Disusun oleh :
Kelas 4A / Kelompok 5
Dosen Pembimbing :
Syiddatul Budury,S.Kep.Ns.,M.,Kep
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini.
Makalah ini kami buat dalam memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Masalah Psikososial Gangguan harga diri rendah kronis” baik teori
maupun Asuhan Keperawatan Jiwa yang dibuat berdasarkan contoh kasus.
Dengan adanya makalah ini, para pembaca diharapkan mampu
mengembangkan dan menambah pengetahuan mereka disamping adanya buku-
buku, referensi dan makalah yang lain, makalah ini bukan suatu hasil yang
sempurna. Dengan adanya waktu-waktu yang akan datang diperlukan proses
perbaikan dan penyempurnaan.
Apabila makalah ini terdapat kekurangan, maka kami sebagai penyusun
makalah ini mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Harap kami semoga
makalah ini berguna bagi semua pembaca. Kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan untuk pembelajaran.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................5
1.3. Tujuan ......................................................................................................5
BAB 2 ......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI ...............................................................................................6
2.1 Definisi harga diri rendah kronis...........................................................6
2.2 Etiologi harga diri rendah kronis ..........................................................7
2.3 faktor resiko harga diri rendah kronis..................................................8
2.4 klsifikasi harga diri rendah kronis ........................................................9
2.5 patofisiologi harga diri rendah kronis .................................................10
2.6 Konsep Asuhan Keperawatan harga diri rendah kronis...................12
2.6.1 Pengkajian Keperawatan ..............................................................12
2.6.2 Masalah Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan...................15
2.6.3 Intervensi Keperawatan ................................................................17
2.6.4 Implementasi Keperawatan ..........................................................23
2.6.5 Evaluasi Keperawatan ...................................................................23
BAB 3 ....................................................................................................................25
TINJAUAN KASUS .............................................................................................25
3.1 Dekripsi Kasus ............................................................................................25
3.2 Asuhan Keperawatan Pada Tn. Dengan Masalah Keperawatan harga
diri rendah kronis ............................................................................................25
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ....................47
(SPTK)...................................................................................................................47
ANALISIS PROSES INTERAKSI .....................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................64
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Harga diri adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal
mencapai keinginan (menurut keliat, 1998). Menurut klasifikasi diagnostic
and statisyical manual of mental disorder text revision (DSM IV, TR 2000),
harga diri rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa ketegori
gangguan kepribadian (Rusly, 2014). Harga diri rendah adalah perasaan
negatif terhadap dirinya sendiri menyebabkan kehilangan rasa percaya diri,
pesimis dan tidak berharga dikehidupan. Harga diri rendah adalah evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri disertai kurangnya
perawatan diri tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak menunduk,
berbicara lambat dan suara lemah (Meryana, 2017). Prevalensi gangguan
jiwa di Amerika Serikat sekitar 50% dari penduduk yang berusia lebih dari
18 tahun ke atas pernah memiliki masalah kejiwaan dan penyalahgunaan
zat dalam rentang hidupnya. tahun 1995 DALY’s (Disability Adjusted Life
Years) akibat gangguan 8,1% lebih tinggi di banding TBC (7,2%), kanker
(5,8), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria 2,6. DALY’s akibat
gangguan jiwa menjadi 12,3% pada tahun 2000 dan diproyeksikan menjadi
15% pada tahun 2020. Gangguan jiwa di Indonesia sebesar 26 juta
penduduk. Gangguan jiwa yang berlangsung 6 (enam) bulan
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari harga diri rendah kronis?
