Anda di halaman 1dari 9

A.

Definisi
Polip serviks adalah polip berukuran kecil, tumbuh di permukaan mukosa
serviks, atau pada saluran endoserviks dan menonjol pada mulut serviks polip
serviks (cervical polyp).
Polip serviks adalah pertumbuhan jaringan serviks (stroma) yang
berlebihan sehingga tampak sebagai benjolan berwarna merah, bertangkai, yang
menjulur keluar dari serviks. Benjolan dapat berukuran beberapa mm hingga
beberapa cm yang biasanya tampak saat dilakukan pemeriksaan dalam.

Polip serviks termasuk kelainan jinak yang sering ditemukan. Polip


merupakan suatu adenoma maupun adeno fibroma yag berasal dari selaput
lendir endoserviks. Polip serviks tumbuh dari kanal serviks dengan
pertumbuhan ke arah vagina. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari
vulva. Terdapat berbagai ukuran dan biasanya berbentuk gelembung-
gelembung dengan tangkai yang kecil. Secara histopatologi, polip serviks
sebagian besar bersifat jinak (bukan merupakan keganasan) dan dapat terjadi
pada seseorang atau kelompok polulasi. Polip serviks memiliki ukuran kecil,
yaitu antara 1 hingga 2 cm. Namun, ukuran polip dapat melebihi ukuran rata-
rata dan disebut polip serviks raksasa bila melebihi diameter 4 cm. Epitel yang
melapisi biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami
metaplasi menjadi lebih kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami

1
nekrosis serta mudah berdarah. Polip ini berkembang karena pengaruh radang
maupun virus. Polip ednoserviks diagkat dan perlu diperiksa secara
histologik.(sarwono,1999).

B. Klasifikasi Polip Serviks :


1. Polip ektoserviks.
Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks.
Polip ektoserviks sering diderita oleh wanita yang telah memasuki periode
paska-menopause, meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia produktif.
Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara 2 hingga 5% wanita. Polip
ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging, lunak, dan tumbuh
melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan
jarang sekali menimbulkan perdarahan sebagaimana polip endoserviks atau
degenerasi polipoid maligna.
Secara mikroskopis, jaringan polip ektoserviks lebih banyak
mengandung serat fibrosa di banding polip endoserviks. Polip ektoserviks
memiliki atau bahkan tidak mengandung kelenjar mukosa. Bagian luar polip
ektoserviks dilapisi oleh epitel stratifikatum skuamosa. Perubahan sel menjadi
ganas dapa terjadi, terutama pada polip ektoserviks yang disertai inflamasi
kronik, yang sering menyebabkan nekrosis di bagian ujung polip. Insidensi
degenerasi maligna dari polip ektoserviks diperkirakan kurang dari 1%.
Karsinoma sel skuamosa merupakan yang tersering, meskipun adenokarsinoma
juga pernah dilaporkan.

2. Polip endoserviks.
Pertumbuhan polip berasal dari bagian dalam serviks. Biasanya Pada
wanita premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah memiliki setidaknya
satu anak. Meskipun pembagian polip serviks menjadi polip ektoserviks dan
endoserviks cukup praktis untuk menentukan lokasi lesi berdasarkan usia,
namun hal itu bukan merupakan ukuran absolut untuk menetapkan letak
polip secara pasti.

C. Etiologi Polip Serviks.

2
Penyebab timbulnya polip serviks belum diketahui dengan pasti. Namun sering
dihubungkan dengan radang yang kronis, respon terhadap hormon estrogen dan
pelebaran pembuluh darah serviks. Penampilan polip serviks menggambarkan
respon epitel endoservik terhadap proses peradangan. Polip servik dapat
menimbulkan perdarahan pervaginam, perdarahan kontak, pasca coitus
merupakan gejala yang tersering dijumpai. Polip servik yang terjadi sebagai
akibat stroma local yang menutupi daerah antara kedua celah pada kanalis
servik. Epitellium silinder yang menutupi polip dapat mengalami ulserasi polip
serviks pada dasarnya adalah suatu reaksi radang, penyebabnya sebagian besar
belum diketahui. Karena pada dasarnya adalah reaksi radang, maka ada
kemungkinan:
1. Radang sembuh sehingga polip mengecil atau kemudian hilang dengan
sendirinya.
2. Polip menetap ukurannya.
3. Polip membesar.

