MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Keperawatan Jiwa 1
Disusun Oleh:
Endah Khusniyatul Arifah 2021030147
M. Erfanul Arif 2021030198
Ari Hartanto 2021030139
Hairunnisya 2021030197
Etty Purwanti 2021030028
Dika Sri Wahyuni 2021030141
Layyinul Iqbal 2021030140
Viqi Zulfikar 2021030142
Ode Sri 2021030195
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperawatan Jiwa ini dengan baik. Kami banyak mengalami kesulitan dalam
penyusunan makalah ini, namun berkat pengarahan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah, kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, materi,
maupun dari segi lainnya. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa demi
terciptanya kesempurnaan dan untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan yang lebih luas bagi
para pembaca khususnya para mahasiswa SeTiKes Husada Jombang.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
3.1 Kesimpulan .......................................................... 31
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Individu dengan konsep diri yang positif mampu lebih baik membentuk,
mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan diri sendiri
(interpersonal), melawanpenyakit psikologis dan fisik.Individu yang memiliki
konsep diri yang kuat mempunyaikemampuan sangat baik untuk menerima
sesuatu atau beradaptasi dengan perubahan yangterjadi selama hidupnya baik itu
menyangkut dirinya sendiri atau dengan orang lain. Namun apabila terjadi
ketidakseimbangan diantara haltersebut maka akan terjadi gangguan konsep diri.
1
2
TINJAUAN TEORITIS
1.1 Definisi
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (mis; “Saya kuat dalam
matematika”). Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang
kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep
diri memerikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005)
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. (Stuart and Sudeen, 1998).
5
6
2. Dimensi Pengharapan
Dimensi pengharapan yakni pengharapan bagi diri kitasendiri. Pengharapan
ini merupakan self-ideal atau diriyang dicita-citakan. Cita-cita diri
meliputidambaan,aspirasi,harapan, keinginan bagi diri kita, ataumenjadi manusia
seperti apa yang kita inginkan.
3. Dimensi Penilaian
Dimensi ketiga yakni penilaian kita terhadap diri sendiri.Penilaian diri sendiri
merupakan pandangan kita tentangharga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih
mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan
keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang
mempunyai konsep diri yang positif.
8
Ciri-ciri konsep diri pada anak dan remaja yang memiliki konsep diri
negatif adalah:
1. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan
mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang
mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya,
sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi
sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam
berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari
dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan
berbagai logika yang keliru.
1. Aktualisasi diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan
melatarbelakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan
citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang
positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan
interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.
sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui
oleh masyarakat. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk
mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu
untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
3. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan
ideal diri. Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adaptif
dengan konsep diri yang maladaptif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti
perasaan malu terhadap diri sendiri, akibat tindakan penyakit, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat. Tanda dan gejala yang lain dari
harga diri rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri
sendiri atau orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis,
perasaan tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri
kurang, mudah tersinggung dan marah berlebihan.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu
dengan tidak adanya rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat keputusan,
masalah daalam hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika seseorang
memiliki perilaku dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah mengalami
gangguan dalam konsep dirinya. Orang dengan gangguan depersonalisasi
mengalami persepsi yang menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka
yang membuat mereka tidan nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau
lama atau berulang untuk beberapa tahun. Orang dengan gangguan tersebut
seringkali mempunyai kesulitan yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-
gejala mereka dan bisa merasa takut atau yakin bahwa mereka akan gila.
Gangguan depersonalisasi seringkali hilang tanpa pengobatan. Pengobatan
dijamin hanya jika gangguan tersebut lama, berulang, atau menyebabkan
gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku, dan hipnotis telah efektif
untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan antidepresan membantu seseorang
dengan gangguan tersebut.
2. Kegagalan
Kegagalan yang terus-menerus dialami seringkali akan menimbulkan
pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua
penyebab terletak pada kelemahan diri sendiri. Kegagalan sering membuat
seseorang merasa dirinya tidak berguna.
3. Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cenderung lebih negative dalam memandang dan merespon segala sesuatu
termasuk dalam menilai diri sendiri.
4. Kritik internal
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk
menyadarkan seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik diri sendiri
sering berfungsi sebagai regulator atau rambu-rambu dalam bertindak atau
berprilaku. Agar keberadaan kita dapat diterima oleh masyarakat dan dapat
beradaptasi diri dengan baik.
5. Merubah diri
Terkadang diri kita sendiri yang menyebabkan persoalan akan bertambah
rumit dengan berfikir yang tidak-tidak (negative) terhadap suatu keadaan atau
terhadap diri kita sendiri. Namun dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat
mengalami perubahan kearah yang lebih positif.
14
2. Ideal Diri.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and
Sundeen,2006). Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan
diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai. Ideal
diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita– cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga
budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri mulai berkembang pada
16
masa kanak–kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang
memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman (Keliat, 2005).
Menurut Ana Keliat (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri
yaitu :
a. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
c.Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis,
keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri.
d.Kebutuhan yang realistis.
e. Keinginan untuk menghindari kegagalan.
f. Perasaan cemas dan rendah diri.
3. Peran
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 2005). Peran yang
ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran
yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi
dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi
merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal
diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur
sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan(Keliat, 2005). Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas
dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.
17
b.Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status
sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan
perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran,
peran tidak jelas atau peran berlebihan.
18
4. Identitas
Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber dari observasi
dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri
sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991). Seseorang yang
mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya
berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri
sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat
mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa
kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri.
Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat
ditandai dengan:
1) Memandang dirinya secara unik.
2) Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain.
3) Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima
diri dan dapat mengontrol diri.
4) Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri
19
5.Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen,
2006). Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah
atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 2005). Biasanya
harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut.
b. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misal saya pasti bisa sembuh
pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan sekolah lagi
padahal penyakitnya mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah. (Muhith, 2015)
3. Gangguan Peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran
yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus seklah, putus hubungan
kerja. Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang berkaitan
dengan fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok sosial. (Potter & Perry,
2005) & (Muhith, 2015)
22
b. Transisi sehat-sakit adalah gerakan dari keadaan yang sehat atau sejahtera kea
rah sakit atau sebaliknya.
Perubahan fungsi peran atau bahkan berhentinya fungsi peran yang biasa
dilakukan tersebut menyebabkan seseorang harus menyesuaikan dengan suasana
baru sesuai dengan peran pengganti yang didapatkan atau seseorang harus mampu
menyesuaikan dengan kondisi yang dialami setelah kehilangan fungsi peran yang
biasa dilakukan.
b) Ambiguitas Peran
Ambiguitas peran mencakupharapan peran yang tidak jelas. Ketika
terdapat ketidakjelasan harapan, maka orang menjadi tidak pasti apa yang harus
dilakukan, bagaimana harus melakukannya, atau keduanya. Ambiguitas peran
sering terjadi pada masa remaja. Remaja mendapat tekanan dari orang tua, teman
sebaya, dan media untuk menerima peran seperti orang dewasa, namun tetap
dalam peran sebagai anak yang tergantung. (Potter & Perry, 2005)
c) Ketegangan Peran
Ketegangan peran merupakan gabungan dari konflik peran dan
ambiguitas. Ketegangan peran dapat diekspresikan sebagai perasaan frustasi
ketika seseorang merasakan tidak adekuat atau tidak sesuai dengan peran.
Kelebihan beban peran terjadi ketika individu tidak dapat memutuskan tekanan
mana yang harus dipatuhi karena jumlah tuntutan yang banyak dan konflik
prioritas. Jika individu tidak mampu beradaptasi dengan stresor tersebut,
kesehatan mereka juga akan beresiko terganggu. (Potter & Perry, 2005)
4. Gangguan Identitas
Gangguan identitas adalah kekaburan atau ketidakpastian memandang diri
sendiri, penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak
mampu mengambil keputusan. (Muhith, 2015)
24
2. Persepsi sosial
a. Bagaimanaorang lain memandang saya?
b. Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
c. Apakah mereka membenci atau menyukai saya?
3. Persepsi fisik
a. Bagaimana pandangan saya terhadap penampilan saya?
b. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
c. Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
25
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dapat terjadi secara:
a) Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba.
Contoh: harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban pemerkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
27
b. Stresor pencetus
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat /sakit
c. Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
2. Hobby dan kerajinan tangan
3. Seni yang ekspresif
4. Kesehatan dan perawan diri
28
5. Pekerjaan atau posisi
28
29
6. Bakat tertentu
7. Kecerdasan
8. Imajinasi dan kreativitas
9. Hubungan interpersonal
d. Mekanisme koping
1. Pertahanan koping dalam jangka pendek
2. Pertahanan koping jangka panjang
3. Mekanisme pertahanan ego
b. Persepsi sosial:
1. Bagaimana orang lain memandang saya?
2. Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
3. Apakah mereka membenci atau menyukai saya?
c. Persepsi fisik:
1. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?
2. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
3. Apakah tubuh saya kuat atau lemah?
30
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji:
1. Identitas: dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain:
karakteristik dan kekuatan?
a. Body image:
1. Dapatkah anda menjelaskan keadaan tubuh anda kepada saya?
2. Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda?
3. Apakah ada bagian dari tubuh anda yang ingin anda ubah?
b. Self esteem:
1. Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas?
2. Ingin jadi siapakah anda?
3. Siapa dan apa yang menjadi harapan anda?
4. Apakah harapan itu realistis?
5. Signifikan apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai?
6. Siapakah yang paling penting bagi anda?
7. Kompetensi: apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan
sesuatu untuk kepentingan hidup anda?
8. Virtue: pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila
dihubungkan dengan standar moral yang dianut?
9. Power: pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi
dalam hidup anda? Apa yang anda rasakan?
c. Role performance:
1. Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala
sesuatu sesuai peran anda? Apakah peran saat ini membuat anda puas?
2. Gangguan konsep diri.
3. Mekanisme koping jangka pendek (krisis identitas).
4. Kesempatan lari sementara dari krisis.
5. Kesempatan mengganti identitas.
6. Kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri (identitas yang
kabur).
31
2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian seluruh konsep diri, dapat disimpulkan masalah keperawatan
yaitu:
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah situasional atau kronik
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
3. Keputusasaan berhubungan dengan harga diri rendah
4. Gangguan harga diri ; harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak
realistis
5. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Intervensi keperawatan
Fokus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif pada kehidupan
yang terdiri dari persepsi, keyakinan, dan kepribadian. Kesadaran klien akan
emosi dan perasaan nya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi penilaian
kognitif dan kesadaran perasaan, lainnya dari masalah dan kemudian merubah
perilaku.
Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat
dari kemajuan klien meningkatkan tingkat berikutnya, meningkatkan keterbukaan
dan hubungan saling percaya, meluruh ancaman dari sikap perawat terhadap klien,
dan membantu klien memperluas dan menerima semua aspek kepribadiannya.
1.Tindakan penerimaan yang tidak kakudengarkan klien
2.Dorong klien mendiskusikan pikiran dan perasaannya
3.Beri respon yang tidak menghakimi
4.Tunjukkan bahwa kalian adalah individu yang berharga yang bertanggung
jawab terhadap dirinya dan dapat membantu dirinya sendiri.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Secara umum menurut pendapat para ahli ada 3 dimensi konsep diri,
Calhom dan Acocella (1995) misalnya menyebutkan ke 3 dimensi tersebut
yakni dimensi pengetahuan, dimensi pengharapan dan dimensi penilaian.
Menurut “Stuart & sundeen, 1995”. Ada berbagai hal yang dapat
menyebabkan gangguan konsep diri yaitu pola asuh orang tua, kegagalan,
depresi, kritik internal dan merubah diri
32
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu
mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya
sendiri yang
33
33
negatif. Gangguan konsep diri dapat juga disebabkan adanya stresor. (Muhith,
2015) & (Potter & Perry, 2005)
Masalah keperawatan gangguan konsep diri terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu gangguan citra tubuh, gangguan ideal diri,
gangguan peran, gangguan identitas dan gangguan harga diri
1.2 Saran
Keliat, Budi.A., Panjaitan, R.U., & Daulima, N.H.C. 2005. Proses keperawatan
kesehatan jiwa,Edisi 2.Jakarta : EGC
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Jakarta:
ANDI
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan buku 3 ed.7. Jakarta: Salemba
Stuart & Sundeen. (2006). Keperwatan psikiatrik: Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 5. Jakarta : EGC
34