2. Bagaimana tanda dan gejala harga diri rendah kronis?
3. Apa penyebab harga diri rendah kronis?
4. Bagaimana penatalaksanaan medis harga diri rendah kronis ?
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui serta memahami
tentang asuhan keperawatan dan penatalaksanaan pada pasien harga
diri rendah kronis
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi harga diri rendah kronis
2. Mahasiswa mampu mengetahui etiolongi pada harga diri rendah
kronis
3. Mahasiswa mampu memahami manifestasi harga diri rendah
kronis
4. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi harga diri rendah
kronis
5. Mahasiswa mampu menerapkan rentang respon harga diri rendah
kronis
6. Mahasiswa mampu memahami mekanisme koping harga diri
rendah kronis
7. mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan harga diri
rendah kronis
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan terlepas
dari spesifiknya. Masalahnya hamper semua pasien menyatakan bahwa
mereka ingin memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya
mengurangi harga diri rendah, banyak masalah psikologis akan berkurang
atau hilang secara substansial sepenuhnya.Harga diri merupakan
komponen psikologis yang penting bagi kesehatan. Banyak penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa harga diri yang rendah sering kali
menyertai Gangguan kejiwaan (Sitanggang,et al, 2021).Harga diri rendah
kronis adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang menganggap bahwa
dirinya itu negatif (Irawati & Wardhani 2019). Harga diri rendah adalah
evaluasi diri yang negatif, berupa mengkritik diri sendiri, dimana
seseorang memiliki fikiran negatif dan percaya bahwa mereka ditakdirkan
untuk gagal (Rahayu & Daulima 2019). Harga diri rendah merupakan
perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan
kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan
dan putus asa (Purwasih, 2016). Harga diri yang tinggi dikaitkan dengan
kecemasan yang rendah, efektif dalam kelompok dan penerimaan orang
lain terhadap dirinya, sedangkan masalah kesehatan dapat menyebabkan
harga diri, sehingga harga diri dikaitkan dengan hubungan interperonal
yang buruk dan beresiko terjadinya depresise hingga perasaan negatif
mendasari hilangnya kepercayaan diri dan harga diri individu dan
menggambarkan gangguan harga diri (Wandono, 2017). Harga diri rendah
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat
terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang
telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau
tidak langsung (nyata atau tidak nyata) (Yusuf, 2014).
a. Kronik, yaitu perasaan negative terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara yang berpikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau
pada klien gangguan jiwa. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,
tidak berarti an rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya hilang
kepercayaan diri merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri. Gangguan harga diri yang disebut sebagian
harga diri rendah dapat terjadi secara (Mukhripah, Damaiyanti 2015).
a.Kronik, yaitu perasaan negative terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara yang berpikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif.
Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau
pada klien gangguan jiwa.
b. Situasional, yaitu terjadi terutama yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan ,dicerai suami atau istri, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu ( korban pemerkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
2.2 Etiologi
Menurut Yosep (2009), penyebab terjadinya harga diri rendah adalah sebagai
berikut :
1. Pola asuh keluarga yang salah pada masa kecil lebih sering disalahkan dan
jarang diberi pujian atas apa yang telah berhasil dicapainya..
2. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dalam melakukan suatu hal dan tidak diterima
keberadaannya.
3. Menjelang dewasa awal sering gagal dalam Pendidikan, pekerjaan,
pergaulan atau interaksi dengan orang lain.
4. Harga diri rendah muncul akibat dari lingkungan yang cenderung tidak
menganggap keberadaannya atau lingkungan yang cenderung
mengucilkannya serta adanya tuntutan lingkungan yang menuntutnya untuk
melakukan hal lebih dari kemampuannya.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2016), penyebab harga diri rendah
dikarenakan obesitas, adanya permasalahan pribadi, kecacatan fisik yang
terjadi sejak lahir maupun kecacatan fisik karena kecelakaan, kehilangan
orang-orang yag dicintai seperti keluarga.
2.3 Faktor resiko
berisiko mengalami evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.
Faktor Risiko
1. Gangguan psikatrik
3. ketidaksusain spiritual
1. Penyakit kronis
2. Penyakit degeneratif
3. Gangguan perilaku
4. Gangguan perkembangan
5. Gangguan mental
6. Penyalahguanaan zat
7. Gangguan mood
8. Trauma Pasca pembedahan
2.4 klasifikasi
Menurut (Muhith, 2015) gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi
secara :
1 Situasional Harga diri rendah situasional dapat diartikan harga diri rendah
yang terjadi karena adanya trauma yang tiba-tiba, misalnya karena
kecelakaan, harus melakukan operasi, diceraikan pasangan, putus sekolah,
kehilangan pekerjaan, dan adanya trauma di masa lalu.
2.5 Patofisiologi
Harga diri rendah kronik adalah evaluasi diri /perasaan negatif tentang dirinya
sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (Keliat,
2020). Harga diri rendah melibatkan evaluasi diri yang negatif dan berhubungan
dengan perasaan yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan,
rapuh, tidak lengkap, tidak berharga, dan tidak memadai (Stuart, 2016). Harga
diri rendah kronis merupakan salah satu masalah keperawatan skizofrenia, karena
harga diri rendah merupakan gejala negative dari skizofrenia (Pardede & Laia
2020).Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti an rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya hilang kepercayaan diri merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Gangguan harga diri yang disebut
sebagian harga diri rendah dapat terjadi secara (Mukhripah, Damaiyanti 2015).
Effect
Core Problem
Isolasi sosial
Causa
3. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul dengan Isolasi Sosial :
Menarik Diri adalah sebagai berikut :
a. Isolasi Sosial : Menarik Diri
b. Harga Diri Rendah
c. Respon pasca trauma
2.6.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
Harga diri rendah TUM : Klien dapat - Klien dapat menerima 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
kronis berinteraksi dengan kehadiran perawat setelah 3x a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
orang lain. pertemuan - --Klien dapat maupun non verbal
TUK 1 : Klien mengungkapkan perasaan dan b. Perkenalkan diri dengan sopan
mampu membina keberdayaan saat ini secara c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
hubungan saling verbal panggilan yang disukai klien
percaya a) Klien mau menjawab salam d. Jelaskan tujuan pertemuan
b) Ada kontak mata e. Buat kontrak interaksi yang jelas, jujur
c) Klien mau berjabat tangan dan tepati janji
d) Klien mau berkenalan f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
e) Klien mau menjawab klien apa adanya
pertanyaan g. Beri perhatian pada klien dan perhatian
f) Klien mau duduk kebutuhan dasar klien
berdampingan dengan perawat
g) Klien mampu
mengungkapkan perasaannya.
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan 2.Tanyakan pada klien tentang :
Klien mampu minimal satu penyebab a. Orang yang tinggal serumah dengan klien
menyebutkan menarik diri : a) Diri sendiri b. Orang yang paling dekat dengan klien
penyebab menarik b) Orang lain c) Lingkungan dirumah
diri c. Apa yang membuat klien dekat dengan
orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat dengan klien
dirumah
e. Apa yang membuat klien tidak dekat
dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan agar dekat
dengan orang lain.
2.2 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku
menarik diridan tanda-tandanya
2.3 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul dengan
orang lain
2.4 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 : - Klien dapat menyebutkan 3.1 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat
Klien mampu keuntungan dan kerugian dan keuntungan bergaul
menyebutkan berhubungan sosial setelah 3x dengan orang lain
keuntungan dan interaksi, misalnya : 3.2 Beri kesempatan pada klien untuk
kerugian a) Banyak teman mengungkapkan perasaannya tentang
berhubungan dengan b) Tidak kesepian keuntungan berhubungan dengan orang lain
orang lain c) Bisa diskusi 3.3 Diskusikan bersama klien tentang
d) Saling menolong manfaat berhubungan dengan orang lain
3.4 Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaannya
tentang keuntungan berhubungan dengan
orang lain
3.5 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian
bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.6 Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
3.7 Diskusikan bersama klien tentang
kerugian tidak berhubungan dengan rang
lain
TUK 4 : Klien dapat - - Klien dapat melaksanakan 4.1 Observasi perilaku klien saat
melaksanakan hubungan sosial secara berhubungan dengan orang lain
hubungan sosial bertahap setelah 3x interaksi 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
secara bertahap dengan : a) Klien – perawat berkenalan atau berkomunikasi dengan
b) Klien – perawat- perawat orang lain melalui : a. Klien – perawat b.
lain Klien- perawat – perawat lain c. Klien –
c) Klien – perawat- perawat perawat – perawat lain- klien lain d. Klien –
lain – klien lain keluarga atau kelompok atau masyarakat
d) Klien – keluarga atau 4.3 Beri reinforcement terhadap
kelompok atau masyaraka keberhasilan yang telah dicapai
4.4 Bantu klien mengevaluasi manfaat
berhubungan dengan orang lain
4.5 Motivasi dan libatkan klien untuk
mengikuti kegiatan TAK sosialisasi
TUK 5 : Klien Klien dapat mengungkapkan 5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan
mampu perasaannya setelah perasaannya dengan orang atau kelompok
mengungkapkan berhubungan dengan orang 5.2 Diskusikan dengan klien manfaat
perasaannya setelah lain setelah 3x interaksi untuk berhubungan dengan klien
berhubungan dengan : a) Diri sendiri 5.3 Beri reinforcement positif atas
orang lain b) Orang lain kemampuan klien mengungkapkan perasaan
c) Kelompok manfaat berhubungan dengan orang lain.
TUK 6 : Klien Keluarga dapat menjelaskan 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta
mendapat dukungan setelah 3x pertemuan tentang : keluarga sebagai pendukung untuk
keluarga dalam a) Pengertian menarik diri mengatasi perilaku menarik diri
memperluas b) Tanda dan gejala menarik 6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga
hubungan sosial diri c) Penyebab dan akibat tentang : a. Perilaku menarik diri b. Tanda
menarik diri dan gejala menrik diri c. Penyebab dan
Cara merawat klien menarik akibat menarik diri d. Cara keluarga
diri menghadapi klien yang sedang menarik diri.