D. Patofisiologi
Polip servik dapat menyerang lapisan permukaan luar servik (ektoservik) dan
bagian dalam servik (endoservik). Normalnya servik uteri pada nullipara dalam
keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman, pada multipara dengan ostium
uteri eksternum lebih terbuka, batas ke atas ostium uteri internum bebas
kuman.Radang pada servik uteri, bisa terdapat pada porsio uteri diluar ostium
uteri eksternum dan / pada endoservik. Penyakit gonorea, sifilis, ulkus molle
dan granuloma inguinale dan TBC dapat ditemukan peradangan kronis pada
servik.Karena adanya peradangan yang kronis / virus memicu endoservik
merespon dengan timbulnya Adenoma-Adenoma fibroma (hiperplasia pada
epitel endoservik).Setelah epitel endoservik tumbuh menonjol dan / bertangkai
dan dapat panjang hingga keluar dari vulva, ujungnya mengalami nekrosis serta
mudah berdarah. (Prawirohardjo,Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta :
YBPSP, hal: 263, 336)

E. ManifestasiKlinis

3
Biasanya, tidak akan ada gejala untuk polip serviks tetapi pada waktu penyakit
ini akan ditandai oleh:
1. Abnormal pendarahan vagina yang terjadi antara periode :
a. Menstruasi.
b. setelah menopause.
c. Setelah hubungan seksual.
2. Polip serviks bisa meradang tetapi jarang menjadi terinfeksi periode normal
berat atau menoragia keluarnya lendir putih atau kuning, sering disebut
keputihan.
Gejala utamanya adalah terjadinya perdarahan diluar haid yang warnanya
lebih terang dari darah haid. Terutama timbul setelah melakukan senggama
(Perdarahan Paska Senggama = Post Coital Bleeding = PCB). Perlu
dipertimbangkan juga adanya kanker leher rahim jika ditemukan PCB.
Walaupun kadang – kadang polip cervix dapat berulang, namun 99% polip
cervix bersifat jinak. Banyak polip serviks tidak memberikan gejala tetapi
ada gejala utama adalah dasar diagnosa perdarahan intermitten dan gejala-
gejala umum ke-3 bentuk abnormal tersebut:
a. Leukorea yang sulit disembuhkan.
b. Terasa discomfort dalam vagina.
c. Kontak berdarah dan Terdapat infeksi.
Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai:
a. Jaringan bertambah
b. Mudah berdarah
c. Terdapat pada vagina bagian atas.
Makroskopis dapat tunggal atau multipel dengan ukuran beberapa
centimeter, warna kemerah – merahan dan rapuh. Kadang – kadang
tangkainya jadi panjang sampai menonjol dari introitus. Kalau asalnya dari
portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal.
Histologi Berasal dari mukosa yang dilapisi oleh 1 lapis epitel yang terdiri
dari sel – sel silindris yang tinggi, yang khas berasal dari endocervix, dengan
kelenjar cervix dan stroma dari jaringan ikat yang halus disertai oedem dan
infiltrasi sel bulat. Sering pula disertai ulserasi pada ujungnya yang

4
menyebabkan terjadinya perdarahan. Banyak polip servic yang
menunjukkan metaplasia yang luas, disertai infeksi, menyerupai permulaan
dari carcinum, Ca epidermoid kadang – kadang berasal dari polip.

F. Faktor Resiko.
Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan diabetes
mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis, polip serviks tidak pernah benar-
benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini biasanya terlihat pada wanita
usia reproduksi. Yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah perempuan
usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini juga mengatakan bahwa polip serviks dapat
ditemukan pada insiden yang memicu produksi hormon. Wanita hamil memiliki
risiko yang lebih tinggi karena perubahan tingkat hormon, mungkin dari
peningkatan produksi hormon beredar juga.

