Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

“POLIP SERVIKS”

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD KRT Sedjonegoro Wonosobo

Disusun oleh :
Rendy Kurniawan
(20120310155)

Dokter Pembimbing :
dr. Tejo Sujatmiko, Sp.OG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD KRT SEDJONEGORO WONOSOBO
2018
HALAMAN PENGESAHAN

POLIP SERVIKS

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti


Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi
RSUD KRT Sedjonegoro Wonosobo

Disusun Oleh:
Rendy Kurniawan
(20120310155)

Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal 15 September 2018


Oleh :
Dosen Pembimbing

dr. Tejo Sujatmiko, Sp.OG


KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwarahmatullahwabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, hanya itu kalimat pujian yang pantas penulis
persembahkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, petunjuk dan kemudahan
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bias menyelesaikan
pesentasi kasus ini yang diberi judul “Polip Serviks“. Shalawat dan salam buat
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Presentasi kasus ini selain disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mengikutiujianakhir di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, dan
juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai ketuban pecah
dini.
Penulis menyadari presentasi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan yang sangat
baik ini perkenankanlah penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih yang
tidak ternilai kepada:
1. Allah SWT, telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga sehingga
mampu menyelesaikan Presentasi Kasus ini dengan baik.
2. dr. Tejo Sujatmiko, Sp.OG selaku dokter pembimbing dalam menyelesaikan
presentasi kasus ini.
3. Teman-teman Co-Assistensi seperjuangan di RSUD KRT Setjonegoro
Wonosobo.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahwabarakatuh.

Bantul, 15 September 2018

Penulis
BAB I

A. PENDAHULUAN

Perdarahan uterus abnormal merupakan kondisi ginekologis yang dapat

ditemukan pada sekitar 10% wanita usia reproduktif dengan menggunakan

metode objektif. Bila digunakan metode subjektif, angka kejadiannya

meningkat menjadi sekitar 30%. Selain berdampak terhadap morbiditas

wanita, perdarahan uterus abnormal juga mempengaruhi aspek psikososial

maupun kualitas hidup. Salah satu penyebab perdarahan uterus ini adalah

polip serviks.

Polip serviks adalah pertumbuhan jaringan serviks (stroma) yang

berlebihan sehingga tampak sebagai benjolan berwarna merah, bertangkai,

yang menjulur keluar dari serviks. Bagian ujung jaringan ini bersifat nekrotik

dan mudah terjadi perdarahan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Polip serviks adalah tumor kecil dan menonjol yang tumbuh di serviks.

Polip adalah struktur rapuh yang tumbuh dan berakar dari permukaan serviks

atau di dalam kanalis servikalis. Polip biasanya muncul tunggal, namun tidak

menutup kemungkinan tumbuh dua atau lebih. Polip serviks biasanya bersifat

jinak dan jarang menjadi keganasan.

Polip serviks adalah polip berukuran kecil, tumbuh di permukaan mukosa

serviks, atau pada saluran endoserviks dan  menonjol pada mulut serviks

polip serviks (cervical polyp) adalah pertumbuhan jaringan serviks (stroma)

yang berlebihan sehingga tampak sebagai benjolan berwarna merah,

bertangkai, yang menjulur keluar dari serviks. Benjolan dapat berukuran

beberapa mm hingga beberapa cm yang biasanya tampak saat dilakukan

pemeriksaan dalam. Polip serviks termasuk kelainan jinak yang sering

ditemukan. Polip merupakan suatu adenoma maupun adenofibroma yag

berasal dari selaput lendir endoserviks. Polip serviks tumbuh dari kanal

serviks dengan pertumbuhan ke arah vagina. Tangkainya dapat panjang

hingga keluar dari vulva. Terdapat berbagai ukuran dan biasanya berbentuk

gelembung-gelembung dengan tangkai yang kecil. Secara histopatologi, polip

serviks sebagian besar bersifat jinak (bukan merupakan keganasan) dan dapat

terjadi pada seseorang atau kelompok polulasi. Polip serviks memiliki ukuran

kecil, yaitu antara 1 hingga 2 cm. Namun, ukuran polip dapat melebihi
ukuran rata-rata dan disebut polip serviks raksasa bila melebihi diameter 4

cm. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga

mengalami metaplasi menjadi lebih kompleks. Bagian ujung polip dapat

mengalami nekrosis serta mudah berdarah. Polip ini berkembang karena

pengaruh radang maupun virus. Polip ednoserviks diangkat dan perlu

diperiksa secara histologik.

