Anda di halaman 1dari 21

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KETIDAKBERDAYAAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 1

Dosen Pengampu Ibu Lia Juniarni, M.Kep. Kep.J

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Agung Wibowo 217048
Eka Retno Wulandari 217061
Friska Rahma Sarita 217062
Lia Siti Maryam 217067
Mega Wulan P 217071
Rhena Fitriyani R 217078
Sahrul Ramadhan 217081
Titis Lisalsabila 217087
Vina Rahma Sari 217088

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

PRODI S1 KEPERAWATAN

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Ketidakberdayaan” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas Keperawatan Jiwa 1. Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam


karya tulis ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada
berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.

         

Bandung, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

2.1 Pengertian Ketidakberdayaan............................................................3

2.2 Etiologi Ketidakberdayaan................................................................4

2.3 Faktor – Faktor Ketidakberdayaan....................................................5

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan............................................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................16

3.1 Kesimpulan......................................................................................16

3.2 Saran................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam kehidupan yang semakin maju dan modern manusia akan lebih
mudah mengalami stres apabila manusia tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Kebutuhan hidup seperti kebutuhan ekonomi yang semakin
meningkat dapat berdampak buruk pada individu yang tidak mampu dalam
menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi. Jika demikian
maka individu akan mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental.
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat dari emosional, psikologis, dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, serta kestabilan emosional.
Seseorang bisa dikatakan sehat jiwa apabila mampu mempertahankan kondisi
fisik, mental, dan intelektual dalam suatu kondisi yang optimal melalui
pengendalian diri, peningkatan aktualisasi diri, serta selalu menggunakan
koping yang positif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi (Nasir dan
Muhit, 2011).
Seseorang yang mengalami stres atau ketegangan psikologik dalam
menghadapi masalah kehidupan sehari-hari memerlukan kemampuan pribadi
maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi stres, cara yang
digunakan oleh individu untuk mengurangi stres itulah yang disebut dengan
koping.Koping adalah suatu usaha individu untuk mengatasi stres psikologis
(Potter & Perry, 2010).
Untuk menghadapi ketidakberdayaan pada pasien skizofrenia peran
keluarga serta orang-orang terdekat perlu untuk memberikan dukungan agar
dapat mengurangi stres pada pasien tersebut. Ketidakberdayaan adalah
persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempngaruhi
hasil; persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan
segera terjadi (Herdman, 2012).

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ketidakberdayaan ?
2. Bagaimana etiologi ketidakberdayaan ?
3. Apa faktor-faktor ketidakberdayaan ?
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan jiwa ketidakberdayaan ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan ketidakberdayaan
2. Menjelaskan etiologi ketidakberdayaan
3. Menjelaskan factor – factor ketidakberdayaan
4. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan jiwa ketidakberdayaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku


atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang
diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011). Menurut Nanda
(2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan terjadi. Menurut
Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwa
tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang
penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru saja
terjadi. Menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan merupakan
keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang kontrol
terhadap kejadian atau situasi tertentu.

Stephenson (1979) dalam Carpenito (2009) menggambarkan dua jenis


ketidakberdayaan, yaitu;

a. Ketidakberdayaan situasional
Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan
mungkin berlangsung singkat.
b. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness)
Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan,
tujuan, gaya hidup, dan hubungan.

3
4
4

2.2 Etiologi

Dianalisa dari proses terjadinya, ketidakberdayaan berasal dari


ketidakmampuan individu dalam mengatasi masalah sehingga menimbulkan
stres yang diawali dengan perubahan respon otak dalam menafsirkan
perubahan yang terjadi. Stres akan menyebabkan korteks serebri
mengirimkan sinyal menuju hipotalamus, kemudian ditangkap oleh sistem
limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang akan
bertanggung jawab terhadap status emosional individu terhadap akibat dari
pengaktifan sistem hipotalamus pitutary adrenal (HPA) dan menyebabkan
kerusakan pada hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan
motivasi sehingga kurang aktivitas dan malas melakukan sesuatu, hambatan
emosi pada klien dengan ketidakberdayaan, kadang berubah menjadi sedih
atau murung, sehingga merasa tidak berguna atau merasa gagal terus
menerus. Dampak pada hormon glucocorticoid pada lapisan luar adrenal
sehingga berpengaruh pada metabolisme glukosa, selain gangguan pada
struktur otak, terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter di otak.
Neurotransmiter merupakan zat kimiawi otak yang akan ditransmisikan oleh
satu neuron ke neuron lain dengan rangsang tersebut (Struart & Laraia,2005).

Ada beberapa penyebab ketidakberdayaan lainnya, antara lain :

1. Kurangnya pengetahuan
2. Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi)
3. Serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan
(Carpenito, 2009).

Menurut Doenges, Townsend, M, (2008) :

 Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol


terhadap terapi.
 Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan
yang kasar.
5

 Penyakit yang berhubungan dengan rejimen:penyakit kronis atau


yang melemahkan kondisi.
 Gaya hidup ketidakberdayaan : mengulangi kegagalan dan
ketergantungan.

2.3 Faktor – Faktor Ketidakberdayaan

1) Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat mendukung terjadinya masalah ketidakberda-
yaan menurut Stuart (2009) pada Seseorang antara lain:
a. Biologis
Status nutrisi: berat badan pasien sangat menurun karena pasien tidak
berolahraga sejak terkena penyakit stroke. Massa otot berkurang  
b. Psikologis
Psikologis pasien sedikit terguncang sejak terkena penyakit stroke
tersebut, sehari-hari yang dilakukannya hanya diam tanpa melakukan
latihan apa-apa, terkadang istrinya juga merasa sedih melihat
keadaaan suaminya seperti itu.
c. Sosiokultural
Hubungan pasien selama mengalami penyakit stroke mengalami
hambatan selain tidak mampu untuk berinteraksi dengan orang luar.
Juga komunikasi yang kurang jelas karena  pelo
d. Spiritual
Spiritual Pasien terganggu karena pasien tidak mampu melakukan
ibadah sholat
2) Faktor Presipitasi
a. Nature
Status nutrisi pasien berkurang  
b. Origin
- Internal: Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang
lain dan lingkungannya.
6

- Eksternal: Kurangnya dukungan keluarga, kurang dukungan


masyarakat, kurang dukungan kelompok/teman sebaya
c. Timing
Stres terjadi dalam waktu dekat, stress terjadi secara berulang-ulang/
terus menerus.
d. Number
Sumber stres lebih dari satu, stres dirasakan sebagai masalah yang
sangat berat.
3) Respon terhadap stress/ tanda gejala/ penilaian terhadap respon
a. Kognitif : kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan,
berkurangnya kreatifitas,  pandangan suram, pesimis, sulit untuk
membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas menurun, pelupa,
ketidakpastian.  
b. Afektif : sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian,
rasa tidak berharga,  penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan
gagal.
c. Fisiologis : pasien biasnya mengeluh pusing. Suhu tubuh biasanya
panas, penuruanan  berat badan.
d. Perilaku : agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung,
kurang spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang,
mudah menangis.
e. Respon sosial: patisipasi sosial berkurang.
4) Kemampuan mengatasi masalah/ sumber koping
a. Personal ability; kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang
kurang baik, kurang memiliki kecerdasan dan bakat tertentu,
mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang kurang baik, tidak
kreatif.  
b. Sosial support ; hubungan yang kurang baik dengan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, kurang terlibat dalam organisasi
sosial/kelompok sebaya, ada konflik nilai  budaya.
c. Material asset ; penghasilan kurang
7

d. Positive belief ; tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang


memiliki motivasi, kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang
melakukan pengobatan)
5) Mekanisme koping yang dapat terjadi pada ketidakberdayaan antara lain:
- Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan
sesuatu yang  bermanfaat, tidak mempunyai hubungan akrab,
ketidakmampuan untuk mencari informasi tentan perawatan, tidak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan.
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggambarkan perilaku
seseorang yang tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil suatu keadaan di mana individu kurang dapat mengendalikan
kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan ( NANDA, 2008)
b. Tanda dan gejala dibedakan menjadi 3 :
1. Ringan
a) Mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat
energy
b) Pasif
2. Menengah
a) Marah
b) Tergantung pada orang lain
c) Menunjukan ketidakmauan untuk merawat diri
d) Tidak menunjukan kemajuan
e) Menunjukkan ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan dalam
menyelesaikan pekerjaan
f) Mengungkapkan keraguan dalam penampilan peran
g) Ketakutan terhadap perawat yang dianggap sebagai orang
asing
h) Merasa bersalah
8

i) Ketidakmampuan mencari informasi perawatan


j) Tidak adanya partisipasi dalam perawatan kesehatan
k) Pasif
3. Berat
a) Apatis
b) Depresi
c) Ekspresi marah
2) Analisa Data
Pengelompokan Data
1) Data Subyektif
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai
kemampuan mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap
ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas
sebelumnya.
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
5. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
2) Data Obyektif
1. Ketidak mampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
iritabilitas, ketidaksukaan,marah, dan rasa bersalah
5. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan
orang lain ketika mendapat perlawanan
6. Apatis dan pasif
7. Ekspresi muka murung
8. Bicara dengan gerakan lambat
9. Tidur berlebihan
9

10. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan


11. Menghindari orang lain
3) Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
4) Intervensi
a. Intervensi Untuk Klien
1. Tujuan umum
Klien mampu mengatasi rasa ketidakbeerdayaan yang dialaminyaa
2. Tujuan khusus
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenali dan mengekspresikan emosinya
c. Modifikasi pola kognitif yang negative
d. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan
dengan perawatanya sendiri
e. Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
b. Intervensi Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar  klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
a) Mengucapkan salam terapiutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu dengan klien.
2. Bantu klien mengenali dan mengekspresikan emosinya
a) Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukan
respons emosional dan menerima klien apa adanya.
b) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi
diri perawat sendiri (misalnya rasa marah, frustasi, dan
simpati )
10

c) Sediahkan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang


sifatnyaa suportif, beri waktu klien untuk berespon.
d) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi,
dan klarifikasi.
e) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan
identifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak
berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
f) Bantu klien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap ketidakberdayaan.
g) Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
memintanya untuk menyimpulkan.
3. Bantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
a) Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk
menurunkan melalui interupsi atau substitusi
b) Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
c) Evaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang
dibuat klien
d) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan
dan pendapatannya yang tidak rasional
e) Kurang penilaian klien yang negative terhadap dirinya
f) Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya batu
perilakunya atau perubahan yang terjadi
4. Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkenaan dengan keperawatanya sendiri
a) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan
yang ingin dicapai.
b) Motivasi klien untuk membuat jadwal aktifitas perawatan
dirinya
c) Berikan klien prifasi sesuai yang dibutuhkan
d) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat
dan jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan
11

yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan penampilan/


kegiatan tersebut.
5. Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
a) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam
perawaatan, berikan penjelasan untuk pilihan ini.
b) Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistic.
c) Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa
lalu.
d) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan
yang dapat dikontrolnya.
e) Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi
klien
f) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapaai oleh klien.
Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas
tersebut dan berikan penguatan positif untuk partisipasi dan
pencapainnya.
g) Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak
melakukan. Libaatkan klien daalaam membuatan keputusan
tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap
perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
h) Adakan suatu konferensi multi disiplin untuk
mendiskusikan dan mengembangkan perawatan rutin klien.
c. Intervensi Untuk Keluarga
1. Tujuan
a) Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada
anggota keluarganya.
b) Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah
ketidakberdayaan
c) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
12

d) Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan


ketidakberdayaan
e) Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
2. Tindakan
a) Bina hubungan saling percaya
Dalam membeina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar keluarga merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi.
1) Mengucapkan salam terapiutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu keluarga.
b) Bantu keluarga mengenal masalah ketidakberdayaan yang
dialami oleh anggota keluarganya :
1) Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
ketidakberdayaan
2) Diskusikan  dengan keluarga tentang tanda dan gejala
ketidakberdayaan.
c) Diskusikan dan memotivasi keluarga cara merawat anggota
keluarga dengan ketidakberdayaan melalui aktivitas yang dapat
meningkatkan kemampuan klien untuk mengatasi rasa
ketidakberdayaan:
1) Membuat klien mengekspresikan emosinya
2) Membantu klien memodifikasi pola kognitif yang
negative
3) Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan
4) Memotivasi klien untuk mencapai tujuan yang realistik
13

5) Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi-kondisi


dimana pasien harus dirujuk kefasilitas kesehatan dan
bagaimana cara merujuknya.

5) Implementasi
Pelaksanaan implementasi pada penatalaksanaan keperawatan pada
pasien dengan ketidakberdayaan ini selanjutnya dikembangkan dengan
menggunakan pola strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. Strategi ini
disusun untuk memudahkan pelaksanaan asuhan klien dan keluarga
dengan ketidakberdayaan. Adapun strategi pelaksanaan yang digunakan
adalah sebagai berikut.
A.    Latihan 1 : Interaksi Pertama
FASE ORIENTASI
“Selamat pagi ibu! Perkenalkan nama saya..panggil saja saya…saya
suster yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa? Senangnya
dipanggil apa?”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apa semalam
tidurnya pulas? “Ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang
tentang perasaan ibu saat ini. Bagaimana kalau 20 menit di sini? Ibu
bersedia?
FASE KERJA
“Apa yang membuat ibu memiliki perasaan seperti itu?”
“Sejak kapan muncul perasaan seperti itu ibu?”
“Apa saja yang telah ibu lakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut?”
“Coba ibu ceritakan kegiatan apa saja yang biasanya ibu lakukan
dirumah?”
“Apa ibu memiliki banyak teman?”
“Apa ibu pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat?”
“Kehilangan apa ibu?”
“Sejak kapan ibu merasakan hal itu?”
“Apa sampai saat ini ibu merasakan hal yang sama?”
14

“Nah menurut ibu apakah baik jika perasaan kehilangan yang ibu
rasakan terus ibu alami sampai saat ini?”
“Menurut ibu sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk
menghilangkan perasaan ibu tersebut?”
“Apa ibu pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang ibu
miliki saat ini?”
“Apa kira-kira alasan ibu merasa tidak puas?”
“Apa harapan terbesar ibu dalam hidup ini?”
“Menurut ibu apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam
hidup yang belum dapat terwujud?”
“Lalu menurut ibu apakah dengan merasa tidak puas dan mengalami
kehilangan yang teramat sangat sehingga ibu terus-menerus merasa
tidak berdaya dalam hidup ibu?”
“Apa ibu tidak pernah berpikir bahwa ibu sedang menyia-nyiakan
waktu hidup ibu yang hanya sebentar?”
“Suster lihat ibu masih sangat mampu untuk dapat lepas dari
perasaan ibu itu, coba ibu lebih berpikir positif tentang diri ibu
sendiri..
“Bagus ibu karena ibu telah berani mengungkapkan perasaan ibu
kepada suster….”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?”
“Coba ibu ulangi apa yang menyebabkan ibu merasa tidak berdaya
dan lemah saat ini?”
“Baik ibu, coba ibu pikirkan kembali tentang hal-hal lain yang
membuat ibu merasa lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini”
“Baiklah ibu, sekarang sudah 20 menit. Saya rasa pertemuan kita kali
ini cukup sampai disini. Nanti kira-kira jam 10 saya akan kembali lagi
untuk membahas tentang hal-hal lain yang membuat ibu merasa
lemah dan tidak berdaya saat ini. Apakah ada yang ingin ibu tanyakan
sebelum saya pergi? Baiklah ibu,selamat pagi.”
15

6) Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita
lakukan,dapat dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga :
a. Kemampuan klien
1. Mampu menganal ketidakberdayaan dan yang dialami
2. Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi
ketidakberdayaan
3. Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
b. Kemampuan keluarga
1. Mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari
ketidakberdayaan
2. Menyebutkan cara merawat klien dengan ketidakberdayaan
3. Mampu mendukung klien berpartisipasi terhadap rencana
perawatnya
4. Mampu memotivasi klien dalam mencapai tujuan yang realistis
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koping adalah suatu usaha individu untuk mengatasi stres psikologis
(Potter & Perry, 2010). Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan memengaruhi hasil; persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi (, 2011)
Ketidakberdayaan merupakan suatu perasaan penurunan kontrol tentang
kesehatan yang akan mendorong ke arah apatis, menarik diri, mengurangi
interaksi dengan orang lain dan tidak berpartisipasi dalam perawatan atau
pembuatan keputusan (Miller, 1992). Seemen & Evans (1962) dan Pender
(1996) menyatakan bahwa penurunan pemanfaatan pelayanan kesehatan,
perubahan tingkah laku, menarik diri dan penurunan motivasi dapat
diasosialisasikan dengan konsep sosial dari ketidakberdayaan.
3.2 Saran
Pembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait masalah
psikososial: ketidakberdayaan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih
memahami terkait masalah klien dengan gangguan psikososial. Selain itu
pembaca juga dapat mencari informasi terkait jurnal penatalaksanaan terbaru
pada klien dengan masalah psikososial.

16
DAFTAR PUSTAKA

M.Nancy, Panderiot. 2009. Modul Pembelajaran Asuhan Keperawatan


Psikososial. Surabaya: Akademi Keperawatan William Booth

kupdf.net_asuhan-keperawatan-jiwa-tentang-ketidakberdayaan-dan-
keputusasaan.pdf (Diakses pada tanggal 03-05-2020, 14:30)

kupdf.net_kelompok-3-askep-ketidakberdayaan-keputusasaandoc.pdf (Diakses
pada tanggal 03-05-2020, 15:57)

17

Anda mungkin juga menyukai