KANKER OVARIUM
DisusunOleh:
SalsabilaRamadhani (21120042)
SelikaPrahayu (21120043)
SellaRosida (21120044)
SellaSuciTryani (21120045)
DosenPembimbing :Murbiah,S.Kep.,Ns.,M.Kep
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas limpahan
rahmat dan berkahnya yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “KANKER OVARIUM”. Terima kasih kamisampaikan kepada
teman - teman yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini baik yang
terlibat secara langsung maupun yang tidak.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang
telah memberi arahan untuk membuat Makalah ini dan tidak lupa untuk rekan rekan
mahasiswa kami ucapkan terima kasih semoga apa yang saya susun bermanfaat.
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
1. PENGERTIAN...........................................................................................................................1
2. ANATOMI SERVIKS................................................................................................................2
3. ETILOGI ..................................................................................................................................... 3
4. PATHWAY.................................................................................................................................. 4
5. PATOFISOLOGI ......................................................................................................................... 4
8. PENGKAJIAN ............................................................................................................................. 7
9. DIAGNOSA ................................................................................................................................. 7
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang
paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 — 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar
melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru
— paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. HaL2 di akses tgl 20-7-2009)
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang
berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006). Kanker ovarium disebut
sebagai "the silent lady killer" karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar
kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker
ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N„Parma G, et al. Role of conservative surgeri in
ovarian cancer 2005)
Berdasarkan uraian di atas. dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita
sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung
telur. Dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga
mengalami pertumbuhan tidak normal,cepat dan tidak terkendali.
2.Anatomi Serviks
Serviks atau leher rahim merupakan bagian sistem reproduksi perempuan yang
Letaknya di bagian ujung depan rahim yang menghubungkan antara vagina dan rahim.
Serviks membentuk bagian inferior dari uterus, berbentuk seperti silinder yang lebar, Dengan
panjang 2 – 3,5 cm dengan saluran sempit di tengahnya yang disebut kanalis
Servikalis yang menghubungkan uterus dengan rahim Serviks uteri Terbentuk oleh
jaringan ikat, otot polos, pembuluh darah dengan konsistensi kenyal. Bagian utama pada
serviks terdiri atas bagian ektoserviks dan endoserviks.
Ektoserviks adalah bagian dari serviks yang dapat dilihat dari dalam vagina Selama
pemeriksaan ginekologi. Ektoserviks ditutupi oleh epitel skuamosa berwarna Mengkilat dan
merah muda pada forniks kanan, kiri, depan dan belakang. Endoserviks Adalah bagian
serviks yang berada di dalam yang menutupi permukaan kanalis Servikalis dan tidak dapat
dilihat selama pemeriksaan ginekologPada bagian tengah serviks terdapat 2 lubang yang
disebut lubang mulut leher
Rahim luar (orificium uteri externa) dan lubang mulut leher rahim dalam (orificium
Uteri interna). Kedua lubang tersebut dihubungkan oleh kanalis servikalis. Orificium Uteri
externa menghubungkan serviks dan vagina sedangkan orificium uteri interna Yang
merupakan terusan dari bagian endoserviks atau kanal endoserviks Menghubungkan serviks
dengan rahim
3. Etiologi
Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium yaitu :
a) Riwayat kanker payudara
b) Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
c) Berawal dari hiperplasia endometrium berkembang menjadi karsinoma.
d) Menarche dini
e) Diet tinggi Iemak
f) Riwayat kanker payudara
g) Merokok
h) Alkohol
i) Penggunaan bedak talk perineal
j) Nulipara
k) Infertilitas
l) Tidak pernah melahirkan
m) Terapi penggantian hormon
n) Kontrasepsi ora
4.Pathway
5. Patofisologi
Kista terdiri atas folikel — folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovanum polokistik, ovarium utuh dan FSH dan
SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium
folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak
memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan pembentukan
androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi
dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen
dan pelvis dan sel — sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa
gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada
pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia
endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron
dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan
luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur
atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya
adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium,
biasanya kecil, dengan diameter l- I ,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada
kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm
sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi
granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat
menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang —kadang kista ini pecah. Menimbulkan
perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)
6. Manifestasi Klinik / Tanda dan Gejala
Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul pada kanker ovarium adalah :
a)Dispepsia
b) Menoragia
c) Menopause lebih dini
d) Rasa tidak nyaman pada abdomen.
e) Nyeri tekan pada pelvis
f) Lingkar abdomen yang terus meningkat
g) Sering berkemih
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala
yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi tumor
tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
I . Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara Iain :
a) Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b) Perasaan penuh dan tertekan diperut bagian bawah.
c) Nyeri Saat bersenggama.
d) Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama, mungkin
lebih pendek, atau mungkin tidak keluar darah menstruasl pada siklus biasa atau siklus
menstruasi tidak teratur.
2. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a) Gangguan haid
b) Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih
c) Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan spontan
dan sakit diperut.
d) Nyeri Saat bersenggama
3. Pada stadium lanjut :
a) Asites
b) Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ-organ di dalam rongga perut(usus
dan hati)
c) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d) Gangguan buang air besar dan kecil.
7.Penatalaksanaan
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana
kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang
telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering
ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray
X-ray merupakan bagian dalam tubuh denym memancarkan gelombang lalu
mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa tulang akan memberikan
warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna
hitam Pencitraan lain
I. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan
tubuh,termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran
sinyal elektromagxtik yang secara alamiah dihasilkan oleh tubuh,
2. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara
memvisualisasikan metabolisme scl-sel tubuh. SCI-sel kanker (yang berkembang
lebih cepat daripackl sel hidup) akan menrcah lebih ceB1t/banyak daripada sel-sel
normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound
1. Pengkajian
Pasien wanita P5A0 umur 49 tahun datang dengan keluhan perut terasa membesar sejak
2 bulan yang lalu. Pasien rujukan dari RS Nabire dengan Tumor Ovarium+Ascites. Awalnya
pada bulan Desember tahun 2016, pasien mengaku timbul benjolan pada perut yang makin
lama makin membesar. Benjolan keras (+), Nyeri (-), Keluar Darah dari jalan lahir (-), Siklus
teratur 28 hari.
Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan teraba masa ukuran diameter 20 x 12 cm,
konsistensi padat,kenyal dan bersifat mobile. Nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan USG tampak
Adneksa tampak massa dengan hipoechogenisitas dengan ukuran diameter 20x12cm, Uterus
normal,Kesan : Tumor Ovarium. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb 10,6; WBC
14600/mm3; PLT 644.000/mm3
- R/Lapangan VC
- Konsul Interna
- Konsul Kardiologi
2. Anamnesia
Anamnesia Obstetric-Ginekologi
Kawin : 1 kali
B. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
3. Pemeriksaan fisik
Leokositn 14600/mm
HB 10,6 g/dl
Hematocrit 34,2%
Trombosit 644.00/mm
5. Hasil USG
VU berisi kurang
Uterus anteflexi uk 6 kali 3,47 cm
EL (+)
Adneksa tampak massa dengan hipoechogenisitas uk. 20 kali 12 cm
6. Diagnosa
Diagnosa keperawatan teoritis adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari
pengkajian keperawatan menjelaskan status kesehatan,masalah aktual resiko maupun
potensial yang dapat diperioritaskan.
1. Nyeri berhubungan dengan perubahan tekanan darah
2. Resiko respirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
3. Resiko konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur
7. Data masalah
Do: Ovorektomi
Nadi : 84 kali/menit
TD : 120/90
Luka oprasi
Diskontinuitas
Jaringan
Nyeri
Ds : Gangguan perfusi jaringan Resiko respirasi
pasien mengatakan nyeri
dada dan sesak nafas
Do : Anestesi
RR : 30 kali/menit
Kesadaran : compass
mentis
KU : tampak sakit sedang Nervus vagus
Reflek menelan
Resiko aspirasi
Ds : Gangguan perfusi jaringan Resiko konstipasi
Pasien mengatakan sulit
buang air besar
Do : Anestesi
Distensi abdomen
Feses keras seperti kotoran
kambing
BAB 1 kali dalam 2-3 hari Peristaltik
Usus
Absorbsi air
Dikolon
Resiko
Konstipasi
3.Intervensi
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
keperawatan selama 1x24 jam, komprehensif termasuk lokasi nyeri
rasa nyeri klien dapat berkurang 2. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
dan teratasi dengan kriteria hasil :
3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Kriteria Hasil :
5. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
1) Mampu mengontrol
nyeri(tahu penyebab
nyeri,mampu menggunakan
teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri)
2) Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
nyeri
3) Mampu mengenali skla nyeri
4) Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan asuhan 1) Monitor tingkat kesadaran
keperawatan selama 1x24 jam, 2) Lakukan suction jika diperlukan
klien dapat bernafas dengan 3) Monitor status paru pelihara jalan nafas
normal
4) Cek nasogastric sebelum makan
Kriteria Hasil :
5) Periksa penempatan tabung NG atau
gastrostomy sisa sebelum makan
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan asuhan 1) Monitor bising usus
keperawatan selama 1x24 jam, 2) Mitor tanda dan gejala rupture usus
klien dapat buang air besar 3) Pantau tanda-tanda gejala impaks
dengan normal
4) Dukung intake cairan
Kriteria Hasil :
5) Identifikasi factor penyebab dan
kontribusi konstipasi
1) Mempertahankan bentuk
feses lunak setiap 1-3 jam
2) Bebas dari ketidak
nyamanan dan konstipasi
3) Feses lunak dan
berbentuk
DAFTAR PUSTAKA
21 juni
2014 http://d3keperawatanperintis.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluan-
FKUI
Mohtar Rustam. 1999. Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologi Edisi 2.
Jakarta; EGC.
Prawirto Hardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka.