PRODI S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN & TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA
KOTAMOBAGU
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas
berkat Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah dengan
Judul Proses Terjadinya Gangguan Jiwa Dalam Perspektif Keperawatan Jiwa”
tepat pada waktunnya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi
tugas pada bidang Studi Mata kuliah “Keperawatan Kesehatan Jiwa 1”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu krtitik dan saran dari semua pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dengan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
mendukung sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu,
dan kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan berbagai ilmu kepada kami
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
LAMPIRAN......................................................................................................................15
JURNAL............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan
tanpa mengenal ras,budaya,anak-anak,dewasa miskin ataupun kaya,ganguan jiwa
merupakan salah satu gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor
yang berasal dari dalam maupun luar. Gangguan mental ini dapat dikenali dengan
perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang berubah secara mendadak
tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya
gangguan jiwa akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal.
Jika stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada gejala
gangguan kejiwaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah :
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Gangguan jiwa adalah sindrom perilaku individu yang berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari
manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, gangguan tersebut
mempengaruhi hubungan antara dirinya sendiri dan juga masyarakat (Maramis,
2010). ).
Perspektif 2000 jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
yang menjadi kerangka dasar dalam praktik 2000 jiwa. Setiap individu memiliki
harkat dan martabat, sehingga masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan
individu meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing-masing
individu mungkin berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk
holistik yang kebutuhannya berbeda. Semua perilaku individu itu bermakna :
pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan. Beberapa keyakinan yang digunakan
dalam 2000 jiwa antara lain sebagai berikut (Depkes RI, 1998).
Sebuah. Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu
perlu dihargai.
Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
Setiap individu memiliki potensi untuk berubah.
Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan
lingkungan sebagai manusia yang utuh.
Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
Semua perilaku individu adalah bermakna.
Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh
kondisi genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
C. Faktor Yang Menyebabkan Gagguan Jiwa
Neroanatomi
Nerofisiologi
Nerokimia
Tingkat kematangan dan perkembangan organik
Kestabilan keluarga
Pola mengasuh anak
Tingkat ekonomi
Perumahan penyebab masalah pedesaan Gejala yang paling utama pada
gangguan jiwa terdapat pada penyebab tunggal, biasanya tidak terdapat
penyebab tunggal tetapi terdapat beberapa hal yang saling mempengaruhi
atau terjadi secara bersamaan, kemudian muncul gangguan kejiwaan.
1. Usia Pada usia menginjak dewasa, di mana pada usia ini merupakan usia
produktif, dimana seseorang menghadapi dirinya sendiri secara mandiri, masalah
yang dihadapi juga semakin banyak, bukan hanya masalah dirinya sendiri tetapi
juga harus anggota anggota keluarganya.
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan gangguan jiwa menurut
Maramis tahun 2010 diantaranya:
7. Gangguan persepsi
8. Gangguan intelegensi
9. Gangguan kepribadian.
a). Aksis 1 : sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi fokus
perhatian klinis
2. Kejang Listrik Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan
pada pasien gangguan jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan
bangkitan kejang umum, berlangsung sekitar 25–150 detik dengan menggunakan
alat khusus yang dirancang aman untuk pasien. Pada prosedur tradisional, aliran
listrik diberikan pada otak melalui dua elektroda dan ditempatkan pada bagian
temporal kepala (pelipis kiri dan kanan) dengan kekuatan aliran terapeutik untuk
menimbulkan kejang. Kejang yang timbul mirip dengan kejang epileptik tonik-
klonik umum. Namun, sebetulnya yang memegang peran penting bukanlah kejang
yang ditampilkan secara motorik, melainkan respons bangkitan listriknya di otak
yang menyebabkan terjadinya perubahan faali dan biokimia otak
4. Terapi Kognitif Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan
secara teratur, yang memberikan dasar berpikir pada pasien untuk
mengekspresikan perasaan negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi
perasaan negatifnya, serta mampu memecahkan masalah tersebut.
5.Terapi Keluarga Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah
emosi yang timbul kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota
keluarga, dalam hal ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang sama
untuk berperan serta dalam menyelesaikan masalah. Keluarga sebagai suatu
sistem sosial merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri atas beberapa
individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling bergantung,
serta diorganisasi dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
6. Terapi Lingkungan Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang
ditata agar dapat membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien. Milleu
berasal dari Bahasa Prancis, yang dalam Bahasa Inggris diartikan surronding atau
environment, sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti suasana. Jadi, terapi
lingkungan adalah sama dengan terapi suasana lingkungan yang dirancang untuk
tujuan terapeutik. Konsep lingkungan yang terapeutik berkembang karena adanya
efek negatif perawatan di rumah sakit berupa penurunan kemampuan berpikir,
adopsi nilai-nilai dan kondisi rumah sakit yang tidak baik atau kurang sesuai, serta
pasien akan kehilangan kontak dengan dunia luar.
7. Terapi Perilaku Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat
perilaku tersebut dirasa kurang tepat, mengganggu fungsi adaptif, atau suatu
perilaku tidak dapat diterima oleh budaya setempat karena bertentangan dengan
norma yang berlaku. Terapi dengan pendekatan perilaku adalah suatu terapi yang
dapat membuat seseorang berperilaku sesuai dengan proses belajar yang telah
dilaluinya saat dia berinteraksi dengan lingkungan yang mendukung.
a. Pengobatan rawat inap dirumah sakit Perawatan psikiatri rawat inap disebuah
rumah sakit merupakan cara utama untuk orang dengan penyakit mental. Unit
psikiatri menekankan terapi bicara atau interaksi antara pasien dengan staf dan
lingkungan yang ada. Terapi lingkungan juga mrupakan salah satu aspek dalam
pengobatan rawat inap dirumah sakit untuk membantu pasien dalam menstabilkan
pasien dengan gangguan jiwa yang lebih akut. Dalam init rawat inap ditujukan
untuk mengidentifikasi gejala dan ketrampilan dalam menangani gejala yang
muncul, serta mengidentifikasi masalah jangka panjang untuk menjalani terapi
rawat jalan.
b. Pengobatan rawat jalan Rawat jalam adalah salah satu unit kerja dirumah sakit
atau suatu pelayanan kesehatan yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih
dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik.
Pelayanan rawat jalan merupakan pelyanan kepada pasien untuk observasi,
diagnosa pengobatan, rehabilitasi medik dan peayanan kesehatan lainnya yang
bersifat umum, spesialistik, sub spesialistik yang dilaksanakan di suatu rumah
sakit atau layanan kesehatan tanpa tinggal rawat inap (Agustiawan & Andri).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang
pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidak dianggap
sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut
didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau
persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem
saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penemuan dan pengetahuan
tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang perubahan waktu dan
perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan tentang definisi,
penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan
secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara
melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria
salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada pasien
terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Maramis, W.F. (2010).
Ilmu kedokteran jiwa, Erlangga Universitas Press. Wahyu, S. (2012).
Buku saku keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. Wahyuni, Sri. (2011).
“Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan Pasien Mengontrol
Halusinasi” Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1. No.2. Wanadadi. (2014).
Pengertian Pekerjaan Profesi dan Profesional. Diakses pada tanggal 27 Juli 2016