DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan kritik
dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 DEFINISI..........................................................................................................................6
2.5 JENIS................................................................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................14
3.1 DEFINISI....................................................................................................................14
3.6 PENATALAKSANAAN............................................................................................17
BAB IV..........................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup
harmonis dan produktif (Stuart, 2016). Kesehatan jiwadianggap sebagai unsur vital
kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan tidak dilihat dari segi fisik saja tetapi dari segi
mental juga harus diperhatikan agar tercipta sehat yang holistic. Seseorang yang
terganggu dari segi mental dan tidak bisa menggunakan pikirannya secaranormal maka
bisa dikatakan mengalami gangguan jiwa.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan
diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu
mencapai keinginan sesuai ideal diri. Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan.
Dengan gangguan harga diri, seseorang akan menghadapi suasana hati dan
ingatan tentang masa lalu yang negatif dan lebih rentan mengalami depresi ketika
menghadapi stress karena pola pikir yang buruk tentang masa lalu yang negatif dan lebih
rentan mengalami depresi ketika menghadapi stress karena pola pikir yang buruk tentang
diri sendiri, tujuan hidup yang tidak jelas, dan masa depan yang lebih pesimis, semakin
rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan kepribadian (Pardede,
2017)
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien dengan isolasi sosial disebabkan karena
seseorang menilai dirinya rendah, sehingga muncul perasaan malu untuk berinteraksi
dengan orang lain, di mana jika tidak diberikan tindakan keperawatan yang berkelanjutan
akan dapat menyebabkan terjadinya perubahan persepsi sensori dan berisiko untuk
menciderai diri sendiri, orang lain, bahkan lingkungan (Fitria, 2009). Untuk itu, penting
bagi perawat untuk membantu mengatasi masalah isolasi sosial pada pasien dengan
memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan tepat yang tersedia di pelayanan
keperawatan.
TUJUAN UMUM
1) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
2) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial
TUJUAN KHUSUS
1) Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri
rendah dan pasien dengan isolasi sosial
2) Menjelaskan proses terjadinya masalah pada pasien dengan harga diri rendah
dan isolasi sosial
3) Mengkaji dan menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan harga
diri rendah dan isolasi sosial
BAB II
2.1 DEFINISI
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri.
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam
mencapai keinginan.
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri.(2)
Penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang
diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering
gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.(3)
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuarat dan Laraia (2008) dalam
konsep stress adapatasi yang teridiri dari faktor predisposisi dan presipitasi:
(a) Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
1) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma
kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa,
2) Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan
orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang
mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi
pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain
itu pasiendengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap
gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri
yang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya
penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah,
pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap
tumbuh kembang anak.
(b) FaktorPresipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis
yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan,
menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena
a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat
kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangansebahagian
anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.Atau
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur
medis dan keperawatan.
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah antara lain :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Menarik diri dari hubungan sosial
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Perasaan lemah dan takut
5. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7. Hidup yang berpolarisasi
8. Ketidakmampuan menentukan tujuan
9. Merasionalisasi penolakan
10. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
5. Percaya diri kurang
6. Menciderai diri
Adapun rentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar berikut ini :
a. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata
yang sukses dan dapat diterima individu dapat mengapresiasikan kemampuan yang
dimilikinya
b. Konsep diri positif
Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. Individu dapat mengidentifikasi
kemampuan dan kelemahannya secara jujur dalam menilai suatu masalah individu
berfikir secara positif dan realistis.
a. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa
lebih rendah dari orang lain.
b. Kekacauan identitas Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai identifikasi
masa kanak-kanak kendala kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
c. Depersonalisasi Perasaan yang tidak realitas dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan sdirinya
dengan orang lain.
2.5 JENIS
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri
yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang
yang penting dan berharga. (4)
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri
yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri
rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
2. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien
gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D &
Iskandar, 2012)
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau jangka panjang
serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara ( misalnya, ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk
mendapatkan popularitas)
Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan
yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan
fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik marah
terhadap diri sendiri, dan amuk ). (Stuart,2006)
3.1 DEFINISI
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa tidak diterima dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain.(5)
Isolasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang lain maupun
lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan cara menarik diri
secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang
merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Isolasi sosial merupakan upaya
mengindari komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan
tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan.
Saling Ketergantungan
Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang dapat
diterima oleh norma-norma masyarakat. Menurut Riyardi S dan Purwanto T. (2013) respon ini
meliputi:
a. Menyendiri
Merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa yang telah terjadi
atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam menentukan rencana-rencana.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam hubungan sosial, individu mamapu menetapkan untuk interdependen dan
pengaturan diri.
c. Kebersamaan
Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian, saling member, dan menerima
dalam hubungan interpersonal.
d. Saling ketergantungan
Merupakan suatu hubungan saling ketergantungan saling tergantung antar individu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah dengan cara-
cara yang bertentangan dengan norma-norma agama dan masyarakat. Menurut Riyardi S
dan Purwanto T. (2013) respon maladaptive tersebut adalah:
(a) Manipulasi
Merupakan gangguan sosial dimana individu memperlakukan orang lain sebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku mengontrol digunakan sebagai
pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi dan dapat menjadi alat untuk berkuasa
pada orang lain.
(b) Impulsif
merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang tidak
dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan tidak mampu untuk
belajar dari pengalaman dan miskin penilaian.
(c) Narsisisme
Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku ogosentris,harga diri
yang rapuh, terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan mudah marah jika
tidak mendapat dukungan dari orang lain.
(d) Isolasi sosial
Adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara adalah :
a. menarik diri
b. tindakan berulang dan tidak bermakna
c. asyik dengan pikirannya sendiri, tampak sedih , afek tumpul
3.6 PENATALAKSANAAN
(a) Terapi Medis , Berupa Therapy farmakologi
(1) Clorpromazine (CPZ)
Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai
norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi -
fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku
yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi
kehidupan sehari -hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan
melakukan kegiatan rutin.
Efek samping: Sedasi, gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/
parasimpatik,mulut kering, kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung
tersumbat,mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama
jantung),gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia,
sindromaparkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan endokrin,
metabolik, hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian
jangka panjang.
(2) Haloperidol (HLD)
Indikasi : Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam
fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari –hari.
Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik
(hipotensi, antikolinergik /parasimpatik, mulut kering, kesulitan miksi
dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler
meninggi, gangguan irama jantung).
(3) Trihexy phenidyl (THP)
Indikasi:Segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis
dan idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpin dan
fenotiazine.
Efek samping: Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan otonomik
(hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut kering, hidung
tersumbat, mata kabur,gangguan irama jantung).
a) Electro convulsif therapi
Electro convulsif therapi (ECT) atau yang lebih dikenal dengan
elektroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock listrik
dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk terapi pasien
gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri pada dosis terapinya.
ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologist Italia Ugo Cerlitti dan
Lucio Bini pada tahun 1930. Diperkirakan hampir 1 juta orang didunia mendapat
terapi ECT setiap tahunnya dengan intensitas antara 2-3 kali seminggu.
ECT bertujuan untuk menginduksi suatu kejang klonik yang dapat
memberi efek terapi (Therapeutic Clonic Seizure) setidaknya selama 15 detik.
Kejang yang dimaksud adalah suatu kejang dimana seseorang kehilangan
kesadarannya dan mengalami rejatan. Tentang mekanisme pasti dari kerja ECT
sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan dengan memuaskan. Namun
beberapa penelitian menunjukkan kalau ECT dapat meningkatkan kadar serum
Brain-Derived Neurotrophic Faktor (BDNF) pada pasien depresi yang tidak
responsif terhadap terapi farmakologi.
b) Therapy kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa.
Therapy ini bertujuan memberi stimulus bagi klien dengan gangguan
interpersonal.
c) Therapy Individu
Menurut Pusdiklatnakes (2012)tindakan keperawatan dengan pendekatan
strategi pelaksanaan (SP) pada pasien dapat dilakukan sebagai berikut :
(a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien : Pengkajian Isolasi sosial, dan
melatih bercakap-cakap antara pasien dan keluarga
(b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien : Melatih pasien berinteraksi
secara bertahap (pasien dengan 2 orang lain), latihan bercakap-cakap saat
melakukan 2 kegiatan harian.
(c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien : Melatih pasien berinteraksi
secara bertahap (pasien dengan 4-5 orang), latihan bercakap-cakap saat
melakukan 2 kegiatan harian baru.
(d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada pasien : Mengevaluasi kemampuan
berinteraksi, melatih cara bicara saat melakukan kegiatan sosial
d) Therapy Lingkungan
Menurut Rusdi (2013), manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sehingga aspek lingkungan harus mendapatkan perhatian khusus dalam kaitannya
untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat
dengan stimulus psikologi seseorang yang akan berdampak pada
kesembuhan,karena lingkungan tersebut akan memberikan dampak baik pada
kondisi fisik maupun kondisi psikologis seseorang.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Definisi Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi ddengan orang lain disekitarnya.
Pasienmungkin merasa ditolak , tidak diterima, kesepian dan tidak mampu berhubungan yang
berarti dengan orang lain
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangankasih sayang, perilaku orang lain
yang mengancam danhubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diriseseorang berada
dalam rentang tinggi sampai rendah.
4.2 SARAN
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hermawan B. Asuhan keperawatan jiwa pada tn.s dengan gangguan isolasi sosial:
menarik diri di ruang arjuna rsj daerah surakarta naskah publikasi. Naskah Publ Progr
Stud D-III Keperawatan Fak Ilmu Kesehatan Univ Muhammadiyah Surakarta. 2015;1–36.
3. Delys M. Asuhan keperawatan jiwa pada tn. Q dengan harga diri rendah di ruang bangau
rumah sakit jiwa dr.Radjiman wediodiningrat lawang malang. 2019;1–45.
4. Sihombing RI, Harefa AR, Samosir EF, Monica S, Hutagalung SNS, Romayanti Y.
Penerapan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny . L Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah. J Keperawatan Jiwa. 2020;1(2):1–31.
5. Septiani SF. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Isolasi Sosial. Karya Tulis Ilm
[Internet]. 2017;1(Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Isolasi Sosial):65. Available
from: file:///E:/keperawatan jiwa/sri_fahnur_septiani.pdf