6.3 Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu klien mengatasi perilaku menarik
diri
6.4 Latih keluarga cara merawat klien
menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatih
6.6 Dorong anggota keluarga klien untuk
memberikan dukungan kepada klien
berkomunikasi dengan orang lain
6.7 Anjurkan anggota keluarga untuk secara
rutin dan bergantian mengunjungi klien
minimal 1x/minggu
6.8 Beri reinforcement atas hal-hal yang
telah dicapai dan keterlibatannya
2.6.4 Implementasi Keperawatan
Melakukan Sp 1 pasien :
Melakukan Sp 2 pasien :
Melakukan Sp 3 pasien :
Melakukan Sp 1 pasien :
Melakukan Sp 3 pasien :
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Dekripsi Kasus
Pada Kasus Yang diteliti ini Menggunakan pasien di Rumah sakit Jiwa
Menur Surabaya dengan masalah Keperawatan dengan gangguan harga diri
rendah. Hasil Amnanesis berisi tentang identitas klien dengan Inisial ny S, umur
35 tahun dan didapatkan analisa data, data subjektif klien mengatakan tidak mau
dan bingung saat berinteraksi dengan orang lain, klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan sosial dilingkungan rumahnya dan jarang berinteraksi dengan
tetangganya, klien suka menyendiri di kamar,klien habis bercerai dari suaminya
Sedangkan data objektifnya; klien berbicara dengan suara pelan dan singkat, klien
hanya mau berbicara jika ada yang memulai duluan, klien tampak gelisah, sering
mondar-mandir keluar masuk kamar, klien lebih banyak menghabiskan waktunya
di tempat tidur, kontak mata kurang, afek datar, selama berinteraksi klien lebih
sering menunduk dan melihat kearah lain.
3.2 Asuhan Keperawatan Pada Tn. Dengan Masalah Keperawatan Isolasi Sosial
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : NY S
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
No. RM : 123xxxx
Informan : klien dan rekam medis
B. ALASAN MASUK
Alasan masuk menurut data dari rekam medis klien masuk RSJ Menur karena
klien menyediri dan mengalami harga diri rendah .
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? √ Ya Tidak
D . PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD = 130/80 mmHg N = 93x/menit S = 36,5◦C RR = 20x/menit
2. Antopometri
TB = 152,5 cm BB = 40 kg
3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan : klien mengatakan tidak ada kelainan fisik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
D. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan :
________________________________________________________________
________________________________________________________________
__________
Masalah keperawatan :
________________________________________________________________
_____
2. Konsep diri
A. Gambaran diri :pasien tidak menyukai semua bagian tubuhnya .
B. Identitas : Pasien ny F usia 35,janda cerai,tidak kerja
C. Peran : Pasien anak tunggal merasa belum bisa bahagiakan
ibunya ,merasa sedih tidak bekerja,merasa gagal berumah tangga ,pasien
sedih karena jika ibunya meninggal ia tidak punya siapa siapa lagi .
D. Ideal diri : Pasien merasa hidupnya tidak berguna padahal
seharusnya bisa bahagikan ibunya
E. Harga diri :pasien tidak pernah mengikuti kegiatan dilingkungannya
,sering mengurung dikamar
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
F. Hubungan social
A. Orang yang berarti : ibu pasien
B. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien tidak pernah
kegiatan masyarakat,pasien menyendiri dikamar
C. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain : Menyendiri, malas
Bicara sendiri dengan orang lain
2. Aktivitas motorik
Lesu Tegang √ Gelisah Agitasi
Tik Grimasing Tremor Kompulsif
Jelaskan :
- Klien tampak gelisah, keluar masuk kamar, klien lebij=h sering menghabiskan
waktunya di tempat tidur, klien sering tampak melamun, klien lebih banyak diam.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri
3. Alam perasaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan :
- Klien merasa sedih,karena belum bisa membahagiakanm ibunya.
Masalah keperawatan : Gangguan alam perasaan
4. Afek
√ Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
- Ekspresi wajah klien datar ketika ada stimulus atau tidak ada stimulus saat diajak
berbicara.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri
6. Persepsi halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Pembauan
Jelaskan : Tidak ditemukan adanya presepsi halusinasi
(pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan). Klien mengatakan tidak
mendengar bisikan maupun melihat bayangan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas √ Blocking Pengulangan
pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Saat bercakap-cakap dengan perawata, klien tiba-tiba
diam sesaat kemudian melanjutkan kembali berbicara singkat
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
8. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokodria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siap pikir Kontrol
pikir
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
Gangguan daya ingat jangka pendek Konfabulasi
Jelaskan : Klien ingat dan menjawab dengan suara pelan saat
ditanyai siapa saja nama anggota keluarganya.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
F. KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan
Makanan : Ya Tidak
Pakaian : Ya Tidak
Transportasi : Ya Tidak
Keamanan : Ya Tidak
Uang : Ya Tidak
