MAKALAH
Disusun oleh :
1. Aisyah Prasetyo 217051
2. Alma Apriliantana 217052
3. Eka Retno Wulandari 217061
4. Indah Lismawati 217065
5. Mega Fujianti Ramadhan 217070
6. Novia Sri Rahmayanti 217075
7. Prima Dwi Purnomo 217078
8. Rianti Agustina 217080
9. Wisnu Ramadita 217090
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat iman dan islam kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kanker Serviks” dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas Keperawatan Maternitas 2. Kami berterimakasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam
karya tulis ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada
berbagai pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan
kinerja untuk kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Laporan Tutor...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.3 Patofisiologi......................................................................................3
2.4 Klasifikasi..........................................................................................5
2.8 Pencegahan........................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................22
3.2 Saran..................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................23
ii
LAPORAN TUTOR
Step 1
1. Menarche : haid pertama
2. Seks komersial : pekerjaan psk
3. MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Consentration
4. MCV : Mean Corpuscular Volume
5. MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin
6. Ikterik : Sklera kuning
Step 2
Step 3
1. Karna saluran kemih sudah tertekan oleh masa kanker yang kemungkinan
sudah membesar sehingga klien mengalami sulit BAK
2. Keputihan jumlah yang banyak , menimbulkan warna seperti kuning
hingga keabu-abuan. Wanita yang mengalami keputihan sebagai tanda
kanker serviks maka akan bau seperti bau anyir dan bau amis semakin
berbayaha maka akan menyebabkan adanya bercak darah.
iii
3. Karena klien mengalami konstipasi sehingga mengedan nya terlalu keras
dan menimbulkan terjadinya perdarahan pada vagina, vagina dalam
kondisi tidak normal karena virus telah menyebar.
4. Karena hasil pemeriksaan darah mengatakan MCV 77, yang artinya klien
mengalami anemia sehingga konjungtiva anemis
5. Karena tidak ada peningkatan bilirubin sehingga sclera klien tidak ikterik
6. kanker serviks karena memiliki ciri ciri :
a. perdarahan vagina yang tidak normal
ketika wanita mengalami kanker serviks, gejal ayang biasanya muncul
adalah perdarahan yang tiak normal pada vagina. Perdarahan ini dapat
terjadi lebih banyak ataupun lebih sedikit dari menstruasi biasanya,
dapat terjadi diantara periode menstruasi, atau pada wanita yang sudah
menopause.
b. Mengalami keputihan
Ciri-ciri kanker serviks lainnya yaitu keputihan yang tidak normal.
Lender pada keputihan akan mengalami perubahan warna, memiliki
aroma yang tidak sedap atau bau, serta terjadi perubahan tekstur dan
konsistensi cairan vagina
c. Rasa nyeri saat berhubungan intim
Kanker serviks yang sudah memasuki stadium lanjut, akan
memunculkan tanda yang lebih beragam. Salah satunya adalah nyeri
panggul saat berhubungan intim. Rasa nyeri yang timbul membuat
anada merasa tidak nyaman sewaktu berhungan intim.
d. Mudah lelah
Ciri lain yang akan muncul apabila anda menderita kanker serviks
adalah mudah lelah. Kondisi ini terjadi akibat pendarahan yang tidak
norml pada vagina sehingga lam kelamaan tubuh mengalami
kekurangan sel darah merah (anemia), yang membuat tubuh menjadi
cepat lelah. Rasa lelah biasanya akan berlangsung setiap saat dan tidak
hilang meskipun anda telah beristirahat cukup.
iv
e. Kehilangan nafsu makan
Wanita yang terkena kanker serviks akan mengalami penurunan atau
bahkan kehilangan nafsu makan.
f. Mengalami sembelit
Jika kanker serviks telah menyebar hingga ke usus besar, akan
berpotensi menyebabkan konstipasi atau sembelit. Kondisi ini dapat
saat kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut
7. Kanker serviks kerap kali menimbulkan komlikasi berupa, penyampitan
vagina. Kondisi ini dapat membuat hubungan seks sulit, bahkan terasa
sangat menyakitkan, dan bisa menyebabkan pendarahan pada vagina
8. Perdarahan terjadi akibat terbukanya pembuluh darah disertai dengan
pengeluaran secret yang berbau busuk
9. Karena ada efek samping dari pengobatan penyakit ini
Karena penyebaran sel kanker yang menyebabkan terjadinya mual dan
muntah
10. MCV rendah dikarenakan suatu kondisi yang sering disebut mikrocytosis
(sel kecil), eritrosit yang kecil hanya mampu membawa oksigen dalam
jumlah sedikit.
