Anda di halaman 1dari 3

1. Apa makna klinis dari batuk yang disertai sputum berwarna kehijauan?

Sputum berwarna kuning atau hijau menandakan adanya leukosit yang banyak dan proses
supuratif yang menyerang saluran pernafasan atau parenkim paru seperti bronkitis akut atau
kronik atau pneumonia.

Sputum berwarna kekunig-kuningan menunjukkan infeksi. Sputum yang berwarna hijau


menunjukkan adanya penimbunan nanah. Warna hijau timbul karena adanya verdoperoksidase
yang dihasilkan oleh leukosit polimorfonuklear (PMN) dalam sputum. Banyak penderita
infeksi pada saluran nafas bagian bawah mengeluarkan sputum berwarna hijau pada pagi hari,
tetapi makin siang menjadi kuning. Hal ini terjadi mungkin karena penimbunan sputum yang
purulen di malam hari, disertai pengeluaran verdoperoksidase.

Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson.Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit edisi
6 jilid 1-2.Jakarta : EGC.2006

2. Apa saja klasifikasi dari penyakit Tn. Rozak?


Sampai sekarang belum ada kesepakatan di antara klinikus, ahli radiologis, ahli
patologi, mikrobiologi dan ahli masyarakat tentang keseragaman klasifikasi tuberkulosis. Dari
sistem lama diketahui beberapa klasifikasi seperti:
 Pembagian secara patologis
- Tubelkulosis primer (childhood tuberculosis)
- Tuberkulosis post-primer (adult tuberculosis)
 pembagian secara aktivitas radiologis Tuberkulosis paru (Koch Pulmonum) aktif, non
aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh)
 pembagian secara radiologis
- tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavitas pasa satu paru
maupun kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.
- Moderately advance tuberculosis. Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4
cm. Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. Bila
bayangannya kasar tidak lebih dari sepertiga bagian satu paru.
- Far advance tubelculosis. Terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi keadaan
pada moderately advance tubelculosis.
Pada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yang diambil
berdasarkan aspek kesehatan masyarakat.
 Kategori 0: tidak pernah terpajan, dan tidka terinfeksi, riwayat kontak negatif, tes
tuberkulin negatif.
 Kategori I: terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Di sini riwayat kontak
positif, tes tuberkulin negatif.
 Kategori II: terinfeksi tubekulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberkulin positif, radiologis
dan sputum negatif.
 Kategori III: terinfeksi tuberkulosis dan sakit.
Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan klinis,
radiologis, dan mikrobiologis:
 Tuberkulosis paru
 Bekas tuberkulosis paru
 Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam:
a. tuberkulosis paru tersangka yang diobati. Di sini spututm BTA negatif, tetapi tanda-
tanda lain positif.
b. tuberkulosis paru tersangka yang tidak diobati. Di sini sputum BTA negatif dan
tanda-tanda lain juga meragukan.
Dalam 2-3 nulan, TB tersangka ini sudah harus dipastikan apakah termasuk TB paru
(aktif) atau bekas TB paru. Dalam klasifikasi ini perlu dicantumkan: 1. Status bakteriologi, 2.
Mikroskopik sputum BTA (langsung), 3. Biakan sputum BTA, 4. Status radiologis, kelainan
yang relevan untuk tuberkulosis paru, 5. Status kemoterpi, riwayat pengobbatan dengan obat
anti tuberkulosis.
WHO 1991 berdasarkan terapi membagi TB dalam 4 kategori yakni:
Kategori I, ditujukan terhadap:
 Kasus baru dengan sputum positif
 Kasus baru dengan bentuk TB berat
Kategori II, ditujukan terhadap:
 Kasus kambuh
 Kasis gagal dengan sputum BTA positif
Kategori III, ditujukan terhadap:
 Kasus BTA negatif sengan kelainan paru yang tidak luas
 Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I
Kategori IV, ditujukan terhadap: TB kronik

Sudoyo, Aru W,Dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II. Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI. 2006 hal : 1000

3. Apa saja gejala TB?


Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-maca, atau malah banyak pasien
ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang
terbanyak adalah:
Demam. Kadang-kadang panas badan mencapai 40-41°C. Serangan demam pertama dapat
sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang
timbulnya demam ini, sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari serangan demam.
Batuk/batuk darah. Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi oada
bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena
terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah
penyakitberkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-
bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering, kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa
batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Sesak napas. Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak
napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru.
Nyeri dada. Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu
pasien menarik atau melepaskan napasnya.
Malaise. Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang,
nyeri badan, dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

Sudoyo, Aru W,Dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II. Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI. 2006 hal : 1000

Anda mungkin juga menyukai