Tempat tinggal : Ya Tidak
Perawatan kesehatan : Ya Tidak
Jelaskan :
________________________________________________________________
________________________________________________________________
__________
Masalah keperawatan :
________________________________________________________________
_____
2. Aktivitas hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Mandi : √ Bantuan minimal Bantuan total
Eliminasi uri/alvi : √ Bantuan minimal Bantuan total
Kebersihan : √ Bantuan minimal Bantuan total
Ganti pakaian : √ Bantuan minimal Bantuan total
Makan : √ Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan : Klien mampu melakukan perawatan diri
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
Apakah puas dengan pola makan? √ Ya Tidak
Apakah memisahkan diri saat makan? Ya √ Tidak
Jika ya, jelaskan :-
BB terendah = 45 kg
Diet khusus : Tidak ada diet khusus
Jelaskan :-
Masalah keperawatan :-
c. Istirahat tidur
Apakah ada masalah? Ya √ Tidak
Apakah merasa segar setelah bangun tidur? Ya √ Tidak
Apakah kebiasaan tidur siang? √ Ya Tidak
Apa yang menolong untuk tidur? Ya √ Tidak
Waktu tidur malam : kurang lebih 6 jam
Waktu bangun : pagi hari
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Semnabolisme Berbicara saat tidur
Jelaskan :
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
__________
Masalah keperawatan :
_____________________________________________________________
_____
3. Kemampuan klien
Mengantisipasi kebutuhan sendiri Ya √
Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri Ya √
Tidak
Mengatur penggunaan obat Ya √
Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) Ya √
Tidak
Jelaskan :
________________________________________________________________
________________________________________________________________
__________
Masalah keperawatan :
________________________________________________________________
_____
4. Sistem pendukung klien
Keluarga : √, Ya Tidak
Teman sejawat : Ya √ Tidak
Kelompok sosial : Ya √ Tidak
Profesional/terapis : √ Ya Tidak
Jelaskan :
________________________________________________________________
________________________________________________________________
__________
Masalah keperawatan :
________________________________________________________________
_____
5. Apakah klien menikmati saat bekerja atau melakukan hobi? √ Ya
Tidak
Jelaskan : klien merasa dia senang dapat membantu ibunya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
G. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif √ Menghindar
Olahraga Mencederai diri
√ Lainnya, saat ditanya kegiatan yang Lainnya, __________________
membuat dirinya jauh lebih baik adalah tidur.
Masalah keperawatan : mekanisme koping individu tidak efektif.
I. ASPEK MEDIK
Diagnosa medis : Isolasi Sosial : Menarik diri
POHON MASALAH
Hari/tanggal : 15 APRIL2022
Waktu pelaksanaan : 09.00 WIB
Pertemuan ke : 1 – SP 1
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien
• Data subjektif
Klien mengatakan “nama saya S, saya senang di panggil NY S”
• Data objektif
Klien mengungkapkan perasaan nya
Klien mau berjabat tangan
Klien tidak mau duduk berdampingan dengan perawat
Kontak mata kurang
b. Diagnosis
harga diri rendah kronis
c. Tujuan
Klien dapat percaya diri sendiri
d. Intervensi
• Bina hubungan saling percaya dengan : a. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan
nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan
tujuan pertemuan e. Buat kontrak interaksi yang jelas, jujur dan tepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri
perhatian pada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien elaksanaan
A. Orientasi
a. Salam
Assalamu’alaikum selamat pagi bu, perkenalkan nama saya perawat
Maharani saya mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya yang
sedang praktek dirumah sakit ini, hari ini saya yang bertugas merawat
bapak. Nama IBU siapa? Senang dipanggil apa?
1. Proses Keperawatan
A. Kondisi Klien
• Data subjektif
Klien mulai senang bertemu dengan perawat
• Data objektif
Klien tampak ceria dan semangat,
Adanya saling percaya
B. Diagnosis
Harga diri rendah kronis
C. Tujuan
Klien mampu mengatasi Harga diri rendah kronis yang dialami dengan
latihan perkenalkan dua sampai tiga orang
Klien mampu melakukan aktivitas yang diberikan
Klien mampu melakukan aktivitas yang telah dijadwalkan
D. Intervensi
Evaluasi kegiatan perkenalan (berapa orang). Beri pujian
Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan dua sampai tiga
orang pasien, perawat dan tamu, berbicara saat melakukan kegiatan harian
2. Strategi Pelaksanaan
A. Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum selamat pagi ibu, saya mahasiswa yang bertugas hari ini
apakah ibu masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi
Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apa yang ibu rasakan? Apakah masalah
yang ibu alami di pertemuan sebelumnya masih ibu alami? Apakah
kegiatan perkenalan kemarin sudah dilakukan? Apakah ada perubahan
setelah melakukan kegiatan yang telah diajarkan terhadap masalah ibu
sebelumnya? Baiklah sekarang saya akan mengevaluasi kegiatan ibu yang
kemarin dan juga kita akan latihan berbicara saat melakukan kegiatan
harian. Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang ini?
Tujuan ibu mampu berkenalan dengan 2 sampai 3 orang dan ibu tidak
malu lagi.
3. Fase kerja
Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang kenalan kemarin? Coba sebutkan
lagi sambil bersalaman dengan suster. Aku sekali ibu masih ingat. Ibu sekarang
kita latihan bercakap-cakap dengan teman saat melakukan kegiatan harian harian
apa yang ingin ibu lakukan? Oh merapikan tempat tidur dan menyapu kamar. Oh
merapikan tempat tidur dan menyapu baiklah dengan siapa ibu ini didampingi?
Dengan klien? Baiklah pak kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu
kamar ya pak (perawat mengajak klien B untuk menemani klien merapikan tempat
tidur dan menyapu kamar, kemudian memotivasi klien dan teman sekamar
bercakap-cakap titik ayo pak coba kita praktekkan. Ya bagus sekali bu ,ibu sudah
bisa mempraktekkan.
Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal harian ibu untuk bercakap-cakap
dengan dua sampai tiga orang teman ataupun perawat saat berbicara dengan teman
saat melakukan kegiatan harian.
4. Terminasi
a. Terminasi subjktif
Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan kegiatan merapikan tempat tidur dan
menyapu kamar? Apa pengalaman ibu yang menyenangkan saat bercakap-cakap
melakukan kegiatan tadi?
b. Terminasi objektif
Coba ibu sebutkan apa saja manfaat kita bercakap-cakap dengan teman?
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah bu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal dua sampai tiga
orang jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan tempat tidur dan kamar
kita cantumkan dalam jadwal yabu . Setiap jam berapa ibu akan berlatih? Baiklah
pada pagi jam 8 dan sore jam 4.
d. Kontral yang akan datang
Baiklah bu besok saya akan datang untuk mengevaluasi kegiatan bu dan kita akan
melakukan latihan kegiatan. apakah bu bersedia? Bu mau jam berapa jangan tanya
bagaimana kalau jam 12.00. bu maunya gimana kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang depan tentangnya baiklah besok saya akan ke sini jam
12. 00 titik permisi. Wassalamualaikum
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK)
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
• Data subjektif
Klien mengatakan sudah percaya diri
Klien mengatakan sudah mengajak orang lain berkenalan dan percaya
diri
• Data objektif
Klien sudah mau keluar
Kain dapat melakukan aktivitas ruangan.
b. Diagnosis
Harga diri rendah kronis
c. Tujuan
Klien mampu mengatasi masalah sosial yang dialami dengan latihan
perkenalkan dan saling percaya
Klien mampu melakukan latihan yang telah diberikan
Klien mampu melakukan latihan yang telah dijadwalkan
d. Intervensi
Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan kegiatan.Beri
pujian dan saling percaya
Latih cara saling percayal : mengungkapkan perasaan dan saling komunikasi
percaya satu sama lain
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan saling percaya dan komunikasi
4-5 orang, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan kepercayaan.Strategi
pelaksanaan
A. Orientasi
a. Salam
Assalamu’alaikum selamat pagi. Apakah bu masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi
Bagaimana perasaan bu hari ini? Masih ada perasaan tidak percaya diri,
rasa engga berbicara dengan orang lain? Apakah masalah bu dipertemuan
sebelumnya masih bu alami? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah
dilakukan? Baikalah bu sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan
melakukan 2 kegiatan harian baru dan latihan berbicara saat akan
melakukan 2 kegiatan baru dan latihan berbicara saat melakukan kegiatan.
Apalkah bapak bersedia? Berapa lama ibu mau berbinang-bincang?
Bagaimana kalau 20 menit? Bu mau berbincang-bincang dimana?
Bagaimana kalau di ruang depan? Tujuannya untuk melatih 2 saling
percaya dan berkenalan dengan 4-5 orang.
2. Fase kerja
08.00
Bagaiamana dengan kegiatan harian kemarin? Apakag sudah bu lakukan? Bu
sudah berkenalan dengan berapa orang? Bagus sudah berkenalan dengan 2-3
oeang. Siapa saja yang ibu ajak berkenalan? Untuk kegiatan merapikan tempat
tidur dan menyapu kamar serta bercakap-cakap dengan teman sudah dilakukan?
Bagus sekali.
Sekarang kita kan melakukan 2 kegiatan baru. Kegiatan apa yang ingin bapak
lakukan? Ohh mencuci piring? Bagaimana kalau kita sekarang menuju dapur?
Disana para juru masak sedang memasak dan juru maak berjumlah 4 orang disana.
Nah sesampainya disana bu langsung bersalaman dan memperkenalkn diri seperti
yang sudah kita pelajari dan yakin bahwa orang-orang disana seneng dengan
kedatangan bapak (selanjutnya perawat mendampingi klien untuk berkenlan dan
melakukan kegiatan harian serta bercakap-cakap). Sekaarang mari kita masukan
ke dalam jadwal harian ibu untuk berkenalan dengan4-5 orang serta bercakap-
cakap saat melakukan kegiatan harian.
3. Terminasi
a. Terminasi subjektif
Bagaimana perasaan bu setelah kita berkenalan dengan juru masak di dapur?
Apaakah kegiatannya menyenangkan?
b. Terminasi objektif
Coba sebutkan kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan? Bagus bu masih
ingat kegiatamn yang sudah kita lakukan.
ANALISIS PROSES INTERAKSI
Px: nama saya Px:Klien duduk Klien mau menerima Menatap klien untuk Klien membuka diri untuk
Febrianti dan menundukkan Perkenalan perawat tetap mempertahankan berkenalan atau klien
kepala sambil komunikasi dan memulai membina
melepas tangan meyakinkan hubungan saling percaya
perawat
P:Perawat menatap klien bahwa perawat
klien sambil ingin membantu apa
tersenyum dan yang dialami klien
mendengarkan
dengan
kesungguhan
P: “Ibu senang P: Menatap klien Memperhatikan Memberikan perasaan Dengan menanyakan nama
dipanggil dengan dengan tersenyum pertanyaan perawat nyaman pada klien panggilan kesukaan klien,
nama apa?” Px:klien diam dan klien akan merasa dihargai
mendengarkan oleh perawat
Px: Ibu Febri Px: Klien Klien mau membina Perawat senang Klien menyebutkan nama
menjawab hubungan saling percaya berkomunikasi dengan panggilannya menunjukkan
sambil tertunduk dengan perawat klien dan perawat merasa klien dan perawat sudah
P: Mendengarkan klien sudah mulai mulai membina hubungan
jawaban klien membuka diri saling percaya
P: “Bagaimana P: Menatap klien Klien menunjukkan Menunjukkan rasa Memberikan kesempatan
perasaan Ibu hari dengan tersenyum adanya perhatian empati pada klien pada klien mengungkapkan
ini?” Apakah ibu K: duduk terdiam terhadap pertanyaan yang perasaannya sehingga klien
sudah mandi? Dan diajukan oleh perawat akan merasa diperhatikan
oleh perawat
sudah menganti
pakaian?
Px: “iya Px: klien tunduk Klien Meyakinkan klien bahwa Pernyataan persetujuan dari
Sambil memberikan keputusan klien klien akan memudahkan
mengangguk persetujuan diharapkan oleh perawat klien dan perawat untuk
P: Menatap klien pada perawat lebih saling mengenal
menunggu
jawaban klien
P: “Berapa lama kita P: Menatap klien Memperhatikan Menunjukkan tempat Dengan meminta persetujuan
akan berbincang- sambil pertanyaan yang akan digunakan klien untuk memilih
bincang menunggu perawat untuk berbincang- tempat akan membuat klien
ibu? jawaban klien bincang merasa nyaman dan lebih
Bagaimana kalau leluasa dalam
20 menit? Dimana berinteraksi dengan perawat
tempat yang
menurut ibu
cocok? Bagaimana
kalau di meja makan
saja?”
Px: “ Iya Px: Klien hanya Menunjukkan Mendampingi klien Dengan
mengangguk dan kesediaaan selama berinteraksi tanggapan yang
diam berinteraksi baik dari klien
dengan perawat menunjukkan
dan menerima klien percaya
keberadaan dengan perawat
perawat
P:“Kalau boleh saya P: Menatap klien Memperhatikan Menunjukkan perhatian Dengan menanyakan
tahu ibu tingal Sambil tersenyum? pertanyaan pada klien penyebab klien dibawah ke
dengan siapa? Px: klien hanya perawat klinik akan membantu
ibu tinggal diam perawat dalam mengetahui
dimana? siapa masalah dalam merawat
yang paling dekat klien
dengan ibu ?
siapa anggota
keluarga ibu yang
dekat dengan ibu?
Apa yang membuat
ibu tidak dekat
dengan orang lain
dan tidak bisa
melupakan masa lalu
?
Px: - Px: klien hanya Klien tidak mampu Menunjukkan perhatian Jawaban klien menunjukkan
Dikarenakan saya berbicara Menunjukan keterbukaan pada klien bahwa klien merasakan
trauma akan P:tersenyum pada perawat kalau
percerain suami saya melihat klien keadaannya perlu perawatan
dan saya tidak bisa berharap
membahagiakan ibu menjawab
saya dan tidak pertanyaan
percaya diri
P: “apakah ada P: Kontak mata Memperhatikan Menanyakan harga diri Untuk mengetahui jenis
pengalaman yang dipertahankan pertanyaan rendah klien Respon pasca trauma
tidak menyenangkan Px:mendengarkan perawat
ketika bergaul dan hanya diam
dengan orang lain?
Px: - Px:klien berbicara Menunjukkan rasa Mengidentifikasi isi Untuk mengetahui isi
Saya merasa bahwa nada rendah percaya diri saat harga diri rendah klien Reson pasca trauma
diri saya tidak P:tersenyum menjawab pertanyaan
berguna bagi orang melihat klien dan perawat
lain apalagi sambil menatap
memilikiteman ?