2. Patofisiologis

Polip servik dapat menyerang lapisan permukaan luar servik (ektoservik)

dan bagian dalam servik (endoservik). Normalnya servik uteri pada nullipara

dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman, pada multipara

dengan ostium uteri eksternum lebih terbuka, batas ke atas ostium uteri

internum bebas kuman.

Radang pada servik uteri, bisa terdapat pada porsio uteri diluar ostium

uteri eksternum dan / pada endoservik. Penyakit gonorea, sifilis, ulkus molle

dan granuloma inguinale dan TBC dapat ditemukan peradangan kronis pada

servik.
Karena adanya peradangan yang kronis / virus memicu endoservik

merespon dengan timbulnya Adenoma-Adenoma fibroma (hiperplasia pada

epitel endoservik).

Setelah epitel endoservik tumbuh menonjol dan / bertangkai dan dapat

panjang hingga keluar dari vulva, ujungnya mengalami nekrosis serta mudah

berdarah. Karsinoma servik timbul di batas antara epitel yang melapisi

absorsevik (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang di sebut sebagai

squamo-colummnar junction (SCJ). Histology antara epitel gepeng berlapis

(squamous complex) dari portio dengan epitel kuboit atau silindris pendek

selapis bersilian dari endoserviks kanalis serviks. Pada wanita SCJ ini berada

di luar ostius uteri ekternum sedangkan pada wanita umur >35 tahun ,SCJ

berada di dalam kanalis serviks . tumor dapat tumbuh :

1. Eksofilik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa yang

mengalami infeksi sekunder dan nektrosis .

2. Endovilik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stoma serviks dan cenderung

untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus

3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks

dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.

Serviks normal secara alami mengalami proses metablasi atau erosion

akibat saling desak mendesak ke dua jenis epitel yang melapisi. Dengan

masukknya mutagen,porsio yang erosif ( metablasia squamosa) yang

semula fisiologi dapat merubah menjadi etologi melalui tingkatan NIA


3. Etiologi

Penyebab pasti timbulnya polip rahim belum diketahui, namun diduga

akibat infeksi yang tidak ditangani dengan baik, atau memang jaringan

tersebut mempunyai sifat tumbuh yang berlebihan dan penyebab tidak

sepenuhnya di pahami oleh para ahli .mungkin asil dari infeksi atau

paradangan kronis panjang, respon abnormal untuk peningkatan tingkat

estrogen,dan dalam kemacetan pembuluh darah di saluran leher rahim dan

diduga disebabkan karena pengaruh hormone ekstrogen dan infeksi. Polip

endometrium atau  polip mulut rahim bisa tumbuh tunggal atau banyak ,bisa

bertangkai pendek atau panjang ,bahkan bisa keluar lewat mulut rahim ke

vagina. Polip endometrium kadang memberikan keluhan,yaitu biasanya bisa

berupa menstruasi yang tidak teratur ,pendarahan di antara dua siklus haid

,pendarahan atau bercak pasca menoupase dan pendarahan atau bercak pasca

seggama atau rasa sakit saat haid dan juga sering di hubungkan dengan

radang yang kronis. Respon terhadap hormone ekstrogen dan pelebaran

pembuluh darah serviks. Penampilan polip serviks menggambarkan respon

epitel endoservik terhadap proses perdangan servik ini dapat menimbulkan

pendarahan pervaginam ,pendarahan kontak pasca coitus merupakan gejala

yang sering di jumpai. Penyebab sebagian besar pada dasarnya belum di

ketahui, karena pada dasarnya adalah reaksi radang, maka ada kemungkinan :

1. radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian hilang

sendirinya.

2. polip menetap ukurannya,dan kemudian polip membesar .