11. Karena terjadi mual dan muntah yang diakibatkan oleh penyebaran sel
kanker sehingga terjadi penurunan nafsu makan
12. 1). Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak
terlihat. Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokasinya.
Schillentest Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen
karena dapat mengikal yodium. Jika porsio diberi yodium maka epitel
karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang
terkena karsinoma tidak berwarna.
2). Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan
lampu dan dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan, dapat melihat jelas
daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan, hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu
v
porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan
intraservikal tidak terlihat.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan kanker serviks
2. Menjelaskan etiologi dari kanker serviks
3. Menjelaskan patofisiologi dari kanker serviks
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari kanker serviks
5. Menjelaskan klasifikasi dari kanker serviks
6. Menjelaskan komplikasi yang bisa terjadi pada kanker serviks
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kanker
serviks
8. Menjelaskan penatalaksanaan medis dari kanker serviks
9. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada kanker serviks
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kanker serviks
Kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang leher rahim yang
merupakan bagian reproduksi wanita. Kanker serviks terjadi ketika sel-sel
pada serviks berubah dan tumbuh tidak terkendali. Sel-sel ini dapat berubah
dari normal menjadi pra-kanker dan kemudian menjadi kanker.
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia
epitel di daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa
vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang
terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim
(uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Sebanyak 90% dari kanker leher
rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju
ke rahim.
2.2 Etiologi
Penyebab kanker leher rahim adalah Human Papilloma Virus (HPV) atau
virus papiloma manusia. Virus ini ditemukan pada 95 % kasus kanker leher
rahim. Ada beberapa tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker, yaitu tipe 16
dan 18 ( paling sering di Indonesia ) serta tipe 31, 34, 45, dan lain-lain
(Depkes RI, 2009). HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui aktifitas
seksual dan beberapa sumber transmisi tidak tergantung dari adanya
penetrasi, tetapi juga melalui sentuhan kulit di wilayah genital tersebut (skin
to skin genital contact). Dengan demikian setiap wanita yang aktif secara
seksual memiliki risiko untuk terkena kanker leher rahim (Emilia, 2010).
2.3 Patofisiologi
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi
yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu
3
(KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari
karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992).
4
4
2) Stadium 1B
Pada stadium 1B daerah kanker mulai meluas, tetapi kanker
masih hanya dalam jaringan serviks dan belum menyebar.
Biasanya dapat dilihat tanpa mikroskop, tetapi tidak selalu
terlihat. Pada stadium 1B1 kanker tidak lebih besar dari 4 cm.
Pada tahap 1B2 kanker lebih besar dari 4 cm.
7
c. Stadium 2
Pada kanker serviks stadium 2, kanker telah mulai menyebar di luar leher
rahim ke dalam jaringan sekitarnya. Namun belum tumbuh ke dalam otot
atau ligamen yang melapisi pelvis (dinding panggul) maupun bagian
bawah vagina. Tahapan ini di bagi menjadi dua, yaitu:
1) Stadium 2A
Pada tahap 2A kanker telah menyebar ke dalam bagian atas
vagina.
2) Stadium 2B
Pada tahap 2B kanker tersebar sampai ke jaringan di sekitar leher
rahim.
d. Stadium 3
Kanker serviks stadium 3 telah menyebar keluar rahim tapi masih berada
didalam rongga panggul dan belum masuk sampai kandung kemih atau
rektum. Namun kelenjar getah bening sudah bisa mengandung sel
kanker. Kanker pada stadium ini adalah kanker yang tingkat dan
gejalanya sudah semakin parah. Stadium 3 ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Stadium 3A
8
2) Stadium 3B
Sedangkan stadium 3B, sel kanker telah menyebar ke dinding
panggul bahkan sudah bisa memblokir ureter karena ukurannya
yang sudah membesar. Sumbatan ini bisa menyebabkan ginjal
berhenti bekerja.
e. Stadium 4
Kanker serviks stadium 4 telah menyebar ke kandung kemih, rektum atau
yang lainnya. Stadium 4 juga dibagi menjadi dua, yaitu 4A dan 4B.
1) Stadium 4A
Stadium 4A telah menyebar ke kandung kemih, rektum serta
kelenjar getah bening.
9
2) Stadium 4B
Stadium 4B, kanker telah menyebar keluar panggul dan kelenjar
getah bening lain selain panggul seperti hati, perut, paru-paru,
saluran pencernaan, tulang.
2.8 Pencegahan
Deteksi dini kanker leher rahim meliputi program skrining yang
terorganisasi dengan target pada kelompok usia yang tepat. Beberapa metode
skrining yang dapat digunakan adalah pemeriksaan sitologi berupa tes pap
smear, pemeriksaan DNA HPV dan pemeriksaan visual berupa inspeksi
visual dengan asam asetat (IVA) serta inspeksi visual dengan lugol iodine
(VILI).
1. Sirkum sisi pada pria
Sebuah studi menunjukkan bahwa sirkum sisi pada pria berhubungan
dengan penurunan resiko infeksi HPV pada penis dan pada kasus seorang
pria dengan riwayat multiple sexsual partners, terjadi penurunan resiko
kanker serviks padapasangan wanita mereka yang sekarang. (Lestari,
2009)
2. Tindakan higiene cukup yaitu membasuh alat kelamin dari depan
(vagina) ke arah belakang (anus).
3. Menggunakan celana dalam dari bahan katun.
4. Menggunakaan handuk dan celana dalam sendiri tidak bersamaan.
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. P
15
d. Aktivitas Fisik
Klien hanya terbarig di tempat tidur dan tidak dapat melakukan apa-
apa
e. Personal Hygiene
-
6. Pemeriksaan Penunjang
Menginvasi ke organ
18
lain
Infiltrasi ke saraf
Nyeri akut
DS : Faktor resiko ( Virus Syok Hipovolemik
- Klien mengeluh HPV)
mengalami
pendarahan
Mitosis sel
pervaginam terus-
menerus ceksoserviks dan
DO: endoservis
- Konjungtiva Anemis
- Kulit pucat Metasplasma
- HB : 5,1 gr/dL Skuamosa
- Leukosit = 15.000
sel/ mm3 Kanker Infansit
- TTV :
- TD : 90/60
mmHg Membuat sel epitel
- N : 100x/menit
- RR : 22 x/menit Stroma Serviks
- S : 36,2oC
Meluas Kejaringan
Pembuluhdarah
Limpe dan Vena
Pendarahan Pervagina
Hipovolemik
Syok Hipovolemik
DS : Kanker serviks Intoleransi aktivitas
- Klien menatakan
mengalami Menembus sel epitel
perdarahan
pervaginam yang Stroma serviks
terus menerus
DO : Masuk ke jaringan
- Hb : 5,1 g/dl
- Konjungtiva anemis Ke pembulh darah
- Kulit pasien terliihat linfe dan vena
pucat
19
Dinding pembuluh
darah terdesak
Perdarahan spontan
Anemia
Suplai O2 menurun
Intoleransi aktivitas
(misalnya, farmakologi,
nonfarmokologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi penurunan
nyeri, sesuai dengan
kebutuhan
6. Berikan pasien penurun nyeri
yang optimal dengan
peresepan analgesik
7. Beri tahu dokter jika tindakan
tidak berhasil atau jika
keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari
pengalaman nyeri
sebelumnya
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Syok : Volume
keperawatan selama 2 x 24 1. Monitor hilangnya darah
jam diharapkan syok secara tiba-tiba, dehidrasi
berkurang (tidak terjadi syok) berat, atau perdarahan yang
dengan terus menerus
Kriteia hasil: 2. Cegah hilangnya volume
1. Tekanan darah stabil darah (misalnya berikan
2. Tidak pucat tekanan pada tempat
3. Konjungtiva tidak perdarahan)
anemis 3. Monitor turunnya tekanan
darah sistolik kurang dari 90
mmHg atau turun 30 mmHg
pada pasien hipertensi
4. Monitor tanda/gejala syok
hipovolemi (misalnya
peningkatan haus,
peningkatan denyut nadi,
peningkatan SVR, penurunan
urin output, penurunan bising
usus, penurunan perfusi
perifer, gangguan respires)
5. Posisikan pasien untuk
mendapatkan perfusi optimal
6. Berikan cairan IV seperti
kristaloid isotonic atau koloid
sesuai kebutuhan.
7. Monitor data lab ( misalnya
serum laktat, keseimbangan
asam basa, profil metabolic,
dan erektrolit).
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
21
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker seviks uteri adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel
skuamosa. Sebelum terjadinya kanker, akan didahului oleh keadaan yang
disebut lesi prakanker atau neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyebab
utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Beberapa tipe HPV virus risiko rendah jarang menimbulkan kanker,
sedangkan tipe yang lain bersifat virus risiko tinggi. Virus HPV risiko tinggi
yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7,16, 18, 31, 33,
35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa
tipe yang lain. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90%
kanker leher rahim disebabkan oleh tipe 16 dan 18.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/269566679/Patofisiologi-kanker-serviks (diakses
pada tanggal 6 November 2019)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21557/Chapter%20II.pdf
(diakses pada tanggal 7 November 2019)
23