G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Radiologi
Polip yang terletak jauh di endoserviks dapat dievaluasi melalui pemeriksaan
histerosalfingografi atau sonohisterografi dengan infus salin. Biasanya, hasil
pemeriksaan ini memberikan hasil yang bermakna dalam mengetahui adanya
polip atau kelainan lainnya.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering
kaliditemukan sel-sel atipik. Pemeriksaan darah dan urin tidak terlalu banyak
membantu menegakkan diagnosis.
3. Pemeriksaan Khusus
Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui
inspeculo biasa, tetapi dapat dilakukan pemeriksaan khusus menggunakan
spekulum endoserviks atau histeroskopi. Seringkali polip endoserviks
ditemukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan pemeriksaan perdarahan
abnormal. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk menyingkirkan
adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus.

5
H. Pencegahan.
Ada beberapa langkah yang dapat membantu mencegah infeksi ini:
1. Pakai celana katun atau stoking dengan selangkangan kapas. Ini membantu
mencegah akumulasi kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan
kelembaban membuat seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan
leher rahim.
2. Pemamakaian kondom setiap hubungan seksual. Ini mengurangi resiko
infeksi menular seksual.

I. Penatalaksanaan.
Bila dijumpai polip serviks, dokter dapat mengambil 2 macam tindakan:
1. Konservatif.
Yakni bila ukuran polip kecil, tidak mengganggu, dan tidak menimbulkan
keluhan (misal sering bleeding, sering keputihan). dokter akan membiarkan
dan mengobservasi perkembangan polip secara berkala.
2. Agresif.
Yakni bila ukuran polip besar, ukuran membesar, mengganggu aktifitas, atau
menimbulkan keluhan. tindakan agresif ini berupa tindakan curettage atau
pemotongan tangkai polip. tindakan kauter ini bisa dilakukan dengan rawat
jalan, biasanya tidak perlu rawat inap. untuk tindakan pengobatan selain
curettage untuk saat ini belum ada. tapi untuk polip-polip yang ukurannya
kecil (beberapa milimeter) bisa dicoba pemberian obat yang dimasukkan
melalui vagina, untuk mengurangi reaksi radang. setelah pemberiannya
tuntas, diperiksa lagi, apakah pengobatan tersebut ada efeknya pada polip
atau tidak. jika tidak, maka untuk pengobatannya dengan kauterisasi.Bila
polip mempunyai tangkai kurus, tangkainya digenggam dengan forsep polip
dan diputar beberapa kali sampai dasar polipnya terlepas dari jaringan servik
dasarnya. Bila terdapat perdarahan pervaginam abnormal, maka diperlukan
curettage di RS untuk menyingkirkan keganasan servik dan endometrium.
Polip yang mudah terlihat dengan tangkai yang tipis dapat disekam dengan
klem arteri atau forcep kasa dan dipluntir putus. Dianjurkan mengkauterisasi
dasarnya untuk mencegah perdarahan dan rekurensi. Pasien yang

6
mempunyai banyak polip mungkin terbaik diterapi dengan cara konisasi
sehingga setiap polip yang tidak terlihat didalam kanalis tidak akan
diabaikan. Biasanya, polipektomi cervix harus dilakukan bersama dengan
suatu kuretase.

J. Komplikasi
Polip serviks dapat terinfeksi, biasanya oleh kelompok Staphylococcus,
Streptococcus, dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi setelah
dilakukan instrumentasi medik untuk menegakkan diagnosis atau setelah
membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi
telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai
konsekuensi polipektomi.

K. Prognosis
Prognosis penyakit umumnya baik. Ekstirpasi sederhana dengan cara
menghilangkan langsung polip merupakan tindakan yang sangat kuratif dan jarang
sekali untuk berulang. 99% polip serviks akan tetap jinak dan 1% akan di
beberapa titik menunjukkan neoplastik berubah. polip serviks tidak akan
tumbuh kembali.

L. WOC ( Web Of Caution )

7
8
9

Anda mungkin juga menyukai