4. Faktor Resiko

Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan

diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis, polip serviks tidak

pernah benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya terlihat

pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah

perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan bahwa polip

serviks dapat ditemukan pada insiden yang memicu produksi hormon. Wanita

hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon,

mungkin dari peningkatan produksi hormon beredar juga

5. Gejala

1.    Pendarahan

Wanita yang terjangkit penyakit mematikan ini akan selalu mengalami

pendarahan ketika ia melakukan hubungan seksual. Namun, jika belum

parah, darah yang keluar hanyalah sedikit. Jika ternyata darah yang anda

keluarkan terbilang cukup banyak, berarti anda sedang mengalami gejala

polips serviks.

2.    Sakit saat berhubungan seksual

Wanita yang mengidap penyakit polip serviks, akan merasakan sakit yang

sangat luar biasa saat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.

3.    Mual dan muntah

Mual dan muntah adalah gejala yang tidak dapat dihindari apabila anda

mengidap penyakit polip serviks. Biasanya rasa mual dan muntah ini akan

muncul bersamaan dengan penyakit demam.


6. Klasifikasi

Jenis polip servik

1. Polip ektoservik yaitu polip servik dapat tumbuh dari lapisan

permukaan luar servik, sering di derita oleh wanita yang telah

memasuki periode pasca-menopause, meskipun dapat pula di derita

oleh wanita produktif. Prevalensi kasus polip servik berkisar antara 2

hingga 5% wanita.

2. Polip endoservik yaitu pertumbuhan servik dari bagian dalam servik,

biasanya pada wanita pre menopause di atas usia 20 tahun dan

mempunyai setidaknya 1 anak

7. Diagnosis

 Anamnesis

 Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan penunjang

8. Komplikasi

Polip serviks dapat terinfeksi, biasanya oleh kelompok Staphylococcus,

Streptococcus dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi

setelah dilakukan instrumentasi medik untuk menegakkan diagnosis atau

setelah membuang polip. Antibiotik perlu diberikan setelah terapi dilakukan.


9. Penatalaksanaan

Bila dijumpai polip servik, dokter dapat mengambil dua macam tindakan

yaitu:

1. Konservatif, yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu, dan tidak

menimbulkan keluhan (misal sering bleeding, sering keputihan). dokter

akan membiarkan dan mengobservasi perkembangan polip secara berkala.

2. Agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar, mengganggu

aktifitas, atau menimbulkan keluhan. tindakan agresif ini berupa tindakan

curettage atau pemotongan tangkai polip. tindakan kauter ini bisa

dilakukan dengan rawat jalan, biasanya tidak perlu rawat inap.

- Untuk polip-polip yang ukurannya kecil (beberapa milimeter) bisa

dicoba pemberian obat yang dimasukkan melalui vagina, untuk

mengurangi reaksi radang. setelah pemberiannya tuntas, diperiksa lagi,

apakah pengobatan tersebut ada efeknya pada polip atau tidak. jika

tidak, maka untuk pengobatannya dengan kauterisasi.

- Bila polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan

forsep polip dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas

dari jaringan servik dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam

abnormal, maka diperlukan curettage di RS untuk menyingkirkan

keganasan servik dan endometrium.

- Polip yang mudah terlihat dengan tangkai yang tipis dapat disekam

dengan klem arteri atau forcep kasa dan dipluntir putus. Dianjurkan

mengkauterisasi dasarnya untuk mencegah perdarahan dan rekurensi.


- Pasien yang mempunyai banyak polip mungkin terbaik diterapi dengan

cara konisasi sehingga setiap polip yang tidak terlihat didalam kanalis

tidak akan diabaikan. Biasanya, polipektomi cervix harus dilakukan

bersama dengan suatu kuretase.

10. Pencegahan

1. Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini

membantu mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas

dan kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina

dan leher rahim.

