tahun 2016 The Relationship Between
Characteristics Of Nurse And Their Response Time In Emergency Case In
Jurnal Kesehatan Prima Nusantra Bukit tinggi Volume, 9(2),89
Blanchard, J. E., Doig, C. J., Hagel, B. E., Anton, A. R., Zygun, D. A., &
Kortbeek, J. B. (2012). Emergency Medical Services Response Time And
Mortality In An Urban Setting. Prehospital Emergency Care, 16(1).
Karokaro, T. M., Hayati, K., Sitepu, S. D. E. U., & Sitepu, A. L. (2020). Faktor
€“Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu Tanggap (Response Time)
Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Grandmed. Jurnal
Keperawatan Dan Fisioterapi (Jkf), 2(2), 172-180.
Karokaro, T., & Hasrawi, L (2019). The Effect Of Endotracheal Tube Suction
Measure On Our Saturation Levels In Failed Patients , Jurnal
Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830 Vol, 2 No., 1 Edisi
Mei-Oktober 2019 https:ejornal.medistra.ac.id/indek.php,JFK
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
63/Kep/M.Pan/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Maatilu, V., Mulyadi, N., & Malara, R. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat
Di Igd Rsup Prof. Dr. Rd Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, 2(2).
Perez, M. (2015). Response Time To The Emergency Department (Ed) And Its
Effect On Patient Flow And Hospital Outcomes. Meetingabstracts, 148(4).
Doi:10.1378/Chest.2215810
Purba, D.E, Kumaat, L.T & Mulyadi. 2015. Hubungan Response Time Dengan
Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Pada Triage Merah Di Igd Rsup
Prof.Dr.R.D Kandou Manado. Diakses Tanggal: 8 April 2015 Jam: 11.15
Wib
Http://Jurnal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Article/Bibliography/2015/317381
Rima, Wahyu. 2015. Hubungan Faktor Faktor Eksternal Dengan Response Time
Perawat Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Di Igd Rsup Prof.
Dr.R.D. Kandou Manado. Ejournal Keperawatan Vol. 3.
Robbins, Stephen P., Timothy A. Judge. (2016). Perilaku Organisasi Edisi 16.
Jakarta : Salemba Empat.
Rumampuk, J., & Katuuk, M. E. (2019). Hubungan Ketepatan Triase Dengan
Response Time Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Tipe
C. Jurnal Keperawatan, 7(1). Https://Doi.Org/10.35790/Jkp.V7i1.25206
Surtiningsih, D., Susilo, C., & Hamid, M. A. (2016). Penerapan Response Time
Perawat Dalam Pelaksanaan Penentuan Prioritas Penanganan
Kegawatdaruratan Pada Pasien Kecelakaan Di Igd Rsd Balung. The
Indonesian Journal Of Health Science, 6(2).
Suyanto, 2010. Pengaruh Strategi Respons Time di Instlasi Gawat Darurat dalan
Upaya Meningkatkan Kepuasan Pelangan di Rumah Sakit Semen Gresik.
Jurnal
Tumbuan, Akrian N., Et Al. "Hubungan Response Time Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Kategori Triase Kuning Di Igd Rsu Gmim Kalooran
Amurang." Jurnal Keperawatan Unsrat, Vol. 3, No. 2, 2015.
WHO. (2018). Global Status Report On Road Safety 2018. World Health
Organization.
Wiyadi, W., & Rahman, G . 92020). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Waktu Tanggap Pada Pasien Gawat Darurat Di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda. Husada Mahakam: Jurnal
Kesehatan 10 (1), 78-84. https://doi.org/10.35963/hmjk.v 10i1.21
Yuliati. 2018. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. T. Ari, Ed). Jakarta: Cv. Trans
Info Medika.