P: menurut ibu P: Kontak mata Memperhatikan Mengidentifikasi isi Untuk mengetahui isi
bagaimana dipertahankan pertanyaan perawat harga diri rendah klien halusinasi klien
rasanya kalo kita Px:Mendengarkan
mempunyai perawat dan klien
banyak teman jadi diam sesekali klien
bukan ibu kita saja menatap wajah
teman juga bisa perawat dengan
membantu kita malu
menjadi teman curhat
?
Dan bagaimana
rasanya kalo kita
tidak mempunyai
teman?
Px: - Px:klien diam dan Menunjukkan rasa Mendengarkan Agar klien measa bahwa
menundukkan percaya diri saat penjelasan klien dan perawat peduli terhadapnya
kepala menjawab pertanyaan menunjukkan rasa
P: duduk di perawat empati
samping klien
dan memerhatikan
klien sambil
tersenyum dan
menatap ke klien
P: nah ibu punya P: Kontak mata Memperhatikan Mengidentifikasi waktu Untuk mengetahui
banyak teman itu dipertahankan Pertanyaan perawat klien waktu
bagus kita dapat Px:Mendengar
segalanya kepada pertanyaan
teman kita jika kita perawat
mempunyai masalah
dan membantu
kepercayaan diri kita
ibu bagaimana kalau
kita belajar cara
berkenalan ? apakah
ibu mau?
Px: - Px:klien hanya Menjawab dengan Memperhatikan Agar klien merasa perawat
diam dan ekspresi serius penjelasan klien peduli padanya
mengangguk
kepala
P:menatap klien
dan pertahankan
kontak mata
kepada klien
P: baik lah ibu saya P:Menatap klien Memperhatikan Mengidentifikasi situasi Untuk
kasih contoh cara sambil pertanyaan yang menimbulkan mengetahui
berkenalan dengan menunggu perawat trauma situasi yang menimbulkan
orang lain misalnya jawaban klien trauma masa lalu klien
ibu perkenalkan Px:Mendengar
nama saya Alfina pertanyaan
Maghfiroh saya perawat
senang di panggil
Alfina kemudian ibu
menanyakan nama
orang yang telah
berkenalan dengan
ibu contohnya nama
ibu siapa? senangnya
di panggil apa? ayo
ibu coba di
peragakan? anggap
saya belum kenal
dengan ibu coba
ibu memperkenalkan
diri ke saya
Px: nama saya Px:Menjawab Memperhatikan Memperhatikan Agar klien merasa perawat
Febrianti senang di dengan jelas dan pertanyaan penjelasan klien peduli padanya
panggil Febri sambil tertunduk perawat
P:Mendengarkan
penjelasan klien
dan kontak mata
dipertahankan
P: iya bagus sekali P:Menatap klien Memperhatikan Memberikan pujian Pujian memberikan
ibu, coba ibu sambil menepuk pertanyaan kepada klien sambil motivasi bagi klien untuk
ulang sekali lagi? tanggan perawat menunjukkan perasaan melakukan kegiatan dan
K:Mendengar senang aspek positif yang
pertanyaan dimilikinya.
perawat
Px: - Px:klien sudah Memperhatikan Menunjukkan perhatian Agar klien
tidak mau pertanyaan pada klien merasa perawat
mengulangi perawat peduli padanya
perkenalanya
lagi, dan klien
tunduk sesekali
menatap perawat
P:tersenyum dan
menatap klien
dan kontak mata
dipertahankan
Widianti, E., Keliat, B. A., & Wardhani, I. Y. (2017). Aplikasi Terapi Spesialis
Keperawatan Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Dengan Harga Diri Rendah Kronis Di
Rsmm Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 3(1), 83-99.
Sarwili, I., Rizal, A., & Malinda, M. (2021). Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Jiwa
Dengan Terapi Kreasi Seni Menggambar Terhadap Pasien Harga Diri Rendah:
HDR. Journal of Nursing Education and Practice, 1(01).
Suryani, U., & Efendi, Z. (2020). Dukungan Keluarga Berhubungan dengan Harga Diri
pada Penderita Tuberkulosis Paru. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(1), 53-58.
Narullita, D. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah Pada Lansia
Di Kabupaten Bungo Propinsi Jambi Tahun 2016. Jurnal Endurance: Kajian
Ilmiah Problema Kesehatan, 2(3), 354-361.
https://books.google.co.id/books?id=kMtMEAAAQBAJ&pg=PA132&dq=Harga+diri+r
endah+kronis&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwja4ZnJosD2AhW6TGwGHa0RD_8Q6AF
6BAgGEAM#v=onepage&q=Harga%20diri%20rendah%20kronis&f=false