2. Pakailah kondom setiap hubungan seksual. Ini mengurangi resiko infeksi

menular seksual.
BAB II
PRESENTASI KASUS
I. Identitas

Nama : Ny. WI
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Garung, Wonosobo
Tanggal datang : 13 September 2018 jam 15.30
No. CM : 718478

II. Anamnesis

Keluhan utama : P3A0, 46 tahun dengan menstruasi lama


Riwayat penyakit sekarang :
Tgl 13/9/2018 jam 15.30
Pasien datang dengan keluhan menstruasi lama. Darah keluar sejak 31
Oktober 2016. Darah yang keluar berbentuk prongkol-prongkol.
Riw. Penyakit : DM (-), HT (-), jantung (-), asma (-), alergi (-)
Riw. Menikah : 1 kali pada usia 24 tahun selama 22 tahun
Riw. KB : (-)
Riw. Obstetri : I : 21 thn, 39mg, spontan, 2800 di bidan
II : 16 thn, 39mg, spontan, 3200 di dokter
III : 10 thn, 39mg, SC, 2500 di dokter
Riw. Ginekologi :
Menarche usia 12 thn, siklus 30 hari, lama 7 hari.

III. Pemeriksaan Fisik

KU : baik, kesadaran compos mentis, tidak anemis


VS : TD : 130/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,4 °C
Respirasi : 20 x/menit
Pemeriksaan Inspekulo: ada jaringan tambahan (polip) menjulur keluar
servik uteri

Status Generalis
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Thorax : Pulmo : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Extremits : edema (-/-)

IV. DIAGNOSIS
Polip serviks pada P3A0

V. PENATALAKSANAAN
Observasi KU dan VS
Pro ekstirpasi

VI. FOLLOW UP
14 September 2018
05.00
S: Pasien tidak ada keluhan
O: KU : baik
TD : 110/60 RR : 19
N : 78 T : 35,1
A : Polip serviks pada P3A0
P : Observasi KU/VS
Pro ekstirpasi

18.45
Telah dilakukan ekstirpasi dilanjutkan kuretase dx tx ai polip serviks pada P3A0
Instruksi post kuretase :
- Amoxicilin 3 x 500
- Asam Mefenamat 3 x 500
15 September 2018
S : Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir
O : KU : baik, sadar
TD : 110/70 RR : 20
N : 84 T : 36,3
A : Post ekstirpasi dilanjutkan kuretase ai polip serviks pada P3A0
P : Amoxicilin 3 x 500
Asam Mefenamat 3 x 500
BLPL

Hasil PA
Kesimpulan:

- Polip serviks: jaringan nekrosis dengan radang akut supurativa

- Kerokan endocerviks: Endocervisitis kronis dengan metaplasi skuamosa

- Kerokan endometrium: kelenjar reaksi Arias-Stella dan jaringan desidua


dengan radang akut supurativa

Tidak didapatkan tanda keganasan


BAB III
PEMBAHASAN

Pasien ini didiagnosis polip serviks karena dari anamnesis didapatkan

informasi bahwa pasien P3A0 datang dengan keluhan menstruasi lama.

Darah keluar sejak 31 Oktober 2016. Darah yang keluar berbentuk

prongkol-prongkol. Keadaan umum: baik, sadar, tak anemis. Pemeriksaan

Inspekulo didapatkan adanya jaringan tambahan yang menjulur keluar

servik uteri. Pasien kemudian dipondokkan dan direncanakan untuk

dilakukan ektirpasi dan dilanjutkan dengan kuretase dx tx.

Setelah dilakukan kuretase dx tx, hasil lab menunjukkan telah

terjadi peradangan dan tidak didapatkan tanda keganasan


BAB IV
KESIMPULAN

Polip merupakan suatu adenoma maupun adenofibroma yag berasal dari

selaput lendir endoserviks. Polip serviks tumbuh dari kanal serviks dengan

pertumbuhan ke arah vagina. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari

vulva. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis serta mudah berdarah.

Polip ini berkembang karena pengaruh radang maupun virus. Polip diangkat

dan perlu diperiksa secara histologik agar dapat diketahui apakah didapatkan

tanda keganasan atau tidak.

Sering tidak memberikan gejala sama sekali dan baru diketahui saat

pemeriksaan rutin lainnya. Diagnois polip serviks dapat dengan mudah

ditegakkan karena polip akan tampak seperti batang halus dengan warna

merah dan menonjol dari serviks.


DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan. P.T Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta:2009

Prawirohardjo Sarwono, dkk. Ilmu Kandungan. P.T Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta:2009.

Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta: Kebidanan ECG

Manuaba, Ida Bagus. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Gynekologi edisi II.
Jakarta : EGC.

Padjajaran,Universitas. 2003. Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai